(IU) Lee Jieun, Park Chanyeol, Kim Taehyung (V) etc | Drama | Chapter
Berita
tentang Park Min Jung kini dibicarakan dimana-mana, namanya terdengar
dimana-mana, banyak wartawan yang kadang menunggunya didepan rumah untuk
meminta penjelasan tentang video pengakuannya yang tersebar itu. Sejak saat
itu, ia tak bisa keluar rumah dengan bebas seperti biasanya. Banyak petisi dari
masyarakat untuk memperkerjakan mentri Myung kembali menjadi mentri karena
dianggap ia hanya menjadi korban meski tak bisa mengubah kenyataan bahwa
orientasi seksualnya memang menyimpang. Disisi lain pun kinerja mentri Myung
terbilang baik. Tak ada alasan politis yang mendukung penonaktifan mentri
Myung.
“Menurut
anda apakah mentri Myung bisa dikatakan sebagai korban ?”
“Ne,
kasihan sekali dia, dia mungkin berbeda tapi ia orang yang baik terbukti dari
reputasinya yang baik dan sangat menyayangi anaknya. Jika kita berada
diposisinya pasti kita akan berbuat seperti itu. banyak masyarakat yang masih
tabu dengan orang yang memiliki penyimpangan seksual. Tapi bukankah tidak ada
satu manusiapun yang bisa meminta ia akan terlahir seperti apa ?”
“Bagaimana
dengan anda ?”
“Kurasa
wartawan Park memang salah karena menyalahgunakan jabatannya tapi bukankah
dengan berita itu kita jadi tahu bagaimana sebenarnya sosok mentri Myung yang
asli ? apapun yang ia lakukan memang terlihat baik selama ini tapi tetap saja
dia membohongi masyarakat dengan menutupi kelainannya itu”
Banyak
terjadi pro dan kontra dari masyarakat menanggapi pemberitaan itu. Jieun masih
memegangi remot tvnya dan tak kunjung beranjak karena melihat berita ditelevisi
miliknya itu.
Kurasa Park sajangnim pantas
mendapatkan semua ini..
Tapi bagaimanapun juga aku ikut
bersalah..
Ya Tuhan maafkan aku...
Drrt
Drrt .. ponsel Jieun berbunyi. Gadis itu pun meraihnya dan menatap layar
ponselnya.
Jieun kau dimana ? bisakah kau datang
ke flat ku ? o dan jangan lupa beli beberapa kaleng soju, arra. Oke bye aku
tunggu.. Suzy ur bestfriend
Jieun
hanya bisa berdecak sebal.
“Bilang
saja kau menyuruhku datang” ucap Jieun pada layar ponselnya. Jieun pun bangkit,
menyambar mantel hangatnya dan pergi menuju flat Suzy.
___
“Aaah
akhirnya kau datang” Suzy terlihat berbinar memandang bungkusan yang Jieun
bawa.
“Ada
apa ? pasti ada masalah” Jieun tahu, Suzy akan menemuinya atau memanggilnya saat
yeoja itu memiliki masalah yang tidak bisa ditanggungnya sendiri. Sepeti biasa
Jieun akan menjadi pendengar yang baik saat yeoja itu mulai bercerita tentang
masalahnya.
“Haha
kau tahu saja”
“Kau
tidak akan memanggilku jika tak ada masalah”
“Yaakk
kesannya aku ini teman macam apa”
“Kau itu
teman yang dengan bermacam-macam masalah”
“Ck kau
ini”
Jieun
pun meletakan bungkusannya dan duduk dikarpet lantai milik Suzy. Sementara Suzy
mulai mengeluarkan kimchi dan makanan lainnya pelengkap soju. Jieun masih
memperhatikan Suzy mondar-mandir hingga akhirnya gadis itu duduk didepannya.
Mengambil salah satu kaleng soju yang Jieun bawa, membukanya lalu menenggaknya.
“Ada
apa ?” Suzy memandang Jieun sedih.
“Hari
ini hari yang berat bagiku” seakan ada awan mendung disekitar Suzy. Suram dan
gelap.
“Wae ?
apa yang terjadi ?”
