Mission of Love [9]


Lee Jieun [IU] | Baekhyun | Nam Joo Hyuk | Dean etc.

School life | Teen | Friendship | Love

PART [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]


Jieun melihat ada sesuatu yang tidak beres.
Kenapa Mina tak muncul lagi ke permukaan ?
“S saeng ! Oh Mina !” pekik salah satu siswa yang ada disana. Membuat suasana panik karena Mina tak tampak dipermukaan.
“Yaakk Oh Mina !” seru Jieun lalu sang guru bergegas masuk ke kolam menuju Mina yang tenggelam, guru olahraga Jieun menyelam seraya berusaha menarik tubuh Mina yang hampir tak sadarkan diri, bergerak ke atas berusaha menuju permukaan. Beberapa saat kemudian sang guru berhasil membawa Mina yang kehabisan nafas ke sisi kolam. Jieun pun langsung menghampiri teman sebangkunya itu. begitu pula siswa lainnya yang mengerubungi Mina layaknya sebuah pertunjukan.
“Uhuukk” Mina terbatuk dan mengeluarkan air setelah salah satu siswa melakukan pertolongan pertama.
“Apa kau keram Oh Mina?” tanya sang guru dan dengan lemas Mina mengangguk membenarkan.
“Astaga, ya sudah kau boleh istirahat duluan. Jieun temani dia” titah sang guru.
“N ne saem”
“Kecuali Jieun dan Mina, yang sudah mendapat giliran tetap menunggu sampai selesai !”
“Ne~” koor para siswa. Sementara Jieun mengusap-usap punggung Mina yang masih tampak lemah.
“Ya ampun Mina, kau benar-benar membuatku kaget tau” lirih Jieun tersirat raut khawatir diwajahnya.
“Entahlah, tiba-tiba kaki ku keram dan aku mulai panik”
“Ya sudah yang penting sekarang kau selamat. Mau ke uks?” Mina mengangguk, perlahan Jieun membantu Mina berdiri.
“Kita ganti baju dulu”
“Ne”
.
.
Mata pelajaran ke dua, Jieun dan Mina tidak masuk. Mina berbaring di ranjang uks dan Jieun menemaninya.
“Kau tidak mau pulang?” tanya Jieun tapi bukannya menjawab, Mina malah meraba-raba lehernya sendiri seolah kehilangan sesuatu.
“Ada apa?”
“Jieun kau melihat kalungku tidak?”
“Kalung? Tidak kok, wae?”
“Tadi aku masih memakainya Ji, kenapa sekarang- Ah pasti jatuh dikolam, aishh”
“Aku mau mencarinya sekarang” lanjut Mina seraya berusaha bangkit.
“Y yaak, kau masih lemah kan, besok saja kita cari lagi”
“Tidak bisa aku harus mencarinya sekarang” ucap Mina sembari menampik tangan Jieun namun Jieun kembali mencegah gadis itu. apa Mina sudah tidak waras? Nyawanya hampir saja melayang dikolam itu namun sekarang malah mau kembali kesana hanya demi sebuah kalung?
“Aku akan mencarinya sepulang sekolah, sebaiknya kau pulang saja dan istirahat ya”
“T tapi Ji-”
“Dengarkan aku Mina, aku janji aku akan menemukan kalung mu. Sudah, sekarang ku antar kau ke gerbang sekolah. pulang dan istirahatlah, arraseo?”
“Aku istirahat disini saja”
“Andwae, kau akan kepikiran kalung itu terus jika masih disini. Ayo ku antar kau sampai gerbang sekolah, lagi pula pak guru sudah menginjinkanmu untuk absen hari ini” Mina hanya bisa menghela nafas seraya menuruti apa yang Jieun ucapkan.
Kalung itu, aku tak bisa menghilangkannya..
.
.
Jieun melambai ke arah Mina yang sudah beranjak pulang. Setelah itu Jieun kembali ke kelas.
Kalung? Aku baru sadar jika Mina memakai kalung..
Biasanya tidak terlihat karena berada dibalik seragam dan Mina tak pernah mengeluarkannya tapi saat memakai baju renang tadi, aku sempat melihatnya.
Sebuah kalung dengan bandul cincin kan?
Sepertinya tidak terlalu berharga. Kenapa Mina begitu panik kehilangan kalung itu?
