I Love You Nappeun Yeoja [end]



Cast         : Lee Jieun (iu), Xi Luhan (exo)

Genre       : Drama, Romance, Nc 17+

Lenght      : Twoshoot

<Previous


              Jieun memandang nanar segala riuh orang dihadapannya. Hari ini ia ulang tahun, ia mengadakan pesta di club malam langganannya. Acara tiup lilin sudah dilewatinya dan sekarang teman-temannya sedang asik bergoyang dilantai dansa dengan riang tapi Jieun hanya duduk ditemani Luhan. Jieun menoleh kearah Luhan. Tiba-tiba ia bangkit dan langsung menarik tangan Luhan. Ia berjalan keluar dengan masih menarik lengan namja berkacamata itu.

“Ki kita mau kemana Jieun-ssi?” tanya Luhan namun Jieun hanya diam. Luhan pasrah, ia menurut saja dibawa Jieun. Beberapa menit kemudian mereka sampai ditaman kota yang terlihat sudah semakin sepi pengunjung. Jieun melepaskan tangan Luhan, ia pun duduk disalah satu kursi ditaman itu.

“Kau kenapa Jieun-ssi?” tanya Luhan. Luhan rasa suasana hati Jieun sedang tidak baik. Tapi kenapa? Bukankah hari ini ia ulang tahun?

Jieun menghela nafas, ia menundukan kepalanya.

“Aku sedih Luhan..” ucap Jieun lirih

“Ke kenapa kau sedih? Bukankah ini hari ulang tahunmu? Harusnya kau bahagia Jieun-ssi” tanya Luhan hati-hati, ia tidak mau sampai perkataannya ada yang salah.

“Bahkan di hari ulang tahunku, orang tua ku tak menyempatkan waktu untuk anaknya ini, mereka bekerja, bekerja dan selalu bekerja, aku tak butuh hadiah dari mereka, aku hanya membutuhkan mereka setidaknya dihari ulang tahunku ini. Aku bosan setiap tahun selalu sama” Jieun mulai terisak menangis.

Luhan jadi teringat akan cerita pak Jung tentang keluarga Jieun. Ternyata semua itu benar. Luhan memandang Jieun iba, Luhan mungkin tak sekaya Jieun namun ia mempunyai keluarga yang hangat dan selalu ada untuknya. Keluarga yang selalu menyemangati dan mendukungnya. Keluarga yang selalu ada saat sedih juga bahagia. 

Tangan Luhan perlahan meraih pundak gadis disampingnya, ia menepuk-nepuknya perlahan, menenangkan Jieun namun tak disangka-sangka Jieun justru menghambur memeluk Luhan. Luhan sempat terkejut akan tindakan Jieun, namun ia mencoba menetralkan jantungnya.

“U Uljima ... mungkin mereka memang tidak selalu ada disampingmu, tapi coba kau pikir, untuk apa mereka susah-susah bekerja dengan begitu kerasnya? tentu saja semua itu untuk anaknya yaitu kau Jieun-ssi. Tanpa kau sadari Masih ada orang-orang yang selalu menyayangimu Jieun-ssi, seperti Na rin,aku dan lainnya. Bukankah kita sudah berteman?” Luhan mencoba menenangkannya. Jieun hanya mengangguk dalam pelukannya.

“Dan kau tahu, kau harus bersyukur, kau terlahir di keluarga yang kaya, kau cantik, dan juga kau populer , tidak semua orang bisa sepertimu” tambah Luhan. Isakan Jieun mulai tak terdengar lagi, ia mendengarkan semua penuturan Luhan. Perkataan Luhan memang tak salah. Sedikit menenangkan hati gadis manis itu. Tapi ia merasa menjadi korban dalam keluarganya. 

“Tapi...”

“Akan selalu ada kata “tapi” dalam hidup jika kau tak mensyukurinya, hidup tidak ada yang sepenuhnya berjalan sesuai seperti yang kita inginkan Jieun-ssi, tapi dengan kau mensyukurinya semua akan menjadi lebih mudah. percayalah”. 

Jieun hanya bisa terdiam, terdiam memikirkan perkataan Luhan. 


