Life of Student [8]


Lee Ji Eun [IU], Oh Sehun, Kim Joon Myeon, Shannon William etc.

Drama, School Life, Teen

Part [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

Jieun menghempaskan tubuhnya yang lelah pada sofa ruang tamu setelah pulang berlibur. Jieun tiba dirumah pukul 4 Sore. Minggu yang sangat menyenangkan hingga rasa lelahnya terasa menguap.

“Bagaimana liburannya ?” tanya Ny.Lee seraya memakan kue kecil didepan televisi.

“Sangat menyenangkan eomma”

“Tentu saja menyenangkan karena dia berlibur bersama kekasihnya, eomma” tambah Jung Ha yang baru masuk kedalam rumah setelah mengambil jemuran.

“Yaakk, jaga ucapanmu. Tidak eomma, itu tidak benar” elak Jieun.

“Jangan berteriak pada adikmu, seharian ini dia membantu eomma dirumah”

“Karena noona pergi, akulah yang jadi pembantu hari ini” keluh Jung Ha dengan tampang sebal. Bocah itu lalu menaruh jemuran yang dibawanya kedalam keranjang dekat setrikaan.

“Kau hanya mengerjakan pekerjaan rumah hari ini saja, sedangkan aku mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari tapi aku tidak pernah mengeluh”

“Iya karena noona memiliki mental pembantu, wueekk” ucap Jung Ha lalu berlari kedalam kamarnya.

“Yaaakk !”

“Jangan berisik, ayahmu sedang tidur” Jieun menggembungkan pipinya.

“Lihatlah dia eomma, makin lama makin kurang ajar”

“Maafkan eomma Ji karena terlalu sibuk bekerja”

“W wae ? kenapa tiba-tiba berkata seperti itu”

“Eomma hanya merasa belum menjadi orang tua yang baik untuk kalian berdua”

“Tidak, aku mengerti eomma. Aku mengerti pekerjaan kalian menguras waktu dan tenaga. Sebisa mungkin aku mengerjakan semua yang aku bisa untuk membantu kalian termasuk mengerjakan pekerjaan rumah. Hal itu bukan sesuatu yang berat untuk ku eomma, jangan terlalu dipikirkan”

“Bukan hanya itu sayang, kami rasa kami kurang meluangkan waktu untuk kalian berdua” Jieun meraih tengan ibunya lalu menggenggamnya hangat.

“Eomma tidak perlu berfikiran macam-macam, kami baik-baik saja. Justru kami sangat berterimakasih karena eomma dan aboeji sudah membesarkan kami berdua hingga sekarang meski dengan keadaan yang pas-pasan” Ny.Lee tersenyum.

“Kau benar-benar dewasa Ji, Terimakasih nak sudah mengerti” Jieun mengangguk seraya membalas senyuman sang ibu. Jieun tahu bahwa ia dan Jung Ha memang kurang perhatian dan kasih sayang namun apa yang dilakukan orang tua mereka juga untuk kebaikan mereka. Bekerja banting tulang demi membiayai hidup dua anak yang bersekolah di Seoul dan zaman modern seperti sekarang bukanlah hal mudah. Apalagi pekerjaan mereka hanya buruh pabrik. Karena hal itu pula Jieun tak bisa mengeluh, yang ia lakukan adalah sekolah dengan baik dan meraih prestasi setinggi-tingginya agar apa yang dilakukan kedua orangtuanya tidak sia-sia.

<<>> 

“Mwo ?” ada perasaan aneh saat Jieun tahu kebenaran yang Eun Bi ceritakan padanya.

Jadi karena itu Sehun selalu bersikap dingin saat ada Shannon

“Joon myeon menceritakan hal itu saat liburan kemarin”

“Aku tidak menyangka Shannon setega itu membuat Sehun sebagai bahan taruhan”

“Apa yang terlihat dari luar, belum tentu didalam” Eun Bi bingung sendiri mengucapkan kalimat itu.

“Maksudnya yang terlihat baik diluar belum tentu baik didalam” ucap Jieun membenarkan.

“Iya .. itu” seketika Jieun terkekeh dibuatnya. Jieun mulai mengerti sekarang, kenapa Sehun sering uring-uringan lagi, mungkin semua itu karena Shannon kembali hadir dihidupnya. Tapi Jieun penasaran, apa namja itu masih menyukai Shannon ?

Bagaimana jika Sehun masih menyukai Shannon ? Jieun menghela nafas.

Ani, untuk apa juga aku memikirkan hal itu..

