Letter [8]

 


PART 1 2 3 4 5 6 7


Apa sehun benar-benar menyukaiku? Apa yang membuatnya yakin padaku? 

Oke, aku akui aku berdebar saat dia menciumku tapi bukankah siapapun akan berdebar jika sesuatu yang mengejutkan terjadi tiba-tiba?

Akan terlalu bias jika aku menganggapnya perasaan suka.

Jieun tidak bisa tidur, padahal sudah jam 3 malam, untung besok hari Minggu jadi aman mau begadang atau tidak. Kepalanya sibuk memikirkan ungkapan hati Sehun padanya. 

Aku belum terlalu mengenal Sehun. Ya meskipun aku tahu masalah pribadinya dan kondisinya. Tapi itu semua belum cukup untuk membuatku yakin bahwa aku juga menyukainya. 

Jieun berguling ke kanan dan ke kiri, ia memeluk boneka beruangnya yang besar. Ia gelisah, menimang-nimang bagaimana harusnya ia menanggapi ungkapan perasaan Sehun. Maklum ini pertama kali buatnya, jieun belum pernah mengalami situasi seperti ini. Ia menghembuskan nafas. 

Tidak bisa, aku tidak bisa seperti ini, bisa bisa sampai pagi aku tidak bisa tidur.

Jieun bangun, ia berniat ke dapur untuk membuat susu. Jieun berharap jika dia meminum susu, rasa kantuk bisa menghampirinya. Tapi jieun lupa bahwa ia sedang berada di rumah Somin. Bagaimana bisa ia seenaknya saja ke dapur orang lain dan membuat susu? Jieun menoleh ke arah Somin yang tertidur amat pulas. Jieun tidak tega membangunkan Somin hanya untuk meminta izin membuat susu hangat. Jieun pun menghembuskan nafas. Ia meraih ponselnya. Menyalakan dan menatap layar depan tapi tidak ada notifikasi apapun. Setidaknya jieun berharap agar sehun mengiriminya pesan setelah menembaknya tapi tidak ada apapun dilayar ponselnya. Jieun mematikannya lagi dan kembali memeluk erat boneka beruang somin. Ia mulai berguman, 1 domba, 2 domba, 3 domba dan seterusnya. Mencoba membuat dirinya terpulas.

___

Jieun menyesap susu hangat yang Somin buatkan untuk dirinya. Sebenarnya Jieun masih sangat ngantuk, tapi Somin terus saja membangunkannya. Menggoyang-goyangkan tubuhnya lalu menyanyi dengan nada tak beraturan, argh sungguh menyebalkan! Alhasil inilah Jieun sekarang, duduk di ruang makan dengan mata pandanya. Jieun terlihat lusuh dan tak bergairah, sementara Somin terus saja tersenyum riang seolah baru saja mendapat lotre. 

"Bagaimana Ji, apa kau akan menerima perasaan Sehun?" 

Jieun melirik malas, sudah berapa kali Somin menanyakan hal yang sama. Bisa tidak jika Jieun membuang Somin ke laut saat ini juga? Yeoja itu menjadi sangat berisik hanya karena Sehun menembak Jieun. Eugh, hari Minggu Jieun sungguh tidak damai. 

Jieun bangkit, "Aku mau pulang sekarang ya"

"Eh, kau bahkan belum mandi. Mandi dulu lalu makan oke, aku sudah menghangatkan sup" 

Lihat, kini malah Somin sudah seperti ibu Jieun yang cerewet.

"Arraseo" jawab Jieun tak bertenaga.

___

Blugh 

Ah nyamannya kamarku sendiri. Rumah memang tempat ternyaman. 

Ceklek

"Ya ampun, kau mau tidur lagi Ji?" Baru saja Jieun merasa nyaman, kini kakaknya yang mengganggu. 

"Ne" 

"Wae, memangnya tadi malam kau tidak tidur nyenyak?" 

