Little Evil




Cast    : Lee Jieun (Iu), Xi Luhan etc.

Genre : Friendship, Romance, School life, PG.

Length: Drabble.


"Kau lagi" ujar Luhan datar, seperti sayur tanpa garam jika dipagi yang sejuk ini tidak melihat Jieun, yeoja satu kelasnya yang selalu datang terlambat ke sekolah. Bukan hanya terlambat, kalau dilihat lebih jauh, seperti sama sekali tak ada niat anak itu untuk menuntut ilmu. Mata yang terlihat masih mengantuk, baju yang masih belum rapi dan juga tali sepatu yg masih belum terikat dengan benar, terlihat kacau dan mengenaskan. Namun tampaknya yeoja manis itu terlihat cuek-cuek saja.

Luhan adalah anggota OSIS yang kadang ditugaskan untuk menghukum anak-anak yang terlambat datang kesekolah, dan setiap paginya akan selalu ada Jieun disalah satu siswa yang datang terlambat. Luhan kadang salut pada yeoja dengan predikat nakal itu, dihukum setiap hari namun tak membuatnya jera sedikitpun. Namun Luhan heran , apa sebenarnya yang Jieun pikirkan hingga menyia-nyiakan masa SMAnya dengan berbuat hal-hal yang menurut nya tidak berguna itu.

"Hai Luhan-ssi" jawab Jieun sembari tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi rapihnya.

"Ck, kau ini .. Coba lihat sekelilingmu"

Jieun tampak mengedarkan pandangannya mengikuti arahan namja dihadapannya, ia sedikit mengerutkan keningnya karena sama sekali tidak ada yang aneh. Semuanya tampak seperti pagi-pagi sebelumnya.

"Tidak ada yang aneh" ujar Jieun sembari mengendikan bahu.

Luhan tampak menghembuskan nafasnya. Anak bodoh ini mana bisa mengerti maksudnya.

"Kau lihat kan, semua yang terlambat hampir semuanya namja, hanya kau yang yeoja, dan apa kau tahu, hari ini hari ke 30 kau terlambat Jieun-ssi" jelas Luhan.

"Wuaaa jinjja ?! ini ke 30 ? Daebak haha" seru Jieun bangga yang mendapat gelengan dari Luhan.

"Yaaakk bukan waktunya untuk berbangga diri ! Harusnya kau malu Jieun-ssi" seru Luhan yang malah membuatnya emosi.

"Yaaakk jangan menasehatiku , kau pikir kau siapa hahh ?!" ujar Jieun tak kalah nyaring, sesekali yeoja manis itu mencibir ke arah Luhan.

"Aku nam.." Luhan tampak tak merampungkan kalimatnya kala mata-mata para siswa yang 
terlambat itu memperhatikan pertikaian kecil yang terjadi pagi itu.

Tenang Luhan tenang...

Luhan lagi lagi hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan, sulit sekali mengatur yeoja yang satu ini.

"Baiklah kalian semua, lari lapangan 10 putaran !" seru Luhan.

"Ne mister perfect" ujar Jieun tepat dihadapan wajah namja bernama lengkap Xi Luhan itu.

"Awas kau " gumam Luhan.

###

"Ah kau memang pandai Luhan-ssi, tepuk tangan untuk Luhan kita" ujar guru Park. Suara riuh tepuk tangan membuat keadaan kelas sedikit gaduh, membuat yeoja itu, yeoja disudut kelas terganggu, tidur manisnya yang tengah memimpikan sosok berotot Taeyang lenyap sudah.  Dengan terpaksa mengangkat kepalanya dengan sedikit mengelap air liur yang entah sejak kapan meluncur bebas disudut bibirnya. Melihat apa yang sedang terjadi dari balik buku yang sengaja ditegakkannya untuk menutupi tidur nya.

"Cih dasar tukang cari muka" cibir Jieun ketika melihat Luhan tengah dipuji-puji guru Park karena berhasil mengerjakan soal yang siswa lain tak bisa mengerjakannya.

"Memang kau bisa mengerjakannya ?" tanya teman sebangkunya , Park Jiyeon . Gadis dengan kacamata besar dan kepangan dirambutnya yang membuat kecantikannya sedikit tertutupi.

"Yaak kau meremehkan ku eoh ?"

"Jawab saja pertanyaanku, memang kau bisa mengerjakannya ?" lirik Jiyeon yang sebenarnya sangat tahu  jawabnya.

"Yaakk ... Te tentu saja .. Tentu saja .. Tidak"

"Haha .. Sudah ku duga" ucap Jiyeon menatap remeh sahabat karibnya itu.

