Life of Student [10]


Lee Ji Eun [IU], Oh Sehun, Kim Joon Myeon, Shannon William etc.

Drama, School Life, Teen

Part [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]


Waahh rumah Sehun besar sekali.. ucap Jieun dalam hati. Seperti yang sudah Jieun rencanakan, ia dan Joon Myeon menjenguk Sehun yang katanya sedang sakit sepulang sekolah. Eun bi tak dapat ikut karena ia harus bekerja namun Jieun masih tetap curiga jika bukan itu alasan Eun bi yang sebenarnya. Ia masih kukuh dengan dugaannya kalau ada sesuatu yang membuat Eun Bi dan Joon myeon terlihat canggung. Namun Jieun tidak tahu masalah apa itu.

“Ayo masuk Ji” ucap Joon myeon. Jieun pun mengangguk dan mengekori langkah namja itu.

“Annyeong noona”

“Annyeong Joon myeon-a” Joon myeon bertegur sapa dengan kakak Sehun saat orang rumah membukakan pintu. Namun pandangan Yang Bi beralih pada sosok yeoja yang berdiri disamping Joon Myeon. Jieun pun sadar tengah diperhatikan, ia tersenyum lalu memperkenalkan diri.

“Annyeong eonnie, Lee Jieun imnida, aku juga salah satu teman Sehun disekolah” ucap Jieun ramah.

Ah jadi gadis ini yang diperebutkan Sehun dan Joon Myeon..

Dia manis dan.. sederhana..

Tidak seperti dugaanku.

Jieun bingung sendiri saat wanita dihadapannya itu malah termenung.

“Noona, apa Sehun ada dikamar ?” tanya Joon Myeon membuyarkan lamunan Yang Bi.

“O oh ? ada tentu saja ada, kalian langsung ke kamarnya. Oia Jieun, perkenalkan namaku Oh Yang Bi kakak Sehun”

“Oh ne, senang bertemu denganmu eonnie”

“Senang juga bertemu denganmu, kau manis sekali Jieun"

“Ahaha gomawo eonnie"

“Ya sudah, kalian jenguk saja Sehun sekarang”

“Ne” akhirnya Jieun dan Joon Myeon menuju kamar Sehun. Rumah Sehun cukup luas, mata Jieun pun dibuatnya tak berhenti memandang setiap sudutnya.

Dia benar-benar anak orang kaya ya..

Jieun masih memandang kesana kemari hingga ia tak sadar jika Joon Myeon menghentikan langkahnya, membuat Jieun yang berada dibelakangnya menubruk punggung namja itu.

“Wae ? kenapa berhenti ?” tanya Jieun dengan raut bingungnya.

“Ya ampun Jieun aku lupa,  aku ada pertemuan dengan ketua club teater Win High Shcool hari ini”

“Mwo? Lalu, maksudmu kau akan meninggalkanku disini sekarang ?”

“Mian Jieun, aishh bodohnya aku, aku benar-benar lupa. Kami akan mengadakan pertunjukan Minggu ini ditaman kota, dan club theater sekolah kita akan berkolaborasi dengan sekolah Win High School. Harusnya aku sedang membicarakan rencana pertunjukan itu sekarang”

“Jadi kau akan pergi sekarang ? jenguk Sehun saja dulu” Joon Myeon tampak frustasi, ia memandang jam tangannya.

.

.

.

“Aku akan menjenguk Sehun nanti saja, aku pergi sekarang ya..” Joon Myeon pun beranjak dengan sedikit tergesa.

“Y yaakk..”

“Kamar Sehun ada diujung sebelah kanan !” pekik namja itu seraya meninggalkan Jieun sendirian. Setelah Joon Myeon benar-benar hilang dari pandangan Jieun, gadis itu membuang nafas sebal. Jieun pun sedikit ragu. Akan canggung jika ia menjenguk Sehun sendirian seperti sekarang. Apa yang harus ia lakukan ?