Itu bukan urusanmu Jieun..

“Apa yang sedang kau pikirkan ?”

“Ah ani, oia apa kau mau menonton ke bioskop bersama Joon myeon ?” Jieun jadi ingat ajakan Joon myeon untuk menonton karena namja itu memiliki tiket gratis.

“T tentu saja aku mau, tapi kenapa tiba-tiba kau menawarkan hal itu ?” Jieun pun menceritakan tentang ajakan Joon myeon untuk menonton bersama karena namja itu mendapatkan tiket gratis.

“Tapikan kau yang diajak olehnya bukan aku Ji”

“Yaaa kau bilang kau menyukainya, ini bisa menjadi kesempatan untuk dekat dengannya bukan ? Aku akan pura-pura tidak bisa datang dan kau bisa datang untuk menggantikanku“

“Good idea” 

“Haha tentu saja, jangan remehkan pemenang olimpiade tahun ini”

“Cih..” Eun Bi mencibir namun kemudian menggeleng pelan karena rasa percaya diri Jieun yang berlebihan kali ini.

Byuuurrr .. Jieun terkejut karena tiba-tiba merasakan air dingin dibahunya.

“Mi mianhae sunbae” ucap salah seorang adik kelas Jieun. Yeoja dengan poni menutupi mata itu terlihat takut dan merasa tidak enak.

“Yaakk apa kau tidak punya mata !?” pekik Eun Bi seraya bangkit lalu membantu mengelap bahu Jieun yang basah dengan sapu tangannya.

“Sudah, tidak apa-apa”

“Yaakk tapi-“

“Sudahlah” lirih Jieun pada Eun Bi.

“Sekali lagi aku minta maaf sunbae, aku benar-benar tidak sengaja”

“Gwenchana, kau boleh pergi” adik kelas itu membungkuk sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Jieun. Semua siswa dikantin itu memperhatikan Jieun yang basah kuyup. 

“Lihatlah tikus got ini, apa kau terjebur sumur sayang ?” Eun Bi jengah karena kumpulan tiga gadis manja itu datang disaat Jieun basah seperti sekarang. Siapa lagi jika bukan Min ah, Dam bi dan Chorong. Jieun menengadah lalu menatap tajam ketiga gadis itu.

“Woow, takut, tikus ini menatap kita” ucap Chorong. Tak lama Sehun dan Joon myeon datang.

“Oh Bong ssaem !?” memekik guna meledek ketiga yeoja yang kini saling berpandangan hendak kabur namun kemudian sadar bahwa ucapan itu hanya gertakan yang kedua namja itu lakukan. Sehun dan Joon myeon jadi ingat saat diperpustakaan dulu, mereka berucap keras-keras tentang kehadiran Bong ssaem yang membuat ketiga yeoja itu kabur ketakutan.

“Haha.. kau tidak kabur kali ini ?” ucap Joon myeon.

“Oh apa kau sekarang sadar jika itu hanya gertakan kami ?” ucap Sehun. Dam Bi, Chorong dan Min ah menatap mereka kesal namun tak berani melawan.

“Ayo kita pergi guys, malaikat pelindung datang, datang untuk membantu sang tikus menjijikan ini” ucap Dambi dan kawanan itu berlalu.

“Yaakk ! Kau yang tikus menjijikan !” pekik Eun Bi.

“Kau mau meminjam baju olahragaku ? kali ini sudah ku cuci” ucap Sehun dan membuat Jieun tersenyum kecil namun Joon myeon dan Eun Bi tak mengerti dimana letak lucu dari ucapan Sehun.

“Saat itu aku meminjam celananya bukan bajunya”

“Tapi sekarang kan bajumu yang basah”

“Iya sih, apa boleh ku pinjam ?”

“Tentu saja”

“Apa sih yang kalian bicarakan ?” tanya Joon myeon. Jieun dan Sehun berpandangan sejenak lalu tersenyum kecil.

“Bukan apa-apa” ucap Jieun dan Sehun bersamaan dan mereka berlalu menuju loker Sehun untuk mengambil baju olahraga meninggalkan Joon Myeon dan Eun Bi.  

_______

Dibelakang gedung sekolah, siswi berponi yang menyiram Jieun dengan minuman itu tertunduk dihadapan Shannon.

“Bagus” ucap Shannon seraya menepuk wajah siswi itu pelan.

“K kenapa kau menyuruhku me melakukannya”

“Karena kalau tidak aku akan memukulku” ucap Shannon dengan tangan terangkat, membuat siswi itu memejamkan mata takut.

