Frozen Heart [6]


Lee Ji eun / IU | Lee Jun Ki | Oh Sehun etc

Drama | Chapter



Part 1 | 2 | 3 | 4 | 5

Semua mahasiswa sudah berada di kursi mereka masing-masing. Akhirnya liburan yang diadakan oleh pihak kampus tiba juga. Tak terkecuali Jieun yang kini sudah duduk manis disamping jendela bersama Seon Mi sementara Jiyeon duduk dengan Chanyeol. Sebenarnya Jieun tak ada niat untuk mengikuti liburan itu namun akhirnya ia mengikutinya juga, alasan sebenarnya adalah untuk menghindari Junki. Sejak kecupan yang diberikan Junki malam itu, ia belum bertemu dengan Junki lagi. Beberapa hari yang lalu Jieun terus menghindari Junki. Jieun hanya ingin menenangkan diri dulu, ia belum siap berhadapan dengan namja itu lagi. Ia hanya terlalu bingung.

Seon Mi mengernyit saat melihat Sehun menghampiri kursinya.

“Nam Seon Mi” mendengar suara yang cukup ia hafal itu, Jieun menoleh dan menatap Sehun penuh tanya namun namja itu tak menatapnya sama sekali.

“Mwo?” tanya Seon Mi.

“Bisakah kita bertukar kursi?” Seon Mi memandang Jieun sejenak dan mendapat gelengan dari temannya itu.

“Aku tidak mau” jawab Seon Mi.

“Yaa Nam Seon Mi aku masih berbaik hati padamu, sebaiknya jangan membantahku” Dari jauh, Jiyeon dan Chanyeol memperhatikan percakapan kecil yang menyita perhatian itu. Inilah sifat Sehun yang sebenarnya, namja itu tak suka jika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya. Ia tak akan berbaik-baik lagi. Lagipula Jieun sudah tahu ia lelaki seperti apa kan?

“Ada apa dengan namja itu ?” lirih Jiyeon.

“Molla” jawab Chanyeol.

“Bukankah mereka sudah putus?”

“Apa benar mereka sudah putus?”

“Ku kira itu hanya rumor”

“Sepertinya mereka hanya sedang bertengkar”

Bisikan-bisikan kecil mulai hadir, mendengar hal itu Seon Mi pun terpaksa bangkit dan menuruti Sehun membuat Jieun mengernyit, seakan tak rela temannya digantikan dengan namja menyebalkan bernama Sehun.

“Hai sayang” ucap Sehun seraya tersenyum penuh kemenangan pada Jieun yang sudah berubah masam.

“Apa lagi sih yang kau inginkan dariku?”

“Eiy kenapa ketus begitu, apa aku salah duduk disamping kekasihku sendiri?”

“Cih.. jangan bercand-”

“Sssuutt.. diamlah, Bus nya akan segera berangkat” Jieun menepis jari telunjuk Sehun yang berada sangat dekat dengan bibirnya, gadis itu melipat tangannya lalu pura-pura tertidur. Semoga saja cara ini mampu membuat Sehun tak mengganggunya. Akhirnya Bus benar-benar berangkat menuju resor yang akan dijadikan tempat wisata kali ini.

Aiishh kenapa aku harus duduk dengannya..

Apa aku harus pura-pura tertidur sampai tujuan?

Aigoo tidak mungkin, perjalanan bahkan masih sangat lama..

Jieun yang bosan, mulai membuka matanya lalu melirik namja disampingnya. Sehun tampak asik dengan ponselnya. Jieun pura-pura menguap lalu meregangkan kedua tangannya dan meraih tas berisi makanan ringan disamping kakinya.

“Kau sudah bangun?” tanya Sehun tanpa melewatkan pandangannya pada ponsel.

