“Hah”helaan nafas dari
ketiga remaja yang berteman itu pertanda bahwa mereka menikmati malam ini.
Memandang langit kamar masing-masing dan tersenyum tak jelas karena momen yang
menyenangkan. Joohyuk yang bahagia karena Seulgi. Jieun yang bahagia karena
Baekhyun dan Baekhyun yang bahagia karena rencana mereka berjalan lancar.
Jieun sudah tak sabar
mendengar cerita Joohyuk soal Seulgi. Selain itu Jieun tak sabar melihat wajah
Baekhyun besok pagi. Rasanya benar-benar gila, bukan menghilang malah semakin
besar. Benar, perasaannya pada Baekhyun malah menguar tak terkendali. Jieun
menyalakan camera yang masih menggantung dilehernya dan kembali melihat
foto-foto Baekhyun yang diambilnya diam-diam. Lagi-lagi tersenyum bak orang
gila.
Aku
harus memindahkannya ke laptop dan menyembunyikan foldernya
Benar,
bisa gawat jika mereka tahu aku menyimpan foto-foto Baekhyun yang diambil tanpa
seizinnya.
Jieun pun bangkit,
menghampiri laptop yang berada diatas meja belajar lalu menyalakannya untuk
kemudian memindahkan file foto yang berada dalam Camera itu.
<<>>
Jieun melangkah santai
menuju dapur, Bangun tidur ia merasa kerongkongannya kering, ini pasti karena
berteriak-teriak tadi malam bersama Baekhyun. Kalau dpikir-pikir tindakan
mereka memang seperti anak kecil namun membayangkannya saja mampu membuat
senyum Jieun mengembang.
Ah
jangan gila Ji, sadarlah...
“Pagi sayang”
“Pagi eomma”Jieun
membuka lemari pendingin lalu mengambil botol mineral didalamnya.
“Ji bisakah kau
membantu eomma?”
“Membantu apa?”tanya
Jieun setelah meminum air.
“Mumpung sekarang hari
Minggu, maukah kau mengantarkan barang titipan teman eomma?”
“Kemana?”
“Tidak jauh kok, hanya
ke dekat pasar tradisional Hong Mi”
“Apanya yang dekat
eomma, itu mah lumayan jauh -_-”dengus Jieun. Ah ia menyesal bangun pagi dihari
Minggu, harusnya ia lanjut tidur saja dan mengabaikan rasa hausnya.
“Hehe ayolah anak
eomma yang cantik mau ya, nanti eomma kasih uang jajan lebih”
“Oke setuju”ucap Jieun
kilat.
“Haha.. kau ini lucu
sekali” puji ny.Lee seraya mengacak pucuk rambut anaknya.
“Eh tumben anak aboeji
sudah bangun”sapa tuan Lee sesaat setelah keluar dari toilet.
“Hehe.. iya dong
aboeji”
“Bagus, harus
dibiasakan ya. Oia Masak apa hari ini sayang?”
Jieun mengangguk lalu
kembali ke kamarnya sementara ayah dan ibunya masih mengobrol tentang menu hari
ini di dapur. Beginilah nasib anak bungsu, tinggal tersisa dirumah sementara
kakaknya sudah berumah tangga dan tinggal bersama suaminya. Sesampainya dikamar
Jieun menyalakan musik dan duduk disamping jendela. Pagi yang tenang dan segar,
Jieun menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan.
Ya
Tuhan semoga aku bisa mengatasi semua masalahku..
Dua jam kemudian,
Jieun sudah bersiap dan rapi. Kalau dipikir-pikir lumayan juga mengantar
pesanan teman ibunya sekalian jalan-jalan.
“Aduh cantik sekali
anak eomma ini”ucap sang ibu seraya mencubit sayang pipi Jieun.
“Ah eomma sakit”
“Oia ini barangnya dan
juga alamatnya ada didalam”ucap Ny.Lee seraya memberikan titipan itu.
“Memang apa sih isinya,
eomma?”
“Hanya sebuah kain,
teman ibu bilang ia akan membuat hanbok untuk anaknya”
“Ah”ucap Jieun seraya
mengangguk.
“Kau akan pergi
sendirian sayang? Bagaimana kalau minta temani Baek atau Joohyuk?”
