The Gangster [end]


Cast     : Myungsoo, Tao, Lee Jieun (IU), Kai, Lee Min Jung (oc) etc.

Length : Twoshoot.

Genre : Sad, Angst, Drama.

Sebelumnya



Jieun menghembuskan nafasnya pelan, sudah dua hari Kai belum juga sadarkan diri. Dia sama sekali tidak menyangka namja yang selalu ketus padanya bisa berbuat senekad itu. ia tidak menyangka Kai akan menolongnya.

Jieun masih duduk disamping ranjang rumah sakit, menatap wajah dan mata yang masih terpejam disampingnya.

“Kenapa kau harus melakukan itu bodoh” gumam Jieun yang mungkin tidak akan didengar Kai.

Myungsoo dan Tao datang membawa bungkusan besar ditangan mereka, membeli makanan kecil untuk mengisi perut sembari menunggu Kai sadar.

“Bagaimana ? apa sudah sadar ?” tanya Tao, Jieun menggeleng pelan.

“Hmm .. dia pasti akan sadar, kau tenang saja Jieun-a” Myungsoo mencoba menghibur Jieun.

“Ne ..”

Suara decitan pintu terbuka mengalihkan ketiga orang didalamnya, Jieun menoleh begitu pula Myungsoo dan Tao.

“Eonni ..”

“Kenapa kau kesini ?”

“Aku juga ingin menjenguk Kai oppa”

“Oppa ?!” koor ketiga orang itu dengan nada lumayan tinggi.

Min Jung menggaruk kepalanya sembari tersenyum lebar. Ia mendekat kearah Jieun berada.

“Kenapa kau memanggilnya oppa ?” tanya Jieun penasaran.

“Hehe .. karena kami sudah resmi berpacaran”

“MWO !?” lagi, ketiga orang itu histeris.

“Yaakk kalian berlebihan” sergah Min Jung masih dengan ekspresi malunya.

“Hey lihat lihat” Tao mengalihkan pembicaraan dan kini semua mata diruangan itu mengarah pada mata Kai yang mulai bergerak dan perlahan terbuka.

“Kau sudah sadar Kai-a ?” tanya Jieun. Kai mengangguk lemah. Matanya beralih pada gadis disampingnya.

“Oppa, neo gwenchana ?” tanya Min Jung dengan ekspresi yang bisa membuat Tao muntah. Kai kembali mengangguk dan tersenyum. Serasa hanya ada mereka berdua saja diruangan itu.

“Ehm .. ehmm ..” Jieun berdehem pelan.

“Jadi karena ini kau menolongku ?” tanya Jieun saat mata Kai kembali mengarah padanya.

“Ne .. Aku menyukai adikmu dan aku juga ingin melindungimu untuk adikmu, aku ingin kau merestui kami”

“Mwo ?! Yaaakk apa kau sedang bercanda denganku?”” Jieun memasang ekspresi tak senangnya.

“Ani, tentu saja tidak, Mau kah kau merestui kami ?”

Percakapan serius itu membuat Tao dan Myungsoo memilih diam, mereka tidak ingin mendapat dampratan Jieun. Mereka cukup menyaksikan saja. Berharap akan ada pertunjukan seru, berharap Kai sekali lagi babak belur oleh Jieun.

“Merestui kalian sama saja menjerumuskan adik ku, kau tahu” ucap Jieun dengan nada dingin.

“Aku akan berubah, aku janji tidak akan berjudi atau bermain wanita lagi” Ucap Kai menyakinkan.

“Eonni dia masih sakit, kau keterlaluan ..” bisik Min Jung ditelinga kakaknya.

“Diam kau” ujar Jieun tajam pada adiknya.

Jieun kini terdiam memandang tak yakin pada Kai.

“Jadi bagaimana ?” tanya Kai harap-harap cemas.

“Kau yakin aku bisa memegang kata-katamu ?”

Kai mengangguk “Kau bisa membunuhku jika aku melanggar ucapanku sendiri”

Jieun terdiam, ia masih betah dengan ekspresi datarnya itu. Namun sedetik kemudian ekspresinya berubah, ia tersenyum dan mengangguk kecil membuat Kai berbinar.

“Tentu aku merestui kalian .. Tapi ingat jaga adik ku dengan baik !”