“Jieun ?” Jieun menoleh dan ada Yang Bi yang menghampirinya seraya membawa dua teh dinampan.

“Eoh eonnie”

“Joon Myeon terlihat terburu-buru tadi, ada apa ?”

“Dia lupa jika dia ada janji. Dan akrhinya pergi begitu saja meninggalkanku sendirian”

“Ahaha.. ya sudah, ayo eonnie antar ke kamar Sehun. Aish Joon Myeon itu padahal aku sudah membuatkan teh untuk kalian berdua”

“Maaf merepotkan, eonnie”

“Gwenchana, Sehun pasti senang dengan kedatanganmu”

Senang ? apa maksudnya ? entah mengapa Jieun tersenyum kecil namun sedetik kemudian ia menggeleng-geleng tak jelas. Sesampainya dikamar Sehun, Yang Bi meletakan dua teh yang dibawanya dimeja kecil dikamar sang adik. Sementara Jieun berdiri seraya memegang kedua tangannya.

“Hey, bangun.. temanmu datang” ucap Yang Bi seraya menyentuh bahu Sehun yang tengah tertidur.

“Eunghh.. siapa noona” nada suara Sehun terdengar lemah. Dan hal itu membuat Jieun khawatir.

“Lee Jieun” dua kata itu membuat Sehun langsung membuka matanya dan melirik kesamping. Ingin sekali Yang Bi tertawa dengan reaksi adiknya itu.

“Ya sudah noona tinggal dulu”

“E eoh”

“Nikmati teh nya Jieun”

“Ne eonnie gamsahamnida” setelah Yang Bi benar-benar tak terlihat. Jieun dan Sehun saling berpandangan dengan raut canggung mereka. Sehun tidak menyangka jika Jieun akan datang kerumahnya saat ia sakit seperti sekarang. Dan lagi penampilannya sedang tidak enak dipandang saat ini.

“Kau sakit ya ?” tanya Jieun namun kemudian ia merutuki pertanyaannya itu. sudah jelas-jelas Sehun sedang terbaring lemah.

“Kau kira kenapa aku tidak masuk sekolah -_- tentu saja karena aku sakit Lee Jieun. Pertanyaan mu itu bodoh sekali” ucapan Sehun membuat Jieun menggembungkan pipinya. namun setidaknya suasana tak secanggung tadi.

“Aku kan hanya bertanya, kau ini sedang sakit masih menyebalkan juga yah”

“Jangan berdebat denganku, kau tidak lihat aku sedang lemah. Oia ngomong-ngomong kau tidak membawa apa-apa untuk ku ?” ucap Sehun seraya melihat kedua tangan Jieun yang kosong.

“Ah .. mian, aku tak sempat membeli sesuatu. Habisnya baru aku rencanakan tadi untuk menjengukmu” ucap Jieun seraya menggaruk kepalanya pelan.

“Ck ck ck.. Lee Jieun kau ini tidak sopan sekali yah” Jieun mendengus sebal.

“Ne mian mian Oh Sehun.. tapi apakah kau sudah kerumah sakit ?”

“Sudah, kata dokter aku hanya butuh istirahat dan akan segera pulih”

“Memang kenapa kau bisa sakit seperti ini ? apa karena hujan kemarin ?”

“Aku menunggu dihalte terlalu lama, setelah kau naik bus. aku masih menunggu bus ku tapi tidak datang-datang dan hujan kembali turun dengan deras. sialnya aku ini”

“Ahaha... kasihan sekali uri Sehunie” ucap Jieun dengan nada manis.

“Mwo ?”

“A ani”

Bodoh, apa yang kau lakukan Jieun..

Sing.. suasana kembali canggung. Perlahan Jieun meraih teh yang dibawa Yang Bi untuknya. Meminumnya sedikit lalu meletakannya lagi.

