Frozen Heart [8]


Lee Ji eun / IU | Lee Jun Ki | Oh Sehun etc

PG 16 | Drama | Chapter

Part 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7

Junki meminggirkan mobilnya yang semula melaju dijalanan Seoul. Namja itu mengeratkan genggamannya pada stir mobil. Sungguh mengejutkan mengetahui Jieun sudah memiliki kekasih dan parahnya Jieun tak pernah bilang apapun padanya soal namja itu. Namja menyebalkan bernama Oh Sehun. Setahu Junki, Jieun bukan yeoja yang mudah jatuh cinta. Seumur-umur ia mengenal Jieun, Junki belum pernah mendengar yeoja itu memiliki kekasih atau dekat dengan seorang namja melebihi sahabat. Lalu kenapa sekarang? Ah Junki benar-benar tak habis pikir. Junki bahkan sebelumnya mempercayai rumor tentang Jieun yang tak menyukai namja namun melihatnya bersama Sehun bahkan menyenderkan kepalanya dibahu namja itu, meruntuhkan semuanya. Bagaimana bisa Jieun jatuh semudah itu kepada seorang namja yang bahkan tak terlihat meyakinkan? Sehun bahkan tampak bukan lelaki baik-baik. Namun alasan sebenarnya ia tak menyukai Sehun tentu saja karena Junki memiliki perasaan pada Jieun. Mana bisa ia diam saja. Dilihat dari sisi manapun Junki merasa Sehun bukanlah tandingannya. Tapi bagaimana bisa Jieun..? hah, namja itu hanya bisa menghela nafas frustasi. Semakin jauh untuk bisa menggapai Jieun. Bukan hanya karena ada Sehun namun karena ayahnya memiliki niat jahat pada keluarga Jieun. Junki yakin, meski ia belum tahu apa rencana ayahnya tapi kejadian yang menimpa Ji Yoon sudah memberinya bukti.
Apa yang harus kulakukan sekarang?
Haruskah aku memberitahu Jieun soal Aboeji?
Tapi dia ayahmu sendiri, Lee Junki
<<>> 
Setelah tiga hari akhirnya Ji Yoon sadar meski masih sangat lemah, hal itu membuat Jieun benar-benar bersyukur dan bahagia.
“Eonnie” lirih Jieun disamping ranjang Ji Yoon. Sang kakak menoleh dan memandang Jieun, lalu tersenyum kecil.
“Gwenchana” ucapnya lemah.
“Apanya yang tidak apa-apa, kau baru sadar setelah 3 hari eonnie.”
“Benarkah?” Jieun mengangguk cepat.
“Jieun dengar, ada yang ingin ku katakan padamu” Jieun mengernyit. Apa yang ingin Ji Yoon katakan padanya? Kenapa terlihat serius sekali?
“Pergilah ke Gedung XX dan cari sebuah brangkas” lanjut Ji Yoon.
“U untuk apa?”
“E eoni akan mengirimi mu pesan untuk tindakan selanjutnya” Jieun masih belum mengerti maksud Ji Yoon. Untuk apa ia harus mencari brangkas? Dan kenapa tidak mengatakannya langsung sekarang juga.
“Tapi eon-” belum selesai berbicara, pintu ruangan itu terbuka menampakan tuan Jun Young yang langsung kesana setelah Jieun kabari. Begitu melihat Jun Young, Ji Yoon langsung membungkam mulutnya.
“Ahjussi” ucap Jieun. Jun Young menghampiri mereka berdua, bertukar pandang dengan Jieun sesaat seraya tersenyum kecil lalu memandang Ji Yoon.
“Ya ampun untunglah kau sudah sadar Ji Yoon-a, ahjussi langsung kesini saat mendengar kabar kau sudah sadar” Ji Yoon mencoba tersenyum namun pandangannya pada Jun Young tak bisa bohong karena tahu sandiwara yang tengah namja itu mainkan.
“Ah ne ahjussi, aku masih beruntung masih bisa selamat”
“Jieun”
“Ne ahjussi?”
“Bisakah kau membelikanku obat sakit kepala? Sebenarnya ahjussi sering pusing akhir-akhir ini”
“Eoh Tentu, Baiklah aku beli dulu”
“Ne” setelah Jieun pergi. Jun Young kembali bertatap muka dengan Ji Yoon yang kini menghilangkan keramahan diwajahnya berganti menjadi ekspresi dingin.
