Letter [2]



PART 1

"Ah ternyata kau disini"

Jieun dan Somin kontan saling menatap satu sama lain dan kemudian menghembuskan nafas lesu saat Sehun menghampiri mereka. Mereka seolah ditemukan oleh anak anjing yang terus saja mengekori kemana pun mereka pergi.

"Aku sudah mencarimu kemana-mana loh, ternyata kau disini" ucapnya seraya duduk disamping Jieun, tersenyum sesaat menyapa Somin.

"Ya ampun Sehun-ssi sampai kapan kau akan menggangguku?" keluh Jieun, energinya habis jika terus-terusan memekik lelaki kurang kerjaan yang satu itu.

"Hey hey, ucapanmu itu membuat hatiku sakit tahu, kita kan teman, kenapa kau merasa terganggu" Jieun sudah tidak sabar, mulai mengepalkan tangannya dan berniat memekik dihadapan lelaki itu namun Somin menepuk bahunya pelan seraya berbisik 'sabar Ji sabar'

Jieun menghirup udara dan menghembuskannya teratur layaknya biksu yang menahan godaan untuk tidak mengeluarkan amarah. Sekali lagi Jieun menghembuskan nafas dan menatap Sehun mantap.

"Sehun-ssi aku ingin berbicara berdua saja denganmu sebentar"

"Eh kenapa tiba-tiba?"

"Ikut aku" ucap Jieun dan berjalan lebih dulu, sementara Somin hanya bisa tersenyum.

Aku suka melihat mereka berdua

Sehun mengikuti Jieun hingga akhirnya mereka berdua sampai di rooftop gedung sekolah. Perlahan Jieun mulai menangkupkan kedua tangannya didepan wajah seolah memohon.

"Sehun-ssi tolong, tolong maafkan aku jika aku membuatmu marah, maaf jika sikapku membuatmu tersinggung, aku bersungguh-sungguh, bisakah kau tidak menggangguku lagi?" ucap Jieun dan mulai membuka matanya menatap Sehun.

"Apa aku begitu menjijikan dimatamu Jieun-ssi?" tanya balik Sehun dengan wajah serius.

K kenapa dengan ekspresinya.. 

"Apa kau benar-benar membenciku?" tanya Sehun sekali lagi.

"Eh.. i itu.. maksudku bukan.."

"Kau tahu? aku paling tidak suka saat ada orang yang tidak menyukaiku"

Jadi dia serius dengan ucapannya saat itu? 

"Katakan padaku kenapa kau begitu tidak suka saat ada orang yang tidak menyukaimu?" tanya Jieun balik.

"Itu.. bukan urusanmu. Aku hanya tidak suka dengan fakta itu"

"Apa semua orang yang menyukaimu tahu kau memiliki sifat seperti ini?"

Pertanyaan Jieun membuat mata Sehun melebar lalu berlari-lari kebingungan.

"Lihat kan? kau itu palsu, aku tidak mengerti kenapa semua orang harus menyukaimu, apa salahnya jika ada satu atau beberapa orang yang tidak menyukaimu, kau bisa mengabaikannya bukan?"

"Bagaimana denganmu Jieun-ssi?" Kali ini Sehun membalas dengan sangat tepat sasaran.

"Kau juga tidak suka kan, saat ada orang yang tidak menyukaimu bahkan berbisik-bisik tentangmu. Kau frustasi bukan dengan tingkah para siswi yang menyukaiku? kenapa tidak kau abaikan saja seperti ucapanmu?" Jieun tak mampu berkata-kata.

Dari jauh Somin memperhatikan mereka berdua,

Kalian itu sama, itulah alasanku membuat kalian bertemu 

Sehun tertawa remeh, ia senang bisa membungkam mulut gadis itu dan membuatnya diam.

"Aku tidak akan mengganggumu jika kau menyukaiku" ucap Sehun.

"Bagaimana mungkin aku menyukaimu Sehun-ssi?"

"Hanya ada satu cara.. Kau harus mau menjadi kekasihku"

"Mwo?"

Dia benar-benar gila dengan pencitraan

"Wae? kau takut, karena bisa berubah pendirian? tapi bukankah itu bagus? jika kau menyukaiku, kau bebas, aku tidak akan mengganggumu lagi"

Jieun menghembuskan nafas.