“Mungkin kau benar Luhan, gomawo sudah mau menghiburku” ujar Jieun masih tetap memeluknya.

“Ne, cheonmaneyo” Luhan kembali menepuk-nepuk bahu Jieun canggung.

“Mianhae, tapi biarkan aku memelukmu 3 menit saja” ujar Jieun. Luhan hanya mengangguk canggung. Semakin lama, degupan jantungnya semakin tak karuan. Luhan berharap Jieun tak mendengarnya. 

Dua menit mereka lewati dengan hening tanpa ada pembicaraan lagi, pikiran Jieun melayang tentang kenangannya bersama kakaknya semasa ia masih ada di korea. Kala itu setiap ia ulang tahun pasti dihabiskan dengan kakak perempuannya itu, meski orang tuanya kadang tak pulang namun masih ada kakaknya yang selalu ada untuknya.

Hampir tiga menit waktu berlalu, Belum sempat Jieun melepaskan pelukannya tiba-tiba.

BUGHH

Luhan tersungkur ke tanah, Jieun terkejut dibuatnya, ia menoleh kearah orang yang tiba-tiba saja memukul Luhan.

“Jo Jong in .. apa yang kau lakukan ?!!” teriak Jieun pada namja yang disebutnya Jong in itu.

“Cihh, jadi karena namja seperti ini, kau menghindar dariku?”

“Mwo? Dia hanya temanku, harusnya kau tau letak kesalahanmu dimana, dan kenapa aku menghindarimu”

Jong in tersenyum meremehkan

“Apa kau pikir aku buta, kau bilang teman?. Lalu apa yang sedang kau lakukan dengan temanmu itu disini? Berduaan dan berpelukan? Apa bisa itu disebut teman?! hahh ?!”

“Aku aku hanya sedang menenangkan diri” bela Jieun. 

“Ck,,, dasar yeoja murahan” tersirat nada yang sangat merendahkan dari mulut namja bernama Jong in itu. 

PLAKK

Jieun menampar Jong in dengan segala amarahnya. Jong in hanya tersenyum miring sembari mengelus pipinya.

“Pergi.. Pergi kau SEKARANG JUGA!!” teriak Jieun. Jong in melangkah pergi, ia memandang remeh Luhan dan dengan sengaja menyenggol bahu Luhan yang masih terduduk ditanah.

Dengan cepat Jieun menghampiri Luhan.

“Luhan kau tidak apa-apa?.. omo mulutmu berdarah, mianhae kau jadi terlibat dalam masalahku”

Luhan mendesah nyeri.

“Tadi itu siapa?” Tanya Luhan sembari mengusap darah yang mengalir diujung bibirnya.

“Dia pacarku ah ani dia mantan pacarku. Ayo kita kerumahku dulu, akan kuobati kau disana” ajak Jieun. Luhan hanya mengangguk dan Jieun membantu  Luhan bangun. 

~~

Jieun mempersilahkan Luhan duduk diruang tamu sementara ia menyuruh pembantunya untuk mengambilkan kotak obat. Jieun mulai membuka kotak obat itu dan mengambil kapas lalu menetesinya dengat obat. Luhan hanya memperhatikan hal itu, Luhan sedikit ragu, apakah Jieun tak akan salah memberinya obat? Bagaimana jika lukanya malah bertambah parah? ia tahu Jieun bukanlah anak yang pintar apalagi mengetahui tentang obat-obatan. 

“Eumm Jieun-ssi apakah kau yakin bisa mengobatiku?” tanya Luhan dengan ekpresi hati-hatinya.

“Ck, kau meragukanku eoh? Aku mungkin bodoh dalam pelajaran, tapi aku sudah berpengalaman dalam hal obat-mengobati, aku dulu mengikuti PMR (Palang Merah Remaja) saat di SMP” ujar Jieun bangga. setidaknya hanya itu yang bisa ia banggakan dan lakukan dengan benar. itupun dulu sebelum ia menjadi anak yang bandel seperti sekarang. 

Luhan hanya mengangguk-angguk mengerti. 
Jieun melanjutkan aksinya(?) ia menempelkan kapas tadi dengan hati-hati ke luka Luhan.