“Hahaha .. ne siap boss !” ucap Kai lantang membuat seluruh orang diruangan itu tertawa. Sepertinya Myungsoo dan Tao harus kecewa karena tak ada pertengkaran yang mereka harapkan disana.

<><><> 

Jieun berjalan santai digelapnya malam ditemani Myungsoo disampingnya. Min Jung menjaga dirumah sakit dan karena besok adalalah hari Minggu maka Jieun mengizinkannya sedangkan Tao pamit untuk pulang.

“Ji ..”

“Hmm ..”

“Sebaiknya kau berhenti”

“Berhenti apa maksudmu ?”

“Berhenti berhubungan dengan dunia gangster”

“Aku masih belum memikirkan hal itu ..”

“Aku sangat khawatir padamu, bagaimana jika pisau itu mengenai mu kemarin ?”

Jieun menghembuskan nafasnya berat. Ia mencoba tersenyum memandang Myungsoo.

“Bukankah sekarang aku masih selamat ?”

“Tapi bagaimana jika lain kali ..”

“Ani Myungsoo-ya, aku .. “ Jieun memberikan jeda dikalimatnya, karena ia pun tak terlalu yakin.

“Aku pasti akan baik-baik saja” lanjutnya.

“Aku bisa membiayai hidup kalian berdua, aku akan rela melakukannya untuk mu Ji” ucap Myungsoo tulus.

“Maaf Myungsoo-ya aku bukan pengemis, aku masih bisa membiayai hidup kami sendiri dan lagi pula aku tak bisa membalas perasaanmu. Aku ingin fokus pada adik ku dulu, aku tidak ingin memikirkan yang lain apalagi cinta”

“Kau tidak perlu membalas perasaanku, melihatmu sehat saja sudah membuatku senang”
Jieun tersenyum memandang Myungsoo.

“Ayo kita akhiri percakapan melankolis ini .. lebih baik kita minum, aku yang traktir” ucap Jieun dan kini mendahului Myungsoo berjalan.

Myungsoo hanya bisa tersenyum melihat wanita itu, wanita yang mampu menarik hatinya, wanita yang membuatnya kagum karena dengan tegar menjalani hidup yang bahkan tidak memihak mereka.

<><><> 

Semuanya kembali normal, Kai telah sembuh dan kini ia menjalin hubungan dengan Min Jung seizin restu Jieun.

"Oppa .."

"Ne ? "

"Jika kita menikah nanti, kau Mau anak berapa ?" tanya Min Jung polos, spontan membuat Kai hampir menyemburkan ramen dimulutnya.

Kai tersenyum canggung.

"Aku bahkan belum memikirkannya" jawab Kai dengan garukan ringan dikepalanya.

"Isshh oppa kau ini .. Kau harus mulai memikirkannya mulai dari sekarang"

“Begitu ya ? baiklah mungkin aku ingin memiliki 7 anak ..”

“M mwo ? iisshh itu terlalu banyak oppa”

“Haha, aniya aku hanya bercanda”

“Ck oppa ini” Min Jung kembali memakan ramennya.

"Min jung-ah .."

"Hmm .."

"Kau yakin akan tetap menyukaiku meski kau sukses nanti? aku hanya brandalan yang tak punya masa depan"

Min Jung tersenyum samar.

"Oppa dengar aku .. Jika aku sukses nanti dan mempunyai banyak uang, aku akan tetap menyukai mu karena aku sudah berkecukupan dan yang aku butuhkan hanya cinta lebih banyak darimu .. Tapi jika aku gagal, kau harus mencari uang dengan giat, karena aku tak bisa menghasilkan uang jika aku tak berhasil"
Kai mengangguk mengerti.

"Aku hanya minta satu hal darimu oppa"

"Apa itu?"

"Tolong selalu jaga eonni, aku menyayanginya lebih dari nyawaku sendiri .. Aku tak bisa membayangkan jika tidak ada dia di dunia ini"

Kai mengangguk "Aku akan menjaganya untukmu"

"Yaksok ?"

"Ne yaksok"

Mereka membuat janji kelingking, saling melempar senyum dan kembali memakan ramen yang tinggal setengah mangkuk.

