Cast: Lee Jieun (iu),Xi Luhan (exo)
Other cast: Na rin (oc), Kim Jong in
Genre: Friendship, Romance, PG 17+
Lenght: Twoshoot
Lee Jieun adalah gadis SMA yang pembangkang dan terkenal pemalas namun populer, suka seenaknya sendiri dan suka hura-hura. Mungkin karena terlahir dari keluarga yang kaya namun kurang perhatian dari kedua orangtuanya yang seorang pebisnis ia menjadi seperti itu. Jieun mempunyai rumah yang megah bak istana namun ia hanya tinggal dengan pembantu-pembantu rumah tangganya. Ayah dan ibu Jieun kadang pulang satu minggu sekali bahkan tak jarang mereka pulang hanya satu bulan sekali.
“Yaak lihat nilaimu, lagi-lagi kau hanya mendapat 30. Apa
kau tak peduli eoh? Sebentar lagi akan ada ujian, bagaimana jika kau tak lulus
?” Omel Jung songsaenim menceramahi anak didik yang kini berdiri dihadapannya itu.
Jieun hanya menatapnya acuh. sesekali ia menunduk menatap sepatunya dan menggerakannya pelan, ia bosan terus-terusan dimarahi pak Jung. seakan ada yang kurang jika Pak Jung tak memarahinya, entah itu karena nilai yang buruk ataupun tingkahnya yang seenaknya.
Orang tua ku bahkan
tak peduli sama sekali , apa kau tau itu? batin Jieun.
“Baiklah bapak akan menunjuk salah satu siswa bapak yang
pintar untuk mengajarimu les privat dan kau tidak boleh menolaknya” Tambahnya.
“Mwo ? ta tapi...” Muka malas Jieun tiba-tiba berubah
terkejut.
“Tidak ada penolakan, kau boleh kembali ke kelas!” ucap Jung songsaenim
“Ne..” ujar Jieun lalu membungkuk dan kembali kekelasnya.
Iisshh orang tua itu
seenaknya saja menyuruhku les privat Umpat jieun dalam hati.
Dengan hati masih sedikit dongkol Ia berjalan dengan
muka datar menuju kelasnya tapi tiba-tiba ia tersenyum geli, matanya menangkap sosok
namja yang dinilainya sangat culun dan gayanya yang sangat tidak enak dipandang
mata. Jieun melihat siswa laki-laki yang dilihatnya dilorong sekolah. Jieun
menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki, namja itu memakai kacamata,
rambutnya rapi dan klimis dan sepertinya ia sedang kesusahan membawa buku-buku
tebalnya itu.
Haha... di zaman
modern seperti ini ternyata masih ada style yang seperti itu. Dasar freak Pikir Jieun.
Setidaknya pemandangan itu sedikit menghiburnya, Ia pun melanjutkan langkahnya.
Setidaknya pemandangan itu sedikit menghiburnya, Ia pun melanjutkan langkahnya.
“Hei apa yang dikatakan pak Jung padamu...?” tanya Na rin
saat Jieun tiba dikelasnya.
“Seperti biasa dia memarahi ku karena nilai tes ku jelek
lagi “ jawab Jieun datar.
“Hahaha sudah kuduga ..” tawa Na rin.
“Isshh kau ini, senang sekali melihatku menderita” ujar
Jieun lalu menoyor kepala Na rin.
“Ne ne mian.. bagaimana kalau kita ke club nanti malam?”
tanya Na rin dan Na rin tau pasti Jieun
akan menyetujuinya.
Na rin adalah anak dari seorang pengacara terkenal di Seoul,
dia sudah sejak lama berteman dengan Jieun. Dia hafal betul sikap dan tabiat
Jieun tapi diluar semua itu Na rin sebenarnya kasihan melihat Jieun yang kurang
perhatian dari kedua orangtuanya. Na rin bukan anak pembangkang dan bukan pula anak yang baik. Di sekolah ia menjadi murid yang baik tapi diluar sekolah
ia sama seperti Jieun yang suka berhura-hura dan keluar malam mencari hiburan.
“Ne ne aku setuju” jawab Jieun girang, Senyum dibibirnya pun kembali
mengembang.
Setelah dua mata pelajaran yang ia lewati dengan
mendengarkan lagu-lagu Big Bang dari earphone nya, akhirnya tiba waktu pulang
sekolah. Jieun merentangkan kedua tangannya keatas. Ia menguap seenaknya. Na
rin hanya menggelengkan kepala.