“Aaasshh ...” Luhan meringis.

“Mi mianhae ..” ujar Jieun lalu kembali mengobati luka Luhan. Jieun merasa tidak enak karena masalahnya dengan jong in, Luhan terkena akibatnya. Jieun mengobati Luhan dengan serius. Ia jadi emosi jika mengingat laki-laki itu. 

Luhan memperhatikan wajah Jieun tanpa berkedip. Tanpa sadar jantungnya kembali berdebar tak beraturan.

“Ca,, sudah selesai” ujar Jieun.

“Lu luhan ...” Jieun mengibas-ngibaskan tangannya didepan muka Luhan karena pandangannya terlihat kosong.

“O oh, gomawo Jieun-ssi” ujar Luhan tersadar dan merasa kikuk saat Jieun tengah menatapnya heran. 

Jieun hanya terkekeh melihat tingkah Luhan.

“Kalau begitu aku pulang dulu Jieun-ssi” Luhan mulai beranjak namun tangannya ditahan Jieun. Luhan menatap Jieun bingung.

“Sekali lagi mianhae Luhan, semua ini gara-gara aku” Jieun memasang wajah bersalahnya.

“Ani Jieun-ssi tidak papa, bukankah kita teman? Apapun masalahmu kau bisa berbagi denganku” ujar Luhan membalas genggaman Jieun lalu tersenyum. Jieun mengangguk.

“Mau ku antar pulang?” ujar Jieun.

“tidak perlu, aku namja, aku akan baik-baik saja” ujar Luhan bangga. 

“Ahaha, benarkah kau namja? Ani mianhae, kalau begitu hati-hati dijalan Luhan”

“Ne” Jieun memandang punggung Luhan yang mulai menghilang dari pandangannya.

~~

Akhirnya ujian nasional pun tiba. Jieun berdebar dihari pertamanya mengikuti ujian . Ia bertanya-tanya apakah usahanya selama ini akan membuahkan hasil. Selama tiga bulan ini Jieun rajin mengikuti privat dengan Luhan, dan dari soal-soal latihan yang diberikan Luhan, Jieun hampir dapat menjawabnya dengan benar.

Jieun menyemangati dirinya sendiri dan mulai menggoreskan tintanya pada kertas ujian yang dibagikan oleh Pak Jung. Pak Jung yakin usaha Luhan selama ini akan berhasil dan membuat Jieun lulus dengan nilai diatas rata-rata. Semoga saja, harap Pak Jung.

~~

Beberapa Tahun Kemudian

Kini Jieun sibuk dengan berkas-berkas yang ada dimejanya, kini ia menjabat sebagai direktur di perusahaan orang tuanya. Kini ia merasakan betapa sulitnya mengatur perusahaan. sekarang Ia tahu mencari uang itu ternyata sesulit ini dan semelelahkan ini. 

Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Jieun menyandarkan punggungnya kebelakang. Pikirannya melayang jauh, ia ingat masa SMAnya saat bersenang-senang dengan Na rin,masa-masa saat ia dimarahi Pak Jung dan yang tak pernah ia lupa, masa-masa dengan Luhan. Lelaki yang kini menempati seluruh ruang dihatinya. Jieun sudah seutuhnya berubah, kini ia dewasa. Tak lagi ke Club malam dan tabiat buruknya sudah hilang. Ia sudah menjadi wanita karir yang hebat. 

Waktu itu, Setelah ujian nasional usai, Jieun lulus dengan nilai diatas rata-rata. Jieun sangat bahagia dan juga bangga pada dirinya sendiri, ternyata ia bisa berbuat sesuatu dengan benar dan tak lupa ia juga sangat ingin berterima kasih pada seseorang yang membantunya selama ini yaitu Luhan. Namun Na rin memberitahu Jieun bahwa Luhan pergi ke Swiss setelah menerima kelulusannya, ia bahkan tidak memberitahukannya pada Jieun. Jieun menangis, ia menangis karena baru sadar bahwa ternyata ia menyukai atau bahkan sudah jatuh hati pada Luhan. Anak culun yang pernah ia remehkan.

