Frozen Heart [1]


Lee Ji eun / IU | Lee Jun Ki | Oh Sehun etc

Drama | Chapter

Teaser

Termenung, menatap sang ibu dari balik pintu kamar inap. Selalu seperti itu, Jieun hanya bisa menghela nafas dan mengasihani keluarganya terutama sang ibu yang tak kunjung sembuh dari gangguan jiwa yang merenggut kewarasannya. Tak lagi ada air mata yang keluar dari matanya. Tak ada yang tersisa untuk menangisi apapun lagi. Perlahan tangan mungil itu memutar kenop pintu kamar inap sang ibu. Tersenyum saat sang ibu menoleh.

“Sayangku cepat masuk, sebelum ayahmu marah” ucap ibu Jieun dengan gerakan menarik lengan Jieun dan Jieun hanya bisa tersenyum dalam kepedihannya melihat sang ibu.

“Ibu apa kau sudah minum obat ?” ibu Jieun menggeleng cepat, badannya menjauh seakan tidak ingin pil pahit itu masuk kedalam tubuhnya. Membekap mulutnya sendiri.

“Ibu ayolah minum obatnya demi aku” rayu Jieun penuh kelembutan. Ia menarik pelan tangan sang ibu yang tergantung bebas.

“Aku tidak ingin meminumnya” ucap sang ibu seraya berkaca-kaca.

“Ibu akan melakukan apapun demi aku kan ? jadi sekarang minum obatnya atau aku akan marah” perlahan bungkaman itu mulai terlepas dan seakan dengan berat hati, ibu Jieun menuruti permintaan sang anak. Setelah meminum obat, ibu Jieun mendekap tangan kanan Jieun erat.

“Pergilah sebelum ayahmu datang, dia pasti akan memukuli ibu lagi” ucap sang ibu dengan sedikit berbisik. Jieun mengangguk.

“Baiklah, besok aku datang lagi. Istirahatlah Bu” ibu Jieun mengangguk cepat, melepaskan dekapannya lalu melambai pada Jieun yang mulai melangkah keluar.

Drrt Drrt

Sesampainya diluar kamar inap, ponsel Jieun berbunyi.

“Hallo”

“Jieun aku sudah menunggumu diluar”

“Ya ampun oppa tidak perlu repot-repot”

“Apanya yang merepotkan, tentu saja tidak. Oia bagaimana kalau kita makan diluar”

“Terserah kau saja”

“Aiishh anak ini, baiklah cepat keluar sebelum tubuhku berkarat karena menunggumu” Jieun tersenyum kecil mendengar ucapan Jun Ki.

“Ok”

Bagi Jieun, Jun Ki sudah seperti kakak laki-lakinya yang selalu ada saat ia susah maupun senang. Malaikat pelindung yang diberikan Tuhan didalam kekacauan keluarganya.

Jieun menghampiri mobil yang sudah sangat ia hafal. Siapa lagi jika bukan mobil Jun Ki. Menarik kenop pintu mobil dan duduk disamping namja yang tersenyum cerah.

“Ah kau lama sekali, perutku sudah kelaparan dari tadi” keluh namja itu sesampainya Jieun disana.

“Kenapa tidak makan duluan saja, kau merepotkan dirimu sendiri Oppa”

“Aiishh anak ini tidak pernah berkata dengan benar. Baiklah sekarang kau mau makan dimana ?” Jieun tampak berfikir.

“Bagaimana kalau direstoran daging panggang Suk Jong ?”

“Aaah kenapa kau suka sekali makan disana, aku tidak suka makanan yang terlalu pedas”

“Ya sudah kalau begitu jangan mengajaku makan bersama”

“Baiklah-baiklah, ayo kita kesana”

“Yes” ucap Jieun dengan raut gembira sementara Jun Ki hanya melirik malas.