<><><> 

Jieun, Tao, Myungsoo, Kai dan juga Min Jung saling melempar senyum, kini mereka ditepi hamparan luas air atau bisa disebut pantai. Jieun sengaja meluangkan waktunya untuk berlibur bersama teman dan adiknya. Berbekal mobil sewaan yang Tao bawa, mereka melakukan liburan kecil itu.

“Wuuuu ...” Min Jung berteriak senang memandang hamparan luas laut. Merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Jieun tersenyum melihatnya, melihat adiknya begitu gembira saat ini. Ia menggeleng pelan.

“Min Jung-ah ayo kita kesana” ajak Kai merangkul bahu Min Jung membuat Jieun memelototkan matanya.

“Yaaakk, jauhkan tanganmu !”

“Oh hehe .. sorry” ucap Kai seakan meledek.

“Ck .. dasar”

Setelah melihat Kai dan Min Jung pergi berjalan-jalan, Jieun Tao dan Myungsoo kini membuka alas duduk yang mereka bawa plus makanan kecil yang dibuat Jieun.

“Ji ..” panggil Tao.

“Hmm ..”

“Ku dengar ketua geng yang anak buahnya kita pukuli sangat marah” ujar Tao sembari memakan onigiri buatan Jieun.

“Yang mana ? kita bukan hanya memukuli satu dua geng kan ?”

“Dua orang yang kita pukuli disudut jalan waktu itu” jelas Myungsoo kemudian.

“Ah yang itu .. lalu jika ketua mereka marah kenapa ?” tanya Jieun seakan hal itu bukanlah sesuatu yang penting.

“Kau belum tahu ya, ketua mereka itu adalah anggota Yakuza”

“Mau Yakuza atau Yakuzi aku tak perduli” jawab Jieun acuh.

“Aku hanya takut terjadi sesuatu yang tidak diingankan padamu, kau harus berhati-hati Ji” ujar Myungsoo khawatir, Tao mengangguk setuju.

“Hey, kalian lupa siapa aku ? aku Lee Jieun ketua D’crime terhebat di Gangnam” Jieun merasa ia bukanlah orang sembarangan yang akan takut dengan kemarahan seseorang. Ia sudah beberapa kali mengalahkan para ketua geng.

“Ne, aku tahu tapi berhati-hati juga tak ada salahnya kan?” saran Myungsoo.

“Benar kata Myungsoo Ji”

“Ne ne aku akan berhati-hati, kalian puas ?”

“Sangaaat” ujar Myungsoo dan Tao bersamaan membuat suasana mencair dengan tawa yang menggema setelahnya. Jieun hanya tersenyum kecil dengan gelengan kepalanya.

Myungsoo berbisik pada Tao membuat Jieun mengernyit melihatnya.

“Hey kalian tidak sopan berbisik-bisik didepan orang lain”

Myungsoo dan Tao bangkit, mereka mengangkat Jieun kearah pantai.

“Yaaa Yaakk ..”

Byuurr

Myungsoo dan Tao menceburkan Jieun kedalam air laut. Berlari menjauh saat Jieun memasang ekspresi kesalnya dan mengejar dua namja yang kini tertawa kencang itu. Setidaknya hari ini ia menjadi orang pada umumnya, bersenang-senang tanpa harus bergelut dengan tikaman ataupun hantaman seperti rutinitasnya sehari-hari.

<><><> 

Kucuran air dari shower terus saja membasahi tubuh gadis yang tengah meringkuk dibawahnya, masih dengan pakaian sekolahnya, ia menangis sembari mengusap-usap kulitnya kasar. Tangisnya bercampur dengan kucuran air. Berharap semuanya kembali.

Jieun berjalan melewati tangga, hari ini ia pulang malam, dengan jaket kulit yang melekat ditubuhnya, ia melangkah dengan senyum sembari memegangi kantung plastik berisikan makanan yang ia beli untuk Min Jung. Sup ikan, pasti adiknya akan sangat senang.

Jieun membuka pintu namun ia mengernyit saat mendapati flatnya gelap tanpa ada penerangan yang sepertinya belum dinyalakan.

“Min Jung-ah kenapa lampunya belum dinyalakan eoh ?” seru Jieun sembari mencari stop kontak dengan meraba-raba dinding. Setelah menemukan apa yang dicarinya, lampu menyala dan ia mencari adiknya. Ia ke kamar namun tidak ada Min Jung disana.

