Frozen Heart [5]


Lee Ji eun / IU | Lee Jun Ki | Oh Sehun etc

Drama | Chapter




Part 1 | 2 | 3 | 4


“Sunbae, ada yang mencarimu” ucap salah satu junior Jieun yang habis dari kamar mandi.

“Nuguya?” salah satu junior Jieun itu menggeleng membuat Jieun mengernyit samar. Ia pun meninggalkan juniornya dan mulai melangkahkan kakinya keluar.

“Maaf apa kau mencari ku?” tanya Jieun saat ia menghampiri satu-satunya orang yang berdiri didepan tempat latihan club karate. Gadis berpakaian minim itu berbalik, dengan tangan yang melipat ia memandang Jieun dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Siapa yeoja ini, aku belum pernah melihatnya.. batin Jieun.

“Jadi kau yang namanya Jieun?” nada itu terdengar sinis.

“Ne, kau siapa? Untuk apa mencariku?”

“Dengar yah wanita jal*ng, jangan pernah temui dan mengejar-ngejar Sehun ku lagi. Dilihat dari sisi manapun tak mungkin Sehunku bisa memiliki hubungan denganmu..” Gadis itu terus mengoceh meski Jieun tak kenal dengannya. Namun Jieun mulai mengerti situasi ini.

“Apa kau kekasih Sehun ?” potong Jieun.

“Yes ! tentu saja, itu tak perlu ditanyakan lagi jadi kau..” gadis berambut pirang itu menunjuk-nunjuk Jieun tepat diwajahnya.

“Jangan pernah menemui Sehun lagi dan menjauhlah dariny-“

“IRENE !!” sebuah suara memekakan telinga menginterupsi ucapan gadis berambut pirang itu. membuat perhatian dua gadis itu teralihkan pada sumber suara. Siapa lagi jika bukan Sehun. Dari semua gadis yang ia kencani, Irene lah yang paling sulit untuk dibuat mengerti bahwa dirinya sudah bosan dengan gadis itu. Dengan langkah tergesa, Sehun menghampiri dua gadis itu, tepatnya yeoja bernama Irene lalu menarik lengannya dan menjauh dari Jieun tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Sementara raut wajah Jieun berubah dari dingin menjadi tersenyum kecut.

See? Laki-laki semuanya sama saja..

____

“Apa kau gila !?” geram Sehun tertahan.

“Oppa, kenapa kau seperti ini? Apa gara-gara gadis berdada rata itu ?” Sehun tampak frustasi menghadapi gadis satu itu.

“Apa kau tidak bisa menjaga ucapanmu?”

“Aku tidak suka melihatmu bersamanya” ucap gadis itu manja, seraya mengubah raut wajahnya menjadi sok imut.

Ya ampun dari mana juga gadis ini tahu tentang Jieun.. Aiish Jeongmal !

Terpaksa untuk menenangkan Irene, Sehun pun menceritakan tujuannya menjalin hubungan palsu dengan Jieun.

“Ah jadi seperti itu, coba saja Oppa memberitahuku lebih awal, aku pasti tidak akan berlebihan seperti sekarang hihihi..”

“Ya sudah pergilah, jangan berbuat gegabah lagi”

“Ani, aku masih kangen denganmu Oppa” ucap gadis itu seraya merangkul lengan Sehun. Dengan buru-buru Sehun melepaskannya.

“Yaak apa kau bodoh, seisi kampus tahu kalau aku dan Jieun berpacaran jadi jangan bertindak seperti ini, kau bisa menggagalkan semua rencana ku” jika bisa, Sehun ingin sekali mengirim Irene ke kutub utara sehingga gadis itu tak dapat mengganggunya lagi.

“Arraseo!” dengan sikapnya yang ngambek namun dibuat ke-imut imutan, irene melepaskan rangkulan tangannya. Ia pun akhirnya pergi namun sebelum benar-benar pergi, ia mengecup bibir Sehun kilat.