Beberapa hidangan sudah tersaji apik dihadapan Jieun dan Junki. Hidangan yang didominasi dengan rasa pedas. Tak perlu menunggu lama, Jieun mulai mengambil sumpit disamping mangkuk berisi nasi.

“Selamat makan” ucapnya dengan mata tertutup. Mata itu kembali terbuka dan tangan lincahnya mulai menyumpitkan beberapa daging sapi panggang yang sudah diiris. Terlihat menggiurkan terutama bagi Jieun yang sudah kelaparan karena sepulang mengajar karate ia belum makan apapun. Berbeda 180 derajat dengan Jieun, Junki justru terlihat bingung memilih makanan dengan kadar rasa pedas rendah. Jangan sampai ia sakit perut lagi karena makan makanan pedas yang amat Jieun sukai.

“Oppa, kau tidak makan ?” Junki memandang Jieun jengah.

“Aku sedang memilih makanan yang tidak terlalu pedas tahu”

“Ahaha.. pesan bubur saja bagaimana ?” bisa-bisanya Jieun meledek disaat seperti ini.

“Kau mengejek ku ?”

“Ne” jawab Jieun terus terang.

“Yaiishhh..”

“Hehe.. mian mian, bagaimana kalau kupesankan sup abalon kesukaanmu tanpa rasa pedas tentunya”

“Ide bagus”

“Pesan sendiri sana”

“Yaakk !” Junki memang selalu menjadi bahan ledekan Jieun setiap waktu.

“Ahaha.. oke-oke tunggu, aku akan memesannya” Jieun pun mulai mengangkat tangannya. Menghirup udara dalam-dalam lalu-

“PERMISI AHJUMMA, AKU PESAN SUP ABALON TANPA LADA SATU, CEPAT YA !” Pekik Jieun hingga membuat beberapa pengunjung lain memandangnya.

“Ne !” Balas sang pelayan dari arah dapur.

“Yaa.. kau ini memalukan sekali, kau ini yeoja jangan berteriak seperti itu”

“Itu adalah cara tercepat Oppa”

“Ck ck ck” Namja itu hanya bisa menggeleng pelan.

Setelah perut terisi, Junki mengantar Jieun kerumahnya. Didalam perjalanan mereka berdua fokus pada pikiran masing-masing. Junki dengan jalan dihadapannya dan Jieun dengan pemandangan diluar jendela mobil yang ia perhatikan dalam diam.

“Jieun”

“Eoh ?”

“Dua Minggu kedepan aku ada perjalanan bisnis ke Paris, apa kau mau ikut ?”

“Untuk apa aku ikut Oppa, aku hanya akan merepotkanmu”

“Oppa hanya merasa kau butuh liburan. Kau itu terlalu monoton, apa kau tidak bosan ?”

“Monoton ?”

“Eum.. kau masih muda jadi nikmatilah hidupmu. Jangan menjadi orang yang terlalu kaku”

“Apa yang bisa kunikmati sementara ibuku menjadi pasien rumah sakit jiwa Oppa” Junki menghela nafas pasrah. Jieun itu terlalu keras kepala. Nasehat yang selalu Junki berikan kadang sama sekali tak Jieun dengarkan. Gadis itu hanya bertindak sesuai pendiriannya.

“Oke mian, jadi apa kau mau ikut denganku ke Paris ? tawaran masih terbuka”

“Eum kurasa tidak”

“Kau yakin ? kau pasti merindukanku 2 Minggu kedepan”
“Ck.. percaya diri sekali Oppa ini”

“Haha.. awas saja jika kau menelponku karena terlalu merindukanku”

“Tidak akan”

“Kita buktikan saja nanti”

“Cih.. kau terlalu berharap Oppa” Junki melirik raut kesal itu sesaat sebelum akhirnya tersenyum kecil.

<<>> 

Menari diantara kerumunan orang yang melakukan hal yang sama. Namja berperawakan tinggi itu mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya. Menganggukan kepalanya berulang kali saat musik yang berdentum-dentum terdengar keras. Menatap wanita berpakaian minim dihadapannya dengan tatapan menggoda. Sedikit senyum menyeringai ia tampakan. Sang wanita pun menampakan senyum, senyum malu sekaligus girang karena namja setampan itu mendekatinya.

