PART [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
Jieun melihat ada
sesuatu yang tidak beres.
Kenapa Mina tak muncul lagi ke permukaan ?
“S saeng ! Oh Mina !”
pekik salah satu siswa yang ada disana. Membuat suasana panik karena Mina tak
tampak dipermukaan.
“Yaakk Oh Mina !” seru
Jieun lalu sang guru bergegas masuk ke kolam menuju Mina yang tenggelam, guru
olahraga Jieun menyelam seraya berusaha menarik tubuh Mina yang hampir tak
sadarkan diri, bergerak ke atas berusaha menuju permukaan. Beberapa saat
kemudian sang guru berhasil membawa Mina yang kehabisan nafas ke sisi kolam.
Jieun pun langsung menghampiri teman sebangkunya itu. begitu pula siswa lainnya
yang mengerubungi Mina layaknya sebuah pertunjukan.
“Uhuukk” Mina
terbatuk dan mengeluarkan air setelah salah satu siswa melakukan
pertolongan pertama.
“Apa kau keram Oh
Mina?” tanya sang guru dan dengan lemas Mina mengangguk membenarkan.
“Astaga, ya sudah kau
boleh istirahat duluan. Jieun temani dia” titah sang guru.
“N ne saem”
“Kecuali Jieun dan
Mina, yang sudah mendapat giliran tetap menunggu sampai selesai !”
“Ne~” koor para siswa.
Sementara Jieun mengusap-usap punggung Mina yang masih tampak lemah.
“Ya ampun Mina, kau
benar-benar membuatku kaget tau” lirih Jieun tersirat raut khawatir diwajahnya.
“Entahlah, tiba-tiba
kaki ku keram dan aku mulai panik”
“Ya sudah yang penting
sekarang kau selamat. Mau ke uks?” Mina mengangguk, perlahan Jieun membantu
Mina berdiri.
“Kita ganti baju dulu”
“Ne”
.
.
Mata pelajaran ke dua,
Jieun dan Mina tidak masuk. Mina berbaring di ranjang uks dan Jieun
menemaninya.
“Kau tidak mau
pulang?” tanya Jieun tapi bukannya menjawab, Mina malah meraba-raba lehernya
sendiri seolah kehilangan sesuatu.
“Ada apa?”
“Jieun kau melihat
kalungku tidak?”
“Kalung? Tidak kok,
wae?”
“Tadi aku masih
memakainya Ji, kenapa sekarang- Ah pasti jatuh dikolam, aishh”
“Aku mau mencarinya
sekarang” lanjut Mina seraya berusaha bangkit.
“Y yaak, kau masih
lemah kan, besok saja kita cari lagi”
“Tidak bisa aku harus
mencarinya sekarang” ucap Mina sembari menampik tangan Jieun namun Jieun
kembali mencegah gadis itu. apa Mina sudah tidak waras? Nyawanya hampir saja
melayang dikolam itu namun sekarang malah mau kembali kesana hanya demi sebuah
kalung?
“Aku akan mencarinya
sepulang sekolah, sebaiknya kau pulang saja dan istirahat ya”
“T tapi Ji-”
“Dengarkan aku Mina,
aku janji aku akan menemukan kalung mu. Sudah, sekarang ku antar kau ke gerbang
sekolah. pulang dan istirahatlah, arraseo?”
“Aku istirahat disini
saja”
“Andwae, kau akan
kepikiran kalung itu terus jika masih disini. Ayo ku antar kau sampai gerbang
sekolah, lagi pula pak guru sudah menginjinkanmu untuk absen hari ini” Mina
hanya bisa menghela nafas seraya menuruti apa yang Jieun ucapkan.
Kalung itu, aku tak bisa menghilangkannya..
.
.
Jieun melambai ke arah
Mina yang sudah beranjak pulang. Setelah itu Jieun kembali ke kelas.
Kalung? Aku baru sadar jika Mina memakai kalung..
Biasanya tidak terlihat karena berada dibalik seragam dan Mina tak pernah
mengeluarkannya tapi saat memakai baju renang tadi, aku sempat melihatnya.
