PG 16 | Drama | Chapter
Junki
meminggirkan mobilnya yang semula melaju dijalanan Seoul. Namja itu mengeratkan
genggamannya pada stir mobil. Sungguh mengejutkan mengetahui Jieun sudah
memiliki kekasih dan parahnya Jieun tak pernah bilang apapun padanya soal namja
itu. Namja menyebalkan bernama Oh Sehun. Setahu Junki, Jieun bukan yeoja yang
mudah jatuh cinta. Seumur-umur ia mengenal Jieun, Junki belum pernah mendengar
yeoja itu memiliki kekasih atau dekat dengan seorang namja melebihi sahabat.
Lalu kenapa sekarang? Ah Junki benar-benar tak habis pikir. Junki bahkan
sebelumnya mempercayai rumor tentang Jieun yang tak menyukai namja namun
melihatnya bersama Sehun bahkan menyenderkan kepalanya dibahu namja itu,
meruntuhkan semuanya. Bagaimana bisa Jieun jatuh semudah itu kepada seorang
namja yang bahkan tak terlihat meyakinkan? Sehun bahkan tampak bukan lelaki
baik-baik. Namun alasan sebenarnya ia tak menyukai Sehun tentu saja karena
Junki memiliki perasaan pada Jieun. Mana bisa ia diam saja. Dilihat dari sisi
manapun Junki merasa Sehun bukanlah tandingannya. Tapi bagaimana bisa Jieun..?
hah, namja itu hanya bisa menghela nafas frustasi. Semakin jauh untuk bisa
menggapai Jieun. Bukan hanya karena ada Sehun namun karena ayahnya memiliki
niat jahat pada keluarga Jieun. Junki yakin, meski ia belum tahu apa rencana
ayahnya tapi kejadian yang menimpa Ji Yoon sudah memberinya bukti.
Apa yang harus kulakukan sekarang?
Haruskah aku memberitahu Jieun soal
Aboeji?
Tapi dia ayahmu sendiri, Lee Junki
<<>>
Setelah tiga
hari akhirnya Ji Yoon sadar meski masih sangat lemah, hal itu membuat Jieun
benar-benar bersyukur dan bahagia.
“Eonnie” lirih
Jieun disamping ranjang Ji Yoon. Sang kakak menoleh dan memandang Jieun, lalu
tersenyum kecil.
“Gwenchana”
ucapnya lemah.
“Apanya yang
tidak apa-apa, kau baru sadar setelah 3 hari eonnie.”
“Benarkah?”
Jieun mengangguk cepat.
“Jieun
dengar, ada yang ingin ku katakan padamu” Jieun mengernyit. Apa yang ingin Ji
Yoon katakan padanya? Kenapa terlihat serius sekali?
“Pergilah ke
Gedung XX dan cari sebuah brangkas” lanjut Ji Yoon.
“U untuk
apa?”
“E eoni akan
mengirimi mu pesan untuk tindakan selanjutnya” Jieun masih belum mengerti
maksud Ji Yoon. Untuk apa ia harus mencari brangkas? Dan kenapa tidak
mengatakannya langsung sekarang juga.
“Tapi eon-”
belum selesai berbicara, pintu ruangan itu terbuka menampakan tuan Jun Young
yang langsung kesana setelah Jieun kabari. Begitu melihat Jun Young, Ji Yoon
langsung membungkam mulutnya.
“Ahjussi”
ucap Jieun. Jun Young menghampiri mereka berdua, bertukar pandang dengan Jieun
sesaat seraya tersenyum kecil lalu memandang Ji Yoon.
“Ya ampun
untunglah kau sudah sadar Ji Yoon-a, ahjussi langsung kesini saat mendengar
kabar kau sudah sadar” Ji Yoon mencoba tersenyum namun pandangannya pada Jun
Young tak bisa bohong karena tahu sandiwara yang tengah namja itu mainkan.
