Lee Ji Eun [IU], Oh Sehun, Kim Joon Myeon, Shannon William etc.
Drama, School Life, Teen
Jieun
menghempaskan tubuhnya yang lelah pada sofa ruang tamu setelah pulang berlibur.
Jieun tiba dirumah pukul 4 Sore. Minggu yang sangat menyenangkan hingga rasa
lelahnya terasa menguap.
“Bagaimana
liburannya ?” tanya Ny.Lee seraya memakan kue kecil didepan televisi.
“Sangat
menyenangkan eomma”
“Tentu
saja menyenangkan karena dia berlibur bersama kekasihnya, eomma” tambah Jung Ha
yang baru masuk kedalam rumah setelah mengambil jemuran.
“Yaakk,
jaga ucapanmu. Tidak eomma, itu tidak benar” elak Jieun.
“Jangan
berteriak pada adikmu, seharian ini dia membantu eomma dirumah”
“Karena
noona pergi, akulah yang jadi pembantu hari ini” keluh Jung Ha dengan tampang
sebal. Bocah itu lalu menaruh jemuran yang dibawanya kedalam keranjang dekat setrikaan.
“Kau
hanya mengerjakan pekerjaan rumah hari ini saja, sedangkan aku mengerjakan
pekerjaan rumah setiap hari tapi aku tidak pernah mengeluh”
“Iya
karena noona memiliki mental pembantu, wueekk” ucap Jung Ha lalu berlari
kedalam kamarnya.
“Yaaakk
!”
“Jangan
berisik, ayahmu sedang tidur” Jieun menggembungkan pipinya.
“Lihatlah
dia eomma, makin lama makin kurang ajar”
“Maafkan
eomma Ji karena terlalu sibuk bekerja”
“W
wae ? kenapa tiba-tiba berkata seperti itu”
“Eomma
hanya merasa belum menjadi orang tua yang baik untuk kalian berdua”
“Tidak,
aku mengerti eomma. Aku mengerti pekerjaan kalian menguras waktu dan tenaga.
Sebisa mungkin aku mengerjakan semua yang aku bisa untuk membantu kalian
termasuk mengerjakan pekerjaan rumah. Hal itu bukan sesuatu yang berat untuk ku
eomma, jangan terlalu dipikirkan”
“Bukan
hanya itu sayang, kami rasa kami kurang meluangkan waktu untuk kalian berdua”
Jieun meraih tengan ibunya lalu menggenggamnya hangat.
“Eomma
tidak perlu berfikiran macam-macam, kami baik-baik saja. Justru kami sangat
berterimakasih karena eomma dan aboeji sudah membesarkan kami berdua hingga
sekarang meski dengan keadaan yang pas-pasan” Ny.Lee tersenyum.
“Kau
benar-benar dewasa Ji, Terimakasih nak sudah mengerti” Jieun mengangguk seraya
membalas senyuman sang ibu. Jieun tahu bahwa ia dan Jung Ha memang kurang
perhatian dan kasih sayang namun apa yang dilakukan orang tua mereka juga untuk
kebaikan mereka. Bekerja banting tulang demi membiayai hidup dua anak yang
bersekolah di Seoul dan zaman modern seperti sekarang bukanlah hal mudah.
Apalagi pekerjaan mereka hanya buruh pabrik. Karena hal itu pula Jieun tak bisa
mengeluh, yang ia lakukan adalah sekolah dengan baik dan meraih prestasi
setinggi-tingginya agar apa yang dilakukan kedua orangtuanya tidak sia-sia.
<<>>
“Mwo
?” ada perasaan aneh saat Jieun tahu kebenaran yang Eun Bi ceritakan padanya.
Jadi karena itu Sehun selalu
bersikap dingin saat ada Shannon
“Joon
myeon menceritakan hal itu saat liburan kemarin”
“Aku
tidak menyangka Shannon setega itu membuat Sehun sebagai bahan taruhan”
“Apa
yang terlihat dari luar, belum tentu didalam” Eun Bi bingung sendiri
mengucapkan kalimat itu.
