Cast : Lee Jieun (iu), Byun Baekhyun.
Genre: Romance, PG, Comedy.
Lenght: Series
Helloww, aku kembali dengan lanjutan FF Baekiu nih ..
maaf kalo banyak typo atau kurang dari yang readers harapkan, awas typo bertebaran. Hope u like it
... okeh Check it out ~
Preview
“Jadi
sunbae ingin aku bagaimana? Aku tidak boleh mempunyai idola, begitu?”
“A
ani bukan begitu juga, tapi tolong jangan terlalu dekat dengannya” Ujar Jieun
lalu mengalihkan pandangannya dari Baekhyun.
“Aku
hanya menghormati Taeyeon noona sebagai sunbae ku, tidak lebih”
Jieun
terpaksa menggangguk, ia tidak ingin liburannya gagal hanya karena marahan
dengan Baekhyun.
^^^^
Jieun memandang danau yang tidak cukup luas dihadapannya,
sesekali memainkan kakinya yang terendam air. Baekhyun sedang tidur, entahlah
ia suka sekali tidur. Jieun tak bosan-bosan memandang tempat indah yang Tuhan
ciptakan ini. Pepohonan yang rindang, angin yang berhempus segar, taman penuh
bunga bermekaran dan Villa senyaman hotel. Jieun merasa sangat beruntung
mengunjungi tempat ini, pikirannya menjadi tenang, bahkan mungkin ia bisa
membuat lagu disini, ia lupa tak membawa gitarnya. Sayang sekali.
“Ternyata kau disini?” suara Baekhyun tampak sedikit
mengagetkan Jieun. Jieun menoleh dan
melihat Baekhyun masih menguap serta
merentangkan kedua tangannya.
“Lihatlah indah sekali” ujar Jieun kagum.
“Hati-hati disini ada buayanya”
“Be benarkah?” Selalu saja Jieun mempercayai ucapan namja
evil itu.
“Tentu saja tidak” Jawab Baekhyun santai.
“Yaaakk kau ini, selalu saja merusak suasana” Jieun
mengerucutkan bibirnya.
“Kalau disini ada buaya, sudah dipastikan kaki mu akan
hilang”
Jieun merinding membayangkannya, ia menarik kakinya dari
dalam air meski ia tahu tak ada buaya didalamnya.
“Buayanya itu kau, hoobae kurang ajar” ucapnya kemudian.
Baekhyun hanya bisa nyengir memperlihatkan deretan
giginya yang putih.
“Kau sudah makan puppy?”
Jieun menggeleng
“Berilah aku makanan tuan” Jieun menjulurkan kedua
tangannya.
“Hahaha ... bagaimana kalau kita memancing?”
“Aku ingin makan bukan ingin memancing”
“Akan lebih nikmat makan dari jerih payah sendiri sunbae
ku sayang”
Jieun sempat berfikir kemudian ia mengangguk setuju
“Oke, aku ambil dulu peralatannya”
Beberapa saat kemudian, sudah ada dua buah pancingan ditangan
Baekhyun plus cacing untuk umpannya. Baekhyun sibuk memasang umpannya, namun
Jieun hanya memandang geli cacing dihadapannya.
“Wae? Kenapa tidak memasang umpannya? Aaaa aku tahu, kau
takut cacing ya?” Binggo ! tebakan Baekhyun benar.
Jieun mengangguk ragu. Baekhyun mengambil satu cacing.
“Yaaakk jauhkan dariku”
Baekhyun mengambil pancing Jieun dan memasangkan cacing
yang ia pegang dikail Jieun.
“a a aa .. gomawo” Jieun terbata. Ia kira Baekhyun akan
melempar cacing itu padanya.
Awalnya Jieun semangat namun setelah kurang lebih
menunggu lima belas menit tak ada tanda-tanda umpannya dimakan ikan. Beda
dengan Baekhyun yang sudah mendapatkan satu ekor ikan berukuran sedang.
“Ah aku bosan .. tidak ada yang mau memakan umpanku
Baekhyunie” Jieun menopang dagunya.