“Ah ne
ahjussi, aku masih beruntung masih bisa selamat”
“Jieun”
“Ne ahjussi?”
“Bisakah kau
membelikanku obat sakit kepala? Sebenarnya ahjussi sering pusing akhir-akhir
ini”
“Eoh Tentu,
Baiklah aku beli dulu”
“Ne” setelah
Jieun pergi. Jun Young kembali bertatap muka dengan Ji Yoon yang kini menghilangkan
keramahan diwajahnya berganti menjadi ekspresi dingin.
“Aku
benar-benar tidak percaya..” ucap Jun Young seraya menggeleng kecil ditambah
ujung bibirnya yang tertarik ke atas.
Apa maksud ekspresinya itu?
Apa dia sudah tahu, aku menyelidikanya? Ji Yoon mulai memandang lain ke arah Jun
Young.
Jangan-jangan kecelakaan ini juga karena..
Sial, tentu saja itu karena orang ini
Lee Ji Yoon
“Wae? Kau
terkejut? Aku sudah mengetahui apa yang kau lakukan selama ini. Ck ck ck, gadis
bodoh sepertimu, kenapa kau harus membahayakan dirimu sendiri eoh?”
Benar, orang ini yang membuatku celaka..
“Lalu apa
yang Ahjussi inginkan sekarang?”
“Berhentilah
sekarang atau kau tidak akan selamat. Kau sudah tahu kan kau bukan anak kandung
Lee Ji Hoon? Kau juga pasti sudah menduga kau tidak akan menjadi pewaris Lee Inc.
Jika aku jadi kau, aku akan diam saja dan menghamburkan uang dari orang yang
sudah membuat ibumu gila. Kenapa kau harus repot-repot menyelidiki ku?”
“Aku ingin
menjaga Jieun-”
“Haha.. dia
anak dari orang yang menyiksa ibumu sampai gila, untuk apa kau menjaganya?”
“Dia masih
saudaraku Ahjussi !?” Ji Yoon menghembuskan nafas lalu memejamkan matanya
sesaat namun membukanya kembali lalu menatap tajam Jun Young, harusnya ia tak
boleh marah-marah dulu karena baru sadar.
“Cih.. karena
Jieun kau akan membahayakan dirimu sendiri?”
“Apapun akan
kulakukan untuk melindunginya darimu”
“Oke jika itu
maumu, bersiap-siaplah” ucap Jun Young dingin dengan tatapannya yang tajam.
Namja paruh baya itu pun pergi setelah mencoba menghentikan Ji Yoon namun
tampaknya hal itu sia-sia.
Kau yang harusnya bersiap-siap..
Aku sudah mengumpulkan semua bukti
kejahatanmu..
Bersiap-siaplah Lee Jun Young..
_____
Jieun merasa
ada yang mengawasinya sejak ia keluar dari rumah sakit, namun Jieun masih
bersikap normal karena orang yang mengawasinya tidak melakukan hal yang
membahayakan selain mengawasinya. Obat untuk pusing kepala sudah ia beli di
apotek terdekat namun Jieun melihat Jun Young Ahjussi sudah keluar dari rumah
sakit dengan langkah terburu. Jieun akan memanggilnya tapi terlambat karena Jun
Young sudah masuk kedalam mobilnya lalu pergi.
Mwoya.. kenapa menyuruhku membeli obat
jika akhirnya Ahjussi pergi seperti itu
_____
Jieun
menyuapi Ji Yoon bubur yang dibawa bibi Jung ke rumah sakit. Ji Yoon pun
memakannya tanpa ada bantahan seperti biasanya.
“Eonni”
“Hmm..”
“Aku masih
penasaran dengan ucapanmu yang tadi”
“Turuti saja
kataku dan kau akan tahu semuanya besok”
“Eonnie,
sepertinya sejak kau masuk rumah sakit ada yang mengawasi kita” Ji Yoon
memicing.
