Cast : Lee Jieun (iu), Kai, Luhan, Lee Ji Na (oc)
etc.
Genre : Teen, General, comedy.
Length:
Chapter
Gadis itu
masih berjalan melewati koridor sekolahnya, asik sendiri memainkan ponsel
ditangannya, sesekali ia tertawa geli membaca komentar-komentar dari status
yang dibuatnya difacebook, sosial media paling populer abad ini. Sesekali ia
menegakan kepalanya takut-takut ia menabrak siswa lainnya.
"hey
cantik" nada bass itu membuat Jieun menoleh. Sejenak membuat perhatian
Jieun teralihkan dari ponselnya.
"Jangan
ganggu aku, Kai" ucapnya saat mengetahui suara itu berasal dari temannya
bernama Kim Jong in namun banyak yang sering memanggilnya Kai.
"Hehe ..
Ayolah, kau sedang apa ? Facebook lagi?"
Jieun
mengangguk, masih dengan pandangannya pada ponsel bermerk Samsung ditangannya.
"Kau
tidak bosan yah main Facebook terus, aku yang melihatmu saja bosan"
"Kalau
bosan jangan dilihat, begitu saja susah"
"Omo,
lihatlah temanku yang satu ini, begitu saja marah .. Hehe Mian Mian. Jieun-a
kau sudah dengar belum?"
"Dengar
apa?" kini Jieun tampak tertarik dengan pembicaraan Kai.
"Akan
ada guru baru"
"Yeoja
atau namja ?"
"Namja"
"Hmm ..
Kuharap guru baru itu bukanlah seseorang yang killer"
Kai
mengangguk setuju
"Kuharap
juga begitu"
Guru baru,
Jieun sama sekali tak tertarik dengan itu. Seorang guru dimana-mana sama saja,
seseorang yang suka menggurui yang kadang berlebihan, membosankan dan sepet
dipandang mata. Jika saja ada guru yang tampan , mungkin Jieun akan lebih
bersemangat belajar.
"Kai ..
Pulang sekolah kita beli bakso ikan yuk"
"Boleh,
tapi kau yang traktir oke"
"Ck kau
ini .. Baiklah-baiklah dasar namja pelit"
"Yaaakk
aku sudah cukup baik memberimu tumpangan setiap hari"
"Tetap
saja kau selalu perhitungan padaku"
"Sesekali
perhitungan tak apa kan hehe"
Jieun
mencibir pelan pada namja yang kini tersenyum lebar disampingnya.
<><><>
Jieun menguap
lebar saat mendengar penjelasan dari Guru Sastra dihadapannya. Ia sesekali
menggaruk pipinya gatal, menunggu kapan kelas akan berakhir. Ia mengedarkan pandangannya, melihat
teman-temannya yang tak jauh berbeda dengan keadaanya. Bosan, mengantuk dan
ingin cepat-cepat pulang. Ya, meskipun tidak semua murid sepertinya, masih ada
Suho dan dua yeoja dihadapannya yang terlihat masih semangat memperhatikan Guru
Park yang tengah menjelaskan sesuatu entah apa, yang membuat Jieun gemar
menggaruk kepalanya tak mengerti. Jieun
bahkan melihat Kai tertidur dibalik bukunya dengan telinga tersumpal headset.
Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan melihat hal itu.
Ckk .. Anak itu, kapan ia berubah
eoh ?
Jieun
mencibir Kai seolah ia seorang yang teladan. Bukankah ia juga tak jauh berbeda
? Tampaknya Jieun tidak menyadari hal itu.
Jieun
mengacungkan tangannya, Guru Park, guru Sastra itu menatap Jieun mengharap
penjelasan.
"Saya
permisi ke toilet Bu" ucap Jieun dan guru Park hanya menggerakan tangannya
seolah mengizinkan.
Lagi, Jieun
menguap lebar dikoridor yang tampak sepi, tentu saja, saat ini semua murid
sedang dikelasnya masing-masing.