“Haha , mungkin mereka tidak mau melihat wajah jelekmu
puppy”
Jieun hanya melirik tajam namja disampingnya itu.
“Isshh kau ini, mentang-mentang sudah dapat”
“Yaak yaak Jieun-a lihat itu ...” Baekhyun menunjuk kail
Jieun yang bergoyang-goyang pertanda ada ikan yang menyambarnya.
“Wa wa waahh , aku harus bagaimana Baekhyun-a?” Jieun
justru semakin panik.
“Tarik, tarik pancingnya ..” Baekhyun tak kalah heboh.
Jieun pun menarik pancingnya dan wuaa mendapat seekor ikan yang lumayan besar
dibanding ikan yang sudah Baekhyun dapat.
Baekhyun melepas ikan dari kailnya
dan memasukannya kedalam ember.
“Waah kau hebat puppy, lihatlah lumayan besar”
Jieun hanya mengangguk-angguk, matanya berbinar mendapat
ikan hasil jerih payahnya sendiri.
Perasaan senang menyelimuti hatinya. Entahlah, padahal ini hanya seekor ikan
namun betapa senangnya Jieun setelah menunggu lumayan lama.
Baekhyun membawa ember berisi dua ikan itu.
“Yaaakk mau kemana?”
“Tentu saja memasaknya”
“Kita tidak memancing lagi?”
“Tidak perlu, ini sudah cukup. Satu untukmu dan satu
untuk ku”
Jieun pun mengekori Baekhyun. Kini mereka sudah ada
didapur. Baekhyun bingung harus mengapakan ikan ini. Namun Jieun hanya
memandangi ikan hasil tangkapannya.
“Hmm haruskah kita membunuhnya?” ucapnya sedih.
“Yaakk memang kau mau makan ikan hidup-hidup?”
“Tapi aku tidak tega memakan ikan pertama yang berhasil
kutangkap”
“Aigoo, bocah ini .. aku lapar tentu saja harus
membunuhnya” Baekhyun mendengus. Kenapa Jieun harus mempermasalahkan seekor
ikan?. Percakapan ini seperti ia mau membunuh
orang saja.
“Jadi kau tidak mau memakannya?” tanya Baekhyun dan
mendapat gelengan dari Jieun.
“Aku ingin merawatnya” ujar Jieun kemudian.
Baekhyun memutar kedua bola matanya malas.
“Haruskah kita merawatnya? Lihat baik-baik tidak ada yang
menarik dari ikan ini”
“Kumohon Baekhyunie” Jieun memelas.
“Aihh ya sudah ya sudah ,, terserah mu saja” Baekhyun tak
bisa menolak jika Jieun sudah memohon padanya seperti itu.
“Kau punya aquarium ?”
“Ada, tunggu disini aku akan mengambilnya” Baekhyun
menuju gudang, ia iangat dulu ada aquarium tak terpakai dan disimpannya disana.
Tak lama kemudian Baekhyun kembali dengan aquarium ditangannya. Jieun
membersihkannya dan mengsisinya dengan air, ia pun memasukan kedua ikan itu.
“Wuaa,, “ Jieun memandanginya berbinar.
“Cih, dasar”
“Kita akan menaruhnya dimana?” tanya Jieun.
“Eumm .. “ Baekhyun tampak berfikir.
“Ah, aku tahu bagaimana kalau disudut ruang tamu” ucapnya
kemudian.
“Boleh juga, kau kan pemilik villa ini jadi terserah mu
saja”
Jieun dan Baekhyun pun menggotong aquarium itu kesudut
ruang tamu.
“Wuaa cantiknya” puji Jieun memandangi lagi ikannya yang
baru saja mereka taruh.
“Yaaakk cantik darimana? Ikan gendut dan hanya berwarna
hitam seperti itu. Aigoo ini bisa menurunkan style ruang tamuku” keluh
Baekhyun, itu hanya seekor ikan emas dengan warna hitam apa bagusnya?
“Isshh kau ini, haruskah kita menamainya?”
“Terserah mu saja”
“Oke, yang besar aku namai Monggu dan yang punyamu yang kecil
itu kunamai Jonggu. Waa nama yang bagus haha” Jieun girang sendiri.