“Jinjja ?”
“Eoh..”
Lee Jun Young, kau benar-benar..
“Jieun besok
jangan pergi ke gedung XX sendirian”
“Wae?”
“Orang-orang
itu pasti akan mengikutimu”
“Sebenarnya
ada apa ini? Kenapa ada orang yang mengawasi kita?”
“Jieun jangan
sekar-”
“Annyeong”
Sapa Sehun begitu ia membuka pintu dan melihat Ji Yoon sudah sadar serta tengah
Jieun suapi.
“K kau?” Ji
Yoon tak asing dengan wajah Sehun.
“Kau ingat?
Dia yang menari denganmu di club malam eonnie” ucap Jieun mencoba mengingatkan
Ji Yoon akan Sehun.
“Ah benar.
Kenapa dia ada disini?”
“Saya pac-“
“Dia teman
kampusku !” sergah Jieun sebelum Sehun merampungkan ucapannya.
“Oh begitu”
“Nama saya Oh
Sehun, senang bertemu denganmu” ucap Sehun memperkenalkan diri.
“Ahaha kenapa
jadi sopan begitu, kita bahkan sudah pernah bertemu sebelumnya. Santai saja,
Oia namaku Lee Ji Yoon, kakak Jieun satu-satunya” ucap Ji Yoon ramah.
“Ahaha.. ne
noona. Salam kenal”
"Ne"
Aku memiliki ide.. batin Ji Yoon.
Setelah
berkenalan sekaligus menjenguk Ji Yoon, Jieun mengajak Sehun keluar. Awalnya
Jieun hendak mengajak Sehun ke Cafetaria terdekat namun mengingat ada orang
yang mengawasinya diluar rumah sakit, akhirnya mereka berakhir di rooftop
gedung rumah sakit. Kebetulan disana terdapat taman buatan. Mereka duduk
disebuah kursi di tengah taman buatan itu lalu Jieun memberikan satu kaleng
soju pada Sehun.
“Aku
benar-benar lega melihat kakak ku sudah sadar” ucap Jieun seraya membuka soju
kalengan yang ia beli dimesin minuman di kantin rumah sakit sebelumnya.
Menengguknya sedikit lalu terdiam menatap gedung-gedung Seoul saat malam yang
memancarkan cahaya.
“Syukurlah
jika Ji Yoon tidak apa-apa” balas Sehun yang juga mulai membuka soju kalengan
itu.
“Awalnya ku
pikir dia akan koma, aku benar-benar takut jika hal itu terjadi”
“Tenanglah,
semuanya sudah berakhir” Jieun menggeleng pelan.
“Aku tidak
yakin”
“Wae?”
“Eonnie
mengatakan sesuatu yang aneh”
“Apa yang dia
katakan?” Jieun pun menceritakan kejadian setelah Ji Yoon sadar dan Sehun
mendengarkannya dengan seksama.
“Ji Yoon
langsung diam setelah Ahjussi itu datang?” Jieun mengangguk.
“Kau bilang
ahjussi itu sudah seperti keluarga sendiri?”
“Benar tapi
Ji Yoon tak lagi membahas hal itu saat Jun Young ahjussi datang”
“Mungkin hal
yang Ji Yoon bicarakan padamu ada hubungannya dengan ahjussi itu” Jieun mulai
berfikir.
Mungkinkah ahjussi menyuruhku membeli
obat agar mereka berdua bisa bicara secara bebas..
Tapi jika memang benar, apa yang mereka
bicarakan? Apa mereka merahasiakan sesuatu dariku?
.
.
Ah tidak mungkin...
