Cast : Lee Jieun [IU], Xi Luhan, Kim Myungsoo, (oc) etc.
Genre :
Drama, romance, life.
Length:
Chapter.
Jieun baru
saja mendudukan diri dikursi ruangannya namun Myungsoo tiba-tiba memasuki
ruangannya membuat Jieun sedikit bingung dengan tatapan penuh tanya pada namja
dihadapannya.
“A ada apa
sajangnim ?”
“Kemana kau
pada hari sabtu setelah makan siang ?”
“Aku-“
“Kenapa
ponselmu mati ?”
“Kenapa tidak
membalas pesan yang ku kirim ?”
“Wae wae wae
? sebenarnya kemana kau manager Lee ?”
Pertanyaan
memberondong begitu saja keluar dari mulut Myungsoo. Ia hanya cemas, ia pergi
ke apartement Jieun dan menekan bel terus menerus tapi tidak ada jawaban,
akhirnya Myungsoo menunggu Jieun didepan apartemennya hingga tangannya dingin
namun Jieun tak juga kunjung datang, dan akhirnya ia menyerah. Jieun mampu
membuatnya cemas sampai seperti itu.
“Tenang
sajangnim, duduklah dulu” ucap Jieun menginterupsi.
“Jelaskan
dulu padaku, apa mungkin kau pergi menemui Luhan ?” tanya Myungsoo yang
benar-benar tak meleset. Jieun sedikit kaget, karena tebakan Myungsoo benar
adanya.
Haruskah ku jelaskan sekarang ?
Aishh .. bagaimana jika ini
menyakitinya ?
Baiklah, mungkin tidak sekarang,
ini bukan waktu yang tepat.
“A aniyo,
tebakan mu salah sajangnim”
“Lalu kau
kemana jika tidak ada di apartement ?”
“Aku hanya
menenangkan diri di suatu tempat sajangnim”
“Jinjja ?”
Jieun mengangguk pelan.
Mian, aku pasti akan
menjelaskannya padamu disaat yang tepat sajangnim
“Tapi kenapa
ponselmu mati segala”
“Aku sengaja
melakukannya agar tak ada yang mengganggu”
“Tapi
tindakanmu ini membuatku cemas”
“Mian”
“Tak perlu
minta maaf, cukup beritahu keberadaanmu saat aku bertanya”
“Baiklah, aku
tidak akan melakukannya lagi”
___
Apa yang harus kulakukan ..
Luhan kini
bingung dengan apa yang harus ia lakukan untuk membatalkan pertunangan itu.
Haruskah ia melarikan diri dari rumah ? tidak, ayahnya pasti akan meyeretnya
pulang dengan berbagai cara. Satu-satunya cara adalah membuat Hana membatalkan
pertunangan itu tapi mana mungkin, Luhan sudah memohon dengan berbagai cara
pada Hana namun sama sekali tak membuahkan hasil sedikitpun. Bahkan menurut
Luhan Hana semakin tak ingin melepaskannya.
___
“Jeju ?”
Myungsoo mengangguk.
“Kenapa
mendadak sekali dan dalam rangka apa ?” Tanya Jieun yang sudah tak fokus lagi
pada berkas-berkas dihadapannya karena tiba-tiba Myungsoo mengajaknya berlibur
ke pulau Jeju. Ada apa dan untuk apa ?
“Hanya ingin
membuatmu melupakan sejenak semua masalah”
“Ta tapi ..”
“Jangan
khawatir, kita tidak hanya akan berdua saja, aku juga mengajak divisi mu untuk
berlibur kesana”
Entah Jieun
harus senang atau apa, ia merasa tak bisa menerima ajakan Myugsoo untuk
beribur.
“Jangan
menolak, kumohon” pinta Myungsoo. Jieun hanya diam.
“Baiklah, kuanggap
diam mu adalah persetujuan” lanjut Myungsoo tapi-
“Tidak
sajangnim aku tidak bisa .. mian”
“Sayang
sekali padahal bawahanmu terlihat bersemangat saat ku umumkan hal itu tadi”
Myungsoo sengaja mengatakan hal itu agar Jieun merasa tidak enak dengan bawahannya,
sebab hanya karena dia liburan bisa batal.
“Sajangnim
bisa melanjutkan liburan itu tanpaku kan ?”
“Liburan
tidak akan terjadi jika kau tidak ikut”
“Wae ? kenapa
bisa seperti itu ?”
“Itu
aturannya” seringai Myungsoo.
“Sekali lagi
mian sajangnim, aku benar-benar tidak ingin kemanapun apalagi berlibur saat
ini” tolak Jieun sekali lagi. Menampakan raut menyesalnya karena ia sama sekali
tidak ingin berlibur.
