Letter [5]



PART 1 2 3 4

Jieun lelah mencari tahu siapa pelaku pengirim surat kaleng itu, dia sudah berkeliling hampir seluruh kelas dan menanyai serta mencocokan tulisan mereka dengan tulisan yang ada di surat itu namun tak ada yang cocok.

Jieun sempat curiga pada Somin karena hanya Somin yang tahu jika ia tidak menyukai Sehun tapi tulisan surat itu jelas-jelas bukan tulisan tangan Somin.

Apa dia menyuruh orang lain untuk menulis surat ini? 

Eeyy tapi mana mungkin Somin seperti itu padaku? 

"Hai Ji" Seseorang yang lewat menyapa Jieun.

"Oh Hai, emm...?" Tapi Jieun lupa dengan nama orang itu.

"Ja Eun"

"Oh iya maaf, Ja Eun, aku lupa namamu hehe" Ja Eun adalah siswi yang pernah ditanyai Jieun soal surat kaleng itu.

"Bagaimana? apa kau sudah menemukan orang yang kau cari?"

"Ah soal itu... " Jieun mengeluh lalu menggeleng pelan.

"Memang isi suratnya apa sih? surat cinta ya? kau sedang mencari pengagum rahasiamu ya?"

"Ahaha bukan kok bukan"

Sebaiknya aku ceritakan pada Ja Eun tidak ya? 

Ah tapi kami belum terlalu dekat

"Baiklah kalau begitu aku ke kantin dulu, semoga kau cepat menemukan orang yang kau cari"

"Ne, gomawo"

Jieun menghela nafas dan memandangi surat lecek ditangannya itu.

Siapa kau sebenarnya? 

"Masih belum ketemu?" Jieun menoleh dan mendapati Sehun berdiri disampingnya. Sejak kapan lelaki itu ada disana?

"Bukan urusanmu" jawab Jieun ketus.

"Kemarin kau bersama siapa?" Tanya Sehun lagi.

"Hah, maksudmu?" Jieun tak mengerti siapa yang dimaksud Sehun.

"Aahh, geu namja, dia ..." mungkin maksud Sehun adalah kakak laki-laki Jieun.

Tunggu dulu, kenapa juga aku harus memberitahu semuanya pada lelaki ini 

Sehun masih menunggu kelanjutan ucapan Jieun namun Jieun mendelik.

"Bukan urusanmu"

"Aishh.." Sehun tampak frustasi.

"Wae? Kenapa kau begitu penasaran?" tanya Jieun sembari mendekatkan wajahnya.

"Jangan gila, siapa juga yang penasaran?" ucap Sehun dengan wajah menyebalkannya.

"Yakin tidak penasaran? kurasa kau itu memiliki gangguan prilaku ya? kadang mendekatiku seperti anak anjing, tapi kadang berubah cuek seperti orang yang tidak kenal"

"Wae? kau ingin aku selalu mendekatimu?" Kini Sehun yang bertanya dengan tatapan mendesak.

"Ani" jawab Jieun sembari mengalihkan pandangannya namun tangan Sehun menyentuh dagu gadis itu  dan mengangkatnya pelan membuat Jieun memandangnya,

"Apa ini? jangan-jangan kau sudah menyukaiku, aigoo, aku bahkan belum mengeluarkan semua jurusku padamu, ternyata membuatmu jatuh cinta itu mudah ya"

Bletak..

"Aishhh!!!" Sehun memundurkan wajahnya dan memekik kesakitan karena mendapat pukulan dari Jieun.

"Hey psycho, mana bisa aku menyukai orang gila sepertimu, jangan bermimpi!" ucap Jieun lalu meninggalkan Sehun yang masih mengelus kepalanya.

"Gadis sialan" umpat Sehun pelan.

Setelah menjauh pergi, Jieun memegangi dadanya.

"Aishh, dasar namja sialan" ia menghembuskan nafas pelan.

Sepulang sekolah, Jieun menunggu sang kakak menjemputnya, hari ini adalah hari pertama kakaknya mulai magang seperti yang sudah diceritakannya. Awalnya Jieun tak ingin merepotkan Kang Joon dengan menjemputnya namun Kang Joon berkata hal itu tidak merepotkan. apa boleh buat, Jieun bersyukur memiliki kakak sebaik Kang Joon.

