Ambition [11/End]


Cast    : Lee Jieun [IU], Xi Luhan, Kim Myungsoo, (oc) etc.

Genre : Drama, romance, life.

Length: Chapter.

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]



Jieun baru saja mendudukan diri dikursi ruangannya namun Myungsoo tiba-tiba memasuki ruangannya membuat Jieun sedikit bingung dengan tatapan penuh tanya pada namja dihadapannya.

“A ada apa sajangnim ?”

“Kemana kau pada hari sabtu setelah makan siang ?”

“Aku-“

“Kenapa ponselmu mati ?”

“Kenapa tidak membalas pesan yang ku kirim ?”

“Wae wae wae ? sebenarnya kemana kau manager Lee ?”

Pertanyaan memberondong begitu saja keluar dari mulut Myungsoo. Ia hanya cemas, ia pergi ke apartement Jieun dan menekan bel terus menerus tapi tidak ada jawaban, akhirnya Myungsoo menunggu Jieun didepan apartemennya hingga tangannya dingin namun Jieun tak juga kunjung datang, dan akhirnya ia menyerah. Jieun mampu membuatnya cemas sampai seperti itu.

“Tenang sajangnim, duduklah dulu” ucap Jieun menginterupsi.

“Jelaskan dulu padaku, apa mungkin kau pergi menemui Luhan ?” tanya Myungsoo yang benar-benar tak meleset. Jieun sedikit kaget, karena tebakan Myungsoo benar adanya.

Haruskah ku jelaskan sekarang ?

Aishh .. bagaimana jika ini menyakitinya ?

Baiklah, mungkin tidak sekarang, ini bukan waktu yang tepat.

“A aniyo, tebakan mu salah sajangnim”

“Lalu kau kemana jika tidak ada di apartement ?”

“Aku hanya menenangkan diri di suatu tempat sajangnim”

“Jinjja ?” Jieun mengangguk pelan.

Mian, aku pasti akan menjelaskannya padamu disaat yang tepat sajangnim

“Tapi kenapa ponselmu mati segala”

“Aku sengaja melakukannya agar tak ada yang mengganggu”

“Tapi tindakanmu ini membuatku cemas”

“Mian”

“Tak perlu minta maaf, cukup beritahu keberadaanmu saat aku bertanya”

“Baiklah, aku tidak akan melakukannya lagi”

___

Apa yang harus kulakukan ..

Luhan kini bingung dengan apa yang harus ia lakukan untuk membatalkan pertunangan itu. Haruskah ia melarikan diri dari rumah ? tidak, ayahnya pasti akan meyeretnya pulang dengan berbagai cara. Satu-satunya cara adalah membuat Hana membatalkan pertunangan itu tapi mana mungkin, Luhan sudah memohon dengan berbagai cara pada Hana namun sama sekali tak membuahkan hasil sedikitpun. Bahkan menurut Luhan Hana semakin tak ingin melepaskannya. 

___

“Jeju ?” Myungsoo mengangguk.

“Kenapa mendadak sekali dan dalam rangka apa ?” Tanya Jieun yang sudah tak fokus lagi pada berkas-berkas dihadapannya karena tiba-tiba Myungsoo mengajaknya berlibur ke pulau Jeju. Ada apa dan untuk apa ?

“Hanya ingin membuatmu melupakan sejenak semua masalah”

“Ta tapi ..”

“Jangan khawatir, kita tidak hanya akan berdua saja, aku juga mengajak divisi mu untuk berlibur kesana”

Entah Jieun harus senang atau apa, ia merasa tak bisa menerima ajakan Myugsoo untuk beribur.

“Jangan menolak, kumohon” pinta Myungsoo. Jieun hanya diam.

“Baiklah, kuanggap diam mu adalah persetujuan” lanjut Myungsoo tapi-

“Tidak sajangnim aku tidak bisa .. mian”

“Sayang sekali padahal bawahanmu terlihat bersemangat saat ku umumkan hal itu tadi” 

Myungsoo sengaja mengatakan hal itu agar Jieun merasa tidak enak dengan bawahannya, sebab hanya karena dia liburan bisa batal.

“Sajangnim bisa melanjutkan liburan itu tanpaku kan ?”

“Liburan tidak akan terjadi jika kau tidak ikut”

“Wae ? kenapa bisa seperti itu ?”

“Itu aturannya” seringai Myungsoo.

“Sekali lagi mian sajangnim, aku benar-benar tidak ingin kemanapun apalagi berlibur saat ini” tolak Jieun sekali lagi. Menampakan raut menyesalnya karena ia sama sekali tidak ingin berlibur. 

