Cast : Lee Jieun
(iu), Kim Myungsoo (L), Baekhyun(exo), Bora(oc) etc.
Genre : Fantasy, Friendship.
Lenght : Series
Jieun mencoba kembali tegar dengan bersekolah seperti
biasanya meski ia masih memikirkan pesan yang Bora kirimkan tadi malam.
Ternyata
namja itu benar-benar brengsek, ia pengecut juga telah membodohiku selama ini.
Bisa-bisanya aku jatuh cinta pada namja seperti itu.
“Pagi Jieun..” sapa Bora ramah, namun Jieun biasa saja,
ia duduk dengan wajah datarnya.
Jieun mengeluarkan sebuah novel dari dalam
tasnya, ia mulai membacanya dalam diam. Ia mencoba berkonsentrasi dengan novel
yang dipegangnya itu.
Bora terdiam, ia tahu kenapa Jieun bersikap seperti itu
padanya, pasti karena pengakuannya dikakaotalk tadi malam.
“Jieun-a ..”
“Hmm ..”
“Mian..”
“Harusnya aku yang berterima kasih” ujar Jieun masih
terfokus pada buku dihadapannya.
“Tapi tetap saja, aku juga merasa bersalah..” Bora menunduk
sembari menautkan jari-jarinya. Ia cemas Jieun marah padanya.
Jieun menghela nafas, ia menutup novelnya. Ia menoleh
kearah Bora yang sekarang terlihat sangat merasa menyesal.
Haruskah
aku marah padanya ? masalahku dengan Suho, tapi ia juga salah kenapa baru
memberitahuku sekarang bahwa Suho sudah lama berselingkuh dibelakangku ?
“Jieun-a mianhae ,, maafkan jika aku baru mengatakannya
sekarang” ujar Bora dengan mimik muka menyesal.
Tak
adil jika aku menyalahkannya dan melampiaskan masalahku dengan Suho padanya.
Jieun lagi-lagi menghela nafas, Jieun meraih tangan Bora,
ia menggenggamnya.
“Gwenchana,,, aku memang sedikit kesal denganmu tapi
sungguh aku tidak bermaksud marah terlalu lama padamu, gomawo karena sudah
memberitahuku sisi lain namja yang pernah kucintai, sekarang aku tahu dan semua
itu karena mu, teman terbaik ku” Jieun tersenyum.
“Gwenchana ?” tanya Bora meyakinkan. Jieun mengangguk
mengiyakan. Mereka berpelukan layaknya teletubies.
“Sekali lagi mianhae Jieun-a”
“Ne, aku maafkan tapi lain kali jika kau menyembunyikan
sesuatu dariku, kau akan mati Bora-ya”
“Heheh ,, Ne Jieun-a aku janji tidak akan menyembunyikan
apapun lagi darimu”
“Waaah waah wah apa aku melewatkan sesuatu ?” suara
Baekhyun membuat Jieun dan Bora melepaskan pelukan mereka.
Jieun dan Bora saling berpandangan sembari melempar
senyum yang membuat Baekhyun semakin bingung dan menggaruk rambutnya. Tak lama
Myungsoo pun datang.
~~~
“Jadi kenapa kemarin kau pulang bersama Baekhyun ?
Jelaskan !” tanya Myungsoo dengan mimik muka ingin tahu dan dibuat seserius
mungkin.
“Haruskah aku menjelaskannya padamu ?”
Myungsoo mengangguk antusias “Harus” Jieun memutar kedua
bola matanya malas.
“Aku kemarin tak
sengaja bertemu dengannya dan akhirnya kami mengobrol”
“Hanya itu ?” selidik Myungsoo.
“Hanya itu” ujar Jieun menegaskan.
“Benarkah ?” tanya Myungsoo seakan tak puas dengan
jawaban yang Jieun berikan.
“Myungsoo-ya kau berlebihan” ujar Jieun jengah. Kadang Jieun
berfikir, Myungsoo terlalu over padanya.
“Hey, aku hanya ingin tahu” Myungsoo beraegyo, yang
membuat Jieun tak bisa menahan tawanya.
“Yaaakk namja evil seperti mu tidak pantas ber-aegyo
seperti itu Hahaha..”