“Awas kalau kau mengatakan hal ini pada orang lain” acam Shannon.

“A aku tidak akan mengatakannya pada siapapun”

“Good girl” Shannon pun pergi setelahnya.

Ini masih permulaan Jieun sunbae..

<<>> 

“Hai Ji” Sapa Eun Bi saat mereka bertemu didepan loker masing-masing.

“Oh hai” ucap Jieun singkat. Lalu kembali membaca sebuah surat yang beberapa menit lalu ia temukan terselip dilokernya. Surat berwarna biru langit tanpa nama.

Matamu indah tersenyum

Senyumanmu membuat sesuatu didalam sana tersentak bahagia

Mungkin aku ini bodoh tapi senyummu tertanam dengan akar yang dalam

Tertanama hingga berbunga, bunga indah bernama cinta

Mr. O

Eun Bi yang penasaran kenapa Jieun terus saja berdiri didepan lokernya mulai mendekat. Mengintip apa yang sedang gadis itu baca. Mengernyit saat membaca beberapa kata yang ada disana.

“Woah.. kau memiliki penggemar rahasia ?” Jieun langsung menoleh.

“Ini pasti hanya untuk mengerjaiku” ucap Jieun lalu melipat surat itu dan meletekannya dibawah buku-buku besar didalam lokernya.

“Ciee, Lee Jieun memliki penggemar rahasia. Bagus untuk mu Ji, sebuah kemajuan” Eun Bi terus saja menggoda Jieun.

“Jangan kekanakan, seumur-umur aku bersekolah disini, belum pernah ada yang menyukaiku”

“Tapi sekarang kau berbeda, kini kau lebih dikenal karena telah mengharumkan nama sekolah dengan memenangkan olimpiade itu Ji” Jieun menutup lokernya lalu menguncinya dan menoleh memandang lagi pada Eun Bi.

“Aku tak haus akan popularitas, lagi pula niatku bersekolah masih sama. Hanya untuk belajar dengan baik dan mendapat prestasi” ucap Jieun dan berlalu dari hadapan Eun Bi.

“Ck ck ck.. Kuno sekali temanku ini. Yaakk Tunggu aku !” dibalik jejeran loker yang lain Sehun mendengar semua yang Jieun dan Eun Bi bicarakan. Semalaman ia membuat puisi itu namun apa yang ia dapatkan ? tanggapan dingin Jieun. Benar, surat itu Sehun yang mengirimnya. Bayangkan namja moody seperti Sehun membuat sebuah surat yang didalamnya terisi puisi. Ia benar-benar berusaha membuat puisi itu meski hanya satu bait yang ia hasilkan. Lagi pula seumur-umur ia belum pernah mengirim dan membuat surat. Orang mana dijaman modern seperti sekarang yang masih menggunakan surat ? Ouh menggelikan. Dan ia mendapatkan ide surat itu dari cerita ibunya. Sehun hanya berusaha mendekati Jieun namun menggunakan surat sepertinya bukanlah ide bagus.

Apa yang harus kulakukan ? apa aku harus menyatakan perasaanku saja pada Jieun ?

Sehun menggaruk kepalanya frustasi.

Tidak, bagaimana jika dia tidak menyukaiku. Dari yang kulihat, sepertinya Jieun belum pernah dekat dengan namja manapun. Jika aku langsung menyatakan perasaan padanya. Kemungkinan ditolak dan semuanya berubah canggung adalah 90 %

Aiishh membingungkan...

_____

Buku bukan lagi menjadi perhatian Jieun, jujur saja ia cukup penasaran dengan pengirim surat dilokernya. kata-kata dalam puisi disurat itu masih ia ingat. puisi yang indah dan tidak biasa. Apa benar ada yang menyukainya ? Jieun tahu ia tak pernah dekat dengan lawan jenis. Dekat disini dalam arti yang berbeda tentunya. Sejak kecil, ia hanya belajar dan belajar. Mengejar sesuatu bernama prestasi. Tak ada lagi selain hal itu yang ia pikirkan saat disekolah. Ia orang yang sangat kaku jika membicarakan soal cinta karena memang Jieun tak pernah berpacaran sebelumnya. Dengan penampilan nerd seperti itu, siapa pula yang akan menyukainya ? 

