Ambition [2]


Cast    : Lee Jieun, Xi Luhan, Kim Myungsoo etc.

Genre : Drama, romance, life.

Length: Chapter.

Part [1]



“Ayah ?” Luhan sedikit terkejut, ada apa ayahnya datang tanpa pemberitahuan seperti ini. Tidak biasanya.

“Ya, ayah datang”

“Duduklah ayah”

“Bagaimana semuanya, apa berjalan lancar ?”

“Tentu ayah”

“Ku dengar kau kemarin pulang kenapa tidak memberitahu ayah”

“Ah ku kira ayah sedang sibuk dan lagi pula aku hanya sebentar dirumah”

“Kau ini, masihkah tinggal dengan perempuan itu ?”

“Namanya Lee Jieun ayah” Luhan membenarkan.

“Ya ya aku tak perduli siapa namanya. Selama ia tidak mengganggumu mengurusi perusahaan, ayah akan membiarkannya dekat denganmu”

“Aku serius dengannya ayah”

“Jangan berkata segampang itu, masih banyak wanita yang belum kau temui anak ku”

“Tapi-“

“Ne ne, sudahlah kenapa jadi membahas hal seperti ini. Ayah ada pertemuan setelah ini, kalau begitu ayah pergi”

“Ne, hati-hati dijalan” Luhan membungkuk kecil sebelum ayahnya meninggalkan ruangan kerjanya.

Bagaimana jika ayah tahu Jieun bekerja diperusahaan saingannya ?

Aiissh membuatku pusing saja.

<<>> 

“Baiklah semuanya, perkenalkan dia anak dari Presdir Kim, mulai hari ini dia akan bekerja diperusahaan ini, namanya Kim Myungsoo” ucap Jieun pada seluruh bawahannya.

“Annyeonghaseyo” koor para karyawan dan hanya mendapat anggukan kecil dari pria dingin itu.

“Sekarang semuanya kembali bekerja”

“Ne”

“Dimana ruanganku ?”

“Mari saya antar”

Mereka berdua sampai pada ruangan yang terlihat lumayan besar. Myungsoo menatap dengan bangga name tag yang terlihat jelas tercantum namanya didepan meja. Akhirnya ia bisa juga bekerja diperusahaan pusat milik ayahnya setelah dua tahun diutus untuk mengurusi perusahaan cabang milik ayahnya yang lain.  

“Heh kau”

“Ya ?”

“Apa kau orang kepercayaan ayahku ?”

“Bukankah sajangnim sudah tahu ?”

“Orang sepertimu memang apa yang bisa kau lakukan ?”

Aiish, orang ini benar-benar tidak bisa diajak baik-baik.

“Sajangnim bisa menanyakannya sendiri pada presdir”

“Okelah itu akan ku tanyakan sendiri, bisakah kau sekarang membuatku secangkir kopi ?”

“Saya akan meminta office boy untuk membawakan kopi anda” Jieun berbalik, berniat keluar ruangan namja yang menyebalkan itu. Membuat kopi ? apa namja itu tidak tahu kalau Jieun seorang direktur didivisinya ?

“Aniyo, aku ingin kau yang membawakannya” Jieun terpaku, sedetik kemudian ia mengangguk pelan dan keluar ruangan.

“Aiishh jinjja, dia benar-benar kurang ajar” gerutu Jieun.

Huuuh sabar Ji, sabar. Jieun mengelus dadanya berulang kali dan akhirnya menuju pantry untuk membuat kopi.

__

“Oh direktur Lee, kau sedang apa ?” Seorang OB menegur Jieun.

“Apa kau tidak lihat apa yang sedang kulakukan ?” Tanya balik Jieun dengan nada tak enak. Sepertinya rasa kesal karena Kim Sajangnim masih mempengaruhinya.

“Ahehe tentu aku melihatnya, biar saya saja yang membuat kopinya” Jieun mundur dan mengalihkan pekerjaan pada staf OB itu.

“Direktur Lee”

“Apa ?”

“Sepertinya anak presdir itu orang yang menyebalkan ya”

“Darimana kau tahu ?”

“Tadi pagi saat ia menaiki lift, ia menyuruh beberapa orang untuk keluar karena terlalu penuh padahal dia yang terakhir memasuki lift”

“Jinjja ?” OB bernama Min Si itu mengangguk membenarkan.

“Ck, sudah kuduga dia memang menyebalkan” desis Jieun.

“Kopinya sudah siap direktur Lee, mau kuantarkan kemana ?”

“Aniyo, biar aku membawanya sendiri”

“Oh ne” Min Si menyerahkan secangkir kopi itu pada Jieun.