“Kau memang
keras kepala Manager Lee. Oke baiklah aku tidak akan memaksa, lagi pula aku hanya
bercanda saat mengatakan liburan itu akan batal tanpa kehadiranmu. Dan
sepertinya aku juga butuh liburan karena terlalu banyak hal yang terjadi namun
tak sesuai dengan keingananku” Ucap Myungsoo dan ia pun berlalu dari hadapan
Jieun saat menyelesaikan perkataannya. Sedangkan Jieun hanya bisa menghela
nafas.
Jika seperti ini, Semakin sulit
saja membuat namja itu mengetahui bahwa aku sudah kembali pada Luhan. Aiishh ..
___
Presdir Kim
tengah melihat beberapa berkas yang tersusun dimejanya. Dia tidak sendiri namun
diruangannya juga terdapat seorang namja lagi, namja yang terlihat tegas dengan
sorotan matanya yang tajam.
“Apa kau gila
menyerahkan semua ini padaku ?” tanya Presdir Kim setelah melihat beberapa
berkas yang namja itu serahkan. Namja bernama Ahn Jae Hyun, namja yang ternyata
adalah pengacara kepercayaan tuan Xi.
“Aku akan
menyerahkan semua ini pada anda namun tentu dengan harga yang pantas” ucap
namja itu dengan sedikit seringaian kecil. Ucapan namja itu membuat Presdir Kim
mengernyit bingung.
“Kau akan
menghianati tuan mu sendiri ?”
“Itu bukan
urusan anda, bukankah sebagai pesaing berkas-berkas ini sangat membantu untuk
membuatnya mundur ?”
Dia memang benar ..
“Baiklah,
apapun alasanmu menghianati tuanmu sendiri aku tidak akan perduli, memang benar
semua bukti ini sangat menguntungkanku. Aku akan membayarnya berapapun yang kau
minta” dan namja bernama Jae hyun itu tersenyum lebar. Memang benar ia adalah
pengacara kepercayaan Presdir Xi namun ia melakukan hal itu untuk membalaskan
dendamnya. Berkas yang ia serahkan pada Presdir Kim adalah semua data-data
tentang kecurangan yang pernah dilakukan oleh pihak perusahaan Xiaomi.
Ahn Jae Hyun
adalah anak dari seorang pengusaha menengah yang telah tersingkirkan karena
perusahaan Xiaomi, semua saham ayahnya diakuisisi dengan cara yang curang
hingga ayahnya jatuh miskin dan meninggal karena terkena serangan jantung. Jae
Hyun tumbuh dengan keadaan yang serba terbatas, masa remajanya ia gunakan
dengan giat belajar, perasaan balas dendam demi kematian ayahnya membara dalam
hatinya hingga ia bisa lulus dengan predikat terbaik sebagai seorang pengacara
dan akhirnya masuk kedalam perusahaan Xiaomi sebagai pengacara utama yang
menangani semua masalah dan tentu saja mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada
pada perusahaan tersebut.
___
Jieun
memasuki lift, ia berniat menuju restoran baru yang direkomendasikan beberapa
rekan kerjanya. Sebenarnya ia tak terlalu tertarik namun hanya ingin memenuhi
rasa lapar dan penasarannya saja. Ia memandang arlojinya, Sudah lewat dari
makan siang. Pantas saja perutnya terasa perih dan amat lapar. Lift terbuka dan
seorang namja memasuki lift yang sama. Jieun yang melihat hal itu merasakan
sesuatu, merasa jika wajah dari namja yang kini berada satu lift dengannya
tidaklah asing.
Dia ..
Jieun kembali
memandang namja itu namun tak secara langsung, Jieun memandang dari pantulan
dinding lift yang mengkilap, memandang tepat pada wajahnya.
Dia .. sepertinya ia karyawan
Xiaomi Corp. Benar, tidak salah lagi .. tapi untuk apa ia berada disini ?
Jieun tidak
tahu jika namja itu adalah seorang pengacara yang menjabat di Xiaomi. Jieun
hanya pernah melihatnya beberapa kali dan tring, Lift terbuka. Jieun juga namja
itu keluar bersamaan namun berbeda arah setelahnya.
“Pasti akan
terjadi sesuatu” gumam Jieun.