Jieun memandang kearah luar jendela, memandang Eun Bi yang tengah duduk dengan beberapa siswi lainnya. Tampak asik membicarakan sesuatu hingga terlihat begitu bahagia dengan tawanya. Jieun sadar, ia pun tak terlalu mempunyai banyak teman. Hanya Eun Bi yang benar-benar dekat dengannya. Awalnya ia ke perpustakaan dengan Eun Bi namun karena gadis itu merasa bosan, Eun Bi memutuskan untuk meninggalkan Jieun.

“Jangan merenung seperti itu, kau bisa kesurupan” Jieun menoleh dan mendapati Sehun dengan beberapa bukunya duduk dihadapannya.

“Kau lagi”

“Kau tidak senang melihatku ? Aku juga tidak senang melihatmu” Jieun melipat tangannya. Lalu memandang Sehun jengah.

“Lalu untuk apa kau duduk disana ?”

“Hanya ingin saja”

“Aneh”

“Semua orang tahu bahwa kau yang lebih aneh” Jieun mengembungkan pipinya dan kembali memandang keluar jendela. Pemandangan itu lebih menenangkan dari pada bertengkar dengan Sehun.

“Kenapa tidak ada bukunya Roger R Pressman ya ?” gumam Sehun membuat Jieun menoleh lagi.

“Yang judulnya apa ?”

“Rekayasa Perangkat Lunak, aku sedang membutuhkannya. Minggu ini aku mendapat tugas pelajaran komputer” ucap Sehun seraya membuka buku yang dibawanya. Membaca daftar isinya lalu membuka halaman yang ia tuju.

“Mungkin banyak yang meminjamnya”

“Bisa jadi, Oia ngomong-ngomong kapan kau akan mengembalikan baju olahragaku, dua hari lagi pelajaran olahraga nih”

“Aku sudah mencucinya tapi kemarin kehujanan kkk~ sepertinya kau memiliki nasib buruk”

“Mungkin karena dicuci olehmu baju itu jadi terkena hujan kkk~”

“Dih apa hubungannya -_- tapi btw terimakasih sudah meminjamkannya”

“Ne sama-sama. aku jadi penasaran siswi yang menabrak mu itu siapa sih ?”

“Kurasa dia benar-benar tidak sengaja melakukannya, aku juga tidak begitu mengenalnya. Dia junior kita”

Apa siswi itu suruhan Shannon ?

Apa yeoja itu mulai merencanakan sesuatu untuk mengerjai Jieun..

Aiishh kenapa aku jadi paranoid begini..

“Ji, apa kau bisa menjauhi Shannon ?” Jieun mengernyit.

“Wae  ?”

“Demi kebaikanmu, kurasa kau lebih baik menjauh dari Shannon. Dia itu tidak sebaik yang kau kira” Jieun makin penasaran kenapa tiba-tiba Sehun memintanya untuk menjauhi Shannon.

Ah aku baru ingat, Shannon mantannya Sehun kan..

Jieun ingat cerita yang Eun Bi ceritakan padanya.

“Sehun apa kau tidak bisa memaafkan seseorang ?”

“M mwo ? apa maksudmu ?”

“Aku sudah tahu tentang hubunganmu dengan Shannon, dan kurasa sikapmu berlebihan pada gadis itu. seharusnya kau bisa memaafkan kesalahannya dimasa lalu” Sehun berubah datar. Ia merasa Jieun tidak berhak menasehatinya. Gadis itu tak tahu apapun tapi malah menasehatinya seenaknya saja.

“Kau tidak perlu menasehatiku, Kau tidak tahu rasanya dikecewakan seseorang kan ? lagi pula aku lebih mengenal Shannon dari pada dirimu. Aku merasa dia berubah, tidak seperti gadis yang kukenal dulu jadi-“ Sehun belum merampungkan ucapannya namun Jieun memotongnya.

“Aku tidak akan menjauhinya. Kau kekanakan Oh Sehun” Sehun memandang Jieun datar dan dingin. Ia hanya berusaha agar Jieun tidak memiliki masalah dengan Shannon namun apa yang ia dapat ? malah sebuah penolakan dan nasehat sok bijak.

“Terserah” Sehun menutup bukunya kasar lalu bangkit dan berpindah meja dengan jarak lebih jauh dengan meja Jieun. Jieun menghela nafas namun masih memperhatikan Sehun yang mulai menjauh.

Apa ucapanku salah ?

Aku hanya ingin mereka berbaikan dan menjadi teman..

Bukankah lebih baik berteman dari pada bermusuhan seperti ini

Apa aku ikut campur terlalu jauh ?