“Kau memang keras kepala Manager Lee. Oke baiklah aku tidak akan memaksa, lagi pula aku hanya bercanda saat mengatakan liburan itu akan batal tanpa kehadiranmu. Dan sepertinya aku juga butuh liburan karena terlalu banyak hal yang terjadi namun tak sesuai dengan keingananku” Ucap Myungsoo dan ia pun berlalu dari hadapan Jieun saat menyelesaikan perkataannya. Sedangkan Jieun hanya bisa menghela nafas.

Jika seperti ini, Semakin sulit saja membuat namja itu mengetahui bahwa aku sudah kembali pada Luhan. Aiishh ..

___

Presdir Kim tengah melihat beberapa berkas yang tersusun dimejanya. Dia tidak sendiri namun diruangannya juga terdapat seorang namja lagi, namja yang terlihat tegas dengan sorotan matanya yang tajam.

“Apa kau gila menyerahkan semua ini padaku ?” tanya Presdir Kim setelah melihat beberapa berkas yang namja itu serahkan. Namja bernama Ahn Jae Hyun, namja yang ternyata adalah pengacara kepercayaan tuan Xi.

“Aku akan menyerahkan semua ini pada anda namun tentu dengan harga yang pantas” ucap namja itu dengan sedikit seringaian kecil. Ucapan namja itu membuat Presdir Kim mengernyit bingung.

“Kau akan menghianati tuan mu sendiri ?”

“Itu bukan urusan anda, bukankah sebagai pesaing berkas-berkas ini sangat membantu untuk membuatnya mundur ?”

Dia memang benar ..

“Baiklah, apapun alasanmu menghianati tuanmu sendiri aku tidak akan perduli, memang benar semua bukti ini sangat menguntungkanku. Aku akan membayarnya berapapun yang kau minta” dan namja bernama Jae hyun itu tersenyum lebar. Memang benar ia adalah pengacara kepercayaan Presdir Xi namun ia melakukan hal itu untuk membalaskan dendamnya. Berkas yang ia serahkan pada Presdir Kim adalah semua data-data tentang kecurangan yang pernah dilakukan oleh pihak perusahaan Xiaomi.

Ahn Jae Hyun adalah anak dari seorang pengusaha menengah yang telah tersingkirkan karena perusahaan Xiaomi, semua saham ayahnya diakuisisi dengan cara yang curang hingga ayahnya jatuh miskin dan meninggal karena terkena serangan jantung. Jae Hyun tumbuh dengan keadaan yang serba terbatas, masa remajanya ia gunakan dengan giat belajar, perasaan balas dendam demi kematian ayahnya membara dalam hatinya hingga ia bisa lulus dengan predikat terbaik sebagai seorang pengacara dan akhirnya masuk kedalam perusahaan Xiaomi sebagai pengacara utama yang menangani semua masalah dan tentu saja mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada perusahaan tersebut.

___

Jieun memasuki lift, ia berniat menuju restoran baru yang direkomendasikan beberapa rekan kerjanya. Sebenarnya ia tak terlalu tertarik namun hanya ingin memenuhi rasa lapar dan penasarannya saja. Ia memandang arlojinya, Sudah lewat dari makan siang. Pantas saja perutnya terasa perih dan amat lapar. Lift terbuka dan seorang namja memasuki lift yang sama. Jieun yang melihat hal itu merasakan sesuatu, merasa jika wajah dari namja yang kini berada satu lift dengannya tidaklah asing.

Dia ..

Jieun kembali memandang namja itu namun tak secara langsung, Jieun memandang dari pantulan dinding lift yang mengkilap, memandang tepat pada wajahnya.


Dia .. sepertinya ia karyawan Xiaomi Corp. Benar, tidak salah lagi .. tapi untuk apa ia berada disini ?


Jieun tidak tahu jika namja itu adalah seorang pengacara yang menjabat di Xiaomi. Jieun hanya pernah melihatnya beberapa kali dan tring, Lift terbuka. Jieun juga namja itu keluar bersamaan namun berbeda arah setelahnya.

“Pasti akan terjadi sesuatu” gumam Jieun.

