Cast : Lee Jieun (iu), Kai, Sehun, Lee Ji Na (oc)
etc.
Genre : Teen, General, comedy.
Hei mian lama ngpost lanjutan awesome, ini juga dengan susah payah dan bercucuran keringat mikirin kelanjutannya haha lebay.com. Ya udah selamat membaca aja :)
Jieun sudah
mendapat semua informasi tentang Sehun dari gurunya, Xi Luhan. Dengan berbagai macam
cara ia mendapatkan informasi itu. Jieun membaca dari atas hingga bawah catatan
kecil yang seperti tulisan dokter itu. Catatan kecil seputar Oh Sehun yang
berhasil ia dapatkan.
·
Sehun
penyuka musik klasik. Meski begitu penampilannya sangat modern dimata Jieun. O
yeah !
· Ia
menyukai yogurt. Eum, Jieun juga tiba-tiba jadi menyukai makanan fermentasi
itu.
·
Ia
suka mengoleksi boneka babi. Babi ? Oke itu masih wajar karena sekarang banyak
namja yang menyukai pernak-pernik wanita, pikir Jieun.
·
Dan
ia mengikuti les memasak. Eumm.. mungkin ia ingin menjadi chef.
·
Point
yang paling penting, Sehun belum mempunyai yeojachingu ! AAA bolehkan Jieun
berteriak sekarang ?
“Baiklaaaahh
!” Jieun berseru semangat. Ia tahu sekarang harus kemana. Ia juga harus
mengikuti les me-ma-sak.
“Tapi ... “
Ekspresi itu kembali berubah.
“Aku tidak
bisa memasak” lanjutnya, Jieun mengingat beberapa bulan lalu, ia pernah mencoba
memasak tapi malah membuat semua orang dirumahnya sakit perut setelah
mencobanya. Sungguh, Jieun tak ingin mengingatnya lagi. Ia bahkan menjadi bulan-bulanan
Kai saat Ji Na bercerita tentang hal itu.
“Ah aku tahu
!” Dengan telunjuk di udara. Jieun seakan mendapat ide cerah. Secerah wajah Sehun.
__
___
“Aniya, kau
gila ya ?” Ji Na bersungut-sungut dengan apa yang baru saja adiknya minta.
Bukan jatah uang jajannya, bukan juga barang-barang miliknya. Jieun meminta Ji
Na untuk mengajarinya memasak. Apa Jieun tak jera karena pernah membuat seisi
rumah termasuk dirinya sakit perut tiga bulan lalu ?
“Ayolah
eonni” wajah Jieun memelas, memang sengaja dibuatnya seperti itu agar kakaknya
menyerah dan mengabulkan permintaannya.
“Kenapa harus
memasak sih ? Kau bisa meminta yang lain dariku”
“Ini demi
Sehun”
“Sehun ?”
Jieun mengangguk membuat Ji Na hanya bisa menghela nafas. Jieun memang tak
pernah putus asa jika itu menyangkut lelaki tampan, meski Ji Na belum pernah
melihatnya.
“Kau mau
memasak untuk Sehun ?”
“Aniya aniya,
ini semua demi rencanaku dan kau harus membantuku”
“Kenapa jadi
aku yang repot” Ji Na menggerutu kesal.
“Karena kau
kakakku Ji Na eonni !” seru Jieun. Ji Na juga tahu hal itu tapi kenapa selalu
saja merusuhi dirinya. Huft memang merepotkan mempunyai adik yang luar biasa
ajaib seperti Jieun.
“Baiklah ..
baiklah, aku akan mengajarimu”
“Yeyy gomawo
eonni” Jieun berjingkrak-jingkrak memeluk kakaknya.
__
___
“Oke lihat
aku, ini adalah memasak sesuatu yang paling mudah”
“Menggoreng
telur ?” Tanya Jieun dengan ekspresi polos. Ia kira memasak yang paling mudah
adalah memasak air, tapi apakah memasak air termasuk kedalam memasak ? Oke
lupakan membahas memasak air.
Ji Na
mengangguk. “Ne, tepatnya telur mata sapi” Jawab Ji Na, ia memulai demo
masaknya, kini ia tampak seperti chef-chef ditelevisi yang berkicau sendirian
tentang cara memasak, acara yang tak pernah Ny.Lee lewatkan di akhir pekan.
