Cheesecake



Cast     : Lee Ji Eun (iu), Xi Luhan, Park Jiyeon etc.

Genre  : School life, friendship, PG.

Length : Drabble

Hai hoi .. nih aku bikinin Sequel dari Little evil mumpung ada inspirasi hehe, hope u like it, sawwry klo ada typo, selamat menikmati ^^

Sebelumnya baca ini dulu Little evil



Dengan rambut dikuncir, Jieun berjalan ke arah kantin, sesekali ia menguap lebar. Ia baru sadar jika ia dikelas sendirian saat ia terbangun, tega sekali Jiyeon tak membangunkannya, lalu kemana anak itu sekarang ? Tak biasanya ia pergi tanpa Jieun.

"Ssuutt Jieun-a" suara bisik-bisik tampak membuat Jieun menoleh, mencari sumber suara. Dia mengernyit ketika mendapati Luhan menyembul dari balik pintu ruang osis yang hanya menampakan kepalanya saja.

"Wae?" tanya Jieun berbisik juga. Luhan menggerakan tangannya, mengisyaratkan Jieun untuk mendekatinya.

"Yaaakk" seru Jieun terkejut saat Luhan menarik lengan nya memasuki ruang osis.

"Issshh kau ini, bagaimana jika ada yang tahu ?"

"Aku akan mengunci pintunya jadi tidak akan ada yang tahu kan ?"

"Ck dasar .. Sebenarnya ada apa kau membawaku kemari ? Jangan - jangan.... " Jieun menggantung kalimatnya, menyipitkan matanya memandang Luhan curiga.

"Jangan berpikir aneh-aneh -_-" balas Luhan yang sangat tahu kemana arah pembicaraan Jieun.

"Ahehe .. Ku kira kau.."

"Sudahlah ayo duduk"

Jieun pun duduk disalah satu kursi diruang itu, ia memperhatikan Luhan tengah mengambil sesuatu dari dalam tas sekolahnya.

"Cha .. Aku membawa cheese cake buatan eomma, aku ingin memakannya denganmu" ujar Luhan dengan senyumnya, dan ia pun membuka penutup tupperware cheesecake itu, Membuat mata Jieun berbinar melihat cheesecake yang sepertinya sangat enak. Mendapat kue Disaat lapar seperti ini adalah suatu keberungungan bagi yeoja itu.

"Wuaaah .. "

"Yaaaak lihat, air liur mu sampai menetes" ujar Luhan sembari sesekali terkikik melihat reaksi Jieun, membuat Jieun menatapnya garang.

"issshh kau ini, selalu saja meledek ku, cepat bagi .."

"hehe, jangan marah donk, iya sabar little evil"

Kini sepotong besar cheese cake sudah ada dihadapannya, Jieun pun tak segan-segan lagi untuk memakannya.

"Luhan-a"

"Hmm .. ?"

"Kau melihat Jiyeon tidak ?"

"Jiyeon? Tadi saat bel berbunyi kulihat ia langsung keluar kelas, dan sepertinya ke arah ruang laboratorium, wae?"

"Ruang laboratorium? Untuk apa ia kesana ?"

Luhan tampak mengendikan bahu dan kembali menyuapkan satu Sendok cheese cake kedalam mulutnya.

"Aku tanya memangnya kenapa?"

"Aniya, aneh saja, ia tak pernah pergi sendirian sebelumnya, ke toilet saja selalu mengajak ku tapi sekarang bahkan tak membangunkan ku saat kelas usai"

"Mungkin ia sedang ada masalah ?"

"Kurasa tidak, kadang aku melihatnya tersenyum-senyum sendiri saat dikelas"

"Mungkin dia sedang menyukai seseorang"

"Mwo?!" seru Jieun membuat Luhan sedikit terperanjat kaget.

"Yaaakk kau mengaggetiku babo" ujar Luhan berdecak Sebal.

"Hehe peace !"