“Ada
seorang pelanggan yang menyiram wajahku dengan air”
“Astaga,
kenapa pelanggan itu menyiramu ?” tanya Jieun seraya mengambil sumpit dan
menyapit kimchi dihadapannya.
“Kau
tahu.. pelanggan yang menyiramku itu kekasih baru Kai. Dia menyiramku saat aku
tak sengaja menumpahkan sup yang kubawa padanya. Coba bayangkan jika kau jadi
aku, kau pasti akan syok. Mana mungkin aku bisa fokus jika melihat mantan
kekasihku tengah berkencan dengan kekasih barunya ditempat aku bekerja. Aiisshh
jinjjaa.. menyebalkan.. benar-benar menyebalkan kan !?”
Jieun memandang iba
pada temannya itu. kenapa nasib Suzy selalu buruk ? ternyata wajah cantik tak
selalu membawa nasib baik.
Jam
terus berputar dan Jieun masih disana, mendengar semua curhatan Suzy yang entah
kapan akan berakhir. Kedua yeoja itu sudah mulai mabuk, kini bukan hanya Suzy
yang meracau, Jieun pun tak mau kalah. Mabuk membuat Jieun pun mau tak mau
mengeluarkan masalah yang ia simpan sendiri.
“Yaaakk,
kau pikir hanya hidupmu yang sial ? aku juga tahu.. aku terjebak didalam
masalah orang lain, Aiishh menyebalkan !” racau Jieun.
“Wkwkwk..
berarti kita sama haha.. aku selalu mendapat banyak masalah dan kau juga
memiliki masalah”
“Hahaha..
tos dulu, ayo kita tos” Soju menguar disetiap penjuru flat Suzy. Meja kecil
yang tadinya rapi, kini berantakan terisi piring-piring kotor dan juga kaleng
kosong.
“Wuuu..
hidup cecegis !”
“Hidup
!” Suzy dan Jieun kembali menenggak soju meski tangan mereka sudah senggoyongan
tak karuan.
“Tapi
apa itu cecegis ?” tanya Suzy
“Cewe-cewe
tragis bahaha..”
“Bhahaaha..
kau gila Jieun. Woooyy Jieun gila !”
“Yaakk
kau yang gila hahaha..” Dan tepat pukul
2 dinihari, kedua gadis itu sudah tergeletak tak sadarkan diri. Tertidur dengan
gaya bebas, Suzy terlentang seperti ikan yang dijemur sementara Jieun
tertelungkup dengan tangan menimpa wajah Suzy.
<<>>
Jieun
tengah menikmati makan siangnya dikantor namun sedikit terusik dengan beberapa
karyawan yang bergerombol entah membicarakan apa. Kebetulan Minri lewat dan Jieun
langsung meraih tangan yeoja itu.
“Minri-ya”
“Eoh ?”
“Ada
apa dengan semua orang ?”
“Ck ck
ck.. kenapa kau selalu ketinggalan berita Jieun-a. Kau tahu ? Hari ini hari
pertama Park Min Jung sajangnim menampakan wajahnya, dia diminta datang ke
kantor oleh direktur”
“Apa
mungkin ia akan dipecat ?” tanya Jieun dengan sedikit menekan volume suaranya.
“Itu
sih bukan mungkin lagi tapi pasti. Kau bayangkan saja karena dia, MMC kini
dicap sebagai perusahaan media yang buruk”
“Iya
juga sih” ujar Jieun sambil mengangguk kecil.
“Ada
yang masih ingin kau tanyakan ?”
“A
aniyo, wae ?”
“Jieun
aku lapar, aku belum makan dan tadi aku ingin memesan makanan tapi ditahan
olehmu”
“Ohehe..
mian. Silahkan jika mau memesan” Minri pun berlalu dari hadapan Jieun.
___
Jieun
bersiap, ia akan ke kantor polisi hari ini mencari berita. Ia tidak memiliki
misi kusus hari ini jadi ia akan mencari berita seperti biasa dikantor polisi.
Headline yang dibuatnya ditolak setelah pemberitaan video pengakuan itu keluar.