Jieun sesekali tersenyum, mengenang masa-masanya saat SMA namun ada sedikit rasa sedih disana. 

Tok tok tok

Seseorang tampak membuka pintu, Sesosok yeoja yang selama ini Jieun rindukan datang dengan senyum dibibirnya. berjalan penuh senyum kearahnya. 

“Eonni..” gumam Jieun.

Tanpa berkata-kata lagi Jieun menghambur memeluk saudara perempuannya itu.

“Eonni apa kau baik-baik saja? Kenapa kau baru pulang sekarang? Aku sangat merindukan mu kau tau.. kau semakin cantik eonni” serentetan kalimat keluar begitu saja saat Jieun bertemu eonninya.
Tiffany, eonni Jieun hanya tersenyum menanggapi adiknya itu.

“Eonni baik-baik saja, eonni baru pulang karena eonni meminta cuti ingin menemui adik eonni yang cantik ini, aku juga merindukan mu Jieunie, kau juga semakin cantik kau tau. Ada kah yang eonni belum jawab?”

“Isshh eonni...” Jieun membuat ekspresi kesal.

Merekapun tertawa bersama dan kembali berpelukan. menghantarkan rasa rindu yang menumpuk selama bertahun-tahun tidak bertemu. 

“Oh iya Jieun, malam ini dandan lah yang cantik, Appa dan Eomma mengajak kita makan malam dan akan mengenalkan mu pada seseorang”

“Mwo ? Shireo,, pasti mereka akan menjodohkanku dengan rekan bisnis mereka, eonni aku tidak mau ..” ucap Jieun merajuk pada kakaknya.

“Hey kau bahkan belum menemuinya, kau tidak boleh berprasangka buruk seperti itu” ujar Tiffany.

Jieun mengerucutkan bibirnya karena merasa tidak mendapat dukungan dari kakanya. Tiffany hanya terkekeh geli. ia mengacak pelan pucuk rambut Jieun sebelum akhirnya mengobrol tentang semua pengalamannya selama London.

~~

Mau tak mau Jieun berdandan sesuai dengan permintaan kakaknya, ia mengenakan dress selutut berwarna hijau muda yang memperlihatkan bahu indahnya, rambutnya ia buat bergelombang menambah kesan dewasa, dan memakai wedges dengan warna senada.

Kedua orang tuanya sudah ada di meja makan, menunggu Jieun. Jieun pun turun dan langsung duduk. Ia melihat kakaknya baru datang dan menggandeng seorang namja yang lumayan menawan menurut Jieun. Tiffany pun duduk disamping Jieun. Jieun menyenggol Tiffany.

“Nuguya?” bisik Jieun sembari menatap namja yang kakaknya bawa itu. 

“Namja chingu” jawab Tiffany dengan senyum khasnya.

“Mwo?” Jieun tahu sekarang bahwa alasan kakaknya pulang bukan hanya dirinya. Pasti dia akan membicarakan tentang hubungannya dengan namja itu pada appa dan eomma secara serius.

Tak lama tamu istimewa pun datang, seorang namja berperawakan lumayan tinggi, kulit putih dan rambut berwarna pirang. Jieun menatapnya tanpa berkedip, ia serasa pernah bertemu dengannya tapi dimana? Otak Jieun memang selalu lemot. Mungkinkah itu .. Ah tidak mungkin, mereka jauh berbeda tapi ia sangat mirip....

Namja itupun membalas tatapan Jieun lalu tersenyum manis, sangat manis dimata Jieun. Seketika itu juga Jieun ingat senyuman itu, ia bangkit dari kursinya dan langsung memeluk namja itu.

“Bogoshipo Luhanie, bogoshipeoyeo...” Jieun tak bisa mengatur nafasnya dengan benar. Ia bergetar dalam pelukan Luhan. Entahlah mungkin efek dari kerinduannya, Jieun tak peduli dengan semua orang yang mungkin saat ini menatapnya heran. Ia ingin selalu memeluknya, memeluk namja kutu buku itu. Ia sangat merindukan Luhan. namja yang ia cari saat ia lulus dengan nilai yang baik, namja yang ingin ia lihat setelah hasil jerih payahnya membuahkan hasil, namja yang ingin Jieun berikan ucapan terima kasih dan namja yang ingin Jieun miliki. 