Dimana dia ?

“Min Jung-ah ?!” Jieun kembali meninggikan suaranya. Berjalan kesana-kemari namun tak kunjung menemukan adiknya itu.

Jieun terdiam, ia mendengar sesuatu, suara air.

Oh mungkin dia sedang mandi

Jieun duduk berniat menunggu adiknya selesai mandi. 2 jam kemudian, Jieun mengerjapkan matanya, ia ketiduran, matanya memandang jam dinding. Remang namun masih bisa dilihatnya pukul berapa sekarang.

Jam 11

Jieun masih mendengar suara kucuran air.

Kenapa lama sekali ? apa yang sedang Min Jung lakukan ?

Karena penasaran, Jieun pun berjalan  menuju kamar mandi, ia membuka pintu kamar mandi itu perlahan dan betapa terkejutnya ia mendapati Min Jung tak sadarkan diri, bersender pada sudut dinding dengan seragam lengkap dan air masih mengucur dari atas.

“Min Jung-ah !?!” Jieun histeris dan langsung menghampiri adiknya.

<><><> 

Jieun terus saja memegangi tangan itu, tangan lemah yang belum sadarkan diri.

“Jungie, ada apa denganmu eoh ?” lirih Jieun dengan pandangan sedih pada adiknya yang terbaring diranjang rumah sakit. Jieun menoleh saat mendapati tiga temannya membuka pintu dengan terburu-buru.

“Ji, ada dengan Min Jung ?” tanya Myungsoo.

“Ada dengannya hah ?!” seru Kai yang tak bisa mengontrol emosinya. Ia terlalu terkejut karena Jieun mengabari bahwa Min Jung dirumah sakit padahal kemarin ia masih baik-baik saja.

“Tenang dulu Kai-a, kita dengar dulu penjelasan dari Jieun” ujar Tao mencoba menenangkan.

“Aku pulang dan aku mencari Min Jung, aku mendengar suara air dan ku kira ia sedang mandi, aku menunggu tapi setelah aku bangun karena tertidur, suara air dari kamar mandi masih ada, dan aku mendapati Min Jung pingsan disana” jelas Jieun tak mampu lagi menahan air bening yang sudah mengumul dipelupuk matanya.

“Pasti terjadi sesuatu” gumam Tao.

“Entahlah .. “ Jieun menghela nafas “Akan kubunuh jika ada orang yang menyakitinya” lanjut Jieun.

“Aniya, aku yang akan melakukannya jika benar ada orang yang menyakiti Min Jung ku” ujar Kai dingin.

“Hey hey .. tenanglah dulu,  kita bahkan belum tahu apa yang terjadi sebenarnya” ucap Myungsoo.

<><><> 

“Kalian berhasil melakukannya ?”

Dua orang berbaju hitam itu mengangguk dengan seringaian diwajah mereka.

“Haha .. bagus”

<><><> 

“Hey bangunlah” Tao mencoba membangunkan Jieun, Kai, dan Myungsoo yang tertidur disekitar ranjang Min Jung.

“Kau berisik Tao-ya !” ucap Kai kesal. Namun satu persatu mulai membuka matanya.

 “Li lihat ini ..” Tao entah mengapa tergugup dengan secarik kertas ditangannya.

“Yaaakk kemana Min Jung ?!” seru Jieun setelah benar-benar dapat membuka matanya dan tak melihat diranjang itu. Jieun berjalan cepat kearah Tao, merebut kertas yang membuat Tao tergugup. Membacanya dengan seksama.

Eonni, terima kasih .. Eonni maafkan aku, aku tidak bisa menjadi apa yang kau inginkan, eonni tenang saja,aku akan pergi dan tidak akan merepotkan eonni lagi .. eonni aku .. aku .. aku sudah ternoda. Semuanya hancur, cita-cita dan harapan kita sudah hancur. Maafkan aku eonni .. Aku bahkan jijik dengan diriku sendiri, aku tak bisa lagi hidup menanggung semua ini .. aku kini hanya seorang sampah yang akan semakin merepotkan mu eonni ..

Eonni uljimma, jangan sampai kau menangisi anak kotor ini .. terimalah cinta Myungsoo oppa dan berbahagialah dengannya, saat kau membaca surat ini, mungkin aku sudah tak ada lagi didunia ini.


