Mission of Love [7]

Lee Jieun [IU] | Baekhyun | Nam Joo Hyuk | Dean etc.
School life | Teen | Friendship | Love
PART [1] [2] [3] [4] [5] [6]
“Hah”helaan nafas dari ketiga remaja yang berteman itu pertanda bahwa mereka menikmati malam ini. Memandang langit kamar masing-masing dan tersenyum tak jelas karena momen yang menyenangkan. Joohyuk yang bahagia karena Seulgi. Jieun yang bahagia karena Baekhyun dan Baekhyun yang bahagia karena rencana mereka berjalan lancar.
Jieun sudah tak sabar mendengar cerita Joohyuk soal Seulgi. Selain itu Jieun tak sabar melihat wajah Baekhyun besok pagi. Rasanya benar-benar gila, bukan menghilang malah semakin besar. Benar, perasaannya pada Baekhyun malah menguar tak terkendali. Jieun menyalakan camera yang masih menggantung dilehernya dan kembali melihat foto-foto Baekhyun yang diambilnya diam-diam. Lagi-lagi tersenyum bak orang gila.
Aku harus memindahkannya ke laptop dan menyembunyikan foldernya
Benar, bisa gawat jika mereka tahu aku menyimpan foto-foto Baekhyun yang diambil tanpa seizinnya.
Jieun pun bangkit, menghampiri laptop yang berada diatas meja belajar lalu menyalakannya untuk kemudian memindahkan file foto yang berada dalam Camera itu.
<<>> 
Jieun melangkah santai menuju dapur, Bangun tidur ia merasa kerongkongannya kering, ini pasti karena berteriak-teriak tadi malam bersama Baekhyun. Kalau dpikir-pikir tindakan mereka memang seperti anak kecil namun membayangkannya saja mampu membuat senyum Jieun mengembang.
Ah jangan gila Ji, sadarlah...
“Pagi sayang”
“Pagi eomma”Jieun membuka lemari pendingin lalu mengambil botol mineral didalamnya.
“Ji bisakah kau membantu eomma?”
“Membantu apa?”tanya Jieun setelah meminum air.
“Mumpung sekarang hari Minggu, maukah kau mengantarkan barang titipan teman eomma?”
“Kemana?”
“Tidak jauh kok, hanya ke dekat pasar tradisional Hong Mi”
“Apanya yang dekat eomma, itu mah lumayan jauh -_-”dengus Jieun. Ah ia menyesal bangun pagi dihari Minggu, harusnya ia lanjut tidur saja dan mengabaikan rasa hausnya.
“Hehe ayolah anak eomma yang cantik mau ya, nanti eomma kasih uang jajan lebih”
“Oke setuju”ucap Jieun kilat.
“Haha.. kau ini lucu sekali” puji ny.Lee seraya mengacak pucuk rambut anaknya.
“Eh tumben anak aboeji sudah bangun”sapa tuan Lee sesaat setelah keluar dari toilet.
“Hehe.. iya dong aboeji”
“Bagus, harus dibiasakan ya. Oia Masak apa hari ini sayang?”
Jieun mengangguk lalu kembali ke kamarnya sementara ayah dan ibunya masih mengobrol tentang menu hari ini di dapur. Beginilah nasib anak bungsu, tinggal tersisa dirumah sementara kakaknya sudah berumah tangga dan tinggal bersama suaminya. Sesampainya dikamar Jieun menyalakan musik dan duduk disamping jendela. Pagi yang tenang dan segar, Jieun menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan.
Ya Tuhan semoga aku bisa mengatasi semua masalahku..
Dua jam kemudian, Jieun sudah bersiap dan rapi. Kalau dipikir-pikir lumayan juga mengantar pesanan teman ibunya sekalian jalan-jalan.
“Aduh cantik sekali anak eomma ini”ucap sang ibu seraya mencubit sayang pipi Jieun.
“Ah eomma sakit”
“Oia ini barangnya dan juga alamatnya ada didalam”ucap Ny.Lee seraya memberikan titipan itu.
“Memang apa sih isinya, eomma?”