“Namja seperti apa yang sedang disukai Jiyeon ?” tanya Jieun menerawang.

“Mana ku tahu”

"Cake ku sudah habis, kalau begitu aku pergi dulu" ujar Jieun beranjak.

"Yaaakk cepat sekali, dasar monster"

"Biar saja , Wueek" ujar Jieun menjulurkan lidah, ia memutar knop pintu namun tidak bisa, ia lupa kalau pintunya dikunci oleh Luhan.

"Yaaakk buka pintunya ?!" seru Jieun berbalik menghadap Luhan yang masih menikmati cheese cakenya.

"Ck dasar, kau ini memang babo, sudah tahu terkunci masih saja mau keluar"

Jieun memutar kedua bola matanya malas, ia tahu ia memang bodoh tak perlu Luhan selalu mengingatkannya.

Luhan beranjak, mengerluarkan kunci dari kantung celana nya dan ..

Cklekk , pintu pun terbuka.

"Gomawo atas cake nya, sering-sering saja mengajak ku makan hehe" ujar Jieun tersenyum lebar.

"Ck dasar kau ini .. ne cheonma uri little evil"

"Chankaman .." ujar Jieun menarik lengan Luhan saat namja itu akan kembali duduk.

"Apalagi .." ujar Luhan malas.

"Itu .. Ada keju di mulutmu"

Chu ~ Jieun mengecup singkat sudut bibir Luhan yang terdapat keju disana, membuat si namja membelalakan matanya. Terkejut, mungkin ? Siapa yang tidak terkejut dengan tindakan bodoh gadis itu ?

Jieun pun bergegas lari sembari terkekeh pelan sebelum ia mendapat teriakan Luhan.

"Yaaakk micheosseo !" sayup-sayup teriakan Luhan terdengar membuat Jieun tertawa lebar, lucu sekali melihat namjanya itu mematung seperti troll bodoh.

Jieun berjalan ke arah laboratorium mencari Jiyeon, ia juga penasaran kenapa Jiyeon pergi sendirian tanpa nya. Jieun mendongakan kepalanya melalui jendela - jendela kelas kosong disekitar laboratorium namun ia tak menemukan Jiyeon disana.

"Issshh kemana sebenarnya anak itu ?" gumamnya sembari terus berjalan.

Cklekk .. Jieun membuka pintu ruang laboratorium, ia mendapati beberapa anak yang sedang bereksperimen disana, tapi bukan mereka yang ia cari.

"Hey kau lihat Jiyeon tidak?" tanya Jieun pada salah satu siswa disana.

"Jiyeon? Anak itu kan ?" ujar siswa itu menunjuk kearah jendela dimana ada yeoja yang sedang memunggungi ruangan, tampak sedang memperhatikan sesuatu dari balik jendela. Jieun tahu benar, itu adalah Jiyeon. Jieun pun mendekati sahabatnya itu sembari mengendap-endap tak ingin Jiyeon mengetahui keberandaannya. Ia juga ingin tahu apa yang sedang Jiyeon perhatikan sampai-sampai tak mengajaknya. Ketika sudah  sampai dibelakang Jiyeon, Jieun mendongakan kepala ke arah luar jendela.

Jieun mengernyit ketika tidak mendapati ada yang aneh disana, hanya ada beberapa namja yang sedang bermain basket, lalu sebenarnya apa yang sedang Jiyeon perhatikan ? Mungkinkah ada namja yang Jiyeon sukai disalah satu namja itu ?

“Sebenarnya apa sih yang kau perhatikan ?” tanya Jieun membuat Jiyeon sedikit terperanjat dan langsung menoleh dimana Jieun juga seakan sedang memperhatikan sesuatu dibalik jendela.

“Ji Jieun ?”

“Ne ini aku .. wae ?, tega sekali kau tidak membangunkanku hanya untuk kesini, sebenarnya ada apa disini dan apa yang sedang kau lakukan eoh ?” selidik Jieun.