Aiishh.. gadis itu..

____

Jieun pergi saat Sehun datang ke meja dimana ada dirinya dan juga teman-temannya tentu saja hal itu membuat mereka bingung, bukan hanya mereka, Sehun juga bingung dengan sikap Jieun.

“Apa kau bertengkar dengan Jieun ?” tanya Jiyeon pada Sehun.

“Aku merasa tak memiliki masalah dengannya”

“Lalu kenapa Jieun pergi ?” tanya Seon Mi

“Dia sepertinya menghindarimu” tambah Chanyeol.

Aiishh kenapa lagi dengan gadis itu, bukankah kita sepakat untuk berteman ?

Sehun pun bangkit dan mulai menyusul Jieun. Saat ia melihatnya ia sedikit berlari dan meraih tangannya hingga gadis itu berbalik namun dengan tergesa Jieun menghempaskan tangan namja itu.

“Kau kenapa lagi ?” tanya Sehun bingung.

“Aku akan menarik ucapanku”

“Maksudmu ?”

“Aku tidak ingin berteman dengan orang sepertimu”

“Mwo !? Orang sepertiku ? sebenarnya apa maksudmu, ah apa ini karena Irene ?”

“Kurasa firasatku benar, kau pasti seorang lelaki brengsek yang sering bermain bersama wanita, apa aku salah ?” Sehun terdiam.

Jadi dia sudah tahu..

Sehun berbalik menatap Jieun tajam. “Ne benar, lalu apa pedulimu ?”

“Cih.. jadi alasanmu ingin menggagalkan pertunangan itu karena kau tidak ingin terikat kan?”

“Kau sudah tahu jawabannya” jawab Sehun santai.

“Aku paling benci lelaki sepertimu”

“Aku tidak perduli”

“Aku akan memberitahu dokter Oh tentang semua rencanamu”

“Lakukan, lakukan apa yang kau mau dan jangan harap kau bisa tenang berkuliah disini, aku akan menyebarkan foto itu ke situs kampus”

“Aku tidak takut, itu malah akan membuat rumor bahwa aku tidak menyukai namja akan hilang” Jieun menyeringai.

Sial, gadis ini sudah tidak takut dengan ancamanku..

“Dan aku akan melaporkannya sebagai tindakan pelecehan” tambah Sehun.

“Haha, kau pikir para polisi itu bodoh ? lihatlah foto itu dengan baik, kau bahkan menikmati ciumanku, oh dan bahkan satu kampus mengira kita sedang pacaran kan ? bukankah ciuman adalah hal wajar saat seorang pria dan wanita menjalin kasih ?”

Damn it..

Sehun menghembuskan nafas kasar. Ia tak bisa berkata-kata lagi.

“Baiklah sekarang apa maumu ?”

“Kau.. menjauhlah dariku dan aku tidak ingin lagi mengikuti rencana konyol mu itu”

“Tapi-”

“Setujui atau kuberi tahu semuanya pada dokter Oh” ancam Jieun lagi.

“O oke” Baru kali ini seorang Sehun kalah dengan yeoja. Jieun pun berlalu meninggalkan Sehun yang sedari tadi menahan kekesalannya namun malah menyeringai kecil.

Kurasa aku mulai menyukaimu, Lee Jieun.

<<>> 

“Tidak biasanya ayah mengajak ku makan siang”

“Haha kau ini, ayah hanya ingin mendekatkan diri dengan anaku, apa itu salah?” Junki tersenyum kecil mendengarnya begitu pula tuan Jun Young namun senyuman itu memiliki arti yang berbeda. Ia tak pernah melakukan apapun tanpa tujuan.

“Tentu saja tidak ayah”

“Bagaimana pekerjaanmu, apakah semuanya baik-baik saja ?”