Berjalan
menuju kantin tampak nya akan membuat rasa kantuk itu hilang, ia ingin meminum
segelas ice coffee. Jieun tahu itu tidaklah diperbolehkan, tapi apa pedulinya,
Peraturan dibuat untuk dilarang kan? Haha ..
"Hey kau
.."
Jieun
mendengar sebuah suara, sepertinya berasal dari arah belakang. Ia berbalik,
mengernyit saat seorang namja menghampirinya. Semakin dekat, kini Jieun bisa
dengan jelas melihat tampang orang itu. Namja dengan kemeja putih dan celana
panjang hitam berbahan kain.
Ta tampan sekali.. hanya satu kata
‘Awesome’
"Bisakah
kau memberitahuku dimana ruang guru?" tanya namja itu. Jieun masih betah
berlama-lama menatap kagum pada namja dihadapannya, mengabaikan pertanyaan yang
bahkan mungkin tak sampai pada telinganya. Ia terlampau tampan hingga mampu
membuat Jieun terhipnotis seperti itu.
Namja itu
mengibas-ngibaskan tangannya dihadapan Jieun.
Anak ini .. Apa ia tuli eoh ?
"Hey
.." lagi, orang itu mencoba berkomunikasi dengan Jieun. Apa ada yang salah
diwajah Luhan hingga gadis itu terus menatapnya tanpa berkedip ? Luhan
menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Hellloooww
agasshi ..” ucap Luhan mencoba menyadarkan gadis yang entah sedang memikirkan
apa.
"O eoh ?
.. Iya .. Apa ? Ruang berburu?" disini tidak ada ruang berburu"
jawaban Jieun kontan membuat namja itu tersenyum kecil.
"Ruang
guru, agasshi. Bukan ruang berburu"
"Ah ? ..
Oh haha ya ampun, maaf aku salah dengar .. Ruang guru ya, ayo aku antar"
"Tidak
perlu, kau cukup memberitahuku saja"
"Gwenchana,
aku antarkan saja, kau bisa saja tersesat nanti"
"Ah
baiklah"
Jieun
tersenyum senang. Dasar modus !
Niatnya untuk
meneguk ice coffee tergantikan dengan mengantarkan si ganteng yang entah siapa
namanya itu.
"Kalau
boleh tahu namamu siapa?" tanya Jieun melancarkan aksinya. Ayolah, namja
tampan tak boleh dilewatkan begitu saja kan ?
"Nama
saya Xi Luhan"
"Nama
yang bagus, sebagus orangnya, eh ? Haha .. Perkenalkan namaku Lee Jieun kau
bisa memanggil ku Jieun" jieun mencoba seakrab mungkin dengan namja tampan
itu. Luhan sesekali tersenyum menanggapi tingkah lucu Jieun.
"Kau
murid baru ya ? Kau akan masuk kelas apa ? Aku dikelas C , kuharap kita satu
kelas ya haha .. Tapi kenapa kau tidak memakai seragam sekolah mu sebelumnya
?"
Luhan tampak
menggaruk kepalanya.
"Aku
.." belum sempat Luhan menjelaskan, suara pekikan Jieun mengagetkannya.
"Ah kita
sampai !"
Ternyata
tidak jauh dari tempat Luhann bertemu dengan Jieun.
Luhan
menoleh, memandang pintu dari ruangan guru yang Jieun katakan.
"Gamshaheyo
jieun-ssi "
"Ne
cheonma, tak perlu sungkan padaku, kalau begitu kutinggal ya .. Daah
Luhan-ssi" Jieun berjalan kembali berbalik arah sembari melambai-lambaikan
tangannya tak jelas pada Luhan. Namja itu hanya menanggapi dengan senyum.
Luhanpun membuka pintu ruangan dihadapannya dengan sesekali menggeleng pelan
plus senyuman.
Gadis itu.. Polos sekali
<><><>
"Yaaak
dari mana saja kau, aku tidak percaya kau ketoilet selama ini" bisik namja
sebangkunya, Kai.
"Hehe ..
Aku habis bertemu dengan namja yang super duper tampan, ah kurasa ia bukan
manusia, mungkin ia seorang malaikat" ucap Jieun bergaya berlebihan
membuat Kai memandangnya aneh.