"Isshh kau ini .. Ah sudahlah, aku ingin kembali tidur" Jieun kembali ke alam mimpinya membuat Jiyeon hanya memutar bola matanya malas.

###

Dukk

"Yaakk kau punya mata tidak, dasar anak cupu !" suara teriakan itu membuat Jieun menoleh dan tidak mendapati Jiyeon disampingnya. Ia mengedarkan pandangannya mencari sosok gadis berkacamata itu.

Yaaakk kenapa anak itu disana, perasaan tadi masih berjalan disampingku ?

Jieun menghampiri Jiyeon yang kini dikerubungi tiga yeoja. Jieun hanya mengerutkan kening memandangnya.

"Jiyeon ada apa ?" tanya Jieun sesampainya disana.

"Mi Mian .. Aku sungguh tidak sengaja menabrakmu" ujar Jiyeon membungkuk pada ketiga 
yeoja dihadapannya, mengabaikan pertanyaan Jieun.

"Tidak semudah itu anak cupu, kau harus membayar semua ini, lihat seragamku kotor terkena keringat anak cupu sepertimu !"

Jieun menatap tajam yeoja itu, matanya beralih pada nametag yang terpampang jelas diseragamnya.

Kim Yoora

"Yaaakk kau tidak dengar ! Temanku sudah minta maaf , apa kau tuli hahhh ?!" seru Jieun membalas tak kalah nyaring perkataan yeoja bernama Yoora itu, yeoja dengan bando pink dikepalanya.

"Yaakk siapa kau, aku tidak punya urusan denganmu !"

"Yaaakk aku temannya, Mau apa kau ?! Kalau berani berkelahi denganku, aku tidak takut dengan barbie sepertimu!" ujar Jieun menatang yeoja itu, ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi.

"Ckk .. Sialan , dia menantangku rupanya" ujar Yoora menatap Jieun tak kalah sinis.

Yeoja bernama yoora itu sedikit mendorong bahu Jieun membuat Jieun tak sungkan-sungkan membalasnya dengan jambakan pedas dirambut yeoja berbando pink itu.

"Jieun .. Hentikan, kau tidak perlu seperti ini" seru Jiyeon mencoba melerai, namun nihil. Perkelahian antar yeoja itu pun tak dapat terelakan.

Bugh

Satu bogem mentah mendarat di pipi yoora dan membuatnya tersungkur. Jieun tersenyum penuh kemenangan.

“Eotthe ? uuuhh pasti sakit hhaha” ujar Jieun masih dengan seringaiannya.

“Yaa Yaaakk ... “

Kini lorong yang tadinya tempat untuk para siswa berjalan menuju kantin merubah menjadi kerumunan siswa yang ingin melihat perkelahian itu.

"Jieun hentikan .. Kau bisa dihukum karena ini" ujar Jiyeon.

"Tenang ji, lebih baik dihukum dari pada melihat mu diremehkannya, dia pikir dia siapa”

Yoora tampak dibantu dua temannya untuk bangkit, baru akan membalas, tiba-tiba datang seorang guru yang membuat dua yeoja itu menghadap keruang guru.

"Kalian ini yeoja kenapa bisa bertengkar hahh ?" marah sang guru.

"yeoja ini duluan pak" bela Jieun sembari menunjuk Yoora dengan mulutnya.

"dia bohong pak, lihatlah wajahku memar karena anak bar-bar ini pak" bela Yoora.

"Mwo ?! Kau bilang aku apa ?!" marah Jieun, seenaknya saja yeoja barbie itu memanggilnya anak bar-bar.

"Yaaakk hentikan !" seru pak Jang sembari menggebrak meja dihadapannya, Mau tak mau membuat dua yeoja itu kembali menunduk. Pak Jang tampak menghela nafas.

"Jieun kenapa kau suka sekali membuat onar hah ?"

"Tapi pak .."

"Jangan menyela, kau ini ada saja tingkahnya, nilai-nilai mu selalu buruk, selalu datang terlambat dan sekarang kau bahkan berkelahi .. aigoo, aku bisa mati cepat jika begini terus"

Jieun hanya bisa menunduk sembari melirik Yoora yang terlihat menjulurkan lidahnya.

"untuk mu Kim Yoora, karena ini pertama kalinya kau membuat masalah, bapak hanya akan menghukumu 5 kali keliling lapangan"

"dan kau Jieun, kau harus membersihkan seluruh toilet sepulang sekolah"

"Mwo? Itu tidak adil pak" protes Jieun.