<<>> 

Joon Myeon tengah mematut diri didepan cermin. Sebuah kaos polos dipadu dengan jaket denim dan jeans melekat ditubuhnya. Sekali lagi ia membenarkan rambutnya. Malam ini ia akan menonton ke bioskop bersama Jieun seperti yang sudah mereka janjikan kala itu. dengan senjata dua buah tiket gratis yang ternyata dibelinya itu, ia siap melancarkan aksinya untuk mendekati Jieun. Ia yakin pasti bisa mendapatkan perhatian dan hatinya. Terakhir ia menyemprotkan parfum pada leher dan tubuhnya. Setelah itu ia berangkat dan berpamitan terlebih dahulu pada orang tuanya.

10 menit ia menunggu didepan bioskop namun ia belum melihat batang hidung Jieun.

Sebentar lagi dia datang, pasti dia datang..

Namun seseorang yang ia kenal, datang dan mendekatinya.

Jang Eun Bi ? Kenapa gadis itu yang datang ?

“Malam, Joon Myeon-ssi. Mian pasti kau bingung kenapa aku yang datang”

“Kemana Jieun ?”

“Dia tidak bisa datang dan-”

“W wae apa dia sakit ?” pertanyaan itu membuat Eun Bi memandang Joon Myeon lain.

Dia tampak khawatir pada Jieun..

“Ani, dia lupa jika malam ini, ia ada janji dengan keluarganya jadi tidak bisa datang.  Jieun memintaku untuk menggantikannya menonton bersamamu”

“Oh begitu” raut semangat Joon Myeon berubah lesu.

“Tapi tak apa, ayo kita masuk, sebentar lagi filmnya dimulai” tambah Joon Myeon. Eun Bi mengangguk dengan senyuman khasnya. Memandang Joon Myeon yang mulai memasuki bioskop.

Apa Joon Myeon menyukai Jieun ?

Tapi ku kira, Sehun yang menyukai Jieun..

Atau... mereka berdua menyukai Jieun !?

____

Eun Bi lebih banyak berfikir dan memandang Joon Myeon dibandingkan fokus menonton. Ia masih memikirkan kemungkinan kedua namja itu menyukai Jieun. Eun Bi sangat setuju jika Sehun dan Jieun berhubungan namun Joon Myeon ? ia tidak begitu rela namja itu menyukai temannya. Meski ia tahu ia tak bisa memaksakan kehendak orang lain. Lagi, Eun Bi memandang wajah Joon Myeon yang tengah memperhatikan layar lebar didepannya dengan serius. Namja itu memakan popcorn dan sesekali terperangah membuat Eun Bi tersenyum kecil. 

Ya ampun aku tidak tahu, sejak kapan perasaan ini mulai meluas..

Jika perkiraanku benar, apa yang harus kulakukan..

Kenapa harus Jieun, kenapa harus temanku sendiri..

Dua jam kemudian, film usai. Joon Myeon merasa part akhir film hunger games benar-benar membingungkan. Ia memang belum pernah membaca versi novelnya. Banyak temannya bilang jika versi film dan buku sedikit berbeda. Ah ia tidak terlalu suka membaca. Ia memandang Eun Bi yang berjalan disampingnya namun ia mengernyit saat melihat gadis itu seperti tengah memikirkan sesuatu. Eun Bi yang ia kenal cerewet berubah menjadi sedikit pendiam kali ini. Apa karena hanya berdua saja dengannya yeoja itu jadi pendiam ?  

“Eun Bi-ssi”

“Eoh ?”

“Bagaimana menurutmu part ending film yang kita tonton tadi ?” Eun Bi meringis lalu menggaruk kepalanya pelan.

“Aku belum menonton hunger game yang ketiga bagian awal jadi aku sedikit bingung” jujur gadis itu.

“Haha, jadi karena itu kau diam terus dari tadi” Eun Bi hanya bisa meringis lalu mengangguk kecil namun ia sungguh senang melihat tawa namja yang ia sukai itu. Suasana kembali hening, Joon Myeon dan Eun Bi sibuk dengan pikiran masing-masing. Mereka sama-sama berangkat menggunakan bus jadi mereka berjalan ke halte dan berpisah disana nanti dengan bus yang berbeda jalur. Sebenarnya Eun Bi memiliki waktu untuk menyatakan perasaannya dan memastikan apakah namja itu benar-benar menyukai Jieun.

“Joon Myeon-ssi”

“Hmm ?” Eun Bi diam sejenak, lalu ia memberanikan diri.