Ah Mungkin kalung itu memiliki cerita tersendiri..
Baiklah, aku akan mencarinya sepulang sekolah.
Jieun duduk seorang diri tanpa teman sebangkunya. Akibatnya dia tidak bisa berleha-leha karena jika ia tidak memperhatikan guru akan sangat terlihat.
Aishh.. mata ku ngantuk !
_____
Seperti yang sudah Jieun rencanakan, sepulang sekolah ia pun langsung menuju kolam renang. Jieun menghela nafas seraya berkacak pinggang saat memandangi kolam renang nan luas dihadapannya.
Ini sih seperti mencari jarum di tumpukan jerami
Apa mungkin aku bisa menemukannya
Aih -_-
Beberapa menit kemudian, Jieun yang sudah berganti pakaian mulai terjun ke dalam kolam renang. Menyelam tanpa alat bantu berharap kalung milik Mina segera ditemukan. Sesekali ia ke permukaan untuk mengambil nafas dan kembali menyelam menyusuri dasar kolam itu.
Setelah beberapa menit berlalu, kalung Mina belum juga ia temukan. Jieun yang frustasi malah mengacak rambutnya sendiri lalu beranjak duduk ditepi kolam.
“Arrghh ! kenapa tidak ketemu sih !?” Jieun malah kesal sendiri dan tidak sadar jika seseorang telah masuk ke dalam kolam indoor itu seraya berlari. Jieun yang mendengar langkah kaki menoleh dan seketika itu kedua matanya melotot.
Aiishh kenapa namja itu ada disini?
Jieun bangkit dan sedikit berlari kecil menuju tas nya namun seseorang yang sudah berada didalam indoor itu menyadari kehadiran Jieun. Seseorang itu adalah Dean. Dean malah menghampiri Jieun lalu menariknya dan bersembunyi didalam ruang ganti tanpa sempat Jieun bertanya sebenarnya ada apa. Mereka berhadapan dan Dean hanya memberi isyarat untuk diam.
“Aiishh ! Kemana si brengsek itu !?” seru seseorang dari luar.
Jieun yang mendengarnya hanya menatap Dean dengan pertanyaan dikepalanya. Ia ingin bertanya namun Dean tetap memberinya isyarat untuk diam. Mengabaikan betapa jarak mereka amat dekat. Bahkan Jieun sempat menelan air liur begitu melihat wajah Dean lalu turun ke leher namja itu yang begitu dekat.
Aiiishh disaat seperti ini, apa yang kupikirkan -_-
Setelah dirasa beberapa siswa yang mengejar Dean pergi, namja itu bernafas lega.
“Sebenarnya ada apa sih?” tanya Jieun akhirnya. Dean menatap Jieun yang sejak tadi memandangnya, entah kenapa namja itu malah mundur membuat Jieun mengernyit. Dean baru sadar jika Jieun basah kuyup dengan pakaian renang melekat ditubuh gadis itu. jantungnya mulai berdegup tak karuan.
“Hey, aku bertanya sebenarnya ada apa?” Jieun mengulangi pertanyaannya. Dean menggaruk kepalanya menutupi kegugupannya.
“Ah i itu.. ”
“Kau sendiri, apa yang sedang kau lakukan disini?” Tanya Dean tanpa menjawab pertanyaan Jieun.
“Bukan urusanmu”
“Lagi pula aku juga tidak ingin tahu lebih jauh”
“Ya sudah” ucap Jieun lalu membuang muka, tampak seperti gadis manja yang memiliki harga diri tinggi.
“Ya sudah” ucap Dean meniru gaya Jieun lalu beranjak dari sana.
Eh tapi jika ada dua orang yang mencari kalung Mina kemungkinan besar bisa ditemukan sih..
Jieun memandang Dean yang berjalan menjauh.
Namja itu mau membantu tidak ya?
Eh tapi gengsi ah..
Jieun kembali memandang Dean yang hampir mendekati pintu keluar.
“Dean !” dan akhirnya Jieun memanggil namja itu, membuatnya terdiam lalu menoleh ke arah Jieun.
“Wae?”
“J jika aku meminta bantuanmu, kau mau melakukannya tidak?”
Ah ini memalukan..
Bukannya menjawab Dean malah terkekeh, membuat raut Jieun sebal.