Perusahaan memilih topik headline tentang karyawan mereka sendiri, Park Min
Jung. Bahwa perusahaan tidak tahu menahu soal pembalasan dendam yang wanita itu
lakukan dan tentu menjelaskan semuanya. Susah payah Jieun membuat materi
tentang headline yang ia angkat soal kasus keracunan dipabrik Zan Soo. Semua
itu menguap begitu saja. Jieun sedikit kecewa saat hasil jerih payahnya
ternyata sia-sia. Tapi ya sudahlah.
Langkah
Jieun tertahan saat melihat beberapa wartawan berkumpul didepan gedung
kantornya. Dan makin ramai saat Min Jung sajangnim keluar dari gedung. Terlihat
wanita itu hanya bisa menutupi wajahnya dan mengabaikan setiap pertanyaan yang
diajukan para wartawan dari berbagai media itu.
“Apa
benar anda mempublikasi scandal mentri Myung untuk tujuan balas dendam ?”
“Apakah
benar anda sudah tahu mentri Myung memiliki kelainan sejak anda bersekolah?”
“Bagaimana
dengan jabatan anda setelah pengakuan video itu keluar ?”
“Apa
mungkin anda dipecat dari MMC ?”
Jieun
masih bisa mendengar pertanyaan-pertanyaan itu dari jarak yang tidak terlalu
jauh. Jieun membelalakan matanya saat sebuah telur mendarat dikepala Min Jung
sajangnim. Telur yang ternyata berasal dari pendukung mentri Myung. Pendukung
yang masih mengharapkan mentri Myung menjabat sebagai mentri.
“Yaak,
wanita gila rasakan itu !”
“Kau
tidak pantas menjadi wartawan !”
“Pergilah
ke neraka dasar jal*ng !” berbagai umpatan keluar dari pendukung mentri Myung
yang berkumpul didepan gedung MMC.
Jieun
hanya bisa mematung memperhatikan hal itu didepan matanya. Jieun memang tidak
merasakan seberapa malunya jika diposisi Min Jung sajangnim saat ini namun
Jieun sudah mendapat hukuman yang berat. Hukuman rasa bersalah yang semakin
hari semakin membuatnya merasa menjadi orang paling jahat didunia. Jika ia bisa
memutar waktu ia akan mengubah keputusannya. Ia akan memilih bekerja direstoran
saja. Seberapapun ia membutuhkan uang untuk pengobatan adiknya ia tak ingin
melakukan hal itu. Sungguh, hati kecil Jieun sekarang hancur dalam arti yang
berbeda.
Setelah
keributan didepan kantor Jieun berlalu, Jieun melangkah keluar dengan tak
bersemangat. Entah mengapa ia ingin sekali mengetahui kabar Taehyung sekarang.
Jieun ingin mengatakan semua kebenarannya dan akan menerima semua perlakuan
yang akan anak itu berikan padanya setelah mendengar pengakuan Jieun. Memang
terdengar gila tapi Jieun sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya. Ingin
rasanya ia mati karena rasa bersalah yang menderanya.
Tak
terasa Jieun sudah berada setengah jalan menuju kantor polisi. Halte yang akan
ditujunya untuk pergi ke kantor polisi sudah terlewat. Mungkin benar kata
pepatah jika kita sedang memikirkan sesuatu kita tidak akan sadar dengan
keadaan disekitar. Jieun baru sadar saat kakinya mulai terasa pegal.
“Ya
ampun, kenapa aku bisa berjalan sejauh ini” gumamnya seraya memperhatikan
dimana ia berada.
“Eo ?”
Jieun melihat seseorang yang ia kenal.
“Baekhyun
! Baekhyun-a !” Jieun memekik memanggil namja itu seraya menghampirinya.
Namun Baekhyun menampakan raut tak
senang saat Jieun menghampirinya.
“Hei,
apa kabar ? sudah lama tidak bertemu ya“ ucap Jieun dengan wajah berbinar.
“Aku
sibuk, noona” ucap Baekhyun dingin seraya beranjak pergi dari hadapan Jieun.
Ada apa dengan anak itu ?
Jieun
tak menyerah. Ia merusaha mengejar Baekhyun dan menahannya.