“Kurasa aku mulai menyukaimu” kalimat itu membuat Joon Myeon menghentikan langkahnya lalu memandang Eun Bi membuat gadis itu tertunduk gelisah.

“M mwo-“

“Benar, a aku menyukaimu, a ak-“ Eun Bi bingung untuk menjelaskannya.

“Tapi aku sudah menyukai orang lain, Eun Bi-ssi” Eun bi memandang wajah Joon Myeon.

“Apa gadis itu adalah Jieun ?” Joon Myeon tampak sedikit terkejut dengan tebakan Eun Bi yang 100% tepat. Eun Bi memandang mata Joon Myeon yang bergerak gelisah lalu mengalihkan pandangannya.

Benar, dia menyukai Jieun..

“A aku tidak ingin menyakiti perasaanmu..” ucap Joon Myeon.

“Aku tidak apa-apa, katakan saja apa  gadis itu adalah Jieun ?” tanya Eun Bi lagi dengan nada tenang. Ia hanya ingin memastikan. Dan beberapa detik kemudian Joon Myeon mengangguk pelan.

Jadi benar..

“M mian, tapi aku tidak tahu jika kau menyukaiku” Joon Myeon benar-benar merasa tidak enak pada gadis itu. apalagi Eun Bi juga berteman dekat dengan Jieun. Yeoja itu lalu tersenyum dan kembali berjalan. Sementara Joon Myeon mulai mengikutinya lagi namun masih memperhatikan Eun Bi.

“Gwenchana, aku tahu aku tidak bisa memaksamu untuk menyukaiku juga. Kita lupakan saja apa yang terjadi malam ini, oke ?” dengan ragu Joon Myeon mengangguk.

“Tapi Eun bi-ssi, tolong jangan katakan pada Jieun jika aku menyukainya”

“Tenang saja, rahasiamu aman ditanganku haha” terdengar hambar. Sebenarnya Eun Bi ingin menangis namun ia tahan.

“Haha terimakasih” tawa Joon Myeon pun terkesan dipaksakan. Ia hanya ingin suasana itu mencair.

Ya Tuhan kenapa dia menyukaiku..

Ini akan sangat terasa canggung nantinya jika kami bertemu..

Saat mereka berpisah dihalte dan Eun Bi memasuki bus nya. Saat itu pula bulir-bulir air mata turun, ia terisak seorang diri dikursi bus paling belakang. Hatinya telah patah, dan yang paling membuatnya sedih adalah kenapa Joon Myeon harus menyukai teman dekatnya sendiri. Tidak, ia tidak akan menyalahkan Jieun karena gadis itu tak tahu apa-apa. Tapi Eun bi bingung harus menyalahkan siapa disituasi seperti ini, rasa egoisnya meminta ia memilih siapa yang bersalah. Tapi rasa sayang Eun Bi lebih besar pada Jieun, mereka berteman sejak lama tak mungkin semuanya retak begitu saja hanya karena namja yang ia sukai menyukai Jieun. Tidak, Eun Bi tidak seegois itu. ia hanya bisa menangis, isakan itu berubah tangisan deras. untung saja pengguna bus sedang sepi malam itu, membuatnya tak sungkan meluapkan perasaannya didalam bus. Hanya ada seorang bapak-bapak yang duduk didepan, menoleh memandang Eun Bi lalu kembali lagi memandang ke depan dengan gelengan kecil.

Sementara Joon Myeon mengeluhkan situasi beberapa menit lalu. Situasi yang tidak ia harapkan. Kenapa teman Jieun harus menyukainya disaat ia menyukai Jieun ? perasaan tidak enak benar-benar mengganggu pikiran Joon Myeon. Ia tidak pernah menolak yeoja sebelumnya, terutama yeoja yang terlihat tulus seperti Eun Bi. Ada juga ia yang ditolak. Tidak seperti yang biasa diungkapkan di drama televisi bahwa menolak perasaan seseorang itu membanggakan, ia tidak merasakan hal itu. namun Joon Myeon baru sadar, kenapa sikap Eun Bi berbeda padanya. Pesan-pesan yang yeoja itu kirimkan padanya, sikap manis yeoja itu disaat liburan kemarin, ia baru tahu jika semua itu karena yeoja itu menyukai dirinya. Joon Myeon memilih memandang keluar bus lewat jendela disampingnya. Menghanyutkan beberapa pikiran yang melayang dikepalanya. Ia tidak akan tahu akan seperti apa nantinya.


To Be Continue~ 




Comments

Post a Comment