“Gomawo dan kembalilah bekerja”

“Ne” Min Si membungkuk saat Jieun berlalu.

__

Tok tok tok

“Masuk” Jieun memasuki ruangan Myungsoo dengan secangkir kopi ditangannya.

“Ini kopinya sajangnim” Jieun meletakan kopi itu didepan Myungsoo yang masih berekspresi datar. Namja itu menggerakan tangannya, meraih kopinya dan menyesapnya sedikit. Terlihat sedikit raut wajah yang berubah. Jieun mempunyai firasat yang tidak enak dengan perubahan wajah namja itu.

“Yaakk ! Kopi apa ini !? Buat lagi dan jangan terlalu manis !” Jieun tersentak, seumur-umur ia belum pernah mendapat teriakan seperti ini kecuali saat ia dimarahi ayahnya dulu. Reflek mendongak dan menatap Myungsoo dengan tatapan bulat.

Sial, Kau ! Berani-beraninya membentak ku seperti itu ! Jieun mengepalkan tangannya.

“Saya masih mempunyai banyak pekerjaan selain membuat kopi untuk anda sajangnim, jika kopi buatan saya tidak cocok dengan kemauan anda, anda bisa memintanya sendiri kepada staff OB. Kalau begitu saya permisi” Jieun membungkuk kecil dan berjalan keluar ruangan tanpa mengindahkan makian dari Myungsoo.

“Yaaakk Kau ! aku belum selesai bicara !”

Damn !

__

Jieun memasuki ruangannya dengan amarah memuncak, ia bahkan mengabaikan sapaan para bawahannya. Duduk diruang kerjanya dengan umpatan-umpatann kecil tertuju pada Myungsoo. Ia benar-benar tidak menyangka ada yang berani memperlakukannya seperti itu. Sialan. Bahkan pendingin ruangan tidak bisa mendinginkan hatinya saat ini. Ingin sekali Jieun melempar namja bernama Kim Myungsoo itu dari lantai paling tinggi digedung ini.

Tok tok tok

“Masuk !” ucap Jieun nada tinggi. Siapa lagi sekarang ? ia sedang benar-benar marah dan tidak ingin bertemu dengan siapapun.

“Direktur Lee, ini laporan yang anda minta” ucap bawahannya bernama Kim Joon Myeon. Jieun melirik sekilas namja yang tertunduk itu kemudian menerima laporan yang ia bawa dan memeriksanya. Membuka lembaran demi lembaran. Matanya terfokus pada tulisan-tulisan disana.

Ough ! aku benar-benar bisa mati ..

“Sudah kubilang berulang kali pakailah bahasa yang mudah dimengerti” ucap Jieun dingin.

BRAAAKK

Jieun melemparkan laporan itu.

“Buat ulang” ucap Jieun datar.

“Ta tapi ini sudah ketiga kalinya dir-“

“Ku bilang buat ulang !”

“N ne” Joon Myeon kembali mengambil laporan yang salah itu dan permisi keluar ruangan. Jieun geram dan mengusap wajahnya sendiri. Ia sangat objektif, bukan karena ia sedang emosi ia memarahi bawahannya tapi memang laporan Joon Myeon masih belum memadai. Oke, tak munafik ditambah ia sedang emosi dan Joon Myeon datang pada saat yang tidak tepat.

<<>> 

Drrt Drrt

Jieun yang tengah menyetir mobil, meraih ponsel yang ia letakan didashbord mobil. Memasangkan headset dan menekan tombol terima.

“Yeoboseyo” ucapnya dengan masih terfokus menyetir.

“Noonaaaa ..”

“Yaakk, kau, untuk apa menelponku ?”

“Jemput aku noona”

“Jemput ? memang kau ada dimana ?”

“Aku distasiun Gyeok Jang”

“MWO !?” Sebenarnya ada apa dengan hari ini ? terlalu banyak kejutan bagi Jieun. Untuk apa adiknya sekarang kemari ?

“Kau untuk apa kesini ?”

“Aku sedang libur sekolah dan kesini untuk mengunjungi noona”

“Bagaimana dengan eomma, kau meninggalkannya sendirian dirumah ?”

“Aheheh ne begitulah, lagi pula ia bisa sakit jika kesini menaiki kereta. Ia mengijinkanku karena sedang libur sekolah noona”

“Min Ki kau ini .. ya sudah, tunggu noona disana”

“Ne, jangan lama-lama”

“Ne ne” Jieun mengakhiri obrolan itu dan melepas kedua headset yang terpasang ditelinganya. Memutar kemudinya mengarah ke stasiun Gyeok Jang.

__

“Aiish dimana anak itu ?” Jieun berjalan mencari-cari keberadaan adik lelakinya. Kerumunan orang lalu-lalang membuatnya sulit untuk melihat apalagi dengan tubuh mungilnya.

