Cast : Lee Jieun (iu), Kai, Luhan, Lee Ji Na (oc)
etc.
Genre : Teen, General, comedy.
Length: Chapter
Chapter [1]
Bodoh .. bodoh .. bodoh ..
Aku maluuuu .. dengan bodohnya aku
mengira ia seorang murid baru.
Jieun-a babo !
“Kalian boleh
memanggil saya Pak Luhan” lanjut namja itu tersenyum ramah, sedikit melirik
wajah Jieun yang tampak bodoh.
Haha .. ia pasti terkejut, Lucu.
“Karena Pak
Jung hari ini tidak dapat hadir, saya yang akan menggantikannya, buka buku
kalian dan rangkum halaman 29”
“Yaak dia
seorang guru ? bagaimana kau bisa mengenalnya ?” tanya Kai penasaran.
“Kai-a,
sepertinya aku tidak bisa mengangkat wajah hari ini” ucap Jieun menunduk dengan
segala kesuaraman mengelilinginya.
“Wae ? kau
kudisan ya ?” Kai sempat-sempatnya bercanda disaat seperti ini.
“Yaaakk, kau
ini .. aku maluuuuu” ucap Jieun semakin menundukan kepalanya, sampai-sampai
dahinya menempel ke meja.
“Malu kenapa
?”
“Kau ingat
kan , kemarin aku pernah bercerita kalau aku bertemu dengan namja tampan” Kai
mengangguk karena ia masih sangat ingat.
“Dia adalah
Xi Luhan” lanjut Jieun.
“Mwo ? lalu
?” Jieun mengangkat kepalanya lemah, berniat menjelaskan kronologi yang ia
alami kemarin. Jieun menghembuskan nafas sebelum menceritakannya.
“Aku
mengantarkannya keruang guru, dan aku sedikit mengobrol dengannya, aku kira ia
seorang murid baru, aaahh aku begitu malu mengingatnya” Jieun kembali
menundukan kepalanya semakin rendah. Seakan menginginkan agar kepala itu masuk
kedalam tanah agar rasa malunya bisa hilang.
“Buahaha ,
makanya jangan sok tahu, dasar sotoy” Kai tertawa dengan puasnya.
Jieun
mengembungkan pipinya bak ikan buntal. Menatap Kai yang sekarang puas
menertawainya. Senang sekali anak itu tertawa diatas penderitaan Jieun.
“Kalian
jangan berisik, cepat rangkum !” Luhan menegur meja Kai dan Jieun membuat
keduanya mengangguk kecil dan mulai mengerjakan yang disuruh meski dengan
sedikit gerutuan yang keluar dari mulut Kai.
<><><>
Jieun memutar
kepalanya, memandang dan mencari meja yang kosong, nampan berisi jatah makan
siangnya sudah ditangan mungilnya.
“Aisshh
kenapa penuh sekali” gerutunya. Ia berjalan, mencari tempat yang kosong.
“Ah disana
..” akhirnya Jieun menemukan meja kosong juga. Sedikit diujung memang tapi tak
apa, yang penting ia bisa duduk dan mengisi perutnya.
Baru akan
duduk, ada orang lain juga yang melakukan hal yang sama dengannya, membuat
Jieun memandangnya dan betapa terkejutnya saat mendapati orang itu adalah
Luhan.
“Oh Lu .. eh Luhan
Saem” senyuman Jieun sarat akan kecanggungan. Disaat seperti ini kenapa Jieun
justru bertemu dengan Luhan ? Bukannya ia tak suka, tapi ia jadi tak bisa makan
dengan lahap. Jieun harus menjaga image nya didepan pria tampan itu kan ? dan
rasa malu masih menggerogotinya. Ingin sekali ia menutupi kepalanya dengan
kardus.
“Jieun-ssi,
kau mau duduk disini juga ?”
Lagi, Jieun
tersenyum canggung sembari mengangguk.
“Kantin penuh
sekali yah”
“Ne” jawab
Jieun dengan senyuman canggungnya.