“Ah tidak, aku pergi
saja sendiri”
“Eomma jadi khawatir”
“Ya ampun eomma aku
sudah besar dan lagi pula ada google maps, sekarang bukan zaman batu”
“Haha Baiklah”
“Ya sudah aku pergi
ya”
“Ne hati-hati sayang”
“Eum”Jieun pun pergi
dengan menenteng tas kanvas berisi kain itu. bukannya ia tidak ingin mengajak
Baek atau Joohyuk. Jieun hanya ingin menyendiri kali ini saja. beberapa menit
kemudian ia sudah sampai dihalte. Memperhatikan rute bis yang terpampang dipapan
belakang kursi tunggu.
“Ah tidak merepotkan,
hanya harus naik bis satu kali saja”gumamnya lalu kembali menduduki kursi dan
menunggu bis. Diam dan sabar, sesekali memandang jam tangannya dan kembali
diam. Lama-kelamaan Jieun malah melamun, dan entah kenapa ia mulai tersenyum.
Ah
jinjja, kenapa aku teringat kejadian semalam..
Padahal
tidak ada yang terjadi..
Hanya
menghabiskan waktu dengan bocah itu..
Ya
ampun, aku pasti sudah benar-benar gila karena dirinya
Seakan sadar dengan
hayalan yang sulit dicapai, Jieun menggeleng cepat.
Tidak,
kau harus melupakan Baekhyun, Ji
Kurasa
itu yang terbaik. Benar, aku harus mulai menghapus perasaanku pada namja itu.
Ini
tidak boleh berlanjut..
Bis yang
ditunggu-tunggu pun lewat, hampir saja Jieun tak menyadarinya jika saja klakson
dari sang supir tidak berbunyi, Jieun pasti ketinggalan. Penumpang didalamnya
tidak terlalu banyak. Jieun pun duduk dikursi dekat jendela dan bis mulai
kembali berjalan menuju tempat yang akan ia tuju. Sembari mengisi keheningan,
Jieun mengeluarkan earphonenya lalu memasangnya di telinga dan memutar lagu
Bigbang_If You. Rasanya Jieun sedang patah hati saja mendengar lagu galau
seperti itu padahal tadi malam ia sangat bahagia. Mungkin karena keputusannya
untuk mulai menghapus perasaannya pada Baekhyun jadi ia memutar lagu itu.
Benar,
aku tak bisa egois.
Persahabatan
kami lebih penting, lagi pula hati Baekhyun tetap untuk Chan Mi
Aku
sudah tak ada harapan..
Jieun menghela nafas.
Ah iya.. kurasa aku harus menceritakan soal Chan Mi pada Joohyuk
Benar, aku tidak bisa menyembunyikan ini seorang diri
Mungkin jika aku menceritakannya pada Joohyuk, dia memiliki jalan keluar untuk masalah ini..
Ah iya.. kurasa aku harus menceritakan soal Chan Mi pada Joohyuk
Benar, aku tidak bisa menyembunyikan ini seorang diri
Mungkin jika aku menceritakannya pada Joohyuk, dia memiliki jalan keluar untuk masalah ini..
_______
Baek dan Joohyuk
datang kerumah Jieun untuk bermain basket seperti biasanya namun saat mereka
kesana, ibu Jieun bilang Jieun tidak ada karena tengah mengantarkan barang
titipan. Baek dan Joohyuk pun menuju lapangan komplek tanpa gadis itu.
“Tumben gadis itu
pergi sendirian”ucap Joohyuk seraya memutar bola basket dijarinya.
“Iya, biasanya
kemanapun pasti mengajak kau atau aku kan?”Joohyuk mengangguk setuju.
“Kenapa ya aku merasa
ada yang aneh dengan anak itu”lanjut Baekhyun.
“Aneh bagaimana
maksudmu?”Tanya Joohyuk. Maafkan dirinya yang tak terlalu memperhatikan Jieun
karena ia selalu memikirkan Seulgi. Ah teman macam apa dia ini.
“Entahlah, aku hanya
merasa Jieun menyembunyikan sesuatu dari kita. Sikapnya akhir-akhir ini agak
berbeda”itu hanya dugaan Baekhyun.
“Bagaimana kalau kita
selidiki saja?”usul Joohyuk.
“Aku juga memikirkan
hal yang sama”
“Maka dari itu kita
harus menyelidikinya”
“Tapi jangan sampai
Jieun tahu”ucap Baek
“Call”ucap Joohyuk
setuju.
