Cast : Lee Jieun, Byun Baekhyun, Kim Myungsoo.
Genre : Fantasy, sad, comedy.
Length : Series
Hai-hai ... masih inget kan ma ff ini. hope u like it ..
Pussy memandang heran saat Jieun memasuki kamarnya.
“Kau kenapa Jieun?” tanya Pussy. Jieun memandang pussy
sekilas namun ia tetap diam, ia melemparkan tasnya sembarangan kemudian
berbaring dikasurnya. Jieun meringkuk mencoba menahan tangisnya namun air
matanya tetap saja keluar tak terkendali. Mungkin jika eomma ada dirumah, dia
akan khawatir untungnya dia sedang berada diluar kota dengan appanya
mengunjungi saudara Jieun yang sedang mengadakan acara pernikahan, selama 2 hari.
Jieun tanpa sadar tertidur namun masih terdengar isakannya sesekali.
Jieun terbangun, ia meregangkan badannya sembari menguap,
ia memandang jam.
“Jam sepuluh, selama itu kah aku tertidur?” gumamnya. Ia
mengusap perutnya. “ Lapar”
Jieun keluar dari kamarnya menuju dapur, ia membuka
kulkas dan menenggak air dingin. Ia memasak mie instan , dan beberapa menit
kemudian mie panasnya sudah siap, ia menyalakan televisinya sembari memakan mie
instannya.
Jieun menyantap mie instannya tak bersemangat, Jieun
layaknya orang yang nyawanya entah kemana, pandangannya kosong. Matanya menatap
televisi namun pikirannya entah kemana.
“Sebenarnya kau kenapa Jieun?” tanya pussy lagi, ia duduk
disamping Jieun sembari menjilati kakinya sendiri (namanya juga kucing hehe).
Jieun menghela nafas, ia masih diam tak menjawab pertanyaan pusy.
Jadi
seperti ini rasanya putus cinta? Serasa dunia runtuh diatas kepalaku, Suho oppa
sedang apa kau sekarang? Kau tega sekali padaku? Haruskah kita berakhir seperti
ini?
Jieun merasa dilema, jika saja ia manusia normal semua
ini pasti tidak akan terjadi tapi ia sangat menyukai kekuatannya, kekuatan
sihir yang mengenalkan Jieun pada hal-hal baru yang belum pernah ia temui
sebelumnya. Hal-hal yang membuatnya kagum.
~~
Satu minggu sudah Jieun lewati dengan penuh kegalauan,
dia bahkan tidak menceritakannya pada Bora alasan ia putus dengan Suho, tentu
saja. Setiap Jieun berpapasan dengan Suho, ia mencoba tersenyum namun Suho
langsung menghindar darinya. Myungsoo hanya bisa memperhatikan Jieun, ia takut
Jieun berbuat hal aneh karena suasana hatinya yang sedang kacau. Myungsoo
menyadari kalau Jieun pasti sangat mencintai Suho.
Kini ia berada dikantin bersama Bora, Myungsoo dan juga
Baekhyun. Jieun hanya terdiam tak seperti biasanya yang selalu ceria dan
cerewet mengomentari segala hal dengan Bora.
“Jieun bagaimana kalau nanti kita shopping? Katanya
sedang ada diskon besar-besaran loh” ujar Bora. Jieun memandang kearah Bora
malas. Matanya tertarik dengan namja yang sedang bergandengan dengan yeoja, itu
adalah Suho dengan seorang yeoja cantik berambut pendek.
“Yaaakk kau tidak memperhatikanku eoh?” kesal Bora, lalu
mengikuti arah pandang Jieun. Seketika Bora menutup mulutnya. Ia beralih
memandang Jieun yang sekarang menunduk mengaduk-aduk minumannya tak
bersemangat.
“Aku mau keperpustakaan saja” Jieun beranjak dan menuju
perpustakaan. Disusul Myungsoo.