"Aku duluan Ji"

"Oh" Jieun membalas lambaian tangan Somin yang pulang duluan.

"Wah wah wah" Jieun menoleh dan betapa malasnya ia melihat wajah lelaki bernama Sehun. Mahluk hidup yang paling tidak ingin ditemuinya dimuka bumi ini.

"Apa ini? kau menungguku yah? kau ingin aku mengantarkanmu ke rumah? Aigoo, kau pasti tidak bisa menolak pesonaku ya?" seperti yang sudah Jieun ketahui, inilah sosok menyebalkan Sehun saat tak ada orang lain disekitar mereka. Narsis tingkat dewa! plus mengesalkan!

"Em.. kurasa otakmu sedikit bergeser ya? apa tadi aku memukulmu terlalu keras oh?"balas Jieun.

Lihatlah rautnya sekarang, langsung berubah drastis, kurasa dia benar-benar psycho! 

"Aiishh Jinjja" gumam Sehun serasa ingin meremas Jieun seperti sebuah kertas gorengan.

"Aigoo.. wae? tuan berkharisma sekolah ini mulai marah ya? ah tapi sayang tidak ada yang tahu soal sifatmu yang ini, oh aku tahu! apa aku harus merekam dan mengunggah video mu ke forum sekolah? kurasa itu bakal jadi perbincangan hangat bagi fans-fansmu yang merasa tertipu. Ommo ternyata Sehun seperti ini, Ommo kenapa dia seperti itu? Eottokhe? Bagaimana reaksi mereka saat mengetahui sifat aslimu? Mungkin tidak akan ada yang mau berteman denganmu dan kau berakhir sendirian. Ah ideku memang benar-benar brilian bukan? Kau setuju kan?" Jieun meracau sesukanya.

Sehun terdiam dengan raut wajah marah,, ia maju selangkah demi selangkah ke hadapan Jieun membuat gadis itu mundur perlahan hingga tubuhnya menempel dinding.

"M mwo?" ucap Jieun yang tak bisa menutupi ketakutannya namun berpura-pura berani. ia lupa jika ia hanya berdua dengan lelaki itu dan sekolah sudah sepi, ia tak bisa tahu apa yang akan terjadi. Jieun juga tidak tahu sifat-sifat mengejutkan apa yang belum ia lihat dari Sehun yang suka pencitraan.

Aishh bodoh bodoh bodoh

Jieun menutup matanya membuat Sehun terkekeh kecil, lelaki itu masih mendekat lalu berbisik ditelinga Jieun.

"Kurasa ide mu bagus, ayo kita buat videonya berdua, video hot siswa dan siswi paling fenomenal, bagaimana?"

"Dasar gila" gumam Jieun meski masih menutup matanya dan menciut dihadapan Sehun.

Braakk.. Sehun menggebrak dinding disebelah kepala Jieun membuat gadis itu mengerut.

Aduuhh kenapa mulutku tidak bisa dikendalikan sih... sudah tersudut seperti ini masih saja meracau! batin Jieun.

"Kau ini benar-benar membuat kesabaranku habis Lee Jieun"

"L lalu.. la lalu kau mau apa?"

"Aku mau melakukan ini"

Mata Jieun melebar saat sebuah benda lembut tiba-tiba mendarat di bibirnya dan dengan jelas Jieun melihat Sehun tengah mencium nya di bibir! ingat, di bibir ! astaga, namja itu benar-benar tidak waras! Setelah beberapa detik, Jieun sadar dan dia berusaha mendorong tubuh Sehun menjauh namun tangannya dicengkram dan tak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana jika ada yang melihat mereka. Apa Sehun tidak tahu jika mereka sedang berada didepan sekolah !?

Entah kenapa kaki Jieun menjadi lemas dan saat itu Sehun melepaskannya lalu menyeringai kemudian pergi. Sementara Jieun masih termangu dan bersandar ke dinding. Seakan baru saja mengerti apa artinya shock therapy.