“Aku benar-benar tidak percaya..” ucap Jun Young seraya menggeleng kecil ditambah ujung bibirnya yang tertarik ke atas.
Apa maksud ekspresinya itu?
Apa dia sudah tahu, aku menyelidikanya?  Ji Yoon mulai memandang lain ke arah Jun Young.
Jangan-jangan kecelakaan ini juga karena..
Sial, tentu saja itu karena orang ini Lee Ji Yoon
“Wae? Kau terkejut? Aku sudah mengetahui apa yang kau lakukan selama ini. Ck ck ck, gadis bodoh sepertimu, kenapa kau harus membahayakan dirimu sendiri eoh?”
Benar, orang ini yang membuatku celaka..
“Lalu apa yang Ahjussi inginkan sekarang?”
“Berhentilah sekarang atau kau tidak akan selamat. Kau sudah tahu kan kau bukan anak kandung Lee Ji Hoon? Kau juga pasti sudah menduga kau tidak akan menjadi pewaris Lee Inc. Jika aku jadi kau, aku akan diam saja dan menghamburkan uang dari orang yang sudah membuat ibumu gila. Kenapa kau harus repot-repot menyelidiki ku?”
“Aku ingin menjaga Jieun-”
“Haha.. dia anak dari orang yang menyiksa ibumu sampai gila, untuk apa kau menjaganya?”
“Dia masih saudaraku Ahjussi !?” Ji Yoon menghembuskan nafas lalu memejamkan matanya sesaat namun membukanya kembali lalu menatap tajam Jun Young, harusnya ia tak boleh marah-marah dulu karena baru sadar.
“Cih.. karena Jieun kau akan membahayakan dirimu sendiri?”
“Apapun akan kulakukan untuk melindunginya darimu”
“Oke jika itu maumu, bersiap-siaplah” ucap Jun Young dingin dengan tatapannya yang tajam. Namja paruh baya itu pun pergi setelah mencoba menghentikan Ji Yoon namun tampaknya hal itu sia-sia.
Kau yang harusnya bersiap-siap..
Aku sudah mengumpulkan semua bukti kejahatanmu..
Bersiap-siaplah Lee Jun Young..
_____
Jieun merasa ada yang mengawasinya sejak ia keluar dari rumah sakit, namun Jieun masih bersikap normal karena orang yang mengawasinya tidak melakukan hal yang membahayakan selain mengawasinya. Obat untuk pusing kepala sudah ia beli di apotek terdekat namun Jieun melihat Jun Young Ahjussi sudah keluar dari rumah sakit dengan langkah terburu. Jieun akan memanggilnya tapi terlambat karena Jun Young sudah masuk kedalam mobilnya lalu pergi.
Mwoya.. kenapa menyuruhku membeli obat jika akhirnya Ahjussi pergi seperti itu
_____
Jieun menyuapi Ji Yoon bubur yang dibawa bibi Jung ke rumah sakit. Ji Yoon pun memakannya tanpa ada bantahan seperti biasanya.
“Eonni”
“Hmm..”
“Aku masih penasaran dengan ucapanmu yang tadi”
“Turuti saja kataku dan kau akan tahu semuanya besok”
“Eonnie, sepertinya sejak kau masuk rumah sakit ada yang mengawasi kita” Ji Yoon memicing.
“Jinjja ?”
“Eoh..”
Lee Jun Young, kau benar-benar..
“Jieun besok jangan pergi ke gedung XX sendirian”
“Wae?”
“Orang-orang itu pasti akan mengikutimu”
“Sebenarnya ada apa ini? Kenapa ada orang yang mengawasi kita?”
“Jieun jangan sekar-”
“Annyeong” Sapa Sehun begitu ia membuka pintu dan melihat Ji Yoon sudah sadar serta tengah Jieun suapi.
“K kau?” Ji Yoon tak asing dengan wajah Sehun.
“Kau ingat? Dia yang menari denganmu di club malam eonnie” ucap Jieun mencoba mengingatkan Ji Yoon akan Sehun.
“Ah benar. Kenapa dia ada disini?”
“Saya pac-“
“Dia teman kampusku !” sergah Jieun sebelum Sehun merampungkan ucapannya.
“Oh begitu”
“Nama saya Oh Sehun, senang bertemu denganmu” ucap Sehun memperkenalkan diri.
