Frozen Heart [End/9]

Lee Ji eun / IU | Lee Jun Ki | Oh Sehun etc
Romance | Drama | Chapter
Part 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8

Pukul 9 pagi, Jieun dan Sehun sudah pergi menuju gedung XX menggunakan mobil Sehun sementara teman Ji Yoon yang memakai pakaian Jieun juga pergi menggunakan mobil Jieun. Inilah rencana Ji Yoon agar orang-orang yang mengawasi mereka, mengikuti Jieun palsu dan Jieun asli tak akan mendapat halangan menuju gedung XX lalu memberikan dokumen yang berada di sana kepada pengacara Ahn. Untung saja Sehun menerima permintaan Ji Yoon untuk mengantarkan Jieun hingga misi mereka berhasil. Namun hal itu malah membuat Sehun makin penasaran. Seberapa penting kah dokumen-dokumen itu hingga Ji Yoon sampai merencanakan itu semua.
Di Perjalanan.
“Hey, aku jadi penasaran sekarang, apa alasan Ji Yoon merencanakan semua ini?” tanya Sehun.
“Aku justru sangat penasaran dari kemarin hingga rasanya ingin memukul seseorang”
“Tapi akhirnya kau malah berciuman dengan seseorang” balas Sehun seraya tertawa geli saat melihat raut wajah Jieun yang berubah.
“Y yaak, kenapa kau m membahas itu lagi?” gadis itu tampak salah tingkah.
“Kenapa rasanya aku tidak percaya kau belum pernah pacaran dengan orang lain ya. Kemarin kau benar-benar seorang good kisser haha” Rasanya benar-benar menyenangkan saat meledek Jieun.  Membuat gadis itu melirik tajam dengan gumaman kesal.
“Aku benar-benar akan memukulku jika begini terus” ancam Jieun. 
“Aku siap kok dipukul... dengan bibirmu hahaha” Sehun tak akan melewatkan kesempatan bagus untuk menggoda gadis itu.
“Yaaakk !” pekik Jieun dengan kepalan tangan yang sudah melayang disamping kepala Sehun membuat namja itu melirik sekilas lalu merinding sendiri.
“Mian mian, aku hanya bercanda”
"Cih..” decak Jieun.
Sementara disisi lain, teman Ji Yoon yang memakai mobil Jieun terus menjauh dari Seoul. Membawa orang-orang yang membuntutinya tanpa ada rasa curiga.
“Mau kemana sebenarnya gadis itu?”
“Sudahlah ikuti saja, jangan sampai bos marah dan malah memecat kita”
“Hey tapi bukankah ini jalan menuju luar kota?” Orang berpakaian hitam satunya lagi melihat sekilas plang dijalan.
“Kau benar, apa sebaiknya kita telpon boss saja?” namja itu mengangguk.
“Lebih baik telpon Boss sekarang”
"Oke"
 “Hallo Bos, gadis itu pergi jauh sampai ke perbatasan Seoul, apakah kami harus tetap mengikutinya?”
“Apa kalian yakin dia gadis yang benar?”
“Kami yakin Boss, dia memakai pakaian yang kemarin dan juga memakai mobil yang sama”
“Coba kalian dahului mobilnya dan hentikan didepannya sampai dia keluar lalu cek apakah gadis itu gadis yang benar”
“B baik boss” namja itu pun mematikan ponselnya.
“Ah aku memiliki firasat yang buruk” setelah memberitahukan perintah dari sang Boss kepada temannya. Mereka berdua langsung tanjap gas dan mendahului mobil Jieun yang dipakai Bomi-teman Ji Yoon. Memberhentikannya lalu keluar dari mobil, membuat teman Ji Yoon kebingungan.
“Omo, kenapa mereka menghadangku?”
“Apa yang akan mereka lakukan?”
“Kau Keluar !” teriak salah satu namja berpakaian hitam itu. Kim Bomi, teman Ji Yoon itu akhirnya menghela nafas lalu membuka pintu mobil Jieun dan berdiri dihadapan dua namja itu membuat dua namja itu berpandangan sejenak.
“Buka maskermu” titahnya.
Tenang Bomi, kurasa ini sudah cukup. Lagi pula aku sudah membawa mereka cukup jauh, mereka tidak akan sempat mengejar Jieun. Baiklah.
Perlahan Bomi membuka maskernya dan menampakan wajahnya. Seketika dua namja itu terkejut karena menyadari Bomi bukanlah Jieun yang harusnya mereka awasi kemanapun.