____

Jieun mengelap rambutnya yang basah, setelah ia mandi badannya terasa lebih segar. Ia keluar kamar dan menuju lantai bawah dimana ruang tamu dan dapur berada.

“Ahjumma, dimana kau ?” pekik Jieun mencari pembantu nya sembari menuruni anak tangga.

“Ada apa nona ?” Dengan cepat sang pembantu berlari kehadapan Jieun.

“Tolong buatkan aku teh”

“Baiklah, saya akan mengantarkannya ke kamar nona” Jieun mengangguk kecil dan kembali ke kamarnya namun ia kembali berbalik.

“Apa Ji Yoon belum pulang ?”

“Ah itu.. saya belum melihatnya tiga hari ini”

“Aiishh kemana saja dia” gerutu Jieun.

“Saya kurang tahu nona” Jieun hanya bisa menghembuskan nafas panjang.

Dia selalu seperti ini.. dan aku juga selalu menghawatirkannya..

Ingin sekali aku menghajarnya agar ia bisa berubah menjadi lebih baik..

Jika saja dia adik dan aku kakaknya.. Huft..

Jieun sampai dikamarnya, perlahan ia membuka jendela besar yang mengarah ke jalan. Hembusan angin malam sedikit membuatnya tenang dan nyaman. Sembari menunggu teh nya siap, ia duduk disisi jendela dan memandang langit gelap namun tak berhiaskan bintang.

Aku bosan Tuhan, aku ingin ibu sembuh..

Apakah harapanku akan terkabul ? apakah ibu bisa sembuh.. ?

Dan.. kenapa aku malah merindukan ayah..

Lelaki itu memang selalu kasar pada ibu tapi tidak dengan anak-anaknya.

Kenapa aku malah merindukannya..

“Masa bodoh” umpat Jieun saat dirasa kepalanya mulai kembali memanas memikirkan semua yang terjadi pada hidupnya.

Drrt Drrt..

Jieun mengalihkan perhatian pada ponselnya yang bergetar. Beranjak mengambil ponsel merah marun miliknya dan menekan tombol terima tanpa melihat siapa yang menelponnya.

“Hallo” ucap Jieun malas. Ia sedang tak bersemangat meski hanya untuk berbicara ditelepon.

“Jieun !” gadis itu sedikit menjauhkan ponselnya saat pekikan itu mengganggu telinganya.

“Wae ?”

“Ayo kita ke Club”

“Untuk apa ? aku malas”

“Yaakk ini demi merayakan hari jadi Jiyeon dan Chanyeol” Jieun mengernyit.

“Apa maksudmu ?”

“Mereka baru saja jadian, jadi jangan menolak kali ini oke ? kami akan segera menjemputmu jadi bersiap-siaplah”

“Tap-”

Tuut tut tut ..

“Aiishh jeongmal” keluh Jieun saat sambungan telepon itu terputus bahkan sebelum ia merampungkan ucapannya.

Tok tok tok

“Masuk” sang pembantu membawa teh yang Jieun inginkan plus camilan kecil disampingnya.

“Terimakasih ahjumma”

“Sama-sama nona. Oia apa nona tidak akan makan malam ?” Jieun menggeleng.

“Aku sudah makan bersama Jun Ki oppa”

“Ah begitu, apa ada yang nona inginkan lagi”

“Kurasa tidak ahjumma”

“Baiklah kalau begitu saya permisi” Jieun mengangguk, ia mengulurkan tangannya untuk mengambil cangkir berisi teh hangat itu. menyesapnya. Cairan itu memasuki tenggorokan dan membuat perutnya hangat. Ia berjalan sembari memegang cangkir teh nya. Membuka lemari pakaian yang bisa dibilang besar.