_____
Sekitar 35 menit
kemudian, Jieun sudah turun dari Bis. Ia pun mengeluarkan secarik kertas berisi
alamat, kemudian berjalan sebentar mencari alamat yang tertulis dikertas itu
sampai akhirnya tiba ditempat yang dituju. Jieun memencet bel rumah itu lalu
tak lama seorang ahjumma keluar.
“Annyeong”sapa Jieun
ramah.
“Annyeong...
nuguseyo?”
“Ah saya Lee Jieun
anak Ny.Lee Ga Young, saya membawa-”
“Ah iya-iya, ibumu
sudah bilang kau akan mengantar titipanku. Masuklah dulu nak”
“N ne”ucap Jieun lalu
dengan canggung memasuki rumah ahjumma itu.
“Mau minum apa?”
“Tidak perlu
repot-repot ahjumma, lagi pula aku hanya akan mengantar ini saja dan harus
kembali pulang”ucap Jieun lalu memberikan tas berisi kain yang dibawanya.
“Ah baiklah, kalau
begitu terimakasih ya. Aduh merepotkan jadi tidak enak”
“Hehe gwenchana
ahjumma, kalau begitu saya permisi”
“Tunggu sebentar”
“Tap-”Ahjumma itu
menuju ke belakang dengan terburu lalu kembali dengan membawa bungkusan dan
memberikannya pada Jieun.
“Bilang ini sebagai
ucapan terimakasih pada ibumu”
“Ah ne ahjumma
terimakasih, saya permisi”
“Hati-hati dijalan dan
sekali terimakasih ya nak”
“Ne annyeong”
“Annyeong”Jieun keluar
usai berpamitan dengan bungkusan yang diberikan ahjumma itu.
Lumayan jauh juga perjalanan kesini, mumpung disini aku akan jalan-jalan dulu ah
Yosh !
Yosh !
“Eonnie !”Jieun
menghentikan langkahnya saat seorang bocah perempuan menghampirinya membuat
Jieun bingung.
“Kau siapa?”
“Eonie lupa
padaku?” ekspresi bocah berumur 7 tahun itu tampak kecewa dan imut secara
bersamaan. Jieun mengernyit samar. Ia kembali memperhatikan wajah bocah itu. mencoba mengingat apa mereka pernah bertemu sebelumnya.
“Ah ! kau yang
tersesat dipusat perbelanjaan itu kan ?”
“Ne benar”jawabnya
seraya mengangguk antusias seakan senang Jieun sudah mengingatnya. Sudah
sekitar 5 bulan berlalu sejak Jieun membantu anak itu ketika tersesat dipusat
perbelanjaan.
“Bagaimana kau ada
disini?”
“Itu rumahku”ucapnya
seraya menunjuk rumah disamping rumah ahjumma yang barusan Jieun kunjungi.
Ah
jadi anak ini tetangga teman eomma..
“Senang sekali bertemu
dengan eonnie lagi” ucap anak itu manis.
“Haha Eonnie juga. Apa
yang sedang kau lakukan diluar rumah? Awas nanti kau tersesat lagi”
“Aiishh eonnie tidak
akan, aku kan sudah besar”
Kau
bahkan masih sama seperti ketika pertama kali kita bertemu bocah -_-
"Haha.. kau lucu sekali sih" balas Jieun seraya mencubit pipi tembam gadis kecil itu.
“Yaakk Kwon Hyuk Mi !”perhatian keduanya beralih pada namja yang memakai kaos hitam dan mendekat ke arah mereka. Seakan sama-sama terkejut, Jieun dan namja itu saling bertukar pandang dengan raut kaget mereka.
“Yaakk Kwon Hyuk Mi !”perhatian keduanya beralih pada namja yang memakai kaos hitam dan mendekat ke arah mereka. Seakan sama-sama terkejut, Jieun dan namja itu saling bertukar pandang dengan raut kaget mereka.
“Kau !?”ucap keduanya
bersamaan.
“Sedang apa kau
bersama adik ku?”tanya namja itu.
“A adik? Jadi dia adik
mu ?”