Bagaimana aku bisa tidur nyenyak setelah peristiwa itu... Hmm

"Aku dan Somin mengobrol sepanjang malam oppa" ucap Jieun beralasan.

"Oh begitu" 

"Tapi kau sudah makan kan?" 

Jieun mengangguk tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.

"Sudah mandi?" 

Jieun kembali mengangguk.

"Sudah buang air besar?" 

"YAAAKKK!!" Kesabaran Jieun sudah hilang.

"Ahahaha" Kang joon lari terbirit meninggalkan Jieun dengan pintu kamar terbuka. 

Aishh dia ini benar-benar!!

Kenapa semua orang sangat menyebalkan hari ini?!

___


Hari Minggu berlalu dengan cepat dan Jieun sudah kembali ke sekolah, melakukan upacara bendera di hari senin. Untungnya tidak terlalu terik. Ia malas jika harus berdiri sembari kepanasan. Membuat ketiaknya berembun. 

Tiba-tiba murid disampingnya mundur dan digantikan dengan Sehun. Namja itu tersenyum genit kepada Jieun. 

Jieun berbisik. "Sedang apa kau disini?"

"Aku ingin berdekatan denganmu" 

"Bagaimana jika ada guru yang melihat?" 

"Tidak akan ada yang tahu" posisi berbaris Jieun memang bukan didepan tapi ditengah hampir ke belakang. 

"Kau mau permen?" Sehun menawarkan permen mint seakan-akan Jieun anak kecil. Oke meskipun dia bukan anak kecil, jieun tetap suka makanan gratis.

"Tidak" jawab Jieun acuh tak acuh. Jieun merasa jika ia menerima permen itu, dia harus menerima ungkapan perasaan Sehun, tidak masuk akal tapi itulah yang Jieun pikirkan. Padahal ia ingin permen itu. Wanita memang mahluk yang ribet dan tidak bisa ditebak.

"Yakin?" 

Jieun melirik permen itu tapi dia sudah bertekad keras. Mana bisa dia diluluhkan dengan sebutir permen mint yang manis dan menyegarkan. Jieun tahu, mulutnya terasa asam dan hambar karena berdiri terlalu lama tapi hal itu tidak akan membuatnya goyah. 

Jieun mengangguk.

"Ya sudah" dengan enteng sehun membuka permen itu dan melahapnya. 

Aish aku ingin makan permen juga!!

Upacara akhirnya selesai setelah pidato panjang kepala sekolah. Hal yang membuat penasaran, kenapa kepala sekolah suka sekali berpidato panjang? Apa dia tidak tahu bahwa para muridnya tersiksa berdiri terus mendengar ocehan yang tiada akhir?!

Oke akhirnya pantat Jieun menemukan tempat istirahatnya. Somin menyenggol lengan Jieun, 

"Cie tadi disamperin Sehun"

"Berisik ah, awas saja sampai ada yang tahu jika dia menembak ku" 

"Tanpa kau memberitahu siapapun, murid yang lain pasti curiga jika Sehun terus mendekatimu"

Benar juga -_-

"Pagi anak-anak!" 

"Pagi Bu!" 


____


Jieun terus menghindar dari Sehun, sebisa mungkin dia menjauh dari pandangan namja itu. Dia masih bingung, Jieun takut salah langkah, apalagi jieun tahu jika Sehun memiliki jiwa tidak stabil. Jikapun Jieun harus menolak perasaan Sehun, ia harus menyampaikannya dengan baik. 

"Kenapa kita makan disini sih?" Seomin mengeluh karena mereka menghabiskan istirahat di rooftop gedung sekolah. Tidak seperti biasanya. Somin heran sejak kapan Jieun membawa bekal sendiri. Jieun bahkan menyiapkan dua porsi untuk mereka. 

"Aku sedang menghindari Sehun" 

"Ya ampun Ji, apa harus segitunya?" 