Apa yang harus kupakai ?

____

Musik EDM langsung menyapa begitu Jieun dan teman-temannya memasuki sebuah bar yang dipenuhi para penjelajah malam. Seon Mi mengangguk-angguk menikmatinya, yeoja itu merangkul pundak Jieun seraya mencari tempat duduk yang nyaman. Sementara Jieun terlihat malas dengan suasana itu. wajahnya sedatar tembok yang kaku. Meliarkan pandangannya dan yang ia lihat hanya para perempuan berpakaian minim serta lelaki mabuk yang mulai bertingkah aneh.

“Hey ayo kita duduk disana” ucap Jiyeon yang berjalan didepan Jieun. Keempat anak itu pun mulai menghampiri meja yang kosong dan duduk melingkar.

“Waah, aku sangat siap untuk malam ini, Woo !” pekik Seon Mi.

“Jieun ada dengan wajahmu, apa kau tidak senang melihat kami Jadian ?” tanya Chanyeol.

“Jangan pedulikan aku, aku hanya sedang tidak mood tapi aku sangat sangat bahagia dengan berita kalian jadian, sungguh” Jieun mencoba meyakinkan meski moodnya tidak meyakinkan.

“Ck.. wajahmu bahkan sangat datar saat mengatakannya” balas Jiyeon. Gadis itu tahu Jieun memang kadang menyebalkan tanpa tahu apa alasannya. Tapi ayolah, ini adalah hari bahagianya. Setidaknya Jieun harus mengerti hal itu.

“Kau kan tahu aku memang begini” ucap Jieun sembari menyandarkan punggungnya.

“Hey hey sudahlah, kita disini untuk bersenang-senang kan” Seon Mi mencoba menengahi.

“Baiklah sebaiknya kita mulai menari saja” ucap Chanyeol sembari mengulurkan tangannya kearah Jiyeon. Membuat gadis itu tersenyum manis dan menerima uluran tangan Chanyeol. Beranjak dan mulai kelantai dansa bergabung dengan banyaknya pengunjung lain yang asik dengan musik apapun yang diperdengarkan.

“Jieun kau ingin minum apa ?”

“Apa saja”

“Ya sudah aku memesan minuman dulu”

“Eoh” Seon Mi beranjak dan tersisa Jieun yang duduk seorang diri disana. Hanya mengedarkan pandangannya, memandang segala keramaian namun entah mengapa hal itu tak mempengaruhi moodnya. Tak menyadari jika sepasang mata memperhatikannya. Memperhatikan dengan rasa geli dan penasaran. Kenapa merasa geli memandang Jieun ? mungkin karena hanya Jieun wanita yang tak memakai dress melainkan memakai hoodie dan jeans serta sepatu sport ke tempat seperti ini. Hal itulah yang kini dirasakan namja berperawakan tinggi bernama Oh Sehun. Dan hal itu malah membuatnya penasaran karena melihat Jieun hanya berdiam diri disofa bar. Gadis berpakaian minim yang tengah menari bersamanya tidak lagi menarik dimatanya. Sedetik kemudian Jieun juga memandang kearah Sehun membuat namja itu tersenyum kege-eran. Jieun mulai beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah Sehun membuat namja itu yakin jika Jieun juga merasa tertarik dengannya. Seakan ada slow motion saat Jieun berjalan kearahnya membuat Sehun makin tertarik dan tergoda dengan yeoja yang berpakaian tidak pada tempatnya itu.

“Ha-“ Setengah sapaan yang belum sempat Sehun rampungkan itu terhalang dengan ucapan lain yang bersumber dari gadis yang Sehun perhatikan.

“Eonni !?” Jieun memekik tinggi saat melihat sang kakak tengah asik menari di Bar yang juga ia kunjungi.

Eonni ? Sehun tengah kebingungan, ia kira gadis itu akan menghampirinya. Gadis berpakaian minim didepan Jieun tampak risih dan memandang malas kehadapan Jieun.