Bora dan Baekhyun hanya berpandangan tak mengerti dengan
tingkah Myungsoo, Bora merasa Jieun dan Myungsoo sudah mengenal lama. Mereka
terlihat dekat.
~~
Jieun menangis disudut perpustakaan, ia menangis dalam
diam, hatinya sakit melihat Suho bersama yeoja lain. Ia memandang buku
dihadapannya nanar. Ia memang masih belum bisa melupakan perasaannya, ia selalu
ingat senyum Suho, sikap Suho yang selalu manis dihadapannya. Tiba-tiba
Myungsoo duduk dihadapan Jieun.
“Berhentilah menangisi pria pengecut itu ..” ujar Myungsoo.
“Aku tidak bisa Myungsoo-ya, aku tidak bisa..”
“Kau bisa Jieun, kau bisa .. aku akan membuat mu bisa
melupakannya” Myungsoo mendekatkan wajahnya, ia menggenggam tangan Jieun kuat.
Ia mencium Jieun dengan ganas, ia sama sekali tidak menyukai Jieun menangis dihadapannya apalagi menangis karena namja lain. Kenapa harus lelaki seperti Suho yang mendapatkan cinta Jieun, pikir Myungsoo. Jieun mencoba melepaskan diri dari Myungsoo
tapi tak berhasil, tangannya mencoba melepaskan dari cengkraman Myungsoo namun
Myungsoo malah semakin menggenggamnya erat. Jieun mulai terlena, ia tak lagi
memberontak, ia menikmati ciuman itu dan mulai membalas ciuman Myungsoo. Ada
debaran aneh didadanya. Mungkinkah..? Myungsoo pun tak lagi menggenggam tangan
Jieun kuat, ia mengendorkan cengkramannya melihat Jieun mulai tenang dan tak
menangis lagi. Tak berapa lama Myungsoo melepaskan ciumannya, ia tersenyum evil
sembari memandang Jieun.
“Yaaaakk apa maksudmu menyeringai seperti itu?” kesal
Jieun. Myungsoo mengacak rambut Jieun lalu pergi begitu saja. Jieun sudah
kembali seperti Jieun yang sebenarnya.
Jieun baru tersadar kalau ia juga menikmati perlakuan
Myungsoo tadi, ia mngusap-usap bibirnya tak percaya.
Pasti
dia menggunakan sihirnya padaku? Kenapa aku bisa terlena dengan ciumannya tadi?
Pikir
Jieun.
Oh
my second kiss.
Haha
mana ada yang menyesali ciuman kedua? Kau aneh Jieun.
Ciuman pertamanya sudah ia berikan pada Suho saat Suho
ulang tahun, justru yang harus ia sesali seharusnya ciuman pertamanya yang ia
berikan pada namja ayam seperti Suho.
Baiklah
aku pasti bisa melupakan namja pengecut itu, semangat Jieun dan aku akan
membuka hatiku pada siapapun termasuk ..... kepada Myungsoo.
Jieun sadar dunia tidak akan runtuh hanya karena Suho
memutuskannya. Jieun kembali kekelasnya, ia bertekad akan menghilangkan segala
tentang Suho apapun itu. Jieun meniup poninya.
“Apa yang kau lakukan diperpustakaan?” tanya Bora ketika
Jieun sudah berada dikelas.
“Tentu saja belajar, kau pikir apa lagi?” ucap Jieun
bohong.
“Benarkah kau seperti habis ....”
“Ha habis apa?” Jieun berdebar dengan tebakan Bora,
mungkinkah Bora tahu dia telah berciuman dengan Myungsoo. Tidak mungkin kecuali
ia melihatnya sendiri.
“Habis menangis”
Myungsoo yang melihat reaksi Jieun hanya terkekeh geli.
Jieun mencibir kearah Myungsoo.
“Ani, aku tidak akan menangis lagi karena namja itu” ujar
Jieun bersungguh-sungguh.
“Baguslah kalau begitu” Bora bersyukur untuk Jieun.
