Awesome [1]


Cast    : Lee Jieun (iu), Kai, Luhan, Lee Ji Na (oc) etc.

Genre : Teen, General, comedy.

Length: Chapter



Gadis itu masih berjalan melewati koridor sekolahnya, asik sendiri memainkan ponsel ditangannya, sesekali ia tertawa geli membaca komentar-komentar dari status yang dibuatnya difacebook, sosial media paling populer abad ini. Sesekali ia menegakan kepalanya takut-takut ia menabrak siswa lainnya.

"hey cantik" nada bass itu membuat Jieun menoleh. Sejenak membuat perhatian Jieun teralihkan dari ponselnya.

"Jangan ganggu aku, Kai" ucapnya saat mengetahui suara itu berasal dari temannya bernama Kim Jong in namun banyak yang sering memanggilnya Kai.

"Hehe .. Ayolah, kau sedang apa ? Facebook lagi?"

Jieun mengangguk, masih dengan pandangannya pada ponsel bermerk Samsung ditangannya.

"Kau tidak bosan yah main Facebook terus, aku yang melihatmu saja bosan"

"Kalau bosan jangan dilihat, begitu saja susah"

"Omo, lihatlah temanku yang satu ini, begitu saja marah .. Hehe Mian Mian. Jieun-a kau sudah dengar belum?"

"Dengar apa?" kini Jieun tampak tertarik dengan pembicaraan Kai.

"Akan ada guru baru"

"Yeoja atau namja ?"

"Namja"

"Hmm .. Kuharap guru baru itu bukanlah seseorang yang killer"

Kai mengangguk setuju

"Kuharap juga begitu"

Guru baru, Jieun sama sekali tak tertarik dengan itu. Seorang guru dimana-mana sama saja, seseorang yang suka menggurui yang kadang berlebihan, membosankan dan sepet dipandang mata. Jika saja ada guru yang tampan , mungkin Jieun akan lebih bersemangat belajar.

"Kai .. Pulang sekolah kita beli bakso ikan yuk"

"Boleh, tapi kau yang traktir oke"

"Ck kau ini .. Baiklah-baiklah dasar namja pelit"

"Yaaakk aku sudah cukup baik memberimu tumpangan setiap hari"

"Tetap saja kau selalu perhitungan padaku"

"Sesekali perhitungan tak apa kan hehe"

Jieun mencibir pelan pada namja yang kini tersenyum lebar disampingnya.

<><><> 

Jieun menguap lebar saat mendengar penjelasan dari Guru Sastra dihadapannya. Ia sesekali menggaruk pipinya gatal, menunggu kapan kelas akan berakhir.  Ia mengedarkan pandangannya, melihat teman-temannya yang tak jauh berbeda dengan keadaanya. Bosan, mengantuk dan ingin cepat-cepat pulang. Ya, meskipun tidak semua murid sepertinya, masih ada Suho dan dua yeoja dihadapannya yang terlihat masih semangat memperhatikan Guru Park yang tengah menjelaskan sesuatu entah apa, yang membuat Jieun gemar menggaruk kepalanya tak mengerti.  Jieun bahkan melihat Kai tertidur dibalik bukunya dengan telinga tersumpal headset. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan melihat hal itu.

Ckk .. Anak itu, kapan ia berubah eoh ?

Jieun mencibir Kai seolah ia seorang yang teladan. Bukankah ia juga tak jauh berbeda ? Tampaknya Jieun tidak menyadari hal itu.

Jieun mengacungkan tangannya, Guru Park, guru Sastra itu menatap Jieun mengharap penjelasan.

"Saya permisi ke toilet Bu" ucap Jieun dan guru Park hanya menggerakan tangannya seolah mengizinkan.

Lagi, Jieun menguap lebar dikoridor yang tampak sepi, tentu saja, saat ini semua murid sedang dikelasnya masing-masing.