“Hanya sebuah kain, teman ibu bilang ia akan membuat hanbok untuk anaknya”
“Ah”ucap Jieun seraya mengangguk.
“Kau akan pergi sendirian sayang? Bagaimana kalau minta temani Baek atau Joohyuk?”
“Ah tidak, aku pergi saja sendiri”
“Eomma jadi khawatir”
“Ya ampun eomma aku sudah besar dan lagi pula ada google maps, sekarang bukan zaman batu”
“Haha Baiklah”
“Ya sudah aku pergi ya”
“Ne hati-hati sayang”
“Eum”Jieun pun pergi dengan menenteng tas kanvas berisi kain itu. bukannya ia tidak ingin mengajak Baek atau Joohyuk. Jieun hanya ingin menyendiri kali ini saja. beberapa menit kemudian ia sudah sampai dihalte. Memperhatikan rute bis yang terpampang dipapan belakang kursi tunggu.
“Ah tidak merepotkan, hanya harus naik bis satu kali saja”gumamnya lalu kembali menduduki kursi dan menunggu bis. Diam dan sabar, sesekali memandang jam tangannya dan kembali diam. Lama-kelamaan Jieun malah melamun, dan entah kenapa ia mulai tersenyum.
Ah jinjja, kenapa aku teringat kejadian semalam..
Padahal tidak ada yang terjadi..
Hanya menghabiskan waktu dengan bocah itu..
Ya ampun, aku pasti sudah benar-benar gila karena dirinya
Seakan sadar dengan hayalan yang sulit dicapai, Jieun menggeleng cepat.
Tidak, kau harus melupakan Baekhyun, Ji
Kurasa itu yang terbaik. Benar, aku harus mulai menghapus perasaanku pada namja itu.
Ini tidak boleh berlanjut..
Bis yang ditunggu-tunggu pun lewat, hampir saja Jieun tak menyadarinya jika saja klakson dari sang supir tidak berbunyi, Jieun pasti ketinggalan. Penumpang didalamnya tidak terlalu banyak. Jieun pun duduk dikursi dekat jendela dan bis mulai kembali berjalan menuju tempat yang akan ia tuju. Sembari mengisi keheningan, Jieun mengeluarkan earphonenya lalu memasangnya di telinga dan memutar lagu Bigbang_If You. Rasanya Jieun sedang patah hati saja mendengar lagu galau seperti itu padahal tadi malam ia sangat bahagia. Mungkin karena keputusannya untuk mulai menghapus perasaannya pada Baekhyun jadi ia memutar lagu itu.
Benar, aku tak bisa egois.
Persahabatan kami lebih penting, lagi pula hati Baekhyun tetap untuk Chan Mi
Aku sudah tak ada harapan..
Jieun menghela nafas.
Ah iya.. kurasa aku harus menceritakan soal Chan Mi pada Joohyuk
Benar, aku tidak bisa menyembunyikan ini seorang diri
Mungkin jika aku menceritakannya pada Joohyuk, dia memiliki jalan keluar untuk masalah ini.. 
_______
Baek dan Joohyuk datang kerumah Jieun untuk bermain basket seperti biasanya namun saat mereka kesana, ibu Jieun bilang Jieun tidak ada karena tengah mengantarkan barang titipan. Baek dan Joohyuk pun menuju lapangan komplek tanpa gadis itu.
“Tumben gadis itu pergi sendirian”ucap Joohyuk seraya memutar bola basket dijarinya.
“Iya, biasanya kemanapun pasti mengajak kau atau aku kan?”Joohyuk mengangguk setuju.
“Kenapa ya aku merasa ada yang aneh dengan anak itu”lanjut Baekhyun.
“Aneh bagaimana maksudmu?”Tanya Joohyuk. Maafkan dirinya yang tak terlalu memperhatikan Jieun karena ia selalu memikirkan Seulgi. Ah teman macam apa dia ini.
“Entahlah, aku hanya merasa Jieun menyembunyikan sesuatu dari kita. Sikapnya akhir-akhir ini agak berbeda”itu hanya dugaan Baekhyun.