"Jieun?" Kang Joon sudah berdiri dihadapan sang adik dan melambai-lambaikan tangan dihadapan wajahnya namun Jieun masih saja belum sadar.

"A aigoo... J Jieun kau kenapa?" Kang Joon kaget saat sang adik mengeluarkan air mata, Jieun lalu memandang kakaknya dan memeluk Kang Joon.

"Oppa!"

"W wae? apa kau menungguku terlalu lama?"

"..." Bukannya menjawab, Jieun malah menangis sejadi-jadinya didalam pelukan sang kakak.

"Mian, mian, ayo kita pulang. Ani, ayo kita makan dulu diluar, kau mau apa?"

Jieun melepaskan pelukannya lalu menggeleng. "Aku ingin pulang saja" gumamnya.

"Baiklah" Kang Joon memakaikan sebuah helm pada Jieun lalu mereka pun pulang dengan mengendarai sepeda motor.

Didalam perjalanan pulang banyak pertanyaan yang Kang Joon lontarkan pada Jieun namun gadis itu hanya diam dan tak menjawab satupun pertanyaan Kang Joon membuat sang kakak berfikir, sebenarnya ada apa dengan adiknya? apa Jieun tak sengaja melihat hantu? atau apakah gadis itu begitu kelaparan dan menunggunya terlalu lama hingga menangis?
Kang Joon tak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi.

Sesampainya dirumah, Jieun langsung pergi ke kamar dan mengabaikan sapaan sang ibu membuat ibu Jieun mengernyit heran kearah Kang Joon.

"Aku juga tidak tahu dia kenapa bu" ucap Kang Joon seolah mengerti tatapan itu.

"Sudah biarkan saja, Lalu bagaimana hari pertama magangmu Joon-a?"

Kang Joon dan ibunya berlanjut saling mengobrol tentang hari pertama magang yang sudah dilewati sang anak.

"Dasar lelaki brengsek" Gumam Jieun dibalik pintu kamarnya. Ia duduk disana seolah dunia baru saja runtuh. Kini dirinya dipenuhi amarah sebesar-besarnya. Bagaimana bisa Sehun melakukan itu padanya? Mau dipikirkan bagaimana pun, Jieun tak habis pikir dengan tingkah Sehun. Hey! Jieun belum pernah berciuman dan kini ciuman pertamanya malah direnggut lelaki paling ia benci!? Sungguh gila, ini semua gara-gara surat kaleng itu! Entah kenapa, Jieun mulai membenci pengirim surat itu meski ia belum mengetahui identitas si pengirim.

"AAARRGGGHH!!!" Jieun berteriak sembari mengacak-acak rambutnya membuat dua orang yang tengah mengobrol santai langsung terdiam, siapa lagi jika bukan Kang Joon dan ibunya.

"Biarkan saja bu, mungkin nilainya anjlok"

"Aigoo..."

____

"MWOYA!!"

"Aiishh... rendahkan suaramu Somin" ucap Jieun seraya merendahkan kepalanya lalu melirik kanan dan kiri. ia tak ingin ditegur penjaga perpustakaan karena berisik.

"Daebak!!"

"Sekali lagi kau bilang daebak, ku hajar kau"

"Arraseo~" Somin mencibir sebal.

"Tapi apa yang kau bilang tadi benar kan? Sehun mencium mu? Aigoo kenapa dia melakukan itu, lalu, lalu apa yang kau lakukan? kau tidak diam saja kan?" tanya Somin dengan suara seakan berbisik. Ia tidak ingin Jieun marah, meski Somin tahu Jieun sedang marah, hal itu terlihat dari raut wajahnya.

"Coba kau bayangkan saja, hal itu tiba-tiba terjadi padaku, menurutmu apa yang bisa kulakukan?"

"Sehun benar-benar diluar dugaan"

"Sudah kubilang dia itu gila, semua yang ia tampilkan didepan banyak orang itu hanya topeng, kita tidak tahu seperti apa sebenarnya dia"

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Tentu saja, surat ini, aku harus menemukan pengirimnya. Semuanya dimulai karena surat brengsek ini"

Ommo.. 

Aku tidak tahu akan sejauh ini hubungan Sehun dan Jieun karena surat itu.. 