“Ck nama apa itu? Jelek sekali”
“Katanya terserah padaku”
“Ne terserah saja”
“Oke Monggu, Jonggu, aku akan meminta ahjumma untuk
membelikan makanan untuk kalian” ujar Jieun berbicara pada ikan yang bahkan tak
mengerti apa-apa itu.
Baekhyun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Jieun bahkan
lupa dengan rasa laparnya.
“Aku akan memanaskan makanan dulu, aku lapar” Baekhyun
beranjak menuju dapur.
“Sekalian untuk ku ne hehe “
“Chh, kukira rasa laparmu sudah hilang hanya dengan
memandangi ikan itu”
“Jangan bicara yang tidak masuk akan Baekhyunie”
“Lihatlah Jonggu, majikanmu bicara sangat tidak masuk
akal kan?” Jieun lagi-lagi bicara pada ikannya.
Baekhyun hanya bisa menghela nafas. Sebenarnya siapa yang
tidak masuk akal? Berbicara pada ikan, apakah lebih masuk akal? Yang benar
saja.
^^^^
Kini Baekhyun dan Jieun barada diruang tamu. Baekhyun
menyandarkan kepalanya dipangkuan Jieun, sesekali ia memainkan rambut Jieun.
“Tidak terasa besok kita harus pulang” ujar Jieun.
“Ne, aku masih ingin disini” ujar Baekhyun, ia sesekali
memelintir rambut Jieun yang terurai.
“Aku juga, pasti akan sedih meninggalkan Monggu dan
Jonggu” ujar Jieun sedih. Baekhyun memutar kedua bola matanya jengah.
“Mereka akan baik-baik saja, ahjumma pasti akan
merawatnya dengan baik” Baekhyun mencoba menenangkan.
“Tapi yang paling menyedihkan, mungkin setelah ini kita
akan sulit bertemu”
“Ne kau benar, jadwalku akan padat”
“Jadwalku juga”
Baekhyun beranjak duduk. Ia menghembuskan nafasnya lesu.
“Sunbae, jadi sebaiknya apa yang harus kita lakukan
sekarang?”
Jieun tampak berfikir, lalu ia menggeleng. Tak ada ide
bagus yang muncul untuk menghabiskan waktu.
“Eumm .. “ Baekhyun pun tanpak berfikir.
“Aku juga tidak ada ide” ucapnya kemudian. Baekhyun
kembali merebahkan kepalanya dipangkuan Jieun. Namun diam-diam Baekhyun
mengembangkan senyuman. Ia senang meski tak mengerjakan apapun tapi setidaknya
ada Jieun disampingnya, untuk hari ini ia bisa puas memandangi dan bersama
dengan Jieun.
“Wae? Kenapa tersenyum? Hoobae ku sudah gila ya?” tanya
Jieun asal.
“Isshh kau ini .. aku, aku hanya sedang bahagia,
setidaknya kita bisa bersama-sama seperti ini meski tak melakukan apapun. Aku
senang bisa menghabiskan waktuku denganmu sepuasnya.” Ujar Baekhyun tulus.
Jieun tersipu. Pipinya merona merah tak mampu menyembunyikan kebahagiannya.
“Isshh hoobae ku pintar merayu sekarang” ujar Jieun
sembari menarik hidung Baekhyun gemas.
“Tapi kau suka kan? Lihat, pipi sunbae merona, sepertinya
tidak perlu lagi memakai blush on kekeke ..” goda Baekhyun.
“Chh dasar” Jieun memalingkan wajahnya, ia malu namun
bahagia.
“Aaa .. aku tahu bagaimana kalau kita berfoto dihalaman
belakang” usul Baekhyun.
Jieun mengangguk
setuju “ ide bagus, aku jadi model dan kau jadi tukang fotonya kekeke”
“Isshh dasar ,, ppali ppali” Baekhyun beranjak.
“Eh tapi aku lupa membawa Camera SLR ku, eotthe sunbae?”
“Pakai camera handphoneku saja”
“Isshh hasilnya tidak akan bagus puppy”
“Ck ,, pasti akan bagus jika kau memfoto National Little
Sister seperti ku HaHa..” Jieun tertawa membanggakan diri.