“Aku senang kau sudah bisa tertawa lagi” ujarnya
kemudian. Jieun terdiam, ia memandang Myungsoo cukup lama. Myungsoo tahu Jieun
masih dalam keadaan berkabung (?) karena putus dengan Suho karena ia masih
sering melihat Jieun kadang melamun diberanda kamarnya.
“Tidak usah berterima kasih” ujar Myungsoo, ia tahu Jieun
tersentuh oleh sikapnya.
“Gomawo” ujar Jieun lalu tersenyum manis.
“Jangan hanya berterima kasih, balas perasaanku” ujar
Myungsoo lalu mengalihkan pandangannya namun ia kembali melirik Jieun untuk
melihat reaksi yeoja itu.
“Akan .. kucoba” ujar Jieun lirih namun seketika mendapat
pandangan berbinar dari Myungsoo. Myungsoo tersenyum simpul. Ia akan berusaha
sekeras apapun agar bisa membuat Jieun mencintainya tanpa paksaan ataupun sihir
meskipun selama ini ia tahu ia selalu memaksa Jieun untuk menerima perasaannya.
namun ia sudah mulai mendapatkan lampu hijau sekarang.
“Jinjja ?”
“Kubilang akan kucoba Myungsoo-ya”
Tanpa mereka ketahui, sepasang mata tengah memperhatikan
dari jauh, namun bisa dengan jelas mendengar percakapan diantara Myungsoo dan
Jieun. Sebuah seringaian pun muncul. Seakan menyadari, Myungsoo mengedarkan
matanya namun tak menemukan hal aneh apapun disekitarnya. Jieun mengernyit.
“Wae, ada apa ?”
Myungsoo hanya menggeleng, ia mencoba tersenyum namun
terlihat dipaksakan. Myungsoo tak mau membuat Jieun khawatir.
Tak mau ambil pusing Jieun mengedikan bahu, ia beranjak dari hadapan Myungsoo.
“Aku mau memasak mie, kau mau ?”
“Mie ? makanan yang seperti cacing itu, hiyy aku tidak
suka, aku lebih suka masakan ibumu
yang aromanya sangat sedap, ah aku lupa
namanya”
“Samgyeopsal maksudmu”
“Nah iya itu, eum aku menyukainya” Myungsoo membayangkan
samgyeopsal yang enak itu dimulutnya, mulutnya berkecap pelan.
“Chh .. kau memang selalu menyukai semua jenis daging kan
?”
“Jadi kau mau memasakannya untuk ku ?”
“Ani. Siapa bilang aku mau memasakannya” Jieun memeletkan
lidahnya, ia berlalu dari hadapan Myungsoo, ia menuju ke dapur.
“Ckk bilang saja kau tidak bisa memasak babo” gumam
Myungsoo. Lagi, matanya menatap kesegala arah, ia merasakan sesuatu tadi, firasatnya
tidak mungkin salah. Tapi siapa? Atau apa itu tadi ?
Pussy datang, ia berjalan dan membaringkan tubuhnya
dikarpet, ia menjilati kakinya bergantian.
“Siapa dia ?” tanya pussy tiba-tiba. Myungsoo mengernyit,
ah namun sedetik kemudian ia paham. Ternyata pussy juga menyadarinya.
“Kau merasakannya” pussy mengangguk.
“Entahlah, kurahap bukan sesuatu yang bisa membahayakan
Jieun. Kau harus menjaga Jieun” tambah Myungsoo.
“Aku hanya seekor kucing, apa yang bisa kulakukan?” ujar
pussy asal. Pussy memang bukan peliharaan yang menyenangkan bahkan pada
majikannya sendiri namun sebenarnya ia sangat baik. Sikapnya terlihat apa
adanya.
“Ck kau ini, setidaknya kau punya sembilan nyawa kau
tahu”
“Apa yang sedang kalian bicarakan ?” Jieun datang sembari
membawa segelas cup mie instan yang diseduhnya. Ia duduk disamping Myungsoo.
“Hanya membahas hal yang tidak penting” ujar pussy, ia
bangkit dan melenggang pergi entah kemana. Jieun memandang Myungsoo berusaha
memastikan dan mendapat sebuah anggukan.
“Jieun-a aku pulang dulu” Myungsoo menghilang begitu
saja. Jieun mengangguk sembari melahap mie nya, ia kembali fokus memandangi
layar televisinya.