Berjalan menuju kantin tampak nya akan membuat rasa kantuk itu hilang, ia ingin meminum segelas ice coffee. Jieun tahu itu tidaklah diperbolehkan, tapi apa pedulinya, Peraturan dibuat untuk dilarang kan? Haha ..

"Hey kau .."

Jieun mendengar sebuah suara, sepertinya berasal dari arah belakang. Ia berbalik, mengernyit saat seorang namja menghampirinya. Semakin dekat, kini Jieun bisa dengan jelas melihat tampang orang itu. Namja dengan kemeja putih dan celana panjang hitam berbahan kain.

Ta tampan sekali.. hanya satu kata ‘Awesome’

"Bisakah kau memberitahuku dimana ruang guru?" tanya namja itu. Jieun masih betah berlama-lama menatap kagum pada namja dihadapannya, mengabaikan pertanyaan yang bahkan mungkin tak sampai pada telinganya. Ia terlampau tampan hingga mampu membuat Jieun terhipnotis seperti itu.

Namja itu mengibas-ngibaskan tangannya dihadapan Jieun.

Anak ini .. Apa ia tuli eoh ?

"Hey .." lagi, orang itu mencoba berkomunikasi dengan Jieun. Apa ada yang salah diwajah Luhan hingga gadis itu terus menatapnya tanpa berkedip ? Luhan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Hellloooww agasshi ..” ucap Luhan mencoba menyadarkan gadis yang entah sedang memikirkan apa.

"O eoh ? .. Iya .. Apa ? Ruang berburu?" disini tidak ada ruang berburu" jawaban Jieun kontan membuat namja itu tersenyum kecil.

"Ruang guru, agasshi. Bukan ruang berburu" 

"Ah ? .. Oh haha ya ampun, maaf aku salah dengar .. Ruang guru ya, ayo aku antar"

"Tidak perlu, kau cukup memberitahuku saja"

"Gwenchana, aku antarkan saja, kau bisa saja tersesat nanti"

"Ah baiklah"

Jieun tersenyum senang. Dasar modus !

Niatnya untuk meneguk ice coffee tergantikan dengan mengantarkan si ganteng yang entah siapa namanya itu.

"Kalau boleh tahu namamu siapa?" tanya Jieun melancarkan aksinya. Ayolah, namja tampan tak boleh dilewatkan begitu saja kan ?

"Nama saya Xi Luhan"

"Nama yang bagus, sebagus orangnya, eh ? Haha .. Perkenalkan namaku Lee Jieun kau bisa memanggil ku Jieun" jieun mencoba seakrab mungkin dengan namja tampan itu. Luhan sesekali tersenyum menanggapi tingkah lucu Jieun.

"Kau murid baru ya ? Kau akan masuk kelas apa ? Aku dikelas C , kuharap kita satu kelas ya haha .. Tapi kenapa kau tidak memakai seragam sekolah mu sebelumnya ?"

Luhan tampak menggaruk kepalanya.

"Aku .." belum sempat Luhan menjelaskan, suara pekikan Jieun mengagetkannya.

"Ah kita sampai !"

Ternyata tidak jauh dari tempat Luhann bertemu dengan Jieun.

Luhan menoleh, memandang pintu dari ruangan guru yang Jieun katakan.

"Gamshaheyo jieun-ssi "

"Ne cheonma, tak perlu sungkan padaku, kalau begitu kutinggal ya .. Daah Luhan-ssi" Jieun berjalan kembali berbalik arah sembari melambai-lambaikan tangannya tak jelas pada Luhan. Namja itu hanya menanggapi dengan senyum. Luhanpun membuka pintu ruangan dihadapannya dengan sesekali menggeleng pelan plus senyuman.

Gadis itu.. Polos sekali

<><><> 

"Yaaak dari mana saja kau, aku tidak percaya kau ketoilet selama ini" bisik namja sebangkunya, Kai.