“Ya sudah
lebih baik kita duduk bersama”
Mereka pun
akhirnya duduk berhadapan, tak ada lagi percakan yang terjadi, Memakan hidangan
didepan mereka dengan tenang, Jieun tampak menahan diri, ia sedang lapar dan
kini justru harus makan layaknya seorang tuan putri. Ia ingin melahap semua
makanan itu dengan gayanya. Tapi mengingat namja tampan itu duduk dihadapannya,
ia harus mengurungkan hal itu.
Ayolah Jieun sekali saja ..
“Eum .. Saem”
Jieun berniat meminta maaf atas kejadian waktu itu.
“Ya ?” Luhan
mendongak menatap Jieun menunggu muridnya itu berbicara selanjutnya.
“Untuk yang
waktu itu .. saya minta maaf, saya benar-benar tidak tahu ternyata anda seorang
guru baru, Bapak masih terlihat seperti anak SMA hehe .. sekali lagi saya minta
maaf” ucap Jieun penuh penyesalan. Ia membungkuk kecil.
Luhan
tersenyum “Ne saya maafkan, tenang saja nilaimu tidak akan jelek hanya karena hal
itu .. lagi pula saya juga belum terlalu tua, saya hanya guru magang disini”
“Ah ne ..
saya lupa. Berarti saem masih kuliah ?”
Luhan
mengangguk.
“Dimana ?”
Jieun kembali melancarkan aksinya, bukan karena Luhan seorang guru ia akan
berhenti mendekati Luhan, Jieun justru semakin bersemangat sekarang. Dasar
Jieun -_-
“Di
Sungkyunkwan univercity”
“Ah jeongmal
?! Kakak ku juga disitu” ucap Jieun histeris.
“Oh” Luhan
hanya ber-OH ria, ia tidak tertarik membicarakan hal apapun tentangnya lebih
jauh dengan muridnya sendiri. Mendapat reaksi yang tak diingankan, Jieun
kembali diam, ia tidak ingin terlalu memaksa.
Tenang Jieun masih ada banyak
waktu untuk mendekati guru kece itu. Ya ya ya ..
_
___
“Ige”
Kai menerima
air mineral yang dilemparkan Jieun padanya. Menengguk isinya sampai setengah
botol. Namja itu selalu saja bermain basket saat waktu istirahat.
“Hai Jieun”
“Hai
Chanyeol”
“Hoi Jieun”
“Hoi Kris”
“Hei pacarnya
Kai”
“Yaakk siapa
yang pacarnya si hitam ini, Myungsoo?” seru Jieun membuat Myungsoo terkekeh
pelan.
“Bukankah
kalian selalu lengket eoh ? kalian cocok jadi pasangan” tambah Kris.
“Yaakk mana
mungkin aku mau dengan namja pendek ini” cibir Jieun seakan ia juga tidak sadar
akan tingginya yang tidak seberapa.
“Kau juga
pendek bodoh” balas Kai. Membuat tiga namja jangkung disekitar mereka tertawa
dengan tingkah Jieun dan Kai.
“Lihat,
bahkan kalian sama-sama pendek, 100% cocok” ucap Chanyeol menambah kumpulan
namja tinggi itu kembali tertawa.
“Yaa yaa
yaakk, kalian ini suka sekali meledek ku !!”
“Hehe, jangan
marah dong cantik”
Jieun hanya
bisa mengerucutkan bibirnya, selalu saja ia menjadi bulan-bulanan para namja
jangkung itu.
“Sudah sudah
kalian ini, teman ku bisa menjadi semakin pendek jika terus kalian bully” ucap
Kai menambah suara tawa itu menjadi-jadi. Jieun hanya bisa mencibir pelan.
“Menyebalkan”
“Ji” panggil Myungsoo.
“Hmm ..”
“Kudengar kau
menyukai guru magang itu ya ?”
“Mwo ? siapa
yang mengatakannya ?”
“Kai” Jawab
Chanyeol enteng.
“Yaaakk Kai
apa yang kau katakan pada ketiga tiang ini eoh ?!”
“Hehe .. aku
tidak mengatakan apapun” ujar Kai menggaruk kepalanya.
“Sudah jawab
saja” ujar Kris.
“A aniya ..
Kai hanya mengira-ngira, aku tidak pernah mengatakan aku menyukai Pak Luhan kan
?”
“Iya sih,
tapi menurutku ..”