“Aniya,
Ahjussi tidak akan menyembunyikan sesuatu dariku lagi pula dia sudah menjadi
orang kepercayaan ayah sejak aku masih kecil”
“Kau pernah
dengar musuh dalam selimut? Jangan pernah percaya pada orang 100% Ji”
“Kau
menyuruhku mencurigai Jun Young ahjussi? Mana bisa aku melakukan itu, dia orang
yang mengurusku setelah kepergian ayah dan ibu sakit. Dia bahkan sudah mengurus
perusahaan yang ayah tinggalkan dengan baik” Entah mengapa Sehun tidak
berfikiran sama. pasti ada apa-apa dengan Ahjussi itu meski ia belum pernah
bertemu secara langsung, ia dapat menarik kesimpulan buruk dari cerita Jieun.
“Eiy kenapa
kita jadi membicarakan Jun Young Ahjussi” tambah Jieun seraya kembali menyesap
sojunya.
“Kalau begitu
bagaimana kalau membicarakan hubungan kita?” ucap Sehun seraya mendekatkan
wajahnya ke arah Jieun.
Cekiiitt..
cubitan Jieun di perut namja itu membuatnya meringis.
“Yaaakk !
Sakit tau”
“Makanya
jangan macam-macam”
“Ah aku
menyesal menyusulmu ke Seoul, harusnya aku tetap berlibur dan memandangi
yeoja-yeoja seksi”
“Pergi saja
sana, dan jangan harap kau bisa mendekatiku lagi”
“Aih Lee
Jieun kalau sedang cemburu imut sekali” ucap Sehun seraya mengacak pucuk kepala
Jieun.
“Yaaakk Siapa
juga yang cemburu !?”
Ugh menyebalkan..
“Ne ne aku
hanya bercanda, ya ampun kenapa ada yeoja sekaku dirimu”
Sementara di
ruang rawat Ji Yoon, pihak penyelidik mulai menanyainya soal kecelakan yang
menimpanya.
“Bagaimana
kejadian awal kecelakan itu Ji Yoon-ssi?”
“Aku merasa
tidak membuat kesalahan, aku melajukan mobilku setelah lampu berwarna hijau dan
tiba-tiba sebuah truk melaju ke arahku dari jalan sebelah kiri.” Ucap Ji Yoon
menjelaskan. Karena jalan itu adalah sebuah perempatan, hal itu bisa saja
terjadi namun yang aneh adalah truk itu tidak terlihat mengurangi kecepatannya
sedikitpun. Mobil Ji Yoon terseret hingga ke tepi jalan, dan ia hanya ingat
sampai disitu.
“Apa kau bisa
menjelaskan ciri-ciri yang kau ingat soal truk itu?” tanya polisi lagi. Ji Yoon
pun mulai menjelaskan apa-apa yang ia ingat dan berharap hal itu bisa membantu
menangkap sang pelaku.
“Baiklah
mungkin untuk sekarang hanya itu saja yang kami tanyakan” Ji Yoon mengangguk.
“Tapi apakah
polisi sudah mendapat jejak pelakunya?”
“Penyelidikan
masih dilakukan Ji Yoon-ssi tapi karena tidak ada saksi mata dan cctv mungkin
akan sedikit sulit”
“Ah begitu,
kuharap kalian bisa menangkapnya segera”
“Ne kami
usahakan yang terbaik, kalau begitu kami permisi”
“Ne” Kedua
polisi itu pun keluar dan saat itu Jieun masuk, memandang mereka sesaat lalu
bertanya pada Ji Yoon.
“Untuk apa
mereka kemari, Eonnie?”
“Mereka
meminta keteranganku soal kecelakaan itu”
“Lalu, apa
mereka sudah menemukan pelakunya?” Ji Yoon menggeleng.
Mungkin tidak akan pernah ditemukan..
Orang seperti Lee Jun Young pasti sudah mengirim pelakunya
pergi jauh..
“Oia apa
Sehun sudah pulang?”
“Ani, dia ada
di luar dia bilang akan menginap malam ini” Ji Yoon tampak tersenyum aneh
kearah Jieun.
“Apa kalian
menjalin hubungan?”