Ah
jinjja ~ kejadian macam apa ini.. keluh Jieun dalam hati
Namja yang mendekat ke
arah mereka adalah Dean. Jieun benar-benar tidak percaya hal ini. Kebetulan
yang tidak ia harapkan sama sekali. Dan bagaimana pula namja itu memiliki adik
semanis Hyuk Mi sementara kakaknya seperti malaikat pencabut nyawa yang
menyeramkan dan penindas. Sulit dipercaya.
“Yeay ! jadi kalian
saling mengenal ya?”ucap adik Dean senang, namun Jieun mengabaikannya dan malah
saling memandang tak suka dengan Dean seakan akan ada aliran istrik yang akan
keluar dari mata mereka masing-masing.
“Karena eonnie sudah
disini ayo kita makan ramen !”seru Hyuk Mi semangat.
“Tidak !” kompak Jieun
dan Dean makin membuat suasana makin sengit.
“Hiks hiks,
ayolah”bujuk Hyuk Mi dengan wajah memelas membuat Dean dan Jieun iba lalu
menghembuskan nafas pasrah.
Dan disinilah mereka
sekarang, duduk dikedai ramen bagai sebuah keluarga namun sebenarnya saling
mengumpat didalam hati.
“Ah senangnya, jadi
kalian teman sekolah?”
“Eonnie bisa main lagi
dong kesini”
Hanya Hyuk Mi yang
mengoceh tanpa tahu situasi sebenarnya dan seperti apa hubungan Jieun dengan
kakaknya. Tak lama ramen pun datang seakan mencairkan suasana, jujur saja Jieun
sangat lapar dan bertemu dengan Dean tanpa sengaja membuat energinya makin terkuras.
Ia lupa, ia hanya minum susu tanpa sarapan tadi pagi.
“Sebenarnya sedang apa
kau didaerah ini?”tanya Dean basa-basi.
“Bukan urusanmu”ucapan
Jieun itu membuat Hyuk Mi mengernyit, sementara Dean mendongak ke arah Jieun
dengan tatapannya isyarat seolah berkata ‘ada adik ku disini, bisakah kau
bersikap sopan?’
“A ah.. aku
mengantarkan barang milik teman ibuku”jawab Jieun.
“Jadi ahjumma Kim
berteman dengan ibu eonnie?”Jieun mengangguk lalu tersenyum.
“Ne sayang, ya ampun
kau imut sekali tidak seperti..”Jieun berlanjut melirik Dean yang kini
menatapnya seakan mengumpat dalam hati.
“Haha gomawo eonnie,
eonnie juga cantik, Oppa pasti menyukaimu ya?”
“Uhhuuuk”Jieun dan
Dean lagi-lagi bereaksi bersamaan.
“Lihat kalian bahkan
cocok sekali”tambah bocah itu lalu tertawa kecil.
“Y yaaakk bocah
ini”geram Dean pada adiknya.
“A ani sayang, kami
hanya berteman”
“Ah sayang sekali,
padahal aku berharap kalian berpacaran”
“Aiishh bocah ini
kecil-kecil sudah tahu pacaran”
“Hehe aku hanya
bercanda Oppa”
Beberapa menit kemudian
ramen dimangkuk mereka habis tak bersisa. Perut sudah terisi dan saatnya Jieun
pulang. Jujur saja ramen dikedai itu enak sekali.
“Heh bayar sana”ucap
Dean pada Jieun.
“Eeeeh mana boleh
begitu, kau yang bayar oppa !”pekik Hyuk Mi membuat Jieun tersenyum lalu
mengelus pucuk rambut anak itu.
“Anak baik”pujinya
lalu berpindah menatap Dean “Cepat bayar, kau tidak dengar apa kata
adikmu?”Dean pun beranjak dengan dumelan kecil yang sama sekali tak terdengar.
Melihat hal itu rasanya Jieun sangat puas. Akhirnya ia mendapat momen untuk
membalas namja itu. ternyata Dean tak bisa bertingkah didepan adiknya haha.
“Eonnie”
“Eoh?”
“Sebenarnya Oppa orang
yang baik, jadi jangan marah dengan sikapnya yang kadang-kadang seenaknya itu
ya”
Aigoo
Hyuk Mi-a, namja seperti itu dari mana baiknya..
“Ne, sayang” ucap Jieun
dengan senyum dan dibalas dengan senyum sumringah oleh Hyuk Mi. Diam-diam Dean
memperhatikan mereka, entah kenapa membuatnya....
Ah
apa yang kau pikirkan !