"Kalau kau membantah , bapak akan tambah hukumanmu"

Jieun hanya bisa mendengus Sebal. Berbeda dengan Yoora yang tersenyum puas kearah Jieun.

Ckk .. Kau, awas kau ya !

###

"Jieun mianhae, semua ini gara-gara aku" ujar Jiyeon tampak sanagt menyesal.

"Gwenchana, aku saja yang tidak bisa melihat mu tertindas seperti itu"

"Gomawo .." ujar Jiyeon tersenyum.

"Ne .. Kita berteman sudah selayaknya saling membantu"

"Sebenarnya aku juga kesal dengan yeoja itu .. Uh jika saja aku seberani kau sudah kutarik rambutnya sampai copot"

"Haha .. " tawa keduanya.

"Jadi kau dihukum sepulang sekolah nanti?"

"Ne begitulah"

"Omo Jieun-a .. Sekali lagi aku minta maaf, aku tak bisa membantumu, aku harus bersiap-siap untuk ke rumah nenek ku "

"Memangnya ada apa dengan nenekmu?"

"Ibu bilang ia sedang sakit parah, rencanya aku juga kakakku berniat mengunjungi nya segera"

"Ah begitu .. Jadi besok kau tidak sekolah ?"

"Sepertinya tidak"

"Ah begitu .. Ya sudah tak apa, kudoakan agar nenekmu cepat sembuh"

"Ne gomawo Jieun-a .. Ah aku jadi tidak enak"

"Kau bisa membawakanku oleh-oleh sebagai gantinya hehe"

"Pasti! Aku akan membawakanmu oleh-oleh dari sana"

"Haha aku hanya bercanda Jiyeon -a"

"Tapi aku tidak Jieun-a"

"Haha kau ini"

###

Jieun dengan malas mengepel lantai toilet yang seakan bertahun-tahun tidak dibersihkan. Hidungnya sangat terganggu dengan bau-bau tak sedap didalamnya. Rambut pendeknya sedikit lepek karena keringat.

"Aisshh .. Aku bisa gila" ujarnya berdecak Sebal.

"Omo .. Jangan marah - marah seperti itu jika ingin cepat selesai" ujar namja yang kini tengah bersandar pada dinding dengan kedua tangannya yang dilipat didepan dada.

Jieun hanya memutar kedua bola matanya malas kala mendengar suara itu. Suara yang sangat tak asing ditelinganya. Suara namja yang setiap pagi menceramahinya.

"Jangan ganggu aku" ucap Jieun datar.

"Mana bisa namjachingu tidak menganggu yeojachingunya" ujar Luhan tanpa beban. Seakan melupakan perjanjian mereka untuk tidak mempublikasikan hubungan mereka di sekolah.

" Yaa yaa yaakk .. Tidak bisakah kau diam, bagaimana jika ada yang mendengar ?! Babo"

Luhan hanya bisa mengulas senyumnya melihat ekspresi khawatir Jieun.

"Mau kubantu chagi ?"

"Jangan hanya bicara cepat bantu aku"

Luhan pun meraih kain pel yang lain dan membantu Jieun. Membuat Jieun sedikit mengembangkan senyumannya.

###

"Omo lihat dahimu" Luhan mengeluarkan plester dari dalam sakunya dan menempelkan didahi Jieun yang memar.

"Minum ini" Luhan menyodorkan sekotak jus mangga pada Jieun.

"Yaaakk kenapa kau begitu manis" ujar Jieun dengan senyum manis nya yang justru terlihat mengerikan dimata Luhan. Gadis cerewet dan galak seperti Jieun bisa bisanya tersenyum setelah dihukum seperti sekarang.

"Jangan tersenyum seperti itu kau terlihat menyeramkan tahu"

"Isshh kau ini .. Ku puji malah berkata seperti itu" ujar Jieun memanyunkan bibirnya.

"Kudengar kau berkelahi ya ? Dengan siapa, kenapa harus berkelahi sih ? Kau ini yeoja tidak baik terlibat dengan masalah terus menerus"

"Yeoja brengsek itu yang salah, siapa suruh dia membentak Jiyeon" bela Jieun.

"Hanya karena itu kau berkelahi?"

"Kau bilang hanya ? Dia memaki Jiyeon dihadapan ku, lalu aku harus bagaimana ? Apa aku harus diam melihat temanku diperlakukan seperti itu?"

"Bu bukan itu maksudku .. "

"Jiyeon, anak baik itu .. Anak yang masih Mau berteman dengan anak sepertiku, anak malas, anak bandel, anak yang tidak berprestasi sepertimu. Disaat anak lain enggan berteman denganku, dia justru dengan ramah menyapaku dan Mau berteman denganku"

"Kau pintar kau supel,, banyak yang ingin berteman denganmu , coba kau jadi aku, siapa yang ingin berteman denganmu ? Duniaku tak sesempurna dunia mu .. Luhan-a" tambah Jieun.