“Y yaak, mana
mungkin”
“Cih” Ji Yoon
mencibir namun kemudian ia memandang Jieun dengan tatapan menggoda seakan tak
percaya akan jawaban sang adik.
“Eonnie..
kenapa memasang wajah seperti itu, kau tidak percaya padaku? Ah cam sulit
dipercaya”
“Hahaha.. tak
apa jika memang kalian ada apa-apa”
“Eonnie !”
Jieun sebal, terus di goda sang kakak namun entah mengapa ia tersenyum kecil
melihat kakaknya tertawa.
“Kuharap kita
bisa seperti ini terus mulai sekarang” ucap Jieun. Entah kapan terakhir mereka
bercengkrama seperti ini. Rasanya benar-benar membahagiakan.
Ji Yoon
mengangguk “Mian atas sikapku selama ini, mulai sekarang eonnie akan
memperhatikan dan melindungi keluarga kita” Jieun senang mendengarnya. Semoga
saja bukan hanya ucapan belaka.
“Oia eonnie,
aku masih penasaran dengan alasan kenapa kau memintaku ke Gedung XX”
“Kau akan ku
beri tahu setelah menyelesaikan misi itu”
“Eiy, eonnie
malah membuatku penasaran”
Jika ku beritahu sekarang, kau mungkin
akan terkejut dengan semua kebenaran itu dan malah mengacaukan rencanaku. Aku
tidak bisa mengambil resiko.
Kau akan tahu setelah menyerahkan
dokumen kejahatan Jun Young pada pengacara Ahn.
Dan sebelum itu, kau tak boleh tahu
apa-apa Ji.
Eonnie tahu kau sangat mempercayai Jun
Young Ahjussi dan akan sulit menerima kenyataan bahwa orang itu berniat jahat
pada keluarga kita.
Krieett..
perhatian Jieun dan Ji Yoon teralihkan pada pintu yang terbuka itu, menampakan
sosok Junki yang mulai memasuki ruangan.
“Mian Ji, aku
baru bisa menjenguk sekarang, aku baru pulang dari tugas diluar kota”
“Gwenchana”
ucap Jieun dengan senyum simpul.
Ah canggung sekali..
Junki beralih memandang Ji Yoon. “Syukurlah kau sudah sadar, Ji Yoon-a”
“Jieun,
bisakah kau tinggalkan kami berdua?”
“O oh.. ne
eonnie” Jieun pu meninggalkan mereka berdua dengan pertanyaan yang mulai timbu
dikepalanya.
Kurasa memang ada yang aneh disini..
“Mi-”
“Mian” Junki
mendahului ucapan permintaan maaf itu. awalnya Ji Yoon akan meminta maaf pada
Junki karena telah salah menilai namja itu. dari semua kejahatan Jun Young yang
ia selidiki, Junki tak terlibat apapun didalamnya. Tapi kini ia mulai bertanya
kenapa sekarang Junki meminta maaf. Apa namja itu sudah tahu semua perbuatan
ayahnya?
“Kenapa kau
meminta maaf?”
“Aku tidak
bisa menceritakannya, aku hanya bisa meminta maaf padamu, Ji Yoon-a” ucap namja
itu seraya menunduk.
“Apa kau
sudah tahu ini perbuatan Jun Young Ahjussi?”
Deg.. Junki
langsung mengangkat kepalanya dan memandang Ji Yoon tak percaya. Bagaimana
gadis itu tahu?
“Bagaimana
kau-”
“Sejauh mana
kau tahu?”
Apa maksud pertanyaan itu? apa masih ada
kejahatan Ayah yang lain?
“Aku hanya
mendengar ayah meminta tangan kanannya untuk memberikan peringatan padamu dan
akhirnya aku tahu kau kecelakaan. Dari situ aku mulai curiga dengan
kalian berdua, kenapa ayah sampai melakukan itu semua. Bisakah sekarang kau
ceritakan semua padaku apa yang sebenarnya terjadi?” Ji Yoon menggeleng pelan.