“Kau bercanda ya?”
Ah Sial, dia malah menertawakanku.
Percuma saja meminta tolong padanya.
Kau buang-buang waktu Lee Jieun -_-
“Ya sudah tidak jad-”
“Oke, aku akan membantumu” sergah Dean lalu kembali mendekat ke arah Jieun, membuat gadis itu melongo.
“Jadi bantuan apa yang kau butuhkan?” tanya Dean begitu ia berada disamping Jieun.
E eh..
“Cepat katakan sebelum aku berubah pikiran”
“O oh itu... hanya sebuah kalung yang hilang dikolam ini”
“Hilang di kolam ini?” Jieun nyengir lalu mengangguk.
Dia bercanda kan? Bagaimana mencarinya di kolam seluas ini.
“A aku tau kolam ini begitu luas, baiklah tuan Dean tolong bantu aku ya” Jieun mencoba bersikap baik sebelum namja itu berubah pikiran.
“Cih..”
Sekitar satu jam kemudian, Dean menemukannya namun ia tak langsung memberitahu Jieun. Namja itu menepi sementara Jieun masih mencari kesana kemari.
“Hoy, sudah satu jam berlalu, kau akan tetap mencarinya?” Jieun naik ke permukaan lalu memandang namja itu yang duduk disisi kolam.
“Ah, jinjja, kenapa tidak ketemu juga sih” keluh Jieun yang sudah putus asa. Kulit dijari-jarinya sudah mengeriput tanda ia sudah terlalu lama didalam air.
“Besok kau bisa mencarinya lagi, lagi pula kau bisa beli lagi kan”
“Masalahnya itu bukan milik ku, itu milik teman ku” ucap Jieun lalu menghembuskan nafas pelan.
“Ah, jadi kalung ini bukan milik mu, bilang dong dari tadi” ucap Dean seraya memainkan kalung yang ditemukannya.
“Yaakkk !”
Ah dia suka sekali mempermainkanku
“Eh, bukannya berterima kasih malah berteriak tidak jelas”
Siapa suruh diam saja padahal sudah menemukannya
Dean pun memberikan kalung itu ke Jieun.
“Syukurlah sudah ketemu” lirih Jieun.
“Memangnya kalung itu milik siapa?”
“Ini milik Mina, temanku”
“Mina? Rasanya aku pernah mendengar nama itu”
“Kau mengenal Mina? Dia teman sebangku ku dikelas”
“Ah Oh Mina kan?” Jieun mengangguk kecil. “Aku pernah sekelas dengannya dulu” tambah Dean lalu beranjak.
“Oh begitu”
“Ya sudah aku pulang dulu, sepertinya anak-anak brengsek itu sudah pergi”
Siapa yang dia maksud?
“H hey, g gomawo” ucap Jieun canggung sebelum Dean benar-benar pergi, namja itu hanya mengangkat tangannya dan berlalu begitu saja dengan seragam yang basah kuyup.
Pulang dengan baju basah begitu?
Beberapa saat kemudian Jieun menggeleng cepat
 Lagi pula apa peduliku -_-
Ah untunglah kalungnya sudah ketemu :D
<<>> 
“Rasanya ada yang kurang jika tidak ada Baek” ucap Joohyuk seraya mengambil camilan didalam toples yang Jieun kuasai. Mereka sedang menonton film dilaptop Jieun menjelang petang. Tidak seperti biasanya, kini hanya ada Jieun dan Joohyuk yang berkumpul. Bukan lagi perkumpulan, tapi ini sudah seperti kencan saja karena hanya ada mereka berdua tanpa adanya kehadiran Baekhyun disana.
Jieun mengangguk setuju.
“Benar”
“Coba kau bicara padanya, kalian kan sama-sama lelaki mungkin dia akan lebih mengerti dan memaafkan kita” lanjut Jieun.
“Dari mulai pulang sekolah sampai malam, dia tidak ada dirumah tahu, bagaimana aku menemuinya coba?”