"Aku masih bingung Min-a, aku tidak tahu aku harus bagaimana, kau kan tahu aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Banyak yang harus kupikirkan dan yang pasti aku belum terlalu mengenalnya, oke, aku mungkin sudah tahu kondisi Sehun tapi apa bisa jadi aku hanya mengasihaninya dan bukan menyukainya" 

"Hmm... aku tahu maksudmu, jika dipikir-pikir jika aku berada diposisimu sekarang, akupun akan bingung menghadapi situasi ini, tapi mungkin sebaiknya kau berterus terang kepada Sehun dari pada menghindar seperti ini"

ucapan Somin ada benarnya juga. 

"Oke ngomong-ngomong kapan kita mulai makan?" terdengar suara perut Somin yang keroncongan. 

"Oh aku hampir lupa" Jieun mulai membuka bekal makanannya, ia juga mengeluarkan dua kotak jus stroberi. 

"Wuaahh" Somin berdecak kagum saat melihat isi bekal Jieun. 

"Kau tahu siapa yang menyiapkannya?"

"Ibumu kan?"

Jieun menggeleng "Bukan tapi Kang Joon Oppa"

"Jinjja!?" Somin merasa Kang Joon adalah kakak terbaik di dunia. Jieun amat sangat beruntung memiliki pria itu, ya meskipun Somin tahu mereka tidak sedarah. 

"Dia benar-benar sangat baik tapi kadang menyebalkan juga" ucap Jieun. 

"Aku iri padamu" ucap Somin. 

Jieun tersenyum bangga. Somin mulai mengambil sumpit nya dan yang pertama dia ambil adalah potongan bulgogi yang menggugah selera, ia mengunyahnya dengan mantap. 

"Enak Ji"

"Enak kan? Kang Joon oppa sering membuat bekal sendiri untuk makan siang dikantor tempat ia magang untuk menghemat katanya, jadi sekalian aku minta dia buatkan untuku juga. dia benar-benar namja idaman, siapapun yang jadi pacarnya nanti pasti sangat beruntung"

"Ekhem, aku boleh mendaftar untuk antrian pertama kan?" ucap Somin semangat sembari mengangkat tangan. 

"No no, kamu tidak masuk kualifikasi, kamu berada jauh dibawah standar"

"Aishh..."

"Hahaha" 

Sedang asiknya dua yeoja itu makan, Sehun pun datang menghampiri. 

"Ya ampun ternyata kau disini" Jieun menoleh dan menghembuskan nafas. Sehun datang saat moodnya sudah kembali baik. Jieun belum siap. 

"Waahh apa yang sedang kalian makan? keliatannya enak, kau membuatnya sendiri Ji?" tanpa permisi, sehun menyomot potongan telur gulung yang tebal dan kenyal. sementara Jieun tak menjawab pertanyaan pria itu sama sekali. 

"Eumm... enak sekali" ucapnya kemudian. 

"Enak kan?" tanya Somin dan Sehun mengangguk. Somin menceritakan jika bekal itu buatan kakak Jieun. entah mengapa mereka berdua malah asik mengobrol tentang makanan itu, sementara Jieun hanya diam memandang mereka berdua mengobrol. tampak akrab sekali. 

"Ah aku ingin ke toilet, sudah diisi malah ada yang ingin dibuang" 

"Aisshh kau ini jorok sekali" balas Jieun. Somin hanya menyengir lalu berlari ke arah toilet dan meninggalkan mereka berdua. Jieun tahu Somin hanya beralasan supaya Sehun dan Jieun memiliki waktu berdua. 

Diam, mereka berdua diam, terasa canggung. padahal tadi pagi mereka mengobrol saat upacara bendera, kenapa sekarang jadi canggung? Sehun duduk disamping Jieun, makanan sudah habis tak bersisa. Jieun menyeruput jusnya sementara Sehun hanya memandang jauh pemandangan kota yang tampak dari atas. 

"Ji.." Sehun memecah keheningan. 

"O oh?" 