Eottokhae?

"Dan aku sudah bertekad apapun yang akan dilakukan Sehun, aku tak akan memperdulikannya lagi, aku tak akan memaafkan perbuatannya itu"

Jieun bertekad, ia akan mendiamkan Sehun, ia tak akan membalas sapa, bahkan mengeluarkan sepatah kata kepada namja itu. Apa yang dilakukan Sehun benar-benar diluar batas dan keterlaluan. Dia pikir dia siapa, bisa menciumnya seenak jigat? Jieun merasa seperti wanita murahan karena diperlakukan seperti itu.

3 hari berlalu dan Sehun merasakan perbedaan Jieun kepadanya. Jieun benar-benar mengacuhkan seolah Sehun hanya seorang hantu yang tak terlihat, Sapaannya jieun acuhkan, gadis itu selalu melengos saat berpapasan, gadis itu sangat terang-terangan menampakan ketidaksukaannya pada Sehun. Jieun bahkan beranjak pergi dari lapangan saat Sehun mulai bermain basket. Ia mulai berfikir, apa gadis itu marah? Wae? Bukankah seorang gadis selalu suka jika seseorang menciumnya?  apalagi yang menciumnya adalah seorang Sehun? hey bagaimana bisa ada seorang gadis yang tak menyukai bibir Sehun? Reaksi Jieun benar-benar berbeda dari kebanyakan gadis yang sudah Sehun taklukan. Ini tidak bisa dibiarkan, Jieun tidak bisa melakukan ini pada Sehun. Sehun berniat berbicara pada gadis itu.

Sehun menghampiri meja Jieun dan Somin yang tengah duduk menunggu minuman datang setelah latihan upacara bendera yang akan diperlombakan tahun ini ditingkat provinsi. Jieun berpartisipasi sebagai paduan suara bersama Somin, sementara Sehun sebagai salah satu pengibar bendera. Sehun meletakan sebuah jus jeruk dingin dihadapan Jieun, ia melirik ke arah Somin.

"Bisakah aku berbicara berdua dengannya?" Somin mengerti apa yang harus ia lakukan namun saat ia hendak beranjak, Jieun mencegahnya.

"Jangan kemana-mana"

"T tapi..."

"Kau tidak mendengarkanku Jung Somin?" ucap Jieun dingin.

"Arraseo" ucap Somin dan tetap diam, membuat Sehun menggeram kesal.

"Apa kau marah padaku?" tanya Sehun dan kini mereka menjadi pusat perhatian bagi siswa siswi lain dikantin. Jieun benci menjadi pusat perhatian. Ia pun beranjak seraya memegang lengan Somin.

"Ayo kita pergi, kenapa minumannya lama sekali?" ucap Jieun, Somin hanya bisa mengikuti gadis itu seraya memandang Sehun canggung.

"LEE JIEUN!!" Sehun berteriak kencang dan bisikan diantara siswa siswi yang melihat hal itu semakin banyak.

Jieun menghentikan langkahnya, namun ia kembali berjalan dan tak menggubris Sehun yang kini frustasi karena gadis itu mengabaikannya. Kini pasti bakal banyak gosip antara mereka berdua. Jieun sudah tidak perduli. Dari awal, Jieun memang tidak menyukai Sehun dan kini ia makin tak menyukai lelaki itu, ia akan terang-terangan memperlihatkan ketidaksukaannya. Masa bodoh dengan pendapat orang lain.

"Ji, kurasa kau sudah berlebihan pada Sehun" ucap Somin. mereka berdua memilih duduk di undakan disisi lapangan.

"Kau bilang aku berlebihan? dia yang sudah berlebihan Somin-a, dia pikir dia siapa bisa bersikap seenaknya? aku bukan fansnya yang akan berterimakasih karena telah dicium oleh seorang sehun, aku juga bukan wanita pemujanya yang akan bahagia karena perlakukan namja itu yang sebenarnya menyebalkan"

"Iya sih.. aku mengerti tapi..."

Kurasa Jieun benar-benar membenci Sehun sekarang 

"Jung Somin, kau berteman denganku atau dengannya sih?" Jieun beranjak pergi.