“Dia pasti menghabiskan waktu bersama Chan Mi ya?”
“Sudah tidak diragukan lagi” ucap Joohyuk.
“Ah aku bisa mengerti sih” Joohyuk memandang Jieun dengan kernyitan didahinya.
“Mengerti apa? Kau bahkan belum pernah berpacaran wkwk”
“Yaakk, kau meremehkanku? Hanya karena aku belum pernah berpacaran bukan berarti aku tidak mengerti tahu” ucap Jieun kesal.
“Wkwk ne ne.. aku percaya, aku percaya”
“Cih.. menyebalkan”
Suasana berubah ketika kedua pasang mata itu tertuju pada layar laptop dihadapannya. Menangkap sesuatu yang membuat bulu kuduk meremang dan jantung berdegup keras.
“H hantunya mulai keluar” lirih Joohyuk seraya menutupi matanya dengan rambut panjang Jieun.
Glek.. berbeda dengan Jieun, ia memang takut tapi matanya tak pernah beralih dari layar laptopnya.
.
.
“ARRGGGH !!” teriakan itu keluar begitu saja dari keduanya saat hantu di film itu benar-benar keluar.
“Jangan berisik anak-anak !” pekik ibu Jieun dari bawah membuat keduanya langsung membungkam mulut masing-masing. Teriakan mereka tertahan namun rasa takut yang menyerang belum berakhir.
Jlepp..
“AARGGGHH !”
“Jangan berisik ! ini hanya mati lampu !” pekik ibu Jieun lagi.
<<>> 
“Ah sial aku tidak bisa tidur tadi malam” keluh Joohyuk yang berdiri didalam bus karena tidak kebagian tempat duduk.
“Sama” jawab Jieun tak berbeda jauh, sesekali gadis itu menguap kecil.
“Untung kita tidak terlambat”
“Jika saja kau tidak menjemput, aku pasti akan kesiangan. Oia pagi ini Baek berangkat lebih dulu lagi?” Joohyuk mengangguk tanpa ragu.
“Aiishh sampai kapan dia akan seperti ini, ternyata Baek sensistif sekali”
“Biarkan saja nanti juga baik dengan sendirinya”
“Bagaimana jika tidak?”
“Wae? Kau sangat merindukan Baek ya?”
“Y yaaak ! mana mungkin”
“Wkwkwk..”
_______
Tanda istirahat berbunyi. Seperti kebanyakan kelas, anak-anak kelas Jieun berhamburan keluar. Tak terkecuali dirinya dan Mina. Jieun sudah mengembalikan kalung milik Mina, gadis itu tampak sumringah dan mengucapkan berulang terimakasih pada Jieun.
Setelah membeli beberapa snack plus minuman, Jieun dan Mina duduk di undakan yang ada di sisi lapangan.
“Jadi?” Jieun mengernyit samar.
“Jadi apa?” tanya Jieun balik seraya membuka bungkusan snack yang dibelinya. 
“Kau lupa ya? Kau belum menceritakan soal Dean padaku”
“Ah itu.. ” Jieung menghela nafas “Tapi kau bisa menjaga rahasia kan?”
“Tentu saja” jawab Mina bersungguh-sungguh dan akhirnya Jieun menceritakan semuanya, alasan kenapa ia dan Dean sering terlihat bersama.
.
.
“Eeeehh... j jadi, kau menyukai Baekhyun dan Dean mengetahuinya?”
“Begitulah” lirih Jieun lalu memasukan keripik jagung kedalam mulutnya. 
“Jadi yang waktu itu, kau menceritakan kisahmu sendiri?” Jieun mengangguk lalu tersenyum miris.
“Ya ampun Jieun, kenapa kau tidak cerita dari dulu”
“Mian, aku hanya terlalu bingung”
“Ah ini tidak baik. Geng Dean benar-benar berbahaya untuk mu Ji” ucap Mina seraya memegangi dadanya. Jieun melihatnya, sepertinya Mina ingin memegang kalung yang tertutup seragamnya.