“Sial !” Bomi pun tersenyum bangga melihat dua namja itu terkecoh. Dengan terburu-buru dua namja itu kembali memasuki mobilnya dan memutar balik. Berharap mereka masih dapat menemukan Jieun.
“Boss, dia bukan gadis itu !” lapor salah satu namja itu lewat sambungan telepon.
“Mwo !? Kalian benar-benar bodoh ! Cepat cari Jieun sekarang juga !”
“B baik Boss” kedua namja itu kalah kabut, juga bingung karena mereka tak tahu kemana Jieun pergi.
“Habislah kita”
Kembali ke Jieun dan Sehun. Setelah mereka mengambil berkas-berkas itu di Gedung XX mereka langsung menuju pengadilan untuk menyerahkannya pada Pengcara Ahn.
Di dalam perjalanan
“Kau bisa membaca berkas-berkas itu untuk menjawab rasa penasaranmu Ji” tanpa Sehun bilang pun, dari tadi Jieun sudah ingin membukanya dan mengetahui alasan dari semua ini namun nyatanya Jieun hanya diam tanpa menggerakan tangannya untuk membuka berkas-berkas itu.
“Wae?” 
“Ani, aku tidak akan membacanya, aku akan memenuhi permintaan Ji Yoon lagipula dia akan menceritakannya juga saat kita menyelesaikan misi"
“Wah ternyata kau orang yang bisa diandalkan”
“Eiy tentu saja” bangga Jieun.
“Tapi kenapa aku merasa kita seperti agen FBI yang membawa dokumen penting negara ya” cletuk Sehun asal.
“Haha ku kira hanya aku yang berfikiran seperti itu” suasana tampak lebih santai dengan cletukan namja itu.
Satu jam kemudian, akhirnya mereka sampai didepan gedung pengadilan. tanpa berlama-lama, Jieun dan Sehun bergegas menuruni mobil mereka dan mulai melangkahkan kaki untuk masuk. Namun beberapa namja yang berjumlah 4 orang menghadang mereka.
Siapa mereka? Ah benar, mereka pasti orang-orang yang mengawasiku dirumah sakit
Tapi, tunggu dulu, wajah mereka berbeda meski pakaiannya sama.
Mereka bukan orang yang sama tapi aku yakin mereka komplotan yang sama
“Serahkan dokumen itu pada kami atau kami akan merebutnya”
“Aku tidak akan menyerahkannya” ucap Jieun seraya menyerahkan dokumen itu kepada Sehun sementara ia maju satu langkah didepan Sehun dan bersiap melawan keempat namja itu.
“J ji, kau yakin mau melawan mereka?” bisik Sehun.
“Hun dengarkan aku, saat kuteriakan ‘Sekarang’ kau lari memasuki gedung lalu serahkan dokumen itu pada pengacara Ahn”
“Yaa, aku bahkan tidak tahu pengacara bernama Ahn itu”
“Cari saja pengacara bernama Ahn Dong Woo dilantai dua kantor jaksa, arraseo?”
“Tapi bagaimana denganmu?”
“Aku bisa mengatasinya” Jieun kembali memandang tajam keempat namja dihadapannya yang sudah tidak sabar untuk merebut dokumen itu.
“Sekarang !” pekik Jieun dan dengan sekuat tenaga Sehun berlari sementara Jieun mulai menyerang gerombolan namja berpakaian hitam itu.
Bugh, tendangan Jieun mengenai kepala namja pertama dan ia berputar lalu Bugh Bugh Jieun meninju perut namja kedua bertubi-tubi. Dua namja berhasil ia lumpuhkan lalu sembari menyeringai memandang dua namja lagi yang tampak keheranan dengan kemampuan Jieun. Tanpa berlama-lama Jieun melangkah maju dan melompat lalu menendang namja ketiga itu tepat dikepala membuat namja itu oleng dan terhuyung ke tanah. Ah, Jieun kehilangan namja ke empat, namja itu tampak mengejar Sehun, dengan cepat Jieun pun mengejar namja itu dan untungnya belum sempat memasuki pintu pengadilan. Jieun dapat meraih kerah bajunya, menariknya dari belakang hingga namja itu terjungkal lalu dengan sekuat tenaga Jieun mendaratkan bogem mentahnya diwajah mulus itu. awalnya berjalan lancar namun pukulan selanjutnya meleset, membuat Jieun tertendang dan tersungkur.  
Tangguh juga yang satu ini ... 
Jieun kembali bangkit begitu pula namja itu yang bersiap untuk kembali menyerang. Namun suara sirine polisi menginterupsi perkelahian itu. menyelamatkan Jieun dari kepungan keempat namja asing itu.