“Sial sekali bertemu denganmu disini” gumam yeoja yang Jieun panggil Eonnie.

“Ayo pulang” ucap Jieun seraya menarik lengan kakaknya.

Jadi  mereka kakak beradik ..

“Apa urusanmu !?” ucap wanita berpakaian minim itu yang ternyata adalah Ji Yoon, kakak perempuan Jieun. Ji Yoon menghempaskan genggaman Jieun ditangannya.

“Aiishh pulanglah, kemana saja kau tiga hari ini ?!”

“Kubilang apa urusanmu !? Aiishh..” sebelum Jieun sempat menariknya lagi, Ji Yoon meninggalkan Jieun. Menerjang kerumunan orang yang juga tengah asik menari.

“Yaaakk mau kemana kau !?”

“Jangan ganggu aku !” balas Ji Yoon semakin menjauh membuat Jieun menghela nafas dengan mencoba sabar meski tangannya sudah mengepal. Sementara Sehun masih menari dengan sesekali memperhatikan Jieun.

“Dia kakak mu ?” tanya Sehun kepada Jieun, namun Jieun hanya melirik tanpa berkata apapun. Gadis itu kembali menuju kursinya dengan raut kesal.

Aiishh.. yeoja itu, aku diabaikannya -_- ucap Sehun dalam hati

Jieun duduk dengan kekawatiran dan kekesalan yang bercampur jadi satu. Kakaknya itu semakin hari semakin gila saja. Dengan sigap Jieun menyambar botol minuman yang ada dimeja, botol yang sudah Seon Mi pesan.

“Kau, dari mana saja ?” tanya Seon Mi, bukannya menjawab Jieun malah menengguk minuman itu langsung dari botolnya.

“Y yaak.. mana boleh langsung meminum sebanyak itu !?” pekik Seon Mi. Jieun masih menengguknya hingga tersisa setengahnya. Meletakannya diatas meja sampai berbunyi dentuman keras. Seon Mi tampak khawatir, ia tahu Jieun tidak bisa minum banyak.

“Seon Mi-ya”

“O oh ?”

“Ayo kita menari”

“Sekarang ?” Jieun mengangguk.

“Ini yang aku tunggu” ucap Seon Mi ceria. tanpa menunggu lama, dua gadis itu mulai memasuki lantai dansa dan menari dengan gerakan random. Awalnya Seon Mi dan Jieun saling berhadapan, namun seiring berjalannya waktu, Seon Mi sudah jauh dan menari dengan seorang namja. Sementara Jieun sendirian, namun ia tak perduli, ia masih menari, bahkan melepas ikatan rambutnya, menggelengkan kepala bagai rocker dan sesekali berteriak keras. Sehun yang masih memperhatikan Jieun sedari tadi terkekeh geli melihatnya.

“Woy apa yang sedang kau perhatikan ?” Tanya Kai, teman Sehun yang kini juga duduk bersamanya.

“Apalagi jika bukan wanita” ucap Sehun dengan sedikit seringaiannya.

“Ck ck ck.. sepertinya kau akan mengeluarkan taringmu lagi malam ini”

“Kau pikir aku vampir apa” ucap Sehun dengan sedikit lirikan.

“Hahaha bukankah kau memang vampir ? Vampir pemburu wanita”

“Terserah kau saja” Sehun mengambil gelas berisi wine lalu menengguknya, ia berdiri dan mulai kembali kelantai dansa, tanpa disangka-sangka ia menghampiri Jieun. Menari didepannya, membuat Jieun menghentikan tariannya. Memandang Sehun dengan sedikit sempoyongan. Sepertinya alkohol mulai mempengaruhi kesadaran gadis itu.

“Neo, nuguya ?” tanya Jieun dengan sesekali terhuyung.

“A aku.. aku Sehun”

“Sehun nuguya ?” Jieun masih bertanya. Tampaknya gadis itu mulai mabuk.

