Beautiful Witch [4]



Cast       : Lee Jieun (iu), Kim Myungsoo (L), Baekhyun(exo), Bora(oc) etc.

Genre     : Fantasy, Friendship.

Lenght    : Series

Part [1] [2] [3]



Jieun mencoba kembali tegar dengan bersekolah seperti biasanya meski ia masih memikirkan pesan yang Bora kirimkan tadi malam.

Ternyata namja itu benar-benar brengsek, ia pengecut juga telah membodohiku selama ini. Bisa-bisanya aku jatuh cinta pada namja seperti itu.

“Pagi Jieun..” sapa Bora ramah, namun Jieun biasa saja, ia duduk dengan wajah datarnya. 

Jieun mengeluarkan sebuah novel dari dalam tasnya, ia mulai membacanya dalam diam. Ia mencoba berkonsentrasi dengan novel yang dipegangnya itu.

Bora terdiam, ia tahu kenapa Jieun bersikap seperti itu padanya, pasti karena pengakuannya dikakaotalk tadi malam.

“Jieun-a ..”

“Hmm ..”

“Mian..”

“Harusnya aku yang berterima kasih” ujar Jieun masih terfokus pada buku dihadapannya.

“Tapi tetap saja, aku juga merasa bersalah..” Bora menunduk sembari menautkan jari-jarinya. Ia cemas Jieun marah padanya.

Jieun menghela nafas, ia menutup novelnya. Ia menoleh kearah Bora yang sekarang terlihat sangat merasa menyesal.

Haruskah aku marah padanya ? masalahku dengan Suho, tapi ia juga salah kenapa baru memberitahuku sekarang bahwa Suho sudah lama berselingkuh dibelakangku ?

“Jieun-a mianhae ,, maafkan jika aku baru mengatakannya sekarang” ujar Bora dengan mimik muka menyesal.  

Tak adil jika aku menyalahkannya dan melampiaskan masalahku dengan Suho padanya.

Jieun lagi-lagi menghela nafas, Jieun meraih tangan Bora, ia menggenggamnya.

“Gwenchana,,, aku memang sedikit kesal denganmu tapi sungguh aku tidak bermaksud marah terlalu lama padamu, gomawo karena sudah memberitahuku sisi lain namja yang pernah kucintai, sekarang aku tahu dan semua itu karena mu, teman terbaik ku” Jieun tersenyum.

“Gwenchana ?” tanya Bora meyakinkan. Jieun mengangguk mengiyakan. Mereka berpelukan layaknya teletubies.

“Sekali lagi mianhae Jieun-a”

“Ne, aku maafkan tapi lain kali jika kau menyembunyikan sesuatu dariku, kau akan mati Bora-ya”

“Heheh ,, Ne Jieun-a aku janji tidak akan menyembunyikan apapun lagi darimu”

“Waaah waah wah apa aku melewatkan sesuatu ?” suara Baekhyun membuat Jieun dan Bora melepaskan pelukan mereka.

