Drama | PG 19+ | Twoshoot | Lee Jieun | Luhan etc
Hai aku Jieun, umur 23 tahun dan baru satu tahun bekerja
disebuah perusahaan penerbitan. Aku tinggal bersama seorang namja bernama
Luhan, eung lebih tepatnya kami ini roomate. Kami berbagi semuanya, sama sekali
tak ada batasan. Pasti kalian bertanya-tanya, bagaimana bisa kami berbagi
semuanya? Itu karena Luhan agak bengkok. Benar, dia itu menyukai sesama jenis.
Meskipun begitu ia berpenampilan layaknya lelaki normal. Jika kau jadi aku yang
tinggal dengan namja berparas tampan sekaligus cantik seperti Luhan, kau pasti
akan jatuh hati. Meskipun kau tahu dia tak menyukaimu. Well, jika ditanya apa
aku menyukainya? Ya aku menyukainya tapi hanya sekedar pemuas rasa haus seorang
wanita singel sepertiku yang sudah 2 tahun menjomblo, Haha jangan tanya apa
saja yang sudah kulakukan pada namja gay itu. entah ini anugerah atau petaka,
aku justru melakukan semuanya dengan bebas pada namja itu dan namja itu bahkan
tak pernah menolakku meski dia tak
benar-benar merespon apa yang kulakukan. inilah relationship aneh yang terjalin
diantara kami.
Di Minggu pagi yang sedikit terik, gadis berambut
awut-awutan itu terbangun. Ia menguap seraya menggaruk perutnya. Sementara
Tepat disebelahnya, terdapat namja tampan yang tidur bak seorang putri nan
anggun dan teratur. Jieun tersenyum dan tak segan mendekat kemudian mencium
bibir Luhan lalu menjilatnya. Tangan nakal gadis itu merambat memasuki kolor
panjang Luhan dan-
Seketika mata lelaki itu terbuka seraya menampakan raut
kesalnya.
“Aaahh jinjja, ini masih pagi tau !” kesal Luhan seraya
menarik tangan Jieun yang masuk kedalam celananya.
“Hey tuan pemalas, kata siapa ini pagi? Sudah jam 9 tau”
“Benarkah? Ya ampun, pantas saja sudah terik begini. Oia
ngomong-ngomong kau pulang jam berapa tadi malam?”
“Eung, sekitar jam dua. Kau sendiri, pulang jam berapa?” tanya Jieun
balik.
“Aku tak ingat, aku terlalu mabuk, banyak sekali pemandangan
indah di club tadi malam haha” kalimat itu membuat Jieun mendekatkan wajahnya
lagi pada namja itu.
“Jinjja?” tanyanya dengan mata penuh minat lalu memandangi bibir
Luhan.
“Oh” jawab Luhan dan chup, Jieun mengecup bibir yang maju
itu dengan cepat.
“Sekali-kali ajak aku ke club khusus gay dong~” rajuk
Jieun dengan puppy eyes nya. Melihat rajukan yang menjijikan itu, Luhan
mendorong dahi Jieun agar menjauh menggunakan jari telunjuknya.
“Kau itu normal ngga sih? Jangan-jangan kau juga
menyimpangnya ya sampai ingin berkumpul dengan para gay?”
“Ahehe aku hanya penasaran, barangkali aku bertemu partner
baru sepertimu” ucapnya seraya menggerak-gerakan alisnya naik turun.
“Aigoo aku benar-benar tak habis pikir denganmu -_- Jieun
kau itu cukup lumayan, carilah pacar yang normal dan jalani hubungan yang
sehat, kenapa malah mencari partner gay untuk memenuhi rasa penasaranmu”
“Kau tahu? Setidaknya aku tak akal hamil jika berhubungan
dengan kalian karena aku yakin kau tak akan pernah menyerangku hehe”
“Ah terserah -_-” Luhan beranjak.
“Aku mau mandi saja” lanjutnya.
“Ikuuutt” ucap Jieun manja dan mengekori namja yang mulai
berlari itu.
___
Begitu banyak makanan instan diatas meja kaca itu, ada
minuman bersoda, pizza, jajangmyeon, berbagai snack dan bahkan soju. Hey, ini
masih siang namun menu camilan jieun benar-benar jauh dari kata sehat. Beberapa
menit lalu Luhan sudah pergi dan tinggalah dia sendiri diapartement. Jieun yang
tak mempunyai rencana memutuskan untuk tetap diam dan tak kemana-mana. Semua
makanan instan dari dalam kulkas ia keluarkan untuk menemani kegiatannya
menonton TV. Ah, ini benar-benar surga. Dengan piyama kusut dan rambut
berantakan, gadis itu terlihat nyaman memandangi layar segi empat dihadapannya.