“Eumm.. Sehun, kalau begitu aku pulang dulu, cepat sembuh ya” Jieun tersenyum canggung meski Sehun hanya memandangnya datar. Gadis itu pun berbalik namun tanpa diduga Sehun meraih pergelangan tangan Jieun, membuat yeoja itu menoleh. Memandang lagi mata Sehun dengan raut serius.

“A ada apa ?” tanya Jieun. Sehun menghirup dan menghembuskan nafas panjang.

“Jieun, sebenarnya aku... ” Jieun masih menunggu dengan rasa penasaran. Sebenarnya apa yang ingin Sehun katakan padanya, mengapa terlihat begitu berat untuk diucapkan.

____

“O Jieun ? kau mau kemana ?” tanya Yang Bi saat Jieun berpapasan dengannya diruang tamu.

“Ah eonnie aku harus pulang”

“Yah cepat sekali menjenguknya, ngobrol dengan eonnie saja dulu disini” Jieun kembali tersenyum.

“Mian eonnie, mungkin lain kali saja. aku harus pulang, masih banyak pekerjaan rumah yang harus ku kerjakan” Jieun mencoba menolak dengan halus. Ia hanya ingin pulang sekarang ini.

“Ah baiklah, kalau begitu hati-hati dijalan. Jangan bosan bermain kesini ya”

“Ahehe.. iya eonnie, kalau begitu aku pamit, annyeong”

“Ne annyeong” Yang Bi masih memperhatikan Jieun hingga gadis itu benar-benar hilang dari pandangannya.

______

Sesampainya dirumah, Jieun teruduk lemas disofa ruang tamu. Ia menghembuskan nafas lalu memegang dadanya yang entah sejak kapan masih berdebar hebat.

Apa dia serius ?

Sehun, apa kau serius mengatakan hal itu ?

Jieun tidak tahu harus mengatakan hal apa. Ia hanya cukup syok bercampur dengan segala rasa saat ini.

Drrt Drrt.. Jieun merogoh ponselnya yang ia letakan didalam tas. Memandang layar ponselnya yang meredup dan menyala bergantian. Tertera nama Oh Sehun disana.

Demi Tuhan, kenapa dia menelpon ku.. !?

Butuh beberapa detik hingga akhirnya Jieun menghembuskan nafas dan meletakan ponselnya dimeja seraya menatapnya. Panggilan dari Sehun ia abaikan begitu saja.

“Aku pulang” Jieun menoleh, memandang adiknya yang baru pulang sekolah.

“Kemana saja baru pulang ?”

“Ada ekskul noona”

“Oh”

Drrt Drrt..

Perhatian Jieun kembali lagi pada ponselnya yang menyala dan masih dengan panggilan dari orang yang sama. Jung Ha mengernyit memandang sang kakak yang hanya terdiam memandang panggilan diponselnya itu. bocah itu mulai mendekat, melihat siapa yang sebenarnya menelpon sang kakak.

“Sehun Hyung ?”

“Kenapa noona tidak mengangkatnya ?”  Jieun hanya diam seraya memandang adiknya dengan memelas.

“Wae ? apa kau berhutang padanya hingga setakut ini menerima telpon darinya ?” diamnya Jieun membuat Jung Ha malah makin penasaran.

“Jung Ha, aku minta tolong padamu dengan sangat. Angkat telponnya dan bilang aku tidak ada oke ?”

“Apa imbalannya untuk ku?”

“Ya iiishh..”

“Ne arra arra” Jung Ha pun melakukan apa yang kakaknya bilang. Ia mengangkat telpon itu.

“Hallo..”

“Jung Ha ?”

“Ya ini Jung Ha, Hyung. Ada apa ?”

“Berikan telponnya pada kakakmu” Jung Ha melirik sejenak pada Jieun. Seakan tahu maksud adiknya, Jieun menggeleng-gelengkan kepalanya cemas.

