Life of Student [9]


Lee Ji Eun [IU], Oh Sehun, Kim Joon Myeon, Shannon William etc.

Drama, School Life, Teen

Part [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]

Jieun bingung, lima menit lagi kelas akan dimulai tapi ia belum melihat batang hidung Eun Bi. Ia pun mengambil ponselnya dan mengirim pesan, menanyakan keberadaan yeoja itu. ia menunggu, menunggu hingga akhirnya kelas benar-benar dimulai namun tak ada balasan pesan dari Eun Bi. Hal itu membuat Jieun khawatir, apalagi tak ada kabar dari yeoja itu, jikapun Eun Bi sakit atau izin tak masuk, ia pasti akan mengabari Jieun terlebih dulu namun hari ini tidak ada sama sekali kabar dari Eun Bi.

“Ji, Eun Bi kemana ?” tanya teman sekelas Jieun yang duduk dibarisan depannya.

“Aku tidak tahu, dia tidak mengabariku”

“Mungkin dia sakit”

“Mungkin saja, pesanku tidak dibalasnya”

Saat guru mengabsen Jieun berbohong jika Eun Bi tak masuk karena sakit dan tidak sempat membuat surat sehingga memberi kabar lewat Jieun. Sepanjang pelarajaran berlangsung, Jieun selalu saja melirik ponselnya yang sengaja ia letakan diatas meja dekat buku tebal agar guru tak melihatnya. Belum ada pesan masuk dari Eun Bi. Hal itu makin membuat Jieun penasaran dan tak tenang.

Bukankah tadi malam, ia menonton bersama Joon Myeon ?

Apakah terjadi sesuatu ?

Aisshh aku jadi penasaran, apa mungkin alasan Eun Bi tidak masuk ada hubungannya dengan tadi malam ?

Aku harus kerumahnya sepulang sekolah..

Istirahat pun tiba. Jieun memakan roti isi dengan sesekali menelpon Eun Bi namun tak tersambung. Ia memandang nanar para murid lelaki yang berlarian dilapangan sekolah.

Kau membuatku khawatir Jang Eun Bi..

Saat menatap para murid dilapangan, Jieun tak sengaja memandang Sehun yang tengah berjalan santai seorang diri.

Ah benar, aku juga sedang ada masalah dengan namja itu..

Tapi kan perkataanku tidak salah. Dia memang kekanakan..

“Sunbae ?” Jieun sempat kaget saat Shannon memanggil namanya.

“Oh, Shannon-a”

“Sedang apa sunbae disini ? kemana Eun Bi sunbae ?”

“Ah aku hanya ingin bersantai disini, aku bosan makan siang dikantin terus hehe. Eun Bi sedang tak masuk”

Gadis itu tak masuk ? baguslah, tapi kenapa ?

“Oh begitu, baiklah kalau begitu aku akan duduk disini juga menemani sunbae”

“Ahaha silahkan, kau baik sekali” Shannon pun mulai mendudukan diri disamping Jieun. Mereka duduk disebuah bangku dibawah pohon yang ada disekitar halaman sekolah yang langsung menghadap ke lapangan luas ditengahnya.

“Tumben sunbae tidak bersama Sehun oppa” Jieun pun menoleh.

“Aku sedang ada sedikit masalah dengannya”

Mwoga ? masalah ? Ini kesempatan bagus untuk menjauhkan mereka..

“Wae ? maukah sunbae bercerita padaku ?”

“Hanya pemahaman yang tidak sejalan. Aku sudah tahu tentang mu dan Sehun, aku benar-benar baru tahu. Kenapa kau tak pernah bercerita sebelumnya”

“Ah itu.. aku tidak ingin membuat canggung suasana. Pasti sulit bagi sunbae berteman dengan Sehun oppa dan aku jika mengetahui hubungan kami yang tidak baik sebelumnya”

“Ahaha.. kau ini.. itu kan urusan kalian, mana mungkin aku akan ikut campur. Aku akan berteman dengan siapapun jika aku mau. Tapi jika boleh aku tahu, apa alasanmu bersekolah disini karena Sehun ?” Shannon mengangguk mantab.