“Angkat Tangan !” Polisi mendekat dengan senjata api di tangan mereka membuat keempat namja itu tak berkutik dan terpaksa mengangkat tangan seraya memandang Jieun kesal sementara Jieun tersenyum puas. Sehun kembali menghampiri Jieun dengan sedikit berlari setelah menyerahkan dokumen yang ia bawa pada pengacara Ahn.
“Ji kau tidak apa-apa?” tanyanya setelah menghampiri Jieun.
“Aku tidak apa-apa, kau sudah menyerahkannya?”
“Dia sudah menyerahkannya padaku” ucap namja yang menghampiri mereka, membuat Jieun dan Sehun menoleh.
“Saya pengacara Ahn Dong Woo, tenang saja saya akan segera memproses dokumen-dokumen itu”
“Ah ne gamshamnida pengacara Ahn”
“Kalian pasti Jieun dan Sehun kan? Nona Ji Yoon sudah memberi tahu kalau kalian yang akan  membawa dokumen-dokumen itu kemari”
“Apa boleh aku mengetahui dokumen apa yang kami bawa?” tanya Jieun.
“Mian, nona Ji Yoon bilang aku tidak boleh memberitahumu, dia sendiri yang akan memberitahukannya pada mu Lee Jieun-ssi” Jieun menghela nafas mendengarnya. Ji Yoon benar-benar konsisten sampai akhir. Oke, Jieun akan mengikutinya.
”Baiklah, Kalau begitu kami permisi” ucap  Jieun berpamitan.
“Ne hati-hati dijalan” Meski masih mengganjal tentang alasan dari semua ini, Jieun merasa lega, seakan beban dipundaknya sudah terangkat setelah berhasil menyelesaikan misi yang Ji Yoon berikan padanya. Jieun dan Sehun kembali ke rumah sakit. Tak ada penolakan lagi, Ji Yoon pun akhirnya menceritakan semuanya.
“Tidak mungkin” lirih Jieun.
“Bukan hanya itu, Jun Young ahjussi juga yang mengganti obat ibu dirumah sakit. Ibu semakin parah karena obat yang ia ganti Ji, Kau tahu persis jika ibu sembuh maka Jun Young ahjussi tidak bisa lagi menjadi wali kita dan mengurus perusahaan. Itu sebabnya dia ingin membuat ibu tetap sakit”
Jadi ini alasan Junki Oppa terlihat sangat kacau waktu itu..
Dia pasti juga sulit menerima kenyataan tentang kejahatan Jun Young Ahjussi
Tapi ini terlalu... mengejutkan..
“Orang yang membuat keluarga kita hancur juga Jun Young ahjussi Ji. Dia yang mengatakan pada ayah kalau eonnie bukan anak kandungnya, mengatakan kalau ibu tengah mengandungku saat menikah dengan ayah. Itulah kenapa ayah menjadi orang yang kacau dan akhirnya menyiksa ibu, semua itu karena hasutan dan perkataan racun Jun Young yang mempengaruhi ayah. padahal ibu sudah berniat dari dulu untuk membuka kebenarannya pada ayah bahwa eonnie bukan anak kandungnya namun Jun Young ahjussi lebih dulu memberitahu ayah soal ini ditambah hasutan-hasutan keji yang membuat ayah termakan ucapannya.” Jieun hanya bisa mendengar penjelasan Ji Yoon tanpa tahu harus bereaksi seperti apa. semua ini terlalu mengejutkan baginya. jadi Ji Yoon bukan darah daging ayahnya? dan-
“Wae? Kenapa dia melakukan itu pada keluarga kita?”
Ji Yoon menggeleng “Itulah yang belum eonnie ketahui”
“Sangat tidak masuk akal. Apa kesalahan keluarga kita pada Jun Young ahjussi sampai ia tega melakukan ini pada kita” Jieun benar-benar tak habis pikir.
“Kau pasti sangat kecewa, sama seperti eonnie saat mengetahui ini semua”
“..” Jieun tak bisa berkata-kata lagi, orang yang sudah ia anggap sebagai pamannya sendiri malah menjadi penyebab keluarganya hancur. Orang itu bahkan tega membuat Ji Yoon mendapat luka-luka parah dengan kedok kecelakaan. Terlalu banyak, benar-benar banyak kejahatan Jun Young yang baru Jieun ketahui sekarang. Ia pasti tampak seperti gadis bodoh didepan orang itu. Satu orang, hanya karena satu orang namun keluarga Jieun hancur dibuatnya. Bukan hanya itu, Jun Young bahkan membuat Jieun takut akan hubungan dan tak mempercayai laki-laki. Semua yang ada dipikirannya semua laki-laki itu jahat. namja itu membuat ayahnya menjadi orang jahat yang mengakibatkan Jieun trauma untuk memiliki hubungan dengan namja. 