“Dia sedang keluar rumah, Hyung”

“Jangan bohong, berikan ponselnya pada Jieun”

“Tapi aku tid-“

“Baiklah, kalau begitu nanti malam aku tunggu Jieun ditaman dekat komplek rumah kalian. Bilang itu padanya”

“Tap- Hallo ? hallo ?”

“Wae wae ?” tanya Jieun penasaran.

“Telponnya terputus”

“Apa yang dia katakan ?”

“Dia tidak percaya noona sedang keluar rumah. Dia juga bilang, nanti malam akan menunggu noona ditaman dekat komplek rumah kita”

“Mwo?”

Tapi kan dia sedang sakit..

“Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian ?” Jieun tampak tak menghiraukan pertanyaan adiknya itu. ia justru kembali termenung.

Masa bodoh, aku tidak akan datang menemuinya..

“Aiishh aku diabaikannya” lirih Jung Ha, namja itu pun beranjak dari hadapan Jieun menuju dapur mencari makanan.

Tapi bagaimana jika dia menunggu terlalu lama, dia kan sedang sakit..

Oh sehun kau selalu saja membuat masalah denganku !

<<>> 

Shannon tengah berjalan-jalan seorang diri. Suntuk sekali berdiam diri dirumah setelah pulang sekolah. Kepalanya terus saja memikirkan bagaimana mendapatkan Sehun kembali.

Ayah tidak mau tahu, kau harus kembali bersama Sehun.. kalimat itu terus saja berdenging dikepalanya.

Ayahnya cukup berpengaruh sekarang ini, akan menguntungkan jika kau berhubungan dengan Sehun.

Shannon menghembuskan nafas panjang. Benar, ini semua hanya karena permintaan ayahnya. Ia kembali mendekati Sehun hanya karena disuruh oleh sang ayah.

Langkah Shannon membawa ke sebuah toko peminjaman buku. Dengan minat yang tak terlalu besar, ia pun memasuki toko itu. memandangi isinya dan-

“Sunbae ?”

Ah jadi dia bekerja disini ?

Gadis yang dipanggil sunbae oleh Shannon mendongak dan beberapa detik kemudian menampakan wajah malasnya.

“Eun Bi sunbae, bekerja disini ?” tanya Shannon lagi.

“Ne, aku bekerja part time disini, kau mau apa kesini ?”

“Aku hanya ingin berkunjung, lagi pula aku tidak tahu jika sunbae bekerja disini”

“Oh..” Eun Bi malas berlama-lama mengobrol dengan gadis tengil itu. Shannon pun berlalu dari hadapan Eun Bi. Gadis itu menuju rak-rak buku yang berjajar memanjang disana. Memandang setiap buku dengan minat rendah. Hingga akhirnya, pandangannya teralihkan pada sosok namja yang sedang membaca yang tak jauh darinya. Ia menghampirinya namun ia ragu, apa namja itu adalah namja yang ia kenal.

“Vernon..” lirih Shannon. Dan namja itu mendongak, menatap Shannon lalu-

“Shannon kan ?”

“Ah jadi benar kau vernon ?”

“Ah sudah lama sekali tidak bertemu !” dan gemuruh percakapan pun menghampiri kedua orang yang sudah lama tak bertemu itu membuat Eun Bi melirik sekilas.

Berisik -_-

<<>> 

Joon Myeon sedikit meregangkan tubuhnya. Waktu sudah beranjak hingga ia baru sadar jika sekarang sudah malam dan ia masih menggunakan seragam sekolahnya. Pasti banyak yang mengira ia anak nakal yang tak langsung pulang ke rumah setelah pulang sekolah. Dengan langkah santai plus lemas, ia berjalan menuju halte. Ternyata pertemuan untuk membuat pertunjukan theater tidak semudah yang ia pikirkan. Banyak hal yang harus ia rundingkan dan rencanakan. Membuat pikiran dan tenaganya terkuras. Padahal ini hanya pertunjukan theater kecil-kecilan namun ternyata tetap harus dipikirkan dengan serius juga.