“Aku ingin menebus semua kesalahanku dimasa lalu dan jujur saja, aku masih mencintai Sehun oppa. Aku ingin memperjuangkannya kembali” 

Ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul saat Jieun mendengar penuturan Shannon. Seperti sesuatu yang tak ingin ia tahu.

Jadi Shannon masih menyukai Sehun ? lalu.. bagaimana dengan namja itu ?

“O-oh begitu, baguslah” ucap Jieun dengan setengah hati. Ia pun tak tahu kenapa, rasanya ada yang mengganjal dihatinya saat mengetahui Shannon masih menyukai Sehun dan akan memperjuangkannya lagi. Perlahan Shannon meraih tangan Jieun, membuat Jieun terkejut.

“Sunbae tolong bantu aku agar Sehun oppa bisa kembali padaku, aku mohon” Jieun ingin sekali membantu Shannon namun ada sesuatu yang kuat yang membuatnya ragu.

“I itu.. aku tidak bisa menjanjikannya Shannon-a. Kau tahu kan bahkan sekarang kami sedang ada masalah. Dia itu namja yang tak bisa ditebak, aku tak yakin bisa membantumu”

“Benarkah ? bukan karena sunbae menyukai Sehun oppa ?” pertanyaan itu seketika membuat Jieun terdiam. Jieun menatap mata Shannon yang tampak serius menunggu jawaban dari mulutnya. Seperti sedang menghadapi interogasi seseorang yang terbakar cemburu karena kekasihnya tengah disukai gadis lain. Entah suka atau apa, yang jelas Jieun juga sedang bimbang dengan perasaannya saat ini pada lelaki itu.

“Ahaha.. aku hanya bercanda sunbae, kau terlihat tegang sekali. Jika pun kau tidak bisa membantuku tak apa, berteman denganmu pun aku sudah sangat senang sunbae” ucap Shannon dengan senyuman palsunya. Shannon memandang jam tangannya.

“Sepertinya sebentar lagi akan masuk, kalau begitu aku duluan ya sunbae” ucap gadis itu seraya beranjak.

“O-oh ne” Jieun memandang kepergian Shannon dengan masih memikirkan pertanyaan yang gadis itu lontarkan beberapa menit lalu. Pertanyaan yang mampu membuat Jieun bingung.

Apa aku mulai menyukai Sehun ? Jieun mengernyit.. benarkah ?

Setelah beberapa langkah, Shannon berbalik memandang Jieun yang masih duduk namun kini gadis itu tampak tengah memikirkan sesuatu.

Apa si jelek itu benar-benar sudah menyukai Sehun oppa ?

Dari reaksinya, ia seakan bingung dengan perasaannya..

Kenapa aku jadi penasaran dengan perasaan si jelek itu, jangan sampai dia menyukai Sehun oppa..

Shannon kembali berjalan namun kemudian ia berpapasan dengan Sehun. Mereka hanya saling memandang sejenak namun tak bertegur sapa. Setelah beberapa langkah dari pertemuan kecil itu, Sehun menyadari keberadaan Jieun yang tengah duduk seorang diri dibawah pohon. Namja itu hanya bisa menghembuskan nafas melihat punggung gadis itu. jujur saja ia masih sebal dengan ucapan Jieun diperpustakaan waktu itu. cih, seenaknya saja gadis itu menyebutnya kekanakan. Tapi jauh dilubuk hatinya, Sehun rindu mengobrol dengan Jieun.

Haruskah aku meminta maaf duluan..

Yaaakk tapi kan dia yang salah dan sok tahu..

Tapi takan ada kemajuan jika kami berjauhan terus..

Aiishh..

Seakan ada setan dan malaikat yang bertarung dikepala Sehun. Menyarankan meminta maaf duluan atau tetap teguh dengan pendiriannya. Hal itu malah membuat Sehun pusing, namun akhirnya namja itu melangkah mendekati Jieun. Berdehem kecil lalu duduk disamping Jieun yang menoleh dengan kerutan dikeningnya.

Ada apa ini, kenapa namja ini tiba-tiba ada disini saat aku tengah memikirkannya ? ucap Jieun dalam hati.

“H-hai..” ucap Jieun canggung.