Jieun dan Bora saling berpandangan sembari melempar senyum yang membuat Baekhyun semakin bingung dan menggaruk rambutnya. Tak lama Myungsoo pun datang.

~~~

“Jadi kenapa kemarin kau pulang bersama Baekhyun ? Jelaskan !” tanya Myungsoo dengan mimik muka ingin tahu dan dibuat seserius mungkin.

“Haruskah aku menjelaskannya padamu ?”

Myungsoo mengangguk antusias “Harus” Jieun memutar kedua bola matanya malas.

“Aku kemarin  tak sengaja bertemu dengannya dan akhirnya kami mengobrol”

“Hanya itu ?” selidik Myungsoo.

“Hanya itu” ujar Jieun menegaskan.

“Benarkah ?” tanya Myungsoo seakan tak puas dengan jawaban yang Jieun berikan.

“Myungsoo-ya kau berlebihan” ujar Jieun jengah. Kadang Jieun berfikir, Myungsoo terlalu over padanya.

“Hey, aku hanya ingin tahu” Myungsoo beraegyo, yang membuat Jieun tak bisa menahan tawanya.

“Yaaakk namja evil seperti mu tidak pantas ber-aegyo seperti itu Hahaha..”

“Aku senang kau sudah bisa tertawa lagi” ujarnya kemudian. Jieun terdiam, ia memandang Myungsoo cukup lama. Myungsoo tahu Jieun masih dalam keadaan berkabung (?) karena putus dengan Suho karena ia masih sering melihat Jieun kadang melamun diberanda kamarnya.

“Tidak usah berterima kasih” ujar Myungsoo, ia tahu Jieun tersentuh oleh sikapnya.

“Gomawo” ujar Jieun lalu tersenyum manis.

“Jangan hanya berterima kasih, balas perasaanku” ujar Myungsoo lalu mengalihkan pandangannya namun ia kembali melirik Jieun untuk melihat reaksi yeoja itu.

“Akan .. kucoba” ujar Jieun lirih namun seketika mendapat pandangan berbinar dari Myungsoo. Myungsoo tersenyum simpul. Ia akan berusaha sekeras apapun agar bisa membuat Jieun mencintainya tanpa paksaan ataupun sihir meskipun selama ini ia tahu ia selalu memaksa Jieun untuk menerima perasaannya. namun ia sudah mulai mendapatkan lampu hijau sekarang.

“Jinjja ?”

“Kubilang akan kucoba Myungsoo-ya”

Tanpa mereka ketahui, sepasang mata tengah memperhatikan dari jauh, namun bisa dengan jelas mendengar percakapan diantara Myungsoo dan Jieun. Sebuah seringaian pun muncul. Seakan menyadari, Myungsoo mengedarkan matanya namun tak menemukan hal aneh apapun disekitarnya. Jieun mengernyit.

“Wae, ada apa ?”

Myungsoo hanya menggeleng, ia mencoba tersenyum namun terlihat dipaksakan. Myungsoo tak mau membuat Jieun khawatir.

Tak mau ambil pusing Jieun mengedikan bahu, ia beranjak dari hadapan Myungsoo.

“Aku mau memasak mie, kau mau ?”

“Mie ? makanan yang seperti cacing itu, hiyy aku tidak suka, aku lebih suka masakan ibumu 
yang aromanya sangat sedap, ah aku lupa namanya”

“Samgyeopsal maksudmu”

“Nah iya itu, eum aku menyukainya” Myungsoo membayangkan samgyeopsal yang enak itu dimulutnya, mulutnya berkecap pelan.

“Chh .. kau memang selalu menyukai semua jenis daging kan ?”

“Jadi kau mau memasakannya untuk ku ?”

“Ani. Siapa bilang aku mau memasakannya” Jieun memeletkan lidahnya, ia berlalu dari hadapan Myungsoo, ia menuju ke dapur.

“Ckk bilang saja kau tidak bisa memasak babo” gumam Myungsoo. Lagi, matanya menatap kesegala arah, ia merasakan sesuatu tadi, firasatnya tidak mungkin salah. Tapi siapa? Atau apa itu tadi ?

Pussy datang, ia berjalan dan membaringkan tubuhnya dikarpet, ia menjilati kakinya bergantian.

“Siapa dia ?” tanya pussy tiba-tiba. Myungsoo mengernyit, ah namun sedetik kemudian ia paham. Ternyata pussy juga menyadarinya.

“Kau merasakannya” pussy mengangguk.

“Entahlah, kurahap bukan sesuatu yang bisa membahayakan Jieun. Kau harus menjaga Jieun” tambah Myungsoo.

“Aku hanya seekor kucing, apa yang bisa kulakukan?” ujar pussy asal. Pussy memang bukan peliharaan yang menyenangkan bahkan pada majikannya sendiri namun sebenarnya ia sangat baik. Sikapnya terlihat apa adanya.

“Ck kau ini, setidaknya kau punya sembilan nyawa kau tahu”

“Apa yang sedang kalian bicarakan ?” Jieun datang sembari membawa segelas cup mie instan yang diseduhnya. Ia duduk disamping Myungsoo.

“Hanya membahas hal yang tidak penting” ujar pussy, ia bangkit dan melenggang pergi entah kemana. Jieun memandang Myungsoo berusaha memastikan dan mendapat sebuah anggukan.

“Jieun-a aku pulang dulu” Myungsoo menghilang begitu saja. Jieun mengangguk sembari melahap mie nya, ia kembali fokus memandangi layar televisinya.