"Hehe .. Aku habis bertemu dengan namja yang super duper tampan, ah kurasa ia bukan manusia, mungkin ia seorang malaikat" ucap Jieun bergaya berlebihan membuat Kai memandangnya aneh.

"Siapa ? Pak satpan ya ? Atau .. Pak Kim si cleaning service?" tanya Kai dengan tawa diakhir kalimatnya. Membuat Jieun ingin sekali menjambak rambut pendek itu. Ia sedang berbunga-bunga saat ini, jangan sampai Kai mengubahnya menjadi nenek sihir seperti biasanya. Ia suka sekali menggoda Jieun

"Bukan, aku bertemu kakek mu .. Kau puas ?!"

"Haha .. Sangat"

<><><> 

"Eumm mashitta .." Gumam Jieun saat bakso ikan langganannya masuk kedalam mulutnya.

Kai menggeleng pelan melihat tingkah temannya itu. Perasaan bakso ikan ini biasa-biasa saja, kenapa Jieun begitu menyukainya ?

"Ingat .. Kau yang bayar" ucap Kai.

"Ne tenang saja Mr.Pelit, karena hari ini aku sedang bahagia kau kutraktir sepuasnya"

Ck .. Kenapa dia? Jelas-jelas ia menggerutu saat aku memintanya mentraktirku tadi.

Mereka kembali menyantap semangkuk bakso ikan panas itu. Jieun masih dengan senyumannya dan Kai masih dengan keheranannya memandang sikap aneh Jieun.

<><><> 

Pagi seakan memberikan semangat untuk gadis itu, gadis yang sekarang tersenyum sembari memakan roti berlapis selai coklat buatan ibunya.

"Pagi eomma ..” suara khas orang bangun menyapa telinga Nyonya Lee.

“Pagi sayang “ balas Nyonya Lee yang tengah sibuk mengupas kulit mentimun untuk membuat acar.

“Kau ?” Ji Na memandang heran adiknya yang tengah menyantap roti dimeja makan.

“Pagi eonni” ucap Jieun dibarengi senyum selebar lapangan bola.

“K kau tidak sedang sakit kan Ji ? apa kau salah minum obat ?” 

“Haha .. eonni ku lucu sekali, tentu saja tidak, aku sehat wal’afiat eonniku yang paling cantik”

Apakah ini hari spesial ? kenapa bisa si malas Jieun bisa bangun sepagi ini tanpa harus mendapat teriakan eonninya, Sungguh, Ji Na sulit mempercayai. Bahkan jam weker dengan suara paling nyaring pun tidak pernah bisa membangunkan Jieun.

“Duduklah eonni, kita makan sama-sama”

Ji Na mengangguk canggung. Pagi ini terlalu mengejutkan baginya. Tapi Ji Na bersyukur, setidaknya ia tak perlu mengeluarkan suara emasnya untuk berteriak membangunkan adiknya pagi ini.

“Eonni tidak kuliah hari ini ?” tanya Jieun karena melihat kakaknya itu masih menggunakan piyama tidurnya.

Ji Na menggeleng pelan. “Hari ini tidak ada jadwal”

“Oh ..” Jieun mengangguk dan kini meneguk segelas susu vanilla dihadapannya.

Waktu masih menunjukan pukul 06.15 terlalu pagi untuk Jieun biasa berangkat kesekolah.

“Kau .. ada apa denganmu ? tumben bisa bangun sendiri ?” tanya Ji Na terdengar tak biasa.

“Hehe .. eonni harusnya kau bangga pada adik yang bisa bangun sepagi ini”

Ji Na memutar kedua bola matanya malas.

“Ne sangat bangga .. tapi ingat, jangan cuma hari ini saja , kau harus melakukannya setiap pagi”

“Ne, siap eonni !” ujar Jieun semangat dengan tangan disamping kepalanya. Membuat Ji Na tersenyum sembari menggeleng pelan.