“Sedang apa kau disini ?” tanya Sehun tanpa basa-basi.

“Mencari udara segar”

“Tumben sendirian, kemana temanmu yang satu itu ?”

“Aku juga tidak tahu” lirih Jieun yang hampir tak terdengar oleh Sehun.

“Kau ini bagaimana, masa teman sendiri tidak tahu” Jieun pun menceritakan pada Sehun tentang menghilangnya Eun Bi.

“Oh begitu, mungkin dia bosan berteman denganmu” Jieun memicing.

“Yaakk !”

“Ahaha..” selalu saja namja itu menggoda Jieun disetiap kesempatan.

“Kau ini aneh, kemarin marah sekarang tertawa. Apa kau sudah tidak marah padaku ?” tanya Jieun penasaran.

“Aku masih marah padamu, kau tidak ingin meminta maaf padaku ?”

“Cih, kau ingin sekali kata maaf keluar dari mulutku”

“Karena kau memang bersalah, cepat minta maaf padaku” ucap Sehun.

“Yaakk mana ada paksaan minta maaf seperti ini”

“Aku memang sedang memaksamu, rasanya tidak enak marahan terlalu lama denganmu” kalimat itu keluar begitu saja tanpa Sehun sadari. Dua orang itu sama-sama langsung terdiam dengan kalimat ambigu yang Sehun ucapkan.

Aiishh.. apa yang baru saja aku katakan batin Sehun.

Mwo ? apa maksud ucapan Sehun barusan ? batin Jieun. 

“A-haha maksudnya, tidak enak karena aku tidak bisa menggoda mu lagi haha” tawa Sehun benar-benar terlihat dipaksakan namun Jieun tetap tersenyum sembari menggeleng kecil menanggapinya.

“Oia aku belum melihat Joon Myeon hari ini, kemana dia ?”

“Dia tidak masuk hari ini, wae ?”

Tidak masuk ? kenapa bisa samaan begini dengan Eun Bi..

Apa memang terjadi sesuatu dengan mereka ?

“Yaak kau tidak mendengarku ?”

“O-oh, ani aku hanya ada perlu dengannya, ada yang ingin aku tanyakan”

“Apa yang ingin kau tanyakan ?”

“Bukan urusanmu, wueek” Jieun pun mengalihkan pandangannya kembali memandang siswa yang lalu lalang.

“Dih -_-” suasana kembali hening. Jieun yang tengah mengkhawatirkan temannya menatap luas lapangan dihadapannya sementara Sehun dengan leluasa memperhatikan wajah manis Jieun dari dekat.

Apa yang ingin kau tanyakan pada Joon Myeon

Setiap hari, aku semakin tidak bisa mengendalikan perasaanku

Apa kau tidak tahu perasaanku, Lee Jieun..

Jieun menoleh..

“Aku tahu !”

“A apa yang kau t tahu ?” Sehun dibuatnya terkejut dengan pekikan Jieun itu.

“Aku harus menelpon Joon Myeon untuk memastikannya”

Ya ampun ku kira dia tahu perasaanku, timing nya benar-benar pas -_-

“Memang memastikan apa sih? Aku jadi penasaran”

“Tidak, tidak kau tidak boleh tahu ini rahasia para gadis”

“Mwo ? aku tidak mengerti”

“Tidak ada yang perlu kau mengerti”

“Aiishh dasar pelit”

Teng teng teng.. bunyi lonceng terdengar. Tanda istirahat berakhir.

“Lain kali akan kuceritakan, sudah masuk sana”

“Kau juga”

“Ne” keduanya berpisah dengan arah yang berlawanan. Ada perasaan yang dirasakan masing-masing saat mengobrol bersama. Seakan menjadi obat penenang dimasa sulit.

_____

Eun Bi menggeliatkan tubuhnya, ia menguap dan mengerjapkan matanya perlahan. Terbebelalak saat memandang jam dindingnya.

Mwo ? sudah jam 1 siang ? Jinjja !?

Ia menangis hingga larut malam dan akhirnya tertidur setelahnya. Ia pun meraih ponselnya namun baterainya habis.

Aiishh.. Jieun pasti khawatir..