___


Sudah lebih dari tiga hari Luhan dan Hana belum kembali bertemu, Pesta pertunangan tengah disiapkan. Dan tuan Xi melarang Luhan untuk pergi kemana-mana, Luhan hanya boleh bekerja dikamarnya. Namun nyatanya Luhan sama sekali tak bisa bekerja dengan keadaan seperti itu, bagaimana mungkin ia bisa bekerja, memandang berkas-berkas menumpuk pun Luhan tak sanggup. Pikirannya terlalu kacau dan melayang entah kemana. Ia ingin sekali bertemu dengan Jieun. Rasa rindunya semakin hari semakin menumpuk layaknya berkas-berkas dihadapannya. Ia tidak bisa berkutik setelah ponsel dan semua yang berhubungan dengan Jieun disita, bahkan telepon rumahnya pun tidak akan tersambung pada nomor ponsel Jieun jika Luhan menelponnya. Kadang Luhan salut kepada ayahnya yang sebegitu keras memisahkan dirinya dan Jieun.

Lamunan Luhan terhenti saat tuan Xi memasuki kamarnya dan sudah berdiri dihadapannya dengan raut wajah dingin dan-

BUGG, menghantam Luhan dengan pukulannya membuat Luhan meringis pelan.

“Ayah ! ada apa denganmu !?” pekik Luhan seraya bangkit tak terima. Ada apa lagi sekarang ?

“Kau ! Kau benar-benar anak tidak tahu diuntung Luhan !”

“A apa maksudmu ayah !?”

“Hana sudah kembali ke China ! Dia membatalkan pertunangan ini dan pasti semua ini karena ulahmu kan !?”

“M mwo ?” Luhan benar-benar terkejut, ia tidak menyangka dengan apa yang Hana lakukan. Benarkah perkataan ayahnya ? Hana membatalkannya ? bukankah itu sesuatu yang tidak mungkin ?

“Brengsek kau Luhan !”


BUGG .. dan Luhan kembali mendapat pukulan ayahnya saat ia memikirkan keputusan Hana membatalkan pertunangan yang tinggal beberapa hari lagi itu.

“Dia tiket kita untuk memperluas kejayaan Xiaomi Corp, kau tahu !” Ayah Luhan tak henti-hentinya mengamuk dan berteriak.

“Ayah ! Tak bisakah ayah memikirkan kebahagiaan anakmu saja ! Benar, Hana membatalkan pertunangan itu karena permintaanku, dan sekarang apa ayah akan membunuhku karena hal itu !?” Luhan tak bisa tinggal diam, ia juga ingin mengeluarkan semua yang ingin ia katakan. Tuan Xi kembali mengepalkan tangannya, berniat kembali memukul Luhan namun ibu Luhan memasuki ruangan dan berteriak histeris.

“Yeobo .. Hentikan !” Ibu Luhan mennggiring tuan Xi untuk keluar dari kamar Luhan dan menengahi pertikaian antara anak dan ayah itu.


___

“O omo ..” Jieun begitu terkejut dengan keadaan Luhan yang penuh lebam diwajahnya. Bersender pada dinding dingin didepan apartementnya.

“Luhan, ada apa denganmu ?” Sedangkan Luhan hanya bisa tersenyum tipis namun kemudian meringis sakit. Jieun langsung menghambur memapah namja itu untuk memasuki apartemennya dan mendudukan Luhan disofa sementara ia sedikit berlari mencari kotak P3K.

“Apa yang terjadi ?” tanya Jieun dengan raut khawatir. Mana mungkin tidak khawatir melihat Luhan yang sudah beberapa hari tak menghubunginya kini justru hadir dihadapannya dengan luka lebam diwajahnya.

“Pertunangannya batal”

“M mwo ? Jinjja ?” Luhan mengangguk kecil.

“Bagaimana bisa ?”

“Akan kuceritakan nanti setelah kau obati dulu lukaku” Jieun mengangguk patuh dan dengan cekatan tengan-tangan mungilnya mulai memberikan tetesan alkohol pada kapas lalu menempelkannya perlahan diluka Luhan.

Setelah suasana lebih tenang, kini Jieun menunggu penjelasan Luhan dengan apa yang telah terjadi. Mereka memilih duduk dibalkon apartement Jieun yang dirasa cukup membuat pikiran tenang.

“Setelah kita bertemu, aku berniat meyakinkan Hana jika aku tidak akan pernah bisa menjadi apa yang ia inginkan”

“Lalu ?”

“Awalnya aku putus asa karena sikapnya menunjukan jika ia tidak ingin menyerah tapi akhirnya aku melihat kemarahan ayah”

“Marah ?” Luhan mengangguk.

“Ayah marah karena ternyata Hana kembali ke China dan memabatalkan pertunangan kami, mungkin Hana sudah mengerti tapi seharusnya ia beritahu dulu aku, dia kembali tanpa kabar ataupun pesan”

“Kau harusnya juga mengerti bagaimana perasaan Hana Lu, ia pasti melakukan keputusan yang berat karena membatalkan pertunangan itu, bukankah dia sangat mencintaimu ?”