"Kau tahu, kau tak perlu menghindariku hanya karena aku mengungkapkan perasaanku padamu" 

jadi dia tahu aku menghindarinya..

"....Aku tidak menuntut jawaban darimu saat ini juga, jika memang kau belum tahu harus menjawab apa, aku bisa menunggu, rasanya lega saja jika sudah mengeluarkan apa yang aku rasakan pada orang yang aku sukai. aku tahu, aku memiliki reputasi buruk soal berpacaran, kau sendiri tahu, aku memiliki mantan yang cukup banyak disekolah ini, dulu aku juga pernah bilang bahwa aku akan membuatmu menyukaimu lalu meninggalkanmu jika kau sudah menyukaimu. hal itu pasti membuatmu ragu bukan? aku menyatakan perasaan ku bukan untuk tujuan itu, kali ini aku tulus" 

Jieun terdiam dan hanya menyimak. 

"Kita masih bisa berteman kok, kau tidak perlu merasa sungkan denganku hanya karena kau tahu aku menyukaimu" 

Jieun mengangguk. "Arraseo" hanya itu yang Jieun ucapkan. 

"Denganmu aku merasa mampu menjadi diriku sendiri, aku ingin berbagi semua perasaanku padamu. aku tidak perlu takut kau akan berubah saat kau tahu aslinya aku. jika dengan orang lain, mereka hanya menyukaiku saat aku baik. aku pernah mencobanya, aku pernah mencoba terbuka pada salah satu mantanku dulu, tapi kau tahu? dia malah menjauhiku dan bilang, sehun kenapa kau seperti ini? ini bukan Sehun yang ku kenal. aku agak hancur saat itu dan ya, aku mulai menjalani hubungan hanya untuk mengisi waktu agar tak bosan namun pada akhirnya aku juga muak sendiri"

"Aku kira saat itu kau juga mau menjauhiku, tapi aku tidak menyangka kau justru berbalik padaku padahal jelas-jelas dari awal kau memang tidak menyukaiku, kau justru membantuku bahkan kau menemaniku ke psikiater. sejak saat itu aku bingung Ji"

"Aku mengerti maksudmu, aku yang membencimu tapi malah membantumu sementara ada juga yang menyukaimu tapi malah menjauh saat kau menampakan dirimu yang tidak sempurna, begitu kan?" 

Sehun mengangguk. 

"Menurutku itu sesuatu yang wajar Sehun-a, manusia memiliki sisi baik dan buruk, semua pasti akan tampak sesuai kondisi dan situasi, itulah kenapa kau juga harus menjadi seperti mereka, maksudku bukan menjadi seorang yang munafik tapi lebih kepada kau harus menerima bahwa kau juga memiliki sisi buruk dan baik, bukan hanya baik saja yang kau perlihatkan. dengan menunjukan sisi baikmu saja, oke kau mungkin disukai siapapun tapi apa itu jaminan bahwa mereka tulus? semua terbukti saat kau disisi burukmu mereka malah menjauh" 

Sehun mendengar dengan baik ucapan dan maksud Jieun. ia mengolah semua nasehat Jieun dan memikirkannya. 

"Wah,,, kenapa obrolan ini terasa berat haha" ucap jieun mencairkan suasana. Sehun menoleh dan tersenyum melihat Jieun tersenyum. 

"Aku suka melihatmu tertawa" ucap Sehun membuat pipi Jieun memanas. Jieun termangu sembari menatap senyum Sehun yang menawan. 

aku juga suka melihat senyumu... 

Eh?

To be continued~   


 

____

Halo apa kabar semua? udah lama banget gak update ya, hihihi. tenang, mulai sekarang author bakal update rutin insya allah. itupun kalo masih ada yang mau baca blog ini ya. author lagi banyak waktu luang soalnya.

SUPPORT SELALU AUTHOR DENGAN KLIK IKLAN DI BLOG INI YA, LEBIH SERING LEBIH BAIK, TERIMAKASIH !!

Comments