Jadi ia hanya tahu sebatas itu..
“Kau akan
segera tahu tapi bukan sekarang” Junki hanya bisa menghela nafas.
.
.
“Bisakah kau
memaafkan ayahku, aku memang tidak tahu apa saja kesalahannya tapi.. tapi dia
masih ayahku” Ji Yoon tak langsung menjawabnya. Gadis itu memandang kedua mata
Junki dan dari sana Junki tahu bahwa permintaannya tak akan terwujud.
“Mian” ucap
Ji Yoon.
.
.
“Arraseo”
“K kalau
begitu aku pulang dulu, semoga kau cepat sembuh” ucap Junki tulus seraya
meninggalkan Ji Yoon yang hanya bisa menghembuskan nafas melihat punggung namja
itu.
Mian, Junki-ya.. ayahmu sudah terlalu
banyak melakukan kejahatan pada keluargaku, aku tak bisa tinggal diam lagi.
Begitu sampai
diluar kamar inap Ji Yoon, namja itu tetap melangkahkan kakinya keluar rumah sakit
dengan melewati Jieun dan Sehun yang duduk bersama di kursi tunggu, Tanpa ada
sapaan atau sekedar berpamitan. Jieun yang melihat hal itu malah makin bingung,
kenapa Junki terlihat kacau setelah keluar dari kamar inap Ji Yoon. Jieun pun
bangkit hendak menyusul Junki dan meminta penjelasan namun Sehun menahan
tangannya.
“Kau mau
kemana?”
“Aku harus
memastikan sesuatu” ucap Jieun lalu perlahan melepaskan genggaman Sehun dan mengejar
Junki. Sehun hanya bisa menghela nafas dan berfikiran positif. Wajar jika Jieun khawatir terhadap Junki, mereka sudah dekat sejak lama. Hubungan itu tak akan terpengaruh hanya dengan masalah kecil tentang perasaan yang hadir dari salah satu pihak. Tak perlu ada yang dikhawatirkan, mereka hanya akan menyelesaikan masalah bukan untuk yang lain. dan perasaan khawatir Jieun terhadap Junki tak akan mengubah fakta jika gadis itu tak memiliki perasaan apapun untuk Junki. Sehun mencoba berfikir seperti itu.
.
.
“Oppa”
untungnya Jieun masih sempat mengejar namja itu dan kini ia berhasil
menghentikannya. Junki berbalik lalu memandang Jieun.
“Oppa
sebenarnya ada apa? Kenapa kalian semua menyembunyikan sesuatu dariku? Sungguh
aku benar-benar tidak tahan lagi, sebenarnya ada apa !?” Bukannya menjawab,
Junki malah melangkah dan meraih tubuh Jieun kedalam pelukannya.
“O oppa..”
“Mianhae
Jieun-a”
“Sebenarnya
ada apa in-”
“Tolong
jangan tanya apapun, bisakah kita seperti ini lima menit saja?”Jieun tak lagi
mengucapkan apapun. Dia hanya diam didalam pelukan Junki.
Jika kau tahu, mungkin aku tak akan bisa
bertemu denganmu lagi..
Setelah Ji Yoon membuka semuanya,
mungkin kita benar-benar akan menjadi orang asing..
Tak ada lagi yang kuinginkan, seperti
ini saja sudah membuatku bahagia.
Setelah 5
menit berlalu, Junki melepaskan rengkuhannya. Dan seakan mengerti, tak ada lagi
pertanyaan yang keluar dari mulut Jieun. Gadis itu hanya memandangi Junki
sejuta arti.
“Oppa”
“Masuklah,
aku pulang dulu”
Entah mengapa
Jieun memiliki firasat aneh. Yang Junki lakukan padanya seperti sebuah
perpisahan, seakan namja itu tak akan lagi bertemu dengannya. Jieun ingin
sekali bertanya, banyak sekali yang ingin ia tanyakan namun tak ada satupun
yang keluar dari mulutnya setelah Junki memintanya untuk tidak bertanya.