“Maksudnya
yang terlihat baik diluar belum tentu baik didalam” ucap Jieun membenarkan.
“Iya
.. itu” seketika Jieun terkekeh dibuatnya. Jieun mulai mengerti sekarang,
kenapa Sehun sering uring-uringan lagi, mungkin semua itu karena Shannon
kembali hadir dihidupnya. Tapi Jieun penasaran, apa namja itu masih menyukai
Shannon ?
Bagaimana jika Sehun masih
menyukai Shannon ? Jieun menghela nafas.
Ani, untuk apa juga aku
memikirkan hal itu..
Itu bukan urusanmu Jieun..
“Apa
yang sedang kau pikirkan ?”
“Ah
ani, oia apa kau mau menonton ke bioskop bersama Joon myeon ?” Jieun jadi ingat
ajakan Joon myeon untuk menonton karena namja itu memiliki tiket gratis.
“T
tentu saja aku mau, tapi kenapa tiba-tiba kau menawarkan hal itu ?” Jieun pun
menceritakan tentang ajakan Joon myeon untuk menonton bersama karena namja itu
mendapatkan tiket gratis.
“Tapikan
kau yang diajak olehnya bukan aku Ji”
“Yaaa
kau bilang kau menyukainya, ini bisa menjadi kesempatan untuk dekat dengannya
bukan ? Aku akan pura-pura tidak bisa datang dan kau bisa datang untuk
menggantikanku“
“Good
idea”
“Haha
tentu saja, jangan remehkan pemenang olimpiade tahun ini”
“Cih..”
Eun Bi mencibir namun kemudian menggeleng pelan karena rasa percaya diri Jieun
yang berlebihan kali ini.
Byuuurrr
.. Jieun terkejut karena tiba-tiba merasakan air dingin dibahunya.
“Mi
mianhae sunbae” ucap salah seorang adik kelas Jieun. Yeoja dengan poni menutupi
mata itu terlihat takut dan merasa tidak enak.
“Yaakk
apa kau tidak punya mata !?” pekik Eun Bi seraya bangkit lalu membantu mengelap
bahu Jieun yang basah dengan sapu tangannya.
“Sudah,
tidak apa-apa”
“Yaakk
tapi-“
“Sudahlah”
lirih Jieun pada Eun Bi.
“Sekali
lagi aku minta maaf sunbae, aku benar-benar tidak sengaja”
“Gwenchana,
kau boleh pergi” adik kelas itu membungkuk sebelum akhirnya berlalu dari
hadapan Jieun. Semua siswa dikantin itu memperhatikan Jieun yang basah kuyup.
“Lihatlah
tikus got ini, apa kau terjebur sumur sayang ?” Eun Bi jengah karena kumpulan
tiga gadis manja itu datang disaat Jieun basah seperti sekarang. Siapa lagi
jika bukan Min ah, Dam bi dan Chorong. Jieun menengadah lalu menatap tajam
ketiga gadis itu.
“Woow,
takut, tikus ini menatap kita” ucap Chorong. Tak lama Sehun dan Joon myeon
datang.
“Oh
Bong ssaem !?” memekik guna meledek ketiga yeoja yang kini saling berpandangan
hendak kabur namun kemudian sadar bahwa ucapan itu hanya gertakan yang kedua
namja itu lakukan. Sehun dan Joon myeon jadi ingat saat diperpustakaan dulu,
mereka berucap keras-keras tentang kehadiran Bong ssaem yang membuat ketiga
yeoja itu kabur ketakutan.
“Haha..
kau tidak kabur kali ini ?” ucap Joon myeon.
“Oh
apa kau sekarang sadar jika itu hanya gertakan kami ?” ucap Sehun. Dam Bi,
Chorong dan Min ah menatap mereka kesal namun tak berani melawan.
“Ayo
kita pergi guys, malaikat pelindung datang, datang untuk membantu sang tikus
menjijikan ini” ucap Dambi dan kawanan itu berlalu.