“Tapi syukurlah, ternyata Hana masih Hana yang dulu, Dia masih memiliki hati yang baik hingga dapat mengerti bahwa perasaan cinta tak mudah untuk dipaksakan” Jieun mengangguk setuju.

“Syukurlah, tapi karena hal itu juga kau jadi seperti ini akibat kemarahan ayahmu”

“Gwencaha, akan kulakukan apapun demi kita” Jieun tersenyum mendengarnya. Malam ini sedikit membuatnya lega, kabar baik akhirnya datang. Jieun tahu mereka belum mendapat restu dari ayah Luhan namun satu rintangan telah dilewati. Ternyata seperti ini rasanya ketika permasalahan telah dilewati. Ia tidak akan lari lagi dari masalah, ia akan menghadapinya hingga semuanya berhasil dilewati dan membuat beban dihatinya tergantikan dengan perasaan lega.

“Kuharap kita bisa melewati semuanya dengan hati yang teguh” ucap Jieun.

“Kuharap begitu”

<<>> 

Satu Minggu setelah pertikaian Luhan dan ayahnya sebuah berita mengguncang dunia perbisnisan muncul. Presdir Kim akhirnya merilis berkas-berkas yang menjadi bukti kecurangan-kecurangan Xiaomi Corp. Jieun akhirnya mendapatkan jawaban. Ia sudah menduganya, namja yang dilihatnya di lift pastilah orang dibalik semua ini. Presdir Xi ditangkap dan diadili. Sahamnya turun dan beberapa investor membatalkan investasi mereka di produk terbaru Xiaomi membuat perusahaan ayah Luhan kacau.

“Harusnya aku memberitahumu sejak awal”

“Aniya, ayah pantas mendapatkan apa yang telah ia lakukan”

“Ini kesempatanmu Lu. Bangunlah Xiaomi kembali dengan cara yang jujur dan bersih”

“Tidak, mana mungkin. Xiaomi sudah kacau dan hampir bangkrut”

“Selama Xiaomi masih berdiri itu artinya masih ada kesempatan untuk membangunnya kembali, buktikan pada ayahmu bahwa anaknya bisa membuat kejayaan dengan cara yang bersih” Luhan memandang kedalam manik mata Jieun yang terlihat sungguh-sungguh, seolah pancaran itu memberinya semangat dan keyakinan.

“Akan kucoba Ji” Jieun mengangguk seraya memberikan senyuman semangatnya.

<<>> 

Sementara itu, Kim Corp mengadakan pesta syukuran dengan jatuhnya Presdir Xi. Entah Jieun harus senang atau sedih. Disatu sisi ia senang karena akhirnya tuan Xi mendapat balasan dari semua kecurangan dan ambisinya yang membuatnya menghalalkan segala cara namun disisi lain ia bersedih karena bagaimanapun juga tuan Xi adalah ayah dari kekasihnya. Mau tak mau Luhan pasti sedih melihat ayahnya kini dipenjara dan perusahaannya kacau.

“Aku benar-benar tak menduganya manager Lee” ucap Myungsoo dengan wine ditangannya.

“Dewi fortuna berpihak pada Kim Corp, sajangnim”

“Benar, kurasa memang seperti itu. Orang kepercayaannya sendiri yang membuatnya hancur seperti sekarang ha ha ha sulit dipercaya”

“Siapa nama orang itu ?”

“Namanya adalah Ahn Jae Hyun, setelah ayah selidiki ternyata ia adalah anak dari orang yang dulu disingkirkan oleh tuan Xi”

“Benarkah ?” Myungsoo mengangguk kecil, sepertinya ia suda sedikit mabuk.

“Lihat, Tuhan itu tidak buta, kini si tua bangka itu mendapatkan balasannya” Jieun hanya mengangguk pelan tanpa berniat menimpali ucapan Myungsoo.

“Dan harusnya kau bersyukur telah melepaskan Luhan” lanjut Myungsoo. Jieun terdiam. Haruskah ia mengatakan yang sejujurnya sekarang ? Bahwa Jieun sudah sejak lama kembali pada Luhan. Sebenarnya terasa sulit bagi Jieun tapi semakin lama ia memendamnya semakin membuatnya merasa tak enak hati pada Myungsoo yang sudah ia anggap sebagai teman akrabnya.