Park songsaenim pun memasuki kelas, kini setiap murid
wajib maju kedepan untuk membacakan tugas yang diberikan Park songsaenim yaitu
pidato bahasa Inggris. Kini giliran Baekhyun yang maju, ia membaca pidatonya
dengan lumayan lancar. Jieun memperhatikan dengan seksama. Ia melihat luka
dipelipis kanan Baekhyun, tiba-tiba Jieun menutup mulutnya tidak percaya. Ia
ingat, Baekhyun adalah bocah yang selalu mengganggunya saat SD, ia yang membuat
Jieun mengetahui kekuatan sihirnya pertama kali, Jieun yang membuat bocah itu
jatuh terpeleset. Jieun melihat name tag Baekhyun, benar nama lengkapnya pun
sama, Byun Baekhyun. Tidak salah lagi. Jieun baru menyadarinya padahal sudah
hampir dua minggu ia selalu didekatnya. Tapi sepertinya Baekhyun belum
menyadarinya kalau aku anak yang selalu diganggunya. Itu menurut Jieun.
“Kau kenapa Jieun?” tanya Bora.
“Ani,, aku hanya mengantuk, huaa” Jieun berpura-pura
menguap.
“Sebentar lagi giliran mu jangan sampai kau menguap didepan
kelas memalukan tau” ceramah Bora.
“Ne, songsaenim” jawab Jieun. Bora mencibir kesal. Jieun
terkekeh.
~~
Jieun menyeruput Manggo Juice nya, dihari yang panas ini
memang paling enak meminum yang dingin-dingin, kini ia berada di Caffe bersama
Bora, Jieun akhirnya menyetujui ajakan Bora untuk shopping dan kini ia
mendapatkan baju-baju yang ia inginkan dengan diskon yang fantastis. Bora
memang ahli dalam informasi apapun, bahkan adanya diskon besar-besaran ini.
“Jieun mian, aku harus menjemput eomma ke bandara. Ku
tinggal sendiri ne?” ujar Bora.
“Ne tak apa pergilah” jawab Jieun.
“Jeongmal? Mian ne .. kalau begitu aku pergi dulu, bye”
Bora pun beranjak pergi.
“Ne bye”
Jieun memandang keluar jendela Caffe, ia memandang orang yang berlalu lalang tanpa lelahnya. Ia pun memandang
pasangan kekasih yang mengumbar kemesraan dengan berpegangan tangan bersama.
Jieun menghela nafas, lagi-lagi ia teringat Suho. Sebesar apapun ia berusaha
tetap saja Suho berkelebat dipikirannya.
“Ani..ani.. “ Jieun mencoba menghilangkan pikirannya.
“Jieun,, kau Jieun kan? Sedang apa disini?” Jieun
memandang kearah orang dihadapannya.
“Baekhyun? Aku, aku habis shopping dengan Bora tadi. Kau
sendiri sedang apa disini?” tanya Jieun balik.
“Sebenarnya aku ada janji dengan temanku tapi katanya ia
tidak jadi kesini, alhasil aku seorang diri hehe .. bolehkan aku duduk?”
“Oh, begitu.. Ne tentu saja duduklah..”ucap Jieun sembari
tersenyum. Baekhyun pun mulai menarik kursi didepan Jieun dan ia pun duduk. Ia
memanggil pelayan dan memesan minuman yang sama dengan Jieun.
“Lalu kemana Bora?”
“Oh dia menjemput eommanya di bandara dan aku ditinggal
sendirian olehnya hehe..”
“Oh begitu..” Baekhyun mengangguk. Baekhyun ingin
menanyakan sesuatu pada Jieun.
“Ini minumannya tuan ..”ujar pelayan lalu meletakannya.
Baekhyun mengucapkan terima kasih pada pelayan itu.
“Jieun aku rasa,
aku mengenalmu tapi dimana ya? Mungkinkah kita pernah bertemu sebelumnya?”
Jieun berdehem menetralkan suaranya. Haruskah ia
mengatakan yang sebenarnya? Lagi pula kenapa harus takut untuk mengatakannya.