“Noona aku disini !” Jieun menoleh dan mendapati adiknya tengah berjalan kearahnya.
“Noona bogosh-“

TUK

“Asshh noona sakit, kenapa malah memukulku ?” Min Ki memberengut kesal, mengusap-usap kepalanya yang mendapat pukulan kecil dari sang kakak.

“Kau, kenapa meninggalkan eomma sendirian dirumah ?”

“Oh ayolah noona, aku sedang berlibur dan menghabiskan libur sekolah dirumah itu membosankan mending aku kesini dan mengawasimu, siapa tahu kau berkencan dengan namja brengsek atau semacamnya”

“Yaakk ! kenapa malah menceramahiku”

“Hehe, sudah ah .. dimana mobilmu, ayo kita pergi” Namja berstatus adik Jieun itu berlalu mendahului Jieun yang masih mencibirnya pelan. Namja berambut blonde bernama Lee Min Ki. Banyak yang mengira ia adalah kakak lelaki Jieun karena postur tubuh mereka yang tidak seperti kakak adik. Kalian tahu lah Jieun itu mungil, mini, dan kecil. Sedangkan Lee Min Ki, besar tinggi seperti Sehun exo.

__

Didalam mobil ..

“Bagaimana keadaan eomma, apa ia sehat ?”

“Ia sehat noona, kau tidak perlu khawatir”

“Tapi meninggalkannya sendirian dirumah membuatku khawatir. Harusnya kau mengajaknya kesini”

“Sudah kubilang kan ia bisa sakit jika harus menaiki kereta dengan perjalanan yang begitu lama”

“Babo, kalian bisa menaiki pesawat”

“Tidak ada ongkos”

TUK

“Assh kenapa noona suka sekali memukulku ! aiishh” Min Ki mengusap-usap kepalanya yang selalu saja menjadi sasaran Jieun. Kenapa kakaknya suka sekali memukulnya sih !?

“Kau bisa menelpon ku dulu dan noona bisa membelikan tiket pesawat untuk kalian berdua”

“Ah benar juga yah”

Jieun memutar kedua bola matanya jengah. Adiknya memang tampan tapi otaknya jauh berbeda dengannya yang encer.

“Kau, bagaimana dengan nilai-nilai mu disekolah ?”

“Baik”

“Yaakk jawab yang benar, baik bagaimana maksudmu”

“Cukup baiklah, standar”

“Mwo !? standar ? maksudmu pas-pasan begitu ?”

“Ahehe” Min Kin hanya bisa nyengir kuda.

“Aiishh benar-benar, kau harus mempunyai nilai yang bagus jika ingin melanjutkan kuliah disini”

“Ne ne” jawab Min ki malas. Selalu saja, kakaknya menceramahinya. Ia tidak bisa sepintar Jieun yang pernah lompat kelas karena kepintarannya. Otak Min ki sangat biasa dan bisa berasap jika memaksakan belajar.

Mereka mulai sampai diarea apartement Jieun, tentu bukan apartement yang ia tinggali dengan Luhan. ini apartement yang berbeda dan yang ini adalah milik Jieun sendiri.

“Ah senangnya kesini lagi” ucap Min Ki.

Bagaimana ini, aku bahkan belum membersihkan karena jarang mengunjungi apartement ku.
__

“Ugh, kenapa seperti apartement yang tidak ditinggali seperti ini” gerutu Min Ki saat memasuki apartement kakaknya.

“I itu karena noona jarang bersih-bersih”

“Issh noona jorok”

“Karena kau disini, bersihkan semuanya dan buatkan noona makanan oke”

“Ck, kau pikir aku pembantu”

“Aiish jangan membantah atau kukirim kau pulang”

“Ne ne , senang sekali mengancamku”

Min Ki beralih dan memasuki kamar yang satunya dan membongkar semua barang bawaannya. Sedangkan Jieun menghampiri Sofa dan merebahkan diri meski dengan sesekali bersin karena debu yang cukup banyak.

__

Setelah sesi bersih-bersih yang dilakukan Min Ki, ia mencoba membangunkan kakaknya yang terlihat begitu nyanyak tidur diatas sofa. Sebenarnya ia tidak tega tapi harus bagaimana lagi, ia lapar dan begitu membuka lemari pendingin tak ada apa-apa disana. Hanya air mineral yang lumayan banyak. Tapi mana kenyang hanya meminum air dan lagi, ia tidak bisa memasak jika tidak ada bahan masakan sama sekali.

“Noona” lirih Min Kin dengan tusukan jari-jarinya dibahu Jieun.