Pantas saja Jieun
selalu mendapat nilai buruk, ia tak pernah memperhatikan gurunya dengan benar Pkikir
Na rin.
“Bye Jieun, nanti malam aku tunggu ne ...” ujar Na rin lalu
berjalan keluar kelas.
“Ne...” jawab Jieun semangat. Jieun membereskan buku yang
bahkan tak ada catatan didalamnya, ia hanya menggunakan buku itu untuk menutupi
wajah malasnya saat guru memberikan penjelasannya. Jieun pun bangkit setelah
dirasa semua barang-barangnya sudah berada dalam tasnya. Belum sempat Jieun
melangkah, sudah ada namja didepannya.
Dia? bukankah dia namja yang kulihat dilorong
tadi, sedang apa dia disini ? Mungkinkah...
“Annyeong ... a apakah kau yang namanya Lee Jieun ?” tanya
namja itu dengan nada yang hampir tak
terdengar oleh Jieun, pelan. Jieun sejenak terdiam, matanya kemudian melirik name tag namja itu.
Xi Luhan.
“Bukan, kau salah orang” Jieun mencoba berbohong.
“Ta tapi di nametag mu tertulis nama Lee Jieun” ucap namja
itu melihat dengan hati-hati nametag Jieun.
Aaisshh aku lupa ada
nametag diseragamku. Bodoh, itulah yang
baru saja aku tunjukan padanya.
“Ooh.. Ne kau benar aku hanya mengetesmu, kau siapa dan ada
perlu apa kau mencari ku ?” tanya Jieun sinis mencoba menghilangkan rasa
malunya.
“Mi mianhe aku disuruh oleh Pak Jung untuk mengajarimu les
privat. Luhan imnida” ujar Luhan sedikit terbata. Jieun menatap Luhan lekat,
tetapi lelaki itu hanya menunduk.
Benar dugaan ku, dia
anak suruhan pak Jung ... tapi kalau dilihat dari dekat seperti ini, ia lumayan
juga, dia tinggi, putih dan juga lumayan tampan apalagi jika old fashion nya
dirubah. Aissh apa yang kupikirkan sebenarnya ... Jieun mengibas-ngibaskan
tangannya membuang pikiran anehnya.
“Ka kau kenapa Jieun-ssi ?” tanya Luhan hati-hati
“Ani. Oke baiklah,, kita akan privat dirumahku malam ini jam
7, eotthe ?”
“Kenapa malam-malam ?” Tanya Luhan polos.
Kau itu namja kenapa
takut sekali keluar malam? Anak mami Pikir Jieun.
“Terserah kalau kau tidak mau” tambah Jieun.
“Ne ne baiklah.. “ jawab Luhan pasrah. ia tak ingin terlihat tidak amanah dimata Pak Jung.
Jieun membuka tasnya dan menyobek kertas bukunya, ia
menuliskan alamat rumahnya lalu ia serahkan pada namja dihadapannya itu. Luhan
menatap kertas yang Jieun berikan padanya.
Jieun melenggang pergi begitu saja.
~~
Jieun berguling-guling dikasurnya, ia bosan namun ia baru
ingat, ia ada janji dengan Na rin malam ini.
Omo kau memang bodoh
Jieun, aku lupa aku ada janji dengan Na rin eothokke ? yah terpaksa aku
batalkan ke club malam ini.
Jika Jieun membatalkan les privat nya sudah dipastikan anak
itu akan melapor pada Jung songsaenim dan Jieun pasti kena marah lagi. Jieun meniup
poninya malas.
Pasti akan membosankan malam ini pikir Jieun.
Tapi beberapa saat kemudian ia tersenyum miring seakan menyeringai, ia tahu supaya anak itu tak mau mengajarinya lagi dan tak membuatnya mati kebosanan, Jieun harus mengerjainya. Kenapa otaknya sangat lancar jika diminta untuk berfikir jahat ?
Pasti akan membosankan malam ini pikir Jieun.
Tapi beberapa saat kemudian ia tersenyum miring seakan menyeringai, ia tahu supaya anak itu tak mau mengajarinya lagi dan tak membuatnya mati kebosanan, Jieun harus mengerjainya. Kenapa otaknya sangat lancar jika diminta untuk berfikir jahat ?