“AARGGHH ..”Jieun histeris dengan linangan air mata yang turun deras dari matanya, berlari keluar ruangan rumah sakit dengan tergesa dan linglung. Tanpa memperdulikan teriakan Tao dan yang lainnya. Jieun berlari dengan jalan tak tahu arah, meneriakan nama adiknya, ia tak perduli lagi dengan tatapan orang-orang padanya.

Kai dan Myungsoo membaca kertas yang membuat Jieun histeris sedangkan Tao mengejar Jieun, membelalakan matanya tatkala mengetahui hal yang terjadi pada Min Jung sampai gadis itu berada dirumah sakit. Sebab dari semua pertanyaan mereka semalam. Kai meremas kertas ditangannya penuh emosi, ia melemparnya kasar.

Bajingan, siapa yang melakukan ini pada Min Jung ku !!

“Min Jung-ah !!”

“Jungie !!”

“Lee Min Jung !!”

Berbagai sapaan terhadap adiknya Jieun suarakan, berlari dengan keputusasaan dan linangan bulir-bulir air mata yang tak ingin berhenti mengalir. Jieun masih berlari, menuruni beberapa anak tangga dengan tak sabaran, berharap ia masih bisa menemukan adiknya. Berharap tak ada hal buruk terjadi. Jieun menembus orang-orang yang kebanyakan berbaju putih, masih mencari keberadaan adiknya, sungguh, Jieun tak ingin kehilangan adiknya. Namun seketika tubuhnya terdiam melihat apa yang tengah dicarinya, ia menemukan Min Jung tengah berlari .. berlari ke tengah jalan ?!

BRAAKK

“Andweee ... !!” Jieun merosot di pinggir jalan saat mendapati tubuh adiknya terpental jauh dengan darah mulai keluar dari kepala dan mulutnya.

Jieun berlari, menerobos jalanan yang penuh kendaraan berlalu lalang, dengan nekad menghampiri tubuh remuk itu. tubuh dari seseorang yang paling disayanginya didunia ini, ia merengkuhnya pelan.

“Eo eonni .. “ Min Jung tergagap dengan nafas yang mulai menipis, dengan air mata yang mulai tercampur darah.

“Aniya aniya aniya .. jangan berbicara lagi” ucap Jieun dengan mata sembab dan terisak pelan.

“Siapa ? siapa yang melakukan ini ?! eoh ? hmm ?” Jieun berseru namun melirih menatap Min Jung masih dengan wajah kacau dan tercampur amarah.

Bukannya menjawab Min Jung justru tersenyum diwajah yang mulai memucat.

“Eonni , sarang-saranghae ..” Min Jung menutup mata untuk selama-lamanya. Jieun kembali histeris meneriakan nama adiknya. Menangis penuh penyesalan. Penyesalan mengapa ia tak bisa menjaga adiknya, penyesalan kenapa ini semua bisa terjadi pada adiknya, penyesalan kenapa tak ia saja yang mati dan menderita. Semuanya seakan kembali terputar dibenak Jieun.

Senyum manis itu ..

Tawa yang membuat nya juga ikut tertawa ..

Raut sedih itu yang membuat Jieun ingin sekali menggantinya dengan senyuman

Ekspresi senang itu .. ekspresi saat mereka bercanda bersama.

“ANDWEEE ...” berteriak berharap rasa sakit itu hilang dan berharap agar adiknya hidup kembali.
Jalanan mulai ramai dengan orang-orang disekeliling tempat yang baru saja merenggut nyawa satu manusia. Tao membeku, baru kali ini ia gemetar melihat orang mati, Min Jung sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, namun sekarang ia melihat gadis itu sudah tak bernyawa.

<><><> 

Sepi itu kini terasa sangat menyiksa, memasuki setiap celah hati Jieun, hanya dapat hidup tanpa ada hasrat lagi untuk hidup. Seperti manekin tak bernyawa. Memandang kosong pada gundukan tanah yang masih basah. Gerimis seakan ikut berbela sungkawa. Awan hitam seakan mengerti perasaan yang menyelimuti hati seorang Lee Jieun. Berteriak sekeras apapun, menangis sekencang apapun tak akan membuat adiknya hadir kembali, adik yang sangat Jieun banggakan, adik dan orang satu-satunya didunia ini yang Jieun punya. Hanya bisa berjanji ia akan menemukan orang yang dengan tega melakukan semua itu pada adiknya yang sama sekali tak tahu apapun.