___
Sudah lebih
dari tiga hari Luhan dan Hana belum kembali bertemu, Pesta pertunangan tengah
disiapkan. Dan tuan Xi melarang Luhan untuk pergi kemana-mana, Luhan hanya
boleh bekerja dikamarnya. Namun nyatanya Luhan sama sekali tak bisa bekerja
dengan keadaan seperti itu, bagaimana mungkin ia bisa bekerja, memandang
berkas-berkas menumpuk pun Luhan tak sanggup. Pikirannya terlalu kacau dan
melayang entah kemana. Ia ingin sekali bertemu dengan Jieun. Rasa rindunya
semakin hari semakin menumpuk layaknya berkas-berkas dihadapannya. Ia tidak
bisa berkutik setelah ponsel dan semua yang berhubungan dengan Jieun disita,
bahkan telepon rumahnya pun tidak akan tersambung pada nomor ponsel Jieun jika
Luhan menelponnya. Kadang Luhan salut kepada ayahnya yang sebegitu keras
memisahkan dirinya dan Jieun.
Lamunan Luhan
terhenti saat tuan Xi memasuki kamarnya dan sudah berdiri dihadapannya dengan
raut wajah dingin dan-
BUGG,
menghantam Luhan dengan pukulannya membuat Luhan meringis pelan.
“Ayah ! ada
apa denganmu !?” pekik Luhan seraya bangkit tak terima. Ada apa lagi sekarang ?
“Kau ! Kau
benar-benar anak tidak tahu diuntung Luhan !”
“A apa
maksudmu ayah !?”
“Hana sudah
kembali ke China ! Dia membatalkan pertunangan ini dan pasti semua ini karena
ulahmu kan !?”
“M mwo ?”
Luhan benar-benar terkejut, ia tidak menyangka dengan apa yang Hana lakukan. Benarkah perkataan ayahnya ? Hana
membatalkannya ? bukankah itu sesuatu yang tidak mungkin ?
“Brengsek kau
Luhan !”
BUGG .. dan
Luhan kembali mendapat pukulan ayahnya saat ia memikirkan keputusan Hana
membatalkan pertunangan yang tinggal beberapa hari lagi itu.
“Dia tiket
kita untuk memperluas kejayaan Xiaomi Corp, kau tahu !” Ayah Luhan tak
henti-hentinya mengamuk dan berteriak.
“Ayah ! Tak
bisakah ayah memikirkan kebahagiaan anakmu saja ! Benar, Hana membatalkan
pertunangan itu karena permintaanku, dan sekarang apa ayah akan membunuhku
karena hal itu !?” Luhan tak bisa tinggal diam, ia juga ingin mengeluarkan
semua yang ingin ia katakan. Tuan Xi kembali mengepalkan tangannya, berniat
kembali memukul Luhan namun ibu Luhan memasuki ruangan dan berteriak histeris.
“Yeobo ..
Hentikan !” Ibu Luhan mennggiring tuan Xi untuk keluar dari kamar Luhan dan
menengahi pertikaian antara anak dan ayah itu.
___
“O omo ..”
Jieun begitu terkejut dengan keadaan Luhan yang penuh lebam diwajahnya.
Bersender pada dinding dingin didepan apartementnya.
“Luhan, ada
apa denganmu ?” Sedangkan Luhan hanya bisa tersenyum tipis namun kemudian
meringis sakit. Jieun langsung menghambur memapah namja itu untuk memasuki
apartemennya dan mendudukan Luhan disofa sementara ia sedikit berlari mencari
kotak P3K.
“Apa yang
terjadi ?” tanya Jieun dengan raut khawatir. Mana mungkin tidak khawatir
melihat Luhan yang sudah beberapa hari tak menghubunginya kini justru hadir
dihadapannya dengan luka lebam diwajahnya.
“Pertunangannya
batal”
“M mwo ?
Jinjja ?” Luhan mengangguk kecil.
“Bagaimana
bisa ?”
“Akan
kuceritakan nanti setelah kau obati dulu lukaku” Jieun mengangguk patuh dan
dengan cekatan tengan-tangan mungilnya mulai memberikan tetesan alkohol pada
kapas lalu menempelkannya perlahan diluka Luhan.
Setelah
suasana lebih tenang, kini Jieun menunggu penjelasan Luhan dengan apa yang
telah terjadi. Mereka memilih duduk dibalkon apartement Jieun yang dirasa cukup
membuat pikiran tenang.
“Setelah kita
bertemu, aku berniat meyakinkan Hana jika aku tidak akan pernah bisa menjadi
apa yang ia inginkan”
“Lalu ?”
“Awalnya aku
putus asa karena sikapnya menunjukan jika ia tidak ingin menyerah tapi akhirnya
aku melihat kemarahan ayah”
“Marah ?”
Luhan mengangguk.
“Ayah marah
karena ternyata Hana kembali ke China dan memabatalkan pertunangan kami, mungkin
Hana sudah mengerti tapi seharusnya ia beritahu dulu aku, dia kembali tanpa
kabar ataupun pesan”
“Kau harusnya
juga mengerti bagaimana perasaan Hana Lu, ia pasti melakukan keputusan yang
berat karena membatalkan pertunangan itu, bukankah dia sangat mencintaimu ?”