“I itu .. aku hanya .. hanya sedang ...” Jiyeon tampak berfikir, membuat Jieun yakin bahwa anak itu  tengah mencari alasan.

“Mwo ? hanya apa .. ? kau itu tidak pandai berbohong Park Jiyeon” ujar Jieun penuh penekanan di kalimat akhir.

Jiyeon tersenyum lebar sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Hehe .. “

“Ck kau ini , ada apa sebenarnya ? ayo cerita padaku”

“Eum .. itu .. “

“Yaaakk kau ini, ppali katakan, aku bisa beruban menunggu mu begitu lama untuk berbicara”

“Aku ... sedang memperhatikan namja yang kusukai” ujar Jiyeon kembali tersenyum lebar diakhir kalimatnya.

“Mwo ?!” kaget Jieun, tebakan Luhan ternyata benar, temannya itu sedang jatuh cinta ?

“Yaaakk pelankan suaramu” seru Jiyeon sembari menutup mulut Jieun.

“Isshh ne ne .. “ Jieun menyingkirkan tangan Jiyeon dari mulutnya.

“Jadi siapa nama namja yang kau sukai ?”

“Kim Myungsoo” jawab Jiyeon tampak berbisik.

“Yang mana orangnya ?” Tanya Jieun kembali memandang keluar jendela.

“Itu yang memakai ikat kepala, nah itu tuh yang sedang mendribble bola”

“Oh itu, eum lumayan juga” ujar Jieun tampak mengangguk-angguk.

“Ck tentu saja ..” bangga Jiyeon.

“Jadi apa saja yang sudah kau ketahui tentangnya ?”

“Eum .. aku tahu kebiasaannya seperti olahraga saat istirahat, dia mempunyai satu adik dan kudengar ia menyukai cheesecake”

“Hanya itu ?” tanya Jieun dan mendapat anggukan kecil dari Jiyeon.

“Aku menyukainya saat tiga hari lalu ia menolongku mengambilkan buku saat diperpustakaan, kau ingat tidak saat kita diperpustakaan dan saat kau ke toilet, nah saat itulah aku bertemu dengannya”

“Ah jadi begitu .. lalu kenapa kau tidak menceritakannya padaku, uh menyebalkan” ujar Jieun mengerutkan bibirnya.

“Hehe mian Jieun-a, aku hanya ... malu” ujar Jiyeon lirih.

“Ck kau ini, seperti kepada siapa saja, aku ini kan temanmu”

“Ne ne mian Jieun-a..”

“Jadi apa rencana mu untuk mendekatinya ?”

“Molla, justru itu yang sedang aku bingungkan, mana mungkin namja sepertinya mau berkenalan dengan ku Jieun-a” ujar Jiyeon tampak pasrah.

“Yaaakk kau itu cantik, kau bahkan lebih cantik dariku, ayolah jangan menyerah sebelum berperang Jiyeon-a, tenang aku pasti akan membantumu” ujar Jieun memberi semangat.

“Eumm .. lalu apa rencana mu untuk membantuku ?” tanya Jiyeon.

“Eumm apa ya ..” Jieun tampak berfikir, mencara ide terbaik agar Jiyeon bisa mendekati namja bernama Myungsoo itu. Jiyeon hanya memandang Jieun jengah, ia sedikit tak yakin dengan bantuan Jieun, mungkin semuanya bisa kacau jika Jieun membantunya.

Beberapa detik kemudian

“Ah ne .. aku tahu !” seru Jieun.

“Apa, apa rencananya ?” tanya Jiyeon antusias.

“Chankaman, jangan kemana-mana tunggu disini .. awas saja kalau kau menghilang lagi” 

Jieun pun melesat, berlari meninggalkan Jiyeon yang memandangnya tak mengerti. Jiyeon harap rencana Jieun tak membuat semuanya menjadi lebih kacau.