~~~
“Myungsoo-ya ada yang mengirimu sesuatu”
“Mengrimiku apa eomma ? siapa ?”
“Entahlah, ia meninggalkannya didepan pintu dan tertulis
untukmu” ibu Myungsoo menyerahkan sebuah kotak yang entah apa isinya.
“Gomawo eomma” Myungsoo menerima kotak itu. Ia membukanya
setelah ibunya keluar dari kamarnya.
“Bunga ?” isi kotak itu adalah bunga, semacam bungan
liar, namun ketika tangan Myungsoo memegangnya, bunga itu berubah menjadi layu
dan mengeluarkan bau tidak sedap. Seketika Myungsoo melemparkannya.
“Sihir jahat” gumam Myungsoo.
Siapa yang sedang mencoba bermain-main dengannya? Berani
sekali ia mengirimi Myungsoo hal-hal seperti itu.
“Ckk,, aku tidak takut dengan sihir seperti itu, kau
belum tahu berurusan dengan siapa” Myungsoo menyeringai, ia malah senang seakan
mendapat tantangan dari orang yang sepertinya sepadan dengannya. Namun hanya
satu hal yang ia khawatirkan, ia takut musuh barunya itu mengganggu Jieun.
Jangan sampai Jieun terancam oleh orang-orang yang tidak suka dengannya.
~~~
“Jieun-a katanya ada murid baru lagi” ujar Bora sembari memakan snack ditangannya.
“Lagi ?”
Bora mengangguk.
“Kenapa banyak sekali siswa pindah ke sekolah kita?”
Bora mengedikan bahu “ Mungkin sekolah kita mulai
terkenal”
“Haha .. Mungkin juga”
Baekhyun datang dan ia pun duduk disamping Jieun.
Myungsoo, entah lah hari ini ia tidak masuk.
“Hei katanya ada murid baru”
“Telat” ujar Jieun.
“Kami sudah tahu Baekhyun-a, kami baru membicarakan itu”
tambah Bora.
“Aissh .. kalian tidak seru” Bora dan Jieun terkekeh.
“Tapi apa kalian tahu kudengar dia sangat cantik, banyak
namja yang sudah melihatnya dan mereka memujinya habis-habisan” ujar Bora. Mata
Baekhyun berbinar mendengar wanita cantik.
“Benarkah ?” tanyanya antusias.
“Entahlah, aku juga belum melihatnya” ujar Bora.
“Ah aku harus melihatnya sendiri, siapa namanya ?” ujar
Baekhyun.
“Yang kudengar namanya Suzy” jawab Bora.
“Jieun-a apa kau sudah melihat murid baru itu ?” Tanya
Bora.
Kenapa
hari ini ia tidak bersekolah ? Mungkin kah ia sakit ?
“Yaakk Jieun-a kenapa kau diam saja” ujar Bora.
“Jieun ... “ Bora menyenggol bahu Jieun karena tak
mendapat tanggapan.
“O eoh ?”
“Isshh kau ini kenapa ?”
“Jieun-a apa kau sakit ?” tanya Baekhyun.
“Ah ani, gwenchana hehe .. “ Jieun menggaruk kepalanya.
“Kau sedang memikirkan Myungsoo, yaa ? tebak Bora
Kenapa
tebakan bocah ini selalu benar
“A aniya .. kau ini ada-ada saja untuk apa aku
memikirkannya ?”
“Tapi kenapa ia tidak sekolah ya ?” tanya Bora karena ia
juga penasaran.
“Mana ku tahu” ujar Jieun, ia beranjak.
“Kau mau kemana Jieun-a?”
“Perpustakaan”
Baehyun hanya memandang heran pada Jieun.
Benarkah
Jieun sedang memikirkan Myungsoo ?
~~~
Jieun duduk disalah satu kursi yang biasa ia tempati kala
ia membaca diperpustakaan. Kursi yang berada disudut ruangan. Ia mencoba
membaca buku ditangannya, namun ada hal lain yang mengganggu pikirannya. Ia
menutup bukunya, sulit berkonsentrasi disaat otaknya memikirkan hal lain.
Matanya melihat bayangan Myungsoo saat mereka berciuman
disana. Jieun sempat kaget, namun bayangan itu langsung menghilang.