"Myungsoo-ssi"

"Eoh ?" Jieun menarik nafas sejenak dan memberanikan diri. Myungsoo harus tahu sekarang atau Jieun bisa membuat namja itu semakin sait hati nantinya.

"Sebenarnya sudah sejak lama aku dan Luhan kembali bersama" Myungsoo langsung memandang Jieun.

"M mwo ? Kau .. Membohongi ku ?"

"Aniyo, aku hanya mencari waktu yang tepat untuk mengatakan-"

"Dan kau pikir sekarang waktu yang tepat  ?" Jieun memandang dengan Raut menyesal.

"Mian"

"..." Myungsoo membisu, ia benar-benar kecewa mendengar hal itu. Diteguknya habis wine digelasnya.

"Mianhae" ucap Jieun sekali lagi.

Tanpa kata-kata lagi, Myungsoo beranjak meninggalkan pesta syukuran yang diadakan disebuah klub malam itu.


<<>> 

Kini Luhan banting tulang membangun kembali perusahaan ayahnya yang sudah kacau. Memulai kembali dari awal dan Jieun yang melihat hal itu juga turut membantu, memberikan masukan-masukan yang mungkin bisa diterapkan disistem yang baru.

Sedangkan Myungsoo masih saja menghindari Jieun, tak pernah lagi menyapa ataupun mengobrol kecuali menyangkut perusahaan. Sebenarnya Jieun merasa bersalah dan lelah dengan keadaan itu. Tapi harus bagaimana lagi ? ia sudah mengatakan semuanya agar nantinya Myungsoo tak mengharapkannya lagi dan belajar membenahi hatinya. Bukankah memang itu yang harus Jieun lakukan ? Wajar jika Myungsoo marah padanya, Jieun bisa menerima itu tapi lama-kelamaan hal itu cukup membebaninya.

___

Presdir Kim meminta Jieun untuk makan siang bersamanya. Disela-sela menyantap makanan yang tersaji. Presdir Kim menanyakan sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Sebenarnya ada apa dengan kalian?"

"Ya ? Kalian siapa presdir ?"

"Kau dan Myungsoo, kulihat kalian tak akrab lagi, ada apa ? Ia bahkan memintaku untuk memecatmu"

Jieun melebarkan matanya.

Memecat ? sebesar itukah Myungsoo marah padanya ?

"Be benarkah ?" Presdir Kim Mengangguk pelan Seraya menyuapkan susi kedalam mulutnya. Terlihat santai dan tenang.

"Aku mengecewakannya presdir"

"Sepertinya kau tidak menyukai anak ku ya ?" tanya presdir Kim terus terang.

"A aniyo bukan seperti itu, dia pribadi yang menyenangkan tapi-"

"Tapi kau lebih menyukai anak dari Xi Lu Huang" Jieun lagi-lagi melebarkan matanya untuk kesekian kali. Bagaimana presdir Kim tahu ? Apa Myungsoo sudah memberitahukan semuanya?

"Aku tahu semuanya Jieun, kau pikir aku tak menyelidikimu ? Tapi aku salut karena kau tipe orang yang setia, semua laporan tentangmu menunjukan kau bukan orang yang mudah berhianat"

"Presdir maafkan aku karena tak memberitahukannya terlebih dahulu padamu"

"Aniya, tenang saja, itu hak pribadimu kau berhubungan dengan siapa, yang pasti kau harus tetap profesional dalam pekerjaan"

"Tentu, presdir tak perlu meragukanku kalau soal profesionalitas"

"Bagus, kalau begitu aku tidak salah memilih orang dan untuk Myungsoo kau tidak perlu khawatir, aku akan mengurusnya" Jieun mengangguk kecil.

“Presdir ?”

“Ya ?”

“Bolehkah aku meminta sesuatu darimu ?”

“Sesuatu ?” Jieun mengangguk.

“Aku ingin kau membantu Luhan, aku mengenalnya dengan baik, ia tidak mempunyai sifat seperti ayahnya, kini ia tengah membangun kembali Xiaomi, kumohon jangan persulit dia, atau anda juga bisa bekerja sama dengan Xiaomi Presdir” Presdir Kim hanya tersenyum seraya mengambil gelas berisi air putih. Menenggaknya sejenak dan meletakannya lagi.

“Kau orang pertama yang mengusulkan Kim Corp dan Xiaomi bekerja sama, Ji. Kau tahu kan bagaimana persaingan diantara dua perusahaan itu ? Tapi ya .. karena kau salah seorang keryawan ku yang setia, aku akan mempertimbangkan permintaanmu”

“Gamsahamnimda Presdir”

___

Tuan Xi melebarkan matanya, pandangannya terasa panas saat seorang yeoja tengah menunggunya dengan senyum serta bungkukan kecil ketika ia keluar. Ia adalah Jieun.