“Tapi
syukurlah, ternyata Hana masih Hana yang dulu, Dia masih memiliki hati yang
baik hingga dapat mengerti bahwa perasaan cinta tak mudah untuk dipaksakan”
Jieun mengangguk setuju.
“Syukurlah,
tapi karena hal itu juga kau jadi seperti ini akibat kemarahan ayahmu”
“Gwencaha,
akan kulakukan apapun demi kita” Jieun tersenyum mendengarnya. Malam ini
sedikit membuatnya lega, kabar baik akhirnya datang. Jieun tahu mereka belum
mendapat restu dari ayah Luhan namun satu rintangan telah dilewati. Ternyata
seperti ini rasanya ketika permasalahan telah dilewati. Ia tidak akan lari lagi
dari masalah, ia akan menghadapinya hingga semuanya berhasil dilewati dan
membuat beban dihatinya tergantikan dengan perasaan lega.
“Kuharap kita
bisa melewati semuanya dengan hati yang teguh” ucap Jieun.
“Kuharap
begitu”
<<>>
Satu Minggu
setelah pertikaian Luhan dan ayahnya sebuah berita mengguncang dunia
perbisnisan muncul. Presdir Kim akhirnya merilis berkas-berkas yang menjadi bukti
kecurangan-kecurangan Xiaomi Corp. Jieun akhirnya mendapatkan jawaban. Ia sudah
menduganya, namja yang dilihatnya di lift pastilah orang dibalik semua ini.
Presdir Xi ditangkap dan diadili. Sahamnya turun dan beberapa investor
membatalkan investasi mereka di produk terbaru Xiaomi membuat perusahaan ayah
Luhan kacau.
“Harusnya aku
memberitahumu sejak awal”
“Aniya, ayah
pantas mendapatkan apa yang telah ia lakukan”
“Ini
kesempatanmu Lu. Bangunlah Xiaomi kembali dengan cara yang jujur dan bersih”
“Tidak, mana
mungkin. Xiaomi sudah kacau dan hampir bangkrut”
“Selama
Xiaomi masih berdiri itu artinya masih ada kesempatan untuk membangunnya
kembali, buktikan pada ayahmu bahwa anaknya bisa membuat kejayaan dengan cara
yang bersih” Luhan memandang kedalam manik mata Jieun yang terlihat
sungguh-sungguh, seolah pancaran itu memberinya semangat dan keyakinan.
“Akan kucoba
Ji” Jieun mengangguk seraya memberikan senyuman semangatnya.
<<>>
Sementara
itu, Kim Corp mengadakan pesta syukuran dengan jatuhnya Presdir Xi. Entah Jieun
harus senang atau sedih. Disatu sisi ia senang karena akhirnya tuan Xi mendapat
balasan dari semua kecurangan dan ambisinya yang membuatnya menghalalkan segala
cara namun disisi lain ia bersedih karena bagaimanapun juga tuan Xi adalah ayah
dari kekasihnya. Mau tak mau Luhan pasti sedih melihat ayahnya kini dipenjara
dan perusahaannya kacau.
“Aku
benar-benar tak menduganya manager Lee” ucap Myungsoo dengan wine ditangannya.
“Dewi fortuna
berpihak pada Kim Corp, sajangnim”
“Benar,
kurasa memang seperti itu. Orang kepercayaannya sendiri yang membuatnya hancur
seperti sekarang ha ha ha sulit dipercaya”
“Siapa nama
orang itu ?”
“Namanya
adalah Ahn Jae Hyun, setelah ayah selidiki ternyata ia adalah anak dari orang
yang dulu disingkirkan oleh tuan Xi”
“Benarkah ?”
Myungsoo mengangguk kecil, sepertinya ia suda sedikit mabuk.
“Lihat, Tuhan
itu tidak buta, kini si tua bangka itu mendapatkan balasannya” Jieun hanya
mengangguk pelan tanpa berniat menimpali ucapan Myungsoo.
“Dan harusnya
kau bersyukur telah melepaskan Luhan” lanjut Myungsoo. Jieun terdiam. Haruskah
ia mengatakan yang sejujurnya sekarang ? Bahwa Jieun sudah sejak lama kembali
pada Luhan. Sebenarnya terasa sulit bagi Jieun tapi semakin lama ia memendamnya
semakin membuatnya merasa tak enak hati pada Myungsoo yang sudah ia anggap
sebagai teman akrabnya.
"Myungsoo-ssi"
"Eoh
?" Jieun menarik nafas sejenak dan memberanikan diri. Myungsoo harus tahu
sekarang atau Jieun bisa membuat namja itu semakin sait hati nantinya.