Sebuah kalung dengan bandul cincin kan?
Sepertinya tidak terlalu berharga. Kenapa Mina begitu panik kehilangan
kalung itu?
Ah Mungkin kalung itu memiliki cerita tersendiri..
Baiklah, aku akan mencarinya sepulang sekolah.
Jieun duduk seorang
diri tanpa teman sebangkunya. Akibatnya dia tidak bisa berleha-leha karena jika
ia tidak memperhatikan guru akan sangat terlihat.
Aishh.. mata ku ngantuk !
_____
Seperti yang sudah
Jieun rencanakan, sepulang sekolah ia pun langsung menuju kolam renang. Jieun
menghela nafas seraya berkacak pinggang saat memandangi kolam renang nan luas
dihadapannya.
Ini sih seperti mencari jarum di tumpukan jerami
Apa mungkin aku bisa menemukannya
Aih -_-
Beberapa menit
kemudian, Jieun yang sudah berganti pakaian mulai terjun ke dalam kolam renang.
Menyelam tanpa alat bantu berharap kalung milik Mina segera ditemukan. Sesekali
ia ke permukaan untuk mengambil nafas dan kembali menyelam menyusuri dasar
kolam itu.
Setelah beberapa menit
berlalu, kalung Mina belum juga ia temukan. Jieun yang frustasi malah mengacak
rambutnya sendiri lalu beranjak duduk ditepi kolam.
“Arrghh ! kenapa tidak
ketemu sih !?” Jieun malah kesal sendiri dan tidak sadar jika seseorang telah
masuk ke dalam kolam indoor itu seraya berlari. Jieun yang mendengar langkah
kaki menoleh dan seketika itu kedua matanya melotot.
Aiishh kenapa namja itu ada disini?
Jieun bangkit dan
sedikit berlari kecil menuju tas nya namun seseorang yang sudah berada didalam
indoor itu menyadari kehadiran Jieun. Seseorang itu adalah Dean. Dean malah
menghampiri Jieun lalu menariknya dan bersembunyi didalam ruang ganti tanpa
sempat Jieun bertanya sebenarnya ada apa. Mereka berhadapan dan Dean hanya
memberi isyarat untuk diam.
“Aiishh ! Kemana si
brengsek itu !?” seru seseorang dari luar.
Jieun yang
mendengarnya hanya menatap Dean dengan pertanyaan dikepalanya. Ia ingin
bertanya namun Dean tetap memberinya isyarat untuk diam. Mengabaikan betapa
jarak mereka amat dekat. Bahkan Jieun sempat menelan air liur begitu melihat
wajah Dean lalu turun ke leher namja itu yang begitu dekat.
Aiiishh disaat seperti ini, apa yang kupikirkan -_-
Setelah dirasa beberapa
siswa yang mengejar Dean pergi, namja itu bernafas lega.
“Sebenarnya ada apa
sih?” tanya Jieun akhirnya. Dean menatap Jieun yang sejak tadi memandangnya,
entah kenapa namja itu malah mundur membuat Jieun mengernyit. Dean baru sadar
jika Jieun basah kuyup dengan pakaian renang melekat ditubuh gadis itu.
jantungnya mulai berdegup tak karuan.
“Hey, aku bertanya
sebenarnya ada apa?” Jieun mengulangi pertanyaannya. Dean menggaruk kepalanya
menutupi kegugupannya.
“Ah i itu.. ”
“Kau sendiri, apa yang
sedang kau lakukan disini?” Tanya Dean tanpa menjawab pertanyaan Jieun.
“Bukan urusanmu”
“Lagi pula aku juga
tidak ingin tahu lebih jauh”
“Ya sudah” ucap Jieun lalu
membuang muka, tampak seperti gadis manja yang memiliki harga diri tinggi.
“Ya sudah” ucap Dean
meniru gaya Jieun lalu beranjak dari sana.
Eh tapi jika ada dua orang yang mencari kalung Mina kemungkinan besar bisa
ditemukan sih..
Jieun memandang Dean
yang berjalan menjauh.