Sebenarnya
ada apa denganku ? kenapa aku memikirkannya ? Jangan bilang kau mulai menyukainya Jieun ?
Baru sehari Jieun tak bertemu dengan Myungsoo yang
biasanya selalu mengganggunya tapi itu justru membuat Jieun merindukannya.
Harusnya ia senang tak ada namja pengganggu itu, tapi sekarang perasaannya
lain.
~~~
Jieun menyusuri koridor sekolah, kelasnya berakhir setelah
pelajaran sejarah usai.
“Hey ..” Jieun sedikit terkejut karena Baekhyun tiba-tiba
menepuk bahunya.
“Eoh ? Baekhyun”
“Kau mau pulang bersama ku ?”
“Tidak perlu, aku bisa naik bus”
“Ah ayolah, aku juga ingin main kerumah mu, aku kan belum
pernah berkunjung kerumahmu, boleh ya ?” Jieun tampak berfikir namun beberapa
detik kemudian ia pun mengangguk. Baekhyun tersenyum senang.
“Ah Jieun, bagaimana kalau kita sekali-kali main kerumah
Myungsoo? Aku juga belum pernah kerumahnya” Jieun sedikit terbatuk, Jieun tahu
Myungsoo tak mempunyai rumah didunia manusia.
“Bo boleh juga ..” ujar Jieun tergagap.
“Pasti akan menyenangkan” ujar Baekhyun, Jieun hanya
tersenyum memaksakan.
“Eo ?” Baekhyun seakan menatap sesuatu. Jieun mengernyit,
ia pun menatap kearah yang sama dengan Baekhyun.
“Itu pasti yang namanya Suzy” ujar Jieun. Baekhyun
mengangguk setuju.
“Sepertinya begitu, lihatlah para namja itu tak mau lepas
memandanginya” tambah Baekhyun.
“Ah dia memang benar-benar cantik” puji Baekhyun. Jieun
hanya memperhatikan gadis yang bernama Suzy itu, ia memang cantik pikir Jieun.
Rambutnya lurus dan panjang, wajahnya terlihat dingin namun menawan. Dan
sepertinya ia anak orang kaya karena terlihat ia dijemput dengan mobil mewah.
“Waah daebak, kenapa ia tak sekelas dengan kita .. ah
sayang sekali” keluh Baekhyun. Jieun hanya tersenyum sambil menggeleng pelan.
“Sepertinya kau menyukainya Baekhyun-a”
“Eoh ? ani aku lebih menyukaimu” Jieun terdiam.
“Hahaha, aku hanya bercanda” ujar Baekhyun kemudian. Ia
mengacak rambut Jieun gemas.
“Isshh dasar” rutuk Jieun, sepertinya akan menyenangkan
berteman dengan Baekhyun, pikir
Jieun. Dia humoris dan juga cerewet. Sewaktu SD
tak terbersit sekalipun berteman dengan Baekhyun yang selalu membuatnya menangis. Namun sekarang mungkin
akan berbeda.
Jieun akhirnya pulang dengan Baekhyun menaiki motornya.
“Silahkan masuk” ujar Jieun setelah mereka sampai dirumah
Jieun. Baekhyun memasuki rumah Jieun, matanya memandang kesana kemari isi rumah
Jieun, ia pun duduk diruang tamu.
“Tunggu disini, aku ganti baju dulu” Baekhyun mengangguk.
Jieunpun lekas menuju kamarnya.
Tak lama Jieun pun turun, ia mengenakan pakaian
santai.
“Suasana rumahmu menyenangkan Jieun”
“Benarkah ?”
“Ne, perabotannya tampak sesuai”
“Ah, ini semua eomma ku yang mengatur, ia memang suka
memadu madankan segala hal, tapi kupikir hasilnya memang cukup bagus”
“Pasti cita-citanya menjadi arsitek”
“Entahlah, yang jelas sekarang ia menjadi arsitek
rumahnya sendiri”
“Haha ..” Jieun juga Baekhyun tertawa bersama.
“Ah kau mau minum apa ?”
“Eum apa saja boleh, asal jangan air mentah hehe”
“Oke tunggu sebentar” Jieun menuju dapur, ia menyiapkan
dua minuman, satu untuknya dan satu untuk Baekhyun.