“Apa kau tidak malu, ada orang tua mu melihat kita” bisik Luhan. Jieun meregangkan pelukannya lalu menatap Luhan.

“Itukah hal pertama yang kau katakan padaku setelah pergi begitu saja” ucap Jieun mengerucutkan bibirnya. Luhan hanya tersenyum, Jieun pun kembali memeluk namja yang ia sukai itu lebih erat.

“Ehemm...” Tiffany berdehem.

“Jangan mengumbar kemesraan disini” tambah Tiffany yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jieun.

Seketika semua orang yang ada disana tertawa termasuk kedua orang tua Jieun. Mereka sudah merencanakan hal ini, mereka bahkan menemui Luhan sampai ke Swiss karena berkatnya, Jieun bisa berubah. Dan niat orangtua Jieun adalah menjodohkan anaknya itu dengan Luhan.

Jieun menarik tangan Luhan membawa kekamarnya, Jieun mengerling kepada Tiffany.

“Yaaakk dasar anak nakal..” umpat Tiffany.

“Sudah biarkan mereka, kita makan saja. Silahkan dimakan Kyuhyun-ssi “ ujar eomma Jieun pada lelaki yang datang dengan anak pertamanya, Tiffany.

~~

Jieun membawa Luhan menuju balkon kamarnya.

“Kau berubah... “ Ucap Jieun menatap Luhan dari bawah hingga atas. Ia terpana namja culun yang dulu sering ia remehkan berubah menjadi pangeran berkuda putih.

“Benarkah?”

“Ne, kau semakin tampan” puji Jieun.

“Haha aku juga tahu,, apa kau sedang menggodaku?”

“Isshh kau ini,, kau ingat ketika pertama kali kita bertemu, kau bahkan tak berani menatap wajahku haha”

“a apakah kau yang namanya Lee Jieun ?” ujar Jieun memperagakan ekspresi Luhan waktu itu. membuatnya terkekeh pelan. 

“Issh aku tidak seperti itu” elak Luhan.

“Benarkah?”

“aku tidak seperti itu, tapi lebih parah dari itu”

“Hahaha...” mereka berdua tertawa bersamaan. Kemudian Mereka terdiam, sejenak menghela nafas.

“Kau tau? Sejak kejadian ciuman itu, aku sudah mulai menyukaimu Jieunie. Setiap kali aku berdekatan dengan mu rasanya jantungku mau keluar dari sarangnya, Sarangheyo”

Jieun tampak terkejut namun kemudian ia tersenyum

“Aku juga begitu, awalnya akupun heran, kau sama sekali bukan tipe ku tapi kau selalu melintasi pikiranku Luhan, dan dihari kelulusan, aku bertekad untuk menngungkapkan perasaan ku padamu tapi ternyata kau sudah pergi tanpa memberitahuku sama sekali” Jieun tertunduk tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.

“Mianhae.. Aku mendapat beasiswa di Swiss dan aku harus berangkat hari itu juga, jika tidak, beasiswanya akan diberikan pada orang lain, banyak yang ingin mendapatkan beasiswa itu, aku tidak ingin menyia-nyiakannya, namun sekarang aku sudah disini dan kita sudah mengetahui perasaan kita masing-masing, tak perlu ada lagi yang harus kau sesali” ucap Luhan tulus sembari tersenyum. Jieun mengangguk

“Ne kau benar” Jieun pun membalas senyuman Luhan.

Perlahan namja itu melangkah maju dan memeluk Jieun. Jieun sedikit terkejut dengan tindakan namja itu tapi jauh dalam hati ia bahagia dalam rengkuhan Luhan. Namja itu menghirup aroma Jieun, sudah sangat lama ia ingin melakukan ini. saling mengobati rasa rindu yang mulai membuncah. 

"Aku sangat merindukanmu Ji" Jieun mengangguk. 