“Ibu, bagaimana dengan keadaan ibu?”
“Aku sudah memindahkannya, ibu ditempat yang aman sekarang”
Syukurlah..
Jieun ingat satu hal, Ayah Sehun adalah dokter yang menangani ibunya. Apakah orang itu juga terlibat ?
“Apa dokter Oh terlibat dengan obat palsu itu?” Ji Yoon menggeleng.
“Dia tidak tahu, dokter Oh bahkan terlihat sangat menyesal saat memeriksa obat itu dan mengetahui fakta bahwa obat itu bukan resep yang diberikannya. orang yang menukar obat itu adalah salah satu suster dirumah sakit itu. Tapi kenapa kau menanyakan itu?”
“Dokter Oh adalah ayah Sehun, aku hanya ingin memastikannya”
“Jeongmal? Kalian benar-benar ditakdirkan berjodoh haha” Jieun sama sekali tidak ingin tertawa. Ia tahu Ji Yoon hanya berusaha menghiburnya. ini bukan saatnya untuk tertawa. 
“Eonnie”
“Hmm?”
“Bolehkah aku memelukmu?”
“Tentu saja, kemarilah” Jieun bangkit lalu memeluk Ji Yoon.
“Kuharap penderitaan kita benar-benar sudah berakhir dan aku tidak akan meragukan Tuhan lagi tentang rencananya karena kali ini dia sudah mengabulkan harapan-harapanku yang ku kira tidak akan terwujud” Ji Yoon mengusap punggung Jieun dengan mata yang mulai berkaca-kaca entah sejak kapan.
“Ini benar-benar sudah berakhir Ji, tenanglah” Jieun mengangguk didalam pelukan Ji Yoon. Ia mencoba tersenyum meski matanya juga berkaca-kaca.
Setelah Dokumen-dokumen itu diperiksa, Lee Jun Young resmi ditahan. Namja itu bahkan menyewa 3 pengacara sekaligus untuk membelanya namun karena bukti-bukti yang kuat membuatnya tak berkutik dan dihukum seumur hidup atas tuduhan penggelapan dana perusahaan, Penyuapan pajak, dan Percobaan pembunuhan karena menukar obat Ny.Lee. sementara penyebab kecelakaan Ji Yoon tidak memiliki bukti yang kuat. Namun Ji Yoon tidak mempermasalahkannya karena hukuman yang namja itu terima sudah lebih dari cukup.
Setelah Jun Young diberi putusan hukuman, Jieun dan Ji Yoon keluar dari ruang sidang. Kedua yeoja bersaudara itu saling melempar senyum kecil setelah Jun Young mendapat hukumannya. Melupakan fakta bahwa Junki juga berada dipersidangan yang sama dengan raut  wajah yang sulit untuk diartikan.
“Tolong maafkan kesalahan ayahku” ucap Junki saat melihat mereka berdua membuat kedua yeoja itu menoleh. Perlahan Junki membungkuk 90 derajat.
“O opa” 
“Kami sudah memaafkannya, kau tidak perlu berbuat seperti ini” perlahan Junki menegakan kembali tubuhnya. Dengan senyum yang ditahan ia mengucapkan terimakasih atas pengertian Ji Yoon.
“Kalian tenang saja Aku sudah mengundurkan diri dari Lee Inc dan lusa aku akan pergi ke Belanda, aku tidak akan muncul lagi dihadapan kalian”
“O oppa wae?”
“Aku terlalu malu menatap wajah kalian, Aboeji benar-benar membuatku tak pantas berhubungan dengan kalian”
“Ini bukan salahmu Junki-ssi, kami memang sangat kecewa dengan Jun Young ahjussi tapi kau tak memiliki kesalahan pada keluargaku. Kau tak perlu berlebihan seperti ini”
“E eonnie benar Oppa, kenapa kau harus pergi” Junki kembali tersenyum meski raut wajahnya terlihat sedih.
“Ini keputusanku, jangan salah paham aku pergi ke Belanda karena mendapat tawaran pekerjaan yang bagus dari seorang teman” namja itu beralasan.
“Bohong” ucap Jieun datar.