“Yaakk
! Kau yang tikus menjijikan !” pekik Eun Bi.
“Kau
mau meminjam baju olahragaku ? kali ini sudah ku cuci” ucap Sehun dan membuat
Jieun tersenyum kecil namun Joon myeon dan Eun Bi tak mengerti dimana letak
lucu dari ucapan Sehun.
“Saat
itu aku meminjam celananya bukan bajunya”
“Tapi
sekarang kan bajumu yang basah”
“Iya
sih, apa boleh ku pinjam ?”
“Tentu
saja”
“Apa
sih yang kalian bicarakan ?” tanya Joon myeon. Jieun dan Sehun berpandangan
sejenak lalu tersenyum kecil.
“Bukan
apa-apa” ucap Jieun dan Sehun bersamaan dan mereka berlalu menuju loker Sehun
untuk mengambil baju olahraga meninggalkan Joon Myeon dan Eun Bi.
_______
Dibelakang
gedung sekolah, siswi berponi yang menyiram Jieun dengan minuman itu tertunduk
dihadapan Shannon.
“Bagus”
ucap Shannon seraya menepuk wajah siswi itu pelan.
“K
kenapa kau menyuruhku me melakukannya”
“Karena
kalau tidak aku akan memukulku” ucap Shannon dengan tangan terangkat, membuat
siswi itu memejamkan mata takut.
“Awas
kalau kau mengatakan hal ini pada orang lain” acam Shannon.
“A
aku tidak akan mengatakannya pada siapapun”
“Good
girl” Shannon pun pergi setelahnya.
Ini masih permulaan Jieun
sunbae..
<<>>
“Hai
Ji” Sapa Eun Bi saat mereka bertemu didepan loker masing-masing.
“Oh
hai” ucap Jieun singkat. Lalu kembali membaca sebuah surat yang beberapa menit
lalu ia temukan terselip dilokernya. Surat berwarna biru langit tanpa nama.
Matamu indah tersenyum
Senyumanmu membuat sesuatu
didalam sana tersentak bahagia
Mungkin aku ini bodoh tapi senyummu tertanam dengan akar yang dalam
Tertanama hingga berbunga, bunga indah bernama cinta
Mr. O
Eun
Bi yang penasaran kenapa Jieun terus saja berdiri didepan lokernya mulai
mendekat. Mengintip apa yang sedang gadis itu baca. Mengernyit saat membaca
beberapa kata yang ada disana.
“Woah..
kau memiliki penggemar rahasia ?” Jieun langsung menoleh.
“Ini
pasti hanya untuk mengerjaiku” ucap Jieun lalu melipat surat itu dan
meletekannya dibawah buku-buku besar didalam lokernya.
“Ciee,
Lee Jieun memliki penggemar rahasia. Bagus untuk mu Ji, sebuah kemajuan” Eun Bi
terus saja menggoda Jieun.
“Jangan
kekanakan, seumur-umur aku bersekolah disini, belum pernah ada yang menyukaiku”
“Tapi
sekarang kau berbeda, kini kau lebih dikenal karena telah mengharumkan nama
sekolah dengan memenangkan olimpiade itu Ji” Jieun menutup lokernya lalu
menguncinya dan menoleh memandang lagi pada Eun Bi.
“Aku
tak haus akan popularitas, lagi pula niatku bersekolah masih sama. Hanya untuk
belajar dengan baik dan mendapat prestasi” ucap Jieun dan berlalu dari hadapan
Eun Bi.