Ah masa bodoh.. sesekali tidak masuk sekolah bagus juga..

Eun Bi beranjak lalu berdiri didepan cermin.

“Ya ampun mataku, sembab begini” ucapnya seraya menyentuh kelopak matanya.

“Sebaiknya aku mandi saja” gadis itu pun beranjak ke kamar mandi namun sebelumnya mengecas ponselnya yang mati.

Dibawah guyuran shower, Eun Bi memikirkan penjelasan yang akan ia berikan pada Jieun. Gadis itu pasti khawatir padanya dan bertanya macam-macam. Apakah Eun Bi harus jujur  atau berbohong ? perasaan kecewanya pada Joon myeon sudah luntur dengan isak tangisnya tadi malam. Setidaknya rasa sakit hatinya sudah sedikit terkuras bersama air matanya. Tapi ia bingung harus bersikap bagaimana dengan Jieun, jika bisa Eun Bi ingin menjauh saja dari Jieun dalam beberapa hari namun ia tidak bisa, Jieun pasti akan semakin khawatir dan curiga.

Apa yang harus kulakukan Tuhan ?

Selesai mandi, Eun Bi mengecek ponselnya dan beberapa pesan langsung masuk saat ponsel itu terisi batre dan hidup.

Benarkan, gadis itu pasti mengkhawatirkanku..

Sebaiknya aku telpon saja...

Eun Bi pun menelpon Jieun dan tak beberapa lama Jieun menjawabnya.

“Yaakk kau kemana saja hah !? membuat khawatir saja” ucap Jieun begitu menerima telpon dari Eun Bi.

“Ahaha mian, aku ketiduran dan kesiangan”

“Kau benar-benar tidak apa-apa ? sepulang sekolah aku akan mampir kerumahmu ya”

“T tidak Ji, aku ada acara. Tenang saja besok aku pasti akan cerita semuanya padamu”

“Awas saja jika kau tidak masuk lagi, aku pasti akan datang kerumahmu dan merobohkannya”

“Haha.. iya iya. Aku besok berangkat sekolah kok”

“Oke-oke, kalau begitu sudah ya. Aku keluar kelas gara-gara ingin menerima telpon darimu”

“Baiklah bye”

“Bye” Eun Bi menghembuskan nafas begitu sambungan telpon itu tertutup. Ia sudah memutuskan untuk tidak mengungkapkan kebenarannya. Ia hanya akan bercerita sebagian dari apa yang ia alami setelah menonton bioskop bersama Joon Myeon kepada Jieun. Ia tidak ingin Jieun merasa tidak enak pada Eun Bi Jika tahu cerita yang sebenarnya. Biar saja ia yang merasakan semuanya. Lagi pula Jieun tidak salah, keadaan lah yang salah dan tidak berpihak pada Eun Bi.

<<>> 

Jieun mengutuk dirinya yang tidak membawa payung hari ini. Lihatlah, dia seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Berdiri menanti hujan reda didepan gedung sekolah. Hujan cukup deras sampai bahunya mulai kedinginan.

“Apa yang harus kita lakukan ?” Jieun menoleh. Oh tidak, Jieun lupa jika ada satu anak ayam lagi yang sedang menunggu hujan reda. Siapa lagi jika bukan Oh Sehun. Namja itu juga tengah berdiri disampingnya menunggu hujan reda. Memasukan kedua tangannya pada saku jaket hitam yang dipakainya.

“Kemana mobilmu, jika saja kau membawanya aku akan ikut menumpang”
“Mobilku dibengkel, aish sialnya” sama seperti Jieun, kali ini tujuan Sehun pun adalah halte dan menanti bus untuk membawanya pulang ke rumah. Sayangnya halte bus cukup jauh dan tak mungkin mereka nekad menerjang hujan deras ini. Jieun mulai menggosok-gosokan telapak tangannya agar lebih hangat.

“Kemarikan tangan kirimu..” ucap Sehun membuat Jieun menoleh.

“Untuk apa ?”

“Sudah cepat, percaya saja” dengan ragu Jieun mulai mengulurkan tangan kirinya dan namja itu mulai menggenggamnya lalu memasukannya pada saku jaket yang ia pakai. Sontak Jieun dibuatnya terkejut.