“Baiklah, kami menghargai keputusanmu” sergah Ji Yoon.
“Kalau begitu, aku pamit” Junki dan Ji Yoon saling membungkuk kecil dan Junki pun berlalu dari hadapan mereka sementara Jieun tak bisa menutupi kesedihannya saat mengetahui namja itu akan pergi. bahkan Junki tak meliriknya sama sekali. kenapa namja itu begitu tega dan dingin terhadapnya?
“Eonnie wae? Kau sangat jahat pada Junki Oppa”
“Jieun dengar, kita harus menghormati keputusan orang lain. Meski kita mencegahnya pun harga diri Junki tak akan mau mendengar ucapan kita. Bagaimana jika kau berada di posisi Junki sekarang? Orang yang sangat kau percayai yaitu ayahnya adalah penyebab keluarga kita- teman dekatnya hancur, kau pasti ingin pergi sejauh mungkin”
“...” Jieun membisu, perlahan ia memandang Junki yang semakin jauh berjalan dengan mata berkaca-kaca.
“Sudah, ayo kita pulang” ucap Ji Yoon seraya menepuk bahu Jieun sesaat lalu berjalan mendahuluinya. Sementara Jieun masih tetap diam dengan air mata mulai meluncur bebas. kilas balik tentang persahabatannya dengan Junki mulai kembali berputar dari mulai ketika Junki mengajarinya berenang, namja itu dengan sabar mengajari Jieun kecil berenang hingga membuat gadis itu tak takut air. menertawakan Junki yang berteriak bermain flying fox karena takut ketinggian, surprise hadiah ulang tahun paling berkesan karena Jieun mendapat tiket konser Band favoritnya dari Junki. bahkan menghiburnya saat Jieun melihat ayahnya memukuli ibunya. entahlah, ada jutaan kenangan berharga yang Jieun habiskan bersama namja itu. 
Kenapa begitu menyakitkan?
Dia adalah namja yang melindungkui sejak kecil bahkan hingga sekarang
Kenapa kau begitu jahat Lee Jieun?
Jika Jun Young ahjussi adalah iblis maka Junki Oppa adalah malaikat yang dikirimkaNya untukmu Ji.
Jieun makin terisak, ia menghapus air matanya tapi yang ada air matanya semakin deras.
“Jangan menangis lagi” sebuah sapu tangan hadir dihadapan Jieun, membuat yeoja itu menoleh, bukannya mengambil sapu tangan itu ia malah memeluk namja pemilik sapu tangan yang tak lain adalah Sehun. Sedari tadi Sehun memperhatikan mereka diujung koridor, mendengar dan menyaksikan semuanya. Awalnya dia ingin menghadiri persidangan terakhir itu namun ia terlambat dan saat memasuki gedung pengadilan, persidangan itu sudah selesai. ia menghentikan langkahnya saat hendak menghampiri Jieun begitu mengetahui Junki berbicara dengan mereka.
Apa mungkin Jieun menyukai namja itu dan dia baru menyadarinya sekarang?
“Kejar dia jika kau menyukainya” lirih Sehun. Jieun tampak menggeleng.
“Dia sudah seperti saudara bagiku, kami berbagi dan tumbuh bersama sejak kecil. Rasanya menyakitkan melihatnya seperti itu. aku merasa menjadi orang paling kejam karena membiarkannya seperti itu dan tak dapat menghiburnya karena akulah sumber kesedihannya. Apa yang harus kulakukan Sehun?”
Sehun pun tahu, pasti sangat menyedihkan berada di posisi Junki sekarang. Disatu sisi dia tak ingin meningalkan Jieun namun disisi lain ayahnya lah yang membuat Jieun terluka, yang membuat harga dirinya jatuh.
“Katakan hal itu padanya” Jieun mendongak.
“Katakan apa maksudmu?”
“Katakan saja apa yang ada di dalam hati mu tentang Junki. Setidaknya jika ia tetap ingin pergi, kau  sudah menjelaskan bahwa ia sangat penting bagimu meski kalian tidak menjadi pasangan” Jieun terdiam, memikirkan nasehat Sehun kepadanya. Gadis itu kembali memandang namja yang berdiri dihadapannya.
“Arraseo” Sehun tersenyum kecil seraya mengangguk kecil. Jieun pun lekas menyusul Junki, untuk berbicara pada namja itu. Sehun menghela nafas pelan melihat kepergian Jieun. Sehun tak pernah berbesar hati merelakan wanita yang ia sukai menemui namja lain tapi kali ini, ia pun bingung kenapa ia malah menyarankan Jieun untuk berbicara dengan namja itu. Sehun menunduk dan tersenyum kecil.