“Ahaha kenapa jadi sopan begitu, kita bahkan sudah pernah bertemu sebelumnya. Santai saja, Oia namaku Lee Ji Yoon, kakak Jieun satu-satunya” ucap Ji Yoon ramah.
“Ahaha.. ne noona. Salam kenal”
"Ne"
Aku memiliki ide.. batin Ji Yoon.
Setelah berkenalan sekaligus menjenguk Ji Yoon, Jieun mengajak Sehun keluar. Awalnya Jieun hendak mengajak Sehun ke Cafetaria terdekat namun mengingat ada orang yang mengawasinya diluar rumah sakit, akhirnya mereka berakhir di rooftop gedung rumah sakit. Kebetulan disana terdapat taman buatan. Mereka duduk disebuah kursi di tengah taman buatan itu lalu Jieun memberikan satu kaleng soju pada Sehun.
“Aku benar-benar lega melihat kakak ku sudah sadar” ucap Jieun seraya membuka soju kalengan yang ia beli dimesin minuman di kantin rumah sakit sebelumnya. Menengguknya sedikit lalu terdiam menatap gedung-gedung Seoul saat malam yang memancarkan cahaya.
“Syukurlah jika Ji Yoon tidak apa-apa” balas Sehun yang juga mulai membuka soju kalengan itu.
“Awalnya ku pikir dia akan koma, aku benar-benar takut jika hal itu terjadi”
“Tenanglah, semuanya sudah berakhir” Jieun menggeleng pelan.
“Aku tidak yakin”
“Wae?”
“Eonnie mengatakan sesuatu yang aneh”
“Apa yang dia katakan?” Jieun pun menceritakan kejadian setelah Ji Yoon sadar dan Sehun mendengarkannya dengan seksama.
“Ji Yoon langsung diam setelah Ahjussi itu datang?” Jieun mengangguk.
“Kau bilang ahjussi itu sudah seperti keluarga sendiri?”
“Benar tapi Ji Yoon tak lagi membahas hal itu saat Jun Young ahjussi datang”
“Mungkin hal yang Ji Yoon bicarakan padamu ada hubungannya dengan ahjussi itu” Jieun mulai berfikir.
Mungkinkah ahjussi menyuruhku membeli obat agar mereka berdua bisa bicara secara bebas..
Tapi jika memang benar, apa yang mereka bicarakan? Apa mereka merahasiakan sesuatu dariku?
.
.
Ah tidak mungkin...
“Aniya, Ahjussi tidak akan menyembunyikan sesuatu dariku lagi pula dia sudah menjadi orang kepercayaan ayah sejak aku masih kecil”
“Kau pernah dengar musuh dalam selimut? Jangan pernah percaya pada orang 100% Ji”
“Kau menyuruhku mencurigai Jun Young ahjussi? Mana bisa aku melakukan itu, dia orang yang mengurusku setelah kepergian ayah dan ibu sakit. Dia bahkan sudah mengurus perusahaan yang ayah tinggalkan dengan baik” Entah mengapa Sehun tidak berfikiran sama. pasti ada apa-apa dengan Ahjussi itu meski ia belum pernah bertemu secara langsung, ia dapat menarik kesimpulan buruk dari cerita Jieun.
“Eiy kenapa kita jadi membicarakan Jun Young Ahjussi” tambah Jieun seraya kembali menyesap sojunya.
“Kalau begitu bagaimana kalau membicarakan hubungan kita?” ucap Sehun seraya mendekatkan wajahnya ke arah Jieun.
Cekiiitt.. cubitan Jieun di perut namja itu membuatnya meringis.
“Yaaakk ! Sakit tau”
“Makanya jangan macam-macam”
“Ah aku menyesal menyusulmu ke Seoul, harusnya aku tetap berlibur dan memandangi yeoja-yeoja seksi”
“Pergi saja sana, dan jangan harap kau bisa mendekatiku lagi”
“Aih Lee Jieun kalau sedang cemburu imut sekali” ucap Sehun seraya mengacak pucuk kepala Jieun.
“Yaaakk Siapa juga yang cemburu !?”
Ugh menyebalkan..
“Ne ne aku hanya bercanda, ya ampun kenapa ada yeoja sekaku dirimu”
Sementara di ruang rawat Ji Yoon, pihak penyelidik mulai menanyainya soal kecelakan yang menimpanya.