“Eung” jawab Jieun sekena nya. Sebungkus keripik kentang kini sudah menemani perjalanan Jieun, sesekali namja itu mengambil isinya tanpa permisi dan turut memakannya. Jieun benar-benar merasa heran dan bingung dengan sikap Sehun sekarang. Dia kira, Sehun akan memusuhinya lalu kenapa namja itu tetap mendekatinya? Apalagi yang direncanakannya? Pasti namja itu memiliki maksud lain kan? Berbagai pertanyaan mulai menumpuk dikepala Jieun tanpa ada satu pun yang terjawab.

“Mwo?” tanya Sehun saat lagi-lagi ia memperhatikan Jieun memandangnya dengan penuh minat. Sehun tahu ia tampan tapi Jieun tak perlu segitunya juga kan.

“Yaa bukankah kita sudah sepakat?” Sehun mengangguk.

“Lalu kenapa kau masih menggangguku?”

“Emm molla, mungkin karena aku mulai menyukaimu” jawab Sehun seraya memandang Jieun.

“Ck, Kau pikir aku bodoh?” Sehun menggeleng.

“Kau yeoja yang sangaaat pintar” ucap Sehun seraya mengkat dua jempolnya. Ada nada mengejek disana, Jieun sangat merasakannya.

Apa kepalanya terbentur sesuatu? Batin Jieun.

“Dan mulai sekarang... ” Sehun mulai memajukan tubuhnya membuat Jieun tersudut.

“Aku akan menggodamu” lanjut Sehun seraya berbisik.

Duukk.. Jieun membenturkan dahinya dengan dahi namja itu.

“Jangan main-main denganku, aku tidak terpengaruh sama sekali” jawab Jieun cuek namun sebenarnya beberapa detik lalu ia terkejut dengan tindakan Sehun.

“Aiishh Sakit tau ! dasar wanita jadi-jadian”

“Sudah tau jadi-jadian masih saja menempeliku” 

“Tapi aku suka” lanjut Sehun dan lagi-lagi tersenyum meski masih mengusap dahinya yang berdenyut sakit.  

Dia membuatku mual.. sungguh..