Celemek bercorak bunga melekat ditubuhnya, sudah tampak seperti ibu-ibu rumah
tangga. Ia tahu ini hanyalah menggoreng telur, tapi ia harus menjelaskannya
secara rinci pada adiknya yang memiliki otak pentium rendah.
“Kenapa harus
mata sapi ? kenapa tidak mata kaki saja ?”
“Yaaakk
jangan melucu, perhatikan dengan benar !”
“Kkkk~” Jieun
hanya terkekeh pelan.
Jieun
memperhatikannya dengan seksama, mulai dari Ji Na menuangkan sedikit minyak,
menunggunya memanas, memecah cangkang telur dipinggiran penggorengan dan
bluuur, telur keluar dan langsung menempel dipenggorengan.
“Harus
menunggu berapa lama untuk matang eonni ?” tanya Jieun.
“Berapa ya,
eonni sih hanya kira-kira saja. Pokoknya jangan sampai gosong. Tidak sampai
satu jam kok” ucap Ji Na diakhiri dengan kekehan dan dibalas ekspresi datar
Jieun.
“Yaakk jangan
melucu !” seru Jieun mengikuti ekspresi Ji Na tadi.
Ji Na hanya
memeletkan lidahnya.
“Tapi
sepertinya mudah” Jieun mengangguk-angguk seakan ia sudah mengerti.
Ck Ck ini sih kecil bagiku
“Jangan
meremehkan”
“Cha,
telurnya sudah siap” lanjut Ji Na, mengangkat telur itu dan menaruhnya
dipiring.
“Mwo ? Yaakk
apakah itu sudah matang” Jieun merasa belum lama telur itu menempel diwajan.
Kenapa Ji Na sudah mengangkatnya ?
“Eonni suka
yang setengah matang, dan eonni juga lapar, eonni mau makan dulu. Sekarang
giliranmu mempraktekannya, Hwaiting !” Ji Na menjauh dengan sepiring telur
dipiringnya. Menyisakan Jieun yang kini memandang berbagai peralatan memasak
dihadapannya.
Ayolah, semangat Jieun ! Kau pasti
bisa.
Dan
kenyataannya, saat Jieun mempraktekannya sendiri. Ia malah kalang kabut,
memecah telur saja ia tak bisa, serpihan kulit telur tercampur disana. Belum
lagi saat bau bau aneh menyeruak kedalam hidungnya alias gosong ! bukan hanya
itu, tangannya bahkan terkena cipratan minyak saat Jieun mengarahkan telur itu
terlalu tinggi.
Selusin telur
sudah menjadi bahan percobaan Jieun dan semuanya gagal, ada yang gosong, ada
yang belum matang, ada yang berbentuk aneh, sama sekali tak mirip telur mata
sapi, mungkin lebih mirip wajah mengantuk Soo Ji dan juga telur kacau lainnya.
“Aigoo,
kenapa susah sekali eoh ?” Jieun berkeluh kesah. Ia tidak mungkin berani
berhadapan dengan Sehun dengan skill memasaknya yang ancur tak karuan begini.
Mau ditaruh dimana mukanya jika Sehun tahu menggoreng telur saja Jieun tidak
bisa. Mungkin namja itu pikir wanita macam apa yang tidak memasak ? Haruskah
Jieun menyerah ? Secepat ini ? Itu bukan gaya Jieun.
“Aniya aniya
aniya .. Aku pasti bisa !” ucap Jieun kembali tersulut semangat. Kepalan
tangannya mengudara. Seakan ada api berkuar-kuar dibelakangnya.
“I’m coming
Beibeh !”
Dan teriakan
itu membuat Ji Na menggeleng pelan dimeja makan.
<><><>
Kegiatan
rutin Jieun saat ia berada dikamarnya saat malam hari, berbaring dengan sebuah
laptop dihadapannya. Mengecek semua akun sosial medianya. Sekedar berselancar
untuk membaca berita-berita terbaru. Dan tentu saja mengecek akun facebooknya.
Hello hello , kemana saja sombong
sekali K
Ahaha, hai Mr.Cute .. hanya sedang
sibuk dalam sebuah misi baru, mianhae T.T
Misi baru ? memang misi apa ?