“Bagaimana kejadian awal kecelakan itu Ji Yoon-ssi?”
“Aku merasa tidak membuat kesalahan, aku melajukan mobilku setelah lampu berwarna hijau dan tiba-tiba sebuah truk melaju ke arahku dari jalan sebelah kiri.” Ucap Ji Yoon menjelaskan. Karena jalan itu adalah sebuah perempatan, hal itu bisa saja terjadi namun yang aneh adalah truk itu tidak terlihat mengurangi kecepatannya sedikitpun. Mobil Ji Yoon terseret hingga ke tepi jalan, dan ia hanya ingat sampai disitu.
“Apa kau bisa menjelaskan ciri-ciri yang kau ingat soal truk itu?” tanya polisi lagi. Ji Yoon pun mulai menjelaskan apa-apa yang ia ingat dan berharap hal itu bisa membantu menangkap sang pelaku.
“Baiklah mungkin untuk sekarang hanya itu saja yang kami tanyakan” Ji Yoon mengangguk.
“Tapi apakah polisi sudah mendapat jejak pelakunya?”
“Penyelidikan masih dilakukan Ji Yoon-ssi tapi karena tidak ada saksi mata dan cctv mungkin akan sedikit sulit”
“Ah begitu, kuharap kalian bisa menangkapnya segera”
“Ne kami usahakan yang terbaik, kalau begitu kami permisi”
“Ne” Kedua polisi itu pun keluar dan saat itu Jieun masuk, memandang mereka sesaat lalu bertanya pada Ji Yoon.
“Untuk apa mereka kemari, Eonnie?”
“Mereka meminta keteranganku soal kecelakaan itu”
“Lalu, apa mereka sudah menemukan pelakunya?” Ji Yoon menggeleng.
Mungkin tidak akan pernah ditemukan..
Orang seperti Lee  Jun Young pasti sudah mengirim pelakunya pergi jauh..
“Oia apa Sehun sudah pulang?”
“Ani, dia ada di luar dia bilang akan menginap malam ini” Ji Yoon tampak tersenyum aneh kearah Jieun.
“Apa kalian menjalin hubungan?”
“Y yaak, mana mungkin”
“Cih” Ji Yoon mencibir namun kemudian ia memandang Jieun dengan tatapan menggoda seakan tak percaya akan jawaban sang adik.
“Eonnie.. kenapa memasang wajah seperti itu, kau tidak percaya padaku? Ah cam sulit dipercaya” 
“Hahaha.. tak apa jika memang kalian ada apa-apa”
“Eonnie !” Jieun sebal, terus di goda sang kakak namun entah mengapa ia tersenyum kecil melihat kakaknya tertawa.
“Kuharap kita bisa seperti ini terus mulai sekarang” ucap Jieun. Entah kapan terakhir mereka bercengkrama seperti ini. Rasanya benar-benar membahagiakan.
Ji Yoon mengangguk “Mian atas sikapku selama ini, mulai sekarang eonnie akan memperhatikan dan melindungi keluarga kita” Jieun senang mendengarnya. Semoga saja bukan hanya ucapan belaka.
“Oia eonnie, aku masih penasaran dengan alasan kenapa kau memintaku ke Gedung XX”
“Kau akan ku beri tahu setelah menyelesaikan misi itu”
“Eiy, eonnie malah membuatku penasaran”
Jika ku beritahu sekarang, kau mungkin akan terkejut dengan semua kebenaran itu dan malah mengacaukan rencanaku. Aku tidak bisa mengambil resiko.
Kau akan tahu setelah menyerahkan dokumen kejahatan Jun Young pada pengacara Ahn.
Dan sebelum itu, kau tak boleh tahu apa-apa Ji.
Eonnie tahu kau sangat mempercayai Jun Young Ahjussi dan akan sulit menerima kenyataan bahwa orang itu berniat jahat pada keluarga kita.
Krieett.. perhatian Jieun dan Ji Yoon teralihkan pada pintu yang terbuka itu, menampakan sosok Junki yang mulai memasuki ruangan.
“Mian Ji, aku baru bisa menjenguk sekarang, aku baru pulang dari tugas diluar kota”
“Gwenchana” ucap Jieun dengan senyum simpul.
Ah canggung sekali..