Junki mengangguk “semuanya baik-baik saja”

“Aku sangat ingin tahu, apa anak ku ini sudah memiliki kekasih ?” Junki mendongak kaget, tak biasanya sang ayah penasaran dengan kehidupan pribadinya.

“Belum ayah”

“Haha tidak apa tapi pasti ada yang sedang kau sukai sekarang?” Junki hanya tersenyum.

“Ah ternyata benar, padahal ayah ingin menjodohkanmu dengan anak bungsu keluarga Lee”

“Mwo? Maksud ayah, Lee Jieun?” Tuan Jun Young menatap anaknya tak biasa.

“Wae? Kau tampak terkejut, apa gadis yang kau sukai adalah gadis yang sama?” Junki kembali terdiam namun kemudian ia tersenyum simpul.

“Wahaha.. kebetulan sekali” ucap sang ayah.

Bagus nak, jika kau menikah dengan Jieun jalan ayah untuk menguasai perusahaan akan semakin terbuka haha..

“Jangan beritahu Jieun tentang perasaanku, aku akan mengatakannya sendiri disaat yang tepat”

“Haha baiklah, ayah percaya padamu” ucap tuan Jun Young dengan pandangan tajam diakhir kalimatnya. Sepasang mata Ji Yoon memperhatikan mereka dari jauh.

Apa lagi yang kalian rencanakan hmm ?

Dia bangkit setelah segelas kopi hitamnya tak tersisa.

Akan kupastikan kalian berdua membusuk dipenjara, tunggu saja.

“Tapi nak, ayah mendengar rumor tak bagus tentang Jieun, apa benar dia tidak menyukai namja?”

“Jangan hiraukan rumor itu ayah, itu hanya gosip oleh anak-anak yang tidak menyukai Jieun dikampusnya”

“Ah begitu, kuharap kau bisa menaklukannya sehingga rumor itu tersangkalkan” Junki hanya bisa tersenyum kecil.

Bukan itu yang terpenting, tapi apa Jieun juga memiliki perasaan yang sama denganku, itu yang ingin aku tahu.

<<>>
Diruangan besar nan kosong itu, Jieun berlatih karate seorang diri. Inilah cara terbaik saat kau sedang memiliki masalah dan tidak tahu harus melampiaskannya dengan bagaimana. Setelah melakukan beberapa gerakan, nafasnya terburu. Jieun berbaring di lantai kayu ruangan itu, menatap langit-langit yang kecoklatan masih dengan nafas menghirup rakus udara.

Kenapa, saat aku menemukan teman yang membuatku nyaman untuk berbagi cerita hidupku.. Kenapa.. kenapa ia harus seseorang yang brengsek, Yang bahkan tak bisa menghargai seorang wanita..

Sehun, namja itu, kenapa .. apa yang kau rencanakan untuk ku Tuhan? Aku benar-benar tidak mengerti.

Jieun bangkit lalu menuju ruang ganti. Setelah mengganti baju berwarna serba putih itu, ia Meraih tas punggungnya dan keluar dari ruang club karate.

“Jieun !” pekik ketiga temannya begitu ia memijakan kakinya diluar ruangan. Menghampirinya lalu seenaknya membawa ia entah kemana.

“Ada apa ini, kita mau kemana?”

“Hari ini pembukaan perdana restoran ibu Seon Mi, kita akan makan besar” jawab Chanyeol.

“Wah jinjja ? selamat Seon Mi-ya”

“Gomawo uri Jieunie”

“Ajak Sehun juga” usul Jiyeon.

“Andwae”

“Wae? Apa kalian benar-benar bertengkar?” koor ketiganya.

“Kami sudah putus” jawab Jieun tegas.

“MWO !?”

Setengah jam kemudian, berbagai makanan tersaji dimeja yang tak terlalu besar yang dikelilingi 4 orang yang tak lain Jieun dan ketiga temannya. Namun makanan bukan lagi fokus mereka, ketiga temannya lebih tertarik dengan cerita Jieun putus dengan Sehun. Bagaimana bisa? Bahkan hubungan mereka belum seumur jagung.