Kau sudah menjadi namja yang gentle Oh Sehun ucapnya dalam hati memuji dirinya sendiri.
_______
Jieun memandang Junki yang duduk dihadapannya, menyeruput kopinya dan tak membalas pandangannya. Sikap namja itu hanya bisa membuat Jieun menghela nafas. Mereka sangat dekat bukan? Tapi kenapa rasanya kali ini, Jieun duduk bersama orang asing?
“Aku tahu Oppa akan tetap pergi tapi aku ingin membujukmu untuk sekali lagi”
“Itu hanya akan sia-sia  Ji”
“Arra, tapi apa hubungan pertemanan kita selama ini tidak berarti apa-apa bagimu Oppa?”
“Kenapa kau mengatakan itu Ji, justru karena kita sangat dekat. Semua ini terasa berat bagiku”
“Tapi bukan kau yang membuat kesalahan, maaf jika aku tak mengerti perasaanmu tapi aku tidak ingin Oppa pergi. Oppa tak perlu melakukan itu. Aku memang sangat kecewa pada Jun Young Ahjussi tapi tak ada sedikitpun perasaanku untuk menyalahkanmu Oppa”
“Kau belum tahu semuanya”
“A apa maksud Oppa” 
“Aku tahu ayah berencana menyelakai Ji Yoon tapi aku malah tak melakukan apa-apa” Jieun memandang Junki dengan rasa tak percaya. Benarkah apa yang dikatakan namja itu?
“K kenapa..”
“Karena dia ayahku ! Orang yang kau benci dan menyelakai keluargamu adalah ayahku !” pekik Junki tak tertahan, sangat terlihat ia mengeluarkan semua keresahannya. Akhirnya semuanya membuncah menyisakan kepahitan yang melegakan. walau bagaimanapun orang jahat itu, penjahat bagi keluarga Jieun itu adalah ayahnya. ayah yang selalu ia banggakan, ayah yang sudah membesarkan dirinya sejak kecil tanpa isteri. 
“Karena dia ayahku Ji” lanjut Junki lirih “ini bukan hanya tentang persahabatan kita. Aku juga benar-benar bingung harus melakukan apa. Yang ada dipikiranku saat ini adalah menenangkan diri, dan caraku untuk menenangkan diri adalah pergi jauh darimu” Jieun dibuatnya bungkam. Tentu saja, jika ia diposisi Junki pasti sangat berat menerima semua ini. Junki pasti bingung karena berada diantara Jieun dan ayahnya.
“Aku mengerti Oppa” ucap Jieun mencoba untuk mengerti perasaan dan keadaan yang Junki alami. Tak ada lagi yang bisa ia katakan, seberapa besar usahanya untuk mempertahankan Junki disisinya hanya akan berakhir sia-sia. Jieun memang selalu begitu, kini ia merasa sangat egois jika tetap pada pendiriannya untuk mencegah Junki pergi.
“Selamat tinggal” ucap Junki lalu bangkit dan meninggalkan Jieun tanpa basa-basi lagi. Namja itu bahkan tak menoleh sedikitpun. Niatnya untuk pergi bisa goyah jika ia terlalu lama bersama Jieun. Sementara Jieun memandang nanar sosok Junki yang mulai menghilang dari pandangannya.
Ku harap kau hidup dengan baik, Oppa
Ku harap kita tidak pernah bertemu lagi, Ji
***
5 Tahun kemudian
Sejak saat itu, Jieun tak pernah bertemu dengan Junki. satu bulan sekali Jieun mengunjungi Jun Young ahjussi, ia mencoba berbesar hati. setidaknya Jieun bisa membalas kebaikan Junki dengan mengunjungi ayahnya seraya membawakannya makanan meski Jun Young ahjussi belum pernah menyentuh makanan apapun yang Jieun bawakan untuknya hingga suatu hari namja yang biasanya diam mulai mengucapkan sebuah alasan mengapa ia menghancurkan keluarga Jieun. 
"Aku benci melihat keluarga kalian bahagia" alasan gila yang hanya bisa diucapkan seorang psikopat. namun setelah Jieun menyelidiki latar belakang Jun Young ia tahu penyebabnya. Jun Young adalah anak dari keluarga miskin yang broken home dan saat ia menikah, istrinya meninggalkannya untuk pergi bersama laki-laki lain. meninggalkan dirinya dan juga anak lelaki bernama Junki. menyisakan kepedihan hingga membuat hatinya geram saat melihat keluarga Jieun bahagia lalu berhasrat menghancurkan dan mengambil alih hartanya. 