“Kau ingat bocah kecil yang selalu kau ganggu saat SD?
Bocah dengan dua kunciran dirambutnya, bocah yang selalu kau panggil Cicak
karena ia sangat takut dengan cicak” akhirnya Jieun mengatakannya. Baekhyun
nampak berfikir.
“Ne aku sangat ingat, tapi bagaimana kau tau?. Mungkinkah
....?” Baekhyun menatap Jieun tak percaya.
“Ne itu aku” ujar Jieun tersenyum.
Baekhyun hampir menyemburkan minuman yang berada
dimulutnya, saking terkejutnya. Jadi benar ia Lee Jieun yang ia kenal saat SD.
Gadis dengan dua kunciran rambutnya, gadis yang selalu ingusan dan gemetar
saat disuruh gurunya maju kedepan. Baekhyun tak percaya ia berubah sedrastis
ini.
“Lee Jieun, kau sangat berbeda 180 derajat, kau
tau..”ujar Baekhyun. Jieun hanya terkekeh.
“Jeongmal ? Dengan begini aku tidak akan dibully lagi kan
olehmu hehe” canda Jieun.
“Ne mana mungkin aku bisa membully yeoja secantik mu, dan
untuk yang dulu, Aku benar-
benar minta maaf, maklum dulu kita masih anak-anak”
ujar Baekhyun.
“Ne aku maafkan, jadi sekarang kita teman?”
“Ne of course Cicak, peace !”
Merekapun tertawa bersama, mengenang masa-masa kecil
mereka dulu. Tak terasa sudah dua jam mereka lewati dengan obrolan-obrolan yang
menyenangkan itu.
“Baekhyun maaf sepertinya aku harus pulang, aku tidak
ingin membuat eomma khawatir”
“Ne, mau kuantar?”
“Tidak perlu, aku bisa sendiri , merepotkan mu saja”
Baekhyun membawa barang belanjaan Jieun tanpa permisi. “
Tidak merepotkan, ayo cepat” ujarnya sembari berjalan mendahului Jieun. Terpaksa Jieun mengikuti Baekhyun.
Baekhyun tersenyum simpul. Baekhyun mengantar Jieun dengan motornya, Jieun
mencengkram kuat jaket Baekhyun karena laju motornya begitu cepat.
“Gomawo Baekhyun-a” Jieun berterima kasih.
“Kau tidak menyuruhku masuk?”
“Oh iya.. kau mau masuk?”
“Hehe ani, aku hanya bercanda mungkin lain kali saja.
Kalau begitu aku pergi” Baekhyun memakai helm nya dan melajukan motornya sampai
tak terlihat lagi oleh Jieun.
“Tampaknya ada yang habis kencan?” Suara Myungsoo mengagetkan
Jieun sampai-sampai gadis itu terperenjat.
“Aiisshh kau,,, tak bisakah kau tidak mengagetkanku
sekali saja”
“Tidak bisa” ucap Myungsoo santai.
Jieun masuk kerumahnya tanpa memperdulikan Myungsoo, ia
langsung memasuki kamarnya. Myungsoo sudah ada dikamarnya, Jieun hanya bisa
menghela nafas.
“Myungsoo-ya aku lelah tolong jangan ganggu aku” Jieun
memelas pada Myungsoo. Mungkin saja lelaki itu akan pergi.
“Kau lelah? Mau ku pijat?”
Jieun langsung memelototkan matanya sembari mencibir
kearah Myungsoo.
“Hahaha... “Myungsoo tertawa puas.
“Baiklah aku akan pergi, tapi ingat kau berhutang
penjelasan padaku, kenapa kau bisa pulang dengan Baekhyun”
“Apa hak mu me...” Belum usai Jieun berbicara Myungsoo
sudah hilang entah kemana.
“Aisshh dasar anak itu, seenaknya saja. Dia pikir aku ini
yeoja chingunya apa” kesal Jieun.