Haha kau pintar Jieun.
Jieun pun mengangguk-ngangguk sendiri sembari mengusap-usap dagunya layaknya
peran antagonis yang memikirkan niat jahat.
Tok tok tok
“Nona...”
“Ada apa ahjuma ... “ teriak Jieun tanpa membuka pintu kamarnya.
“Makanan sudah siap nona “
“Ne aku akan turun .. “ Jieun beranjak dari tempat tidurnya.
~~
Makanan sudah tersaji di meja makan, semua jenis makanan
terhidang disana, Jieun yang menatapnya hanya bisa menghela nafas. Ia bosan ,
bosan selalu makan sendirian , makanan sebanyak ini hanya tersaji untuk
dirinya dan ia harus memakannya seorang diri, Jieun menatap malas para pelayannya yang berbaris di pinggir meja sembari
tertunduk. Lagi-lagi Jieun menghela nafasnya. Jieun pun menyuapkan beberapa
sendok sup sarang burung walet ke mulutnya, pikirannya melayang entah kemana.
Ia ingat, ingat pada kakaknya yang sangat menyukai sup sarang burung walet. Sejak
saat itu, ia pun mulai menyukai makanan yang juga disukai kakaknya itu.
Eonni kapan kau
pulang? Bogoshipoyo eonni .. Kenapa kau tidak membawaku saja ikut bersamamu
ke
London? Batin Jieun.
Jieun tersadar dari lamunannya dan menyudahi acara makannya.
Ia pun beranjak dari kursinya. Sama sekali tak ada nafsu untuk memakan makanan sebanyak itu seorang diri.
“Ahjumma jika nanti ada seseorang yang datang bernama Luhan,
suruh dia langsung kekamarku” pinta
Jieun pada pembantunya.
“Ne nona..”
Jieun kembali menuju kamarnya.
~~
Jieun mengeser-geser layar handphonenya, ia mencari kontak
Na rin, setelah menemukannya, ia menekan tombol call.
“Yoboseyo , Na rin mian aku tidak bisa ke Club malam ini ..”
ucap Jieun to the point.
“Mwo? Kenapa kau tiba-tiba membatalkannya?” tanya Na rin
dari sebrang.
“Besok ku ceritakan,, kututup ya bye, selamat
bersenang-senang” Ujar Jieun lalu menutup sambungan teleponnya tanpa memberi Na
rin kesempatan berbicara lagi.
Tok tok tok
“Nona teman anda sudah datang..” teriak ahjumma dari luar
kamarnya.
“Ne chankaman .. “ Jieun dengan cepat beranjak dari
kasurnya, ia membuka lemari lalu mencari pakaian yang cocok, ia mengeluarkan
hotpans nya dan kaos kebesaran yang sedikit transparan. Ia pun memakainya. Ia
akan mengerjai si anak cupu itu. Jieun sedikit terkekeh pelan membayangkan reaksi
Luhan.
Jieun sudah siap, ia pun membuka pintunya. Sudah ada Luhan
disana menunggunya dengan sabar.
“Masuklah Luhan .. “ Ujar Jieun.
Luhan menatap Jieun beberapa detik kemudian kembali tersadar
dan memasuki kamar Jieun, ia sedikit membenarkan letak kacamatanya.
Hahaha .. Jieun puas,
sepertinya rencananya akan berhasil. Jieun menyeringai, ia tahu tipe-tipe
namja seperti Luhan, menurut tebakan Jieun, Luhan pasti belum pernah mempunyai
yeoja chingu dan masih sangat polos.
“Duduklah...” Jieun mempersilahkan. Luhan mulai duduk dan
mengeluarkan buku-buku dari dalam ranselnya.
Jieun pun duduk dihadapannya, hanya meja yang menjadi
penghalang antara mereka berdua. Meja yang tak terlalu besar. Luhan sesekali
menatap Jieun namun dengan cepat ia mengalihkan pandangannya. Berbeda dengan
Jieun, ia terus menatap Luhan sembari sesekali memainkan bibirnya sendiri. Luhan
semakin salah tingkah, ia serasa panas
dingin sekarang. Jieun yang melihat Luhan tampak gelisah hanya bisa terkekeh,
jika ia tidak menahan tawanya sudah dipastikan ia akan tertawa terbahak-bahak
sekarang.