“Bagaimana kalau kita selidiki saja?”usul Joohyuk.
“Aku juga memikirkan hal yang sama”
“Maka dari itu kita harus menyelidikinya”
“Tapi jangan sampai Jieun tahu”ucap Baek
“Call”ucap Joohyuk setuju.
_____
Sekitar 35 menit kemudian, Jieun sudah turun dari Bis. Ia pun mengeluarkan secarik kertas berisi alamat, kemudian berjalan sebentar mencari alamat yang tertulis dikertas itu sampai akhirnya tiba ditempat yang dituju. Jieun memencet bel rumah itu lalu tak lama seorang ahjumma keluar.
“Annyeong”sapa Jieun ramah.
“Annyeong... nuguseyo?”
“Ah saya Lee Jieun anak Ny.Lee Ga Young, saya membawa-”
“Ah iya-iya, ibumu sudah bilang kau akan mengantar titipanku. Masuklah dulu nak”
“N ne”ucap Jieun lalu dengan canggung memasuki rumah ahjumma itu.
“Mau minum apa?”
“Tidak perlu repot-repot ahjumma, lagi pula aku hanya akan mengantar ini saja dan harus kembali pulang”ucap Jieun lalu memberikan tas berisi kain yang dibawanya.
“Ah baiklah, kalau begitu terimakasih ya. Aduh merepotkan jadi tidak enak”
“Hehe gwenchana ahjumma, kalau begitu saya permisi”
“Tunggu sebentar”
“Tap-”Ahjumma itu menuju ke belakang dengan terburu lalu kembali dengan membawa bungkusan dan memberikannya pada Jieun.
“Bilang ini sebagai ucapan terimakasih pada ibumu”
“Ah ne ahjumma terimakasih, saya permisi”
“Hati-hati dijalan dan sekali terimakasih ya nak”
“Ne annyeong”
“Annyeong”Jieun keluar usai berpamitan dengan bungkusan yang diberikan ahjumma itu.
Lumayan jauh juga perjalanan kesini, mumpung disini aku akan jalan-jalan dulu ah
Yosh !
“Eonnie !”Jieun menghentikan langkahnya saat seorang bocah perempuan menghampirinya membuat Jieun bingung.
“Kau siapa?”
“Eonie lupa padaku?” ekspresi bocah berumur 7 tahun itu tampak kecewa dan imut secara bersamaan. Jieun mengernyit samar. Ia kembali memperhatikan wajah bocah itu. mencoba mengingat apa mereka pernah bertemu sebelumnya.
“Ah ! kau yang tersesat dipusat perbelanjaan itu kan ?”
“Ne benar”jawabnya seraya mengangguk antusias seakan senang Jieun sudah mengingatnya. Sudah sekitar 5 bulan berlalu sejak Jieun membantu anak itu ketika tersesat dipusat perbelanjaan.
“Bagaimana kau ada disini?”
“Itu rumahku”ucapnya seraya menunjuk rumah disamping rumah ahjumma yang barusan Jieun kunjungi.
Ah jadi anak ini tetangga teman eomma..
“Senang sekali bertemu dengan eonnie lagi” ucap anak itu manis.
“Haha Eonnie juga. Apa yang sedang kau lakukan diluar rumah? Awas nanti kau tersesat lagi”
“Aiishh eonnie tidak akan, aku kan sudah besar”
Kau bahkan masih sama seperti ketika pertama kali kita bertemu bocah -_-
"Haha.. kau lucu sekali sih" balas Jieun seraya mencubit pipi tembam gadis kecil itu.
“Yaakk Kwon Hyuk Mi !”perhatian keduanya beralih pada namja yang memakai kaos hitam dan mendekat ke arah mereka. Seakan sama-sama terkejut, Jieun dan namja itu saling bertukar pandang dengan raut kaget mereka.
“Kau !?”ucap keduanya bersamaan.
“Sedang apa kau bersama adik ku?”tanya namja itu.
“A adik? Jadi dia adik mu ?”