Dia melakukannya lagi..
“Eung, awalnya mereka memang menyebalkan tapi kurasa mereka tidak terlalu berbahaya. Kau tahu? Kemarin yang membantuku menemukan kalungmu itu Dean”
“Jinjja ?” Jieun mengangguk.
Bukan Dean tapi Dominic..
Namja itu sudah..
Mina hanya bisa menghela nafas.
“Mina sebenarnya ada apa? Apa kau pernah berurusan dengan mereka?”
“Mungkin Dean dan Zico tidak terlalu berbahaya tapi Dominic, aku tidak bisa menjaminnya. Sebenarnya saat SMP, kekasih ku meninggal setelah tawuran melawan SMP dimana Dominic bersekolah dan saat itu Dominic yang memimpin anak-anak yang melawan SMP kami”
“M mwo !?”
“Kekasihku bernama Seo Young Ki, dia diamputasi karena kakinya luka parah setelah tawuran itu dan satu bulan kemudian dia bunuh diri karena tidak bisa menerima keadaannya. Semua itu gara-gara Dominic, Young Ki bercerita banyak padaku. Kakinya tidak mungkin diamputasi jika Dominic tidak menikamnya dengan roda gigi (Gear)”
“Ya ampun, firasatku mengatakan jika namja itu memang tidak biasa”
“Maka dari itu Ji, kuharap kau menjauhi Dominic, sebisa mungkin jangan pernah terlibat masalah dengannya. Aku mengenal Dean, karena kita pernah satu kelas, dia tidak mungkin berlebihan padamu tapi Dominic, dia tidak pernah memandang kau perempuan atau laki-laki, jika dia benci maka benci”
“Ya ampun Mina, aku tidak tahu semua ini, terimakasih karena sudah memberitahuku dan aku turut berduka atas kematian Seo Young Ki” ucap Jieun lalu memeluk Mina.
“Eum” angguk Mina “Lebih berhati-hatilah pada anak itu mulai sekarang”
“Ne”
“Kurasa kalung itu pemberiaan kekasihmu ya?”
Mina tersenyum lalu mengeluarkan kalungnya “benar, cincin dalam kalung ini adalah hadiah ulangtahunku sebelum dia meninggal”
“Ah jinjja, kisahmu membuatku sedih. Kenapa kau baru menceritakannya sekarang”
“Aku hanya tidak mau terjadi sesuatu padamu. Aku sangat syok saat melihatmu didatangi geng Dean waktu itu”
Jieun menghela nafas.
“Gwenchana, aku akan berhati-hati pada Dominic mulai saat ini”
“Itu yang kuharapkan” ucap Mina lalu mengulas senyum simpul yang Jieun balas dengan senyum pula. 
To be continue ~


Comments

  1. Yaa..Udh tbc, pdahal msih mau baca..Updatenya lama ya author, kmarin sya smpe bolak balik buka blog ini saking penasarannya :-D
    Ok, ditunggu lanjutannya author fighting !! :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mian lagi agak males jd lama deh update nya (@_@)
      Oke, ditunggu ya :)

      Delete
  2. aisssh kok tbc!!! update lagi dong thorrr!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk sabar sabar.. pasti bakal update lagi tenang aja tp ga tau kpn :p

      Delete
  3. Boleh komen? Thor aku suka banget momen iu ama dean, apa lagi klo inget dean punya lagu kusus buat iu. Jadi senyum" sendiri....

    Dan dean itu fanboy yg coollllll

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh dong, bebas disini mah hehe...
      Di next chap pasti bakal banyak lg momen mereka, tenang aja ;)

      Delete

Post a Comment