Namja itu mau membantu tidak ya?
Eh tapi gengsi ah..
Jieun kembali
memandang Dean yang hampir mendekati pintu keluar.
“Dean !” dan akhirnya
Jieun memanggil namja itu, membuatnya terdiam lalu menoleh ke arah Jieun.
“Wae?”
“J jika aku meminta
bantuanmu, kau mau melakukannya tidak?”
Ah ini memalukan..
Bukannya menjawab Dean
malah terkekeh, membuat raut Jieun sebal.
“Kau bercanda ya?”
Ah Sial, dia malah menertawakanku.
Percuma saja meminta tolong padanya.
Kau buang-buang waktu Lee Jieun -_-
“Ya sudah tidak jad-”
“Oke, aku akan
membantumu” sergah Dean lalu kembali mendekat ke arah Jieun, membuat gadis itu
melongo.
“Jadi bantuan apa yang
kau butuhkan?” tanya Dean begitu ia berada disamping Jieun.
E eh..
“Cepat katakan sebelum
aku berubah pikiran”
“O oh itu... hanya
sebuah kalung yang hilang dikolam ini”
“Hilang di kolam ini?”
Jieun nyengir lalu mengangguk.
Dia bercanda kan? Bagaimana mencarinya di kolam seluas ini.
“A aku tau kolam ini
begitu luas, baiklah tuan Dean tolong bantu aku ya” Jieun mencoba bersikap baik
sebelum namja itu berubah pikiran.
“Cih..”
Sekitar satu jam
kemudian, Dean menemukannya namun ia tak langsung memberitahu Jieun. Namja itu
menepi sementara Jieun masih mencari kesana kemari.
“Hoy, sudah satu jam
berlalu, kau akan tetap mencarinya?” Jieun naik ke permukaan lalu memandang
namja itu yang duduk disisi kolam.
“Ah, jinjja, kenapa
tidak ketemu juga sih” keluh Jieun yang sudah putus asa. Kulit dijari-jarinya
sudah mengeriput tanda ia sudah terlalu lama didalam air.
“Besok kau bisa
mencarinya lagi, lagi pula kau bisa beli lagi kan”
“Masalahnya itu bukan
milik ku, itu milik teman ku” ucap Jieun lalu menghembuskan nafas pelan.
“Ah, jadi kalung ini
bukan milik mu, bilang dong dari tadi” ucap Dean seraya memainkan kalung yang
ditemukannya.
“Yaakkk !”
Ah dia suka sekali mempermainkanku
“Eh, bukannya
berterima kasih malah berteriak tidak jelas”
Siapa suruh diam saja padahal sudah menemukannya
Dean pun memberikan
kalung itu ke Jieun.
“Syukurlah sudah
ketemu” lirih Jieun.
“Memangnya kalung itu
milik siapa?”
“Ini milik Mina,
temanku”
“Mina? Rasanya aku
pernah mendengar nama itu”
“Kau mengenal Mina? Dia
teman sebangku ku dikelas”
“Ah Oh Mina kan?”
Jieun mengangguk kecil. “Aku pernah sekelas dengannya dulu” tambah Dean lalu
beranjak.
“Oh begitu”
“Ya sudah aku pulang
dulu, sepertinya anak-anak brengsek itu sudah pergi”
Siapa yang dia maksud?
“H hey, g gomawo” ucap
Jieun canggung sebelum Dean benar-benar pergi, namja itu hanya mengangkat
tangannya dan berlalu begitu saja dengan seragam yang basah kuyup.
Pulang dengan baju basah begitu?
Beberapa saat kemudian
Jieun menggeleng cepat
Lagi
pula apa peduliku -_-
Ah untunglah kalungnya sudah ketemu :D
<<>>
“Rasanya ada yang
kurang jika tidak ada Baek” ucap Joohyuk seraya mengambil camilan didalam
toples yang Jieun kuasai. Mereka sedang menonton film dilaptop Jieun menjelang
petang. Tidak seperti biasanya, kini hanya ada Jieun dan Joohyuk yang
berkumpul. Bukan lagi perkumpulan, tapi ini sudah seperti kencan saja karena
hanya ada mereka berdua tanpa adanya kehadiran Baekhyun disana.