Ini masih intro
sayang, kau bahkan sudah seperti ibu kehilangan anaknya Haha. Dalam hati
Jieun tak henti-hentinya tertawa.
Luhan memberikan satu buku pada Jieun dan satu buku lagi
digenggamanya, membuka halaman yang harus dipelajari hari ini, Luhan pun mulai
menjelaskan. Jieun menatap buku dihadapannya dengan ogah-ogahan. menatap rentetan kalimat dibuku itu saja membuat kepalanya pusing dan matanya berkunang-kunang.
Setengah jam Jieun mendengarkan penjelasan Luhan, ia bosan
setengah mati. Dari tadi Luhan hanya mengoceh saja tanpa berani memandang Jieun
sedikitpun, kalau begini caranya Jieun bisa tidur kapan saja, ia bahkan tak mengerti apa yang sedang Luhan jelaskan padanya, namun Ia ingat dengan niat awalnya, ia akan melancarkan
aksinya sekarang.
BRAKK
Jieun memukul meja dihadapannya lalu ia membuang buku dihadapannya ke
sembarang arah. Luhan langsung menatapnya heran. Jieun dengan berani merangkak
naik kemeja dengan gaya seseduktif mungkin. Ia merangkak pelan namun pasti,
seperti model-model di video dewasa yang telah ia tonton.
“A a apa yang kau lakukan Ji Jieun-ssi?” tanya Luhan
gemetaran tapi tetap diam ditempatnya. Luhan bingung sebenarnya apa yang sedang Jieun lakukan ? kenapa ia merangkak seperti bayi ? apa ia sedang kepanasan atau apa ? tapi bukankah ruangan ini ber-AC.
Jieun hanya menyeringai tanpa menjawab pertanyaan Luhan, kini
Jieun sudah berada didepan Luhan, Jieun membuka kacamata Luhan perlahan, tangannya
merayap pada kedua bahu Luhan menuju lehernya, Jieun menarik tengkuk Luhan dan
langsung mencium bibir Luhan bergairah. Jieun melumat bibir itu bergantian
bawah dan atas.
Manis pikir Jieun.
Luhan yang mendapat perlakuan dari Jieun hanya bisa mematung tanpa membalas Jieun. Degupan jantungnya terus memompa cepat mungkin karena ini pertama kalinya ia mendapat perlakuan seperti itu. Namun lama kelamaan Luhan seperti terhanyut dengan permainan Jieun, ia belum pernah melakukan ini sebelumnya, namun Luhan tetaplah lelaki normal yang tidak akan menolak godaan, apalagi godaan dari yeoja terpopuler disekolahnya itu, Luhan mulai menutup matanya perlahan dan tangannya mulai merayap dan membelai punggung Jieun. Jieun menyeringai dalam ciumannya.
Manis pikir Jieun.
Luhan yang mendapat perlakuan dari Jieun hanya bisa mematung tanpa membalas Jieun. Degupan jantungnya terus memompa cepat mungkin karena ini pertama kalinya ia mendapat perlakuan seperti itu. Namun lama kelamaan Luhan seperti terhanyut dengan permainan Jieun, ia belum pernah melakukan ini sebelumnya, namun Luhan tetaplah lelaki normal yang tidak akan menolak godaan, apalagi godaan dari yeoja terpopuler disekolahnya itu, Luhan mulai menutup matanya perlahan dan tangannya mulai merayap dan membelai punggung Jieun. Jieun menyeringai dalam ciumannya.
Kau kena Luhan-ssi,
tak mungkin kau menolak pesonaku Haha...
Tanpa Jieun bayangkan Luhan mulai membalas ciuman Jieun
lebih menuntut lagi. Bagaimana mungkin anak polos itu berubah secepat ini ? Jieun berpikir mungkin ia sudah cukup mengerjai Luhan kali
ini. Dengan polosnya Jieun melepas ciuman mereka ketika Luhan sudah hampir
melayang dibuatnya. Jieun menatap Luhan, Wajahnya berubah datar seoah-olah tak
terjadi apapun barusan.
“Apa yang kau lakukan Luhan-ssi ?” tanya Jieun polos padahal
ia tahu ia yang memulainya.
Luhan gelagapan sendiri, ia tampak bingung harus berkata
apa. Ia mengambil kacamatanya yang diletakan Jieun dilantai dengan dahi penuh
keringat dan tangan gemetaran.