<<>> 
Junki merasa gelisah. Ia heran kenapa Jieun bertingkah seakan gadis itu menghindarinya. Apa ia memiliki kesalaahan? Dan puncaknya adalah hari ini, saat ia mencari Jieun ke rumahnya. Bibi Jung bilang Jieun sedang berlibur karena ada acara kampus. Tidak seperti biasanya, Jieun selalu memberitahu Junki kemanapun gadis itu pergi namun kenapa sekarang tidak lagi? Namja itu cukup penasaran dengan alasan Jieun menjauhinya.
"Wae? Kulihat dari tadi kau bengong saja?" tanya Joo Jeongsuk, rekan kantornya.
"Aniya"
"Ckckck.. Pasti soal wanita ya" bukannya menjawab, Junki malah menghembuskan nafas lalu kembali menyesap kopinya.
"Wae? Apa gadis yang kau sukai menjauhimu?" mendengar hal itu Junki langsung menatap rekan kantornya itu.
"Sepertinya ucapanku benar... Jangan terlalu memperhatikannya, bersikap acuh lah sesekali, wanita akan mencarimu dan merasa kehilangan jika pria yang perhatian padanya tiba-tiba menjauh"
Benarkah seperti itu?
Ah molla..
Bukannya mendengarkan nasihat sang kawan, Junki malah beranjak dan meninggalkan Jeongsuk dimeja kantin sendirian. Baru beberapa ia melangkah keluar kantin kantor, Namja itu tak sengaja berpapasan dengan beberapa orang yang ia ketahui sering bertemu ayahnya.
Sebenarnya apa yang ayah lakukan dengan orang-orang itu.
Sepertinya mereka jadi sering bertemu
Jika tidak salah mereka adalah para pemegang saham diperusahaan ini
Junki membungkuk kecil saat orang-orang itu melihatnya.
Ada yang aneh dengan ayah, haruskah aku menyelidikinya?
______
Jieun menguap kecil begitu mereka sampai ditempat wisata. Para mahasiswa itu dibuatnya takjub dengan hotel yang akan mereka tinggali beberapa hari kedepan. Hotel itu terlihat nyaman dengan pemandangan yang langsung menghadap ke laut.
"Daebak" gumam Seon Mi yang langsung menghampiri Jieun saat gadis itu turun dari Bus. Bayangkan saja ia duduk dengan orang asing yang mengaku bernama Baekhyun. Namja yang terbilang cukup cerewet meski mereka baru saja kenal. Salah satu dosen mulai membagi-bagikan kunci kamar pada mahasiswa yang sampai duluan.
"Kita sekamar bertiga oke" ucap Jiyeon yang entah datang dari mana.
"Kau tidak bersama Chanyeol?" tanya Jieun.
"Yaaakk yg benar saja, mana bisa"
"Ahaha.."
"Ya udah ayok ah, aku lelah" Jiyeon menarik lengan Seon Mi dan Jieun menuju kamar mereka.
Sementra Chanyeol mendekati Sehun dan Baekhyun untuk meminta berbagi kamar bersama.
"Hei aku sekamar dengan kalian oke"
"Tentu, kenalkan dulu. Baek ini Chanyeol, Yeol ini Baekhyun" ucap Sehun.
"Siiip" koor kedua namja itu seraya membenturkan kepalan tangan masing-masing. Dan entah sejak kapan Chanyeol dan Baekhyun mulai akrab. Membicarakan hal-hal kecil seperti fakultas mereka yang berbeda. Kamar hotel mereka terdiri dari satu ranjang besar, jendela dengan beranda berukuran sedang dan tentu saja kamar mandi.
"Dari luar terlihat bagus tapi dalamnya biasa saja" komentar Baekhyun saat memasuki kamar mereka.
"Benar, aku setuju denganmu"
"Iurannya terbilang murah jadi ya ini sesuai dengan iuran yang kita bayarkan" jawab Sehun.
_____
Jieun berdiri menghadap jendela yang langsung mengarah ke pantai. Sementara Jiyeon dan Seon Mi mulai berbenah dan mengomentari fasilitas kamar hotel itu. Satu hal yang terpikirkan dari pemandangan itu adalah menenangkan. Tidak salah pilih Jieun ikut liburan itu. Entah kapan terakhir kali ia berlibur, ia bahkan tak ingat.