Jieun mengangguk
setuju.
“Benar”
“Coba kau bicara
padanya, kalian kan sama-sama lelaki mungkin dia akan lebih mengerti dan
memaafkan kita” lanjut Jieun.
“Dari mulai pulang
sekolah sampai malam, dia tidak ada dirumah tahu, bagaimana aku menemuinya coba?”
“Dia pasti
menghabiskan waktu bersama Chan Mi ya?”
“Sudah tidak diragukan
lagi” ucap Joohyuk.
“Ah aku bisa mengerti
sih” Joohyuk memandang Jieun dengan kernyitan didahinya.
“Mengerti apa? Kau bahkan
belum pernah berpacaran wkwk”
“Yaakk, kau
meremehkanku? Hanya karena aku belum pernah berpacaran bukan berarti aku tidak
mengerti tahu” ucap Jieun kesal.
“Wkwk ne ne.. aku
percaya, aku percaya”
“Cih.. menyebalkan”
Suasana berubah ketika
kedua pasang mata itu tertuju pada layar laptop dihadapannya. Menangkap sesuatu
yang membuat bulu kuduk meremang dan jantung berdegup keras.
“H hantunya mulai
keluar” lirih Joohyuk seraya menutupi matanya dengan rambut panjang Jieun.
Glek.. berbeda dengan
Jieun, ia memang takut tapi matanya tak pernah beralih dari layar laptopnya.
.
.
“ARRGGGH !!” teriakan
itu keluar begitu saja dari keduanya saat hantu di film itu benar-benar keluar.
“Jangan berisik
anak-anak !” pekik ibu Jieun dari bawah membuat keduanya langsung membungkam
mulut masing-masing. Teriakan mereka tertahan namun rasa takut yang menyerang
belum berakhir.
Jlepp..
“AARGGGHH !”
“Jangan berisik ! ini
hanya mati lampu !” pekik ibu Jieun lagi.
<<>>
“Ah sial aku tidak
bisa tidur tadi malam” keluh Joohyuk yang berdiri didalam bus karena tidak
kebagian tempat duduk.
“Sama” jawab Jieun tak
berbeda jauh, sesekali gadis itu menguap kecil.
“Untung kita tidak
terlambat”
“Jika saja kau tidak
menjemput, aku pasti akan kesiangan. Oia pagi ini Baek berangkat lebih dulu
lagi?” Joohyuk mengangguk tanpa ragu.
“Aiishh sampai kapan
dia akan seperti ini, ternyata Baek sensistif sekali”
“Biarkan saja nanti
juga baik dengan sendirinya”
“Bagaimana jika tidak?”
“Wae? Kau sangat
merindukan Baek ya?”
“Y yaaak ! mana
mungkin”
“Wkwkwk..”
_______
Tanda istirahat
berbunyi. Seperti kebanyakan kelas, anak-anak kelas Jieun berhamburan keluar. Tak
terkecuali dirinya dan Mina. Jieun sudah mengembalikan kalung milik Mina, gadis
itu tampak sumringah dan mengucapkan berulang terimakasih pada Jieun.
Setelah membeli
beberapa snack plus minuman, Jieun dan Mina duduk di undakan yang ada di sisi
lapangan.
“Jadi?” Jieun
mengernyit samar.
“Jadi apa?” tanya Jieun balik seraya membuka bungkusan snack yang dibelinya.
“Kau lupa ya? Kau belum
menceritakan soal Dean padaku”
“Ah itu.. ” Jieung
menghela nafas “Tapi kau bisa menjaga rahasia kan?”
“Tentu saja” jawab
Mina bersungguh-sungguh dan akhirnya Jieun menceritakan semuanya, alasan kenapa
ia dan Dean sering terlihat bersama.
.
.
.
.
“Eeeehh... j jadi, kau
menyukai Baekhyun dan Dean mengetahuinya?”
“Begitulah” lirih Jieun lalu memasukan keripik jagung kedalam mulutnya.
