Ficlet | Lee Jieun | Hong Jonghyun | Romance
Jieun masih setia duduk dikursi makan menunggu sang kekasih
yang tampak cekatan membuat pasta untuk makan siang mereka berdua. Jika dilihat
lagi, Hong Jonghyun memang memiliki wajah yang datar dan tajam saat
berkonsentrasi pada sesuatu. Entah mengapa itu malah membuat gadis mungil itu
makin mabuk kepayang. Gila, Jieun sudah gila dengan pesona Jonghyun.
Namja itu berjalan kearah gadisnya dengan dua piring pasta
yang telah berhasil ia buat. Demi apapun, pesona Jonghyun terlihat berbeda saat
dirinya memasak dan menyajikan makanannya. Jangan salahkan Jieun, drama
favoritnya adalah pasta. Tak heran ia begitu terpesona saat namja itu memasak
untuknya. Bukan bunga atau perhiasan, Jieun jauh lebih senang dengan masakan
yang dibuat namja itu untuknya.
“Cha, mari kita makan” Jonghyun melepas apronnya dan
menduduki kursi dihadapan Jieun.
“Wuah, maha karya” lirih Jieun namun mampu membuat wajah
tampan kekasihnya tersenyum kecil karena ia tak cukup tuli untuk mendengar pujian itu.
Tanpa berlama-lama lagi, Jieun mengambil
garpu dan mengambil sesuap pasta lalu memutarnya, mengarahkan pasta itu kedalam
mulutnya. Mengunyahnya pelan sementara Hong Jonghyun tampak memperhatikannya
dengan serius.
“Eumm..” Jieun hanya bergumam dan mengangguk.
“Enak ?” Jieun mengangkat kedua ibu jarinya ke udara karena
ia tak sanggup melewatkan setiap rasa nikmat yang meleleh dimulutnya. Rasanya seluruh
dunia berada didalam mulutnya. Namja itu hanya mampu tersenyum namun kini lebih
lebar. Jieun sungguh beruntung mendapatkan seorang namja tampan juga pintar
memasak seperti Jonghyun namun namja itu merasa jauh lebih beruntung.
Drrt Drrt .. Ponsel Jieun bergetar namun sebelum ia
meraihnya, namja itu sudah mendahuluinya lalu menatap layarnya. Benar, inilah
hal yang tidak Jieun sukai dari kekasihnya. Jonghyun terlalu over protektif.
“Yoo ra” ucapnya sembari memberikan ponsel itu pada Jieun. Gadis
itu membaca pesan dari temannya itu lalu kembali meletakan poselnya.
“Kami ada tugas kuliah” ucap Jieun, ia tahu percakapan ini
pasti akan memakan waktu yang lama dan sengit. Oke, perang dimulai.
“Hanya kalian berdua?”
“Ada dua orang lagi”
“Namja ?”
“Ah jinjja” lirih Jieun frustasi.
“Oppa kau terlalu berlebihan, aku hanya akan mengerjakan
tugas dengan teman-temanku” lanjutnya.
“Aku akan ikut” ucap Jonghyun datar.
“Tidak boleh” nada itu tak kalah datar.
“Wae?” Ouh lihatlah mimik mukanya, seperti tokoh antagonis
didalam drama namun Jieun tak pernah gentar, ia sudah terbiasa.
“Pokoknya tidak boleh” ucap Jieun penuh penekanan.
“Aku akan tetap ikut”
“OPPA !”
“MWO !?” seakan perang dunia kedua, suasana indah tadi mulai
memanas. Jieun perlahan merogoh saku mantel nya, mengambil benda hitam kecil
dari sana dan ia mulai menyeringai.
Kau pasti menyerah jika sudah melihat ini..
“Aku punya ini..” Jieun mengangkat benda kecil yang
diambilnya membuat Jonghyun terdiam dengan dahi mulai berkeringat bahkan bludu kuduknya mulai meremang.
“K ke.. Kecoa !” namja itu berteriak histeris seraya bangkit
dari kursinya dan menjauh. Dengan jahil Jieun mulai mengejarnya dan menyuarakan
pendapatnya agar disetujui. Lihatlah seringaian diwajah manisnya. Lingkaran
putih di atas kepalanya tergantikan dua tanduk merah kali ini.
“Yaaakk jauhkan dariku !” pekik namja itu seakan imej gentle nya tidak berarti dihadapan sang gadis.