“Mi Mianhae Jieun-ssi, Ku kurasa cukup untuk malam ini” ujar
Luhan lau membereskan buku-buku yang dibawanya.
“Ne? Kenapa kau minta maaf? Ayo kita lanjutkan Luhan-ssi “ Ucap
Jieun dengan suara yang menggoda. Wajah datarnya berubah seakan-akan ingin
membuat Luhan bingung.
“Mwo?” Luhan tersentak. Jieun rasa reaksi Luhan berlebihan (haha).
“Maksudku, ayo kita lanjutkan belajarnya” tambah Jieun
dengan nada suara kembali normal.
“O oh itu.. ku kurasa besok saja” Jieun sampai berdehem
untuk menyembunyikan tawanya yang bisa meledak kapan saja.
Luhan keluar begitu saja meninggalkan Jieun yang hampir
meledakan tawanya. Setelah Luhan tak lagi dalam pandangannya. Jieun terbahak
sambil memegangi perutnya bahkan ia mengeluarkan sedikit air disudut matanya. Baru kali
ini Jieun berurusan dengan namja sepolos itu, namun tetap saja Luhan pun
seorang lelaki yang mempunyai nafsu yang bisa kapan saja terpancing.
“Luhan-ssi apa aku
keterlaluan padamu? Haha mian” racau Jieun masih tak bisa mengontrol tawanya.
Jieun menghela nafas lalu tersenyum puas.
Kita lihat apakah kau
besok masih mau mengajariku ? kalau kau tidak datang berarti aku menang dan
jika kau masih datang berarti aku kalah dan aku berjanji akan belajar dengan
serius. Batin Jieun.
Ia tersenyum miring dan ia pun turun dari atas meja, sedikit mengelap sudut bibirnya dengan punggung tangannya.
~~
Disekolah Jieun menceritakan alasan ia tidak bisa datang ke
club dan menceritakan semua yang ia lakukan dengan Luhan pada Na rin, mereka
terbahak-bahak sampai mendapat pandangan tidak senang dari siswa lain dikantin
karena kegaduhan yang mereka timbulkan.
“Haha kau gila Jieun ... “ Ucap Na rin. Tanpa sengaja Jieun
melihat Luhan berjalan menuju kantin.
“Sesekali tidak apa kan, hehe .. Kau mau tau anaknya. Itu
dia”ujar Jieun mengarahkan pandangannya kearah Luhan, Na rin pun mengikuti arah
pandang Jieun.
“Luhan-ssi hay...” teriak Jieun dari kejauhan sembari
melambai-lambaikan tangannya. Luhan yang menyadarinya langsung memutar arah
keperpustakaan menghindari Jieun. Seketika kedua yeoja itu kembali
terbahak-bahak.
“Hahahaha...” Jieun dan Na rin serempak. Mereka berdua
semakin mendapat tatapan tajam dari para siswa dikantin yang sedang
menghabiskan waktu istirahat mereka.
"Mwo ? apa yang sedang kalian lihat ?!" seru Jieun dan anak-anak itu kembali pada aktifitasnya masing-masing.
"Mwo ? apa yang sedang kalian lihat ?!" seru Jieun dan anak-anak itu kembali pada aktifitasnya masing-masing.
“Yaakk sudahlah. Hey kau ingat Kim Jongin tidak?” tanya Na rin tiba-tiba.
“Hah namja brengsek itu? Aku trauma jika bertemu dengannya.
Memangnya kenapa kau tiba-tiba membicarakannya?” Jieun bertanya balik sembari meminum jus alpukat dihadapannya.
“Ani.. kemarin di Club dia mencarimu. Sepertinya ada yang
ingin ia bicarakan denganmu, mungkin saja serius”
“Cihh aku tidak akan mau menemuinya lagi, kau tau ? dia itu
lelaki brengsek, dia hampir merenggut mahkotaku. Omo aku tak bisa membayangkan
jika hal itu terjadi” Jieun membayangkannya ngeri.
“Mwo? Jinjja? .... Lelaki seperti itu memang harus dijauhi”
angguk Na rin setuju.
Mungkin Jieun dan Na rin memang sering pergi ke Club malam
tapi mereka tak pernah sekalipun melakukan free sex ataupun mencoba narkoba.
Mungkin Mereka sering mabuk tetapi tidak ada pikiran yang lebih jauh dari itu,
mereka masih menyayangi diri mereka sendiri.