"Kudengar nanti malam akan ada party"
"Jinjja!?" Jiyeon mengangguk.
"Dan mendatangkan Dj juga"
"Woah pasti akan menyenangkan" Jieun hanya tersenyum menanggapi percakapan kedua temannya itu. Memandang lautan lebih menarik perhatiannya. Ia bahkan bisa merasakan angin yang menerpa wajahnya. Membuat otaknya yang panas terasa lebih segar dan tenang. Sejenak melupakan masalah dikeluarganya. Namun satu hal yang masih mengganggu pikirannya. Lee Junki.
Haruskah aku memastikannya?
Lalu apa yang harus kulakukan jika memang benar Junki Oppa memiliki perasaan untuk ku?
Ya Tuhan aku hanya menganggapnya kakak, tidak lebih
"Dean, kudengar Dean jadi tamu spesialnya"
"Daebak daebak daebak, Dean akan menjadi salah satu pengisi acara?" Jiyeon mengangguk mengiyakan. Ia memiliki sumber terpercaya, pasti tidak akan salah.
"Jieun, ada apa? Kau diam terus dari tadi?" tanya Seon Mi. Jieun hanya mengangkat satu tangannya menanggapi pertanyaan Seon Mi "Sudah biarkan saja dia" ucap Jiyeon.
"Aku lapar, bagaimana kalau kita cari makan?"
"Ide bagus"
"Jieun kau mau ikut?" gadis itu menggeleng.
"Kalian duluan saja"
"Baiklah, sms saja jika kau ingin menyusul" Jieun mengangguk. Jiyeon dan Seon Mi pun keluar dari kamar dan mulai mencari makanan untuk mengisi perut mereka.
Jieun melangkah maju, membuka jendela itu lebih lebar dan berdiri disebuah beranda kecil disana. Memejamkan mata sejenak menikmati semilir angin. Lebih sejuk saat keluar, ucapnya dalam hati. Hanya menyenderkan tangannya dipagar besi dan memandangi pemandangan itu dalam diam, Jieun sudah terhibur karenanya.
Ibu sangat suka pantai, satu persatu kenangan mulai teringat. Ji Yoon suka seafood apalagi kepiting. Entah mengapa hanya mengingat itu mampu membuat Jieun tersenyum kecil. Tiba-tiba sebuah balon terbang melewati dirinya. Balon itu bertuliskan, Hey apa kau tidak lapar? Jieun mengernyit kecil lalu mengarahkan pandangannya ke bawah. Disana ada Sehun yang kini melambai kecil kearahnya dengan sepotong humberger ditangannya. Namja itu mengisyaratkan Jieun untuk turun. Namun Jieun berpura-pura tidak mengerti dengan maksud Sehun dan memilih tetap berada diberanda.
Malam pun tiba, saatnya party dan makan sepuasnya. Jiyeon dan Seon Mi sudah tampak siap dengan dress andalan masing-masing sementara Jieun malah berpakaian kaos oblong dan hotpans, tanpa dress seperti anak perempuan lainnya.
"Yaaakk apa tidak ada baju lain?" protes Jiyeon.
"Pakai dress ku saja Ji" usul Seon Mi.
"Ah aku tidak nyaman"
"Ayolah sekali ini saja Ji, buang kaos gembel mu itu"
"Yaaakk" jieun rasa mulut pedas Jiyeon keterlaluan kali ini.
"Aku setuju" oh jika saja Seon Mi tidak setuju, Jieun tak akan menuruti kedua temannya itu.
"Baiklah-baiklah" akhirnya Jieun menyerah. Mendengar hal itu kedua temannya merasa girang dan mulai heboh memilih dress milik Seon Mi untuk Jieun pakai.
“Aku yang akan menata rambutmu” ucap Jiyeon semangat, sementara Jieun hanya bisa menghembuskan nafas pasrah. Biarlah malam ini saja kedua temannya bebas mendandaninya.
30 menit berlalu dan ketiga gadis yang bershabat itu sudah berdiri didepan cermin bersama-sama.
“Oke, let’s go girls” seru Jiyeon.
“Let’s Go !” balas Seon Mi sementara Jieun hanya menggeleng kecil dengan tingkah kedua temannya. Namun ia masih tak biasa memandang pantulan dirinya sendiri didepan cermin, ini sama sekali bukan style Jieun tapi yasudahlah, ia rela memakai pakaian serba feminim demi kedua temannya yang pasti akan selalu cerewet jika Jieun tak menuruti mereka.