Beberapa menit kemudian, Jieun kembali dengan kotak kecil yang entah apa isinya, membuat Jiyeon lagi-lagi mengerutkan keningnya.

“Apa itu ?” tanya Jiyeon penasaran.

“Ehehe .. ini cheesecake”

“Cheesecake ? dari mana kau mendapatkannya ? dan .. untuk apa cheesecake itu ?”

“Kau tidak perlu tahu, yang pasti aku mendapatkannya dengan susah payah, iisshh masa kau tidak mengerti rencanaku”

“Ah aku tahu , karena Myungsoo menyukai cheesecake jadi aku akan memberikan ini padanya , begitu kan ?”

“Right ! bukan hanya itu, bilang juga ini sebagai ucapan terima kasih karena dia membantumu waktu itu ..  dan selanjutnya kau tahu kan ?”

Jiyeon menggeleng, membuat Jieun ingin menjitaknya.

“Isshh kau ini , setelah itu ajaklah ia mengobrol, tanyakan apapun yang ingin kau ketahui .. “

“Tapi Jieun-a”

“Tidak ada tapi-tapian, tidak akan ada kemajuan jika kau hanya diam saja”

“Tapi bagaimana jika ia tak menyukaiku, lihat penampilanku .. ah, aku tidak percaya diri Jieun-a” rengek Jiyeon.

“Aissh kau ini , setidaknya kita sudah berusaha .. eum chankaman ..” Jieun memperhatikan Jiyeon dari atas sampai bawah sembari memegangi dagunya. Ia sedikit memiringkan kepalanya.

“Lepas kacamata dan juga kepangan dirambutmu” titah Jieun.

“Yaaakk kau lupa, aku tidak bisa melihat jika tanpa kacamata”

“Ah hehe iya aku lupa”

“Eum kalau begitu, lepaskan kepangan dirambutmu saja”

Jiyeon pun menurut, perlahan tapi pasti ia melepas ikatan kepangan rambutnya, Jieun tersenyum saat melihatnya, sudah mulai terlihat aura kecantikan Jiyeon hanya dengan melepas kepangan dirambutnya. Jiyeon kini sudah melepas semua ikatan dirambutnya, menghasilkan rambut yang sedikit bergelombang dibawah. Membuatnya tampak imut.

“Lihatkan, hanya dengan melepas ikatan kepangan mu saja sudah seperti ini .. Daebak” ujar Jieun.

“Ah jinjja ? jangan berkata seperti itu hanya untuk menghiburku Jieun”

“Aniya .. yaak kau tidak percaya padaku eoh ?”

“Ne tentu saja aku percaya” ujar Jiyeon kemudian tersenyum.

“Baiklah kalau begitu bawa ini dan sekarang temui namja yang kau sukai itu”

“Ta tap i aku .. lihatlah tangan ku mulai dingin, aku gugup Jieun-a”

“Isshh kau ini, ayolah kau pasti bisa .. tarik nafas mu dalam-dalam dan hembuskan perlahan ..” Jiyeon pun mempraktekan saran Jieun. Menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan membuatnya sedikit lebih tenang.

Jiyeon pun sudah mulai tenang dan sekarang ia siap untuk menemui Myungsoo.

“Ah chankaman ..” ujar Jieun membuat Jiyeon menghentikan langkahnya, Jieun sedikit membenarkan rambut Jiyeon, sedikit mengguncangkannya agar tampak lebih mengembang.

“Perfect !”  ujarnya dengan senyum lebarnya, Jiyeon pun membalas senyuman Jieun dan kembali melangkah keluar ruangan itu.

“Jiyeon-a HWAITING !!” seru Jieun nyaring. Ia kembali tersenyum karena merasa berguna kali ini. Ya meskipun ia tahu belum tentu rencana nya akan berhasil tapi setidaknya ia sudah membantu Jiyeon sebisa nya.