“Aku
ingin bicara. Tolong Baek, kali ini saja”
“Aku
tidak bisa”
“Baek
tolong, ini soal Taehyung” akhirnya Baekhyun bersedia meski raut dinginnya pada
Jieun belum luntur.
___
Dua
orang berbeda usia itu duduk disebuah Caffe. Jieun masih tak begitu paham
kenapa sikap Baekhyun terlihat seperti tidak suka bertemu dengannya. Jieun
membaca buku menu dan tak lama ia pun memesan dua kopi kepada pelayan.
“Bagaimana
kabarmu Baek ?” Baekhyun memicing.
“Apa
ini yang ingin noona bicarakan” Jieun terlihat bingung. Gadis itu menghela
nafas kecil.
“Baiklah,
noona akan langsung saja. Noona ingin tahu kemana Taehyung, dia tak pernah
menghubungi noona lagi. Apakah dia baik-baik saja ?” Jieun hanya ingin tahu tentang
anak itu. sementara Baekhyun mengernyit kecil mendengar penuturan Jieun.
“Jangan
pura-pura tidak tahu, Noona”
“M
maksudmu ?” Jieun memang benar-benar tidak tahu.
“Taehyung
di Kanada sekarang. Dia dikirim ayahnya kesana bersama ibunya sampai berita
scandal itu dilupakan. Kim ahjussi tidak ingin mereka menderita di Seoul karena
mendengar ataupun dipandang buruk karena pemberitaan itu jadi dia memutuskan
mengirim mereka ke Kanada”
“Mwo ?
kenapa aku tidak tahu dan tidak ada pemberitaan tentang mereka”
“Kim
ahjussi menyembunyikan ini demi kebaikan keluarganya. Dan kau pasti bercanda
kan ? Taehyung sudah menitipkan sebuah surat untukmu lewat namja bernama Park
Chanyeol saat mereka tak sengaja bertemu dijalan. Taehyung menitipkan surat itu
karena ia tahu bahwa namja itu temanmu. Ponsel Taehyung sudah disita oleh Kim
Ahjussi agar tak dapat menghubungi siapapun bahwa dia akan ke Kanada karena
itulah ia hanya bisa memberitahumu lewat surat. Dihari keberengkatan, Taehyung
masih menunggumu noona, tapi kau tidak muncul hingga ia tinggal landas, ia
terlihat tertekan. Entahlah, dunianya berubah sejak berita scandal itu
terpublikasi. Dia berangkat dihari yang berbeda dengan ibunya. Dia berangkat
lebih dulu dan hanya ada aku yang bersamanya dibandara saat ia akan berangkat” Jelas
Baekhyun. Sementara Jieun hanya bisa tediam dan membisu.
Mian Taehyung-ah.. noona benar-benar
tidak tahu.
“Tapi
aku tak pernah mendapat surat apapun dari Chanyeol” Jieun memang tak pernah
mendapatkan surat itu. Chanyeol tak pernah mengatakan apa-apa tentang sebuah
surat.
“Benarkah
?” Baekhyun tampak terkejut. Ia kira Jieun sengaja tak datang ke bandara. Ia
kira Jieun sengaja mengabaikan Taehyung karena reputasi buruk keluarga anak itu
dipemberitaan.
Jieun
mengangguk. “Sungguh Baek, noona tidak berbohong, aku tak pernah mendapatkan
surat apapun dari Chanyeol”
“Tapi
kenapa ?”
“Entahlah.
Oia bolehkah noona meminta nomor Taehyung yang baru, aku ingin tahu kabarnya”
Baekhyun menghela nafas, ia terlihat bingung bercampur sedih.
“W wae
? apa Taehyung marah padaku hingga kau tak bisa memberikan nomor barunya ?”
Baekhyun menggeleng.
“Taehyung
sedang koma di Kanada, noona”
“M mwo
!? Ke kenapa dia koma. Ya ampun Baekhyun kenapa kau tidak memberitahuku, apa
saja yang terjadi saat dia disana hingga ia bisa koma” Jieun tidak menyangka.