“Sssuut Kai,
semua pikiran mu tak berasalan, jelas !”
Kai, kau terlalu banyak bicara,
kenapa harus menceritakannya pada tiga namja cerewet itu ?
Keempat namja
itu hanya mengedikan bahu tak mengerti.
<><><>
Jieun tengah
asik ber-chatting ria dengan teman facebooknya dilaptop sanga kakak. Akun
bernama Mr.Cute selalu bertukar cerita dengannya. Tanpa foto dan nama asli tak
membuat Jieun ragu menceritakan kegiatan sehari-harinya. Toh ia juga memasang
foto Hello kitty diakunnya, juga dengan nama samaran tentunya, Love Jiji,
itulah nama yang ia gunakan untuk facebooknya. Singkatan dari Jieun dan Ji Na,
meski kadang bertengkar, Jieun sangat menyayangi kakaknya itu.
Mr.cute, aku sedang menyukai
seseorang
Benarkah, siapa? Ceritakan padaku
Dia namja yang tampan tapi sayang
dia guruku
Kau menyukai seorang guru ?
Hmm .. begitulah, aku menyukainya
saat pandangan pertama
Wuaahh, masih zaman ya cinta pada pandangan
pertama :p
Hehe .. kau ini, jika saja kau
melihatnya, ia sangat sangat tampan , ingin rasanya aku berteriak saat
melihatnya.
Kau menyukainya hanya karena
tampan ?
Eumm .. mungkin, memang salah ya ?
Aniya, itu hak masing-masing orang
sih tapi alangkah lebih baik jika kau menyukai karena kau memang menyukainya
bukan karena alasan tertentu.
Begitu ya ?
Ne ..
Waaahh kau dewasa sekali
Haha tidak juga
Mr.cute tak pernahkah kau sekali
saja penasaran denganku ?
Tentu saja pernah, tapi bukankah
tidak akan menarik lagi jika kita sudah mengetahui satu sama lain ?
Iya juga sih, hehe .. aku lebih
nyaman seperti ini.
Aku juga, Aku ini orangnya jelek,
dan bahkan tak mempunyai uang yang banyak didompetnya.
Sama, aku juga jelek hidung ku
pesek, aku pendek dan lagi jika makan seperti orang yang tak makan satu bulan
Hahaha .. Kita senasib.
Ne .. lol
Sudah malam sebaiknya kau tidur,
Jiji
Ne kau juga Mr.Cute
Jieun menutup
browsernya dan mematikan laptop kakaknya.
“Kau belum
tidur ?” tanya Ji Na saat keluar dari kamar mandi, mereka (Jieun dan Ji Na)
tinggal dalam satu kamar yang sama namun
berbeda ranjang.
“Aku belum
ngantuk eonni”
“Eonni”
“Hmm ..”
“Apa eonni
tahu mahasiswa bernama Xi Luhan ?”
“Jurusan apa
?”
“Aku tidak
tahu”
“Babo, kau
pikir mahasiswa di Sungkyunkwan hanya Xi Luhan saja, mana ku tahu”
“Isshh eonni,
aku kan hanya bertanya, mungkin saja kau tahu”
“Tapi
sepertinya , nama itu tak asing”
“Coba ingat
baik-baik eonni”
“Ah aku lupa”
“Isshh eonniku
sudah pikun”
“Yaaakk .. ”
Hampir saja kepala Jieun mendapat sebuah pukulan dari kakaknya jika ia tak
menutupi kepalanya dengan bantal.
“Eonni besok
hari Minggu, kau ada acara tidak ?”
Ji Na tampak
berfikir mengingat apakah ia mempunyai acara atau tidak.
“Eumm sepertinya
ada ..”
“Yaahh eonni
tidak seru, tadinya aku ingin mengajakmu nonton film terbaru dibioskop”
“Mian mungkin
lain kali .. memangnya film apa ?”
“Guardian’s
planet”
“Oh film itu,
bagaimana jika ajak saja Kai”
“Ck aku bosan
melihat wajahnya setiap hari”
“Hahaha ,,
kau ini, bukankah kalian ini soulmate ?”
“Sudah jangan
bahas dia lagi” ujar Jieun datar.
