Life of Student [6]


Lee Ji Eun [IU], Oh Sehun, Kim Joon Myeon, Shannon William etc.

Drama, School Life, Teen

Part [1] [2] [3] [4] [5]


Sehun tidak langsung pulang setelah meminjam kamera dari Joon Myeon, ia memakirkan mobilnya dipinggir sungai Han hanya untuk sekedar menenangkan diri. sekarang ia sudah mengetahui kebenaran lain yaitu Joon Myeon telah menyukai Jieun secara diam-diam.

Sehun memandang kosong hamparan air dan lampu-lampu kota yang menghiasi malam. Sesekali ia menghela nafas.

Bodoh kau Sehun, kenapa baru sadar jika telah menyukai Jieun sekarang

Apa yang harus kulakukan sekarang ?

“Arrrgghh...” namja itu menggeram kecil karena kesal sendiri dengan keadaan yang sama sekali tidak ia harapkan.

____

Sehun sampai dirumah, ia masuk namun Yang Bi memandang Sehun seakan ada yang aneh pada adiknya itu.

“Wae ? apa Joon Myeon tidak memperbolehkan kau meminjam cameranya ?” namun Yang Bi baru sadar jika Sehun menggenggam sebuah camera ditangannya. Jika Joon myeon memperbolehkan Sehun meminjam cameranya, lalu ada apa dengan wajah kusut adiknya ?

“Ige, aku lelah, aku ingin tidur” ucap Sehun lalu menyerahkan camera ditangannya. Jika saja ia tak bisa menahan emosinya, bisa dipastikan camera milik Joon Myeon itu sudah ia hancurkan dari tadi. Sehun berlalu tanpa memandang kakaknya lagi.

Apa bocah itu masih marah karena aku menyuruhnya untuk meminjam camera dari Joon Myeon ? Jika benar, dia sangatlah kekanakan..

Yang Bi kembali ke dapur untuk membuatkan cokelat panas yang akan ia berikan pada adiknya sebagai ucapan terimakasih.

Tok tok tok, mengetuk pintu Sehun meski pintunya tidak tertutup sepenuhnya. Yang Bi memasuki kamar Sehun sembari membawa segelas cokelat panas buatannya.

“Hey ini untukmu” ucap Yang Bi lalu meletakan gelas itu dinakas samping tempat tidur. Yang Bi mengernyit karena melihat Sehun melamun dipinggir jendela.

“Kau marah padaku karena aku menyuruhmu meminjam camera ?” tanya Yang Bi.

“Ani, siapa bilang aku marah pada noona”

“Lalu kenapa sikapmu jadi aneh begini setelah pulang dari rumah Joon Myeon ? apa ada masalah ?” Sehun menunduk lalu memandang kakaknya.

“Ceritakan saja padaku, apa yang terjadi, mungkin noona bisa membantu” ucap Yang Bi seakan mengerti arti tatapan adiknya itu. Sehun menghela nafas.

“Aku baru tahu jika Joon Myeon menyukai gadis yang juga kusukai”

“M mwo ? apakah gadis itu Shannon ? bukankah kalian juga menyukai Shannon saat SMP ?” Sehun menggeleng.

“Bukan noona, itu sudah lama, aku kira dia masih menyukai Shannon karena sering membicarakannya tapi ternyata tidak, ia menyukai Jieun. Gadis yang juga satu team dengan kami untuk mengikuti olimpiade”

“Ya ampun, kenapa terjadi hal yang seperti ini lagi. Lalu apa yang akan kau lakukan ?”

“Itu juga yang ingin aku tanyakan, apa yang harus kulakukan noona ?”

Masalah yang klasik..

Kurasa semua orang pernah menyukai orang yang disukai temannya..

“Kurasa kau harus jujur pada Joon Myeon”

“M mwo !? Yakk apa noona gila”

“Dengar dulu, katakan saja yang sejujurnya dari pada nanti ia tahu dari orang lain dan membuat persahabatan kalian pecah lagi. Dan bicarakanlah baik-baik dengannya lalu cari jalan keluar bersama” Yang Bi hanya bisa menyarankan apa yang terpikir olehnya. Semoga saja sarannya membantu sang adik. Sehun termenung memikirkan apa yang Yang Bi katakan.

Tak ada salahnya dicoba, saat waktunya tepat aku akan mengatakan yang sebenarnya pada Joon Myeon.

“Ya sudah kalau begitu noona tidur dulu” Sehun mengangguk dan Yang Bi beranjak dari kamar Sehun. Sementara namja itu kembali memandang keluar jendela.

Tidak, aku harus fokus sekarang ini, olimpiade semakin dekat.

Akan kuselesaikan semua ini setelah olimpiade itu terlewati.

<<>> 

“Yaa.. Lee Jieun, ada apa dengan matamu, kau tidak tidur nyenyak ya semalam ?” Tanya Eun Bi saat mereka dikantin.

“Yaa.. aku tidak tahu ternyata mengikuti olimpiade benar-benar akan membuatku stress sampai tidak bisa tidur seperti ini T.T Kau bayangkan saja olimpiade akan benar-benar diselenggarakan dua hari lagi, bagaimana jika aku tak bisa mendapat medali emas atau.. atau..”