“Y yaa.. apa yang kau lakukan ?”

“Aku sedang membantumu bodoh. Aku tidak ingin melepas jaketku dan menyerahkannya padamu jadi aku memberikan satu tanganmu kehangatan”

“T tapi..”

“Isshh diamlah, aku tidak ingin merasa bersalah karena membiarkanmu kedinginan” Jieun pun mulai terdiam. Tangan kirinya memang hangat namun tangan kanannya tidak -_- Sehun memang aneh. Tapi jujur saja, jantungnya mulai berdebar mengetahui tangan kirinya dan tangan kanan Sehun berada didalam saku yang sama. diam-diam, sebuah senyuman kecil terpatri dibibir Sehun. Ia mensyukuri hujan kali ini. Dan setelah itu suasana kembali hening.. untung saja suara hujan begitu keras, jika tidak pasti suara detak jantung Jieun bisa terdengar.

10 Menit berlalu dengan hening. Jieun sudah benar-benar beku dan kedinginan. Debaran jantungnya sudah mulai berkurang, mungkin ia sudah mulai terbiasa dengan genggaman tangan Sehun.

“Kau benar-benar kedinginan ya ?” tanya Sehun melihat wajah Jieun yang membeku.

“M menurutmu” ucap Jieun dengan nada kedinginan. Sehun pun menghela nafas. Ia mengeluarkan tangan kiri Jieun lalu melepaskan jaketnya. 

“K kau b bilang tidak ingin melepaskan j jaketmu” ucap Jieun gemetar karena kedinginan.

“Aku kasihan melihat anak ayam yang sedang kedinginan ini”

“Y yaakk” tak berapa lama, tubuh Jieun mulai menghangat setelah jaket Sehun berpindah membalut tubuhnya.

“Gomawo”

“Eum”

Setengah jam kemudian, hujan mulai mereda, tersisa genangan dan gerimis kecil yang bisa mereka terjang hingga sampai ke halte.

“Kau naik bus dari sini ?”

“Tidak”

“Lalu kenapa kau masih disini ?”

“Aku akan menemanimu sampai kau mendapatkan bus”

“Yaa, kenapa Sehun berubah semanis ini ? kau bisa membuatku jatuh cinta tahu”

“Itu yang ku mau” lirih Sehun.

“Mwo ?”

“Aniya”

<<>> 

Setelah sampai dirumah dan mandi air hangat Jieun berbaring diranjangnya. Menatap ke langit-langit dan memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu saat tangan kirinya digenggam Sehun.

Namja itu benar-benar sulit ditebak..

Jieun memandangi tangan kirinya dan menggenggamnya dengan tangan kanannya.

Ya tuhan apa aku benar-benar menyukai Sehun ?

Satu hal yang mengganggu pikiran Jieun adalah jawaban Sehun saat Jieun memberikan pernyataan ‘kau bisa membuatku jatuh cinta tahu’ dan namja itu menjawab ‘itu yang ku mau’ Jangan anggap Jieun tak mendengarnya. Meski sangat pelan namun Jieun masih bisa mendengarnya.

Apa artinya ...

....dia menyukaiku ?

Entah mengapa Jieun dibuatnya histeris. Mengepalkan tangannya, menggoyangkannya dan menendang-nendangkan kakinya ke udara.

​Eit tunggu dulu, kenapa aku jadi histeris seperti ini ? Aishh kekanakan -_-

<<>> 

Eun bi melangkah dengan pasti. Kemarin adalah kemarin dan hari ini adalah hari ini. Ia harus kembali berangkat sekolah. Patah hati memang menyakitkan tapi tidak mungkin hal itu membuatnya terpuruk lebih lama lagi. Mungkin setelah ini ia dan Joon myeon akan merasa canggung namun semuanya akan kembali membaik dengan berputarnya waktu. Iya yakin itu.

"Eun bi !" pekikan itu terdengar saat Eun bi baru saja duduk dikursinya. Dan siapa lagi jika bukan Jieun yang memekik kegirangan akan kehadiran teman sebangkunya itu.