“Hehe, kenapa
? .. oke baiklah sebaiknya kita tidur sudah malam”
Jieun
mengangguk dan menarik selimut yang ada dikakinya.
<><><>
Akhirnya
Jieun berakhir dengan Kai lagi, Karena Ji Na sibuk hari ini, terpaksa Jieun
mengajak Kai untuk menonton. Ada bebrapa alasan Jieun mengajak Kai, pertama,
karena rumah mereka dekat, itu memudahkannya untuk menemuinya. Kedua, Kai itu
selalu menurutinya meski dengan sesekali merutuk tak terima. Ketiga, ia
mempunyai motor, karena Jieun adalah salah satu orang yang suka naik kendaraan
beroda dua itu ia mengajak Kai.
“Kai-a” ucap
Jieun lemah lembut, seakan akan membuatnya berhasil meminta namja itu untuk
mengikuti kemauannya.
“Apa lagi ?” tampang
kesal itu memperkusut tampang Kai.
“Popcorn nya
belum hehe ..” ucap Jieun diakhiri dengan memperlihatkan deretan giginya.
“Isshh kau
ini merepotkan, jadi kau mengajak ku untuk jadi pembantu eoh ?”
“Hey, begitu
saja marah .. ayolah, biar minumannya aku yang pegang” Jieun meraih dua minuman
yang baru saja Kai belikan.
“Kenapa tadi
tidak sekalian saja sih ?”
“Hehe .. aku
lupa” ucap Jieun masih dengan senyum ala kuda itu.
“Isshh kau
ini, ne ne baiklah” Kai berjalan ke stand penjual popcorn dengan sesekali
menggerutu pelan. Film dimulai sekitar 15 menit lagi, namun Jieun sudah berada
didepan gedung bioskop. Ia menyuruh Kai membeli ini dan itu. Jieun masih
berdiri dengan sesekali menyedot minuman ditangannya, memandang kesana kemari
penonton yang sudah mulai berdatangan. Enak sekali menjadi yeoja, itu pikirnya.
“Eoh ?
Bukankah itu ...” Jieun menggantung kalimatnya, matanya terus saja lurus
memandangi namja yang tengah berjalan kearahnya, mungkin lebih tepatnya pada
pintu bioskop. Kemeja dengan tangan pendek dan celana jeans panjang membuat
namja itu mempersona. Namja itu ternyata adalah Xi Luhan, guru barunya
disekolah.
Awesome ..
Kebiasaan
Jieun jika melihat namja tampan pasti akan mengucapkan kata ‘awesome’ dihatinya,
mungkin karena hanya kata itu yang ia hafal, maklum nilai bahasa inggrisnya
saja dibawah rata-rata. Namun sedetik kemudian Jieun merubah ekspresi kagumnya
menjadi murung melihat yeoja yang berdiri disamping Luhan , kini tangan gatal
yeoja itu mengapit mesra dilengan Luhan, membuat Jieun semakin geram
melihatnya.
Yaakk ige mwoya ?! Siapa yeoja itu
? Mungkinkah ... aniya aniya ..
Jieun
mengibas-ngibaskan tangan mungilnya mengusir segala pikiran buruk yang melayang
dibenaknya.
Ah jangan negatif dulu Jieun
sayang, mungkin saja itu saudaranya atau adiknya .. Ya ya ya .. Jieun mengangguk-angguk tak jelas.
“Annyeong
haseo Luhan saem” sapa Jieun saat Luhan sudah berada tak jauh darinya.
“Ah
Jieun-ssi, kau mau menonton juga ?”
“Ne, Saem ..”
senyum itu tak pernah luntur berharap Luhan terpesona padanya. Kini mata Jieun
memandang perempuan disamping Luhan yang juga tersenyum pada Jieun namun
diacuhkan oleh Jieun.
“Kau
sendirian ?” tanya Luhan.
“Aniya, aku
bersama Kai, ia sedang membeli sesuatu dulu”
“Ah begitu ..
Oh iya, perkenalkan ini tunangan saem” ucap Luhan memperkenalkan yeoja
disampingnya.