~~~

“Myungsoo-ya ada yang mengirimu sesuatu”

“Mengrimiku apa eomma ? siapa ?”

“Entahlah, ia meninggalkannya didepan pintu dan tertulis untukmu” ibu Myungsoo menyerahkan sebuah kotak yang entah apa isinya.

“Gomawo eomma” Myungsoo menerima kotak itu. Ia membukanya setelah ibunya keluar dari kamarnya.

“Bunga ?” isi kotak itu adalah bunga, semacam bungan liar, namun ketika tangan Myungsoo memegangnya, bunga itu berubah menjadi layu dan mengeluarkan bau tidak sedap. Seketika Myungsoo melemparkannya.

“Sihir jahat” gumam Myungsoo.

Siapa yang sedang mencoba bermain-main dengannya? Berani sekali ia mengirimi Myungsoo hal-hal seperti itu.

“Ckk,, aku tidak takut dengan sihir seperti itu, kau belum tahu berurusan dengan siapa” Myungsoo menyeringai, ia malah senang seakan mendapat tantangan dari orang yang sepertinya sepadan dengannya. Namun hanya satu hal yang ia khawatirkan, ia takut musuh barunya itu mengganggu Jieun. Jangan sampai Jieun terancam oleh orang-orang yang tidak suka dengannya.

~~~

“Jieun-a katanya ada murid baru lagi” ujar Bora sembari memakan snack ditangannya.

“Lagi ?”

Bora mengangguk.

“Kenapa banyak sekali siswa pindah ke sekolah kita?”

Bora mengedikan bahu “ Mungkin sekolah kita mulai terkenal”

“Haha .. Mungkin juga”

Baekhyun datang dan ia pun duduk disamping Jieun. Myungsoo, entah lah hari ini ia tidak masuk.

“Hei katanya ada murid baru”

“Telat” ujar Jieun.

“Kami sudah tahu Baekhyun-a, kami baru membicarakan itu” tambah Bora.

“Aissh .. kalian tidak seru” Bora dan Jieun terkekeh.

“Tapi apa kalian tahu kudengar dia sangat cantik, banyak namja yang sudah melihatnya dan mereka memujinya habis-habisan” ujar Bora. Mata Baekhyun berbinar mendengar wanita cantik.

“Benarkah ?” tanyanya antusias.

“Entahlah, aku juga belum melihatnya” ujar Bora.

“Ah aku harus melihatnya sendiri, siapa namanya ?” ujar Baekhyun.

“Yang kudengar namanya Suzy” jawab Bora.

“Jieun-a apa kau sudah melihat murid baru itu ?” Tanya Bora.

Kenapa hari ini ia tidak bersekolah ? Mungkin kah ia sakit ?

“Yaakk Jieun-a kenapa kau diam saja” ujar Bora.

“Jieun ... “ Bora menyenggol bahu Jieun karena tak mendapat tanggapan.

“O eoh ?”

“Isshh kau ini kenapa ?”

“Jieun-a apa kau sakit ?” tanya Baekhyun.

“Ah ani, gwenchana hehe .. “ Jieun menggaruk kepalanya.

“Kau sedang memikirkan Myungsoo, yaa ? tebak Bora

Kenapa tebakan bocah ini selalu benar

“A aniya .. kau ini ada-ada saja untuk apa aku memikirkannya ?”

“Tapi kenapa ia tidak sekolah ya ?” tanya Bora karena ia juga penasaran.

“Mana ku tahu” ujar Jieun, ia beranjak.

“Kau mau kemana Jieun-a?”

“Perpustakaan”

Baehyun hanya memandang heran pada Jieun.

Benarkah Jieun sedang memikirkan Myungsoo ?

~~~

Jieun duduk disalah satu kursi yang biasa ia tempati kala ia membaca diperpustakaan. Kursi yang berada disudut ruangan. Ia mencoba membaca buku ditangannya, namun ada hal lain yang mengganggu pikirannya. Ia menutup bukunya, sulit berkonsentrasi disaat otaknya memikirkan hal lain.