"Pagi Ji"

Dengan semangat Jieun duduk disamping Eun bi.

"Pagi my bestfriend"

"Haha.. Apa ada yang salah denganmu ? Tidak biasanya"

"Aku kesepian tahu, kemarin kau benar-benar membuatku khawatir"

"Mian, tapi bukankah aku sudah menjelaskan kenapa aku tidak masuk sekolah padamu"

"Iya sih tapi tetap saja kau membuatku khawatir"

"Gomawo sudah menghawatirkan ku tapi kau lihat sendiri kan sekarang aku baik-baik saja dan kembali ke sekolah"

"Syukurlah jika kau memang baik-baik saja. Tapi benarkah tidak ada yang terjadi antara kau dan Joon myeon ? Soalnya kemarin dia juga tidak sekolah"

Dia.. Tidak sekolah juga ?

"Hey kenapa malah diam" ucap jieun seraya menggoyangkan bahu Eun bi.

"O oh ani.. Tapi kenapa Joon myeon tidak sekolah kemarin ?"

"Entahlah ku kira ada hubungannya denganmu karena kau juga mendadak tidak sekolah Kemarin"

"Haha.. Mungkin dia memiliki alasan lain Ji, mana mungkin ada hubungannya denganku" Jieun mengernyit, dia menelisik Eun bi saat yeoja itu mengalihkan pandangannya ke arah jendela.
Sepertinya ada yang Eun bi sembunyikan dariku.. Tapi apa ? Dan kenapa ia tidak menceritakannya. Tidak biasanya, dia tak pernah merahasiakan apapun padaku sebelumnya.

"Haha iya juga sih" balas Jieun dengan tawa tawarnya.

Jika Eun bi tak mau cerita ya sudahlah.. Aku tidak akan memaksa. Dia pasti akan memberitahuku jika memang itu perlu.

"Oh iya aku lupa memberitahumu sesuatu. Kemarin kita mendapat tugas pelajaran IPA dan hari ini harus dikumpulkan"

"M mwo ?" mata Eun bi langsung terbelalak.

"Yaaakk kenapa tidak meberitahuku lebih awal !" lanjut yeoja itu yang beberapa detik lalu terlihat sendu memandang keluar jendela.

"Ahaha aku lupa. Tenang saja kau bisa menconteknya dariku"

"Ah untunglah"

"Ahaha inilah Eun bi yang biasanya"

Waktu istirahat tiba. Seperti biasa Jieun dan Eun bi sudah duduk manis dikantin sembari mengisi perut mereka.

"Ku dengar Minggu besok akan diadakan camping ya Ji ?"

"Jinjja ? Aku malah belum tahu"

"Apa kau mau ikut ?"

"Entahlah, jika aku ikut aku takut Jung Ha kesepian dirumah. Kau tahu kan jika Camping paling tidak kita akan menginap disana. Jika tidak wajib kurasa aku tidak akan ikut"

"Eum iya sih.. Kudengar memang tidak wajib kok"

"Syukurlah, dengan begitu aku tidak perlu ikut" pandangan Jieun beralih dan saat itu pula ia memandang Joon myeon dengan beberapa namja namun tidak ada Sehun digrombolan kecil itu.

"Joon myeon !" pekik Jieun membuat Eun bi melotot lalu menoleh kearah pandang Jieun. Tak berbeda jauh, Joon myeon pun sedikit terkejut saat Jieun memanggilnya. Sedetik kemudian ia memandang Eun bi yang mulai tampak canggung.

Ya tuhan momen yang benar-benar tidak kuinginkan terjadi juga. Batin Joon myeon. Dengan senyum yang dibuat merekah ia menghampiri meja dua gadis itu.

"Hai" ucap Jieun ceria namun Eun bi mengucapkannya dengan nada lirih.

"Kau tidak bersama Sehun ? Kemana dia ?"

"Dia tidak sekolah hari ini. Dia bilang dia sedang demam"

"Demam ?"

Apa karena kemarin dia kehujanan ?

Joon myeon mengangguk.

"Lalu kau, kenapa kau tidak berangkat kemarin ?"

"A ah itu.. Aku kemarin.. Me.. Mengantar ibuku melayat ke saudara" bohong Joon myeon.