"B bukan begitu Jieun.." Jieun tak menggubris Somin dan tetap pergi.

"Aiishh.. ini semua gara-gara aku"

Jieun muak, ia akan pulang saja, lagi pula latihannya sudah selesai dan setelah istirahat ini berakhir, kegiatan selanjutnya adalah membereskan peralatan upacara yang akan dilakukan siswa laki-laki. ia meminta izin pulang lebih dulu pada guru pelatih karena alasan tidak enak badan.

Istirahat berakhir, dan para siswa mulai membereskan mimbar, sementara para siswi diperbolehkan pulang. Sehun memandang ke sekeliling namun ia tak melihat Jieun berada diantara para siswi, ia pun menghampiri Somin dan menanyakan dimana Jieun. Jawaban Somin tidak memuaskannya.

"Aku tidak tahu, kurasa dia juga marah padaku"

"Wae?"

"Molla~" jawab Somin kesal lalu pergi.

Aku tidak tahu jika perbuatanku akan membuat Jieun seperti ini, batin Sehun 

Aku harus meminta maaf padanya.. tapi bagaimana caranya?

Sehun pun meraih tasnya dan pergi terlebih dahulu, masa bodoh dengan guru pelatih yang meneriakinya. ia akan mencari Jieun, ia pasti belum jauh. ia tak berharap banyak mengingat ia tak tahu alamat rumah Jieun.

Sehun bergegas menuju parkiran motornya, namun ia berputar arah saat tak sengaja melihat sosok siswi tengah jongkok, apa mungkin itu Jieun. ia pun memeriksanya dan ternyata benar, itu Jieun, gadis itu tengah berjongkok sembari mengelus-elus seekor kucing berwarna hitam dan abu-abu dibelakang sekolah. entah kenapa Sehun merasa lega dan menghembuskan nafas. Jika ia menghampiri Jieun begitu saja, gadis itu pasti mengabaikannya, sebaiknya apa yang harus Sehun lakukan?

Sehun berdiri sekitar 1 menit memikirkan bagaimana caranya ia menghampiri Jieun.

Ah aku punya ide.. 

"Pus pus" Kekesalan Jieun mereda saat mengelus-elus seekor kucing yang tak sengaja dilihatnya saat akan pulang. Ia pun bertahan disana sampai ia bosan baru berniat pulang. Ia sebal dengan semuanya, Sehun, Somin dan semua mata yang memandangnya dikantin tadi. Ia selalu risih menjadi pusat perhatian dan lagi, Sehun terang-terangan mendekatinya diantara banyak orang yang berada dikantin. apa namja itu sudah gila?

Dia mau aku membuka topengnya didepan banyak orang? 

"Pus pus" kucing dihadapan Jieun berpindah tempat kehadapan Sehun yang membawa makanan kucing ditangannya.

"Kurasa dia lapar, bagaimana bisa kau hanya mengelusnya tanpa memberi dia makan?" ucap Sehun tanpa memandang Jieun dan tetap fokus pada kucing dihadapannya. Sehun berjongkok disamping Jieun. Terdengar helaan nafas dari Jieun, gadis itu pun beranjak.

"Jadi ini caramu marah padaku"

Jieun masih diam.

"Sampai kapan kau akan diam seperti ini?"

"Berteriak lah atau pukul aku jika kau marah, jangan hanya diam saja seperti orang bodoh"

Jieun mendelik kesal dengan senyuman mirisnya mendengar ucapan Sehun. sampai akhir pun namja itu tidak berniat meminta maaf dengan benar padanya, pikir Jieun.

Kini Jieun tidak lagi diam, ia beranjak pergi dari sana namun Sehun buru-buru berdiri dan menghalangi jalannya.

"Mian, mianhae" ucapnya seraya memegangi kedua bahu Jieun. Jieun memandanginya datar.

"Kumohon, maafkan aku, maaf jika ini tidak terlihat tulus tapi aku mohon maafkan aku, aku tidak akan melakukan kesalahan lagi, aku janji, kumohon jangan diam seperti ini" Jieun menghempaskan tangan Sehun dan beranjak pergi.