Tangan kekar itu masih mengusap-usap pelan penuh simpati dibahu Jieun. Kim Myungsoo tahu betapa hancurnya Jieun saat ini. Ia tahu Jieun diam namun tidak dengan perasaannya yang menangis pilu. Ia tahu Jieun tetaplah wanita yang rapuh dan menderita.

Sedangkan Kai tak henti-hentinya meneteskan air mata meski berkali-kali mengusapnya kasar namun tetap saja kembali membasahi pipinya. menatap makam dari yeoja yang belum lama mengisi hatinya, yeoja yang dengan polos menerima dirinya yang berandalan. Yeoja yang dengan lugu menanyakan masa depan mereka selanjutnya. Yeoja yang dengan bodoh berjanji tidak akan meninggalkan Kai meskipun ia sudah sukses. Yeoja yang dengan manis memakan ramen dengan lahap dihadapannya. Yeoja yang dengan bodoh menerima cintainya.

Aku berjanji akan membunuh pelakunya Min Jung ku .. Akan kucari meski keujung neraka sekalipun !

Sama seperti ketiga orang disampingnya, Tao juga sangat sedih kehilangan gadis yang ia anggap sudah seperti adik sendiri.

<><><> 

Sejak adiknya meninggal, Jieun juga seakan tak peduli dengan hidupnya lagi. Ia sering pulang malam, minuman-minuman sampai mabuk dan mengonsumsi narkoba untuk membuatnya sejenak melupakan hidupnya yang perih. Bahkan Myungsoo pun tak dapat mencegah Jieun berbuat seperti itu. Sejak saat itu Jieun keluar dari D’crime. Meninggalkan kegiatan yang berhubungan dengan pertikaian dan aktivitas gangster. Ia sebatangkara sekarang, mencari banyak uangpun tak akan ada gunanya lagi.

Jieun berjalan sempoyongan, bersenandung tak jelas digelapnya malam yang mulai ditinggalkan para manusia. Udara dingin menusuk kulitnya, lolongan anjing jalanan menemani langkahnya.

“Na .. na ..na.. naaahhh” Jieun bernyanyi tanpa perduli nada. Menendang apapun yang menghalangi langkahnya.

“Haaaahhh .. “ berteriak disepinya malam dan entah  sampai kapan ia bisa menghilangkan adiknya dari pikirannya.

Pria hitam dengan topi bundar tersenyum puas dengan pemandangan dihadapannya.

“Heyy kau .. minggir minggir” Jieun meracau tak jelas pada orang yang menghalangi jalannya. Alkohol selalu sukses membuatnya mabuk sampai seperti ini.

Lagi, seringaian itu tercipta.

“Yaakk apa kau tuli oeh ?!” lagi, Jieun berteriak masih dengan kesadarannya yang belum seutuhnya kembali.

“Apa kau ingin menyusul adikmu ?”

Jieun seketika membeku, ia mengerjapkan matanya berharap penglihatannya bisa menjadi jelas. Hanya beberapa kalimat yang diucapkan orang itu mampu membuatnya sadar.

Orang itu mungkinkah  ...

“KAU ?!”

Jlebb

Jieun memegangi perutnya, ia memandang perut itu dengan pisau yang sudah tertancap disana. Mengangkat telapak tangannya yang kini dipenuhi darah merah.

“Kau salah jika mengira akan menang melawan Yakuza”

Bisik pria itu, dan berlalu meninggalkan Jieun yang mulai merosot, terkulai lemas tak berdaya.

Eonni menyusulmu Min Jung-ah

Selamat tinggal D’crime

Aku mencintaimu Kim Myungsoo

Dan nafas itu terhenti, melayang menyisakan jasad yang tergeletak digelapnya malam. Sama gelapnya dengan hidup yang Jieun jalani.


The end ~

Comments

  1. NOOOOOOOOOOOOOOO,,,Knapa mesti sad ending T_T

    ReplyDelete
  2. alurnya daebak~ endingnya daebak walaupun sad ending (y)

    ReplyDelete

Post a Comment