"Sebenarnya
sudah sejak lama aku dan Luhan kembali bersama" Myungsoo langsung
memandang Jieun.
"M mwo ?
Kau .. Membohongi ku ?"
"Aniyo,
aku hanya mencari waktu yang tepat untuk mengatakan-"
"Dan kau
pikir sekarang waktu yang tepat ?"
Jieun memandang dengan Raut menyesal.
"Mian"
"..."
Myungsoo membisu, ia benar-benar kecewa mendengar hal itu. Diteguknya habis
wine digelasnya.
"Mianhae"
ucap Jieun sekali lagi.
Tanpa
kata-kata lagi, Myungsoo beranjak meninggalkan pesta syukuran yang diadakan
disebuah klub malam itu.
<<>>
Kini Luhan
banting tulang membangun kembali perusahaan ayahnya yang sudah kacau. Memulai
kembali dari awal dan Jieun yang melihat hal itu juga turut membantu,
memberikan masukan-masukan yang mungkin bisa diterapkan disistem yang baru.
Sedangkan
Myungsoo masih saja menghindari Jieun, tak pernah lagi menyapa ataupun
mengobrol kecuali menyangkut perusahaan. Sebenarnya Jieun merasa bersalah dan
lelah dengan keadaan itu. Tapi harus bagaimana lagi ? ia sudah mengatakan
semuanya agar nantinya Myungsoo tak mengharapkannya lagi dan belajar membenahi
hatinya. Bukankah memang itu yang harus Jieun lakukan ? Wajar jika Myungsoo
marah padanya, Jieun bisa menerima itu tapi lama-kelamaan hal itu cukup
membebaninya.
___
Presdir Kim
meminta Jieun untuk makan siang bersamanya. Disela-sela menyantap makanan yang
tersaji. Presdir Kim menanyakan sesuatu yang mengganggu pikirannya.
"Sebenarnya
ada apa dengan kalian?"
"Ya ?
Kalian siapa presdir ?"
"Kau dan
Myungsoo, kulihat kalian tak akrab lagi, ada apa ? Ia bahkan memintaku untuk
memecatmu"
Jieun
melebarkan matanya.
Memecat ? sebesar itukah Myungsoo
marah padanya ?
"Be
benarkah ?" Presdir Kim Mengangguk pelan Seraya menyuapkan susi kedalam mulutnya. Terlihat santai dan tenang.
"Aku
mengecewakannya presdir"
"Sepertinya
kau tidak menyukai anak ku ya ?" tanya presdir Kim terus terang.
"A aniyo
bukan seperti itu, dia pribadi yang menyenangkan tapi-"
"Tapi
kau lebih menyukai anak dari Xi Lu Huang" Jieun lagi-lagi melebarkan
matanya untuk kesekian kali. Bagaimana presdir Kim tahu ? Apa Myungsoo sudah
memberitahukan semuanya?
"Aku
tahu semuanya Jieun, kau pikir aku tak menyelidikimu ? Tapi aku salut karena
kau tipe orang yang setia, semua laporan tentangmu menunjukan kau bukan orang
yang mudah berhianat"
"Presdir
maafkan aku karena tak memberitahukannya terlebih dahulu padamu"
"Aniya,
tenang saja, itu hak pribadimu kau berhubungan dengan siapa, yang pasti kau
harus tetap profesional dalam pekerjaan"
"Tentu,
presdir tak perlu meragukanku kalau soal profesionalitas"
"Bagus,
kalau begitu aku tidak salah memilih orang dan untuk Myungsoo kau tidak perlu
khawatir, aku akan mengurusnya" Jieun mengangguk kecil.
“Presdir ?”
“Ya ?”
“Bolehkah aku
meminta sesuatu darimu ?”
“Sesuatu ?”
Jieun mengangguk.
“Aku ingin
kau membantu Luhan, aku mengenalnya dengan baik, ia tidak mempunyai sifat
seperti ayahnya, kini ia tengah membangun kembali Xiaomi, kumohon jangan
persulit dia, atau anda juga bisa bekerja sama dengan Xiaomi Presdir” Presdir
Kim hanya tersenyum seraya mengambil gelas berisi air putih. Menenggaknya
sejenak dan meletakannya lagi.
“Kau orang
pertama yang mengusulkan Kim Corp dan Xiaomi bekerja sama, Ji. Kau tahu kan
bagaimana persaingan diantara dua perusahaan itu ? Tapi ya .. karena kau salah
seorang keryawan ku yang setia, aku akan mempertimbangkan permintaanmu”
“Gamsahamnimda
Presdir”
___
Tuan Xi
melebarkan matanya, pandangannya terasa panas saat seorang yeoja tengah
menunggunya dengan senyum serta bungkukan kecil ketika ia keluar. Ia adalah
Jieun.