Selesai membayar, mereka
bertiga keluar dari kedai yang semakin ramai karena hari Minggu.
“Ah kenyangnya”gumam
Jieun.
“Bagaimana, ramen
disini enak kan eonnie?”
“Jjang !”ucap Jieun
dengan kedua jempol terangkat plus senyum lebar.
“Haha, kapan-kapan
kesini lagi ya” Hyuk Mi tampak senang bertemu dengan Jieun lagi. Jika saja Jieun adalah kakaknya pasti akan menyenangkan.
“Aku tidak janji ya”
“Lagi pula untuk apa
kau kesini”gerutu Dean membuat Jieun menatapnya sebal.
“Baiklah kalau begitu
eonnie pamit ya”
“Ne eonnie hati-hati”
“Eoh”angguk Jieun.
“Aku pamit”ucap Jieun
pada Dean.
“Hemm”jawab Dean
sekena nya. Jieun pun beranjak dengan sesekali menoleh lalu melambai pada Hyuk
Mi. Entah Dean menyadarinya atau tidak, yang pasti dia tersenyum dan hal itu
membuat Jieun mengernyit namun mengabaikannya.
Namja itu tersenyum ? untuk apa?
Hih.. kok aku jadi merinding sih..
Namja itu tersenyum ? untuk apa?
Hih.. kok aku jadi merinding sih..
“Jadi Oppa, apa kau
sekelas dengan Jieun Eonnie?” Dean menggeleng.
"Ani"
"Atau kalian masuk di ekskul yang sama?" Hyuk Mi penasaran dengan mereka berdua.
"Tidak juga"
"Ani"
"Atau kalian masuk di ekskul yang sama?" Hyuk Mi penasaran dengan mereka berdua.
"Tidak juga"
“Eh, lalu bagaimana
kalian saling kenal?”Dean hanya menyeringai tanpa menjawab pertanyaan adiknya.
Benar juga, jika bukan karena Diary itu, aku tidak mungkin mengenal Jieun.
Benar juga, jika bukan karena Diary itu, aku tidak mungkin mengenal Jieun.
“Anak kecil tidak
boleh tahu”ucap namja itu seraya mengacak pucuk rambut adiknya.
“Aiishh, aku sudah
besar tahu!”
“Haha.. ne ne. Ya sudah ayo kita pulang”tambah Dean namun saat mereka hendak beranjak, bibi pemilik kedai keluar
dan memanggil Dean.
“Waeyo ahjumma?”
“Kurasa ponsel temanmu
ketinggalan”ucap ahjumma itu dengan ponsel putih ditangannya.
“Aiishh dia ceroboh
sekali”gumam Dean seraya menerima ponsel yang diserahkan ahjumma itu.
“Antarkan saja Oppa,
aku akan pulang duluan”
“Oke, Oppa antar ini
dulu”Hyuk Mi mengangguk pelan dan Dean pun melesat cepat menyusul Jieun dan
berharap gadis itu belum menaiki bis. Dengan langkah cepat, Dean menembus lalu
lalang orang yang berjalan di trotoar.
Dasar
bodoh, benar-benar ceroboh..
Beberapa orang
memperhatikannya bahkan mengumpatnya saat Dean tak sengaja menyenggol badan
mereka. 2 menit kemudian ia sampai di sebrang halte. Dean mengenyit begitu ia
melihat Jieun tengah dikerubungi tiga
namja dengan pakaian seperti preman.
Aiishhh..
Dean pun kembali
melesat dan menyebrang jalan menghampiri Jieun.
“Hoy Lee Jieun”ucapnya
membuat ketiga namja itu memandang ke arah Dean kemudian perlahan pergi
menjauh.
“Kau meninggalkan ini
bodoh”tambahnya seraya menyerahkan ponsel Jieun. Bukannya mengambil ponsel
dihadapannya Jieun malah memandang Dean.
“Mwo?”
“Ah ya ampun untung
kau datang tepat waktu, aku sudah ketakutan dengan tiga namja tadi”ucap Jieun
lalu meraih ponselnya dengan tangan bergetar. Jieun malah tak sadar jika ponselnya
ketinggalan.
Tangannya
bergetar begitu, Dia pasti ketakutan sekali
“Ck ck ck makannya
jangan pergi sendirian ke tempat asing”Jieun mendelik tajam.