Wah aku benar-benar bisa ikutan gila karena orang ini .. 

"Aku tidak mungkin bermain-main dengan hal-hal seperti ini"

"Wae? kau single kan? atau ada namja yang sedang kau sukai? siapa dia? akan kubuktikan aku lebih hebat darinya sampai kau tidak bisa menolak pesonaku"

"Masa bodoh, kupikir kau memang benar-benar gila Sehun-ssi" Jieun berlalu. namun Sehun menarik lengannya dan membuat gadis itu kembali memandang kearahnya penuh tanya.

"Aku benar-benar tidak suka orang sepertimu" ucapnya dingin, lalu meninggalkan Jieun yang masih terdiam dengan sejuta kebingungan.

"Lalu kenapa kau memintaku menjadi kekasihmu !?" pekik Jieun namun Sehun sudah terlanjur tak terlihat.

"Wahh benar-benar... kurasa aku harus membawanya ke rumah sakit jiwa" dumel Jieun.

Jieun kembali menghampiri Somin dengan raut kesalnya.

"Ada apa denganmu Ji?" Jieun hanya menghela nafas mendengar pertanyaan sahabatnya itu, harusnya Somin bisa menebak jika sumber kekesalan Jieun selalu datang dari namja bernama Sehun itu.

"Namja itu memintaku untuk menjadi kekasihnya"

"Hah? siapa? Sehun?" Jieun mengangguk pelan namun pasti.

"Daebak" Kagum Somin dengan mata berbinar. ia tidak menyangka rencananya malah berjalan lebih baik dari apa yang ia bayangkan.

Jieun justru melirik ke arah Somin tak suka "Yaakk!! apanya yang daebak hah?" pekik gadis itu membuat Somin yang tadinya tersenyum lebar berubah bungkam.

"Mian mian.. maksudku.. kenapa tiba-tiba namja itu memintamu menjadi kekasihnya?"

"Molla T.T" ucap Jieun dengan ekspresi merengek. Ah hidup tenangnya, berubah sudah.

Tapi namja itu memang benar-benar aneh.. 
Aku merasakan ada yang berbeda saat dia bilang dia tak menyukai orang seperti ku.. 
sebenarnya apa yang dia inginkan sih? 
Jangan-jangan, Sehun memiliki dua kepribadian.. 
Aaaahh ya tuhan kenapa aku harus berurusan dengan namja aneh seperti dia T.T

_

Bel berbunyi, setelah membereskan alat tulis diatas meja, Somin dan Jieun beranjak dari kelas. membicarakan berbagai hal dengan sesekali ditambah tawa ringan, hingga saatnya mereka sampai didepan gerbang sekolah. Mood Jieun jadi berubah saat ia melihat Sehun tengah bersandar disisi gerbang sembari menatapnya dengan setengah tersenyum, entah apa maksudnya.

Ah sial.. batin Jieun sembari mengalihkan perhatiaannya. ia pura-pura tak melihat dan berjalan sembari terus mencoba mengajak Somin mengobrol, namun tindakannya tak menghalangi niat Sehun untuk menggoda gadis itu. Dengan seenaknya, Sehun menarik tas punggung Jieun hingga gadis itu tak dapat pergi kemana-mana.

"Oy.. jangan mengabaikanku, dasar cecunguk" ucap Sehun dan perlu diketahui jika Sehun mengucapkannya saat suasana sepi. melihat hal itu, Somin kaget. ia memandang ke arah Jieun seolah berkata 'Kenapa Sehun bisa sekasar itu? sementara Jieun membalas pandangan Somin dengan ekspresi biasa seolah membalas 'kau kaget kan dengan sifat aslinya?'

Jieun berbalik dengan cepat agar cengkraman tangan namja itu lepas.

"Apa? apa lagi yang kau inginkan dariku? dengar yah.. sampai kiamat pun aku tak akan pernah menyukaimu" Sehun mendekat membuat Jieun mengernyit.

"Aku tidak perduli" bisik namja itu tepat ditelinga kanan Jieun.

"Mwo.. kau bilang kau sangat peduli dengan tanggapanku?"

"Memang" jawab Sehun simpel.

"Lalu?" Jieun jadi bingung sendiri.

To Be Continued









Comments

Post a Comment