Ah jinjja ~ kejadian macam  apa ini.. keluh Jieun dalam hati
Namja yang mendekat ke arah mereka adalah Dean. Jieun benar-benar tidak percaya hal ini. Kebetulan yang tidak ia harapkan sama sekali. Dan bagaimana pula namja itu memiliki adik semanis Hyuk Mi sementara kakaknya seperti malaikat pencabut nyawa yang menyeramkan dan penindas. Sulit dipercaya.
“Yeay ! jadi kalian saling mengenal ya?”ucap adik Dean senang, namun Jieun mengabaikannya dan malah saling memandang tak suka dengan Dean seakan akan ada aliran istrik yang akan keluar dari mata mereka masing-masing.
“Karena eonnie sudah disini ayo kita makan ramen !”seru Hyuk Mi semangat.
“Tidak !” kompak Jieun dan Dean makin membuat suasana makin sengit.
“Hiks hiks, ayolah”bujuk Hyuk Mi dengan wajah memelas membuat Dean dan Jieun iba lalu menghembuskan nafas pasrah.
Dan disinilah mereka sekarang, duduk dikedai ramen bagai sebuah keluarga namun sebenarnya saling mengumpat didalam hati.
“Ah senangnya, jadi kalian teman sekolah?”
“Eonnie bisa main lagi dong kesini”
Hanya Hyuk Mi yang mengoceh tanpa tahu situasi sebenarnya dan seperti apa hubungan Jieun dengan kakaknya. Tak lama ramen pun datang seakan mencairkan suasana, jujur saja Jieun sangat lapar dan bertemu dengan Dean tanpa sengaja membuat energinya makin terkuras. Ia lupa, ia hanya minum susu tanpa sarapan tadi pagi.
“Sebenarnya sedang apa kau didaerah ini?”tanya Dean basa-basi.
“Bukan urusanmu”ucapan Jieun itu membuat Hyuk Mi mengernyit, sementara Dean mendongak ke arah Jieun dengan tatapannya isyarat seolah berkata ‘ada adik ku disini, bisakah kau bersikap sopan?’
“A ah.. aku mengantarkan barang milik teman ibuku”jawab Jieun.
“Jadi ahjumma Kim berteman dengan ibu eonnie?”Jieun mengangguk lalu tersenyum.
“Ne sayang, ya ampun kau imut sekali tidak seperti..”Jieun berlanjut melirik Dean yang kini menatapnya seakan mengumpat dalam hati.
“Haha gomawo eonnie, eonnie juga cantik, Oppa pasti menyukaimu ya?”
“Uhhuuuk”Jieun dan Dean lagi-lagi bereaksi bersamaan.
“Lihat kalian bahkan cocok sekali”tambah bocah itu lalu tertawa kecil.
“Y yaaakk bocah ini”geram Dean pada adiknya.
“A ani sayang, kami hanya berteman”
“Ah sayang sekali, padahal aku berharap kalian berpacaran”
“Aiishh bocah ini kecil-kecil sudah tahu pacaran”
“Hehe aku hanya bercanda Oppa”
Beberapa menit kemudian ramen dimangkuk mereka habis tak bersisa. Perut sudah terisi dan saatnya Jieun pulang. Jujur saja ramen dikedai itu enak sekali.
“Heh bayar sana”ucap Dean pada Jieun.
“Eeeeh mana boleh begitu, kau yang bayar oppa !”pekik Hyuk Mi membuat Jieun tersenyum lalu mengelus pucuk rambut anak itu.
“Anak baik”pujinya lalu berpindah menatap Dean “Cepat bayar, kau tidak dengar apa kata adikmu?”Dean pun beranjak dengan dumelan kecil yang sama sekali tak terdengar. Melihat hal itu rasanya Jieun sangat puas. Akhirnya ia mendapat momen untuk membalas namja itu. ternyata Dean tak bisa bertingkah didepan adiknya haha.
“Eonnie”
“Eoh?”
“Sebenarnya Oppa orang yang baik, jadi jangan marah dengan sikapnya yang kadang-kadang seenaknya itu ya”
Aigoo Hyuk Mi-a, namja seperti itu dari mana baiknya..