Joon Myeon memasuki sebuah mini market saat dirasa tenggorokannya menjerit kehausan.

Ah inilah yang aku suka saat memasuki mini market, AC nya menyegarkan

Tak perlu berlama-lama, Joon Myeon pun menuju show case yang berjejer bermacam-macam minuman dingin didalamnya. Membuka pintunya dan meraih minuman cola yang tinggal satu-satunya. Namun tangan lain pun meraih minuman yang sama, membuat kedua pemilik tangan itu saling berpandangan.

Ya ampun takdir apa ini.. batin Joon Myeon.

Kenapa dia lagi.. batin Eun bi, pemilik tangan yang ingin mengambil minuman cola itu juga.

“H hai..” bahkan sapaan itu bisa bersamaan keluar dari mulut masing-masing.

“Kau mau mengambilnya ? silahkan” ucap Joon Myeon merelakan cola yang akan dibelinya untuk Eun Bi.

“T tidak perlu, kau bisa mengambilnya”

“Gwenchana, kau membuatku tidak enak” Eun Bi pun terdiam sesaat lalu ia mengambil cola itu.

Apa aku membuatnya tidak nyaman ? batin Eun Bi.

Ya ampun apa aku salah ngomong ? kenapa dia jadi diam begitu..

Eun Bi pun berlalu, menuju kasir sembari membawa cola ditangannya sementara Joon Myeon memandangnya sejenak lalu mengambil jus kalengan dari dalam show case.

Segarnya..

Joon Myeon langsung meminum minuman yang ia beli setelah keluar dari mini market.

“Joon Myeon”

“Astag- ya ampun kau mengagetkan saja” Joon Myeon merasa Eun Bi mempunyai bakat membuat orang jantungan. Lagi pula kenapa yeoja itu masih ada disana ?

“Kurasa kita perlu bicara” ucap Eun Bi yang ternyata menunggu Joon Myeon diluar mini market.

.

.

.

Dua remaja itu duduk, dengan minuman kaleng yang berbeda digenggaman masing-masing. Eun Bi meminum colanya sebelum ia membuka percakapan itu.

“Tidak enak rasanya ya”

“Hmm.. ? a apa maksudmu ?”

“Bagaimana jika kita lupakan saja apa yang pernah terjadi dan bersikap tidak pernah terjadi apa-apa. Aku lelah dengan semua ini, kita jadi semakin canggung sejak malam itu” Joon Myeon menghela nafas.

“Ide bagus, aku juga merasakan hal yang sama. sangat tidak nyaman dengan suasana canggung diantara kita” Eun Bi mengangguk setuju.

“Tenang saja, kau tak perlu tidak enak padaku, aku sudah melupakan semuanya. Aku akan mencoba membantumu untuk dekat dengan Jieun”

“Eh ? t tidak perlu, kau tidak perlu melakukannya, aku tidak sejahat itu” Eun Bi menoleh.

“Aku membantumu karena aku ingin melihatmu bahagia, hanya itu” ucap Eun Bi diakhiri dengan senyum tulus. Entah mengapa membuat perasaan aneh menguar dihati Joon Myeon. Membuat jantungnya berdebar tiba-tiba.

“K.. kau tidak perlu melakukannya, kenapa kau harus melakukan itu” ucapan gadis itu malah membuat Joon Myeon kesal.

“Gwenchana.. jadi, berarti mulai sekarang kita tidak perlu canggung lagi oke ?” Joon Myeon melirik gadis itu lalu mengangguk ragu.

“Asa ! ini melegakan sekali, ayo bersulang !” inilah Eun Bi yang Joon Myeon tahu. Gadis ceria yang selalu bersemangat. Eun Bi pun mengayunkan kaleng kolanya dan membentur kaleng jus Joon Myeon.

“Cheers !”