“Chh sunbae ku ternyata narsis juga yah. Baiklah kajja”
Jieun berpose dengan barbagai macam gaya, Baekhyun pun
berlaga seperti fotographer profesional meski hanya menggunakan camera ponsel.
Sudah lumayan banyak foto yang berhasil Baekhyun ambil dan semuanya tampak
cantik dimata Baekhyun, tentu saja karena pacarnya sendiri yang sedang ia foto.
Mulai dari Jieun tampak memegang bunga, mencium bunga, memegangi topinya, tampak
memandangi danau, pose imut, pose anggun, dan berbagai gaya yang Jieun
tampilkan semuanya mempesona dimata Baekhyun.
“Aaa Baekhyunie aku cape” Jieun berjongkok dibawah pohon.
“Aku ingin melihat
hasilnya” Baekhyun pun menghampiri Jieun dan ia juga berjongkok, mereka berdua
melihat-lihat hasil jepretan Baekhyun. Sesekali mereka tersenyum melihat foto
Jieun yang lucu.
“Wuaa sepertinya kau pantas menjadi fotographer
Baekhyunie, kau pintar mengambil angle yang bagus” puji Jieun sembari
menepuk-nepuk bahu Baekhyun. Baekhyun malu, ia mengusap tengkuknya canggung, ia
senang Jieun memujinya, ia termasuk penggemar fotographi, baru kali ini ada
yang memuji hasil foto nya.
“Jeongmal?”
Jieun mengangguk mantap sembari mengulas senyumannya, ia
kembali melihat-lihat foto lainnya.
“Kalau begitu sekarang kita gantian, aku akan memfoto mu,
kajja”
“Aaa tapi aku canggung sunbae”
“Aissh tak usah canggung, kau kan sudah sering melakukan
pemotretan majalah”
“Tapi ini kan .. berbeda” Baekhyun tak seperti biasanya.
“Aiisshh apa yang berbeda, santai saja. Apa kau malu eoh?
Karena pacarmu sendiri yang memotretmu Haha ... Baru kali ini aku melihatmu
begitu canggung”
Baekhyun tersenyum canggung.
“Hmm baiklah kalau begitu bagaimana kalau kita berfoto
bersama saja, eotthe ?” Baekhyun mengangguk. Akhirnya Jieun dan Baekhyun
ber-selca ria, berbagai macam ekspresi mereka tampilkan seperti mengerucutkan
bibir, menggembungkan pipi, ekspresi terkejut Jieun karena Baekhyun tiba-tiba
mencium pipi Jieun, ekspresi marah, ekspresi sedih namun imut, dan yang
terakhir ekspresi Jieun melirik Baekhyun yang menutup mulutnya dengan tangan
kanannya.
Mereka tertawa bersama melihat hasil foto yang kebanyakan diambil
dengan ekspresi yang
unik.
Kedua menghembuskan nafas, merasa puas karena mempunyai
hari semenyenangkan ini, mereka membuat kenangan yang bagus ditempat ini.
Malam harinya Baekhyun mengetuk pintu kamar Jieun.
“Wae? Kenapa belum tidur, ini sudah malam Baekhyun-a”
Jieun menggaruk kepalanya gusar. Ia lelah seharian tadi dan sekarang saat sudah
bisa ke alam mimpi, Baekhyun mengusik tidur nyenyaknya.
“I i itu, kamarku bocor sunbae, bo bolehkan aku tidur
disini?” Jieun melek seketika, rasa kantuknya hilang.
“M mwo? Tidur disini? Kenapa harus dikamarku, masih
banyak kan kamar lainnya dan lagi, mana mungkin villa sebagus ini bisa bocor”
“Villa ini memang bagus tapi tetap saja sudah lama tak
ada penghuninya, dan kamar yang lainnya kan belum dibersihkan?” Baekhyun
tertawa didalam hatinya.
“Aisshh .. yasudah, kau boleh tidur disini, tapi ingat
jangan macam-macam”
“Arraso” jawab Baekhyun lalu masuk begitu saja
meninggalkan Jieun yang masih berdiri dipintu.