“Lalu bagaimana kau bisa lolos waktu itu?” tanya Na rin
penasaran, mungkin saja ia akan mengalami hal seperti itu dan mendapat tips
dari Jieun untuk mengatasinya.
“Hahaha kau tidak akan percaya ini,, aksesoris wanita
ternyata berguna untuk menjaga diri”
“Maksudmu ?” Na rin tak mengerti.
“Karena waktu itu Jongin juga mabuk, aku melepas high heels
ku dan langsung memukuli kepalanya tanpa
ampun dan ia ambruk seketika”
“Waahh kau sadis Jieun, dia bisa mati”
“Dari pada aku yang mati” jawab Jieun enteng.
“Lagi pula jika ia mati aku kan mempunyai pengacara yang handal
yaitu ayahmu haha” tambah Jieun.
“Aisshh kau ini, aku serius”
“Ne aku juga serius, siapa yang tidak serius jika itu menyangkut sebuah virginity”
"Ne kalau itu aku sangat setuju"
"Ne kalau itu aku sangat setuju"
Mereka berdua mengobrol sampai bunyi bel tanda masuk kelas
menghentikan kicauan mereka. Jieun tak pernah menutupi apapun dari sahabat
akrabnya itu begitupun sebaliknya. Bahkan ia tak sungkan menceritakan masalah
keluarganya. Akhirnya bel tanda masuk pun berbunyi.
Didalam kelas Jieun terbayang kejadian saat mencium Luhan.
Mengapa bibirnya
begitu manis, sangat lembut .. aku sudah sering berciuman tapi baru kali ini
ada bibir yang sememimakat ini. Aisshh aku bisa gila, aku harus membuang
jauh-jauh pikiran anehku lagi pula kau tidak akan bertemu dengannya lagi Jieun,
ingat itu, ia pasti kapok berurusan dengan yeoja sepertimu.
Na rin memandang aneh teman disebelahnya, apa yang sedang
Jieun pikirkan? Kenapa ia senyum-senyum sendiri? Anak aneh pikir Na rin.
~~
Jieun menatap layar kaca dihadapannya alias televisi dengan
mata berkaca-kaca. Ia sedang menonton Melodrama kesukaannya. Jieun mungkin
terlihat dewasa sebelum waktunya tapi ia hanya seorang remaja yang masih
menyukai drama-drama seperti ini layaknya remaja lainnya. Snack yang ada
ditangannya hampir habis, Jieun tersendu-sendu melihat si pemeran utama
menangis. Jieun menyukai drama family, setidaknya ia tahu bagaimana arti
keluarga sebenarnya meskipun itu hanya lewat sebuah tontonan.
“Annyeong Jieun-ssi ...” Tanpa Jieun sadari Luhan memasuki
kamarnya dan menyapanya.
Jieun tersentak, ia terkejut Luhan sudah duduk manis di meja
yang mereka gunakan ketika berciuman. Jieun langsung mengusap air matanya
akibat menonton drama tadi. Ia pun beranjak dan duduk dihadapan Luhan. Jieun
memandang Luhan tak percaya, bagaimana ia masih bisa datang kemari dan dengan
sikap setenang itu? Seolah tak pernah terjadi apa-apa, ia kira Luhan akan jera
dan tak akan datang lagi bahkan sikap Luhan siang tadi dikantin menunjukan
bahwa seharusnya rencana Jieun berhasil. Entahlah, Jieun mengedikan bahunya. tapi ia masih tak habis pikir.
Jieun baru tersadar akan janji pada dirinya sendiri, kalau kau tidak datang berarti aku menang dan jika kau masih datang berarti aku kalah dan aku berjanji akan belajar dengan serius. Mwo? Berarti sekarang aku harus belajar dengan sungguh-sungguh. Jieun menyesali janjinya sendiri.
Luhan menatap Jieun heran. “Kau kenapa Jieun-ssi? Bisa kita
belajar sekarang?” tanya Luhan.
“Ne te tentu saja” ujar Jieun dengan senyum terpaksanya.
Namun beberapa menit kemudian ia menyemangati dirinya sendiri supaya bisa
serius memperhatikan penjelasan yang Luhan berikan. ia tak ingin mengingkari janjinya sendiri.