"Oh ya ampun aku turut berduka ya" joon myeon mengangguk sembari tersenyum kecil.
Jieun terlihat biasa saja, itu artinya Eun bi tak menceritakan apapun tentang malam itu.

"Hey ayo duduklah kenapa beediri terus"

"Ah mian Ji, aku akan kembali bersama teman-temanku yang lain mereka sudah menunggu"

"Oh begitu baiklah"

"Daaah" Joon myeon berlalu, dengan melirik Eun bi sejenak sebelum benar-benar pergi. Tanpa disangka hal itu membuat mereka bertemu pandang dan hal itu membuat mereka makin canggung . joon myeon melesat dan akhirnya ia sudah kembali bersama teman-temannya yang lain.

Aku melihatnya.. Kurasa memang terjadi sesuatu dengan mereka. Joon myeon terlihat menghindari Eun bi begitu pula sebaliknya.

Oia Sehun demam ya ? Kenapa aku jadi merasa khawatir..

Aish dasar anak mama, kena hujan sebentar saja langsung demam. Apa aku harus menjenguknya ?
Batin Jieun.

"Eun bi-ya bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita jenguk Sehun ?"

"Yah Ji aku kan harus bekerja sepulang sekolah nanti"

"Oia aku lupa"

"Ajak saja Joon myeon ia pasti mau"

"Ah ide bagus"

Aku tidak akan egois, aku akan membantu Joon myeon agar bisa dekat denganmu Ji. Batin Eun bi.

Bunyi bel tanda masuk sudah terdengar. Siswa dan siswi kembali memasuki kelas mereka masing-masing untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.

Didalam kelas, jieun mulai mengirim pesan kepada Joon myeon agar mau menemaninya menjenguk Sehun. Tanpa penolakan, namja itu langsung menyetujuinya.

Sementara Eun bi sama sekali tak bisa konsentrasi. Ia memperhatikan guru yang sedang menjelaskan namun sama sekali tak ada yang masuk kedalam kepalanya. Ia masih memikirkan kecanggungan antara dirinya dan Joon myeon. Ia merasa hal itu perlu diluruskan. Jika terus begini maka Jieun bisa saja curiga. Lagi pula perasaanya pada Joon myeon belum sepenuhnya hilang hanya karena namja itu sudah menolaknya. Rasanya tidak nyaman dan sedikit menyakitkan melihat Joon myeon dan Jieun bercengkrama.

"Pak saya permisi ke toilet !" ucap Eun bi tiba-tiba, bahkah Jieun dibuatnya terperanjat. Belum sempat Jieun berucap, eun bi sudah melesat keluar kelas.

Dia pasti benar-benar kebelet.. Ck ck ck dasar Jang Eun bi. Pikir Jieun.

Eun bi membasuh wajahnya sesampainya ia ditoilet. Memandang pantulan dirinya dicermin.

Ternyata tidak semudah itu Berada disekitar orang yang sudah menolakmu. Ucapnya dalam hati. Yeoja itu menghembuskan nafas dan mulai keluar dari toilet. Ia tak langsung kembali ke kelas namun malah memilih duduk diruang indoor tempat penyimpanan beberapa alat musik yang biasa digunakan oleh club musik. Duduk disana sembari menatap kosong.

To Be Continue~


#Hai.. seperti biasa kritik dan saran ditunggu. jangan dibaca doang, komen ya ^^





Comments

  1. akhirnya chap 9 >< aku baca dari ulang lagi jadinya kkk mian blom komen di chap sebelumnya��

    suho jadinya sama eunbi kan? wkwk *nebak :'v
    ditunggu chapter berikutnyaaaa ><

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok baca dari awal lagi? mulai lupa ya krna kelamaan update hehe mian..
      wkwk ga mau kasih tau dulu ah tp klo nebak2 mah boleh aja hihi
      Oke ^^ makasih :)

      Delete
  2. Ahh akhirnya di lanjut juga,, smakin rumit nih ceritanya semakin seru,, hwaiting ya thor

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih XD
      ditunggu aja kelanjutannya ya :)
      Hwaiting

      Delete

Post a Comment