Junki beralih memandang Ji Yoon. “Syukurlah kau sudah sadar, Ji Yoon-a”
“Jieun, bisakah kau tinggalkan kami berdua?”
“O oh.. ne eonnie” Jieun pu meninggalkan mereka berdua dengan pertanyaan yang mulai timbu dikepalanya.
Kurasa memang ada yang aneh disini..
“Mi-”
“Mian” Junki mendahului ucapan permintaan maaf itu. awalnya Ji Yoon akan meminta maaf pada Junki karena telah salah menilai namja itu. dari semua kejahatan Jun Young yang ia selidiki, Junki tak terlibat apapun didalamnya. Tapi kini ia mulai bertanya kenapa sekarang Junki meminta maaf. Apa namja itu sudah tahu semua perbuatan ayahnya?
“Kenapa kau meminta maaf?”
“Aku tidak bisa menceritakannya, aku hanya bisa meminta maaf padamu, Ji Yoon-a” ucap namja itu seraya menunduk.
“Apa kau sudah tahu ini perbuatan Jun Young Ahjussi?”
Deg.. Junki langsung mengangkat kepalanya dan memandang Ji Yoon tak percaya. Bagaimana gadis itu tahu?
“Bagaimana kau-”
“Sejauh mana kau tahu?”
Apa maksud pertanyaan itu? apa masih ada kejahatan Ayah yang lain?
“Aku hanya mendengar ayah meminta tangan kanannya untuk memberikan peringatan padamu dan akhirnya aku tahu kau kecelakaan. Dari situ aku mulai curiga dengan kalian berdua, kenapa ayah sampai melakukan itu semua. Bisakah sekarang kau ceritakan semua padaku apa yang sebenarnya terjadi?” Ji Yoon menggeleng pelan. 
Jadi ia hanya tahu sebatas itu..
“Kau akan segera tahu tapi bukan sekarang” Junki hanya bisa menghela nafas.
.
.
“Bisakah kau memaafkan ayahku, aku memang tidak tahu apa saja kesalahannya tapi.. tapi dia masih ayahku” Ji Yoon tak langsung menjawabnya. Gadis itu memandang kedua mata Junki dan dari sana Junki tahu bahwa permintaannya tak akan terwujud.
“Mian” ucap Ji Yoon.
.
.
“Arraseo”
“K kalau begitu aku pulang dulu, semoga kau cepat sembuh” ucap Junki tulus seraya meninggalkan Ji Yoon yang hanya bisa menghembuskan nafas melihat punggung namja itu.
Mian, Junki-ya.. ayahmu sudah terlalu banyak melakukan kejahatan pada keluargaku, aku tak bisa tinggal diam lagi.
Begitu sampai diluar kamar inap Ji Yoon, namja itu tetap melangkahkan kakinya keluar rumah sakit dengan melewati Jieun dan Sehun yang duduk bersama di kursi tunggu, Tanpa ada sapaan atau sekedar berpamitan. Jieun yang melihat hal itu malah makin bingung, kenapa Junki terlihat kacau setelah keluar dari kamar inap Ji Yoon. Jieun pun bangkit hendak menyusul Junki dan meminta penjelasan namun Sehun menahan tangannya.
“Kau mau kemana?”
“Aku harus memastikan sesuatu” ucap Jieun lalu perlahan melepaskan genggaman Sehun dan mengejar Junki. Sehun hanya bisa menghela nafas dan berfikiran positif. Wajar jika Jieun khawatir terhadap Junki, mereka sudah dekat sejak lama. Hubungan itu tak akan terpengaruh hanya dengan masalah kecil tentang perasaan yang hadir dari salah satu pihak. Tak perlu ada yang dikhawatirkan, mereka hanya akan menyelesaikan masalah bukan untuk yang lain. dan perasaan khawatir Jieun terhadap Junki tak akan mengubah fakta jika gadis itu tak memiliki perasaan apapun untuk Junki. Sehun mencoba berfikir seperti itu. 
.
.
“Oppa” untungnya Jieun masih sempat mengejar namja itu dan kini ia berhasil menghentikannya. Junki berbalik lalu memandang Jieun.
“Oppa sebenarnya ada apa? Kenapa kalian semua menyembunyikan sesuatu dariku? Sungguh aku benar-benar tidak tahan lagi, sebenarnya ada apa !?” Bukannya menjawab, Junki malah melangkah dan meraih tubuh Jieun kedalam pelukannya.