“Sekarang ceritakan kenapa kalian putus?”

“Sudah tidak cocok” jawab Jieun sekenanya.

“Hanya itu ?” tanya Chanyeol

“Yakk berikan jawaban yang lebih logis dong” kesal Jiyeon

“Kalian tahu aku tak bisa berbasa-basi, lagi pula aku sudah menjawab pertanyaan kalian, sudah ah jangan dibahas lagi” apa pula pentingnya membahas namja itu.

“Tapi kenapa aku merasa hubungan kalian merahasiakan sesuatu ya” ucap Chanyeol seraya memegang dagunya.

“Benar sayang, aku juga merasakan hal yang sama” balas Jiyeon. Sementara Seon Mi yang memang sudah tahu kebenaran dibalik hubungan itu hanya diam seraya memakan irisan daging yang Jieun panggang.

“Yaak jangan makan daging ku !” pekik Jieun pada Seon Mi membuat gadis itu mematung.

“Sudahlah, kalian tak perlu banyak berfikir toh kami juga sudah putus” jawab Jieun seraya kembali memanggang irisan daging yang tersisa.

“Oke baiklah, karena hari ini Jieun habis putus jadi kita harus minum !” seru Chanyeol.

“Bilang saja kau ingin mabuk-mabukan” lirih Jieun datar.

“Aku setuju !” pekik Jiyeon.

“Kau selalu saja setuju dengan pacarmu” lirih Seon Mi tak kalah datar.

Sore telah berlalu dan malam mulai datang. Dan keempat mahasiswa yang berteman itu masih saja minum direstoran baru milik ibu Seon Mi. Bahkan Jiyeon sudah tak sadarkan diri karena mabuk.

“Aku akan mengantar Jiyeon pulang” ucap Chanyeol dan berpamitan lebih dulu, tersisa Jieun yang tak terlalu mabuk bersama Seon Mi yang juga masih sadarkan diri karena minum tak terlalu banyak.

“Wae?” tanya Seon Mi

“Mwo?”

“Ku kira kau sudah membaik dengan namja itu”

Jieun tersenyum miris “Dia sama saja Seon Mi-ya, dia lelaki brengsek, aku tidak ingin berurusan dengan orang seperti itu” gadis itu kembali menengguk segelas kecil soju.

“Jieun cobalah terbuka dengan seorang namja” Jieun kembali tersenyum.

“Aku bahkan sudah terlalu terbuka dengan namja yang salah” Seon Mi mengernyit kecil, apa namja yang Jieun maksud adalah Sehun? Ternyata Jieun dan Sehun sudah cukup dekat tanpa ia duga.

“Kau terlalu buta”

“Apa maksudmu”

“Cobalah terbuka pada Junki Oppa”

“Kami sudah sangat dekat”

“Aku tahu, tapi kau tak pernah membuka perasaan untuknya” Jieun termenung sejenak lalu memandang temannya itu.

“Kau pikir apa maksudnya perhatian yang ia berikan selama ini?” Seon Mi saja menyadarinya.

“Maksudmu... Ah tidak mungkin” Jieun menggeleng pelan.

“Aku sudah memberitahumu, terserah mau percaya atau tidak” Jieun membisu, memandang Seon Mi seribu bahasa namun kemudian, Blukk, kepalanya terkapar diatas meja.

“Ck ck ck.. dasar tukang mabuk” Seon Mi meraih ponsel Jieun dan menghubungi Junki untuk menjemputnya. Entah mengapa Seon Mi memiliki firasat bahwa Jieun memiliki perasaan lebih dari teman pada Sehun, tapi mungkin ia salah.

Aku lebih setuju Jieun bersama Junki Oppa dari pada namja itu

Beberapa menit kemudian Junki datang.