“Gomawo” ujar Baekhyun saat Jieun memberi minuman
buatannya.
“Waahh kau mempunyai kucing ?” ujar Baekhyun saat melihat
pussy berjalan kearahnya dan berputar-putar dikakinya, ia pun menggendong Pussy
dan memangkunya.
“Ne, seperti yang kau lihat”
“Sangat unik, jarang-jarang yeoja menyukai kucing
berwarna hitam seperti ini”
“Hehehe .. “
“Eh tapi katanya, majikan yang mempunyai kucing hitam itu
mempunyai kekuatan supranatural loh” lagi-lagi Jieun terbatuk untuk kedua
kalinya mendengar perkataan Baekhyun.
“A aah, kau terlalu banyak membaca buku fantasy
Baekhyun-a” Jieun mencoba bersikap normal.
“Haha, mungkin kau benar mana mungkin kau mempunyai
kekuatan seperti itu”
Jieun hanya tersenyum memaksakan. Bagaimana reaksi
Baekhyun ketika tahu Jieun memang mempunyai kekuatan itu ? Jieun sama sekali
tak ingin membayangkannya.
“Siapa nama kucingmu ini ?” tanya Baekhyun sambil
mengelus-elus punggung kucing hitam itu.
“Pussy, namanya Pussy”
“Ah kyeopta Pussy, tapi juga menyeramkan haha, jangan
marah ne pussy” Jieun hanya terkekeh melihat Baekhyun berbicara pada kucingnya
itu.
Setelah bercakap-cakap cukup lama akhirnya Baekhyun pun
pamit pulang, Baekhyun sangat enak diajak ngobrol, pikir Jieun.
“Dia siapa ?” tanya Pussy.
“Teman sekelasku”
“Kau tidak akan kehilangan kekuatan mu jika ia menyukaimu
Jieun”
“Benarkah ?”
“Itu hanya perkiraanku, dia sepertinya anak yang baik,
mungkin tidak akan masalah ketika ia mengetahui kekuatan sihirmu”
“Ah molla, aku malas jika memikirkan hal itu terus”
“Tidak seperti Suho, ia lelaki yang tak bersahabat” Pussy
dari dulu memang tak menyukai Suho, bukan karena apa-apa, Suho pernah
berkunjung kerumah Jieun namun ia selalu mengusir Pussy jika ada didekatnya,
sejak saat itu pussy tak menyukai namja itu.
“Ah kenapa kau membicarakannya lagi !” Jieun sudah malas
dengan namja itu, bahkan mendengar namanya.
“Mian aku keceplosan”
Jieun hanya memandang kesal Pussy.
~~~
Jieun berkunjung kedunia sihir, ia penasaran kenapa
Myungsoo tidak sekolah hari ini. Ya, meskipun Jieun tahu Myungsoo tidak terlalu
tertarik dengan sekolah dunia manusia.
Jieun menembus cermin dikamarnya setelah membaca mantra,
tak lupa ia membawa sapu terbangnya. Ketika membuka mata ia pun sudah berada
didunia sihir, keadaan disana sama seperti perkampungan, rumah-rumahnya kecil
dan pohon-pohonnya menjulang tinggi. Jieun rasa disana, tidak terpengaruh
modernisasi dunia manusia, meskipun dengan mudah penyihir bisa memasuki dunia
manusia.
Jieun menaiki sapu terbangnya menuju rumah Myungsoo.
“Sudah lama aku tak kesini ..” gumamnya. Hamparan sungai
juga perbukitan memanjakan mata Jieun, disini sejuk beda sekali dengan dunianya
yang panas dan berpolusi.
“Hai Jieun ..” Seorang yeoja yang mungkin lebih mirip
namja tampak menghampiri Jieun dengan sapu terbangnya juga.
“Eoh ? eunji-ya .. “
“Yaak ,, sudah lama kau tak main kesini, kemana saja ?”
tanya eunji.
“Ah kau tahu kan kekuatan sihirku melemah, jadi tidak
bisa sering-sering kesini, ini saja aku harus menggunakan sapu terbang, aku tak
bisa lagi menghilang seperti dulu”
Eunji tampak mengangguk. Eunji adalah teman lain Jieun
didunia sihir, ia yeoja yang supel dengan penampilannya yang terkadang tomboy.