"Kau tahu aku juga merindukanmu" 

"Biarkan seperti ini beberapa menit lebih lama" Jieun kembali mengangguk mengiyakan. 

.

.

.

Setelah beberapa menit berlalu, Jieun dikejutkan lagi saat Luhan membopongnya masuk dan mendudukannya di meja yang menjadi saksi bisu mereka ketika pertama Jieun mengerjai Luhan.

Mereka berdua saling menatap, memuaskan diri menatap orang yang amat sangat dirindukan. Tiba-tiba Luhan menyeringai membuat Jieun mengerutkan dahinya.

“Aku tau kau dulu mengerjaiku dan kau sangat menikamatinya kan?  bahkan aku tau kau tertawa terbahak-bahak setelah aku keluar dari kamarmu waktu itu” ujar Luhan.

“Hehe.. mian, habisnya kau sangat lugu waktu itu, kau sangat lucu kau tau” ujar Jieun tak bisa menyembunyikan kekehannya.

“Akan kubalas sekarang“ Luhan menyeringai. 

"Mw-" Mulut Jieun tertahan saat namja itu membungkam mulutnya. Kini Luhan sudah melumat bibir Jieun tak kalah ganas ketika pertama kali Jieun menciumnya. Jieun sempat terkejut, ia bertanya-tanya benarkah ini Luhan yang ia kenal. Ternyata sudah banyak kemajuan haha.

Tangan Luhan tak tinggal diam ia mengelus paha mulus Jieun, Jieun membalas lumatan Luhan tak mau kalah, suara decapan pun terdengar dipenjuru kamar Jieun. Jieun mengalungkan tangannya ke leher Luhan, ia mendorong kepala Luhan untuk memperdalam ciuman mereka. Mereka berdua mencurahkan kerinduan yang sudah lama mereka pendam. Jieun terengah-engah kehabisan nafas, Luhan beralih keleher Jieun dan membuat Jieun mendesah tanpa terkontrol. membuat beberapa tanda kemerahan disana, dikulit mulus Jieun, Luhan sengaja menghembuskan nafasnya di telinga  Jieun, membuat Jieun kembali mendesah resah. Namun tiba-tiba Luhan menghentikan kegiatannya.

“Ke kenapah ber hen tihh ? “Jieun bertanya bahkan saat belum bisa mengatur nafasnya dengan normal. 

“Hahaha,, kau tau, begitulah perasaan ku saat kau mencium ku dulu dan tiba-tiba berhenti begitu saja, kau tau aku sangat tersiksa” ujar Luhan mempoutkan bibirnya. 

“Oppah,, jebal” Jieun memohon.

“Haha sejak kapan kau memanggilku oppa?. Andwe aku tak mau melanjutkannya” ucap Luhan berpura-pura. Ia ingin melihat apa yang akan dilakukan Jieun, ia benar-benar ingin membalas Jieun. dan kini ia benar-benar puas melihat wajah tersiksa Jieun. 

“Mwo kau yakin tidak mau? Aku bisa berbuat kasar oppa” ancam Jieun dengan gaya seduktif sembari mengelus dasi yang Luhan gunakan.

“Hahaha kau tidak berubah, tetap agresif Lee Jieun” ujar Luhan menekankan pada kata Lee Jieun.

“Ah tapi aku tidak serius kok, kalau begitu aku turun saja, aku lapar” Jieun mulai beranjak turun dari meja yang ia duduki.

Namun Luhan meraih tangan Jieun dan menuntunya kekasur, Luhan membaringkan Jieun lembut. Jieun menatap Luhan meremehkan, ia tahu Luhan tak bisa menolak pesonanya sekali lagi.

“Cepat sekali kau marah sayang, aku hanya bercanda tapi kau yakin kau siap?” tanya Luhan.

“Siap untuk apa? apakah oppa akan melakukan ‘itu’ padaku? Tapi aku belum pernah melakukannya sebelumnya” ucap Jieun jujur. Kini ia yang merasa takut.

“Kau yakin ? saat SMA, kau bahkan pintar melakukan ciuman, pasti kau juga sudah pernah melakukannya” Luhan meremehkan.