“Dia sangat mabuk dan aku tidak mungkin membiarkannya pulang sendirian”

“Gwenchana, aku akan mengantarkannya”

“Ne, hati-hati dijalan Oppa” Junki mengangguk dan menggendong Jieun, namja itu berlalu setelah berpamitan dengan Seon Mi. Ia meletakan Jieun dengan penuh hati-hati kedalam mobilnya. Sesekali Junki memperhatikan Jieun yang sudah tertidur dalam perjalanan. Menghela nafas kecil.

Sudah lama aku memendamnya..

Apakah kau akan menjauh jika aku mengungkapkannya?

Aku tak cukup memiliki keberanian..

Berada disekitarmu saja, sudah membuatku bahagia Ji..

Tapi aku tak bisa seperti ini terus kan?

Setelah sampai dirumah Jieun, Junki membopongnya hingga membaringkannya dikamar. Menyelimutinya dan melepas sepatu sportnya. Lagi-lagi memperhatikannya dalam diam. Wajah damainya saat tidur memberikan kebahagiaan tersendiri bagi namja itu. entah keberanian dari mana Junki mulai maju dan mencondongkan tubuhnya. Tak disangka ia mengecup dahi Jieun cukup lama dan beranjak pergi setelahnya. Kedua mata yang terpejam itu terbuka setelah Junki tak berada disana lagi, terdiam bingung dengan situasi beberapa detik lalu.

Apa ucapan Seon Mi benar?

Junki menuruni anak tangga dan tak sengaja ia berpapasan dengan Ji Yoon. Gadis itu meliriknya sinis lalu mendekatinya dan berbisik.

“Jangan berpura-pura peduli dengan adik ku” Junki sama sekali tak mengerti apa maksud ucapan Ji Yoon. Namun ia bisa menangkap raut ketidaksukaan Ji Yoon padanya.

“Aku tak-“ Ji Yoon berlalu bahkan sebelum Junki mampu membalas ucapannya.

“Ah terimakasih tuan muda sudah mengantar nona Jieun” ucap Jung ahjumma.

“Sama-sama ahjumma, berikan dia sup esok pagi”

“Ah itu pasti tuan, tak perlu khawatir”

“Kalau begitu saya permisi”

“Ah ne”

_____

Pagi-pagi sekali Jieun sudah berangkat ke kampus padahal jadwal mata kuliah pertama baru dimulai sekitar pukul 10. Dengan sesekali menguap ia kembali menyeruput kopi yang ia pesan di cafetaria dekat kampus. Ia sengaja berangkat untuk menghindari Junki karena biasanya namja itulah yang selalu mengantarnya. Setelah kejadian semalam, ia tak bisa tidur dan baru bisa tidur tengah malam. Akibatnya gadis itu jadi kurang tidur.

Cafetaria masih sangat sepi, bahkan beberapa karyawan yang bekerja disana masih mengelap-ngelap meja. Jieun memandangi kopi pekatnya.

Bagaimana jika Junki Oppa benar-benar menyukaiku

Apa kami tak bisa berteman lagi..

Ya ampun apa yang harus kulakukan?

Jieun yang bingung hanya bisa menumpukan kepalanya ke atas meja dan mulai menutup matanya.

Masa bodoh aku ngantuk..

Duk.. seseorang tampak menendang kaki meja yang Jieun jadikan tumpuan kepalanya. Dengan geram gadis itu mengangkat kepalanya dan memandang siapa yang berani melakukan itu padanya.

Sial.. pagi-pagi begini kenapa ada dia disini..

“Mwo?” ucap Jieun dengan wajah masamnya.

“Apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya Sehun yang kini berdiri dengan tangan memegang amricano. Sesekali menyeruputnya melalui sedotan.

“Bukan urusanmu” ucap Jieun kembali meletakan kepalanya ke atas meja.
Duk.. dengan malas namja itu kembali menendang kaki meja Jieun.