Hampir setengah jam Luhan menjelaskan kepada Jieun, namun
Jieun hanya memperlihatkan tampang bodohnya tidak mengerti. Jieun mulai berani
bertanya akan yang ia tidak mengerti kepada Luhan dan dengan senang hati Luhan
menjelaskan kembali. Diam-diam Luhan tersenyum karena Jieun kali ini tidak
berbuat aneh-aneh dan mau memperhatikannya.
Tadinya Luhan mengajukan ketidaksanggupannya mengajar Jieun
pada Pak Jung karena kejadian ciuman kemarin namun Pak Jung menjelaskan pada
Luhan alasan kenapa Jieun menjadi anak pembangkang dan tabiatnya yang buruk.
Luhan mengetahui bahwa Jieun kurang perhatiaan dari kedua orang tuanya. Luhan
tahu sebenarnya Jieun kesepian. Luhan tahu Jieun melakukan itu semua karena
bosan dan ingin mendapat perhatian dari orang lain. Tanpa Jieun ketahui, Pak
Jung sering mendapat telepon dari kakak Jieun yang berada di London, ia selalu
menanyakan perkembangan Jieun disekolah, dan pak Jung memberitahukan semua yang
jieun lakukan. Kakak jieun selalu khawatir dan meminta pak Jung untuk terus
memperhatikan jieun, kakak jieun tak sungkan menceritakan keadaan keluarganya
yang membuat Jieun seperti itu, akhirnya pak jung pun memakluminya. Setelah
mendengar semua itu dari Pak Jung, Luhan pun merasa iba dan bertekad untuk
tetap mengajari Jieun bahkan kalau bisa ia akan mengubah sifat buruk Jieun
bagaimanapun caranya. Ia tidak peduli jika Jieun akan mengerjainya lebih buruk
lagi. Namun pikiran Luhan salah, dihari kedua ini Jieun bahkan tak melakukan
hal-hal aneh, ia menjadi murid yang patuh.
Cukup sulit mengajari Jieun, Luhan menjelaskan mulai dari dasar lagi tapi
ia tak menyerah begitu saja untuk mengubah yeoja yang ada dihadapannya itu,yeoja
yang sudah mengambil ciuman pertama Luhan.
~~
“Mwo? Dia datang kerumah mu lagi?” tanya Na rin pada
temannya itu, ia sedikit tak percaya.
“Ne akupun sedikit heran,, ternyata perkiraan ku salah dan
aku harus belajar dengan serius mulai sekarang” keluh Jieun.
“Haha seorang Lee Jieun tunduk pada namja kutu buku itu,,
sungguh kejadian yang langka” ujar Na Rin terlihat meledek Jieun.
PLETAK Jieun memukul kepala Na rin dengan sendok yang ia
pegang. Tidak keras memang, namun bisa
membuat kepala sahabatnya itu, berdenyut sakit.
“Isshh kau ini senang sekali melihatku menderita”ujar Jieun.
Na rin hanya mengusap-ngusap kepalanya.
“Sakit tahu” Na rin memanyunkan bibirnya.
“Rasakan” ujar Jieun dan kembali memakan makanannya.
“Tapi kenapa kau dengan mudah menurut padanya?” tanya Na rin
penasaran.
“Karena aku pernah berkata pada diriku sendiri, kalau ia
masih datang setelah kejadian itu maka aku akan belajar dengan serius” jelas
Jieun.
“Haha kau termakan dengan ucapan mu sendiri..” Na rin
kembali menertawakan Jieun. Jieun ingin sekali memukul kepala Na rin lagi.
“Tapi aku ikut senang” tambah Na rin.
“Wae?” tanya Jieun.
“Karena teman ku yang satu ini akan tobat hehe ...” Na rin
pun kabur sebelum kepalanya menjadi
sasaran kemarahan Jieun lagi.
~~
Sudah sekitar satu minggu Jieun belajar dengan bimbingan Luhan,
Jieun mulai menjadi sedikit berubah, ingat belum sepenuhnya berubah. dikelas ia
tak lagi mendengarkan musik ataupun mengantuk ketika gurunya sedang menjelaskan
materi terkecuali untuk mata pelajaran pertama karena Jieun masih belum bisa
merubah aktivitasnya dimalam hari yaitu datang ke Club bersama Na rin.
~~
“Luhan ada yang ingin aku tanyakan padamu ..” ujar Jieun
pada Luhan.