Ia tak pernah tahu jika keadaan Taehyung benar-benar parah. Baekhyun pun mulai
meceritakan bagaimana Taehyung bisa koma. Mentri kim mengirimTaehyung dan
istrinya keluar negri hingga berita scandal itu dilupakan masyarakat. Namun
taehyung menjadi anak pembangkang diluar negri, bermain wanita dan menjadi
peminum berat. Suatu malam Taehyung mengalami kecelakaan saat ia mabuk. Hal itu
lah yang membuatnya terbaring dirumah sakit dan koma sampai sekarang.
“Astaga
Taehyungie, kenapa kau begitu malang” Jieun tak bisa jika ia tak menyalahkan
dirinya sendiri. Semua kekacauan dihidup Taehyung adalah karenanya.
“Hingga
hari ini, Taehyung masih koma dan belum sadarkan diri. Taehyung yang kukenal
sekarang berbeda dengan Taehyung yang dulu. Dia benar-benar berubah, mungkin
keadaan yang mengubah anak itu” lanjut Baekhyun.
Aku yang mengubah anak itu..
“Ini
semua salahku” gumam Jieun dan tampaknya Baekhyun tak mendengar hal itu.
“Baiklah
noona, aku pergi dulu ya, mian aku ada urusan yang mendesak”
“Ba
baiklah tapi sebelum kau pergi, aku meminta nomor ponselmu, hubungi aku jika
ada kabar baru tentang Taehyung” Baekhyun mengangguk. Ia memberikan nomor
ponselnya pada Jieun dan setelah itu Baekhyun meninggalkan Caffe. Menyisakan
Jieun yang masih terduduk disana dengan seribu bahasa.
Taehyung bagaimana keadaanmu sekarang..
Maafkan noona..
Jieun
meraih cangkir kopinya menenggak sedikit dan meletakan perlahan.
Dan Chanyeol, kenapa ia tak memberikan
surat itu padaku? Jieun
merasa kesal dan tak habis pikir kenapa Chanyeol tak menyerahkan surat yang
Taehyung titipkan padanya. Jika saja surat itu sampai padanya, Jieun masih bisa
bertemu Taehyung sebelum anak itu pergi ke Kanada. Jieun ingin menebus
kesalahannya, mungkin berlutut dan bersimpuh dikaki Taehyung belumlah cukup
untuk menebus semua kesalahannya. Ambisinya untuk mendapat pekerjaannya kembali
membuat mata hatinya buta dan justru mengacaukan hidup seseorang.
Baiklah, aku akan mengundurkan diri
dari pekerjaanku sekarang..
<<>>
Dimalam
hari yang tenang diapartement Jieun, gadis itu tengah berbicara dengan adiknya.
“Bagaimana
kabarmu noona ?”
“Jimin-a”
“Hmm ?”
“Mian”
“W wae
? kenapa noona tiba-tiba meminta maaf ? apa terjadi sesuatu ?”
“Noona
akan keluar dari pekerjaan noona sekarang”
“Jika
itu yang terbaik, maka lakukanlah. Aku memang tidak tahu apa alasan noona
mengambil keputusan itu tapi jika noona merasa lebih baik mengundurkan diri,
maka aku akan mendukungmu, noona” Jieun
tersenyum miris. Anak yang memiliki penyakit parah dan hidup tipis seperti
Jimin pun terdengar begitu optimis dan baik hati. Sedangkan Jieun yang hidup
sehat dan memiliki kesempatan yang panjang justru berbuat picik hanya untuk
mendapatkan pekerjaannya kembali ? menghalalkan segala cara meski ia tahu bahwa
apa yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan.
“Tapi
kau tenang saja, noona akan mencari pekerjaan lain. Yang lebih baik”
“Eumm,,,
noona pasti bisa, hwaiting” Jieun tersenyum tipis.
“Oh
hwaiting !”
“Noona,
eomma memanggilku. Aku tutup telponnya ya”
“Ne,
bye-bye”
“Eum,
bye-bye. Bersemangatlah noona !” Jieun menutup sambungan telponnya dengan
senyuman terulas diwajahnya. Hanya adiknyalah yang bisa membuat beban Jieun
terangkat. Memberikan semangat dan selalu bisa mengubah suasana hati Jieun yang
buruk. Oke sekarang Jieun sudah siap. Siap untuk memantapkan hatinya dan
keputusannya. Gadis itu menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya pelan.