Saat ketiganya sampai dibawah, Party sudah dimulai dengan banyak anak lainnya mengerubungi Dj yang tampak asik memainkan musiknya. Jiyeon dan Seon Mi tanpa ragu mulai menggoyangkan tubuhnya seiring musik yang mereka dengar. Mengangkat tangan dengan sesekali teriakan seperti yang lainnya. Lagu yang kini diperdengarkan adalah lagu Closer dari The Chainsmoker yang di remix oleh sang Dj. Jieun hanya menganggukan kepalanya kecil seraya mencoba menikmati lagu dan malam itu. Ayolah Jieun, tak usah pikirkan yang lain, nikmati saja malam ini, ucapnya dalam hati kurang lebih seperti itu. sesekali mengikuti lirik dari lagu tersebut. Beberapa menit kemudian lagu itu berakhir dengan tepukan meriah dari anak-anak yang menonton. Lampu panggung yang berwarna biru berubah menjadi Hijau berkilau dan lagu selanjutnya mulai dimainkan. Gemuruh teriakan mulai kembali menggema. Kini lagu yang dimainkan lebih santai yaitu berjudul We Dont Talk Anymore. Banyak sekali yang hafal lirik lagu itu. tak terkecuali Jieun, entah mengapa lagu itu malah mengingatkan dirinya akan Lee Junki karena beberapa hari ini memang ia tak lagi berbicara dengan namja itu.
“Hoy” sebuah suara membuat Jieun menoleh dan ada Sehun disana dengan Baekhyun dan juga Chanyeol.
“Woah penampilanmu terlihat berbeda Ji” ucap Chanyeol yang menyadari perubahan Jieun.
“Ini hasil karyaku chagi” ucap Jiyeon bangga.
“Apa kau berdandan untuk ku?” tanya Sehun dengan senyumannya yang entah mengejek atau kagum.
“Jangan bercanda” ketus Jieun.
“Hey sudahlah, kita nikmati malam ini oke, tanpa perkelahian” ucap Seon Mi menengahi. Semuanya kembali fokus ke musik dan Dj yang tampak menikmati pekerjaannya. Sehun berdiri disebelah Jieun membuat gadis itu meliriknya malas namun Sehun tetap acuh seraya memperhatikan pertunjukan Dj. Sebenarnya sesekali namja itu memandang Jieun yang tampak berbeda dengan dress yang dipakainya.
Manis, batin Sehun.
“Ini pasti lagumu banget ya?” tanya Sehun seraya memandang Jieun.
“Kenapa memangnya?”
“Kau terlihat hafal seluruh liriknya”
“Sudahlah bukan urusanmu juga” Sehun hanya bisa mengerucutkan mulutnya mendengar kalimat ketus Jieun.
“Untuk Siapa?” namun Sehun masih penasaran.
“Apanya?”
“Lagu ini”
“Bukan untuk siapa-siapa aku hanya hafal liriknya saja”
“Bohong” Jieun mendelik tajam.
Apa juga urusanmu, bapo?
“Jangan memikirkan namja lain, aku cemburu” ucap Sehun dengan nada dibuat-buat membuat Jieun ilfeel dengan gelengan kepala kecil.
Kurasa kepalanya benar-benar membentur sesuatu..
Lagu selesai dimainkan dan MC mulai mengambil alih.
“Lanjuuutt !?” teriaknya dan dengan polosnya para anak-anak disana menjawab dengan kompak. “Lanjuuuut !”
“Wuuuuhh, malam yang sangat meriah. Baiklah siapkan diri kalian karena pengisi acara selanjutnya adalah... jeng jeng jeng... Ini dia Dean !”
“Wuuuuuhhhh !!!” pekik para penonton yang kebanyakan suara yeoja dan intro lagu 21 langsung terdengar begitu Dean masuk panggung dengan gayanya yang mempu membuat pekikan-pekikan yeoja tak lelah disuarakan. Para penonton yang kebanyakan yeoja, bersama-sama mengikuti reff dari lagu itu. begitu pula Jieun.
“She’s twenty twenty twenty one now !!” kompak para gadis itu.