“Jadi yang waktu itu,
kau menceritakan kisahmu sendiri?” Jieun mengangguk lalu tersenyum miris.
“Ya ampun Jieun,
kenapa kau tidak cerita dari dulu”
“Mian, aku hanya
terlalu bingung”
“Ah ini tidak baik. Geng
Dean benar-benar berbahaya untuk mu Ji” ucap Mina seraya memegangi dadanya. Jieun
melihatnya, sepertinya Mina ingin memegang kalung yang tertutup seragamnya.
Dia melakukannya lagi..
“Eung, awalnya mereka
memang menyebalkan tapi kurasa mereka tidak terlalu berbahaya. Kau tahu? Kemarin
yang membantuku menemukan kalungmu itu Dean”
“Jinjja ?” Jieun
mengangguk.
Bukan Dean tapi Dominic..
Namja itu sudah..
Mina hanya bisa
menghela nafas.
“Mina sebenarnya ada
apa? Apa kau pernah berurusan dengan mereka?”
“Mungkin Dean dan Zico
tidak terlalu berbahaya tapi Dominic, aku tidak bisa menjaminnya. Sebenarnya saat
SMP, kekasih ku meninggal setelah tawuran melawan SMP dimana Dominic bersekolah
dan saat itu Dominic yang memimpin anak-anak yang melawan SMP kami”
“M mwo !?”
“Kekasihku bernama Seo
Young Ki, dia diamputasi karena kakinya luka parah setelah tawuran itu dan satu
bulan kemudian dia bunuh diri karena tidak bisa menerima keadaannya. Semua itu gara-gara
Dominic, Young Ki bercerita banyak padaku. Kakinya tidak mungkin diamputasi
jika Dominic tidak menikamnya dengan roda gigi (Gear)”
“Ya ampun, firasatku mengatakan
jika namja itu memang tidak biasa”
“Maka dari itu Ji,
kuharap kau menjauhi Dominic, sebisa mungkin jangan pernah terlibat masalah
dengannya. Aku mengenal Dean, karena kita pernah satu kelas, dia tidak mungkin
berlebihan padamu tapi Dominic, dia tidak pernah memandang kau perempuan atau laki-laki,
jika dia benci maka benci”
“Ya ampun Mina, aku
tidak tahu semua ini, terimakasih karena sudah memberitahuku dan aku turut
berduka atas kematian Seo Young Ki” ucap Jieun lalu memeluk Mina.
“Eum” angguk Mina “Lebih
berhati-hatilah pada anak itu mulai sekarang”
“Ne”
“Kurasa kalung itu
pemberiaan kekasihmu ya?”
Mina tersenyum lalu
mengeluarkan kalungnya “benar, cincin dalam kalung ini adalah hadiah
ulangtahunku sebelum dia meninggal”
“Ah jinjja, kisahmu
membuatku sedih. Kenapa kau baru menceritakannya sekarang”
“Aku hanya tidak mau
terjadi sesuatu padamu. Aku sangat syok saat melihatmu didatangi geng Dean
waktu itu”
Jieun menghela nafas.
“Gwenchana, aku akan
berhati-hati pada Dominic mulai saat ini”
Yaa..Udh tbc, pdahal msih mau baca..Updatenya lama ya author, kmarin sya smpe bolak balik buka blog ini saking penasarannya :-D
ReplyDeleteOk, ditunggu lanjutannya author fighting !! :-D
iya mian lagi agak males jd lama deh update nya (@_@)
DeleteOke, ditunggu ya :)
aisssh kok tbc!!! update lagi dong thorrr!!
ReplyDeleteWkwkwk sabar sabar.. pasti bakal update lagi tenang aja tp ga tau kpn :p
DeleteBoleh komen? Thor aku suka banget momen iu ama dean, apa lagi klo inget dean punya lagu kusus buat iu. Jadi senyum" sendiri....
ReplyDeleteDan dean itu fanboy yg coollllll
Boleh dong, bebas disini mah hehe...
DeleteDi next chap pasti bakal banyak lg momen mereka, tenang aja ;)