Matanya melihat bayangan Myungsoo saat mereka berciuman disana. Jieun sempat kaget, namun bayangan itu langsung menghilang.

Sebenarnya ada apa denganku ? kenapa aku memikirkannya ? Jangan bilang kau mulai menyukainya Jieun ?

Baru sehari Jieun tak bertemu dengan Myungsoo yang biasanya selalu mengganggunya tapi itu justru membuat Jieun merindukannya. Harusnya ia senang tak ada namja pengganggu itu, tapi sekarang perasaannya lain. 

~~~

Jieun menyusuri koridor sekolah, kelasnya berakhir setelah pelajaran sejarah usai.

“Hey ..” Jieun sedikit terkejut karena Baekhyun tiba-tiba menepuk bahunya.

“Eoh ? Baekhyun”

“Kau mau pulang bersama ku ?”

“Tidak perlu, aku bisa naik bus”

“Ah ayolah, aku juga ingin main kerumah mu, aku kan belum pernah berkunjung kerumahmu, boleh ya ?” Jieun tampak berfikir namun beberapa detik kemudian ia pun mengangguk. Baekhyun tersenyum senang.

“Ah Jieun, bagaimana kalau kita sekali-kali main kerumah Myungsoo? Aku juga belum pernah kerumahnya” Jieun sedikit terbatuk, Jieun tahu Myungsoo tak mempunyai rumah didunia manusia.

“Bo boleh juga ..” ujar Jieun tergagap.

“Pasti akan menyenangkan” ujar Baekhyun, Jieun hanya tersenyum memaksakan.

“Eo ?” Baekhyun seakan menatap sesuatu. Jieun mengernyit, ia pun menatap kearah yang sama dengan Baekhyun.

“Itu pasti yang namanya Suzy” ujar Jieun. Baekhyun mengangguk setuju.

“Sepertinya begitu, lihatlah para namja itu tak mau lepas memandanginya” tambah Baekhyun.

“Ah dia memang benar-benar cantik” puji Baekhyun. Jieun hanya memperhatikan gadis yang bernama Suzy itu, ia memang cantik pikir Jieun. Rambutnya lurus dan panjang, wajahnya terlihat dingin namun menawan. Dan sepertinya ia anak orang kaya karena terlihat ia dijemput dengan mobil mewah.

“Waah daebak, kenapa ia tak sekelas dengan kita .. ah sayang sekali” keluh Baekhyun. Jieun hanya tersenyum sambil menggeleng pelan.

“Sepertinya kau menyukainya Baekhyun-a”

“Eoh ? ani aku lebih menyukaimu” Jieun terdiam.

“Hahaha, aku hanya bercanda” ujar Baekhyun kemudian. Ia mengacak rambut Jieun gemas.

“Isshh dasar” rutuk Jieun, sepertinya akan menyenangkan berteman dengan Baekhyun, pikir 
Jieun. Dia humoris dan juga cerewet. Sewaktu SD tak terbersit sekalipun berteman dengan Baekhyun yang selalu  membuatnya menangis. Namun sekarang mungkin akan berbeda.

Jieun akhirnya pulang dengan Baekhyun menaiki motornya.

“Silahkan masuk” ujar Jieun setelah mereka sampai dirumah Jieun. Baekhyun memasuki rumah Jieun, matanya memandang kesana kemari isi rumah Jieun, ia pun duduk diruang tamu.

“Tunggu disini, aku ganti baju dulu” Baekhyun mengangguk. Jieunpun lekas menuju kamarnya. 

Tak lama Jieun pun turun, ia mengenakan pakaian santai.

“Suasana rumahmu menyenangkan Jieun”

“Benarkah ?”

“Ne, perabotannya tampak sesuai”

“Ah, ini semua eomma ku yang mengatur, ia memang suka memadu madankan segala hal, tapi kupikir hasilnya memang cukup bagus”

“Pasti cita-citanya menjadi arsitek”

“Entahlah, yang jelas sekarang ia menjadi arsitek rumahnya sendiri”

“Haha ..” Jieun juga Baekhyun tertawa bersama.

“Ah kau mau minum apa ?”

“Eum apa saja boleh, asal jangan air mentah hehe”

“Oke tunggu sebentar” Jieun menuju dapur, ia menyiapkan dua minuman, satu untuknya dan satu untuk Baekhyun.

“Gomawo” ujar Baekhyun saat Jieun memberi minuman buatannya.

“Waahh kau mempunyai kucing ?” ujar Baekhyun saat melihat pussy berjalan kearahnya dan berputar-putar dikakinya, ia pun menggendong Pussy dan memangkunya.

“Ne, seperti yang kau lihat”

“Sangat unik, jarang-jarang yeoja menyukai kucing berwarna hitam seperti ini”

“Hehehe .. “

“Eh tapi katanya, majikan yang mempunyai kucing hitam itu mempunyai kekuatan supranatural loh” lagi-lagi Jieun terbatuk untuk kedua kalinya mendengar perkataan Baekhyun.

“A aah, kau terlalu banyak membaca buku fantasy Baekhyun-a” Jieun mencoba bersikap normal.

“Haha, mungkin kau benar mana mungkin kau mempunyai kekuatan seperti itu”

Jieun hanya tersenyum memaksakan. Bagaimana reaksi Baekhyun ketika tahu Jieun memang mempunyai kekuatan itu ? Jieun sama sekali tak ingin membayangkannya.

“Siapa nama kucingmu ini ?” tanya Baekhyun sambil mengelus-elus punggung kucing hitam itu.

“Pussy, namanya Pussy”

“Ah kyeopta Pussy, tapi juga menyeramkan haha, jangan marah ne pussy” Jieun hanya terkekeh melihat Baekhyun berbicara pada kucingnya itu.

Setelah bercakap-cakap cukup lama akhirnya Baekhyun pun pamit pulang, Baekhyun sangat enak diajak ngobrol, pikir Jieun.

“Dia siapa ?” tanya Pussy.

“Teman sekelasku”

“Kau tidak akan kehilangan kekuatan mu jika ia menyukaimu Jieun”

“Benarkah ?”

“Itu hanya perkiraanku, dia sepertinya anak yang baik, mungkin tidak akan masalah ketika ia mengetahui kekuatan sihirmu”

“Ah molla, aku malas jika memikirkan hal itu terus”

“Tidak seperti Suho, ia lelaki yang tak bersahabat” Pussy dari dulu memang tak menyukai Suho, bukan karena apa-apa, Suho pernah berkunjung kerumah Jieun namun ia selalu mengusir Pussy jika ada didekatnya, sejak saat itu pussy tak menyukai namja itu.

“Ah kenapa kau membicarakannya lagi !” Jieun sudah malas dengan namja itu, bahkan mendengar namanya.

“Mian aku keceplosan”

Jieun hanya memandang kesal Pussy.