“Ck
ck ck.. Kuno sekali temanku ini. Yaakk Tunggu aku !” dibalik jejeran loker yang
lain Sehun mendengar semua yang Jieun dan Eun Bi bicarakan. Semalaman ia
membuat puisi itu namun apa yang ia dapatkan ? tanggapan dingin Jieun. Benar,
surat itu Sehun yang mengirimnya. Bayangkan namja moody seperti Sehun membuat
sebuah surat yang didalamnya terisi puisi. Ia benar-benar berusaha membuat
puisi itu meski hanya satu bait yang ia hasilkan. Lagi pula seumur-umur ia
belum pernah mengirim dan membuat surat. Orang mana dijaman modern seperti
sekarang yang masih menggunakan surat ? Ouh menggelikan. Dan ia mendapatkan ide
surat itu dari cerita ibunya. Sehun hanya berusaha mendekati Jieun namun
menggunakan surat sepertinya bukanlah ide bagus.
Apa yang harus kulakukan ?
apa aku harus menyatakan perasaanku saja pada Jieun ?
Sehun
menggaruk kepalanya frustasi.
Tidak, bagaimana jika dia
tidak menyukaiku. Dari yang kulihat, sepertinya Jieun belum pernah dekat dengan
namja manapun. Jika aku langsung menyatakan perasaan padanya. Kemungkinan
ditolak dan semuanya berubah canggung adalah 90 %
Aiishh membingungkan...
_____
Buku
bukan lagi menjadi perhatian Jieun, jujur saja ia cukup penasaran dengan
pengirim surat dilokernya. kata-kata dalam puisi disurat itu masih ia ingat. puisi yang indah dan tidak biasa. Apa benar ada yang menyukainya ? Jieun tahu ia tak
pernah dekat dengan lawan jenis. Dekat disini dalam arti yang berbeda tentunya.
Sejak kecil, ia hanya belajar dan belajar. Mengejar sesuatu bernama prestasi.
Tak ada lagi selain hal itu yang ia pikirkan saat disekolah. Ia orang yang
sangat kaku jika membicarakan soal cinta karena memang Jieun tak pernah
berpacaran sebelumnya. Dengan penampilan nerd seperti itu, siapa pula yang akan
menyukainya ?
Jieun
memandang kearah luar jendela, memandang Eun Bi yang tengah duduk dengan
beberapa siswi lainnya. Tampak asik membicarakan sesuatu hingga terlihat begitu
bahagia dengan tawanya. Jieun sadar, ia pun tak terlalu mempunyai banyak teman.
Hanya Eun Bi yang benar-benar dekat dengannya. Awalnya ia ke perpustakaan
dengan Eun Bi namun karena gadis itu merasa bosan, Eun Bi memutuskan untuk
meninggalkan Jieun.
“Jangan
merenung seperti itu, kau bisa kesurupan” Jieun menoleh dan mendapati Sehun
dengan beberapa bukunya duduk dihadapannya.
“Kau
lagi”
“Kau
tidak senang melihatku ? Aku juga tidak senang melihatmu” Jieun melipat
tangannya. Lalu memandang Sehun jengah.
“Lalu
untuk apa kau duduk disana ?”
“Hanya
ingin saja”
“Aneh”
“Semua
orang tahu bahwa kau yang lebih aneh” Jieun mengembungkan pipinya dan kembali
memandang keluar jendela. Pemandangan itu lebih menenangkan dari pada
bertengkar dengan Sehun.
“Kenapa
tidak ada bukunya Roger R Pressman ya ?” gumam Sehun membuat Jieun menoleh
lagi.
“Yang
judulnya apa ?”
“Rekayasa
Perangkat Lunak, aku sedang membutuhkannya. Minggu ini aku mendapat tugas
pelajaran komputer” ucap Sehun seraya membuka buku yang dibawanya. Membaca daftar
isinya lalu membuka halaman yang ia tuju.
“Mungkin
banyak yang meminjamnya”
“Bisa
jadi, Oia ngomong-ngomong kapan kau akan mengembalikan baju olahragaku, dua
hari lagi pelajaran olahraga nih”
“Aku
sudah mencucinya tapi kemarin kehujanan kkk~ sepertinya kau memiliki nasib
buruk”
“Mungkin
karena dicuci olehmu baju itu jadi terkena hujan kkk~”
“Dih
apa hubungannya -_- tapi btw terimakasih sudah meminjamkannya”
“Ne
sama-sama. aku jadi penasaran siswi yang menabrak mu itu siapa sih ?”