“Annyeonghaseo”

“Kau ! Untuk apa kau kesini ? Kau ingin menertawakanku eoh ?”

“Aniya ahjussi” Tuan Xi hanya memandang remeh Jieun.

“Kau pasti sangat senang melihatku seperti sekarang, kau juga pasti puas melihat Xiaomi diambang kehancuran”

“Justru karena hal itu aku datang kesini ahjussi”

“Maksudmu ?”

“Kumohon berikan Luhan kesempatan untuk membangun kembali Xiaomi ahjussi dan tolong ubahlah sikap anda padanya”

“Bocah tengik itu mana mungkin mampu membangun kembali Xiaomi, apa yang bisa ia lakukan, Akulah, hanya aku yang bisa mengurus Xiaomi dengan baik. dan kau ! jangan menceramahiku seperti ini, kau pikir kau siapa ?”

“Aku yakin Luhan bisa melakukannya ahjussi, kau akan lihat saat kau keluar dari penjara, ia pasti akan membuat Xiaomi kembali jaya” Lagi-lagi tuan Xi hanya tersenyum remeh dengan apa yang ia dengar dari mulut Jieun.

“Aku akan merestui hubungan kalian jika itu terjadi” Jieun membelalakan matanya, ada secercah harapan dari ucapan ayah Luhan barusan.

“Tapi jangan senang dulu karena hal itu hanya impian dan omong kosong yang tidak akan pernah terwujud” Jieun benar-benar heran, bukankah harusnya tuan Xi mendoakan Luhan untuk bisa membuat perusahaannya kembali maju ?

Jieun tersenyum “Tidak ada yang tidak mungkin tuan Xi dan saat hal yang kau bilang omong kosong itu terjadi, aku akan menagih ucapan anda”

“Terserah kau mau bilang apa” Jieun menggeser makanan yang ada disampingnya kedepan tuan Xi.

“Ini adalah sup ayam ginseng, kudengar anda menyukainya, aku membawanya untuk anda. Kumohon berubahlah untuk anda dan juga keluarga anda” ucap Jieun lalu bangkit dari duduknya, membungkuk kecil sebelum ia keluar dari ruang yang disediakan untuk mengunjungi narapidana. Sementara Tuan Xi hanya bisa terdiam, memandang makanan yang Jieun bawa dan Jieun bergantian.

<<>> 

Tiga bulan berlalu, Jieun menjalani hari-harinya seperti biasa, namun Luhan berbeda, ia masih berusaha keras membangun perusahaan ayahnya dengan gigih tentunya. Dan malam ini Jieun sedikit terkejut saat membaca pesan dari ponselnya. Pesan yang tak pernah ia duga, Pesan dari Myungsoo yang memintanya untuk makan malam bersama. Namun Jieun menyetujuinya, setelah beberapa bulan mereka tak saling menyapa, kini Jieun berharap jika rasa marah Myungsoo sudah hilang atau setidaknya berkurang hingga bisa kembali berteman.

Jieun mengedarkan pandangannya dan berhenti pada namja yang tengah duduk dengan jas hitamnya yang pastilah adalah Myungsoo, bahkan Jieun sudah hafal postur tubuh itu dari belakang. Jieun menghirup udara dalam-dalam dan mulai menghampiri meja dimana Myungsoo duduk.

“Annyeong” sapaan Jieun membuat Myungsoo mendongak.

“Annyeong, duduklah” Jieun menarik kursinya dan mendudukan diri. Tak ada pembicaraan setelah itu karena Myungsoo tengah sibuk membaca menu dan Jieun pun melakukan hal yang sama.

“Mianhae” Jieun mencoba memecah keheningan yang terjadi.

“Itu bukan salahmu, harusnya aku tahu jika hatimu tidak bisa lagi terbuka pada siapapun selain Luhan”

“Kumohon lupakan semuanya Myungsoo-ssi”

“Aku sedang mencobanya Ji, kau kira apa yang kulakukan beberapa bulan kebelakang ? Kau harusnya tahu jika aku tengah mencoba membenahi perasaanku”

“Aku kira kau ..”

“Aniya, aku bukan lagi Myungsoo yang kekanakan , kau tenang saja, aku adalah calon pewaris Kim Corp dan apa yang telah kau ajarkan tidaklah sia-sia” Jieun hanya bisa tersenyum mendengarnya.