Jieun masih diruangan itu, memperhatikan dari balik jendela saat Jiyeon mulai berjalan kearah lapangan dengan malunya dan menghampiri namja bernama Myungsoo itu. ia sedikit terkekeh pelan saat melihat wajah Jiyeon tampak merona malu.

“Tampaknya berhasil” gumam Jieun saat melihat kini Jiyeon dan namja itu mulai duduk dengan sedikit obrolan disana. Obrolan yang sarat akan kecanggungan namun terlihat manis. Jieun kembali tersenyum , ia berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan laboratorium itu. Namun sedetik kemudian ia menepuk dahinya pelan.

“Ah aku lupa .. “

<><><> 

Jieun berjalan cepat, ia sedikit menundukan kepalanya, berjalan tanpa jeda menuju halte, ia harus segera pulang sebelum namja itu menagih janji.

Tin tin

Suara klakson motor membuat Jieun menghentikan langkahnya, ia tahu benar suara klakson motor siapa itu. ia kembali berjalan bahkan terlihat seperti berlari kecil.

“Yaaakkk” suara itu, suara yang sangat Jieun tahu.

Brum Brum .. Luhan, pemilik motor itu pun mengejar Jieun dan menghentikan motornya tepat didepan yeoja itu membuat langkah cepatnya terhenti.

Jieun tampak menghela nafas sebelum ia memandang kekasihnya itu dengan wajah tanpa dosanya.

“Eoh ? kau disini , ada apa Luhan-a ?” tanya Jieun berpura-pura tak mengerti.

“Cih .. dasar little evil, kau lupa eoh ?”

“Mwo ? lupa apa ?” tanya Jieun masih bertahan dengan muka polosnya yang dibuat-buat, membuat Luhan memutar kedua bola matanya malas.

“Janjimu -_-“ ucap Luhan datar.

“Ahehe .. “ Jieun tersenyum lebar dengan sesekali menggaruk kepalanya.

Jieun meminta Cheesecake yang Luhan bawa untuk Jiyeon dengan syarat Jieun harus membantu Luhan dan menemaninya sampai tugasnya diruang osis selesai. Awalnya Luhan tidak mau memberikan sisa cheesecakenya karena ia berniat memakannya sembari mengerjakan tugasnya diruang osis sepulang sekolah namun karena Jieun begitu memelas meinta cheesecake itu, akhirnya dengan rela Luhan memberikannya pada Jieun dengan syarat tersebut.

“Cepat naik, tugas menunggu kita disekolah” ujar Luhan membuat Jieun menggembungkan pipinya. ia malas berlama – lama disekolah dan juga bagaimana jika ada yang curiga dengan keberandaannya dengan Luhan.

Kita ? itu tugasmu kenapa membawa-bawa aku ?

“Ppaliwa, apa lagi yang kau tunggu ..” ujar Luhan kesal.

Jieun masih berfikir untuknya agar bisa kabur. Halte hanya berjarak dua meter lagi dari pandangannya. Ia memandang bus dari kejauhan mulai datang, membuatnya mendapat ide untuk kabur.

“Luhan-a, lihat .. ada gajah naek sepeda !” seru Jieun reflek membuat Luhan menoleh kearah yang ditunjuk Jieun. Dan saat itu pula Jieun berlari, kearah bis dan menaikinya, menyisakan Luhan yang masih mengernyit karena ia tak melihat apapun apalagi gajah yang dimaksud Jieun.

“YAAAKKK !!” seru Luhan saat sadar tak ada lagi Jieun ketika ia membalikan kepalanya.

Jieun terkekeh  melihat dari jendela bus belakang saat Luhan marah-marah.

“Hahaha .. lihatlah, anak bodoh ini sudah membodohi si juara kelas kita wkwkwk” Jieun menjulurkan lidahnya saat Luhan dengan tatapan tajamnya memandang Jieun yang mulai menjauh dari dalam bus.

The end








Comments