“Ijinkan aku kerja kelompok tanpamu !”
“Andwae !” namun namja itu tetap kukuh.
“Mwo !?” dan flat namja itu berubah menjadi arena
kejar-kejaran sepasang kekasih yang lebih mirip dua anak sekolah dasar yang
saling bermusuhan. Setelah berputar-putar kini Jonghyun terdesak, tak ada jalan
keluar lagi. Seringaian Jieun makin lebar.
“Masih mau bertahan ? Kau yakin ?” tanya Jieun seraya
mengayun-ayunkan kecoa yang tampak mati.
“Y yaaakk..”
“Mwo mwo wmo ? Oppa sepakat dengan permintaanku ?”
“Ani” ucap Jonghyun dengan wajah berubah menjadi serius dan malah maju lalu
merampas kecoa palsu ditangan Jieun, membuat gadis itu melongo karena jarak
mereka begitu dekat.
“Kau kira aku tidak tahu jika ini palsu?” bisik namja itu didepan wajah gadisnya, akhirnya Jonghyun
lah yang tersenyum dengan seringaian diwajahnya. Baru kali ini Jieun gentar
dengan senyuman namja nya itu.
“I .. itu.. a.. aku hanya..”entah mengapa tak ada kalimat
yang melintas di kepala Jieun. Sebelum merampungkan kalimatnya, Jonghyun
menarik lengan Jieun dan menciumnya. Lutut Jieun serasa lemas karena terkejut
namun namja itu merengkuh pinggang Jieun dan mendekapnya. Sepertinya Jieun
sadar jika ucapan teman-temannya tentang Jonghyun benar, namja itu memang
kadang-kadang menyeramkan dan... tidak terduga.
.
.
.
.
Namja itu melepas tautannya dan memandang Jieun dengan
intens hingga membuat gadis itu merona dan menunduk seperti tanaman putri malu
yang terkena sentuhan.
“Kau tahu kenapa aku begitu protektif ?” Jieun memberanikan
diri mengangkat wajahnya dan memandang namjanya lalu menggeleng pelan.
“Sebelum bertemu denganmu aku memiliki hubungan yang selalu
gagal, mereka bilang aku terlalu kaku dan dingin sehingga mereka menduakanku,
sejak saat itu aku mulai mengubah diriku menjadi namja yang lebih hangat dan
aku berjanji pada diriku sendiri aku tidak boleh kehilangan seseorang lagi”
jelas namja itu membuat Jeun sedikit tersentuh, ia memang selalu marah namun
tak pernah bertanya kenapa Jonghyun selalu over protektif terhadapnya dan kali
ini ia tahu alasannya. Jieun menyentuh wajah Jonghyun.
“Mianhae, aku benar-benar tidak tahu tapi kau perlu tahu,
aku bukan mereka, aku tidak akan meninggalkanmu” ucap Jieun dengan senyuman
yang begitu menenangkan bagi Jonghyun. Namja itu merengkuh Jieun kedalam
pelukannya.
“Gomawo, aku janji aku akan berubah”
“Jadi, apa boleh aku mengerjakan tugas dengan temanku tanpamu
?” tanya Jieun melepas pelukan itu lalu memandang Jonghyun.
“Tentu saja.. tidak”
“Mwo?” Jieun melepas rengkuhan itu dan menampakan wajah kusutnya namun Jonghyun kembali menarik Jieun dalam pelukannya.
"Aku bilang aku akan berubah tapi tidak secepat itu"
Sudah ku duga...
"Aku menginjinkanmu dengan satu syarat"
Hmmm ?
"Syarat apa ?"
"Jangan pernah mematikan ponselmu" Jonghyun tahu betul jika Jieun sedang keluar gadis itu pasti mematikan ponselnya karena takut diganggu Jonghyun.
"Oke"
"Aku bilang aku akan berubah tapi tidak secepat itu"
Sudah ku duga...
"Aku menginjinkanmu dengan satu syarat"
Hmmm ?
"Syarat apa ?"
"Jangan pernah mematikan ponselmu" Jonghyun tahu betul jika Jieun sedang keluar gadis itu pasti mematikan ponselnya karena takut diganggu Jonghyun.
"Oke"
"Good boy"
"I'm Girl"
"Ok Good Girl"
"Kkk~"
Fin~
Comments
Post a Comment