“Jahat sekali memarahi
orang yang sedang ketakutan”
“Cih,, aku ini sedang
menasehatimu bodoh”
“Ne ne terserah”ucap
Jieun lalu membuang muka.
“Aigoo lihat lah
tingkahmu itu”Jieun terkejut saat Dean malah duduk menghalangi pandangannya.
“Pulang sana, kenapa
duduk disini?”
“Demi kemanusiaan aku
akan mengantarmu pulang”Mata Jieun berbinar.
“Jinjja !?”
“Wae? Kau senang
sekarang?”
Jieun tak menjawabnya
namun diam-diam ia tersenyum dan bernafas lega. Jujur saja ia masih ketakutan
karena tiga namja tadi. Entah bagaimana nasibnya jika Dean tidak datang tepat
waktu.
“Oia aku penasaran,
bagaimana kau mengenal adik ku?”
Sebenarnya Hyuk Mi sudah pernah cerita namun Dean tidak menyangka saja kalau Jieun yang ini yang menolong adiknya.
Sebenarnya Hyuk Mi sudah pernah cerita namun Dean tidak menyangka saja kalau Jieun yang ini yang menolong adiknya.
“Ah itu..”Jieun pun
menceritakan awal pertemuannya dengan Hyuk Mi dari mulai ia melihat gadis itu menangis
dan seakan kebingungan, Jieun pun menghampirinya dan bertanya. Dari sana Jieun
tahu bahwa bocah itu sedang tersesat, tak lama ia membawanya ke pusat anak
hilang untuk diumumkan. Kemudian ibu bocah itu datang dan berterimakash kepada
Jieun karena sudah menemukan Hyuk Mi.
“Ah jadi kau yang
menemukannya”
“Wae? Kau tidak ingin
berterimakasih padaku?”
“Lagi pula kita sudah
impas, barusan adalah balasan karena kau menolong adik ku”
“Ya~ benar-benar kau
ini orang yang perhitungan”
“Baru tahu?”
Mulai
menyebalkan lagi...
Tak berapa lama bis
akhirnya datang. Jieun dan Dean pun duduk berdampingan dengan Jieun didekat
jendela, entahlah, gadis itu suka memandangi pemandangan saat perjalanan dan
duduk didekat jendela adalah spot terbaik.
10 menit berlalu tanpa
ada percakapan lagi dan pluk. Dean terkejut saat Jieun menyenderkan kepalanya
dibahu namja itu. beberapa menit namja itu hanya bisa membeku ditempatnya
sementara Jieun sudah pulas dibawah terpaan sinar matahari yang hangat menembus
lewat jendela disampingnya.
A
ada apa denganku?
Dean merasakan
jantungnya berdegup lebih cepat. Dia menoleh kaku dan memandang wajah lelap
Jieun.
A
aigoo..
Namja itu menyentuh
dadanya yang malah makin berdebar hebat.
T
tidak mungkin aku..
Aiiishhh
!
Perlahan ia menoyor
kepala Jieun agar tak menyender dibahunya namun lagi-lagi kepala gadis itu
jatuh ke bahunya.
J
jantungku, Ah ini pasti karena kedinginan, benar, bukan karena gadis ini..
Benar...
To be Continued~
#Haaiii, author lagi baik jadi ngpost lanjutannya sekarang. intinya mah lg ga ada kerjaan wkwk. udah da mau ngmong itu doang. see you soon :)
#Haaiii, author lagi baik jadi ngpost lanjutannya sekarang. intinya mah lg ga ada kerjaan wkwk. udah da mau ngmong itu doang. see you soon :)
AHHH DEANN<3
ReplyDeleteMakasih udh update lagi thor
Jd gasabar chapter selanjutnya
ㅋㅋㅋ
aaaaa dean so cute (?) kkk ���� gregetan nih next chapt nya gimana wkwkwk
ReplyDeleteDean cute, jieun move on nya sma dean aja dripada skit hati cinta tdk trbalas..
ReplyDeletedi tunggu kelanjutannya author..
All > mereka cute ya.. tapi emang mereka bakal bersama? bisa jd Jieun sm Baek, bisa jg sma Dean atau sm org lain he. tunggu kelanjutannya ya :)
ReplyDeleteHuaaaa jjang!!! Imut si jieun jd pngen ikut nyender(di bahu jalan)tapinya hahaha
ReplyDelete