Dan akhirnya Jieun mulai membuat surat pengunduran dirinya untuk ia serahkan
besok.
<<>>
Pagi
ini begitu berbeda, pagi ini Jieun akan menyerahkan surat pengunduran dirinya.
Jieun akan terus merasa bersalah jika ia masih bekerja disana. Jieun meyakinkan
dirinya sendiri jika dirinya masih memiliki sedikit perasaan untuk menjadi
manusia yang tak akan menjadi picik untuk mendapatkan sesuatu.
Jieun
sudah berdiri didepan meja atasannya. Ia hendak meletakan surat yang ada
ditangannya namun seseorang terlihat memasuki ruangan yang sama membuat Jieun
sedikit terperanjat dan menoleh.
“Jieun
? ada perlu apa ?”
“Gi
Jong Sunbae ?” Jieun mengernyit saat seorang senior yang begitu ia kenal baik
memasuki ruangan itu juga. namja berumur 40 tahunan itu pun tersenyum kecil.
“Sekarang
ini adalah ruanganku. Aku di tunjuk untuk menggantikan poisisi Park Min Jung”
“Jinjaa
!?” Jieun tampak antusias dan tidak menyangka jika senior yang selalu
membantunya dikantor itu kini menjadi sajangnimnya. namja itu mengangguk
mantap.
“Wooaahh,
selamat ! aku turut berbahagia” Jieun meletakan surat pengunduran dirinya dan
segera menyalami seniornya itu. merasa turut berbahagia atas kenaikan jabatan
yang seniornya peroleh.
“Terimakasih..
Nanti malam aku berniat mengadakan pesta kecil-kecilan dengan seluruh karyawan
disini, kau harus datang oke” Jieun mengusap lehernya.
“Sebenarnya
ada yang ingin aku katakan sunbae”
“Duduklah
dulu” Jieun pun menduduki kursi yang berada didepan meja kerja seniornya itu. sementara
Gi Jong menduduki kursi kerjanya.
“Apa
yang ingin kau katakan ?” Jieun berdehem, kembali mengambil surat pengunduran
dirinya dan dia meletakannya didepan sang senior yang kini menjadi atasannya.
Gi Jong mengernyit saat membaca sekilas tulisan luar surat yang Jieun letakan
dihadapannya. Lalu memandang Jieun tak percaya.
“Kau
ingin mengundurkan diri ?” tanyanya, Jieun mengangguk kecil.
“Tapi
kenapa ?”
“Aku
melakukan kesalahan sunbae dan kurasa aku tak bisa terus bekerja disini karena
kesalahan yang kuperbuat itu”
“Jieun
apa kau sudah memikirkannya matang-matang ? diluar sana bahkan banyak orang
yang ingin bekerja disini dan kau malah ingin keluar ?”
“Aku
sudah memikirkannya. Aku ingin menebus kesalahanku itu dengan tidak bekerja
lagi disini” Sang senior hanya bisa menghembuskan nafas kecewa mendengar
penuturan Jieun. Ia sangat menyayangkan keputusan Jieun.
“Baiklah
jika ini sudah menjadi keputusanmu tapi kau harus tetap datang nanti malam”
Jieun tersenyum kecil.
“Tentu,
sunbae” Jieun pun berpamitan pada seniornya itu dan keluar ruangan. Kembali ke
meja kerjanya seraya membereskan barang-barangnya. Ia jadi teringat kenangan
saat ia membereskan barang-barangnya 7 bulan lalu namun kali ini Jieun tidak
dipecat, kali ini Jieun mengundurkan diri.
“Jieun,
apa yang kau lakukan ?” tanya Minri dengan penuh keingintahuan kenapa temannya
itu membereskan meja kerjanya sendiri.
“Aku
mengundurkan diri”
“Mwo ?
kenapa kau mengundurkan diri ?” Jieun hanya tersenyum.
“Ya
ampun Ji, kenapa kau harus pergi lagi” Minri memeluk Jieun, ia merasa bersedih
atas kepergian Jieun.
“Sudahlah
jangan sedih seperti itu, aku bukannya mau mati aku hanya mengundurkan diri”
Minri melepaskan pelukannya dan memandang Jieun kesal.
“Kau
masih bisa bercanda disaat seperti ini ?” Jieun tersenyum.
“Sudah,
bisakah kau membantuku membereskan ini”
“Eum”
Minri mengangguk dan mulai membantu Jieun. Setelah semuanya selesai, Jieun
berpamitan pada semua orang, mungkin tidak semuanya karena sebagian karyawan
mungkin sedang tugas diluar kantor. Begitupun dengan Chanyeol, Jieun tak
melihat batang hidung namja itu. Sebenarnya Jieun ingin mendapat penjelasan
kenapa namja itu tak menyerahkan surat taehyung untuknya.
___
Malam
harinya sesuai janji, Jieun datang pada pesta syukuran seniornya yang sudah
naik pangkat. Jieun datang sedikit terlambat, disana sudah ada beberapa orang
yang duduk lesehan mengelilingi meja panjang dengan berbagai sajian juga tak
lupa soju.
“Oke
karena tamu terakhir sudah datang, maka kita mulai saja. pertama-tama
terimakasih pada kalian semua karena sudah datang, ini hanya pesta kecil-kecilan
untuk merayakan aku menjadi manager. Baiklah tak perlu berlama-lama, mari kita
awali dengan bersulang” Gi Jong mengangkat segelas soju yang ada dihadapannya.
“Bersulang”
seluruh karyawan yang diundang mulai menenggak soju yang sudah ada ditangan
masing-masing. Begitupun Jieun, sementara Chanyeol yang juga ada disana mulai
memperhatikan Jieun, ia berpindah dan duduk disamping gadis itu.
“Jieun,
kudengar kau mengundurkan diri, apakah itu benar ?” Tanya Chanyeol seraya
memasukan seiris daging cincang kedalam mulutnya. Jieun memicing.
“Chanyeol
ada yang ingin kubicarakan denganmu” Jieun bangkit dan berjalan keluar.
Sementara Chanyeol meletakan sumpit yang ada ditangannya lalu bangkit mengikuti
Jieun.
Apa yang ingin Jieun bicarakan denganku
?
Chanyeol
menghampiri Jieun yang sudah duduk dikursi taman kecil depan restoran itu.
“Ekhem..”
Chanyeol berdehem kecil namun Jieun tak menoleh, gadis itu hanya diam seraya
memandang lurus kedepan. Chanyeol pun duduk disamping Jieun.
“Apa
yang ingin kau bicarakan denganku, Jieun-ssi ?” Jieun menoleh dan menatap
Chanyeol tepat pada mata namja itu.
“Apa
kau pernah memperoleh surat ?”
“Surat
apa ?”
Apa maksudnya menanyakan surat ? Chanyeol mulai berfikir.
Astaga, aku ingat, apa mungkin dia ... Ketenangan Chanyeol tiba-tiba hilang
tergantikan rasa gugup yang menguar. Dan Jieun tahu jika Chanyeol sudah
mengerti apa yang ia maksud.
“Jawab
dengan jujur, kau pasti tahu apa maksudku” ucap Jieun tegas. Chanyeol menunduk,
ia tak tahan melihat sorot mata Jieun yang menyelidik.
“Mian
Jieun-ssi”
“Kenapa
kau tidak memberikan surat Taehyung padaku ?” nada suara Jieun terasa dingin.
Ada raut kekesalan disana. Chanyeol menghela nafas dan kembali menatap Jieun.
“Aku
hanya.. aku hanya tidak ingin anak itu mengganggumu lagi sehingga kau terus
dilanda rasa bersalah” Jieun tersenyum miris.
“Apa
kau tahu keadaan Taehyung saat ini ?”
“Itu
bukanlah urusan kita Jieun-ssi” Jieun terbelalak marah.
“Dia
koma Chanyeol-ssi ! hidupnya hancur karena berita scandal itu ! aku tak perduli
jika mentri Myung yang menderita tapi nyatanya yang lebih menderita karena hal
ini adalah anak itu ! apa kau masih bilang ini bukann urusan kita !? ini adalah
masalah yang kita mulai, kau harus tahu itu !” Jieun tak bisa lagi menyembunyikan
kekesalannya. Ia tahu ia salah, tapi harusnya bukan hanya dirinya yang merasa
bersalah. Kenapa orang-orang yang bertanggung jawab dengan semua ini begitu
tidak peduli.
“M mwo
? ke kenapa Taehyung bisa koma ?”
“Kau
sudah membaca surat itu kan ?” Chanyeol mengangguk.
“Di
Kanada ia masih frustasi dan menjadi anak pembangkang. Dia kecelakaan karena
dia mabuk berat dan mengalami koma hingga hari ini”
Ya Tuhan.. Chanyeol tak dapat berkata apa-apa
lagi, Namja itu hanya bisa menunduk lesu dengan sesekali mengacak rambutnya.
“Aku
baru tahu kabar ini saat bertemu dengan temannya yang menceritakan semua ini.
Inilah alasanku mengundurkan diri, aku masih punya hati, aku tidak dapat
bekerja diatas penderitaan anak itu. aku tidak mungkin hidup dengan rasa bersalah
ini seumur hidup”
“Aku
mengerti, aku mengerti perasaanmu dan aku tahu, bukan hanya kau yang bersalah
Ji, aku dan bibi juga bertanggungjawab atas hal ini” Jieun menghela nafas
panjang.
“Aku
benar-benar menyesal karena telah menerima tawaranmu dulu”
“Mian,
mian Jieun-ssi, kalau bukan karena tawaranku untuk menyelidiki mentri Myung kau
tidak akan jadi seperti ini” Jieun memandang raut Chanyeol yang terlihat sudah
menyadari kesalahannya. Jieun tak bisa menyudutkan namja itu terus-menerus.
“Ani,
aku tak bisa menyalahkan orang lain karena keputusan yang sudah kuambil”
“Lalu
apa yang akan kau lakukan selanjutnya ?”
“Entahlah..
yang pasti aku akan mencari pekerjaan lain dan mengunjungi Taehyung, aku ingin
mengatakan semuanya dan meminta maaf” Chanyeol mengangguk.
“Kabari
aku jika kau akan mengunjungi anak itu, aku ingin mengunjunginya juga” Jieun
mengangguk pelan.
<<>>
Mulai
hari ini Jieun kembali menyandang status pengangguran. Sepanjang hari gadis itu
hanya berdiam diri di Caffe tempatnya pernah bekerja. Mencari lowongan
pekerjaan dari laptopnya yang tersambung pada Wifi gratis restoran itu. Suzy
yang melihat hal itu hanya menggelengkan kepala pelan.
“Ck ck
ck, aku tidak habis pikir padamu Ji, apa kau waras malah memilih mengundurkan
diri dari perusahaan yang kau inginkan. Setelah ada kesempatan bekerja disana,
eh malah mengundurkan diri, dasar bodoh” Jieun memicing pada sahabatnya itu. Kupingnya
terasa panas mendengar ocehan Suzy yang tidak tahu alasan jieun mengundurkan
diri.
“Suzy”
“Mwo ?”
“Pergilah
dan jangan menggangguku terus, kau bisa dipecat karena mangkir dari pekerjaan”
ucap Jieun, membuat gadis cantik bernama Suzy itu bergumam sebal dan pergi
meninggalkan jieun.
Kau akan setuju dengan keputusanku jika
kau tahu masalahnya
To Be Continued...
#Chap berikutnya kemungkinan chap terakhir, makasih bagi yg udah ngikutin ff ini dr awal nyampe skrang.
Woah ceritanya makin seru thor. Btw aku udh ngikuti ni ff dari awal #gaknanyak
ReplyDeletelanjut......
semangat terus yah thor.
iya makasih :)
Deletepastilah selalu semangat !
Wah chapter berikutnya end ya? Jadi makin penasaran... jangan lama2 update nya ya thor... Fighting...!
ReplyDeleteiya end kayaknya. Iya kalo udh selese jg pasti di post.
DeleteFighthing ! :)