Misi tentang Sehun
Sehun ? Target baru lagi ?
Yap
Kuharap kau berhasil
Wuaa tentu, tentu aku pasti akan
berhasil
-_- terlalu percaya diri
Hehe .. aku penuh dengan
optimistik sekarang
Baguslah. Wish u all the best
Oooh Thank You very muaaacchh XD.
Ur welcome :D Ji, kau tahu lagu
baru IU sangat daebak ! kau harus segera
mendengarnya. Kau tidak akan menyesal,
ku jamin (y)
Jinjja !? aku juga menyukai
suaranya. Apa judul lagunya ?
Seogyeok dong, ppali kau harus
menonton MV nya juga. Sangat mengharukan T.T
Aaaa Jeongmalyo ? Omoo aku belum
sempat melihatnya L /poorme. baiklah sebagai
Uaena aku harus melihatnya sekarang juga
!
Dan
percakapan itu pun berlanjut dengan membahas hal hal lainnya, seperti saling
mengirim meme lucu, membahas film terbaru dan apapun yang bisa membuat keduanya
menghabiskan malam dengan berchatting ria.
<><><>
Tautan lengan
itu tak pernah lelah menyeret namja tampan nan kece bernama Kai. Hanya Kai yang
benar-benar Jieun percaya untuk melanjutkan misinya mendekati namja bernama Oh
Sehun. Dan waktu pulang sekolah adalah waktu yang paling tepat untuk mewujudkan
misi Jieun.
Telur mata
sapinya boleh tidak berhasil tapi itu tidak akan mematahkan semangat Jieun
untuk berusaha dekat dengan Sehun bagaimana pun caranya. Dan rencana Jieun
selanjutnya adalah mendaftar ditempat les memasak yang juga ada Sehun disana.
“Yaakk untuk
apa mengajak ku kesini ? kau tidak sedang demam kan ?” rutuk Kai seraya
menempelkan punggung tangannya didahi Jieun, mengecek apakah suhu gadis itu
berbeda.
“Issshh ..
aku sedang tidak bercanda bodoh” balas Jieun dengan tepisan ditangan Kai
membuat namja berkulit coklat itu mendengus pelan.
“Jangan
terlalu memaksakan, kau itu tidak bisa memasak tahu! Sadar kan !?“
“Ne ne ne ..
aku tahu, maka dari itu aku akan mendaftar di les memasak itu”
Kai
menghembuskan nafasnya pelan.
“Aku tahu
bukan itu tujuan utamamu” ucap Kai datar.
“Kau tahu,
kenapa repot-repot bertanya lagi ?”
“Tapi kenapa
kau harus mengajak ku ?”
“Because you
are my bestfriend” ucap Jieun penuh penghayatan. Wajahnya tampak menjijikan
dimata Kai. Bolehkan ia muntah sekarang ?
“Cihh ...”
“Ayo kita
kesana !”
Kai hanya
diam dengan dumelan pelan saat Jieun kembali menyeret lengannya menuju bangunan
tempat les memasak itu. Bangunan yang tinggal beberapa meter saja dari
pandangan mereka.
Sesampainya
disana, Jieun disapa oleh resepsionis, sebutlah begitu. Resepsionis itu
menjelaskan beberapa hal, Jieun hanya mengangguk dengan sesekali ber-Oh ria.
Cerewet sekali orang ini ! umpat Jieun dalam hati.
Jieun mengisi
beberapa formulir pendaftaran sedangkan Kai hanya memperhatikan Jieun dengan
raut malasnya, menopang dagu sampai Jieun selesai mengisi sekitar dua lembar
tentang alamat dan lainnya.
“Saya sudah
selesai” ucap Jieun dan menyerahkan formulir yang diiisinya pada resepsionis.
“Ah satu lagi
!”
“Ne ? apa
penjelasan saya kurang jelas ?” tanya resepsionis bername tag Park Yoo Eun itu.
“Aniya aniya
, bukan itu .. eumm bisakah saya satu kelas dengan namja yang bernama Oh Sehun
?”
“Oh .. Sehun
?” ulang sang resepsionis. Jieun mengangguk mantab.