“Senang mendengarnya”

“Kurasa aku memang sudah bisa melupakan perasaan ku padamu, mana mungkin aku tak bisa melupakan yeoja pendek sepertimu haha”

“Yaak !” Jieun menampakan wajah sebalnya namun sedetik kemudian ia tertawa. Syukurlah ini tak berlanjut dan Myungsoo sudah bisa mengatasi perasaannya.

<<>> 

Jieun berjalan dikoridor kantor dengan membawa beberapa bungkus nasi dan masakan buatannya.

Cklek, ia membuka pintu ruangan Luhan. Ya benar, ia tengah berada di perusahaan Xiaomi hanya untuk mengunjungi kekasihnya yang kini sibuk dengan pekerjaannya.

“Annyeong” Luhan mendongak dan menampakan senyumannya saat ia tahu yang membuka pintu adalah Jieun. Rasa lelah dan penat serasa melayang begitu saja saat ia melihat wajah Jieun plus senyumannya.  

“Kau masih sibuk ?”

“Ani, tinggal beberapa berkas lagi” Jieun penghampiri Luhan, memeluknya dari belakang.

“Jangan terlalu lelah, sayang. Kau bisa sakit”

“Hmm” Luhan hanya bergumam seraya mengusap pelan punggung tangan Jieun dilehernya.

“Aku memasak hari ini”

“Mwo ? Kau .. memasak ?” Jieun mengangguk ceria.

“Kau harus mencobanya ara ?”

“Eumm .. haruskah ?”

“Harus, titik”

“Baiklah-baiklah” Jieun beranjak dari kursinya, menghampiri bungkusan yang sudah Jiun letakan di sofa.

“Aku sudah mencobanya jadi jangan khawatir jika masakannya tidak enak”

“Benarkah kau memasaknya sendiri ?”

“Sebenarnya aku dibantu eomma”

“Eomonim di Seoul ?”

“Aniya, lewat video calling”

“Ah pantas saja” Jieun membuka bungkusan yang dibawanya, menyiapkan peralatan yang akan Luhan gunakan untuk makan. Perlahan Luhan mulai menyumpit (?) sayuran yang terlihat seperti capcay. Mengunyahnya pelan lalu kembali mengambil sayuraan itu namun belum ada kata yang ia ucapkan membuat Jieun harap-harap cemas dengan komentar Luhan terhadap masakannya.

“Yaak ! jangan hanya makan, ucapkanlah sesuatu”

“Enak” hanya itu namun membuat begitu senang terbukti dari ekspresinya yang ekspresif.

“Huaa jinjja ?” ekspresi Jieun seperti remaja yang mendapat tiket boyband favoritnya. Untungnya dia tidak berjingkrak mendengar pujian Luhan tentang masakannya. Luhan mengangguk kecil seraya kembali menyuapkan berbagai masakan yang Jieun buat.

“Ck, aku memang berbakat” Jieun memuji dirinya sendiri.

“Tapi ayam gorengnya sedikit kurang asin”

“Gwenchana, berlatih satu Minggu pasti masakanku akan sempurna” Luhan hanya bisa mengedikan bahu dan kembali makan.

<<>> 

Dua tahun berlalu, semuanya semakin membaik, kini Jinki dan ibu Jieun tinggal di Seoul. Jinki melanjutkan pendidikannya di universitas swasta karena ia tak lulus ujian masuk universitas negri yang terkenal. Jieun tak mempermasalahkan hal itu, ia tidak akan memaksakan Jinki jika memang adiknya tak mampu masuk diuniversitas seperti yang Jieun inginkan. Jieun berfikir Jinki sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan tentang apa yang ingin ia lakukan dimasa depan.

Xiaomi Corp membaik berkat Luhan, semua jerih payahnya membangun perusahaan yang hampir hancur itu akhirnya membuahkan hasil. Dengan keberhasilannya itu, Luhan mampu membayar jaminan agar ayahnya mendapatkan pengurangan masa penjaranya. Tuan Xi belum sepenuhnya berubah namun ia menepati janjinya kepada Jieun, ia sudah melihat hasil yang Luhan kerjakan untuk Xiaomi Corp dan membuatnya bangga. Maka tuan Xi merestui hubungan mereka.

Dan disinilah mereka semua sekarang, di acara pernikahan Jieun dan Luhan. Hari yang amat Luhan tunggu-tunggu dan Jieun impikan.

“Kau terlihat cantik manager Lee”

Jieun tersenyum dan membalas tatapan Myungsoo dari pantulan cermin “Gomapta”

“Jieun noona Jjang jjang jjang !” seru Jinki.