Jieun membaringkan punggungnya diatas kasurnya.
Ah
nyamannya, dia merasa cape hari ini, ah jieun lupa ia
belum meminum pil yang Myungsoo berikan untuk menangkal efek dari lunturnya
kekuatan sihir Jieun. Eomma Myungsoo terkenal sebagai penyihir peracik obat dan
ia membuatkannya untuk Jieun. Jieun pun sudah pernah bertanya pada eomma
Myungsoo, adakah cara lain untuk mempertahankan kekuatan sihirnya namun
jawabannya sama seperti yang Pussy katakan.
Ia bangun dan langsung meminum pil itu, ia turun kebawah
berniat menonton televisi.
“Jieunie, ayo
makan sayang” ucap eommanya dari arah dapur.
“Aku sudah makan tadi eomma” balas Jieun. Jieun yang
merasa bosan tak ada tontonan menarik kembali kekamarnya.
Jieun membuka akun KakaoTalknya, terlihat disana Bora
sedang online. Jieun pun mengirimi Bora pesan hanya untuk iseng saja.
Jieun
Yaaaakk
bodoh kau sedang apa? Sudahkah menjemput eomma mu?
Bora
Yaaakk
siapa yang kau panggil bodoh? Tentu saja sudah :p. Jieun aku mau tanya,
sepertinya kau sudah lama mengenal Myungsoo, benarkan?
Jieun agak tersentak membaca pesan Bora, bagaimana Bora
tau, tebakannya sangat benar.
Yaaakk
jangan asal tebak, Tentu saja belum. Hanya perasaan mu saja.
Bora
Jieun
aku ingin jujur padamu
Jieun
Jujur?
Jujur untuk apa?
Bora
Kau
ingat yeoja yang bergandengan dikantin dengan Suho sunbae?
Jieun
Ne
aku ingat, memangnya kenapa?
Bora
Kumohon
kau jangan marah ataupun menjauhiku karena baru mengatakannya sekarang.
Sebenarnya aku pernah melihat mereka berdua di FoodCourt sebelum kau putus
dengannya, kejadiannya sudah lumayan lama, aku pernah bertanya padamu apakah
hubungan kalian baik-baik saja? Alasan ku menanyakan itu, karena aku melihat
mereka, mereka sangat mesra waktu itu.
Jieun melebarkan matanya tak percaya membaca pesan yang
Bora kirim padanya, sekali lagi ada rasa sakit didadanya. Namja itu, benar
benar serigala berbulu domba, didepan Jieun ia sangat manis tetapi dibelakangnya
ia bersama yeoja lain. Jieun tak membalas pesan Bora, kini air matanya tak bisa
ia bendung lagi mengetahui kenyataan yang menyakitinya lagi. Ia pun sedikit
kesal dengan Bora, mengapa baru memberi tahunya sekarang, jika saja Jieun tahu
dari dulu, mungkin tak akan sesakit ini.
Bora
Jieun
mianhae, aku benar-benar minta maaf padamu baru memberitahukannya sekarang. Aku
takut menyakitimu dulu, kau terlihat sangat mencintai Suho sunbae. L tapi aku bersyukur kau sudah tak
berhubungan lagi dengannya.
Sekali lagi Bora mengirim pesan ke Jieun meski tak
dibalas oleh Jieun.
Jieun kembali terisak pelan. Ia sudah mencoba untuk
menghilangkan Suho dari pikirannya tapi apa ? lagi-lagi ia membuat Jieun sakit
hati lagi.
TBC ...
akhirnya di lanjut..
ReplyDeletebtw,adegan myungsoJieun trlalu spontan lol
tp apkah baekhyun yg akan jd cnta sejati jieun ?
oh gitu ya hehe iya jg sih
Deletewah bagus bagus!! daebak! lanjut thor--
ReplyDeletesiap - siap ... mksih udh komen :)
DeleteKepengen myungsoojieun aaaaaa
ReplyDelete:) makasih udh baca
Delete