"Siapa ?
Pak satpan ya ? Atau .. Pak Kim si cleaning service?" tanya Kai dengan
tawa diakhir kalimatnya. Membuat Jieun ingin sekali menjambak rambut pendek
itu. Ia sedang berbunga-bunga saat ini, jangan sampai Kai mengubahnya menjadi
nenek sihir seperti biasanya. Ia suka sekali menggoda Jieun
"Bukan,
aku bertemu kakek mu .. Kau puas ?!"
"Haha ..
Sangat"
<><><>
"Eumm
mashitta .." Gumam Jieun saat bakso ikan langganannya masuk kedalam
mulutnya.
Kai
menggeleng pelan melihat tingkah temannya itu. Perasaan bakso ikan ini
biasa-biasa saja, kenapa Jieun begitu menyukainya ?
"Ingat
.. Kau yang bayar" ucap Kai.
"Ne
tenang saja Mr.Pelit, karena hari ini aku sedang bahagia kau kutraktir
sepuasnya"
Ck .. Kenapa dia? Jelas-jelas ia
menggerutu saat aku memintanya mentraktirku tadi.
Mereka
kembali menyantap semangkuk bakso ikan panas itu. Jieun masih dengan
senyumannya dan Kai masih dengan keheranannya memandang sikap aneh Jieun.
<><><>
Pagi seakan
memberikan semangat untuk gadis itu, gadis yang sekarang tersenyum sembari memakan
roti berlapis selai coklat buatan ibunya.
"Pagi
eomma ..” suara khas orang bangun menyapa telinga Nyonya Lee.
“Pagi sayang
“ balas Nyonya Lee yang tengah sibuk mengupas kulit mentimun untuk membuat
acar.
“Kau ?” Ji Na
memandang heran adiknya yang tengah menyantap roti dimeja makan.
“Pagi eonni”
ucap Jieun dibarengi senyum selebar lapangan bola.
“K kau tidak
sedang sakit kan Ji ? apa kau salah minum obat ?”
“Haha ..
eonni ku lucu sekali, tentu saja tidak, aku sehat wal’afiat eonniku yang paling
cantik”
Apakah ini
hari spesial ? kenapa bisa si malas Jieun bisa bangun sepagi ini tanpa harus
mendapat teriakan eonninya, Sungguh, Ji Na sulit mempercayai. Bahkan jam weker
dengan suara paling nyaring pun tidak pernah bisa membangunkan Jieun.
“Duduklah
eonni, kita makan sama-sama”
Ji Na
mengangguk canggung. Pagi ini terlalu mengejutkan baginya. Tapi Ji Na
bersyukur, setidaknya ia tak perlu mengeluarkan suara emasnya untuk berteriak membangunkan
adiknya pagi ini.
“Eonni tidak
kuliah hari ini ?” tanya Jieun karena melihat kakaknya itu masih menggunakan
piyama tidurnya.
Ji Na
menggeleng pelan. “Hari ini tidak ada jadwal”
“Oh ..” Jieun
mengangguk dan kini meneguk segelas susu vanilla dihadapannya.
Waktu masih
menunjukan pukul 06.15 terlalu pagi untuk Jieun biasa berangkat kesekolah.
“Kau .. ada
apa denganmu ? tumben bisa bangun sendiri ?” tanya Ji Na terdengar tak biasa.
“Hehe ..
eonni harusnya kau bangga pada adik yang bisa bangun sepagi ini”
Ji Na memutar
kedua bola matanya malas.
“Ne sangat
bangga .. tapi ingat, jangan cuma hari ini saja , kau harus melakukannya setiap
pagi”
“Ne, siap
eonni !” ujar Jieun semangat dengan tangan disamping kepalanya. Membuat Ji Na
tersenyum sembari menggeleng pelan.
<><><>
“Kau ?” lagi,
Jieun bosan mendapat reaksi seperti itu. apa terlalu mengejutkan ia bisa bangun
pagi, semua orang terlalu berlebihan -_-
“Iya ini aku
Kai, ayo kita berangkat”
“Tapi ..”