“Kurasa
dia benar-benar tidak sengaja melakukannya, aku juga tidak begitu mengenalnya. Dia
junior kita”
Apa siswi itu suruhan
Shannon ?
Apa yeoja itu mulai
merencanakan sesuatu untuk mengerjai Jieun..
Aiishh kenapa aku jadi
paranoid begini..
“Ji,
apa kau bisa menjauhi Shannon ?” Jieun mengernyit.
“Wae ?”
“Demi
kebaikanmu, kurasa kau lebih baik menjauh dari Shannon. Dia itu tidak sebaik
yang kau kira” Jieun makin penasaran kenapa tiba-tiba Sehun memintanya untuk
menjauhi Shannon.
Ah aku baru ingat, Shannon
mantannya Sehun kan..
Jieun
ingat cerita yang Eun Bi ceritakan padanya.
“Sehun
apa kau tidak bisa memaafkan seseorang ?”
“M
mwo ? apa maksudmu ?”
“Aku
sudah tahu tentang hubunganmu dengan Shannon, dan kurasa sikapmu berlebihan pada
gadis itu. seharusnya kau bisa memaafkan kesalahannya dimasa lalu” Sehun
berubah datar. Ia merasa Jieun tidak berhak menasehatinya. Gadis itu tak tahu
apapun tapi malah menasehatinya seenaknya saja.
“Kau
tidak perlu menasehatiku, Kau tidak tahu rasanya dikecewakan seseorang kan ?
lagi pula aku lebih mengenal Shannon dari pada dirimu. Aku merasa dia berubah,
tidak seperti gadis yang kukenal dulu jadi-“ Sehun belum merampungkan ucapannya
namun Jieun memotongnya.
“Aku
tidak akan menjauhinya. Kau kekanakan Oh Sehun” Sehun memandang Jieun datar dan
dingin. Ia hanya berusaha agar Jieun tidak memiliki masalah dengan Shannon
namun apa yang ia dapat ? malah sebuah penolakan dan nasehat sok bijak.
“Terserah”
Sehun menutup bukunya kasar lalu bangkit dan berpindah meja dengan jarak lebih
jauh dengan meja Jieun. Jieun menghela nafas namun masih memperhatikan Sehun
yang mulai menjauh.
Apa ucapanku salah ?
Aku hanya ingin mereka
berbaikan dan menjadi teman..
Bukankah lebih baik berteman
dari pada bermusuhan seperti ini
Apa aku ikut campur terlalu
jauh ?
<<>>
Joon
Myeon tengah mematut diri didepan cermin. Sebuah kaos polos dipadu dengan jaket
denim dan jeans melekat ditubuhnya. Sekali lagi ia membenarkan rambutnya. Malam
ini ia akan menonton ke bioskop bersama Jieun seperti yang sudah mereka
janjikan kala itu. dengan senjata dua buah tiket gratis yang ternyata dibelinya
itu, ia siap melancarkan aksinya untuk mendekati Jieun. Ia yakin pasti bisa
mendapatkan perhatian dan hatinya. Terakhir ia menyemprotkan parfum pada leher
dan tubuhnya. Setelah itu ia berangkat dan berpamitan terlebih dahulu pada
orang tuanya.
10
menit ia menunggu didepan bioskop namun ia belum melihat batang hidung Jieun.
Sebentar lagi dia datang,
pasti dia datang..
Namun
seseorang yang ia kenal, datang dan mendekatinya.
Jang Eun Bi ? Kenapa gadis
itu yang datang ?
“Malam,
Joon Myeon-ssi. Mian pasti kau bingung kenapa aku yang datang”
“Kemana
Jieun ?”
“Dia
tidak bisa datang dan-”
“W
wae apa dia sakit ?” pertanyaan itu membuat Eun Bi memandang Joon Myeon lain.