“Yaaakk !!” pekikan Jieun membuat para karyawan di Cafe itu memperhatikan mereka berdua.

“Maaf, perempuan kalau lagi PMS memang seperti ini” ucap Sehun pada para karyawan yang memperhatikan mereka, lalu Sehun tersenyum kecil pada Jieun membuat gadis itu makin geram dan ingin sekali rasanya memberi bogem mentah.

“Kau mengajak perang denganku eoh?”

“Sudah kubilang kan, kau tidak akan bisa tenang jika melawanku”

“Apa kau lupa? Aku masih memegang kartu As mu”

“Mwo? Kau mau memberitahu ayahku tentang rencanaku? silahkan” Jieun mengernyit samar, namja itu tampak tak takut seperti sebelumnya. Kenapa bisa begitu?

“Tapi sebelum itu akan ku buat satu kampus tahu bahwa ibumu seorang pasien rumah sakit jiwa” Lanjut namja itu. Maafkanlah Sehun, ia hanya mengancam saja bukan berarti ia akan menyebarkan berita itu.

“Dasar banci” lirih Jieun.

“Kau bilang aku brengsek kan ? Kau belum tahu betapa brengsek nya aku kan ? Lihat dan tunggu saja” Tambah namja itu lalu menyeringai kecil dan pergi.

Shit.. dia lebih berani dari yang ku kira..

“AIISHH..!” geram Jieun dan hal itu mampu membuat Sehun yang sudah berjalan jauh tersenyum kecil.

____

Gadis itu benar-benar tertidur padahal sebelumnya ia sudah meminum kopi pagi-pagi sekali. Seon Mi, Jiyeon dan Chanyeol hanya bisa menggeleng pelan melihat gadis itu begitu nyenyak. Untung saja dosen yang mengajar kali ini bukanlah dosen yang killer jadi Jieun bisa bernafas lega.

“Tumben dia tidur dikelas, ada apa dengannya?” bisik Jiyeon pada Seon Mi. Dan gadis itu hanya bisa mengangkat bahunya karena ia juga tidak tahu.

Apa mungkin Jieun memikirkan kata-kataku tadi malam? Batin Seon Mi seraya memandang Jieun.

“Hey kudengar Minggu depan akan diadakan liburan” ucap Chanyeol.

“Jinjja?”

“Liburan tahunan ya?”

“Benar, kudengar liburan itu akan diadakan disebuah resort”

“Daebak”

“Pokoknya kita berempat harus ikut”

“Setuju” kompak Jiyeon dan Seon Mi.

“Bisakah kalian tidak berisik?” ucap gadis berkacamata yang duduk didepan mereka.

“Iisshh” celetuk Jiyeon. Ingin rasanya ia memberikan sebuah jitakan pada gadis itu namun Seon Mi mencegahnya.

“Baiklah nanti kita bicarakan lagi” ucap Chanyeol makin berbisik dan kedua gadis itu mengangguk setuju.

To Be Continued~


#Haaaiii mian lama update nya hehe.. mulai sekarang author bakal sering update deh. Oia masih pada inget kan sama ff ini? kasih masukan dan kritikannya ya, thank you and See Ya !





Comments

  1. Makin penasaran dgn crita selanjutnya,,,ditunggu...
    Pasti bakal lebih seru, menarik dan okey
    Thnks
    Lbih sering update ya sist 😘

    ReplyDelete
  2. Team sehun jieun yayyyyyyy ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yayyyy di tungggu ya.. mood author lagi naik turun ga jelas ngelanjutin ni ff hihi

      Delete
  3. Semangat lanjutin ffnya thor, ditunggu kelanjutannya ^^/

    ReplyDelete
  4. ceritanya bagus unni.. lanjutin ya,

    baca juga cerita aku ya di raisaofficialy.blogspot.com

    ReplyDelete

Post a Comment