JDEERR DUARR
JDAARR
Langit
runtuh, Bumi gonjang ganjing, Seakan mendapat tiket untuk ke neraka, Jieun
begitu terkejut sekaligus kecewa, dugaan tentang perempuan itu saudara Luhan,
100% salah.
Haruskah ia menangis darah sekarang ?! Serasa tubuh Jieun langsung tenggelam ke dalam rawa kegelapan. Turun, turun dan turun ditelan bumi. Awan hitam kini menjadi backgroundnya.
Haruskah ia menangis darah sekarang ?! Serasa tubuh Jieun langsung tenggelam ke dalam rawa kegelapan. Turun, turun dan turun ditelan bumi. Awan hitam kini menjadi backgroundnya.
“Perkenalkan
namaku Song Yi, kau pasti murid Luhan ya .. senang bertemu denganmu” ucap
perempuan itu mengenalkan diri plus senyum manis yang tersungging diwajahnya.
Awesome .. ! hari Mingguku hancur sudah
!
“Ah ne. Se
senang juga bertemu denganmu” ucap Jieun dengan ekspresi canggung terjeleknya.
Hancur sudah harapan untuk mendapatkan guru kece itu. Kenapa harus secepat ini
ia harus patah hati ?
“Kalau begitu
saem masuk duluan”
“Ah ne
silahkan”
Jieun
menghembuskan nafasnya pelan memandang
lelaki idamannya itu melangkah menjauh, sangat patah hati saat melihat mereka saling
melempar senyum. Hanya mampu cemberut seperti anak kecil yang tidak diikuti
keinganannya.
Hancur tak bersisa .. Huaa T.T
“Hey ini
popcorn nya” Kai kembali dengan dua cup besar popcorn. Ia mengernyit heran saat
melihat Jieun hanya memandangi pintu bioskop tanpa niat memasukinya.
“Heh babo,
ayo kita masuk, sebentar lagi mulai” ujar Kai melihat Jieun masih terdiam.
“Kai-a aku
ingin pulang saja, aku pusing” Jieun melangkah cepat setelah mengatakan hal
itu, ia meninggalkan Kai begitu saja yang masih mengernyit bingung dengan
popcorn ditangannya.
Pusing ? Pusing kenapa ? harusnya
aku yang pusing karena terus saja mondar-mandir mengikuti kemauannya.
“Ada apa
dengan bocah itu ?” Kai heran sendiri seraya mengedikan bahu, baru ia akan
masuk kedalam bioskop ia melupakan sesuatu.
“Yaaakk
tiketnya !! Aisshh .. “ teriaknya namun Jieun sudah terlalu jauh, Kai hanya
bisa merutuk kesal dan merutuki kebodohannya.
<><><>
Sepulang dari
bioskop, Jieun berdiam diri dikamarnya, ia membawa semua snack, makanan juga
minuman yang ada dikulkasnya. Ia akan berkabung hari ini, berkabung untuk
cintanya yang bahkan belum seperempat pun sampai.
“Huaaa ..
Lulu saem, kenapa kau tega padaku hah ?... huaaa” Jieun meraung-raung tak jelas
dengan sesekali melampiaskan patah hatinya pada makanan yang berjejer
dihadapannya. Ia memakan semua itu dengan rakus. Menjejalkannya tanpa ampun
kedalam mulutnya. Bukankah itu aneh ? patah hati namun nafsu makan bertambah.
Ck ck ck itulah Jieun. Aneh dan ajaib.
“Huaaa ...”
__
___
Ji Na baru
saja pulang dari rumah temannya, menenggak air dan ia naik keatas, ke kamarnya
berada. Ia menghentikan langkahnya saat mendengar Jieun menangis meraung-raung.
Ada apa lagi dengan anak itu ?
Ji Na
mempercepat langkahnya menuju kamar, ia membuka pintu kamarnya perlahan dan
mendapati Jieun tengah menangis diatas ranjangnya dengan berbagai makanan
disekitarnya. Jinjja ? ia baru merapihkan ruangan itu tadi pagi namun sekarang
? ruangannya lebih mirip reruntuhan gempa bumi. Adiknya memang selalu sukses
jadi pengacau yang handal. Ji Na salut, sangat salut, ingin sekali ia mengirim
pengacau itu ke jalur Gaza, mungkin Jieun akan berguna disana. Mengacau dan
menghancurkan Israel tanpa ampun. Membayangkannya saja bisa membuat Ji Na
tersenyum dan menggeleng sendiri. Kenapa jadi ia yang aneh sekarang ?