<><><> 

“Kau ?” lagi, Jieun bosan mendapat reaksi seperti itu. apa terlalu mengejutkan ia bisa bangun pagi, semua orang terlalu berlebihan -_-

“Iya ini aku Kai, ayo kita berangkat”

“Tapi ..”

“Sudah jangan banyak tanya”

Kai menyalakan motornya dengan pandangan masih bingung pada temannya itu. Baru saja ia akan kerumah Jieun untuk menjemputnya, Jieun justru sudah ada didepan rumahnya dengan seragam rapi.

Apa Jieun sedang sakit ayan ? Ah tapi apa hubungannya penyakit ayan dengan bangun pagi haha .. lalu Bagaimana bisa ia sudah bangun ? tumben sekali.

<><><> 

Udara tampak sejuk dihidungnya, mentari tampak hangat menerpa wajahnya, semuanya begitu menggembirakan bagi gadis bernama Lee Jieun. Kenapa ? kenapa tingkahnya jadi aneh begini? aneh karena bukan kebiasaannya, apa hanya karena bertemu dengan Luhan ? namja tampan layaknya seorang malaikat itu, Mungkin saja.

Kai menggaruk kepalanya masih dengan pandangan aneh pada Jieun.

“Kau ini kenapa sih ? Kau menakutkan kau tahu”

“Haha benarkah ?” tanya Jieun, kini justru ia yang menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Kai mengangguk mantap.

“Ah kau berlebihan” ucap Jieun dengan senggolan tangannya pada bahu Kai.

“Yaa yaakk , jangan sentuh aku .. kau mau melecehkanku eoh ?!”

“Sekarang kau yang berlebihan Kai-a -_-“

“Haha .. benarkah ?“ Kai tertawa tak jelas, ia masih berjalan dikoridor sekolah menuju ke kelas, matanya melihat beberapa anak yang tengah duduk membaca Buku.

Sepagi ini sudah membaca buku ? Ck sok pintar ..

Buku ?

Kai melebarkan matanya, ia ingat, ingat sesuatu yang sangat penting dalam menentukan masa depannya !

“Ji ..”

“Apa ?”

“Aku melupakan sesuatu !” Kai berseru heboh membuat Jieun juga ikut panik tak jelas.

“A apa ?!”

“PR, aku belum mengerjakan PR dari Pak Jung !”

“Mwo ?! Yaaakk .. kenapa aku tak ingat kalau ada PR, aku juga belum mengerjakannya !”

“Matilah kita” lirih dua anak itu.

Pak Jung bukanlah guru biasa, ia dikenal sebagai guru yang galak dan tak mentolerir alasan apapun jika anak didiknya tak mengerjakan PR darinya dan tentu saja pelanggaran sekecil apapun. Jieun bahkan pernah tak masuk selama pelajarannya hanya karena ia terlambat 1 menit 34 detik. Bukankah itu keterlaluan ? Lihatkan, guru memang selalu berlebihan.

_

____


“Suho-ya”

“Ani”

“Ayolah”

“No no no” ucap namja kaya itu dengan gelengan kepalanya kaku.

“Ku mohon” Jieun mengusap-usapkan kedua telapak tangannya dihadapan Suho. Memasang muka semenyedihkan mungkin, berharap namja itu mengabulkan permintaannya. Suho menghela nafas.

“Aku sudah jera memberikan contekan padamu .. Kau ingat kan aku pernah dihukum Pak Jung karena PR mu dan PR ku sama persis, bahkan tanda titiknya pun berada ditempat yang sama” jawabnya.

“Tapi kan ..”

“Tapi apa ? aku tidak akan memberikanmu contekan meskipun kau melompat dari namsan tower”

“Kau kejam”

“Biar saja”

Jieun mengendorkan bahunya, ia gagal kali ini. Memandang cemberut ke arah namja pintar nan kaya itu.

Apa yang harus kulakukan sekarang ?!

Eomma, aku akan habis oleh Pak Jung.

_

____


“Na ra-ya”

“Hmm ..”