Harusnya ia bisa ikut mandi bersama Luhan namun sialnya namja itu mengunci
pintu sebelum Jieun sempat masuk. Inilah alasan kenapa ia belum juga
membersihkan diri alias mandi.
Jieun beralih memandang pintu apartement yang berbunyi bip
bip bip pertanda ada seseorang yang membuka sandi. Tampaklah Luhan dengan wajah
kusutnya. Namja itu berjalan dan menghempaskan diri disamping Jieun.
“Eh, kok kembali lagi? Ada yang ketinggalan?” tanya Jieun.
“Aniya”
“Terus kenapa?”
“Sehun sedang ada janji jadi dia tidak bisa menemuiku”
“Ah begitu, ya sudah jangan sedih, makan saja ini” Jieun
menyuapkan potongan pizza bekas gigitannya kehadapan Luhan. dan Hap, namja itu membuka mulutnya lalu menggigit pizza itu besar-besar.
Ah, ngomong-ngomong soal Sehun, dia adalah kekasih Luhan.
jangan tanyakan bagaimana fisik sempurnanya. Sangat sangat membuat Jieun
tergiur. Dua namja gay yang benar-benar membuat mata Jieun melotot dan mulut
berliur adalah Luhan dan Sehun. Otak mesum Jieun bahkan sering membayangkan
bagaimana jika mereka bertiga melakukan treesome. Membayangkannya saja mampu
membuat Jieun berfikir apa dia normal atau psikopat. Kadang Luhan bahkan
memergokinya nyengir-nyengir sendiri saat sedang berfantasy. jika saja kedua namja itu bisa menjadi menu sebelum ia tidur pasti akan sangat menyenangkan.
“Ah, aku mau cola~”rajuk Jieun membuat wajah Luhan datar.
Ah dia mulai lagi,
sepertinya tak ada rasa lelah didalam kamusnya
Luhan mencondongkan tubuhnya dan mengambil botol besar
berisi cola dan memberikannya pada Jieun. Gadis itu menerimanya lalu menenggaknya
dan menahannya didalam mulut lalu ia mendekat ke arah Luhan yang mengekpresikan
pandangan bertanya-tanya. Jieun makin dekat, dekat dan menahan bahu Luhan.
“Apa lagi sekarang?” tanya Luhan.
“Eum.. eum” jari terlunjuk Jieun menunjuk ke arah mulutnya
yang penuh dengan cola membuatnya tak bisa bicara.
“Apa maksudn-” cola itu meluber saat Jieun mendekat ke wajah
Luhan dan menciumnya, melumat bibir namja itu yang bercampur dengan rasa cola
yang ia muntahkan dari mulutnya. Luhan hanya bisa menutup mata, dengan sesekali
menggeliat kecil. Jieun terus berlanjut sampai semua cola dibibir Luhan kering,
gadis itu bahkan mengecupi cola yang meluncur ke leher luhan. Ah betapa
erotisnya, dua insan gila itu. Ini belum selesai begitu saja, dengan cekatan
tangan gadis mungil itu menelusup memasuki kaos yang Luhan kenakan. Kaos putih
itu sedikit terciprat cola yang membuat bercak hitam. Tanpa Jieun sadari tangan
Luhan bergerak mengambang namun kemudian mengepal, seolah namja itu tengah
menahan diri. Tangan gadis itu bermain disekitar perut dan dada Luhan, desahan
namja itu tak terelakan lagi, entah kenapa Jieun tersenyum miring dan berpindah
kesisi wajah Luhan, mendekatkan mulutnya ditelinga namja itu dan-
“Aaaahh” mendesah pelan hingga membuat Jieun sendiri
merinding.
“Oke selesai” lanjut Jieun lalu bangkit dan beranjak ke
kamar mandi. Sementara Luhan hanya bisa terdiam seraya mengacak rambutnya
frustasi.
Aiishh jinjja.. Aku
tak tahan lagi !
<<>>
Sehun hanya bisa menghembuskan nafas memandang Luhan yang
lagi-lagi menceritakan Jieun.