~~~

Jieun berkunjung kedunia sihir, ia penasaran kenapa Myungsoo tidak sekolah hari ini. Ya, meskipun Jieun tahu Myungsoo tidak terlalu tertarik dengan sekolah dunia manusia.
Jieun menembus cermin dikamarnya setelah membaca mantra, tak lupa ia membawa sapu terbangnya. Ketika membuka mata ia pun sudah berada didunia sihir, keadaan disana sama seperti perkampungan, rumah-rumahnya kecil dan pohon-pohonnya menjulang tinggi. Jieun rasa disana, tidak terpengaruh modernisasi dunia manusia, meskipun dengan mudah penyihir bisa memasuki dunia manusia.

Jieun menaiki sapu terbangnya menuju rumah Myungsoo.

“Sudah lama aku tak kesini ..” gumamnya. Hamparan sungai juga perbukitan memanjakan mata Jieun, disini sejuk beda sekali dengan dunianya yang panas dan berpolusi.

“Hai Jieun ..” Seorang yeoja yang mungkin lebih mirip namja tampak menghampiri Jieun dengan sapu terbangnya juga.

“Eoh ? eunji-ya .. “

“Yaak ,, sudah lama kau tak main kesini, kemana saja ?” tanya eunji.

“Ah kau tahu kan kekuatan sihirku melemah, jadi tidak bisa sering-sering kesini, ini saja aku harus menggunakan sapu terbang, aku tak bisa lagi menghilang seperti dulu”

Eunji tampak mengangguk. Eunji adalah teman lain Jieun didunia sihir, ia yeoja yang supel dengan penampilannya yang terkadang tomboy.