“Uri Jieun, akhirnya kau menikah juga sayang”

“Eomma, kenapa eomma malah menangis ?”

“Aniya, ini air mata bahagia sayang” Jieun berbalik dan memeluk sang ibu.

“Ji, sudah waktunya” ucap Myungsoo. 

“Eoh” Jieun mengangguk, Jieun meraih lengan Myungsoo yang menjadi pendamping pernikahannya. Dan yang paling mengejutkan adalah kehadiran Hana.  Jieun, apalagi Luhan tak pernah menyangka Hana akan menghadiri pernikahan mereka. Luhan memang mengirim undangan pernikahan pada Hana karena ia merasa Hana masih dan akan selalu menjadi teman kecilnya yang harus hadir dihari bahagianya.

___

Hana memeluk Luhan untuk memberikan selamat. 

"Gamawo Hana-ya, aku sungguh senang dengan kedatanganmu" Hana mengangguk dengan senyum simpulnya. 

"Aku mengharapkan kebagaiaanmu bersama Jieun" 

"Kami pasti akan bahagia, kuharap kau juga menemukan seseorang yang mencintaimu" 

Entahlah, apa aku bisa menemukan orang yang seperti itu .. 

Hana kembali mengangguk. 


Jieun dan Luhan bersyukur semuanya berakhir baik. Jieun menghembuskan nafas sebelum berjalan kearah altar. Disana Luhan dan pastur sudah berdiri, semua undangan berdiri dan menatap Jieun bahagia.

Ayah, kuharap kau melihatku sekarang diatas sana. Berbahagialah untuk ku ayah.

Myungsoo menyerahkan lengan Jieun kepada Luhan, seperti seorang ayah menyerahkan anaknya pada lelaki yang akan menjadi suaminya.

“Jaga dia baik-baik Lu” Luhan mengangguk seraya bergumam.

“Pasti”

___

Pernikahan sudah dijalani begitu pula resepsinya. Kini Jieun dan Luhan tengah membaringkan diri disebuah bed king size lengkap dengan gaun dan tuxedo yang belum mereka tanggalkan.

“Ouh, melelahkan sekali” Jieun mengangguk setuju.

“Kakiku, rasanya hampir putus” Kini Luhan yang mengangguk.

“Tapi .. “

“Mwo ?”

“Malam ini ..”

“Malam ini ?” Luhan justru tertawa geli membuat Jieun mengernyit bingung. Ada apa dengan namja itu ? apa kepalanya terbentur sesuatu tanpa sepengetahuannya ? Ah Jieun tahu sekarang. Kemana arah pembicaraan namja itu.

“Ah, aku tahu” Luhan menelungkupkan tubuhnya dan mendongak.

“Kau tahu ?” Jieun mengangguk.

“Malam ini .. malam rabu kan ?”

“-_-“ wajah Luhan berubah datar.

“Hahaha, lihatlah wajahmu itu, aku tahu malam ini malam pertama kita kan ? tapi apa kau lupa ingatan hah, kau sudah melakukannya bahkan sebelum kita menikah babo, dan untuk malam ini tidak ada yang akan terjadi, aku lelah, aku ingin tidur pulas” jelas Jieun.

“Wae ?” Luhan mengerucutkan bibirnya lucu.

“Tidak ada pertanyaan, aku lelah dan sepertinya aku akan mandi dulu lalu bobo cantik” Jieun bangkit dari ranjang itu dan Luhan juga melakukan hal yang sama. sedikit berlari kearah Jieun lalu-

“Okeh deal tapi setidaknya kita harus mandi bersama” ucapnya dengan seringaian kecil.

“Mwoyaaaa ...” Luhan menggendong Jieun ala bridal style dan memasuki kamar mandi lalu menutupnya.

“Kyaaa ..”

The end




Aaaahh >,< akhirnya selesai juga, tapi gimana pendapat readerdul tentang part terakhirnya ? gaje kah ? cukup kah ? bagus kah ? Ya itu terserah sih. Tapi jeongmal Gomawoyo yang udah ngikutin ni ff dari awal. dan mian kalo banyak typo, malas baca ulang soalnya :P 
Sekian dari author, bye !


Comments

  1. Kerennnnn!!!!!!! Jieun sama Luhan happy ending >.< yeayyyyy!!!*tebar bunga* big Love buat authornya ♥♥

    ReplyDelete
  2. Keren bngt !!
    Bagus lanjut terus nulisnya..
    Kami tunggu karyanya yng lain

    ReplyDelete

Post a Comment