“Cheers” lirih Joon Myeon namun kemudian ia tersenyum memandang raut Eun Bi yang tersenyum lega.

Apa yang kulakukan.. aku ini sebenarnya tersenyum kenapa ? dan Joon Myeon masih tersenyum seraya meminum jusnya.

Dimalam yang sama namun dengan tempat yang berbeda. Sehun menunggu, masih menunggu Jieun dengan jaket tebal melilit tubuhnya. Jujur saja ia kedinginan, badan sakit namun tetap nekad. Itulah Sehun. Ia rasa, ia tak bisa menahannya lagi. Apa yang ia lakukan siang tadi benar-benar spontan. Ia tak bisa menahannya lagi, perasaannya untuk Jieun benar-benar sudah menggunung dan siang tadi adalah puncaknya.

“Kau gila ya ?” Sehun menoleh, ia tersenyum diwajah pucatnya. Akhirnya Jieun datang meski raut wajahnya datar seakan kesal.

“Jieun duduklah” tanpa kata, Jieun menuruti ucapan Sehun namun gadis itu masih tak mau memandang Sehun.

“Mungkin aku terlalu terburu-buru dan membuatmu kaget tapi apa yang kukatan siang tadi benar-benar sebuah kenyataan, a aku, aku memang sudah menyukaimu sejak lama” Jieun menghela nafas. Menunduk memandang kedua sepatunya yang seakan lebih menarik untuk diperhatikan.

“Tapi aku.. aku belum pernah berpcaran Sehun. Dan bagaimana jika nilaiku menurun disekolah, bagaimana jika banyak hal buruk saat aku berpacaran, bagaimana jika-“

“Jieun lihat aku”

“...” Jieun masih betah menatap sepatunya. Sebenarnya ia hanya takut memandang mata Sehun. Ingin rasanya ia menghilang dari bumi saat ini.

“Jieun” dengan membuang nafas, akhirnya Jieun mengangkat kepalanya. Memandang Sehun yang terlihat berbeda. Namja itu diam namun wajahnya tak sedatar biasanya. Lagi-lagi Jieun terpesona.

“Aku janji, aku tidak akan membuat nilaimu turun karena kita berpacaran, aku janji tidak akan ada hal buruk yang menimpamu saat kita berhubungan, tegur aku saat aku melakukan kesalahan dan aku akan memperbaikinya. Semua itu hanya kekhawatiranmu Lee Jieun. Sebagai namja, aku akan melindungimu bukan merusakmu” Jieun tidak menyangka Sehun bisa berbicara seserius itu. rautnya menampakan kesungguhan. 

“Tapi aku ingin memastikan satu hal lagi. Apa kau juga menyukaiku ?” tanya Sehun. Jieun tampak bingung, ia terdiam namun kemudian mengalihkan pandangannya. Lihat, hanya dengan pertanyaan seperti itu saja, jantungnya kembali berdebar tak normal.

“Aku hanya tahu, jantungku kadang tiba-tiba berdebar saat aku berada didekatmu” Sehun tersenyum simpul.

“Entahlah, aku tidak ahli dengan hal-hal seperti ini Sehun-“

“Pelan-pelan saja, aku mengerti apa yang kau rasakan. Tapi apa kau mau menjadi kekasihku ?” Jieun kembali menatap Sehun. Entah apa yang ia pikirkan.

“Jangan memintaku untuk menunggu, aku bukan orang yang sabaran” sela Sehun.

“...”

“Jawab Lee Jieun yang pintar” Jieun tersenyum mendengar ucapan tak sabaran Sehun.

“Ya ampun Jieun jangan tersenyum, jawab saja pertanyaanku. Aku ini sedang sakit dan kau malah tersenyum”

“Baiklah tuan tak sabaran, kurasa aku akan mencobanya. Jikapun ini tidak berhasil, aku sudah tahu rasanya, aku sudah tahu bagaimana memiliki kekasih. Sehun yang juga pintar, aku mau menjadi kekasihmu” ucap Jieun diakhiri dengan senyuman.