“Sudah jangan
banyak tanya”
Kai menyalakan
motornya dengan pandangan masih bingung pada temannya itu. Baru saja ia akan
kerumah Jieun untuk menjemputnya, Jieun justru sudah ada didepan rumahnya
dengan seragam rapi.
Apa Jieun sedang sakit ayan ? Ah
tapi apa hubungannya penyakit ayan dengan bangun pagi haha .. lalu Bagaimana
bisa ia sudah bangun ? tumben sekali.
<><><>
Udara tampak
sejuk dihidungnya, mentari tampak hangat menerpa wajahnya, semuanya begitu
menggembirakan bagi gadis bernama Lee Jieun. Kenapa ? kenapa tingkahnya jadi
aneh begini? aneh karena bukan kebiasaannya, apa hanya karena bertemu dengan
Luhan ? namja tampan layaknya seorang malaikat itu, Mungkin saja.
Kai menggaruk
kepalanya masih dengan pandangan aneh pada Jieun.
“Kau ini
kenapa sih ? Kau menakutkan kau tahu”
“Haha
benarkah ?” tanya Jieun, kini justru ia yang menggaruk kepalanya yang tak
gatal.
Kai
mengangguk mantap.
“Ah kau
berlebihan” ucap Jieun dengan senggolan tangannya pada bahu Kai.
“Yaa yaakk ,
jangan sentuh aku .. kau mau melecehkanku eoh ?!”
“Sekarang kau
yang berlebihan Kai-a -_-“
“Haha .. benarkah
?“ Kai tertawa tak jelas, ia masih berjalan dikoridor sekolah menuju ke kelas,
matanya melihat beberapa anak yang tengah duduk membaca Buku.
Sepagi ini sudah membaca buku ? Ck
sok pintar ..
Buku ?
Kai
melebarkan matanya, ia ingat, ingat sesuatu yang sangat penting dalam
menentukan masa depannya !
“Ji ..”
“Apa ?”
“Aku
melupakan sesuatu !” Kai berseru heboh membuat Jieun juga ikut panik tak jelas.
“A apa ?!”
“PR, aku
belum mengerjakan PR dari Pak Jung !”
“Mwo ?!
Yaaakk .. kenapa aku tak ingat kalau ada PR, aku juga belum mengerjakannya !”
“Matilah
kita” lirih dua anak itu.
Pak Jung
bukanlah guru biasa, ia dikenal sebagai guru yang galak dan tak mentolerir
alasan apapun jika anak didiknya tak mengerjakan PR darinya dan tentu saja
pelanggaran sekecil apapun. Jieun bahkan pernah tak masuk selama pelajarannya
hanya karena ia terlambat 1 menit 34 detik. Bukankah itu keterlaluan ?
Lihatkan, guru memang selalu berlebihan.
_
____
“Suho-ya”
“Ani”
“Ayolah”
“No no no” ucap
namja kaya itu dengan gelengan kepalanya kaku.
“Ku mohon”
Jieun mengusap-usapkan kedua telapak tangannya dihadapan Suho. Memasang muka
semenyedihkan mungkin, berharap namja itu mengabulkan permintaannya. Suho
menghela nafas.
“Aku sudah
jera memberikan contekan padamu .. Kau ingat kan aku pernah dihukum Pak Jung
karena PR mu dan PR ku sama persis, bahkan tanda titiknya pun berada ditempat
yang sama” jawabnya.
“Tapi kan ..”
“Tapi apa ?
aku tidak akan memberikanmu contekan meskipun kau melompat dari namsan tower”
“Kau kejam”
“Biar saja”
Jieun
mengendorkan bahunya, ia gagal kali ini. Memandang cemberut ke arah namja
pintar nan kaya itu.
Apa yang harus kulakukan sekarang
?!
Eomma, aku akan habis oleh Pak
Jung.
_
____
“Na ra-ya”
“Hmm ..”