“Annyeonghaseo”
“Kau ! Untuk
apa kau kesini ? Kau ingin menertawakanku eoh ?”
“Aniya
ahjussi” Tuan Xi hanya memandang remeh Jieun.
“Kau pasti
sangat senang melihatku seperti sekarang, kau juga pasti puas melihat Xiaomi
diambang kehancuran”
“Justru
karena hal itu aku datang kesini ahjussi”
“Maksudmu ?”
“Kumohon
berikan Luhan kesempatan untuk membangun kembali Xiaomi ahjussi dan tolong
ubahlah sikap anda padanya”
“Bocah tengik
itu mana mungkin mampu membangun kembali Xiaomi, apa yang bisa ia lakukan, Akulah,
hanya aku yang bisa mengurus Xiaomi dengan baik. dan kau ! jangan menceramahiku
seperti ini, kau pikir kau siapa ?”
“Aku yakin
Luhan bisa melakukannya ahjussi, kau akan lihat saat kau keluar dari penjara,
ia pasti akan membuat Xiaomi kembali jaya” Lagi-lagi tuan Xi hanya tersenyum
remeh dengan apa yang ia dengar dari mulut Jieun.
“Aku akan
merestui hubungan kalian jika itu terjadi” Jieun membelalakan matanya, ada
secercah harapan dari ucapan ayah Luhan barusan.
“Tapi jangan
senang dulu karena hal itu hanya impian dan omong kosong yang tidak akan pernah
terwujud” Jieun benar-benar heran, bukankah harusnya tuan Xi mendoakan Luhan
untuk bisa membuat perusahaannya kembali maju ?
Jieun
tersenyum “Tidak ada yang tidak mungkin tuan Xi dan saat hal yang kau bilang
omong kosong itu terjadi, aku akan menagih ucapan anda”
“Terserah kau
mau bilang apa” Jieun menggeser makanan yang ada disampingnya kedepan tuan Xi.
“Ini adalah
sup ayam ginseng, kudengar anda menyukainya, aku membawanya untuk anda. Kumohon
berubahlah untuk anda dan juga keluarga anda” ucap Jieun lalu bangkit dari
duduknya, membungkuk kecil sebelum ia keluar dari ruang yang disediakan untuk
mengunjungi narapidana. Sementara Tuan Xi hanya bisa terdiam, memandang makanan
yang Jieun bawa dan Jieun bergantian.
<<>>
Tiga bulan
berlalu, Jieun menjalani hari-harinya seperti biasa, namun Luhan berbeda, ia
masih berusaha keras membangun perusahaan ayahnya dengan gigih tentunya. Dan
malam ini Jieun sedikit terkejut saat membaca pesan dari ponselnya. Pesan yang
tak pernah ia duga, Pesan dari Myungsoo yang memintanya untuk makan malam
bersama. Namun Jieun menyetujuinya, setelah beberapa bulan mereka tak saling
menyapa, kini Jieun berharap jika rasa marah Myungsoo sudah hilang atau
setidaknya berkurang hingga bisa kembali berteman.
Jieun
mengedarkan pandangannya dan berhenti pada namja yang tengah duduk dengan jas
hitamnya yang pastilah adalah Myungsoo, bahkan Jieun sudah hafal postur tubuh
itu dari belakang. Jieun menghirup udara dalam-dalam dan mulai menghampiri meja
dimana Myungsoo duduk.
“Annyeong”
sapaan Jieun membuat Myungsoo mendongak.
“Annyeong,
duduklah” Jieun menarik kursinya dan mendudukan diri. Tak ada pembicaraan
setelah itu karena Myungsoo tengah sibuk membaca menu dan Jieun pun melakukan
hal yang sama.
“Mianhae”
Jieun mencoba memecah keheningan yang terjadi.
“Itu bukan
salahmu, harusnya aku tahu jika hatimu tidak bisa lagi terbuka pada siapapun
selain Luhan”
“Kumohon
lupakan semuanya Myungsoo-ssi”
“Aku sedang
mencobanya Ji, kau kira apa yang kulakukan beberapa bulan kebelakang ? Kau
harusnya tahu jika aku tengah mencoba membenahi perasaanku”
“Aku kira kau
..”
“Aniya, aku
bukan lagi Myungsoo yang kekanakan , kau tenang saja, aku adalah calon pewaris
Kim Corp dan apa yang telah kau ajarkan tidaklah sia-sia” Jieun hanya bisa
tersenyum mendengarnya.