“Bisakan ?
ayolah agasshi ini demi hidup dan matiku” rujuk Jieun dengan tangan memohon,
beraegyo meski wajahnya malah terlihat mengenaskan. Resepsionis itu mengernyit,
ia beralih memandang Kai yang tengah menampakan wajah malasnya. Kai menjawab
dengan anggukan kepala seakan berkata ‘Sudah
turuti saja orang gila ini agashi’.
“Oh,, baiklah
baiklah saya akan usahakan” jawab resepsionis itu dengan tingkah canggungnya.
Jieun tiba-tiba berdiri, membuat lagi-lagi resepsionis itu mengernyit heran dan
juga sedikit kaget tentunya. Hanya Kai yang sudah terbiasa dengan semua tingkah
aneh Jieun.
“Aaahh
gamshahamnida, jeongmal Ghamshamnida !” ucap Jieun penuh syukur dengan suara
lantang sembari membungkuk 90 derajat.
“A ah ne ne
.. “
<><><>
Jieun
berjalan keluar dengan penuh senyum bahagia, menghembuskan nafas lega karena
sudah mendaftar ditempat les memasak itu.
“Jadi kapan
mulai lesnya ?” tanya Kai. Jieun menoleh.
“Ey ey ey,
kenapa ? kau tampak peduli ? jangan khawatir Kai ku sayang, aku akan selalu ada
disampingmu, jangan merasa kehilangan, oke !”
Kai memutar
bola matanya malas.
“Justru
bagus, jika kau tak ada aku bisa santai dirumah tanpa gangguan darimu”
“Tsk .. kau
akan merindukanku nanti”
“Tidak akan”
“Akan”
“Tidak tidak
tidak”
“Akan akan
akan”
“Terserah”
Kai berjalan mendahului Jieun.
“Yaak tunggu
aku !”
<><><>
Kai juga
Jieun berakhir dikedai ramyun lngganan mereka, jujur saja mereka lapar. Dan hal
itu membuat keduanya tak segan-segan menyantap makanan berbentuk memanjang itu.
bahkan ada bunyi-bunyi ‘slurp’ saat Jieun memakan mie nya.
“Aiishh
jinjja, kenapa ini enak sekali !?”
“Itu karena
kau lapar bodoh” jawab Kai.
“Ahaha,
mungkin kau benar”
“Tapi Ji, kau
tahu mie itu seperti apa ?”
Jieun
mengernyit, berfikir dengan kadar otaknya yang lamban.
“Seperti
binatang itu loh” ucap Kai sembari terkekeh menyadari raut wajah Jieun.
“Ya Yaaakk,
hentikan Kai , cukup !”
“Kau tahu,
mie itu seperti Ca ..”
“Yaaakk !
stop, aku masih mau makan Kai”
“Seperti Cac
..”
“Kai Jinjja
!”
“Hahaha“ Kai
menikmati setiap kali mengerjai Jieun, ia tahu, sangat tahu kalau Jieun sangat
benci dengan cacing. Mahluk tak bertulang yang bisa hidup didalam tanah,
bukankah itu luar biasa ! kenapa Jieun takut dengan hewan kecil seperti itu ?
“Isshh ..”
<><><>
Jieun tengah
mendengarkan lagu baru IU-Songyeok Dong. Ia beberapa menit lalu baru saja
mendownloadnya.
“Aaa jinjja,
ini daebak” gumamnya.
“Neol
tteonaneun nal .. sasil nan” gumam Jieun lagi mengikuti lirik lagu yang ia
dengar.
“Ji ..”
“Isshh ..”
Jieun melepas earphone nya, memandang ke arah kakaknya yang sudah berdiri
dengan berkacak pinggang dihadapannya.
“Wae eonni
-_- ?”
“Eomma
memintamu untuk ke mini market tuh”
“Malas ah ..
kenapa tidak eonni saja sih ?”
“Yaakk ! kau
menyuruh ku ?”
“Eonni aku
sedang-“
“Sedang apa ?
kulihat kau hanya sedang tiduran”
“Eonni
sendiri juga sedang tidak sibuk kan ?”
“Kau tidak
lihat aku sedang apa ?”
Jieun
menggeleng “Tidak , memang eonni sedang apa ?”