Jieun kembali
masuk dengan terburu, memasuki kamar inap Ji Yoon dan menatapnya dingin.
“Eonnie, apa
yang kau katakan pada Junki Oppa?”
“Eobsseo” ucap Ji Yoon seraya mengalihkan pandangannya.
“Bohong !”
pekik Jieun membuat Ji Yoon menghela nafas.
“Ceritakan
padaku sekarang atau aku tidak akan memenuhi permintaanmu ke Gedung XX” ancam Jieun. rasanya benar-benar seperti orang bodoh saat semua orang mengetahui sesuatu sementara dirinya tidak.
“Jieun jebal,
turuti saja permintaanku”
“Tapi eonnie
kepalaku serasa akan meledak karena penasaran. Kau yang menjadi aneh, Ahjussi
yang juga menjadi aneh dan terakhir, Junki Oppa yang seperti orang frustasi.
Sebenarnya ada apa? Harus berapa kali aku menanyakan hal itu?“
“Jebal Ji
bukan sekarang, tolong, eonnie benar-benar minta tolong padamu. Tunggulah,
eonnie akan menjawab semua pertanyaanmu nanti” Jieun hanya bisa membuang
nafasnya kasar mendengar Ji Yoon memohon. Baiklah, meskipun ia kesal karena
tidak tahu apa-apa, Jieun tak akan bertanya apa-apa lagi. Jieunpun keluar dan
kembali duduk disamping Sehun yang kini menatapnya penuh tanya.
“Jangan tanya
apapun padaku” ucap Jieun dengan pandangan lurus.
“Arraseo” Jawab
Sehun membuat Jieun menoleh lalu memandang Sehun sebal. Kenapa namja itu begitu
penurut, memang namja itu tidak penasaran dengan apa yang terjadi? Tindakan
Sehun malah membuat Jieun tambah kesal, kenapa ia tidak bisa seperti Sehun yang
langsung menyetujui apa yang diminta oleh seseorang.
“Arraseo”
ucap Sehun sekali lagi dihadapan wajah Jieun.
“Aku
benar-benar ingin memukul seseorang saat ini” seketika Sehun menggeser duduknya
agak menjauh. Jieun langsung menatapnya tajam.
“Yaaakk !”
“M mwo?”
Sehun berdoa, semga saja ia tidak menajdi samsak Jieun kali ini.
“Apa kau
punya cara lain agar membuatku emosiku hilang?”
“Eung,,”
Sehun tampak berfikir keras namun satu menit kemudian namja itu tersenyum
sekilas lalu memandang sekeliling mereka yang nampak sepi.
“Aku tahu”
ucapnya seraya menggeser duduknya lebih dekat dengan Jieun lalu meraih wajah
mungil Jieun dengan kedua tangannya dan mencium bibir gadis itu. Tindakan
tiba-tiba yang Sehun lakukan sukses membuat seorang Lee Jieun mati gaya.
Terkejut ? tentu saja ia terkejut. Ia hanya pernah melihat adegan kissing di
film-film bertema 17+ milik Jiyeon. Namun baru kali ini ia merasakannya
langsung. Jieun lupa jika ia pernah mencium Sehun duluan saat ia mabuk. Tidak,
itu tidak bisa dihitung. Jieun bahkan tak sadar melakukan hal itu. berbeda
dengan sekarang, ia benar-benar sadar namun seperti orang tak sadar saat
merasakannya. Jieun bisa saja memukul dan mendorong namja itu menjauh tapi
nyatanya ia hanya bisa membeku ditempatnya sementara Sehun yang memimpin
semuanya. Awalnya Jieun hanya diam namun ia mengingat adegan kissing yang
pernah ia tonton, perlahan ia mulai mengalungkan tangannya dileher namja itu
dan membalas lumatan yang namja itu lakukan. Sensasinya benar-benar membuat
seluruh tubuh Jieun merinding. Seakan ada kupu-kupu yang berterbangan dari
dalam perutnya. Jieun memang tak yakin apa yang membuatnya melakukan hal itu
dengan Sehun tapi ia juga tak ingin berhenti. Anggaplah kewarasan Jieun terbang
sejenak. Jadi seperti itu rasanya berciuman. Jieun rasa, cara yang Sehun berikan benar-benar membuat emosinya menguap begitu saja. Tidak ada lagi amarah dalam dirinya, hanya sensasi aneh yang kian membumbung.