“Jika bukan karena kakaknya, aku tak akan pernah mau
melakukan hal ini”
“Haha, mendengarnya saja, aku tak mungkin bisa mengontrol
diri dengan gadis seperti Jieun” ucap Sehun lalu menyeruput kopinya. Semua ini
hanya pura-pura ya semuanya hanya sandiwara. Luhan dan Sehun bukanlah gay
bukan pula pasangan gay, No ! Jika bukan karena ia kalah taruhan dengan Lee
Jongyun-kakak lelaki Jieun, Luhan tak mungkin melakukan semua ini.
“Bilang saja pada Jonghyun kau menyerah” tambah Sehun.
“Dan membayar 10 juta untuk hal itu? No way”
“Haha.. kau benar-benar kasihan sekali. Lihat kan, kakak beradik
itu memang tak ada yang normal sampai kau dibuatnya seperti ini” Luhan hanya
bisa mencibir temannya yang malah tertawa diatas penderitaannya.
“Ini sudah dua tahun berlalu kan?” tanya Sehun.
“Iya dan sampai sekarang Jieun benar-benar belum berhubungan lagi dengan lelaki
normal tapi tetap saja nafsunya tidak bisa ditahan. Aku sudah mencoba
menasehatinya dan memperkenalkannya pada beberapa namja tapi sepertinya dia
masih saja takut karena traumanya”
“Benarkah? Apa dia tidak akan bereaksi melihat namja normal
yang tampan?”
“Semuanya hanya sebatas perkenalan, hang out dan hanya itu.
Ku rasa Jieun benar-benar punya niatan untuk tidak memiliki hubungan lagi
setelah kegagalan pernikahannya.”
“Itu artinya namja yang meninggalkannya benar-benar
membuatnya hancur”
“Eung, kurasa juga begitu. Aku juga penasaran pada namja
yang meninggalkannya sebelum prosesi pernikahannya itu. Jika saja dia ada
disini, aku pasti akan menghajarnya habis-habisan. Semua ini terjdi karena namja itu,
gadis manis seperti Jieun jadi seperti ini”
Sehun memicing, “Jangan bilang kau mulai menyukai Jieun”
“Haha sebenarnya aku sudah menyukainya sejak lama, kau
bayangkan saja aku selalu diserangnya, mana mungkin lelaki normal tak goyah. Ya
ampun tak ada yang bisa menolak pesonanya, dia itu bagai melati tapi berduri”
“Ah rasanya aku ingin menggantikan posisimu” ucap Sehun seraya
memandang keluar jendela.
“Andwae ! awas saja jika kau berani membayangkan Jieun dalam
fantasy mu”
“Ahaha.. ”
“Ah, aku punya ide agar semua ini berakhir” tambah Sehun
“Ide apa?”
“Yang pasti ide ku akan menguntungkanmu dan juga Jieun.
Ceritakan saja yang sebenarnya dan juga soal perasaanmu. Dari yang kulihat
Jieun sudah terlalu nyaman denganmu jadi menurutnya tidak masalah jika dia tak
bertemu lelaki normal karena sudah ada kau disampingnya tapi jika kau pergi dan
mengatakan semuanya mungkin dia akan sadar dan mennyadari kau itu berarti”
“Bagaimana jika dia sudah tahu semuanya dan malah membenciku?”
“Itu artinya kau harus membayar 10 juta pada Jonghyun Haha”
“Sial” umpat Luhan.
“Ah, bagaimana jika perlahan kau mulai membalas
perlakuannya.”
“Membalas bagaimana?”
“Jika dia menciumu kau balas tapi jangan terlalu terlihat,
buat dia jatuh cinta padamu tanpa dia sadari maka saat kau bilang yang
sebenarnya nanti, kemungkinan dia bisa memaafkanmu karena perasaannya”
“Apa hal itu tak akan membuatnya curiga?”
“Kau bisa beralasan apa saja kan, berfikirlah gunakan otak
pintarmu itu”
“.....”
Tapi boleh juga
dicoba, ini lebih baik dari pada mengatakan semuanya pada Jieun. itu terlalu beresiko.
<<>>
Begitu Memasuki apartemen, Luhan mencium bau ramyun. Ia pun
berjalan ke arah dapur dan melihat Jieun yang tengah memakai apron seraya
berdiri didepan kompor.
“Eum, wanginya enak” ucap Luhan lalu memeluk Jieun dari
belakang membuat Jieun mengernyit kaget. Tentu saja gadis itu terkejut karena
tak biasanya Luhan bersikap seperti itu.
“Wae?” tanya Luhan polos seolah ia tak menyadari reaksi
Jieun.