“Yaaakk jangan anggap aku yeoja murahan, aku tak akan berbuat sejauh itu. Walau termasuk yeoja nakal aku belum pernah melakukannya” bela Jieun.

“Ne baguslah, akupun belum pernah melakukannya. Ayo kita lakukan untuk pertama kalinya” ucap Luhan lalu meyeringai. 

~~

“Akh.. ahh..ah .. Luhan oppah.. ah” racau Jieun. Luhan semakin bersemangat melakukan aktivitasnya pada Jieun yang sudah kacau karenanya. Luhan sangat menyukai setiap suara yang dikeluarkan oleh yeoja yang pertama kali membuatnya jatuh cinta itu.

Akhirnya kegiatan mereka berdua pun usai pada jam 1 malam.

Luhan mengecup bibir Jieun sekilas, wajah Jieun terlihat penuh dengan keringat dan rambutnya acak-acakan tak karuan. Luhan membaringkan diri disamping Jieun. Ia menyelimuti tubuh polos mereka.

“Tidurlah ...” Luhan mengelus rambut Jieun dan sesekali membenarkan surai rambut yang menghalangi wajah Jieun.

Jieun yang kelelahan hanya mampu tersenyum lalu menutup matanya.

~~

Setelah kejadian itu tanpa menunda-nunda lagi Luhan pun menikahi Jieun bersamaan dengan pernikahan Tiffany dan Kyuhyun. Jieun melemparkan buket bunganya dan berhasil ditangkap oleh Na rin, temannya itu tersenyum bahagia melihat Jieun akhirnya bisa mendapatkan cinta sejatinya. Na rin tahu Jieun sudah menyukai Luhan bahkan jauh sebelum Jieun menyadarinya. 

~~

 “Oppa saranghae” ucap Jieun pada suaminya. Kini Jieun berada di hawaii dalam rangka bulan madunya. Jieun tertelungkup diatas badan luhan yang sedang berbaring dikasurnya (Ngerti gak?), menikmati masa-masa indahnya, ia tak bosan menatap Luhan lama-lama. Luhan hanya menyunggingkan senyumannya.

“Nado my wife, my heart, my love, my sweety, and my everything”

“Cihh,, kau sedang belajar bahasa inggris, tuan?” cibir Jieun

Chuu~

Luhan mengecup bibir Jieun sekilas.

“Kau itu berisik, merusak suasana” ujar Luhan kemudian.

“Yaaaakkk...” Jieun cemberut, lalu tersenyum. 

The end


>_^  aaaaa akhirnya selese juga, maaf kalo gak sesuai harapan dan banyak typo. 

Seneng itu ketika karya kita dihargai orang lain , gak usah komen klo ga mau, ada yang baca aja aku udah seneng. 

Jangan share tanpa izin, jangan copas, jangan apa lagi ya .. ? he. Pokoknya jangan melakukan hal yang merugikan okehh (y) kalo bisa promosiin blog ini hehe 






Comments

  1. ini 17+
    wkwkwk

    hot bgt ya,
    tp umurku udah mau 21 hehe
    jd gpp lah lol
    love you thor
    kalau bisa bikin ma yang laen donk IU nya kaya Seungho or hyunwo gt,
    tp aq tsi maunya IU chapter ma Semua member exo
    kaya Exo Planet Love itu loh
    di aff
    hehe
    ceritanya semua member EXo tuh punya rasa Semua ma Jieun
    tp karna mereka alien mereka gak terlalu ngerti rasa cmburu haha

    bisa gak bikin ff IU x all member EXo haha

    alah nawar z ya aq mah,udah untung di bikinin ff IU xixixi

    aq tau bkin ff tuh gak gampang jd hwaiting z deh hehehe

    ReplyDelete
  2. Hehe .. oh 17+ ya. waah belum nyoba nanti deh aku bikin klo ada ilham keke

    ReplyDelete
  3. harusny d sni mereka nikah dlu thor baru deh malem prtamanya itu ituan hahaha
    tp tetep bgus thor (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya karena perubahan zaman jadilah kya gini wkwkwk

      Delete

Post a Comment