Setelah dua
menit, pangutan itu terlepas. Keduanya sibuk mengambil nafas hingga bisa
merasakan hembusan diwajah masing-masing. namun-
PLAAAKK
Sehun
terkejut, namja itu memandang Jieun yang memandangnya kesal ditambah salah tingkah.
“Yaaakk !”
pekik Sehun. Kenapa Jieun menamparnya?
“K kau, apa
yang kau lakukan?” ucap Jieun seraya terbata. Entahlah, degupan dijantungnya
malah menjadi setelah mereka tak berciuman lagi.
“Kau
benar-benar wanita yang aneh, tentu saja kita melakukan ciuman kau pikir apa
lag-”
“Y yaaak ! Bi
bisakah kau tidak memperjelasnya. A aku, aku ingin melihat Ji Yoon dulu” tanpa
menunggu jawaban Sehun, yeoja itu langsung terburu memasuki kamar rawat Ji Yoon
dan meninggalkan Sehun yang masih mengelus pipinya yang kena tampar namun entah mengapa tingkah
Jieun mampu membuatnya tersenyum geli.
Tingkahnya membuatku ingin tertawa, sungguh, haha
Ada apa dengan yeoja itu?
Dia benar-benar lucu dan... aneh
Haha si galak Jieun bisa bersikap
seperti itu juga ternyata..
Jinjja, dia benar-benar menggemaskan.
Baru kali ini ia bertemu dengan gadis yang menamparnya setelah saling berciuman. benar-benar aneh.
To Be
Continued~
#Haaiii readerdul, chapter selanjutnya kemungkinan udah ending. Oia mian klo ada typo, Author ga baca ulang soalnya. Ok, see u soon :)
komennya langsung disini ya Thor chap 7nya sekalian hehehe makasih ya Thor udah ngeluangin waktu buat update ini fanfic suka deh Kalo check blog ini si author kece udah update aja.....gak tau mesti ngomong apa Sia author mah udah keren banget Kalo bikin kayak Gini...finally iu sehun kiss juga hahhaa Banyak in bikin iu sehunnya Thor palagi ini udah mau ending aja...����������
ReplyDeleteAh makasih jg udh sempetin komen :* sebenernya author lg males ngapa2in tp berhubung ini msh berlanjut jd y mau ga mau hrs d selesein dulu. Kaya gmn gitu klo ngegantungin ff tnpa end mah. Soal sehun iu, kayanya udh bnyak deh ff cast mereka. Mungkin author coba cast yg lain biar ga bosen jg.
DeleteLanjuuuuttttt thooorrrr makiiinn penasaraaannn n geemessss deeehh...jgn lama2 yah lnjutannyaaa....hehehehe
ReplyDeleteOkray.. sabar menanti y :D
Deletemakasih udah mau luangin waktu buat bikin ff demi ff, apalagi yang bikin baper baper gini thor, ^^ aku dukung dengan sepenuh hati, Fighting!
ReplyDeleteiya sama2, sekalian belajar nulis jg sih :-)
DeleteSip, fighting
Hohoho kok lucu yahhh.. ...... Suka banget sama sehun IU, ditunggu lanjutannya thor, FIGHTING 👍👍👍👍
ReplyDeletemakasih, d tunggu ya :D
Delete