Ji Na
melangkahkan kakinya perlahan mendekati adik manis nan bandel itu. Sedikit
berjinjit menghindari serpihan hati yang hancur. Eh ? serpihan keripik kentang
dilantai kamar mereka.
“Yaaak .. Kau
kenapa hah ?”
Jieun
menghentikan tangisnya, ia melirik kakaknya namun sedetik kemudian tangisnya
bertambah kencang.
“Huaa ..
eonni”
“He-hey .. ke
kenapa kau ? bilang pada eonni siapa yang membuat adik kecilku seperti ini ?”
“I itu .. aku
.. aku baru saja patah hati eonni” ucap Jieun dengan sesekali mengelap ingus
yang keluar dari hidungnya.
“Mwo ? siapa
namja bodoh yang menolak adiku yang cantik ini ?” tanya Ji Na, kini ia duduk
disamping adiknya mencoba menenangkan.
“Xi Luhan ..
dia sudah mempunyai tunangan”
“Luhan ?
namja yang kau tanyakan padaku itu ? Kau menyukainya ?”
Jieun
mengangguk mengiyakan.
“Omo, kasihan
sekali adik ku” Ji Na mengelus pucuk kepala Jieun dan memeluknya sayang.
“Tunggu dulu , Luhan .. Xi Luhan ... “ Ji Na tampak memikirkan sesuatu dengan menyebut-nyebut nama Luhan.
“Kenapa eonni
?”
“apa Xi Luhan yang itu?!” seru Ji Na yang membuat Jieun semakin bingung memandang kakaknya yang aneh.
“Yang mana eonni ?”
“Coba
beritahu eonni siapa nama tunangannya”
“Song Yi”
“Benar !
eonni baru ingat Song Yi itu teman satu kelas eonni dikampus dan ia pernah
mengundang eonni ke acara pertunangannya, iya eonni baru ingat kalau nama
tunangannya adalah Xi Luhan, ia jurusan pendidikan dan Budaya”
“Omo eonni,
kenapa baru memberitahuku sekarang”
“Hehe .. mian
eonni bahkan baru ingat sekarang”
“Huaaa eonni,
kau membuat hatiku tambah hancur. jleb.. jleb.. jleb ..” Jieun seakan menusuk
hatinya dengan pisau.
“Yaak kau
berlebihan tahu”
“Eonni tidak
tahu sih .. sakitnya tuh disiniiii” ujar Jieun dramatis menunjuk hatinya. Ji Na
hanya bisa memutar bola matanya malas.
“Sudah jangan
menangis terus, pekerjaan baru menantimu ?”
Jieun
termangu. “Pe pekerjaan apa ?”
“Lihat kamar
kita baboooo !”
Jieun baru
sadar kalau keadaan kamarnya sangat tidak sedap dipandang mata kaki. Eh mata.
Ia malah salut sendiri dengan hasil karyanya.
“Hehe .. “
menggaruk pelan kepalanya seraya tersenyum lebar pada eonninya yang
memandangnya jengah.
To be
continue~
duh kasian banget IU padahal berharap banget endingnya HanU T.T
ReplyDeleteMian, kayaknya bukan sama Luhan .. Tp jgn sampe mogok bca next chap nya ya /ttep promosi xD
Deletewkwkwk si jieun karakternya lucu bgt disini haha
ReplyDeletesuka suka suka ^^
btw,jieun nya bakal sm kai ya?
pdhl aq kira td nya bkl sm luhan ><
eh aq sdkit keganggu sm dialog jieun ma cwok2 kece yg wktu di lpngan basket itu,kai kan gak pendeeeeeeeek lol
mr,cute itu jg siapa ya? #penasaran XD
please jgn lama2 update nya ok!
hwaiting thor^^
Lucu plus garing ya ? He
ReplyDeletebisa jadi sma Kai, tp di banding ketiga namja itu Kai kan pendeeekk he /janganmarah.
ok ! Mkasih