“Harusnya aku yang bertanya, tak biasanya kau bersikap
seperti ini”
“Ahaha.. wae~ apa salahnya mengakrabkan diri dengan teman
roomate sendiri” Jieun menggeleng sesaat namun ia tak mau memikirkannya lebih
jauh. Ia kembali fokus pada ramyun yang dimasaknya.
“Oia kau tidak mengajak Sehun ke sini?”
“Untuk apa, lagi pula dia takut padamu karena kau selalu
memandanginya seperti binatang buas haha.. ”
“Omo, sepertinya dia sudah tahu isi pikiranku hingga tak
berani datang lagi kesini haha”
“Haha... bagaimana pekerjaanmu hari ini?”
“Yah seperti biasa, kau sendiri?”
“Banyak sekali pasien aneh, sayangnya ada satu yang begitu
sulit kusembuhkan”
“Dia pasti gila akut ya”
“Begitulah, tapi yang lebih aneh aku justru tertarik pada
pasien yang satu ini”
“Woah, dia pasti tampan”
-_-
“Eung, dia sangat tampan dan menggoda”
“Ugh terdengar menggiurkan, Ah ramyunnya matang, ayo kita
makan”
“Eoh” Jieun membawa panci berisi ramyun itu ke meja makan,
sementara Luhan hanya terdiam memandangnya.
Pasien itu kau Lee
Jieun, ini bukan tentang 10 juta yang harus ku bayar jika aku gagal tapi yang
terpenting kau bisa sembuh dari trauma mu itu. Ah aku hampir putus asa
menghadapinya.
____
Perut sudah terisi dan malam mulai beranjak namun Jieun dan
Luhan belum ada yang memejamkan mata. Jieun dengan ponselnya dan Luhan dengan
bukunya. Sesekali Luhan melirik Jieun, pada akhirnya ia meletakan bukunya dan
mendekat ke arah Jieun.
“Ji”
“Emm”
“Kau ingin mencoba sesuatu yang baru?”
“Apa?”
“Aku bisa mempraktekan apa saja yang kulakukan dengan
Sehun denganmu” ucap Luhan dan berhasil, Seketika Jieun menoleh ke arah Luhan
yang tersenyum.
“Jinjja?” Luhan mengangguk mantap.
“Tapi kenapa tiba-tiba?”
“Eung, itu karena aku ... aku kasian padamu ! kau selalu
saja bermain satu pihak dan tak pernah mendapat balasan. Gadis jomblo yang
malang, berterimakasihlah padaku karena aku begitu perhatian padamu”
“Haha.. kenapa aku ingin sekali memukul mu yah?”
“Haha.. bagaimana tawaranku?”
“Deal” Luhan bersyukur Jieun langsung menyetujuinya tanpa
curiga. Tanpa interupsi lebih dahulu, Jieun merangkak naik dan menduduki perut
Luhan namun ia belum terbiasa saat Luhan menyambutnya dengan rangkulan
dipinggangnya.
“Wae?” tanya Luhan.
“Ra rasanya tidak seperti biasanya” Luhan tersenyum dalam
hati saat melihat Jieun gugup.
“Makanya kau harus membiasakan diri”
“Begitukah?”
“Tentu saja, siap ya”
Bulu kuduk Jieun meremang dan badannya membeku saat Luhan
mengecupi daerah leher hingga terus berangsur turun ke dada. Selama beberapa
menit, Jieun hanya bisa terdiam tanpa bisa membalas perlakukan Luhan yang
membuatnya terkejut dan mengingatkannya akan sesuatu yang telah terkubur. keringat panas dingin mulai keluar membasahi dahi Jieun namun Luhan tak menyadari hal itu dan tetap menyentuh Jieun.
“S stop” lirih Jieun membuat Luhan mendongak menatap gadis
dengan wajah pucat itu. Gadis itu bergetar seolah baru saja tersambar petir.
“A aku .. aku jadi mengingat namja itu” ucapnya dengan pandangan ketakutan. Luhan yang merasa perlu menenangkan Jieun, menangkup wajah gadis itu dengan kedua tangannya.
“Ji, lelaki bukan hanya dia seorang, Lihat aku, yang
melakukan semuanya barusan itu aku bukan dia” ucap Luhan membuat Jieun
memandang manik namja itu. tanpa ia duga, Jieun justru memeluknya.
“Ku mohon jangan pernah pergi, aku takut”
“Aku tidak akan pergi kemanapun”
Aku pasti
menyembuhkanmu..