“Daebak daebak daebak, aslinya sangat tampan” ucap Seon Mi dengan nada excited.
“Benar” Jiyeon setuju.
“Keren” hanya satu kata yang keluar dari mulut Jieun tentang penyanyi solo namja itu. ia belum pernah bertemu langsung sebelumnya. Dan sekarang melihatnya secara live, benar-benar mampu membuat Jieun kagum.
“Ya ampun hanya begitu saja apa nya yang keren” lirih Sehun malas.
“Sirik” balas Jieun hampir seperti bisikan namun Sehun masih bisa mendengarnya.
“Yaaa, siapa yang sirik, aku lebih tampan darinya”
“Pfft..” Jieun ingin sekali tertawa. Melihat reaksi Jieun membuat Sehun mendengus pelan. Sebenarnya Sehun juga menikmati lagu yang dinyanyikan Dean, ia hanya gengsi bahwa ia juga menyukai namja itu. menyukai dalam arti ngefans.
15 menit berlalu dan acara masih berlanjut namun raut muka Jieun berubah pucat. Gadis itu lalu berpmaitan dengan teman-temannya untuk duduk karena Jieun mulai pusing sekarang. Melihat hal itu, Sehun menyusul Jieun lalu menghampirinya. Jieun duduk disebuah kursi rotan seraya memegangi perutnya.
Ah aku lupa, aku belum makan ya..
“Heh, kau kenapa?” tanya Sehun begitu menghampiri Jieun. Gadis itu mendongak.
“Aku pusing dan perutku sakit”
“Mau ku antar ke kamar?” Jieun menggeleng.
“Bisakah kau mengambil beberapa kue untuk ku?”
“Eh?”
“Kurasa aku sakit perut karena belum makan”
“-_- dasar, maka nya jangan telat makan, beginikan jadinya. Kalau kau sakit siapa yang rep-”
“Ssssuut jangan cerewet, ambilkan saja aku makanan” lagi-lagi Sehun mendengus namun namja itu mulai berlalu dari hadapan Jieun dan menghampiri meja panjang yang terdapat beberapa makanan diatasnya. Mengambil piring kosong dan mulai mengisinya dengan beberapa kue dan kudapan, tak lupa ia juga mengambil minuman. Jieun hanya memperhatikan gerak-gerik namja itu dengan wajah memelas karena kelaparan dan kesakitan.
Sebenarnya apa yang dia inginkan dariku? Ah, akan kuurus nanti saja, aku lapar
Kini makanan yang Sehun ambilkan sudah berada dipangkuan Jieun. Gadis itu dengan lahap memakannya dengan sesekali mengisi tenggorokannya dengan minuman.
“Pelan-pelan katanya sakit perut tapi makan seperti orang tidak makan satu Minggu”
“...” Jieun tak menanggapi ocehan Sehun, gadis itu masih melanjutkan makan nya.
Sial, dia mengabaikanku..
Beberapa menit kemudian piring yang tadinya berisi berbagai kue kini sudah habis tak bersisa. Gadis itu kini menyenderkan punggungnya seraya mengelus perutnya yang berubah sedikit menjadi berisi.
“Sudah kenyang? Sudah tidak sakit perut lagi?” Jieun menatap Sehun tanpa menjawab pertanyaan namja itu.
“Kau benar-benar aneh hari ini, ani, kau aneh sejak kita duduk satu Bis”
“Aku hanya ingin mencobanya” kening Jieun mengernyit samar.
“Maksudmu?”
“Sampai kapan rasa tertarik ku padamu bisa bertahan”
“K kau benar-benar menyukaiku? Micheosseo?”
“Dari awal pertemuan kita, aku sudah tertarik padamu tapi semakin mengenalmu aku makin penasaran” Jieun hanya bisa terdiam seraya memutar bola matanya, mengalihkan pandangan namun kembali menatap namja yang masih menatapnya.
“Ah aku tak percaya padamu, kau pasti memiliki rencana lain dibalik sikapmu ini” Sehun menunduk lalu tersenyum kecil.