“Ne, sayang” ucap Jieun dengan senyum dan dibalas dengan senyum sumringah oleh Hyuk Mi. Diam-diam Dean memperhatikan mereka, entah kenapa membuatnya....
Ah apa yang kau pikirkan !
Selesai membayar, mereka bertiga keluar dari kedai yang semakin ramai karena hari Minggu.
“Ah kenyangnya”gumam Jieun.
“Bagaimana, ramen disini enak kan eonnie?”
“Jjang !”ucap Jieun dengan kedua jempol terangkat plus senyum lebar.
“Haha, kapan-kapan kesini lagi ya” Hyuk Mi tampak senang bertemu dengan Jieun lagi. Jika saja Jieun adalah kakaknya pasti akan menyenangkan. 
“Aku tidak janji ya”
“Lagi pula untuk apa kau kesini”gerutu Dean membuat Jieun menatapnya sebal.
“Baiklah kalau begitu eonnie pamit ya”
“Ne eonnie hati-hati”
“Eoh”angguk Jieun.
“Aku pamit”ucap Jieun pada Dean.
“Hemm”jawab Dean sekena nya. Jieun pun beranjak dengan sesekali menoleh lalu melambai pada Hyuk Mi. Entah Dean menyadarinya atau tidak, yang pasti dia tersenyum dan hal itu membuat Jieun mengernyit namun mengabaikannya.
Namja itu tersenyum ? untuk apa? 
Hih.. kok aku jadi merinding sih.. 
“Jadi Oppa, apa kau sekelas dengan Jieun Eonnie?” Dean menggeleng.
"Ani"
"Atau kalian masuk di ekskul yang sama?" Hyuk Mi penasaran dengan mereka berdua. 
"Tidak juga"
“Eh, lalu bagaimana kalian saling kenal?”Dean hanya menyeringai tanpa menjawab pertanyaan adiknya.
Benar juga, jika bukan karena Diary itu, aku tidak mungkin mengenal Jieun. 
“Anak kecil tidak boleh tahu”ucap namja itu seraya mengacak pucuk rambut adiknya.
“Aiishh, aku sudah besar tahu!”
“Haha.. ne ne. Ya sudah ayo kita pulang”tambah Dean namun saat mereka hendak beranjak, bibi pemilik kedai keluar dan memanggil Dean.
“Waeyo ahjumma?”
“Kurasa ponsel temanmu ketinggalan”ucap ahjumma itu dengan ponsel putih ditangannya.
“Aiishh dia ceroboh sekali”gumam Dean seraya menerima ponsel yang diserahkan ahjumma itu.
“Antarkan saja Oppa, aku akan pulang duluan”
“Oke, Oppa antar ini dulu”Hyuk Mi mengangguk pelan dan Dean pun melesat cepat menyusul Jieun dan berharap gadis itu belum menaiki bis. Dengan langkah cepat, Dean menembus lalu lalang orang yang berjalan di trotoar.
Dasar bodoh, benar-benar ceroboh..
Beberapa orang memperhatikannya bahkan mengumpatnya saat Dean tak sengaja menyenggol badan mereka. 2 menit kemudian ia sampai di sebrang halte. Dean mengenyit begitu ia melihat Jieun tengah  dikerubungi tiga namja dengan pakaian seperti preman.
Aiishhh..
Dean pun kembali melesat dan menyebrang jalan menghampiri Jieun.
“Hoy Lee Jieun”ucapnya membuat ketiga namja itu memandang ke arah Dean kemudian perlahan pergi menjauh.
“Kau meninggalkan ini bodoh”tambahnya seraya menyerahkan ponsel Jieun. Bukannya mengambil ponsel dihadapannya Jieun malah memandang Dean.
“Mwo?”
“Ah ya ampun untung kau datang tepat waktu, aku sudah ketakutan dengan tiga namja tadi”ucap Jieun lalu meraih ponselnya dengan tangan bergetar. Jieun malah tak sadar jika ponselnya ketinggalan.
Tangannya bergetar begitu, Dia pasti ketakutan sekali
“Ck ck ck makannya jangan pergi sendirian ke tempat asing”Jieun mendelik tajam.