“Sedang
mengerjakan kalkulus adiku sayang”
“Kakus ?”
Ji Na sangat
geregetan ingin sekali menghadiahi Jieun dengan sebuah jitakan dikepala
kecilnya.
“Kalkulus
Jieun KALKULUS !”
“Oh kaktus” jawab
Jieun santai dengan anggukan ringan. Sebenarnya ia tidak tuli hanya ingin
membuat kakaknya marah saja. Hehe itu menyenangkan untuk Jieun.
“Yaaakk !”
Jieun berlari
sebelum Ji Na benar-benar menyemburkan api dari mulutnya, Jieun terbahak
sembari berlari keruang bawah.
__
“Jangan
ganggu kakakmu”
“Ne ne eomma”
“Jadi apa
yang harus kubeli ?”
“Hanya
beberapa bahan Kue, Eum ini daftarnya” Ny.Lee menyerahkan list dari apa yang
harus Jieun beli.
“Uang nya ?”
“Ini”
“Oke, ada
lebihnya kan eomma ?”
“Isshh kau
ini, sudah cepat sana”
“Siap Nyonya
!” ucap Jieun dengan tangan hormat dan bergegas.
Ny.Lee hanya
bisa menggeleng pelan dengan senyuman simpulnya. Mempunyai anak seperti Jieun
bisa membuatnya awet muda, mungkin.
__
“Tepung,
pengembang, coklat batang,telur,vanilli,susu,gula halus dan mentega” Jieun
membaca daftar dari bahan-bahan belanjaannya. Mencocokannya dengan apa yang ada
dikeranjang belanjaan.
“Okeh,
semuanya sudah lengkap”
Jieun
menenteng keranjangnya menuju kasir. Ia selesai membayar. Dengan kantung
plastik besar berisi bahan-bahan tadi ia berjalan menuju rumahnya. Hanya
berjarak beberapa puluh meter saja, sekalian ia bisa berjalan-jalan dimalam
yang sejuk ini. Hoodie doraemon dan celana tanggung tampak membuat penampilan
Jieun semakin imut. Sesekali bersiul agar tak terlalu hening. Namun matanya
menangkap sesuatu, atau tepatnya seseorang.
Jieun mengucek matanya, takut-takut
ia salah lihat.
Sehun .. itu Sehunku ! Jieun histeris sendiri didalam
hati. Ia heboh sendiri dan berniat menyapa namja tampan itu. ia merapikan
sedikit rambut dan hoodienya. Senyum cerah terukir diwajahnya. Jieun melangkah,
melangkah dengan penuh degupan jantung yang ia suka.
“Seh-“ Baru
saja akan melambai dan memanggil nama Sehun. Jieun mengurungkan niatnya,
matanya membulat sempurna, mulutnya menganga tampak seperti kuda nil, tubuhnya
kaku ditempat. Apa yang sebenarnya dilihat Jieun ? Kenapa ia tidak jadi menyapa Sehun ?
<><><>
Ji Na mengernyit,
kini ia juga keluarga sedang menonton televisi bersama, kecuali ayahnya yang
mungkin lelah dan memilih tidur. Di ruang televisi itu ada Ji Na, Jieun juga
Ny.Lee. Ji Na melihat Jieun hanya diam namun seperti memikirkan sesuatu. Tidak
seperti biasanya, yang selalu cerewet mengomentari setiap adegan dari drama
yang mereka tonton seperti :
Yaakk kenapa mereka tidak bertemu
padahal kan bersebalahan ! Aisshh jinjja ?
Cengeng sekali pemeran wanitanya,
jika itu aku, pasti tidak akan selemah itu jadi perempuan.
Dan
Yaakk cepat cium ! aiisshh pemeran
namjanya terlalu lelet
Sebenarnya
masih banyak lagi jika Ji Na paparkan mungkin tahun depan baru selesai. Oke
kembali pada Jieun. Ji Na seakan mencium bau-bau yang tidak beres pada adiknya. Itu hanya konotasi jadi jangan bayangkan Jieun bau badan oke ?
Haruskah Ji Na bertanya ? Ji Na berfikir Jieun malah terlihat seram jika
ia terlalu lama diam. Ji Na menyenggol lengan ibunya dan Ny.lee pun menoleh.