“Kali ini
saja”
“Tidak”
“Na eun-ya”
“Jawabanku
juga sama, TIDAK”
“Ayolah
yeoja-yeoja cantik, kalau kalian memberikanku contekan, akan kuberikan foto abs
ku”
“Tidak Kai,
kau pikir kau artis eoh ? Kau tahu kan Pak Jung itu orang yang teliti, aku
tidak ingin bernasib seperti Suho karena memberikan contekan PR nya pada Jieun”
ucap Naeun masih teguh dengan pendiriannya.
“Aku janji
aku akan membedakan PR nya”
“Bagaimana
mungkin kau membedakannya sedangkan kau mencotek dariku ?”
“Sudah
menyerah sajalah” Ucap Nara.
“Huufft” Kai
mencibir pelan dua yeoja jenius itu sembari berjalan kembali kebangkunya.
__
___
“Eotthe ?”
Kai
menggeleng pelan.
“Kau sendiri
?” tanya Kai.
Jieun pun
menggeleng lemas.
“Matilah
kita” lirih keduanya, seakan hari ini mereka dihinggapi malaikat maut. Oh,
kalian belum tahu saja seperti apa Pak Jung itu, bukan hanya sebuah hukuman
yang akan diterima mereka, kicauan panjang ceramah plus blacklist menanti.
Bunyi bel
masuk terdengar, membuat semua murid ke kelas untuk mendapatkan pelajaran
pertama. Tak terkecuali kelas 3C, dimana Jieun dan Kai tengah berdebar menanti
Pak Jung dipelajaran pertama. Kini mereka pasrah. Mereka siap menerima hujan
bahkan badai sekalipun. Haha bukankah itu berlebihan ?
Kriiitt
Suara pintu
terbuka sontak membuat murid-murid yang tadinya berhamburan dimeja murid
lainnya, kembali kebangku mereka masing-masing dan duduk tenang. Namun mereka
tampak banyak yang mengernyit saat yang masuk bukanlah Pak Jung, tampak
diantaranya berbisik-bisik tak jelas. Namun berbeda dengan teman-temannya,
Jieun justru tersenyum lebar saat matanya menatap orang yang sedari kemarin
membuatnya berbunga-bunga.
Xi Luhan .. Akhirnya ia sekelas
denganku , AAAA .. eotthe? eotthe ? Aku ingin berteriak sekarang ! AAA ... Jieun benar-benar dibuatnya
histeris meskipun dalam hati.
“Hai Luhan !”
seru Jieun dan kini ia menjadi pusat teman-temannya namun ia tampak tak
memperdulikan hal itu. Tak terkecuali namja yang kini berdiri dengan buku
didepan meja guru.
Anak itu .. Pasti masih mengira
aku ini murid baru, Heuhh -_- Apa ia begitu bodoh, aku kan tidak memakai
seragam ataupun membawa sebuah tas sekolah ck ck ck.
“Yaaakk kau
kenal dengannya ?” bisik Kai, ia penasaran karena melihat Jieun begitu heboh.
“Of Course !”
ucapnya masih dengan senyum lebar itu.
Luhan
menggeleng pelan sebelum ia berbicara.
“Perkenalkan
Saya guru magang baru disini, nama saya Xi Luhan”
Kalimat yang
tak terlalu panjang itu sontak membuat Jieun membulatkan matanya sempurna,
mungkin bisa copot kapansaja.
Di di dia seorang GURU ?! Bahkan Jieun tergugup dalam
hatinya.
To be
Continued ~
Hei hoy, aku
coba bikin chapter IU abal-abal lagi hehe, padahal yang beautiful witch juga belum
selesai, ga papa lah ya, Mumpung masih libur hehe
Saran dan kritik
selalu diharapkan ^_^
Ahhh,,,keren sumpah
ReplyDeleteini critanya jieunnya oon + agak bandel ya XD
aq suka ff nya ^^
Hwaiting thor
ditunggu lanjutannya :-D
Ya .. D tunggu aja
Deletewaiting for the next chapter xd
ReplyDeleteOke, d tunggu aja :)
Delete