“A-“

“Ah masa bodoh, ayo kita menari. Wooo !”Pekik Jieun dan kembali menari begitu juga Sehun.

Dia gadis yang aneh.. haha masa bodoh !

<<>> 

Jieun menggeliat pelan, kepalanya terasa pusing. Sinar matahari mengganggu tidur nyenyaknya. Jieun mengerjapkan matanya dan rasa mual mulai membuat perutnya bergolak. Gadis itupun bangkit dan langsung berlari kearah closet. Memuntahkan isi perutnya berkali-kali. Setelah dirasa cukup, Jieun bangkit, ia berjalan lunglai sembari memandang jam dinding yang tergantung kaku.

“Eungh” Jieun menekan kepalanya. Menggaruk wajahnya sesekali.

Kenapa aku ini ? apa aku mabuk tadi malam ?

Jieun benar-benar tak ingat kejadian semalam. Hanya sebuah dugaan saja yang terlintas dikepalanya. Jika ia muntah itu artinya tadi malam ia mabuk. Ah Jieun lupa, jika ia adalah peminum yang buruk, hal itu membuatnya mudah mabuk meski alkohol yang ditenggaknya tak seberapa.

“Aiishh.. kenapa juga aku harus mabuk” Jieun mengoceh sendiri dengan apa yang ia lakukan tadi malam. Jieun mulai keluar kamar dan menuju lantai bawah. sesampainya di dapur ia duduk sembari meminum sebotol air mineral yang ia ambil dari lemari pendingin.

“Auh apa nona mabuk tadi malam ?” tanya Jung ahjumma karena ia mencium alkohol saat melewati Jieun.

“Ne ahjumma, bisakah kau membuatkanku sup ?”

“Tentu, tapi tidak biasanya kau mabuk nona”

“Aku melihat eonni, aku memintanya pulang dan ia malah menghindariku”

“Apa nona Ji Yoon baik-baik saja ?”

“Dia terlihat sehat”

“Syukurlah, dan kuharap kau tidak mabuk-mabukan lagi nona”

“Aku juga tidak ingin seperti ini lagi ahjumma”

_____

Byuuurr

“Y yeobo”

Namja yang tengah tidur dengan tenang itu langsung gelapan begitu segelas air membasahi wajahnya.

“Ja jangan terlalu keras padanya”

“Diamlah” namja bernama Sehun itu mulai membuka matanya, berniat marah kepada orang yang mengguyurnya namun setelah melihat sang ayah yang dengan garang berdiri disamping ranjangnya, ia mengurungkan niatnya. Sehun memiliki firasat buruk dengan kehadiran sang ayah.

“A ayah” lirih namja itu.

“Apa hanya mabuk yang ada dipikiranmu Oh Sehun !?” pekikan itu sudah Sehun duga.

“Ayolah ayah, santai saja, namanya juga anak muda”

“Yaaakk .. kau itu sudah terlalu tua untuk main-main Sehun !” bahkan ibu Sehun yang juga ada disana ikut kaget dengan pekikan suaminya.

“Aiishh..” Sehun menggerutu. Paginya yang tenang hilang sudah.

“Mwo ? kau bilang apa ? Aiishh..? dimana tatak rama mu Sehun !?” Sehun hanya melirik malas.

“Kau tahu kenapa ayah marah hah ? bukan hanya masalah kau mabuk-mabukan lagi tapi karena pihak kampus memberitahukan pada ayah bahwa kau di Drop Out karena jarang masuk dan beberapa kesalahan yang tak bisa ditolerir. Kenapa bisa-bisanya aku memiliki anak sepertimu, Ouh kau pandai membuat ayahmu ini uring-uringan karena ulahmu itu”

“Mian” ucap Sehun tanpa beban.

“Aiishh anak ini, kau kira semuanya bisa selesai dengan kata maaf hah !?” jika saja ibu Sehun tak mencegah suaminya, sudah bisa ditebak namja itu pasti mendapat pukulan dari ayahnya. Tuan Oh menghirup udara dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Menghadapi Sehun memang membutuhkan kesabaran lebih.