Mereka berbicara dengan bahasa tubuh. Seolah berkata :
Eomma lihat Jieun ?
Memangnya kenapa ?
Lihat saja.
Ny.Lee
mengalihkan pandangannya dan tertuju pada anak bungsunya itu yang tak lain
adalah Jieun.
“Sepertinya
ada yang aneh” bisik Ny.Lee akhirnya membuka mulut. Karena jika ia masih
menggunakan bahasa tubuh itu akan sulit diperagakan kan ?
Ji Na
mengangguk setuju. “Coba eomma yang tanya” Ny.Lee kini mengangguk menyanggupi.
“Ji” panggil
Ny.Lee lembut. Ibu memang selalu lembut pada anak-anaknya.
“..” Namun
tak ada respon.
“Ji“ Kini
suara lembut Ny.Lee naik satu tingkat dan berhasil membuat Jieun menoleh dan
memandang ibunya heran.
“Mwo ?”
“Kau kenapa
?” Kini Ji Na ikut bersuara.
“Aku ?”
tunjuk Jieun pada dirinya sendiri. Dua wanita disebelah kanannya itu mengangguk
serempak.
“Aku ... Aku
aku ngantuk, aku duluan eonni dan juga eomma, selamat malam” Jieun beranjak
menuju kamarnya menyisakan Ji na dan Ny.Lee yang saling menatap heran namun
sedetik kemudian mereka mengedikan bahu. Drama yang mereka tonton sayang untuk
dilewatkan hanya karena seorang Lee Jieun. Kejam !
__
Jieun sampai
dikamarnya, membuka jendela dan duduk didepan jendelanya. Kepalanya terlalu
pusing memikirkan hal yang beberapa jam lalu dilihatnya, memang awalnya ia
senang namun melihat Sehun dicium seorang namja , itu membuatnya sedikit syok.
Itu benar, Jieun melihat Sehun dicium seorang namja saat mereka turun dari
sebuah mobil. Dan saat itu pula semua pikiran negatif berkelayangan dikepala
Jieun. Bagaimana tidak ? Sehun dicium namja itu tepat dibibir dan setelah itu
ia mengacak gemas pucuk kepala Sehun lalu masuk kedalam rumahnya. Bukan hanya
itu, Jieun bahkan melihat Sehun tersenyum saat kembali masuk kedalam mobilnya
Dan menghilang, menyisakan Jieun yang berdiri membeku dipertigaan komplek
rumahnya.
“Huuft” Jieun
menghembuskan nafasnya pelan.
Sehun .. apa Sehun seorang gay ?
Itukah alasannya Luhan saem menyebut
Sehun tidak mempunyai yeojachingu ? mana
mungkin ia mempunyai yeojachingu
mungkin yang benar itu namjachingu.
Dan ah ! catatan waktu itu .. suka
memasak, suka yoghurt, suka boneka, suka musik klasik.
Aiishh Jinjja .. semua bukti
mengarah pada apa yang aku pikirkan.
Ya Tuhaann, lagi-lagi aku patah
hati bahkan aku sudah mendaftar ditempat les memasak hanya karena namja itu.
Awesome ! Hariku lengkap sudah !
Chankaman .. Tapi apakah Luhan
saem mengetahui hal ini ? ah mana mungkin ia tahu.
Lagi-lagi
Jieun hanya bisa menghembuskan nafas.
“Its over”
gumamnya.
To be
Continue ~
Demi apa sehun maho -_- duh kasian bangt jieunnya... ayo lanjutannya jangan lama-lama yaaaa ^•^
ReplyDeleteSesekali jd maho gpp lah xixi asal jangan jd knytaan.
DeleteOke d tunggu aja :)
aku mau komen dulu lah heheh
ReplyDeletesebenarnya udah sering sihh buka ff kamu
cuma.sering gangguan komen lwat hp
jdinya gak pernah komen heheh
mian ya
aku sellu suka ff yg kmu buat
smngt terus ya bikin fffnya hehe
OKe oke makasih udh nyempetin komen dan untungnya sekarang ga gangguan lagi yah ..
DeleteWelcome aja :)
KYAAAAAAA,,,,,,,
ReplyDelete