Jieun shock, tentu saja, karena ia mengetahui alasan inti dari semua kepedihan yang menimpa keluarganya. namun tak ada yang berubah, setiap bulan ia tetap mengunjungi Lee Jun Young sembari membawakan makanan kesukaannya mengabaikan semua kejahatan yang dilakukan namja itu. hingga suatu hari Jieun melihat lelaki yang mulai beruban itu menangis dihadapannya dalam diam seraya menatap makanan yang Jieun bawakan. 
"Mian... Mianhae Jieun-a" lirihnya seraya tertunduk, air mata tak hentinya mengalir. Jieun hanya diam seraya memandang datar. 
"Jadilah ayah yang baik untuk Junki Oppa" ucap Jieun seraya meletakan sebuah sapu tangan kusam yang pernah Junki berikan saat Jieun kecil menangis karena melihat ayahnya memukuli sang ibu. 
 _____
Jieun dan Sehun tampak santai duduk dikursi dekat sungai Han, dengan dua cup coffee yang masih mengepul ditangan masing-masing.
“Aaahh cuacanya benar-benar bagus” ujar Sehun seraya memandang langit sore yang menyuguhkan warna jingga nan mempesona. Jieun tersenyum kecil lalu menyeruput kopinya. Kembali mendongak setelah cairan kental hitam itu merasuki indra perasanya. Memandang langit yang sama dengan namja disebelahnya.
“Benar-benar bagus untuk jomblo seperti kita” timpal gadis itu. membuat Sehun tersenyum lalu menoleh kearah gadis itu. benar, mereka masih single, tak ada kemajuan apa-apa setelah kepergian Junki. Namun beberapa fakta membuat mereka sadar sehingga memilih untuk tak menjalin hubungan. Tepatnya, Sehun sadar jika hati Jieun terbagi menjadi dua yaitu untuknya dan untuk Junki. Hal itulah yang menjadi alasan Sehun untuk tak menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dengan Jieun. ia takut cinta tulusnya lagi-lagi terkecewakan. lebih baik Ia menunggu, menunggu hingga Jieun tak memiliki ruang lagi untuk namja itu. kini, ia sudah lebih bisa berbesar hati. Jieun meyakinkan Sehun bahwa cintanya lebih besar untuk namja itu namun Sehun menyadari kenyataannya. Sehun tak ingin separuh, Sehun ingin semua hati Jieun untuknya. Ia rela menunggu, itu bukan suatu masalah untuknya.
Jieun menghembuskan nafas.
“Rasanya benar-benar melelahkan digantung seperti ini olehmu” ucapnya lalu menatap Sehun yang masih menatapnya.
“Aku tak bisa menerima hati yang separuhnya untuk orang lain” Jieun menunduk lalu tersenyum.
Selalu kata-kata yang sama.. sejak 5 tahun terakhir.. 
Jieun meletakan kopinya lalu bangkit dan berdiri memandang sunset dihadapannya.
“AKU AKAN MENJOMBLO SEUMUR HIDUP JIKA SEHUN TAK MENERIMAKU” teriaknya hingga orang-orang disekitar mereka memandanginya heran.
“Y yaaak..” Sehun meraih tangan Jieun dan menariknya untuk kembali duduk.
“Apa kau sudah gila?” Jieun lagi-lagi tersenyum.
“Ini sudah lima tahun berlalu Hun-a, kita benar-benar sudah dewasa dan berubah. Lihat aku sekarang? Aku yang kekanakan dan boyish sudah berubah menjadi wanita karir yang feminim dan bahkan memakai sepatuh high heels setiap hari. Kau juga, kau sudah menjadi seorang insinyur hebat dan membuktikan pada ayahmu bahwa kau juga bisa menjadi sukses, begitu juga hatiku. Kini 100 % semuanya hanya untukmu” Jieun lelah dengan sikap Sehun yang berubah. Dulu, dulu namja itu yang selalu mengejar dan menggodanya di setiap kesempatan. Namun sekarang keadaan berbalik 180 derajat. Jieun suka Sehun yang dulu yang kekanakan dan slengean dibanding dengan Sehun yang bijaksana dan benar-benar terlihat seperti lelaki dewasa seperti ini.
Jieun terlihat frustasi saat namja itu masih terlihat tenang tanpa berniat menimpali curahan hati Jieun yang ia rasakan saat ini.