“Yess !” Jieun masih tersenyum berubah menjadi tawa saat memperhatikan tingkah Sehun yang aneh.  
“Yaak kau sedang sakit tapi sesenang ini ?” Sehun hanya bisa meringis gembira.

“Bolehkah aku memelukmu ?”

“A andwae”

“Ayolah sekali saja, aku sedang sangat senang”

“Sehun tetap diam disana”

“Huu -,-“

“Ahaha..”

<<>> 

Akhir pekan datang. Joon Myeon mengundang Jieun, Sehun dan Eun Bi untuk melihat pertunjukan dari club theaternya yang akan berkolaborasi dengan club theater sekolah tetangga. Jieun kembali melihat hal aneh, tak seperti saat itu, kini Joon Myeon dan Eun Bi kembali seperti biasa. Tak ada lagi rasa canggung seperti sebelumnya. Namun Jieun sedikit bernafas lega, berarti dugaannya tentang sesuatu diantara mereka tidaklah benar.

Kini sebagian taman luas itu berubah menjadi panggung teater. Semua peserta club teater berbaris lalu membungkuk sebelum mereka memainkan pertunjukannya. Joon Myeon sebagai ketua tak ikut memerankan didalam pertunjukan itu. ia, Eun Bi, Jieun dan Sehun duduk berbaris bersama-sama menonton pertunjukan yang sudah dimulai. Namun ada satu hal yang aneh, Joon Myeon merasa Sehun dan Jieun semakin dekat. Kadang tertawa bersama, bahkan yang paling membuatnya terkejut adalah sikap Sehun yang dengan santainya bersandar dibahu Jieun.

Sejak kapan mereka sedekat ini ?

Sementara Eun Bi memandang Joon Myeon dengan raut kasihan. Ia sudah tahu, Jieun sudah memberitahunya. Bagaimana jika Joon Myeon tahu bahwa Jieun dan Sehun sudah jadian ? Eun Bi tak ingin memandang Joon Myeon yang putus asa nantinya namun namja itu harus tahu cepat atau lambat.

“Ah haus sekali, aku akan membeli minum dulu, apa ada yang mau menitip ?”

“Aku Sehun” ucap Eun Bi.

“Aku juga” ucap Jieun.

“Kalau kau, Joon Myeon ?”

“Sebaiknya aku membelinya bersamamu”

“Baiklah ayo” Sehun dan Joon Myeon pun bangkit lalu menuju stand penjual minuman. Ini adalah kesempatan bagi Joon Myeon untuk menanyakan apa yang mengganjal dipikirannya. Sembari menunggu minuman selesai dibuat, Sehun dan Joon Myeon menunggu dengan sabar.

“Hun aku ingin bertanya sesuatu”

“Eoh, soal apa ?”

“Apa kau sudah menyatakan perasaanmu pada Jieun ?”

Apa dia sudah tahu ?

“Jawab saja sejujurnya” Sehun tampak menimang-nimang apa yang aka ia ucapkan. Ia tak ingin membuat Joon Myeon kecewa tapi ia juga harus memberi tahu yang sebenarnya agar namja itu menyerah mengejar cinta Jieun.

“Aku .. dan Jieun. Kami suda jadian” ucap Sehun terbata.

“Mwo ?” 

To Be Continue~


Comments

  1. Yeaaayyy akhirnya 😂😂😂😂😂 itu si shanon sama vernon aja gapapa:( oh joonmyeon juga, udah sama eun bi aja kasian ih, ntar keburu nyesel loh:( biari jieun sama sehun 😇

    ReplyDelete
  2. Tenang semuanya bakal happy ending kok

    ReplyDelete
  3. Penasaran sama reaksinya Joonmyeon
    Semangat buat lanjutannya thor ☺

    ReplyDelete

Post a Comment