“Kau mau kemana ?” tanya Jieun

“Aku, ingin melihat sesuatu, kudengar kemarin ada yang membuat rumah salah satu penduduk 
kami kebakaran”

“Mwo ? benarkah , bagaimana bisa ?”

“Entahlah .. sepertinya akan ada kekacauan, mungkin itu ulah penyihir hitam”

“Yasudah, aku akan berbelok didepan sana, bye Jieun” tambahnya.

“Ne bye .. “

Beberapa menit kemudian, Jieun sampai didepan rumah Myungsoo, rumah kecil dengan penuh tanaman hias juga tanaman obat dihalamannya.

Tok Tok Tok .. Jieun mengetuk beberapa kali namun tak mendapat jawaban. Sepertinya tidak ada orang.

“Aisshh sebenarnya kemana anak itu ?” gerutu Jieun. Jieun akhirnya duduk disalah satu kursi yang berada dihalaman rumah Myungsoo. Jieun menunggu sambil menciumi beberapa bunga, aromanya sangat wangi.

Jieun melihat tanda bintang dilengannya, warnanya semakin memudar. Ia menghela nafas, tak lama lagi kekuatannya pasti akan hilang sepenuhnya. Ia benar-benar tak rela jika itu terjadi. Jieun beruntung, pil pemberian eomma Myungsoo menangkal efek dari lunturnya kekuatannya namun itu tak membuat kekuatannya tetap utuh. Kekuatan sihirnya tetap saja memudar.

Jieun jadi teringat perbincangannya dengan eunji tadi.

Penyihir hitam ? bukankah ayah Myungsoo juga penyihir hitam ?

Ah molla, aku tak ingin ikut campur

“Eoh ? Jieun, sedang apa kau disini ?” suara namja yang ia tunggu-tunggu pun membuyarkan lamunannya.

“Myungsoo-ya kau kemana saja ? aku kesini mencarimu”

“Masuklah dulu” Myungsoo membukakan pintu rumahnya, Jieun pun masuk.

“Aku baru saja melihat kekacauan yang dibuat oleh seseorang, kau tahu kan aku ini penyihir hebat, jadi aku diminta menyelidiki hal ini oleh komite hukum penyihir”

“Ckk dasar, disaat seperti ini kau malah menyombongkan diri .. Jadi apakah kau sudah tahu siapa pelakunya ?”

Myungsoo menggeleng.

“Sepertinya penyihir hitam, tak akan salah lagi .. tapi ini berbeda, sepertinya kekuatannya juga tak bisa diremehkan” tambah Myungsoo.

“Ah begitukah ?” Myungsoo mengangguk.

“Kau sendiri, ada apa mencariku ? kangen yaa ..”

“A aniya ... aku hanya penasaran kenapa kau tidak sekolah, ku kira kau sakit”

“Heii sejak kapan kau peduli aku sekolah atau tidak, kau tahu kan aku sekolah disana agar bisa dekat denganmu .. tapi tak apalah itu artinya kau sudah sedikit menyukaiku haha”

“Yaakk siapa yang mulai menyukaimu ? jangan GR” Jieun mengalihkan pandangannya, matanya tertarik dengan sesuatu benda yang berbentuk kucing diatas sebuah rak dirumah 
Myungsoo.

“Haruskah aku jelaskan ? kau mencariku kesini, lebih tepatnya bisa dibilang kau khawatir padaku, dan itu bisa diartikan kau mulai menyukaiku”

“Ah eomma mu kemana ? aku tidak melihatnya ada dirumah”

“Yaak jangan alihkan pembicaraan .. dasar”

“Kekeke,,, aku bosan mendengar analisamu yang tak beralasan itu“ Jieun terkekeh.

“Bagaimana kekuatanmu ?” tanya Myungsoo.

“Ah kau tahu sendiri kan, sekarang bahkan aku tak bisa lagi menghilang untuk sampai kesuatu tempat”

“Biar saja kekuatan mu hilang Jieun-a, kan masih ada aku, kau masih bisa kesini, berbicara pada pussy dan melakukan hal ajaib lainnya ketika ada aku”

“Aniya, aku tidak ingin tergantung padamu, aku tahu maksudmu Myungsoo-ya” Jieun menatap Myungsoo datar.