“Senang
mendengarnya”
“Kurasa aku
memang sudah bisa melupakan perasaan ku padamu, mana mungkin aku tak bisa
melupakan yeoja pendek sepertimu haha”
“Yaak !”
Jieun menampakan wajah sebalnya namun sedetik kemudian ia tertawa. Syukurlah
ini tak berlanjut dan Myungsoo sudah bisa mengatasi perasaannya.
<<>>
Jieun
berjalan dikoridor kantor dengan membawa beberapa bungkus nasi dan masakan
buatannya.
Cklek, ia
membuka pintu ruangan Luhan. Ya benar, ia tengah berada di perusahaan Xiaomi
hanya untuk mengunjungi kekasihnya yang kini sibuk dengan pekerjaannya.
“Annyeong”
Luhan mendongak dan menampakan senyumannya saat ia tahu yang membuka pintu
adalah Jieun. Rasa lelah dan penat serasa melayang begitu saja saat ia melihat
wajah Jieun plus senyumannya.
“Kau masih
sibuk ?”
“Ani, tinggal
beberapa berkas lagi” Jieun penghampiri Luhan, memeluknya dari belakang.
“Jangan
terlalu lelah, sayang. Kau bisa sakit”
“Hmm” Luhan
hanya bergumam seraya mengusap pelan punggung tangan Jieun dilehernya.
“Aku memasak
hari ini”
“Mwo ? Kau ..
memasak ?” Jieun mengangguk ceria.
“Kau harus
mencobanya ara ?”
“Eumm ..
haruskah ?”
“Harus,
titik”
“Baiklah-baiklah”
Jieun beranjak dari kursinya, menghampiri bungkusan yang sudah Jiun letakan di
sofa.
“Aku sudah
mencobanya jadi jangan khawatir jika masakannya tidak enak”
“Benarkah kau
memasaknya sendiri ?”
“Sebenarnya
aku dibantu eomma”
“Eomonim di
Seoul ?”
“Aniya, lewat
video calling”
“Ah pantas
saja” Jieun membuka bungkusan yang dibawanya, menyiapkan peralatan yang akan
Luhan gunakan untuk makan. Perlahan Luhan mulai menyumpit (?) sayuran yang
terlihat seperti capcay. Mengunyahnya pelan lalu kembali mengambil sayuraan itu
namun belum ada kata yang ia ucapkan membuat Jieun harap-harap cemas dengan
komentar Luhan terhadap masakannya.
“Yaak !
jangan hanya makan, ucapkanlah sesuatu”
“Enak” hanya
itu namun membuat begitu senang terbukti dari ekspresinya yang ekspresif.
“Huaa jinjja
?” ekspresi Jieun seperti remaja yang mendapat tiket boyband favoritnya.
Untungnya dia tidak berjingkrak mendengar pujian Luhan tentang masakannya.
Luhan mengangguk kecil seraya kembali menyuapkan berbagai masakan yang Jieun
buat.
“Ck, aku
memang berbakat” Jieun memuji dirinya sendiri.
“Tapi ayam
gorengnya sedikit kurang asin”
“Gwenchana,
berlatih satu Minggu pasti masakanku akan sempurna” Luhan hanya bisa mengedikan
bahu dan kembali makan.
<<>>
Dua tahun
berlalu, semuanya semakin membaik, kini Jinki dan ibu Jieun tinggal di Seoul.
Jinki melanjutkan pendidikannya di universitas swasta karena ia tak lulus ujian
masuk universitas negri yang terkenal. Jieun tak mempermasalahkan hal itu, ia
tidak akan memaksakan Jinki jika memang adiknya tak mampu masuk diuniversitas
seperti yang Jieun inginkan. Jieun berfikir Jinki sudah cukup dewasa untuk
mengambil keputusan tentang apa yang ingin ia lakukan dimasa depan.
Xiaomi Corp
membaik berkat Luhan, semua jerih payahnya membangun perusahaan yang hampir
hancur itu akhirnya membuahkan hasil. Dengan keberhasilannya itu, Luhan mampu
membayar jaminan agar ayahnya mendapatkan pengurangan masa penjaranya. Tuan Xi
belum sepenuhnya berubah namun ia menepati janjinya kepada Jieun, ia sudah
melihat hasil yang Luhan kerjakan untuk Xiaomi Corp dan membuatnya bangga. Maka
tuan Xi merestui hubungan mereka.
Dan disinilah
mereka semua sekarang, di acara pernikahan Jieun dan Luhan. Hari yang amat
Luhan tunggu-tunggu dan Jieun impikan.
“Kau terlihat
cantik manager Lee”
Jieun
tersenyum dan membalas tatapan Myungsoo dari pantulan cermin “Gomapta”
“Jieun noona
Jjang jjang jjang !” seru Jinki.