“Kau tahu? aku benar-benar pernah mencintai seorang yeoja dengan tulus, aku rela melakukan apapun untuknya namun dia menghianatiku dengan mudahnya, dia bilang aku namja yang membosankan dan kuno, aku tak pernah menyangka alasan konyol secamam itu keluar dari mulut yeoja yang benar-benar aku sukai. Sejak saat itu aku tak pernah lagi benar-benar mencintai seorang gadis, aku hanya bermain dengan mereka dan saat aku bosan aku meninggalkannya” Jieun menatap penuh iba pada Sehun. Ia tak menyangka namja playboy itu memiliki cerita yang menyedihkan juga dihidupnya. Ternyata Sehun memiliki alasan mengapa namja itu menjadi brengsek seperti sekarang.
Tentu saja, semua yang terjadi pasti memiliki sebab
Sekarang aku tahu, bukan hanya aku saja yang memiliki masalah
Setiap orang memiliki masalah mereka masing-masing
Yang bisa memperkuat atau justru memperlemah jati diri
Tapi kenapa aku jadi merasa kami memiliki kesamaan?
Heol, Aku pasti sudah gila
“Entah mengapa saat kau menceritakan masalah mu saat itu, aku merasa kita memiliki kesamaan. Meski kau tidak pernah mengatakan kenapa kau tidak menyukai namja, aku sudah bisa menebaknya. Itu semua karena ayahmu kan? Kau melihat semua sosok lelaki sama seperti ayahmu. Kepercayaanmu hilang. Aku juga merasakan hal yang sama, kepercayaanku hilang saat ketulusan ku dikhianati. Woah, kurasa kita benar-benar cocok Lee Jieun”
Ternyata dia juga berfikir seperti itu..
Apa ini yang ingin kau tunjukan padaku Tuhan?
Kau mempertemukan namja brengsek ini karena kita sama?
Ck, ini benar-benar lucu
Bahkan dari namja yang terlihat brengsek dan baik-baik saja dari luar, ada masalah terpendam yang mampu mengubah prilaku seseorang. Jieun kira, hanya dirinya yang memiliki masalah yang tak bisa ia selesaikan seorang diri. Pikiran itu seketika runtuh saat mendengar cerita Sehun.
“Lalu dimana keberadaan gadis yang pernah kau cintai sekarang?”
Sehun menggeleng pelan “aku benar-benar tidak tahu dan tidak mau tahu”
“Kau pasti masih menyukainya”
“Ck jangan bercanda”
“Jika tidak, kau tidak akan seperti sekarang”
“Aku seperti sekarang bukan karena masih memiliki perasaan padanya tapi rasa penghianatan yang ia buat benar-benar menyakitkan dan rasanya sulit untuk dilupakan begitu saja” Jieun menghela nafas. Ia tidak tahu sejak kapan pembicaraan mereka berubah menjadi topik yang berat seperti ini. Gadis itu berdiri dari kursinya.
“Ah, aku benar-benar kenyang, gamsahamnida Oh Sehun atas makanannya” ucap Jieun diakhiri senyuman manis. Bahkan sehun dibuatnya tidak percaya. Benarkah itu Jieun? Tersenyum padanya? Apa gadis itu memiliki kepribadian ganda?
“A ada apa denganmu?”
“Hidupku sudah cukup berat. Sudah ah jangan membicarakan sesuatu yang menyedihkan lagi dan seperti ucapanmu karena kita senasib bagaimana jika mulai sekarang kita membuka hati satu sama lain”
“Oho.. apa kau serius?”
“Entahlah kurasa aku gila karena membuka hati untuk namja playboy sepertimu haha” lagi-lagi Sehun tertegun melihat sisi lain Jieun. Sisi yang tak pernah diperlihatkan oleh gadis itu. rasanya menyenangkan bisa melihat gadis itu tertawa.
“Jangan terburu-buru, kita bisa menjadi teman dulu”
“Call !” Sehun tersenyum melihat gadis itu begitu antusias.
“Call”

To Be Continued~

#Haaiiiii mian klo ada typo ya, author ga baca ulang soalnya. mian juga rada lama update nya hehe, padahal udah koar-koar bakal sering update. maklum author kena writer's block. bener-bener seadanya deh ni cerita ff haha. entah kenapa hawa nya jadi males dan emang susah nyari inspirasi. mungkin kurang piknik haha... okelah See U Soon :* Oia jangan lupa komen !



Comments