Myungsoo tampak menggaruk kepalanya. “Ah aku ketahuan lagi hehe“

“Aku akan tetap mencari seseorang yang tulus mencintaiku meski ia tahu aku seorang penyihir”

“Mungkin” tambah Jieun dalam hati.

“Kau tahu aku seseorang yang paling tulus mencintaimu Jieun-a”

“Aku sangat tahu Myungsoo-ya, tapi sayangnya kau bukan manusia” Myungsoo menghela nafas pelan.

Ah kenapa setiap berbicara padanya selalu berakhir seperti ini ? ia selalu memaksakan kehendaknya pikir Jieun.

“Ini lucu sekali, kau mendapatkannya dari mana ?” tanya Jieun mencoba mencairkan suasana.

“Ah itu, itu aku dapatkan dari seorang penyihir pengembara yang singgah didesa kami, ia bilang benda itu membawa keselamatan bagi pemiliknya”

“Begitukah ? lucu sekali, aku jadi ingat pussy saat melihatnya”

“Haha, benar. kurasa itu adalah bentuk patung mininya”

“Haha ne kau benar, bolehkan untukku ?”

“Tentu saja boleh asal kau menerima cintaku”

“Kalau begitu tidak jadi” Jieun kembali meletakan patung kucing mini itu.

“Heheh, aku hanya bercanda, tentu saja boleh”

“Jinjja ?”

Myungsoo mengangguk.

“Gomawo” Jieun tampak senang.

“Jieun-a kau mau berkeliling ?”

“Ne tentu, mumpung aku disini”

Myungsoo dan Jieun berjalan-jalan disekitar desa. Myungsoo mengajak Jieun kepasar, berbagai benda sihir dijajakan disana.

“Eo ? lihatlah lucu sekali” ujar Jieun saat melihat benda berbentuk kupu-kupu nampak bercahaya didalam gelas kaca.

“Benda itu bisa menghilangkan mimpi buruk dari mimpimu”

“Jinjja ?”

“Itu yang kudengar”

“Waahh daebak”

Jieun tampak antusias memperhatikan segala macam benda yang diperjual belikan dipasar itu. Tentu saja bukan benda biasa, setiap benda mempunyai kekuatannya masing-masing.
Lagi-lagi sebuah mata memperhatikan Myungsoo dan Jieun dengan tajam tanpa mereka sadari, tampak kilatan benci dari matanya. Ia tersenyum miring sebelum akhirnya menghilang.

Myungsoo lagi-lagi merasakan sesuatu, ia menoleh kebelakang, memandangi setiap sudut pasar tapi ia tak menemukan apapun yang aneh. Hanya terlihat orang yang sibuk lalu lalang dan menawar berbagai barang disana.

“Ada Myungsoo-ya ?” tanya Jieun. Lagi, ia melihat Myungsoo memandangi kesegala arah seperti orang sedang mencari sesuatu persis saat dirumah Jieun waktu itu.

“Ah ani,, mungkin aku salah” Myungsoo kembali berjalan. Jieun hanya mengernyit tak mengerti.

“Kenapa akhir-akhir ini kau terlihat aneh ?”

“Ani,, apanya yang aneh ? aku sama saja”

“Yaakk kau itu tak pandai berbohong Myungsoo-ya”

Myungsoo menghembuskan nafas beratnya. Haruskah ia memberitahu Jieun ?

“Ceritakan , sebenarnya ada apa ?” Jieun tahu ada yang disembunyikan oleh lelaki itu.

“Kau yakin ingin tahu ?”

Jieun mengangguk yakin.

“Kau akan menyesal setelah mengetahuinya Jieun-a”

Jieun justru semakin penasaran.

“Katakan saja, aku tidak akan menyesal”

“Kau yakin ?”

“Aishh kau ini, lama sekali .. ppali katakan. Kau ingin membuatku mati penasaran eoh ?”

TBC

Ceritanya makin gaje yah, bingung soalnya mau dibawa kemana. 
Saran dan kritiknya ditunggu 
Makasih :) 
Ditunggu part selanjutnya yoww ... 

Comments