Dia tampak khawatir pada
Jieun..
“Ani,
dia lupa jika malam ini, ia ada janji dengan keluarganya jadi tidak bisa
datang. Jieun memintaku untuk
menggantikannya menonton bersamamu”
“Oh
begitu” raut semangat Joon Myeon berubah lesu.
“Tapi
tak apa, ayo kita masuk, sebentar lagi filmnya dimulai” tambah Joon Myeon. Eun
Bi mengangguk dengan senyuman khasnya. Memandang Joon Myeon yang mulai memasuki
bioskop.
Apa Joon Myeon menyukai
Jieun ?
Tapi ku kira, Sehun yang
menyukai Jieun..
Atau... mereka berdua
menyukai Jieun !?
____
Eun
Bi lebih banyak berfikir dan memandang Joon Myeon dibandingkan fokus menonton.
Ia masih memikirkan kemungkinan kedua namja itu menyukai Jieun. Eun Bi sangat
setuju jika Sehun dan Jieun berhubungan namun Joon Myeon ? ia tidak begitu rela
namja itu menyukai temannya. Meski ia tahu ia tak bisa memaksakan kehendak
orang lain. Lagi, Eun Bi memandang wajah Joon Myeon yang tengah memperhatikan
layar lebar didepannya dengan serius. Namja itu memakan popcorn dan sesekali
terperangah membuat Eun Bi tersenyum kecil.
Ya ampun aku tidak tahu,
sejak kapan perasaan ini mulai meluas..
Jika perkiraanku benar, apa
yang harus kulakukan..
Kenapa harus Jieun, kenapa
harus temanku sendiri..
Dua
jam kemudian, film usai. Joon Myeon merasa part akhir film hunger games
benar-benar membingungkan. Ia memang belum pernah membaca versi novelnya.
Banyak temannya bilang jika versi film dan buku sedikit berbeda. Ah ia tidak
terlalu suka membaca. Ia memandang Eun Bi yang berjalan disampingnya namun ia
mengernyit saat melihat gadis itu seperti tengah memikirkan sesuatu. Eun Bi
yang ia kenal cerewet berubah menjadi sedikit pendiam kali ini. Apa karena
hanya berdua saja dengannya yeoja itu jadi pendiam ?
“Eun
Bi-ssi”
“Eoh
?”
“Bagaimana
menurutmu part ending film yang kita tonton tadi ?” Eun Bi meringis lalu
menggaruk kepalanya pelan.
“Aku
belum menonton hunger game yang ketiga bagian awal jadi aku sedikit bingung”
jujur gadis itu.
“Haha,
jadi karena itu kau diam terus dari tadi” Eun Bi hanya bisa meringis lalu
mengangguk kecil namun ia sungguh senang melihat tawa namja yang ia sukai itu.
Suasana kembali hening, Joon Myeon dan Eun Bi sibuk dengan pikiran
masing-masing. Mereka sama-sama berangkat menggunakan bus jadi mereka berjalan
ke halte dan berpisah disana nanti dengan bus yang berbeda jalur. Sebenarnya
Eun Bi memiliki waktu untuk menyatakan perasaannya dan memastikan apakah namja
itu benar-benar menyukai Jieun.
“Joon
Myeon-ssi”
“Hmm
?” Eun Bi diam sejenak, lalu ia memberanikan diri.
“Kurasa
aku mulai menyukaimu” kalimat itu membuat Joon Myeon menghentikan langkahnya
lalu memandang Eun Bi membuat gadis itu tertunduk gelisah.
“M
mwo-“
“Benar,
a aku menyukaimu, a ak-“ Eun Bi bingung untuk menjelaskannya.
“Tapi
aku sudah menyukai orang lain, Eun Bi-ssi” Eun bi memandang wajah Joon Myeon.
“Apa
gadis itu adalah Jieun ?” Joon Myeon tampak sedikit terkejut dengan tebakan Eun
Bi yang 100% tepat. Eun Bi memandang mata Joon Myeon yang bergerak gelisah lalu
mengalihkan pandangannya.