“Eungh ..” Jieun menggeliat pelan namun kembali tertidur.

“Noona Noona Noona Noona Noona Noona Noon- ”

“Yaaak berisik Lee Min ki !” Min Ki tersenyum lebar, cara itu memang selalu berhasil. Dulu, saat Jieun susah dibangunkan, Min Ki selalu memanggilnya tanda jeda seperti barusan dan tentu saja cara itu berhasil membangunkan kakaknya.

“Mwo mwo mwo ? Kenapa kau membangunkan ku !?” gusar Jieun.

“Tidak ada bahan makanan, mau masak bagaimana jika sayuran saja tidak ada ?”

“Ah iya aku lupa” Jieun menggaruk kepalanya dan menguap kecil.

“Baiklah kalau begitu ayo kita berbelanja”

“Ayo !”

“Kenapa begitu bersemangat ?”

“Ini waktunya cuci mata memandangi wanita-wanita Seoul di Mall noona”

“Dasar kau ini, ya sudah cepat bersiap-siap”

Min Ki memasuki kamarnya begitu pula Jieun, ia harus berganti pakaian, tidak mungkin ia berbelanja dengan pakaian kantor yang formal. Hoodie dan jeans mungkin lebih terlihat santai.

Setengah jam kemudian mereka sudah siap dengan penampilan masing-masing.

“Daebak, jika berpakaian seperti ini noona seperti masih anak SMA”

“Itu pujian atau hinaan -_-“

“Mungkin keduanya hehe”

<<>> 

Troli itu mulai terisi, Min Ki seenaknya saja mengambil apapun yang ia rasa perlu sedang Jieun hanya mengikutinya. Lagi pula adiknya yang akan memasak jadi Jieun hanya perlu membayar bahan masakan dan memakannya setelah matang. See ? uang itu segalanya.
Jieun mengetikan sesuatu pada ponselnya, mengirim pesan untuk Luhan bahwa ia tidak bisa pulang ke apartement mereka untuk sementara waktu dikarenakan kunjungan adiknya.

“Noona bolehkan aku mengambil ini ?” Tanpa menoleh, Jieun mengangguk pelan. Apapun terserah.

Bruuuk

Tanpa sengaja Jieun menabrak seseorang, ia mendongak dan betapa malasnya bertemu dengan seseorang paling menyebalkan disaat seperti ini.

“Kau” ucap namja yang tertabrak Jieun yang tak lain adalah Kim Myungsoo. Namja dingin sok keren yang tadi pagi membentaknya hanya karena sebuah kopi.

“Annyeong sajangnim” terpaksa Jieun membungkuk kecil.

“Kau terlihat berbeda berpakaian seperti ini” Jieun hanya tersenyum yang terkesan dipaksakan. Tanpa berniat memperpanjang percakapan singkat itu.

“Noona !” Min Kin menghampiri Jieun dengan troli penuh bahan masakan dan segala rupa pilihan namja blonde itu.

“Yaaak sebanyak ini !?” Jieun dibuatnya terperangah. Sebenarnya adiknya perempuan atau laki-laki, belanja sebanyak ini dengan wajah tanpa beban. Jieun sangat terkesan. Min Ki kira Jieun mesin penghasil uang yang bisa membeli apapun dengan mudah apa ?

“Ouh, sebuah scandal baru, kau mengencani anak dibawah umur ?” Myungsoo kembali bersuara. Memandang Jieun remeh dan merendahkan.

“Dia ad-“

“Tak usah membela diri, tenang saja tak usah sungkan denganku” sergah Myungsoo sebelum Jieun merampungkan ucapannya.

Terserah !

“Kalau begitu saya permisi sajangnim” Jieun berbalik dan menarik Min Ki menjauh dari Myungsoo, bisa naik darah jika ia tetap meladeni orang menyebalkan itu.

“Noona dia siapa ?” bisik Min Ki.

“Atasanku”

“Sepertinya bukan orang yang menyenangkan”

“Dia orang pertama yang paling kubenci”

“Jangan terlalu membenci karena suatu saat kau bisa menyukainya noona”

“Ck, jangan bercanda denganku” jawab Jieun malas.

To be continue 

Comments

  1. Waahh,, seneng deh part 2 nya udah di post, bagus ceritanya, mungkin krn baru pengenalan tokoh aja kali ya jd belum ada konflik, tapi buat semuanya udah bagus kok, authornim fighting!!! ������

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya belum ada konflik mungkin di part selanjutnya. Makasih udh komen :) fighting !!

      Delete
  2. wahhh udah ada part 2 ya heheheh
    seneng banget kalo udah dilanjut
    ditunggu part 3nya ya thor hehe

    ReplyDelete

Post a Comment