“Jahat sekali memarahi orang yang sedang ketakutan”
“Cih,, aku ini sedang menasehatimu bodoh”
“Ne ne terserah”ucap Jieun lalu membuang muka.
“Aigoo lihat lah tingkahmu itu”Jieun terkejut saat Dean malah duduk menghalangi pandangannya.
“Pulang sana, kenapa duduk disini?”
“Demi kemanusiaan aku akan mengantarmu pulang”Mata Jieun berbinar.
“Jinjja !?”
“Wae? Kau senang sekarang?”
Jieun tak menjawabnya namun diam-diam ia tersenyum dan bernafas lega. Jujur saja ia masih ketakutan karena tiga namja tadi. Entah bagaimana nasibnya jika Dean tidak datang tepat waktu.
“Oia aku penasaran, bagaimana kau mengenal adik ku?”
Sebenarnya Hyuk Mi sudah pernah cerita namun Dean tidak menyangka saja kalau Jieun yang ini yang menolong adiknya. 
“Ah itu..”Jieun pun menceritakan awal pertemuannya dengan Hyuk Mi dari mulai ia melihat gadis itu menangis dan seakan kebingungan, Jieun pun menghampirinya dan bertanya. Dari sana Jieun tahu bahwa bocah itu sedang tersesat, tak lama ia membawanya ke pusat anak hilang untuk diumumkan. Kemudian ibu bocah itu datang dan berterimakash kepada Jieun karena sudah menemukan Hyuk Mi.
“Ah jadi kau yang menemukannya”
“Wae? Kau tidak ingin berterimakasih padaku?”
“Lagi pula kita sudah impas, barusan adalah balasan karena kau menolong adik ku”
“Ya~ benar-benar kau ini orang yang perhitungan”
“Baru tahu?”
Mulai menyebalkan lagi...
Tak berapa lama bis akhirnya datang. Jieun dan Dean pun duduk berdampingan dengan Jieun didekat jendela, entahlah, gadis itu suka memandangi pemandangan saat perjalanan dan duduk didekat jendela adalah spot terbaik.
10 menit berlalu tanpa ada percakapan lagi dan pluk. Dean terkejut saat Jieun menyenderkan kepalanya dibahu namja itu. beberapa menit namja itu hanya bisa membeku ditempatnya sementara Jieun sudah pulas dibawah terpaan sinar matahari yang hangat menembus lewat jendela disampingnya.
A ada apa denganku?
Dean merasakan jantungnya berdegup lebih cepat. Dia menoleh kaku dan memandang wajah lelap Jieun.
A aigoo..
Namja itu menyentuh dadanya yang malah makin berdebar hebat.
T tidak mungkin aku..
Aiiishhh !
Perlahan ia menoyor kepala Jieun agar tak menyender dibahunya namun lagi-lagi kepala gadis itu jatuh ke bahunya.
J jantungku, Ah ini pasti karena kedinginan, benar, bukan karena gadis ini..
Benar...


To be Continued~

#Haaiii, author lagi baik jadi ngpost lanjutannya sekarang. intinya mah lg ga ada kerjaan wkwk. udah da mau ngmong itu doang. see you soon :)



Comments

  1. AHHH DEANN<3
    Makasih udh update lagi thor
    Jd gasabar chapter selanjutnya
    ㅋㅋㅋ

    ReplyDelete
  2. aaaaa dean so cute (?) kkk ���� gregetan nih next chapt nya gimana wkwkwk

    ReplyDelete
  3. Dean cute, jieun move on nya sma dean aja dripada skit hati cinta tdk trbalas..
    di tunggu kelanjutannya author..

    ReplyDelete
  4. All > mereka cute ya.. tapi emang mereka bakal bersama? bisa jd Jieun sm Baek, bisa jg sma Dean atau sm org lain he. tunggu kelanjutannya ya :)

    ReplyDelete
  5. Huaaaa jjang!!! Imut si jieun jd pngen ikut nyender(di bahu jalan)tapinya hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment