Give Me a Job [5]


(IU) Lee Jieun, Park Chanyeol, Kim Taehyung (V) etc | Drama | Chapter 

Part [1] [2] [3] [4]



Berita tentang Park Min Jung kini dibicarakan dimana-mana, namanya terdengar dimana-mana, banyak wartawan yang kadang menunggunya didepan rumah untuk meminta penjelasan tentang video pengakuannya yang tersebar itu. Sejak saat itu, ia tak bisa keluar rumah dengan bebas seperti biasanya. Banyak petisi dari masyarakat untuk memperkerjakan mentri Myung kembali menjadi mentri karena dianggap ia hanya menjadi korban meski tak bisa mengubah kenyataan bahwa orientasi seksualnya memang menyimpang. Disisi lain pun kinerja mentri Myung terbilang baik. Tak ada alasan politis yang mendukung penonaktifan mentri Myung.

“Menurut anda apakah mentri Myung bisa dikatakan sebagai korban ?”

“Ne, kasihan sekali dia, dia mungkin berbeda tapi ia orang yang baik terbukti dari reputasinya yang baik dan sangat menyayangi anaknya. Jika kita berada diposisinya pasti kita akan berbuat seperti itu. banyak masyarakat yang masih tabu dengan orang yang memiliki penyimpangan seksual. Tapi bukankah tidak ada satu manusiapun yang bisa meminta ia akan terlahir seperti apa ?”

“Bagaimana dengan anda ?”

“Kurasa wartawan Park memang salah karena menyalahgunakan jabatannya tapi bukankah dengan berita itu kita jadi tahu bagaimana sebenarnya sosok mentri Myung yang asli ? apapun yang ia lakukan memang terlihat baik selama ini tapi tetap saja dia membohongi masyarakat dengan menutupi kelainannya itu”

Banyak terjadi pro dan kontra dari masyarakat menanggapi pemberitaan itu. Jieun masih memegangi remot tvnya dan tak kunjung beranjak karena melihat berita ditelevisi miliknya itu.

Kurasa Park sajangnim pantas mendapatkan semua ini..

Tapi bagaimanapun juga aku ikut bersalah..

Ya Tuhan maafkan aku...

Drrt Drrt .. ponsel Jieun berbunyi. Gadis itu pun meraihnya dan menatap layar ponselnya.

Jieun kau dimana ? bisakah kau datang ke flat ku ? o dan jangan lupa beli beberapa kaleng soju, arra. Oke bye aku tunggu.. Suzy ur bestfriend

Jieun hanya bisa berdecak sebal.

“Bilang saja kau menyuruhku datang” ucap Jieun pada layar ponselnya. Jieun pun bangkit, menyambar mantel hangatnya dan pergi menuju flat Suzy.

___

“Aaah akhirnya kau datang” Suzy terlihat berbinar memandang bungkusan yang Jieun bawa.

“Ada apa ? pasti ada masalah” Jieun tahu, Suzy akan menemuinya atau memanggilnya saat yeoja itu memiliki masalah yang tidak bisa ditanggungnya sendiri. Sepeti biasa Jieun akan menjadi pendengar yang baik saat yeoja itu mulai bercerita tentang masalahnya.

“Haha kau tahu saja”

“Kau tidak akan memanggilku jika tak ada masalah”

“Yaakk kesannya aku ini teman macam apa”

“Kau itu teman yang dengan bermacam-macam masalah”

“Ck kau ini”

Jieun pun meletakan bungkusannya dan duduk dikarpet lantai milik Suzy. Sementara Suzy mulai mengeluarkan kimchi dan makanan lainnya pelengkap soju. Jieun masih memperhatikan Suzy mondar-mandir hingga akhirnya gadis itu duduk didepannya. Mengambil salah satu kaleng soju yang Jieun bawa, membukanya lalu menenggaknya.

“Ada apa ?” Suzy memandang Jieun sedih.

“Hari ini hari yang berat bagiku” seakan ada awan mendung disekitar Suzy. Suram dan gelap.

“Wae ? apa yang terjadi ?”

“Ada seorang pelanggan yang menyiram wajahku dengan air”

“Astaga, kenapa pelanggan itu menyiramu ?” tanya Jieun seraya mengambil sumpit dan menyapit kimchi dihadapannya.

“Kau tahu.. pelanggan yang menyiramku itu kekasih baru Kai. Dia menyiramku saat aku tak sengaja menumpahkan sup yang kubawa padanya. Coba bayangkan jika kau jadi aku, kau pasti akan syok. Mana mungkin aku bisa fokus jika melihat mantan kekasihku tengah berkencan dengan kekasih barunya ditempat aku bekerja. Aiisshh jinjjaa.. menyebalkan.. benar-benar menyebalkan kan !?” 

Jieun memandang iba pada temannya itu. kenapa nasib Suzy selalu buruk ? ternyata wajah cantik tak selalu membawa nasib baik.

Jam terus berputar dan Jieun masih disana, mendengar semua curhatan Suzy yang entah kapan akan berakhir. Kedua yeoja itu sudah mulai mabuk, kini bukan hanya Suzy yang meracau, Jieun pun tak mau kalah. Mabuk membuat Jieun pun mau tak mau mengeluarkan masalah yang ia simpan sendiri.

“Yaaakk, kau pikir hanya hidupmu yang sial ? aku juga tahu.. aku terjebak didalam masalah orang lain, Aiishh menyebalkan !” racau Jieun.

“Wkwkwk.. berarti kita sama haha.. aku selalu mendapat banyak masalah dan kau juga memiliki masalah”

“Hahaha.. tos dulu, ayo kita tos” Soju menguar disetiap penjuru flat Suzy. Meja kecil yang tadinya rapi, kini berantakan terisi piring-piring kotor dan juga kaleng kosong.

“Wuuu.. hidup cecegis !”

“Hidup !” Suzy dan Jieun kembali menenggak soju meski tangan mereka sudah senggoyongan tak karuan.

“Tapi apa itu cecegis ?” tanya Suzy

“Cewe-cewe tragis bahaha..”

“Bhahaaha.. kau gila Jieun. Woooyy Jieun gila !”

“Yaakk kau yang gila hahaha..”  Dan tepat pukul 2 dinihari, kedua gadis itu sudah tergeletak tak sadarkan diri. Tertidur dengan gaya bebas, Suzy terlentang seperti ikan yang dijemur sementara Jieun tertelungkup dengan tangan menimpa wajah Suzy.

<<>> 

Jieun tengah menikmati makan siangnya dikantor namun sedikit terusik dengan beberapa karyawan yang bergerombol entah membicarakan apa. Kebetulan Minri lewat dan Jieun langsung meraih tangan yeoja itu.

“Minri-ya”

“Eoh ?”

“Ada apa dengan semua orang ?”

“Ck ck ck.. kenapa kau selalu ketinggalan berita Jieun-a. Kau tahu ? Hari ini hari pertama Park Min Jung sajangnim menampakan wajahnya, dia diminta datang ke kantor oleh direktur”

“Apa mungkin ia akan dipecat ?” tanya Jieun dengan sedikit menekan  volume suaranya.

“Itu sih bukan mungkin lagi tapi pasti. Kau bayangkan saja karena dia, MMC kini dicap sebagai perusahaan media yang buruk”

“Iya juga sih” ujar Jieun sambil mengangguk kecil.

“Ada yang masih ingin kau tanyakan ?”

“A aniyo, wae ?”

“Jieun aku lapar, aku belum makan dan tadi aku ingin memesan makanan tapi ditahan olehmu”

“Ohehe.. mian. Silahkan jika mau memesan” Minri pun berlalu dari hadapan Jieun.

___

Jieun bersiap, ia akan ke kantor polisi hari ini mencari berita. Ia tidak memiliki misi kusus hari ini jadi ia akan mencari berita seperti biasa dikantor polisi. Headline yang dibuatnya ditolak setelah pemberitaan video pengakuan itu keluar. Perusahaan memilih topik headline tentang karyawan mereka sendiri, Park Min Jung. Bahwa perusahaan tidak tahu menahu soal pembalasan dendam yang wanita itu lakukan dan tentu menjelaskan semuanya. Susah payah Jieun membuat materi tentang headline yang ia angkat soal kasus keracunan dipabrik Zan Soo. Semua itu menguap begitu saja. Jieun sedikit kecewa saat hasil jerih payahnya ternyata sia-sia. Tapi ya sudahlah.

Langkah Jieun tertahan saat melihat beberapa wartawan berkumpul didepan gedung kantornya. Dan makin ramai saat Min Jung sajangnim keluar dari gedung. Terlihat wanita itu hanya bisa menutupi wajahnya dan mengabaikan setiap pertanyaan yang diajukan para wartawan dari berbagai media itu.

“Apa benar anda mempublikasi scandal mentri Myung untuk tujuan balas dendam ?”

“Apakah benar anda sudah tahu mentri Myung memiliki kelainan sejak anda bersekolah?”

“Bagaimana dengan jabatan anda setelah pengakuan video itu keluar ?”

“Apa mungkin anda dipecat dari MMC ?”

Jieun masih bisa mendengar pertanyaan-pertanyaan itu dari jarak yang tidak terlalu jauh. Jieun membelalakan matanya saat sebuah telur mendarat dikepala Min Jung sajangnim. Telur yang ternyata berasal dari pendukung mentri Myung. Pendukung yang masih mengharapkan mentri Myung menjabat sebagai mentri.

“Yaak, wanita gila rasakan itu !”

“Kau tidak pantas menjadi wartawan !”

“Pergilah ke neraka dasar jal*ng !” berbagai umpatan keluar dari pendukung mentri Myung yang berkumpul didepan gedung MMC.

Jieun hanya bisa mematung memperhatikan hal itu didepan matanya. Jieun memang tidak merasakan seberapa malunya jika diposisi Min Jung sajangnim saat ini namun Jieun sudah mendapat hukuman yang berat. Hukuman rasa bersalah yang semakin hari semakin membuatnya merasa menjadi orang paling jahat didunia. Jika ia bisa memutar waktu ia akan mengubah keputusannya. Ia akan memilih bekerja direstoran saja. Seberapapun ia membutuhkan uang untuk pengobatan adiknya ia tak ingin melakukan hal itu. Sungguh, hati kecil Jieun sekarang hancur dalam arti yang berbeda.

Setelah keributan didepan kantor Jieun berlalu, Jieun melangkah keluar dengan tak bersemangat. Entah mengapa ia ingin sekali mengetahui kabar Taehyung sekarang. Jieun ingin mengatakan semua kebenarannya dan akan menerima semua perlakuan yang akan anak itu berikan padanya setelah mendengar pengakuan Jieun. Memang terdengar gila tapi Jieun sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya. Ingin rasanya ia mati karena rasa bersalah yang menderanya.

Tak terasa Jieun sudah berada setengah jalan menuju kantor polisi. Halte yang akan ditujunya untuk pergi ke kantor polisi sudah terlewat. Mungkin benar kata pepatah jika kita sedang memikirkan sesuatu kita tidak akan sadar dengan keadaan disekitar. Jieun baru sadar saat kakinya mulai terasa pegal.

“Ya ampun, kenapa aku bisa berjalan sejauh ini” gumamnya seraya memperhatikan dimana ia berada.

“Eo ?” Jieun melihat seseorang yang ia kenal.

“Baekhyun ! Baekhyun-a !” Jieun memekik memanggil namja itu seraya menghampirinya. Namun  Baekhyun menampakan raut tak senang saat Jieun menghampirinya.

“Hei, apa kabar ? sudah lama tidak bertemu ya“ ucap Jieun dengan wajah berbinar.

“Aku sibuk, noona” ucap Baekhyun dingin seraya beranjak pergi dari hadapan Jieun.

Ada apa dengan anak itu ?

Jieun tak menyerah. Ia merusaha mengejar Baekhyun dan menahannya.

“Aku ingin bicara. Tolong Baek, kali ini saja”

“Aku tidak bisa”

“Baek tolong, ini soal Taehyung” akhirnya Baekhyun bersedia meski raut dinginnya pada Jieun belum luntur.

___

Dua orang berbeda usia itu duduk disebuah Caffe. Jieun masih tak begitu paham kenapa sikap Baekhyun terlihat seperti tidak suka bertemu dengannya. Jieun membaca buku menu dan tak lama ia pun memesan dua kopi kepada pelayan.

“Bagaimana kabarmu Baek ?” Baekhyun memicing.

“Apa ini yang ingin noona bicarakan” Jieun terlihat bingung. Gadis itu menghela nafas kecil.

“Baiklah, noona akan langsung saja. Noona ingin tahu kemana Taehyung, dia tak pernah menghubungi noona lagi. Apakah dia baik-baik saja ?” Jieun hanya ingin tahu tentang anak itu. sementara Baekhyun mengernyit kecil mendengar penuturan Jieun.

“Jangan pura-pura tidak tahu, Noona”

“M maksudmu ?” Jieun memang benar-benar tidak tahu.

“Taehyung di Kanada sekarang. Dia dikirim ayahnya kesana bersama ibunya sampai berita scandal itu dilupakan. Kim ahjussi tidak ingin mereka menderita di Seoul karena mendengar ataupun dipandang buruk karena pemberitaan itu jadi dia memutuskan mengirim mereka ke Kanada”

“Mwo ? kenapa aku tidak tahu dan tidak ada pemberitaan tentang mereka”

“Kim ahjussi menyembunyikan ini demi kebaikan keluarganya. Dan kau pasti bercanda kan ? Taehyung sudah menitipkan sebuah surat untukmu lewat namja bernama Park Chanyeol saat mereka tak sengaja bertemu dijalan. Taehyung menitipkan surat itu karena ia tahu bahwa namja itu temanmu. Ponsel Taehyung sudah disita oleh Kim Ahjussi agar tak dapat menghubungi siapapun bahwa dia akan ke Kanada karena itulah ia hanya bisa memberitahumu lewat surat. Dihari keberengkatan, Taehyung masih menunggumu noona, tapi kau tidak muncul hingga ia tinggal landas, ia terlihat tertekan. Entahlah, dunianya berubah sejak berita scandal itu terpublikasi. Dia berangkat dihari yang berbeda dengan ibunya. Dia berangkat lebih dulu dan hanya ada aku yang bersamanya dibandara saat ia akan berangkat” Jelas Baekhyun. Sementara Jieun hanya bisa tediam dan membisu.

Mian Taehyung-ah.. noona benar-benar tidak tahu.

“Tapi aku tak pernah mendapat surat apapun dari Chanyeol” Jieun memang tak pernah mendapatkan surat itu. Chanyeol tak pernah mengatakan apa-apa tentang sebuah surat.

“Benarkah ?” Baekhyun tampak terkejut. Ia kira Jieun sengaja tak datang ke bandara. Ia kira Jieun sengaja mengabaikan Taehyung karena reputasi buruk keluarga anak itu dipemberitaan.
Jieun mengangguk. “Sungguh Baek, noona tidak berbohong, aku tak pernah mendapatkan surat apapun dari Chanyeol”

“Tapi kenapa ?”

“Entahlah. Oia bolehkah noona meminta nomor Taehyung yang baru, aku ingin tahu kabarnya” Baekhyun menghela nafas, ia terlihat bingung bercampur sedih.

“W wae ? apa Taehyung marah padaku hingga kau tak bisa memberikan nomor barunya ?” Baekhyun menggeleng.

“Taehyung sedang koma di Kanada, noona”

“M mwo !? Ke kenapa dia koma. Ya ampun Baekhyun kenapa kau tidak memberitahuku, apa saja yang terjadi saat dia disana hingga ia bisa koma” Jieun tidak menyangka. Ia tak pernah tahu jika keadaan Taehyung benar-benar parah. Baekhyun pun mulai meceritakan bagaimana Taehyung bisa koma. Mentri kim mengirimTaehyung dan istrinya keluar negri hingga berita scandal itu dilupakan masyarakat. Namun taehyung menjadi anak pembangkang diluar negri, bermain wanita dan menjadi peminum berat. Suatu malam Taehyung mengalami kecelakaan saat ia mabuk. Hal itu lah yang membuatnya terbaring dirumah sakit dan koma sampai sekarang.

“Astaga Taehyungie, kenapa kau begitu malang” Jieun tak bisa jika ia tak menyalahkan dirinya sendiri. Semua kekacauan dihidup Taehyung adalah karenanya.

“Hingga hari ini, Taehyung masih koma dan belum sadarkan diri. Taehyung yang kukenal sekarang berbeda dengan Taehyung yang dulu. Dia benar-benar berubah, mungkin keadaan yang mengubah anak itu” lanjut Baekhyun.

Aku yang mengubah anak itu..

“Ini semua salahku” gumam Jieun dan tampaknya Baekhyun tak mendengar hal itu.

“Baiklah noona, aku pergi dulu ya, mian aku ada urusan yang mendesak”

“Ba baiklah tapi sebelum kau pergi, aku meminta nomor ponselmu, hubungi aku jika ada kabar baru tentang Taehyung” Baekhyun mengangguk. Ia memberikan nomor ponselnya pada Jieun dan setelah itu Baekhyun meninggalkan Caffe. Menyisakan Jieun yang masih terduduk disana dengan seribu bahasa.

Taehyung bagaimana keadaanmu sekarang..

Maafkan noona..

Jieun meraih cangkir kopinya menenggak sedikit dan meletakan perlahan.

Dan Chanyeol, kenapa ia tak memberikan surat itu padaku? Jieun merasa kesal dan tak habis pikir kenapa Chanyeol tak menyerahkan surat yang Taehyung titipkan padanya. Jika saja surat itu sampai padanya, Jieun masih bisa bertemu Taehyung sebelum anak itu pergi ke Kanada. Jieun ingin menebus kesalahannya, mungkin berlutut dan bersimpuh dikaki Taehyung belumlah cukup untuk menebus semua kesalahannya. Ambisinya untuk mendapat pekerjaannya kembali membuat mata hatinya buta dan justru mengacaukan hidup seseorang.

Baiklah, aku akan mengundurkan diri dari pekerjaanku sekarang..

<<>> 

Dimalam hari yang tenang diapartement Jieun, gadis itu tengah berbicara dengan adiknya.

“Bagaimana kabarmu noona ?”

“Jimin-a”

“Hmm ?”

“Mian”

“W wae ? kenapa noona tiba-tiba meminta maaf ? apa terjadi sesuatu ?”

“Noona akan keluar dari pekerjaan noona sekarang”

“Jika itu yang terbaik, maka lakukanlah. Aku memang tidak tahu apa alasan noona mengambil keputusan itu tapi jika noona merasa lebih baik mengundurkan diri, maka aku akan mendukungmu, noona”  Jieun tersenyum miris. Anak yang memiliki penyakit parah dan hidup tipis seperti Jimin pun terdengar begitu optimis dan baik hati. Sedangkan Jieun yang hidup sehat dan memiliki kesempatan yang panjang justru berbuat picik hanya untuk mendapatkan pekerjaannya kembali ? menghalalkan segala cara meski ia tahu bahwa apa yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan.

“Tapi kau tenang saja, noona akan mencari pekerjaan lain. Yang lebih baik”

“Eumm,,, noona pasti bisa, hwaiting” Jieun tersenyum tipis.

“Oh hwaiting !”

“Noona, eomma memanggilku. Aku tutup telponnya ya”

“Ne, bye-bye”

“Eum, bye-bye. Bersemangatlah noona !” Jieun menutup sambungan telponnya dengan senyuman terulas diwajahnya. Hanya adiknyalah yang bisa membuat beban Jieun terangkat. Memberikan semangat dan selalu bisa mengubah suasana hati Jieun yang buruk. Oke sekarang Jieun sudah siap. Siap untuk memantapkan hatinya dan keputusannya. Gadis itu menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya pelan. Dan akhirnya Jieun mulai membuat surat pengunduran dirinya untuk ia serahkan besok.

<<>> 

Pagi ini begitu berbeda, pagi ini Jieun akan menyerahkan surat pengunduran dirinya. Jieun akan terus merasa bersalah jika ia masih bekerja disana. Jieun meyakinkan dirinya sendiri jika dirinya masih memiliki sedikit perasaan untuk menjadi manusia yang tak akan menjadi picik untuk mendapatkan sesuatu.

Jieun sudah berdiri didepan meja atasannya. Ia hendak meletakan surat yang ada ditangannya namun seseorang terlihat memasuki ruangan yang sama membuat Jieun sedikit terperanjat dan menoleh.

“Jieun ? ada perlu apa ?”

“Gi Jong Sunbae ?” Jieun mengernyit saat seorang senior yang begitu ia kenal baik memasuki ruangan itu juga. namja berumur 40 tahunan itu pun tersenyum kecil.

“Sekarang ini adalah ruanganku. Aku di tunjuk untuk menggantikan poisisi Park Min Jung”

“Jinjaa !?” Jieun tampak antusias dan tidak menyangka jika senior yang selalu membantunya dikantor itu kini menjadi sajangnimnya. namja itu mengangguk mantap.

“Wooaahh, selamat ! aku turut berbahagia” Jieun meletakan surat pengunduran dirinya dan segera menyalami seniornya itu. merasa turut berbahagia atas kenaikan jabatan yang seniornya peroleh.

“Terimakasih.. Nanti malam aku berniat mengadakan pesta kecil-kecilan dengan seluruh karyawan disini, kau harus datang oke” Jieun mengusap lehernya.

“Sebenarnya ada yang ingin aku katakan sunbae”

“Duduklah dulu” Jieun pun menduduki kursi yang berada didepan meja kerja seniornya itu. sementara Gi Jong menduduki kursi kerjanya.

“Apa yang ingin kau katakan ?” Jieun berdehem, kembali mengambil surat pengunduran dirinya dan dia meletakannya didepan sang senior yang kini menjadi atasannya. Gi Jong mengernyit saat membaca sekilas tulisan luar surat yang Jieun letakan dihadapannya. Lalu memandang Jieun tak percaya.

“Kau ingin mengundurkan diri ?” tanyanya, Jieun mengangguk kecil.

“Tapi kenapa ?”

“Aku melakukan kesalahan sunbae dan kurasa aku tak bisa terus bekerja disini karena kesalahan yang kuperbuat itu”

“Jieun apa kau sudah memikirkannya matang-matang ? diluar sana bahkan banyak orang yang ingin bekerja disini dan kau malah ingin keluar ?”

“Aku sudah memikirkannya. Aku ingin menebus kesalahanku itu dengan tidak bekerja lagi disini” Sang senior hanya bisa menghembuskan nafas kecewa mendengar penuturan Jieun. Ia sangat menyayangkan keputusan Jieun.  

“Baiklah jika ini sudah menjadi keputusanmu tapi kau harus tetap datang nanti malam” Jieun tersenyum kecil.

“Tentu, sunbae” Jieun pun berpamitan pada seniornya itu dan keluar ruangan. Kembali ke meja kerjanya seraya membereskan barang-barangnya. Ia jadi teringat kenangan saat ia membereskan barang-barangnya 7 bulan lalu namun kali ini Jieun tidak dipecat, kali ini Jieun mengundurkan diri.

“Jieun, apa yang kau lakukan ?” tanya Minri dengan penuh keingintahuan kenapa temannya itu membereskan meja kerjanya sendiri.

“Aku mengundurkan diri”

“Mwo ? kenapa kau mengundurkan diri ?” Jieun hanya tersenyum.

“Ya ampun Ji, kenapa kau harus pergi lagi” Minri memeluk Jieun, ia merasa bersedih atas kepergian Jieun.

“Sudahlah jangan sedih seperti itu, aku bukannya mau mati aku hanya mengundurkan diri” Minri melepaskan pelukannya dan memandang Jieun kesal.

“Kau masih bisa bercanda disaat seperti ini ?” Jieun tersenyum.

“Sudah, bisakah kau membantuku membereskan ini”

“Eum” Minri mengangguk dan mulai membantu Jieun. Setelah semuanya selesai, Jieun berpamitan pada semua orang, mungkin tidak semuanya karena sebagian karyawan mungkin sedang tugas diluar kantor. Begitupun dengan Chanyeol, Jieun tak melihat batang hidung namja itu. Sebenarnya Jieun ingin mendapat penjelasan kenapa namja itu tak menyerahkan surat taehyung untuknya.

___

Malam harinya sesuai janji, Jieun datang pada pesta syukuran seniornya yang sudah naik pangkat. Jieun datang sedikit terlambat, disana sudah ada beberapa orang yang duduk lesehan mengelilingi meja panjang dengan berbagai sajian juga tak lupa soju.

“Oke karena tamu terakhir sudah datang, maka kita mulai saja. pertama-tama terimakasih pada kalian semua karena sudah datang, ini hanya pesta kecil-kecilan untuk merayakan aku menjadi manager. Baiklah tak perlu berlama-lama, mari kita awali dengan bersulang” Gi Jong mengangkat segelas soju yang ada dihadapannya.

“Bersulang” seluruh karyawan yang diundang mulai menenggak soju yang sudah ada ditangan masing-masing. Begitupun Jieun, sementara Chanyeol yang juga ada disana mulai memperhatikan Jieun, ia berpindah dan duduk disamping gadis itu.

“Jieun, kudengar kau mengundurkan diri, apakah itu benar ?” Tanya Chanyeol seraya memasukan seiris daging cincang kedalam mulutnya. Jieun memicing.

“Chanyeol ada yang ingin kubicarakan denganmu” Jieun bangkit dan berjalan keluar. Sementara Chanyeol meletakan sumpit yang ada ditangannya lalu bangkit mengikuti Jieun.

Apa yang ingin Jieun bicarakan denganku ?

Chanyeol menghampiri Jieun yang sudah duduk dikursi taman kecil depan restoran itu.

“Ekhem..” Chanyeol berdehem kecil namun Jieun tak menoleh, gadis itu hanya diam seraya memandang lurus kedepan. Chanyeol pun duduk disamping Jieun.

“Apa yang ingin kau bicarakan denganku, Jieun-ssi ?” Jieun menoleh dan menatap Chanyeol tepat pada mata namja itu.

“Apa kau pernah memperoleh surat ?”

“Surat apa ?”

Apa maksudnya menanyakan surat ? Chanyeol mulai berfikir.

Astaga, aku ingat, apa mungkin dia ... Ketenangan Chanyeol tiba-tiba hilang tergantikan rasa gugup yang menguar. Dan Jieun tahu jika Chanyeol sudah mengerti apa yang ia maksud.

“Jawab dengan jujur, kau pasti tahu apa maksudku” ucap Jieun tegas. Chanyeol menunduk, ia tak tahan melihat sorot mata Jieun yang menyelidik.

“Mian Jieun-ssi”

“Kenapa kau tidak memberikan surat Taehyung padaku ?” nada suara Jieun terasa dingin. Ada raut kekesalan disana. Chanyeol menghela nafas dan kembali menatap Jieun.

“Aku hanya.. aku hanya tidak ingin anak itu mengganggumu lagi sehingga kau terus dilanda rasa bersalah” Jieun tersenyum miris.

“Apa kau tahu keadaan Taehyung saat ini ?”

“Itu bukanlah urusan kita Jieun-ssi” Jieun terbelalak marah.

“Dia koma Chanyeol-ssi ! hidupnya hancur karena berita scandal itu ! aku tak perduli jika mentri Myung yang menderita tapi nyatanya yang lebih menderita karena hal ini adalah anak itu ! apa kau masih bilang ini bukann urusan kita !? ini adalah masalah yang kita mulai, kau harus tahu itu !” Jieun tak bisa lagi menyembunyikan kekesalannya. Ia tahu ia salah, tapi harusnya bukan hanya dirinya yang merasa bersalah. Kenapa orang-orang yang bertanggung jawab dengan semua ini begitu tidak peduli.

“M mwo ? ke kenapa Taehyung bisa koma ?”

“Kau sudah membaca surat itu kan ?” Chanyeol mengangguk.

“Di Kanada ia masih frustasi dan menjadi anak pembangkang. Dia kecelakaan karena dia mabuk berat dan mengalami koma hingga hari ini”

Ya Tuhan.. Chanyeol tak dapat berkata apa-apa lagi, Namja itu hanya bisa menunduk lesu dengan sesekali mengacak rambutnya.

“Aku baru tahu kabar ini saat bertemu dengan temannya yang menceritakan semua ini. Inilah alasanku mengundurkan diri, aku masih punya hati, aku tidak dapat bekerja diatas penderitaan anak itu. aku tidak mungkin hidup dengan rasa bersalah ini seumur hidup”

“Aku mengerti, aku mengerti perasaanmu dan aku tahu, bukan hanya kau yang bersalah Ji, aku dan bibi juga bertanggungjawab atas hal ini” Jieun menghela nafas panjang.

“Aku benar-benar menyesal karena telah menerima tawaranmu dulu”

“Mian, mian Jieun-ssi, kalau bukan karena tawaranku untuk menyelidiki mentri Myung kau tidak akan jadi seperti ini” Jieun memandang raut Chanyeol yang terlihat sudah menyadari kesalahannya. Jieun tak bisa menyudutkan namja itu terus-menerus.

“Ani, aku tak bisa menyalahkan orang lain karena keputusan yang sudah kuambil”

“Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya ?”

“Entahlah.. yang pasti aku akan mencari pekerjaan lain dan mengunjungi Taehyung, aku ingin mengatakan semuanya dan meminta maaf” Chanyeol mengangguk.

“Kabari aku jika kau akan mengunjungi anak itu, aku ingin mengunjunginya juga” Jieun mengangguk pelan.

<<>> 

Mulai hari ini Jieun kembali menyandang status pengangguran. Sepanjang hari gadis itu hanya berdiam diri di Caffe tempatnya pernah bekerja. Mencari lowongan pekerjaan dari laptopnya yang tersambung pada Wifi gratis restoran itu. Suzy yang melihat hal itu hanya menggelengkan kepala pelan.

“Ck ck ck, aku tidak habis pikir padamu Ji, apa kau waras malah memilih mengundurkan diri dari perusahaan yang kau inginkan. Setelah ada kesempatan bekerja disana, eh malah mengundurkan diri, dasar bodoh” Jieun memicing pada sahabatnya itu. Kupingnya terasa panas mendengar ocehan Suzy yang tidak tahu alasan jieun mengundurkan diri.

“Suzy”

“Mwo ?”

“Pergilah dan jangan menggangguku terus, kau bisa dipecat karena mangkir dari pekerjaan” ucap Jieun, membuat gadis cantik bernama Suzy itu bergumam sebal dan pergi meninggalkan jieun.

Kau akan setuju dengan keputusanku jika kau tahu masalahnya


To Be Continued...


#Chap berikutnya kemungkinan chap terakhir, makasih bagi yg udah ngikutin ff ini dr awal nyampe skrang. 





Comments

  1. Woah ceritanya makin seru thor. Btw aku udh ngikuti ni ff dari awal #gaknanyak
    lanjut......
    semangat terus yah thor.

    ReplyDelete
  2. Wah chapter berikutnya end ya? Jadi makin penasaran... jangan lama2 update nya ya thor... Fighting...!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya end kayaknya. Iya kalo udh selese jg pasti di post.
      Fighthing ! :)

      Delete

Post a Comment