“Kali ini saja”

“Tidak”

“Na eun-ya”

“Jawabanku juga sama, TIDAK”

“Ayolah yeoja-yeoja cantik, kalau kalian memberikanku contekan, akan kuberikan foto abs ku”

“Tidak Kai, kau pikir kau artis eoh ? Kau tahu kan Pak Jung itu orang yang teliti, aku tidak ingin bernasib seperti Suho karena memberikan contekan PR nya pada Jieun” ucap Naeun masih teguh dengan pendiriannya.

“Aku janji aku akan membedakan PR nya”

“Bagaimana mungkin kau membedakannya sedangkan kau mencotek dariku ?”

“Sudah menyerah sajalah” Ucap Nara.

“Huufft” Kai mencibir pelan dua yeoja jenius itu sembari berjalan kembali kebangkunya.

__

___


“Eotthe ?”

Kai menggeleng pelan.

“Kau sendiri ?” tanya Kai.

Jieun pun menggeleng lemas.

“Matilah kita” lirih keduanya, seakan hari ini mereka dihinggapi malaikat maut. Oh, kalian belum tahu saja seperti apa Pak Jung itu, bukan hanya sebuah hukuman yang akan diterima mereka, kicauan panjang ceramah plus blacklist menanti.

Bunyi bel masuk terdengar, membuat semua murid ke kelas untuk mendapatkan pelajaran pertama. Tak terkecuali kelas 3C, dimana Jieun dan Kai tengah berdebar menanti Pak Jung dipelajaran pertama. Kini mereka pasrah. Mereka siap menerima hujan bahkan badai sekalipun. Haha bukankah itu berlebihan ?

Kriiitt

Suara pintu terbuka sontak membuat murid-murid yang tadinya berhamburan dimeja murid lainnya, kembali kebangku mereka masing-masing dan duduk tenang. Namun mereka tampak banyak yang mengernyit saat yang masuk bukanlah Pak Jung, tampak diantaranya berbisik-bisik tak jelas. Namun berbeda dengan teman-temannya, Jieun justru tersenyum lebar saat matanya menatap orang yang sedari kemarin membuatnya berbunga-bunga.

Xi Luhan .. Akhirnya ia sekelas denganku , AAAA .. eotthe? eotthe ? Aku ingin berteriak sekarang ! AAA ... Jieun benar-benar dibuatnya histeris meskipun dalam hati.

“Hai Luhan !” seru Jieun dan kini ia menjadi pusat teman-temannya namun ia tampak tak memperdulikan hal itu. Tak terkecuali namja yang kini berdiri dengan buku didepan meja guru.

Anak itu .. Pasti masih mengira aku ini murid baru, Heuhh -_- Apa ia begitu bodoh, aku kan tidak memakai seragam ataupun membawa sebuah tas sekolah ck ck ck.

“Yaaakk kau kenal dengannya ?” bisik Kai, ia penasaran karena melihat Jieun begitu heboh.

“Of Course !” ucapnya masih dengan senyum lebar itu.

Luhan menggeleng pelan sebelum ia berbicara.

“Perkenalkan Saya guru magang baru disini, nama saya Xi Luhan”

Kalimat yang tak terlalu panjang itu sontak membuat Jieun membulatkan matanya sempurna, mungkin bisa copot kapansaja.

Di di dia seorang GURU ?! Bahkan Jieun tergugup dalam hatinya.

To be Continued ~

Hei hoy, aku coba bikin chapter IU abal-abal lagi hehe, padahal yang beautiful witch juga belum selesai, ga papa lah ya, Mumpung masih libur hehe
Saran dan kritik selalu diharapkan ^_^

Comments

  1. Ahhh,,,keren sumpah
    ini critanya jieunnya oon + agak bandel ya XD
    aq suka ff nya ^^
    Hwaiting thor
    ditunggu lanjutannya :-D

    ReplyDelete
  2. waiting for the next chapter xd

    ReplyDelete

Post a Comment