"Tapi cobalah untuk berubah chagi"

"Kau pikir aku tak berusaha ? Aku selalu telat karena aku selalu bekerja dimalam hari" ujar Jieun lirih, ia rasa ia harus terbuka pada kekasihnya itu. 

"Mwo? Kenapa tidak pernah memberitahuku?"

"Jika aku memberitahumu , kau pasti akan mengawasiku"

Luhan menghembuskan nafasnya pelan.

"Aku memang tidak pernah kau anggap ya "

"Buk .."

"Kau bahkan melarangku mengatakan kalau kita berpacaran disekolah" ujar Luhan memotong perkataan Jieun.

"A aniya .. Bukan begitu, hanya saja.."

"Mwo ? Hanya apa ..?"

"hanya saja aku merasa tak pantas untukmu .. " lirih Jieun dan kini menunduk.

Luhan tertegun, jadi itu alasan mengapa Jieun tak Mau hubungan mereka diketahui satu sekolah. Anak bandel itu ? Kenapa Luhan baru menyadari sekarang jika Jieun begitu rapuh ?

"Hey kenapa kau berfikiran seperti itu.. Aku mencintaimu , apa adanya" ujar Luhan terdengar tulus.

Ucapan Luhan membuat Jieun mengembangkan senyumannya.

"Bolehkah aku menciumu sekarang ?" tanya Jieun.

Dengan senyum yang sama Luhan menarik bahu gadis itu dan mengecup bibir manis Jieun membuat beberapa pasang mata menatap mereka dan menggeleng pelan. Hey ini taman, dan mereka malah berciuman ditengah hari bolong, tentu saja itu sangat menarik perhatian pengunjung yang lain.

Beberapa detik kemudian Luhan melepaskan kecupannya, menyisakan semburat merah diwajah gadis itu.

"Yaakk micheosseo !"

"Kau yang memintanya sendiri kan?" bela Luhan.

"aku hanya .. Aku tidak serius babo, Omo aku malu" Jieun menutupi wajahnya membuat Luhan terkikik pelan. Yeoja yang dengan berani berkelahi , kini malah merasa malu ? Yang benar saja.

"Ck kau menjijikan jika bersikap seperti itu"

"Yaaakk siapa yang kau bilang menjijikan?!"

"O omo ... Jangan marah little evil" ujar Luhan mencubit manis pipi tembam itu.

"Issshh panggilan apa itu?"

"Haha ... Mulai sekarang kau ku panggil little evil si biang kerok"

"Issshh ..."

"Tapi jieun-a"

"Mwo?"

"Kau yakin tidak Mau hubungan kita diketahui teman-teman kita"

Jieun mengangguk yakin.

"Wae ?!" tanya Luhan dengan kesalnya namun juga imut.

"Kan sudah kuberi tahu alasannya"

"Tapi jika mereka sudah tahu, aku tak canggung-canggung lagi membantumu jika kau sedang kesulitan disekolah, tidak seperti sekarang yang selalu berpura-pura kita masih menjadi musuh"

"Coba kau pikirkan lagi, apa reaksi mereka saat mengetahui air dan api seperti kita kini sudah berhubungan ?"

"Ah molla .. Aku tidak ingin memikirkannya" ujar Luhan mengerutkan bibirnya.

"Issshh anak ini .. "

"Kenapa kita harus peduli tanggapan mereka sih ?"

"Aku hanya ingin bersekolah dengan tenang, aku tidak ingin terganggu dengan fans fans mu .. Ah aku tidak bisa membayangkan jika mereka tahu kalau kau berpacaran dengan yeoja sepertiku"

"Sudah kubilang aku mencintaimu apa adanya" ujar Luhan menenkankan kalimat terakhirnya.

"Ne uri Luhan aku tahu .. Sudahlah jangan bahas itu lagi, antar aku pulang"

"Hmm .. Baiklah, kajja"

Jieun tersenyum mana kala tangannya digenggam tangan Luhan, sesuatu yang seperti ini yang membuatnya semakin menyukai namja cantik itu, bukan hanya karena ia Tampan ataupun juara kelas disekolah, semua sikap manis Luhan lah yang mampu meluluhkan hati kecil Jieun. Hati kecil si little evil.

The End. 

Kritik dan Saran ditunggu .. mian baru bisa ngepost ff lagi hehe, lagi ga ada inspiration :p

Comments