“O oppa..”
“Mianhae Jieun-a”
“Sebenarnya ada apa in-”
“Tolong jangan tanya apapun, bisakah kita seperti ini lima menit saja?”Jieun tak lagi mengucapkan apapun. Dia hanya diam didalam pelukan Junki.
Jika kau tahu, mungkin aku tak akan bisa bertemu denganmu lagi..
Setelah Ji Yoon membuka semuanya, mungkin kita benar-benar akan menjadi orang asing..
Tak ada lagi yang kuinginkan, seperti ini saja sudah membuatku bahagia.
Setelah 5 menit berlalu, Junki melepaskan rengkuhannya. Dan seakan mengerti, tak ada lagi pertanyaan yang keluar dari mulut Jieun. Gadis itu hanya memandangi Junki sejuta arti.
“Oppa”
“Masuklah, aku pulang dulu”
Entah mengapa Jieun memiliki firasat aneh. Yang Junki lakukan padanya seperti sebuah perpisahan, seakan namja itu tak akan lagi bertemu dengannya. Jieun ingin sekali bertanya, banyak sekali yang ingin ia tanyakan namun tak ada satupun yang keluar dari mulutnya setelah Junki memintanya untuk tidak bertanya.
Jieun kembali masuk dengan terburu, memasuki kamar inap Ji Yoon dan menatapnya dingin.
“Eonnie, apa yang kau katakan pada Junki Oppa?”
“Eobsseo” ucap Ji Yoon seraya mengalihkan pandangannya. 
“Bohong !” pekik Jieun membuat Ji Yoon menghela nafas.
“Ceritakan padaku sekarang atau aku tidak akan memenuhi permintaanmu ke Gedung XX” ancam Jieun. rasanya benar-benar seperti orang bodoh saat semua orang mengetahui sesuatu sementara dirinya tidak.
“Jieun jebal, turuti saja permintaanku”
“Tapi eonnie kepalaku serasa akan meledak karena penasaran. Kau yang menjadi aneh, Ahjussi yang juga menjadi aneh dan terakhir, Junki Oppa yang seperti orang frustasi. Sebenarnya ada apa? Harus berapa kali aku menanyakan hal itu?“
“Jebal Ji bukan sekarang, tolong, eonnie benar-benar minta tolong padamu. Tunggulah, eonnie akan menjawab semua pertanyaanmu nanti” Jieun hanya bisa membuang nafasnya kasar mendengar Ji Yoon memohon. Baiklah, meskipun ia kesal karena tidak tahu apa-apa, Jieun tak akan bertanya apa-apa lagi. Jieunpun keluar dan kembali duduk disamping Sehun yang kini menatapnya penuh tanya.
“Jangan tanya apapun padaku” ucap Jieun dengan pandangan lurus.
“Arraseo” Jawab Sehun membuat Jieun menoleh lalu memandang Sehun sebal. Kenapa namja itu begitu penurut, memang namja itu tidak penasaran dengan apa yang terjadi? Tindakan Sehun malah membuat Jieun tambah kesal, kenapa ia tidak bisa seperti Sehun yang langsung menyetujui apa yang diminta oleh seseorang.
“Arraseo” ucap Sehun sekali lagi dihadapan wajah Jieun.
“Aku benar-benar ingin memukul seseorang saat ini” seketika Sehun menggeser duduknya agak menjauh. Jieun langsung menatapnya tajam.
“Yaaakk !”
“M mwo?” Sehun berdoa, semga saja ia tidak menajdi samsak Jieun kali ini.
“Apa kau punya cara lain agar membuatku emosiku hilang?”
“Eung,,” Sehun tampak berfikir keras namun satu menit kemudian namja itu tersenyum sekilas lalu memandang sekeliling mereka yang nampak sepi.