“Aissh anak itu, seenaknya saja” gerutu Jieun.
Baekhyun menuju sofa satu-satunya dikamar Jieun, Jieun
hanya memandangnya. Ia menghembuskan nafas, ia merasa tidak enak, ini villa
Baekhyun tapi masa dia tidur disofa dan lagi, besok Baekhyun akan menyetir
pasti dia akan pegal-pegal jika tidak tidur nyenyak apalagi jika ia tidur disofa.
“Ekhemm ..” Jieun berdehem. Baekhyun lalu memandangnya.
“Wae sunbae?” tanya Baekhyun polos.
Jieun tampak bingung, ia kembali berdehem
“Itu .. kau, kau boleh tidur diranjang” Jieun
mengucapkannya sembari mengalihkan pandangannya, ia sedikit risih mengatakan
hal itu, ia tidak mau Baekhyun salah paham.
“Woaa jinjja?” seru Baekhyun. Ia tersenyum senang,
rencana nya berhasil, ia berbohong soal kamarnya yang bocor, ia hanya ingin
menghabiskan malam ini bersama Jieun tapi bukan berarti ia akan berbuat macam-macam.
Jieun mengangguk ragu. Baekhyun langsung melompat keatas
ranjang.
“Sunbae ..” Panggil Baekhyun ia menepuk-nepuk kasur
disampingnya, bermaksud agar Jieun tidur disebelahnya.
Jieun merasa canggung, rasa kantuknya serasa hilang
tergantikan dengan rasa tegang seperti siswa yang akan menghadapi ujian
nasional padahal ia tahu, mereka tidak akan melakukan apa-apa hanya tidur di
ranjang yang sama. Ya, hanya itu. Ia bahkan pernah mencium Baekhyun dan tak
secanggung ini tapi kenapa sekarang harus sekikuk ini.
Jieun mendekati kearah ranjang, beberapa kali ia berdehem
menghilangkan rasa canggungnya. Baekhyun yang gemas memegang bahu Jieun dan
merebahkannya lalu memeluknya. Jieun tak melawan, ia diam. Entah mengapa ia
merasa nyaman dengan posisi seperti ini. Baru kali ini ia sekamar dengan namja.
“Tenang sunbae, aku tidak akan menggigit keke ..”
Baekhyun mencoba mencairkan suasana awkward ini. Ia mengusap pucuk kepala Jieun
sayang.
“Kau ini” Jieun memukul dada Baekhyun pelan. Ia
memejamkan matanya, tapi belum bisa tidur sedangkan Baekhyun masih terjaga, ia
tidak ingin momen-momen seperti ini hilang namun apa daya besok masa liburnya
berakhir dan harus kembali ke Seoul. Jieun membuka matanya ia penasaran apa
Baekhyun sudah tidur. Ia mendongakan kepalanya dan mata mereka berdua bertemu.
“Wae, kenapa kau belum tidur?” tanya Jieun.
“Entahlah, mungkin karena ada sebuah bintang yang sangat
bercahaya disampingku”
“Kekeke ,, jika aku bintang kau adalah matahari” Baekhyun
mengerutkan kening tak mengerti.
“Kenapa matahari? Bintang dan matahari bukannya tidak
pernah bertemu”
“Bukan itu maksudku ... Karena matahari lebih bercahaya
dibanding bintang”
Baekhyun tersenyum, begitu juga Jieun.
“Tidurlah, besok kita pulang, jangan sampai kau mengantuk
saat menyetir”
“Ne puppy” Baekhyun mulai memejamkan matanya.
“Jalljayo” bisik Jieun. Baekhyun semakin mengeratkan
pelukannya.
To be continue ~
Tunggu kelanjutannya okeh (y) sipp lakh
daebakkkk my baekU tambah sweet moment nya lg thor hehe dan tetap smngt yaaaaa
ReplyDeleteOk .. Makasih :)
ReplyDeletelanjut dong part 3 nya, udah gak sabar nih nunggu... ceritanya bikin hanyuut!
ReplyDeleteSiap2.. Di tunggu y cantik
Delete