Benar, dia menyukai Jieun..
“A
aku tidak ingin menyakiti perasaanmu..” ucap Joon Myeon.
“Aku
tidak apa-apa, katakan saja apa gadis
itu adalah Jieun ?” tanya Eun Bi lagi dengan nada tenang. Ia hanya ingin
memastikan. Dan beberapa detik kemudian Joon Myeon mengangguk pelan.
Jadi benar..
“M
mian, tapi aku tidak tahu jika kau menyukaiku” Joon Myeon benar-benar merasa
tidak enak pada gadis itu. apalagi Eun Bi juga berteman dekat dengan Jieun.
Yeoja itu lalu tersenyum dan kembali berjalan. Sementara Joon Myeon mulai
mengikutinya lagi namun masih memperhatikan Eun Bi.
“Gwenchana,
aku tahu aku tidak bisa memaksamu untuk menyukaiku juga. Kita lupakan saja apa yang
terjadi malam ini, oke ?” dengan ragu Joon Myeon mengangguk.
“Tapi
Eun bi-ssi, tolong jangan katakan pada Jieun jika aku menyukainya”
“Tenang
saja, rahasiamu aman ditanganku haha” terdengar hambar. Sebenarnya Eun Bi ingin
menangis namun ia tahan.
“Haha
terimakasih” tawa Joon Myeon pun terkesan dipaksakan. Ia hanya ingin suasana
itu mencair.
Ya Tuhan kenapa dia
menyukaiku..
Ini akan sangat terasa
canggung nantinya jika kami bertemu..
Saat
mereka berpisah dihalte dan Eun Bi memasuki bus nya. Saat itu pula bulir-bulir
air mata turun, ia terisak seorang diri dikursi bus paling belakang. Hatinya
telah patah, dan yang paling membuatnya sedih adalah kenapa Joon Myeon harus
menyukai teman dekatnya sendiri. Tidak, ia tidak akan menyalahkan Jieun karena
gadis itu tak tahu apa-apa. Tapi Eun bi bingung harus menyalahkan siapa
disituasi seperti ini, rasa egoisnya meminta ia memilih siapa yang bersalah.
Tapi rasa sayang Eun Bi lebih besar pada Jieun, mereka berteman sejak lama tak
mungkin semuanya retak begitu saja hanya karena namja yang ia sukai menyukai
Jieun. Tidak, Eun Bi tidak seegois itu. ia hanya bisa menangis, isakan itu
berubah tangisan deras. untung saja pengguna bus sedang sepi malam itu,
membuatnya tak sungkan meluapkan perasaannya didalam bus. Hanya ada seorang
bapak-bapak yang duduk didepan, menoleh memandang Eun Bi lalu kembali lagi
memandang ke depan dengan gelengan kecil.
Sementara
Joon Myeon mengeluhkan situasi beberapa menit lalu. Situasi yang tidak ia
harapkan. Kenapa teman Jieun harus menyukainya disaat ia menyukai Jieun ?
perasaan tidak enak benar-benar mengganggu pikiran Joon Myeon. Ia tidak pernah
menolak yeoja sebelumnya, terutama yeoja yang terlihat tulus seperti Eun Bi. Ada
juga ia yang ditolak. Tidak seperti yang biasa diungkapkan di drama televisi
bahwa menolak perasaan seseorang itu membanggakan, ia tidak merasakan hal itu.
namun Joon Myeon baru sadar, kenapa sikap Eun Bi berbeda padanya. Pesan-pesan
yang yeoja itu kirimkan padanya, sikap manis yeoja itu disaat liburan kemarin,
ia baru tahu jika semua itu karena yeoja itu menyukai dirinya. Joon Myeon
memilih memandang keluar bus lewat jendela disampingnya. Menghanyutkan beberapa
pikiran yang melayang dikepalanya. Ia tidak akan tahu akan seperti apa
nantinya.
Next thor ^^
ReplyDelete