“Jika kau seperti ini terus aku akan mencari Junki Oppa dan menikahi-” Jieun terkejut saat tiba-tiba namja itu menarik pinggangnya hingga ia terseret semakin dekat.
“Nya” lanjut Jieun lirih dengan debaran jantung yang mulai menguat. Entah mengapa tatapan itu mengingatkannya pada Sehun lima tahun lalu. Sehun yang slengean dan kekanakan namun mampu membuat hati es nya berdebar.
“Ucapkan sekali lagi dan kau akan tahu akibatnya” lirih Sehun tegas masih dengan pandangan tajamnya. Lihatlah, kini bahkan Sehun sudah lebih berani mengancam Jieun. Namja itu tak takut lagi jika Jieun bisa saja memukulnya tiba-tiba. tentu saja, karena kini Sehun sudah memiliki keahlian karate lebih tinggi di banding Jieun. banyak yang terjadi selama lima tahun ke belakang. 
“Jika.. ” Jieun baru mengucapkan satu kata namun tindakan Sehun malah membuatnya makin berdebar. Namja itu memajukan wajahnya satu centi lebih dekat dengan wajah Jieun. Tak terelakan lagi, tatapan keduanya bertemu. Namun Jieun belum menyerah. Ia tak boleh kalah hanya karena pandangan dan ancaman mengintimidasi dari namja itu.
“Jika kau seperti ini terus aku akan-” ucap Jieun cepat dan malah.
Deg.. Posisi Sehun benar-benar berani, bibir mereka benar-benar dekat dan namja itu sudah memiringkan wajahnya bersiap untuk meluncur, tinggal menunggu Jieun merampungkan kalimat yang ia ucapkan tadi dan gadis itu tahu apa yang akan terjadi dengannya. Ia bahkan bisa merasakan nafas Sehun diwajanya. Lagi-lagi tatapan mereka kembali bertemu. gemuruh debaran jantung tak lagi bisa terkendali. Satu menit kemudian Jieun menutup mata lalu memundurkan wajahnya dan berucap.
“Baiklah aku menyerah, kau puas !” pekik Jieun didepan Sehun, membuat namja itu tersenyum penuh kemenangan.
“Baiklah aku juga menyerah” Jieun memicing.
“Eoh?”
“Kurasa ini saatnya, harus ada kemajuan diantara kita. Aku juga lelah berpura-pura bijaksana dengan semua ini. Aku sudah cukup memberimu waktu dan kurasa semuanya berhasil. Tentang rasa untuk Junki sudah tidak ada, Semoga ucapanmu benar”
Jieun menghela nafas lalu meraih lengan namja itu lalu menggenggamnya lembut.
“Lima tahun sudah sangat cukup, kau tak perlu khawatir, aku bukan gadis yang akan mengecewakan cinta tulus mu, aku bukan dia. Aku tak akan pernah melakukannya” Jieun tahu apa alasan Sehun sebenarnya melakukan ini semua. Namja itu pasti takut jika Jieun mengecewakan rasa cintanya yang murni seperti gadis itu. gadis yang sempat membuat Sehun menjadi namja brengsek.
Sehun meraih genggaman Jieun ditangannya. Mengusapnya dan mengalirkan kehangatan.
“Arraseo” lima tahun sangat cukup bagi Sehun untuk percaya pada Jieun dan cukup bagi Jieun untuk melupakan rasa penyesalan yang ternyata cinta pada Junki.
“Jadi?” Sehun tersenyum
“Jadi hari ini adalah hari jadi kita” jawab Sehun memutar perkataan yang sama.
“Finally” lirih Jieun seraya menghambur memeluk namja itu. 

 The End



#Haiiii author disini, makasih yang udah ngikutin ni ff dari awal. mian kalo ending nya kurang memuaskan para pembaca. kalo ada pertanyaan atau cuma sekedar komen boleh kok, ga usah malu. sampai ketemu lagi di ff-ff berikutnya ya.. muach :*



Comments

  1. Yeayyy akhirnya! Team jieun sehun!!!!!!!! O(≧∇≦)O

    ReplyDelete
  2. Good job author-nim, sampai bertemu di karya-karya selanjutnya. Ditunggu!! Semoga author-nim buat yang DeanxJieun #Kode hehe

    ReplyDelete
  3. Makasih-makasih :*
    DeanxIU ya.. hmm oke akan dipertimbangkan hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya author-nim, pengen DeanxIU, terus Dean-nya bad boy gitu, rated juga gapapa wkwk #otakyadong

      Delete

Post a Comment