"WAE!? Bukankah aku sudah meminta maaf! kau juga akan diam dan pergi sama seperti ibuku HAH!?"

Jieun terdiam dan bingung dengan ucapan Sehun. ia menghentikan langkahnya dan berbalik memandang lelaki itu, Jieun tidak menyangka jika Sehun akan menangis dihadapannya. dan apa maksud perkataan Sehun tadi? apa hubungannya sikap diam Jieun dengan ibu Sehun?

Sehun yang awalnya berdiri lalu berjongkok sembari menenggelamkan wajahnya yang tengah menangis.

Ada apa dengannya? tanya Jieun dalam hati

Jieun yang bingung, perlahan-lahan mendekati Sehun, ia ragu sekaligus bingung, bagaimana untuk menenangkan lelaki itu? Sesaat sebelum Jieun menyentuh bahunya, Sehun mendongak.

"Kau akan memaafkanku bukan?"

"Apa yang terjadi dengan ibumu?" tanya Jieun balik.

____

Aigoo sekarang aku tahu, kenapa Sehun selalu memakai topeng kebaikan didepan semua orang. Bagaimana ini? apakah aku harus menceritakan hal ini pada Somin? 

____

"Aku akan memaafkanmu jika kau menceritakan apa yang terjadi antara kau dan ibumu"

Sehun sempat terdiam, namun kemudian ia menyetujuinya. Jieun dan Sehun duduk dihadapan kucing yang masih memakan makanan yang Sehun bawa.

"Ibuku meninggalkanku saat aku kecil"

"Dan apa alasannya?" tanya Jieun penuh minat.

"Ayah berselingkuh, dulu ayahku memang seperti itu kurasa sampai sekarang pun seperti itu, ibu mempertahankan rumah tangganya karena ada aku, tapi mungkin ia juga sudah muak memiliki suami peselingkuh dan anak yang bandel serta minim prestasi sepertiku, dulu aku sangat nakal, hampir setiap minggu, ibu dipanggil ke sekolah gara-gara kelakuanku, hingga akhirnya ibu pergi, dia bahkan tidak menoleh saat meninggalkanku yang menangis meronta-ronta dan memintanya untuk tinggal"

"Apa yang kau lakukan sama persis dengan apa yang ibu lakukan, ia hanya diam dan meninggalkanku begitu saja meski aku sudah menangis dan berjanji tidak akan nakal lagi, tapi dia tetap diam dengan muka datar lalu meninggalkanku. Sejak saat itu aku bertekad untuk menjadi anak baik yang bisa disukai semua orang, dan meningkatkan prestasiku, namun meningkatkan prestasi bagiku terlalu sulit, maka aku sebisa mungkin bersikap baik pada semua orang. Aku senang saat semua orang membalas kebaikanku, aku tidak ingin diabaikan seperti ibu mengabaikanku"

"Jadi itu alasanmu"

"Kurasa aku pun tanpa sadar menyukai citra yang kubuat sendiri"

"Lalu kenapa kau menunjukan sifat aslimu padaku?" Tanya Jieun heran.

"Molla, mungkin karena kau benar-benar membuatku frustasi"

"Dan kau adalah orang pertama yang memperlakukanku seperti itu" lanjut Sehun sembari menatap Jieun tulus.

"Aku sungguh-sungguh meminta maaf padamu Ji, aku tahu perbuatanku saat itu sangat keliru, aku benar-benar minta maaf untuk itu"

Jieun mengangguk

"Arraseo, aku akan memaafkanmu"

"Gomawo"

"Tapi apakah kau akan seperti ini terus?"

"Maksudmu?"

"Kurasa niatmu baik tapi dengan berpura-pura baik didepan semua orang kurasa itu salah, apalagi pasti tidak mudah untuk memenuhi ekspektasi semua orang terhadapmu bukan? lama kelamaan itu akan menjadi beban yang berat, akan lebih baik kau menunjukan apa adanya dirimu"

"Aku tidak perduli selama banyak orang yang menyukaiku"

Bagaimana caranya untuk mengubah pemikirannya?

To Be Continued

#Dear readerku yang baik, doain ya, aku lagi nulis novel, semoga berhasil.





Comments