“Uri Jieun,
akhirnya kau menikah juga sayang”
“Eomma,
kenapa eomma malah menangis ?”
“Aniya, ini
air mata bahagia sayang” Jieun berbalik dan memeluk sang ibu.
“Ji, sudah
waktunya” ucap Myungsoo.
“Eoh” Jieun
mengangguk, Jieun meraih lengan Myungsoo yang menjadi pendamping pernikahannya.
Dan yang paling mengejutkan adalah kehadiran Hana. Jieun, apalagi Luhan tak pernah menyangka
Hana akan menghadiri pernikahan mereka. Luhan memang mengirim undangan
pernikahan pada Hana karena ia merasa Hana masih dan akan selalu menjadi teman
kecilnya yang harus hadir dihari bahagianya.
___
Hana memeluk Luhan untuk memberikan selamat.
"Gamawo Hana-ya, aku sungguh senang dengan kedatanganmu" Hana mengangguk dengan senyum simpulnya.
"Aku mengharapkan kebagaiaanmu bersama Jieun"
"Kami pasti akan bahagia, kuharap kau juga menemukan seseorang yang mencintaimu"
Entahlah, apa aku bisa menemukan orang yang seperti itu ..
Hana kembali mengangguk.
Jieun dan
Luhan bersyukur semuanya berakhir baik. Jieun menghembuskan nafas sebelum
berjalan kearah altar. Disana Luhan dan pastur sudah berdiri, semua undangan
berdiri dan menatap Jieun bahagia.
Ayah, kuharap kau melihatku
sekarang diatas sana. Berbahagialah untuk ku ayah.
Myungsoo
menyerahkan lengan Jieun kepada Luhan, seperti seorang ayah menyerahkan anaknya
pada lelaki yang akan menjadi suaminya.
“Jaga dia
baik-baik Lu” Luhan mengangguk seraya bergumam.
“Pasti”
___
Pernikahan
sudah dijalani begitu pula resepsinya. Kini Jieun dan Luhan tengah membaringkan
diri disebuah bed king size lengkap dengan gaun dan tuxedo yang belum mereka
tanggalkan.
“Ouh,
melelahkan sekali” Jieun mengangguk setuju.
“Kakiku,
rasanya hampir putus” Kini Luhan yang mengangguk.
“Tapi .. “
“Mwo ?”
“Malam ini
..”
“Malam ini ?”
Luhan justru tertawa geli membuat Jieun mengernyit bingung. Ada apa dengan
namja itu ? apa kepalanya terbentur sesuatu tanpa sepengetahuannya ? Ah Jieun
tahu sekarang. Kemana arah pembicaraan namja itu.
“Ah, aku
tahu” Luhan menelungkupkan tubuhnya dan mendongak.
“Kau tahu ?”
Jieun mengangguk.
“Malam ini ..
malam rabu kan ?”
“-_-“ wajah
Luhan berubah datar.
“Hahaha,
lihatlah wajahmu itu, aku tahu malam ini malam pertama kita kan ? tapi apa kau
lupa ingatan hah, kau sudah melakukannya bahkan sebelum kita menikah babo, dan
untuk malam ini tidak ada yang akan terjadi, aku lelah, aku ingin tidur pulas”
jelas Jieun.
“Wae ?” Luhan
mengerucutkan bibirnya lucu.
“Tidak ada
pertanyaan, aku lelah dan sepertinya aku akan mandi dulu lalu bobo cantik” Jieun
bangkit dari ranjang itu dan Luhan juga melakukan hal yang sama. sedikit
berlari kearah Jieun lalu-
“Okeh deal
tapi setidaknya kita harus mandi bersama” ucapnya dengan seringaian kecil.
“Mwoyaaaa
...” Luhan menggendong Jieun ala bridal style dan memasuki kamar mandi lalu
menutupnya.
“Kyaaa ..”
The end
Aaaahh
>,< akhirnya selesai juga, tapi gimana pendapat readerdul tentang part
terakhirnya ? gaje kah ? cukup kah ? bagus kah ? Ya itu terserah sih. Tapi
jeongmal Gomawoyo yang udah ngikutin ni ff dari awal. dan mian kalo banyak typo, malas baca ulang soalnya :P
Sekian dari author, bye !
Kerennnnn!!!!!!! Jieun sama Luhan happy ending >.< yeayyyyy!!!*tebar bunga* big Love buat authornya ♥♥
ReplyDeleteYaaaa, makasih :D
DeleteKeren bngt !!
ReplyDeleteBagus lanjut terus nulisnya..
Kami tunggu karyanya yng lain
Siaapp :D
Delete