“Kau mau kemana ?” tanya Jieun
“Aku, ingin melihat sesuatu, kudengar kemarin ada yang
membuat rumah salah satu penduduk
kami kebakaran”
“Mwo ? benarkah , bagaimana bisa ?”
“Entahlah .. sepertinya akan ada kekacauan, mungkin itu
ulah penyihir hitam”
“Yasudah, aku akan berbelok didepan sana, bye Jieun”
tambahnya.
“Ne bye .. “
Beberapa menit kemudian, Jieun sampai didepan rumah
Myungsoo, rumah kecil dengan penuh tanaman hias juga tanaman obat dihalamannya.
Tok Tok Tok .. Jieun mengetuk beberapa kali namun tak
mendapat jawaban. Sepertinya tidak ada orang.
“Aisshh sebenarnya kemana anak itu ?” gerutu Jieun. Jieun
akhirnya duduk disalah satu kursi yang berada dihalaman rumah Myungsoo. Jieun
menunggu sambil menciumi beberapa bunga, aromanya sangat wangi.
Jieun melihat tanda bintang dilengannya, warnanya semakin
memudar. Ia menghela nafas, tak lama lagi kekuatannya pasti akan hilang
sepenuhnya. Ia benar-benar tak rela jika itu terjadi. Jieun beruntung, pil
pemberian eomma Myungsoo menangkal efek dari lunturnya kekuatannya namun itu
tak membuat kekuatannya tetap utuh. Kekuatan sihirnya tetap saja memudar.
Jieun jadi teringat perbincangannya dengan eunji tadi.
Penyihir
hitam ? bukankah ayah Myungsoo juga penyihir hitam ?
Ah
molla, aku tak ingin ikut campur
“Eoh ? Jieun, sedang apa kau disini ?” suara namja yang
ia tunggu-tunggu pun membuyarkan lamunannya.
“Myungsoo-ya kau kemana saja ? aku kesini mencarimu”
“Masuklah dulu” Myungsoo membukakan pintu rumahnya, Jieun
pun masuk.
“Aku baru saja melihat kekacauan yang dibuat oleh
seseorang, kau tahu kan aku ini penyihir hebat, jadi aku diminta menyelidiki
hal ini oleh komite hukum penyihir”
“Ckk dasar, disaat seperti ini kau malah menyombongkan
diri .. Jadi apakah kau sudah tahu siapa pelakunya ?”
Myungsoo menggeleng.
“Sepertinya penyihir hitam, tak akan salah lagi .. tapi
ini berbeda, sepertinya kekuatannya juga tak bisa diremehkan” tambah Myungsoo.
“Ah begitukah ?” Myungsoo mengangguk.
“Kau sendiri, ada apa mencariku ? kangen yaa ..”
“A aniya ... aku hanya penasaran kenapa kau tidak
sekolah, ku kira kau sakit”
“Heii sejak kapan kau peduli aku sekolah atau tidak, kau
tahu kan aku sekolah disana agar bisa dekat denganmu .. tapi tak apalah itu
artinya kau sudah sedikit menyukaiku haha”
“Yaakk siapa yang mulai menyukaimu ? jangan GR” Jieun
mengalihkan pandangannya, matanya tertarik dengan sesuatu benda yang berbentuk
kucing diatas sebuah rak dirumah
Myungsoo.
“Haruskah aku jelaskan ? kau mencariku kesini, lebih
tepatnya bisa dibilang kau khawatir padaku, dan itu bisa diartikan kau mulai
menyukaiku”
“Ah eomma mu kemana ? aku tidak melihatnya ada dirumah”
“Yaak jangan alihkan pembicaraan .. dasar”
“Kekeke,,, aku bosan mendengar analisamu yang tak
beralasan itu“ Jieun terkekeh.
“Bagaimana kekuatanmu ?” tanya Myungsoo.
“Ah kau tahu sendiri kan, sekarang bahkan aku tak bisa
lagi menghilang untuk sampai kesuatu tempat”
“Biar saja kekuatan mu hilang Jieun-a, kan masih ada aku,
kau masih bisa kesini, berbicara pada pussy dan melakukan hal ajaib lainnya
ketika ada aku”
“Aniya, aku tidak ingin tergantung padamu, aku tahu
maksudmu Myungsoo-ya” Jieun menatap Myungsoo datar.