“Kau mau menanyakan apa? Apa ada yang kau tidak mengerti
tentang penjelasanku?”
“Ani bukan itu, aku hanya penasaran, nama lengkapmu kan Xi
Luhan. Apa kau berasal dari China?” tanya Jieun, ia hanya ingin tahu. Entahlah,
Jieun mulai ingin tahu lebih banyak tentang Luhan.
“Oh itu, ani aku orang korea asli hanya saja ayahku adalah
orang China dan dia memberiku nama dari negara asalnya itu” jelas Luhan lalu
tersenyum. Jieun hanya menjawab “Oh” sembari mengangguk-ngangguk.
“Eumm Luhan...” ujar Jieun lirih.
“Ada apa lagi? Ada yang ingin kau tanyakan lagi?” tanya
Luhan ramah.
Jieun menggaruk kepalanya sebentar, ia terlihat sungkan mengucapkannya.
“Soal yang waktu itu, aku minta maaf ne” ucap Jieun lalu
menundukan kepalanya. Baru kali ini seorang Jieun meminta maaf, ia memang
merasa bersalah, ia sudah mengerjai Luhan namun Luhan masih berbaik hati mau
mengajarinya dengan sabar, bahkan kelewat sabar menurut Jieun.
Luhan terdiam, namun sedetik kemudian ia mengerti maksud
Jieun. Ia pasti meminta maaf karena kejadian waktu itu.Raut mukanya berubah datar, ia masih menatap buku
dihadapannya sembari menjawab Jieun
“Gwechana,, lagi pula aku sudah melupakannya. Sudah cepat
kerjakan soal-soal itu”
Jieun yang melihat reaksi Luhan hanya bisa tertunduk kembali
mengerjakan soal-soal latihan yang Luhan berikan.
Di lihat dari
reaksinya pasti dia masih marah, tentu saja. Tapi mwo? Dia sudah melupakannya?
Aku bahkan masih suka terbayang-bayang dengan kejadian itu yang notaben nya
seorang playgirl haha , Aisshh sudahlah apa
yang kupikirkan! Kerjakan soal-soal itu Jieun!
Kenapa kau masih
mengbahasnya Jieun-ssi, kau ingin mengerjai ku lagi hah? Aku marah kau tau?
Karena sejak kejadian itu kau terus melayang dipikiranku seenaknya dan membuat
debaran jantungku tak karuan.
Jieun dan Luhan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing,
suasana hening. Sesekali Jieun mengeluh karena tak bisa mengerjakan soal yang
Luhan berikan. Diam-diam ia mencuri pandang kearah Jieun dan tersenyum melihat
ekspresi Jieun yang tampak sedang berfikir keras.
Jieun sudah selesai mengerjakan soal yang Luhan berikan
padanya.
“Ige, aku sudah mengerjakan semuanya” ujar Jieun sembari
tersenyum senang karena soal-soal itu berhasil ia kerjakan meskipun belum tentu
jawabannya benar. Luhan mengambil buku yang Jieun berikan padanya.
“Kalau begitu aku pulang dulu ne” Luhan mulai beranjak.
“Mwo? Kau tidak memeriksanya dulu?”
“Ah itu biar aku memeriksanya dirumah saja, besok aku ada
ujian jadi aku harus belajar malam ini” jelas Luhan.
“Oh begitu .. Kalau begitu baiklah. Hati-hati dijalan ne”
“Ne gomawo Jieun-ssi”
Baru beberapa Luhan melangkah namun Jieun memanggilnya.
“Chankaman, eumm.. lusa besok aku ulang tahun, maukah kau
datang?”
Luhan tampak berfikir, ia ingin menolak karena tak terlalu
suka pesta dan pastinya akan banyak orang namun ia tak enak hati jika menolak.
“Ne, aku usahakan aku datang Jieun-ssi. Sebelumnya gomawo
sudah mau mengundangku”
“Sama-sama, tak usah canggung begitu karena sekarang kita
teman kan?”
Luhan menggangguk ragu. Benarkah Jieun mengajaknya
berteman? Apa ia salah minum obat sehingga mau mengajaknya berteman?
To be Continued
To be Continued
Lanjuuuut.....><
ReplyDeleteplease update soon hehe
cant wait for next chap
ahh aku baru tau ada ni ff
ReplyDeletekeren asli..
jieun nya nakal d sni hehe