“Ayah tidak mau tahu, kali ini ayah memberikan kesempatan sekali lagi dan kau harus benar-benar serius mengejar S1 mu. Jika kau kembali di drop out dari kampus yang ayah pilihkan, semua fasilitas mu dicabut dan kau akan kukirimkan ke desa untuk tinggal bersama nenekmu disana”

“M mwo ? mana bisa ayah melakukan itu”

“Tentu saja ayah bisa, ayah tak pernah main-main dengan ucapan ayah” Sehun mendengus pelan mendengarnya. Setelah puas memarahi anaknya, tuan Oh meninggalkan kamar anaknya. Sementara Sehun  mulai gusar. Namja itu menggerakan kaki dan tangannya menendang udara, ia hanya sedang mengeluarkan kekesalannya. Terlihat kekanakan memang tapi itulah Sehun.

_____

Sehun akhirnya sampai di universitas barunya. Disana Baekhyun sudah menunggu, Baekhyun adalah sepupu Sehun yang kini berkuliah diuniversitas yang akan Sehun masuki. Tak menunggu waktu lama, kedua namja itu langsung mengurus semua yang dibutuhkan untuk kepindahan Sehun kesana. Setelah selesai mengurus semuanya, dua namja itu mampir ke kantin kampus. Melepaskan rasa lapar dan haus dengan memesan beberapa makanan ringan dan dua minuman.

“Hun apa kau tidak lelah pindah-pindah kampus seperti ini, kau pikir berapa usiamu” oceh Baekhyun. Sehun tahu jika namja itu bermulut wanita. Suka mengoceh dan cerewet.

“Sudahlah, jangan seperti ayah. aku bosan mendengarnya” ucap Sehun acuh. Sesekali ia memandangi yeoja yang lewat.

“Yeoja disini lumayan juga” tambah Sehun seraya memasukan keripik kentang kedalam mulutnya.

“Aiishh namja ini, kau bahkan belum ada sehari disini. Pikirkan saja kuliahmu, kau harus lulus atau kau berakhir didesa menjadi petani seperti nenek”

“Y yyakk, bagaimana kau bisa tahu ?”

“Paman yang memberitahuku, haha.. apa itu benar ?”

“Ck.. ayah memang beraninya mengancam saja”

“Tapi coba saja kau memberontak lagi dan buktikan apakah ancaman paman benar atau tidak”  

“Jujur saja aku mulai takut jika kali ini ayah tidak main-main”

“Haha.. ternyata si playboy Sehun mulai takut dengan ancaman ayahnya”

“Yaakk bisakah kau diam ?”

“Pftt”

Sarjana Teknik, Ah apa aku bisa mendapat gelar itu..

Melihat coding saja membuatku pusing.. aiihh..

Disela-sela lamunannya, Sehun tampak mulai tertarik dengan yeoja yang terlihat dari belakang. Dari postur tubuhnya ia merasa tak asing. Saat benar-benar melihat wajahnya, Sehun sadar jika yeoja yang ia perhatikan adalah yeoja yang tadi malam menari bersamanya di Bar. Yeoja bernama Jieun.

“Bagaimana dengan kabar Mir-“ pertanyaan Baekhyun berhenti saat melihat Sehun seperti sedang memperhatikan sesuatu. Baekhyun pun menoleh memandang kearah apa yang tengah Sehun perhatikan.

“Kau mengenal Jieun ?”

“Tadi malam kami bertemu di sebuah Bar”

“Jeongmal ?” Sehun mengangguk.

“Apa dia sudah punya kekasih?”

Uhuuk.. pertanyaan Sehun membuat Baekhyun terbatuk kecil.

“Apa kau menyukainya ? Jangan bodoh”

“Maksudmu ? Apa salahnya menyukai gadis itu ?”