Myungsoo tampak menggaruk kepalanya. “Ah aku ketahuan
lagi hehe“
“Aku akan tetap mencari seseorang yang tulus mencintaiku
meski ia tahu aku seorang penyihir”
“Mungkin”
tambah Jieun dalam hati.
“Kau tahu aku seseorang yang paling tulus mencintaimu
Jieun-a”
“Aku sangat tahu Myungsoo-ya, tapi sayangnya kau bukan
manusia” Myungsoo menghela nafas pelan.
Ah
kenapa setiap berbicara padanya selalu berakhir seperti ini ? ia selalu
memaksakan kehendaknya pikir Jieun.
“Ini lucu sekali, kau mendapatkannya dari mana ?” tanya
Jieun mencoba mencairkan suasana.
“Ah itu, itu aku dapatkan dari seorang penyihir
pengembara yang singgah didesa kami, ia bilang benda itu membawa keselamatan
bagi pemiliknya”
“Begitukah ? lucu sekali, aku jadi ingat pussy saat
melihatnya”
“Haha, benar. kurasa itu adalah bentuk patung mininya”
“Haha ne kau benar, bolehkan untukku ?”
“Tentu saja boleh asal kau menerima cintaku”
“Kalau begitu tidak jadi” Jieun kembali meletakan patung
kucing mini itu.
“Heheh, aku hanya bercanda, tentu saja boleh”
“Jinjja ?”
Myungsoo mengangguk.
“Gomawo” Jieun tampak senang.
“Jieun-a kau mau berkeliling ?”
“Ne tentu, mumpung aku disini”
Myungsoo dan Jieun berjalan-jalan disekitar desa.
Myungsoo mengajak Jieun kepasar, berbagai benda sihir dijajakan disana.
“Eo ? lihatlah lucu sekali” ujar Jieun saat melihat benda
berbentuk kupu-kupu nampak bercahaya didalam gelas kaca.
“Benda itu bisa menghilangkan mimpi buruk dari mimpimu”
“Jinjja ?”
“Itu yang kudengar”
“Waahh daebak”
Jieun tampak antusias memperhatikan segala macam benda
yang diperjual belikan dipasar itu. Tentu saja bukan benda biasa, setiap benda
mempunyai kekuatannya masing-masing.
Lagi-lagi sebuah mata memperhatikan Myungsoo dan Jieun
dengan tajam tanpa mereka sadari, tampak kilatan benci dari matanya. Ia
tersenyum miring sebelum akhirnya menghilang.
Myungsoo lagi-lagi merasakan sesuatu, ia menoleh
kebelakang, memandangi setiap sudut pasar tapi ia tak menemukan apapun yang
aneh. Hanya terlihat orang yang sibuk lalu lalang dan menawar berbagai barang
disana.
“Ada Myungsoo-ya ?” tanya Jieun. Lagi, ia melihat
Myungsoo memandangi kesegala arah seperti orang sedang mencari sesuatu persis
saat dirumah Jieun waktu itu.
“Ah ani,, mungkin aku salah” Myungsoo kembali berjalan.
Jieun hanya mengernyit tak mengerti.
“Kenapa akhir-akhir ini kau terlihat aneh ?”
“Ani,, apanya yang aneh ? aku sama saja”
“Yaakk kau itu tak pandai berbohong Myungsoo-ya”
Myungsoo menghembuskan nafas beratnya. Haruskah ia
memberitahu Jieun ?
“Ceritakan , sebenarnya ada apa ?” Jieun tahu ada yang
disembunyikan oleh lelaki itu.
“Kau yakin ingin tahu ?”
Jieun mengangguk yakin.
“Kau akan menyesal setelah mengetahuinya Jieun-a”
Jieun justru semakin penasaran.
“Katakan saja, aku tidak akan menyesal”
“Kau yakin ?”
“Aishh kau ini, lama sekali .. ppali katakan. Kau ingin
membuatku mati penasaran eoh ?”
TBC
Ceritanya makin gaje yah, bingung soalnya mau dibawa kemana.
Saran dan kritiknya ditunggu
Makasih :)
Ditunggu part selanjutnya yoww ...
Comments
Post a Comment