“Ya sudah kita tidur saja” tanpa menjawab, Jieun mulai berbaring
namun tetap berada dipelukan Luhan.
Reaksinya benar-benar
diluar dugaan, harusnya aku melakukan ini sejak dulu
Keesokan paginya, Jieun masih terlihat diam seraya meminum
teh.
“Tidak bekerja?” tanya Luhan yang tengah mengeratkan
dasinya.
“Tidak enak badan” lirih Jieun. Luhan mendekat dan
menempelkan tangannya didahi Jieun, lagi-lagi mampu membuat Jieun mengernyit
kaget namun kali ini ia mencoba untuk tak terlalu bereaksi berlebihan.
“Tidak panas kok, apa ini soal tadi malam? Aku tak akan
melakukannya lagi jika kau tidak suka”
“Bukannya aku tidak suka, aku hanya benci mengingatnya hanya
karena sentuhanmu”
“Lihat aku baik-baik, tegaskan pada pikiranmu jika aku
berbeda, bukan namja yang sama yang menyentuhmu lagi”
“Akan ku coba, tapi tolong untuk beberapa hari ini jangan
pernah menyentuhku bahkan hanya menempelkan tanganmu seperti barusan”
“Arraseo, kalau begitu aku berangkat dulu”
“Eoh”
Jieun melihat sesaat sebelum Luhan benar-benar keluar dan
menutup pintu.
Apa namja itu
benar-benar gay?
______
"Bagaimana perkembangan Jieun?" tanya Jonghyun saat mengunjungi ruangan praktek Luhan di rumah sakit.
"Belum ada kemajuan, tapi aku sudah memikirkan cara lain" jawab Luhan
"Awas saja jika kau gagal, 10 juta harus masuk ke rekeningku haha"
"Yaakk ! kau ini benar-benar teman mata duitan. Jika aku bisa sudah dari awal aku memilih membayar 10 juta dari pada menyembuhkan trauma adikmu yang parah ini"
"Separah itukah?" tak bisa dipungkiri, Jonghyun pun terlihat khawatir pada adik perempuannya itu. Luhan mengangguk tanpa ragu.
"Selain ditinggalkan dihari pernikahan, adakah hal lain yang terjadi pada Jieun?"
"Jieun keguguran setelah pernikahannya batal"
"Bayi bersama lelaki itu?"
"Iya"
"Gila, apa namja itu tahu Jieun hamil?"
"Sepertinya tidak, hanya aku yang tahu kehamilan Jieun saat itu. Dia berencana akan memberitahu namja itu sebagai hadiah pernikahan setelah mengucap janji. Dia depresi hampir 6 bulan lamanya dan hal itu membuatnya keguguran"
"Jieun pasti menderita
"Jika wanita lain mungkin akan gila karena kehilangan calon suami dan calon bayinya sekaligus"
"Benar. Oia ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu"
"Apa?"
"Sebenarnya, aku mulai menyukai Jieun"
"Mwo !?"
Luhan menggaruk kepalanya lalu tersenyum canggung pada Jonghyun yang terlihat terkejut. padahal harusnya Jonghyun memprediksi hal ini bisa terjadi saat dia menyuruh dua lawan jenis tinggal bersama.
"Ah jinjja, kau membuatnya rumit saja"
"Kau tidak tahu sih, apa yang dilakukan adikmu padaku selama beberapa bulan ke belakang"
"Memang apa yang dia lakukan padamu?"
Luhan menggeleng cepat"Aku bisa bonyok dipukul olehmu jika aku menceritakannya"
"Ya ishh ! awas saja jika kau berani macam-macam"
"T tentu saja tidak ! kau pikir aku namja mesum apa !"
"Kau kan memang terkenal mesum !"
"Tidak kok ! -_-" Jonghyun memicing seolah meragukan sanggahan Luhan.
Ditunggu next chapter nya ya?duh...merinding2 ulala critanya hehe
ReplyDeleteMerinding knp hayo hehe..
DeleteSip ditunggu y
weeehh, baru baru ^^/ ceritanya unik, aku suka eonni ^^
ReplyDeletenext! Secepatnya ya hehe
Aku tunggu ^^ fighting ^^/
Hehe.. makasih^^ ditunggu y next nya ;)
Deletewahwah~ selalu setia nungguin next chapternya thor~ heolll ji eun nya buas banget kkkk~
ReplyDeleteHarus dong hehe... part 2 lg dalam proses kok, tunggu aja.
Delete