Apa Baekhyun menyukai Jieun ?

“Kudengar dia tidak menyukai namja”

Mwo ? Dahi Sehun mengenyit seakan tidak percaya dengan apa yang Baekhyun katakan.

Sehun masih memandang gadis itu, memperhatikannya hingga ia keluar dari kantin.

Dia tidak menyukai namja ?

Tapi tadi malam dia..

Entah apa yang membuat Sehun justru menyeringai, seakan ada sesuatu yang ia pikirkan.

“Dia mengambil jurusan apa ?”

“Sama sepertimu, Sistem Informasi”

Nice !

_______

Setelah mendengar semua penjelasan Baekhyun tentang Jieun. Entah kenapa Sehun tertantang untuk mendekati yeoja itu. Kini ia pun berdiri dipintu masuk Club Karate yang katanya ketuanya adalah gadis bertubuh mungil yang menari bersamanya tadi malam itu. Satu fakta lagi yang membuat Sehun makin penasaran dengan sosok Jieun. Bagaimana bisa gadis mungil seperti Jieun jadi ketua karate ? sulit dipercaya.

“Hyaaak !” Jieun berdiri didepan sebuah barisan junior nya di club karate.

“Hyaaak !” sesuai ucapan Jieun, gerakan demi gerakan berubah pada setiap pekikan Jieun yang berulang.

Daebak ! batin Sehun.

Jieun menoleh saat salah satu juniornya memberikan isyarat bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikan mereka didekat pintu. Tanpa berlama-lama, Jieun mulai menghampiri Sehun. Jieun belum sadar jika Sehun adalah namja yang tadi malam menari bersamanya.

“Siapa kau ?”

“Ey masa tidak ingat padaku” ucap Sehun sembari menggerakan alisnya naik turun.

“Aku tak ada waktu untuk bermain-main dan aku benar-benar tidak mengen-“

“Kau ingat tadi malam kau datang ke Bar kan ?”

B bagaimana dia bisa tahu ?

“Aku Sehun, namja yang- ah bagaimana menjelaskannya ya” Sehun merengkuh tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.

Memang apa yang aku lakukan padanya ?

1 detik

5 detik

Aigoo... Jieun melebarkan kedua matanya saat ingatannya tentang tadi malam mulai tampak jelas. Ia memandang Sehun dengan kedua matanya yang melebar.

Apa aku sudah gila !

“Kau sudah mengingatnya ?” tanya Sehun dengan seringaian kecil. Jieun memegang bibirnya.

Kenapa aku harus menciumnya !?


To Be Continued


#Oke reader kalian menang, ini emang ga bisa di Oneshoot-in -_- Tapi Horeee ! udah bisa ngpost Chap 1. Gimana ? kasih saran, masukan, pandangan, atau kritik kalian dikolom komentar ya :) See Ya !






Comments

  1. finally yang ditunggu tunggu keluar jugaaa....huwaaa sweeet banget... gak sabar debgan updatean selanjutnya thanks thor

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sweet ? hihi sebelah mananya yang sweet ?
      Iya, d tunggu ya updatean selanjutnya :D

      Delete
  2. Wahhh ff nya seru thor..
    Hidupnya jieun ksian bnget ya,, hnya junki yg prhatian sma dia trus ktemu cwok macam sehun lgi yg playboy..penasaran bgamana kelanjutannya,,dua org dgn kehidupan berbeda yg perlahan2 brubah:-)
    Ditunggu kelanjutan ff nya author, fighting!!:-D

    Nb: banyakin perannya baekhyun dong:-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo kehidupan Jieun normal2 aja ga ada serunya ath hihi..
      Peran baek dibanyakin ? okelah gmn nanti
      Ok, d tunggu ya fighting

      Delete
  3. ini tokoh utama cowok sp sih?
    keliatanny sehun... :(

    ReplyDelete
  4. aku pengen junki leadnya😢😢😢

    ReplyDelete

Post a Comment