“Aku tahu” ucapnya seraya menggeser duduknya lebih dekat dengan Jieun lalu meraih wajah mungil Jieun dengan kedua tangannya dan mencium bibir gadis itu. Tindakan tiba-tiba yang Sehun lakukan sukses membuat seorang Lee Jieun mati gaya. Terkejut ? tentu saja ia terkejut. Ia hanya pernah melihat adegan kissing di film-film bertema 17+ milik Jiyeon. Namun baru kali ini ia merasakannya langsung. Jieun lupa jika ia pernah mencium Sehun duluan saat ia mabuk. Tidak, itu tidak bisa dihitung. Jieun bahkan tak sadar melakukan hal itu. berbeda dengan sekarang, ia benar-benar sadar namun seperti orang tak sadar saat merasakannya. Jieun bisa saja memukul dan mendorong namja itu menjauh tapi nyatanya ia hanya bisa membeku ditempatnya sementara Sehun yang memimpin semuanya. Awalnya Jieun hanya diam namun ia mengingat adegan kissing yang pernah ia tonton, perlahan ia mulai mengalungkan tangannya dileher namja itu dan membalas lumatan yang namja itu lakukan. Sensasinya benar-benar membuat seluruh tubuh Jieun merinding. Seakan ada kupu-kupu yang berterbangan dari dalam perutnya. Jieun memang tak yakin apa yang membuatnya melakukan hal itu dengan Sehun tapi ia juga tak ingin berhenti. Anggaplah kewarasan Jieun terbang sejenak. Jadi seperti itu rasanya berciuman. Jieun rasa, cara yang Sehun berikan benar-benar membuat emosinya menguap begitu saja. Tidak ada lagi amarah dalam dirinya, hanya sensasi aneh yang kian membumbung. 
Setelah dua menit, pangutan itu terlepas. Keduanya sibuk mengambil nafas hingga bisa merasakan hembusan diwajah masing-masing. namun-
PLAAAKK
Sehun terkejut, namja itu memandang Jieun yang memandangnya kesal ditambah salah tingkah.
“Yaaakk !” pekik Sehun. Kenapa Jieun menamparnya?
“K kau, apa yang kau lakukan?” ucap Jieun seraya terbata. Entahlah, degupan dijantungnya malah menjadi setelah mereka tak berciuman lagi.
“Kau benar-benar wanita yang aneh, tentu saja kita melakukan ciuman kau pikir apa lag-”
“Y yaaak ! Bi bisakah kau tidak memperjelasnya. A aku, aku ingin melihat Ji Yoon dulu” tanpa menunggu jawaban Sehun, yeoja itu langsung terburu memasuki kamar rawat Ji Yoon dan meninggalkan Sehun yang masih mengelus pipinya yang kena tampar namun entah mengapa tingkah Jieun mampu membuatnya tersenyum geli. 
Tingkahnya membuatku ingin tertawa, sungguh, haha
Ada apa dengan yeoja itu?
Dia benar-benar lucu dan... aneh
Haha si galak Jieun bisa bersikap seperti itu juga ternyata..
Jinjja, dia benar-benar menggemaskan.
Baru kali ini ia bertemu dengan gadis yang menamparnya setelah saling berciuman. benar-benar aneh. 
To Be Continued~
#Haaiii readerdul, chapter selanjutnya kemungkinan udah ending. Oia mian klo ada typo, Author ga baca ulang soalnya. Ok, see u soon :)



Comments

  1. komennya langsung disini ya Thor chap 7nya sekalian hehehe makasih ya Thor udah ngeluangin waktu buat update ini fanfic suka deh Kalo check blog ini si author kece udah update aja.....gak tau mesti ngomong apa Sia author mah udah keren banget Kalo bikin kayak Gini...finally iu sehun kiss juga hahhaa Banyak in bikin iu sehunnya Thor palagi ini udah mau ending aja...����������

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah makasih jg udh sempetin komen :* sebenernya author lg males ngapa2in tp berhubung ini msh berlanjut jd y mau ga mau hrs d selesein dulu. Kaya gmn gitu klo ngegantungin ff tnpa end mah. Soal sehun iu, kayanya udh bnyak deh ff cast mereka. Mungkin author coba cast yg lain biar ga bosen jg.

      Delete
  2. Lanjuuuuttttt thooorrrr makiiinn penasaraaannn n geemessss deeehh...jgn lama2 yah lnjutannyaaa....hehehehe

    ReplyDelete
  3. makasih udah mau luangin waktu buat bikin ff demi ff, apalagi yang bikin baper baper gini thor, ^^ aku dukung dengan sepenuh hati, Fighting!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sama2, sekalian belajar nulis jg sih :-)
      Sip, fighting

      Delete
  4. Hohoho kok lucu yahhh.. ...... Suka banget sama sehun IU, ditunggu lanjutannya thor, FIGHTING 👍👍👍👍

    ReplyDelete

Post a Comment