“Ck ck ck.. kau terlalu over memikirkan semua bayangan buruk itu.  Santai saja dan tenanglah, aku yakin kau bisa, setidaknya jangan pikirkan menang atau kalah yang penting kan kau sudah berusaha dengan baik. Bukankah itu yang paling penting ?” ucap Eun Bi mencoba menenangkan temannya itu. seketika Jieun ingat ucapan itu.

“Jung Ha juga mengatakan hal yang sama”

“Kalau begitu jangan pikirkan lagi, lakukan saja yang terbaik”

“Eoh” Jieun mengangguk, meski sedikit ia sudah mulai tenang. Setidaknya mencoba menenangkan dirinya sendiri.

“Nah gitu dong. Semangat Jieun !” pekik Eun Bi ceria, Jieun mengangguk seraya mengepalkan tangannya diudara namun dengan setengah semangat. Setelah beristirahat dan mengisi perut mereka. Eun Bi dan Jieun kembali memasuki kelas namun karena gurunya tidak bisa hadir maka mereka hanya diberi tugas yaitu melukis. Melukis objek apapun, tak ada tema yang harus dipenuhi. Mereka bahkan diizinkan untuk melukis diluar kelas untuk mencari objek yang tepat. Hal itu sedikit membuat kepala Jieun yang panas memikirkan olimpiade sedikit berkurang. Ia dan Eun Bi memutuskan untuk melukis ditaman sekolah.

“Aishh aku benci pelajaran seni” racau Eun Bi.

“Wae ?” tanya Jieun seraya menoleh.

“Kau tahu kan aku tidak bisa melukis” keluh Eun Bi.

“Lukis saja yang mudah misalnya pohon disebelah sana itu” ujar Jieun seraya menunjuk kearah pohon beringin yang berdaun lebat yang rumornya memiliki penunggu namun entah berita itu benar atau salah, Jieun tak tahu pasti.

“Hiiy, bagaimana jika nanti aku memperhatikan pohon itu terus, aku malah melihat penampakan. Aku akan melukis langit dan burung saja”

“Haha.. terserah padamu saja”

“Lalu apa yang akan kau lukis ?” Kini Eun Bi yang penasaran apa yang akan Jieun lukis.

“Entahlah..” ucap Jieun lalu beranjak.

“Eh mau kemana ?” tanya Eun Bi.

“Kurasa aku akan berjalan-jalan sebentar untuk mencari objek yang akan ku lukis. Kau mau ikut ?” Eun Bi menggeleng.

“Aku disini saja”

“Awas ada penampakan loh” goda Jieun.

“Yaakk jangan menakutiku, pergi sana”

“Haha” Jieun pun melangkahkan kakinya. Berjalan menyusuri sekolah guna mencari objek yang menarik untuk dilukis. Ia memperhatikan setiap hal yang ia pandang.

Benar-benar tidak ada mood untuk melukis..

Jika boleh aku ingin mencoret-coret buku gambar ini saja

Jieun berjalan kearah ruangan indoor yang biasanya dipakai untuk latihan basket. Jieun termenung sejenak saat mendapati Sehun tengah bermain basket seorang diri diruangan itu. Perlahan Jieun kembali berjalan menuju rentetan kursi penonton yang kosong lalu duduk disalah satunya. Memperhatikan namja itu yang masih melemparkan bola ke dalam ring meski wajahnya sudah mulai berkeringat.

Apa ia juga sedang stress sepertiku ?

Sehun masih mendribble bola nya, berlari mendekati ring lalu ia terhenti dan sadar saat seseorang tengah memperhatikannya dari kursi penonton. Seketika ia pun menoleh dan mendapati seorang gadis yang juga tengah memandangnya.

Jieun ?

Jieun sedikit tersentak saat Sehun melihatnya. Ia merasa tertangkap basah karena tengah memperhatikan namja itu. namun kemudian ia tersenyum untuk mengurangi rasa gugupnya. Tapi Sehun kembali memainkan bolanya dengan wajah datar.

Lihatlah sikapnya itu, aku sudah senyum manis-manis begini tapi dia malah memalingkan wajahnya.

Plung.. Bola yang Sehun lempar masuk kedalam ring. Namja itu lalu berhenti bermain basket dan berjalan menuju kearah Jieun.

D dia kemari.. wajahnya menakutkan saat seperti itu.

“H hai-“ sapa Jieun dengan mulut tersenyum lebar. Jieun berharap mood Sehun hari ini sedang baik.

“Sedang apa kau disini ?” tanya Sehun tanpa basa-basi.

“Hanya.. hanya sedang mencari objek untuk dilukis, ya benar objek untuk dilukis“ jawab Jieun dengan senyum canggungnya. Sehun memandang buku gambar Jieun yang masih kosong tak ternoda.

“Apa yang akan kau lukis disini ? bukankah yeoja biasanya melukis bunga atau semacamnya ? tidak ada hal menarik yang bisa dilukis disini”

“Mmm entahlah.. sebenarnya aku hanya sedang mencari udara segar, tidak ada mood untuk melukis apapun jadi aku kesini saja” ujar Jieun jujur.

“Oh” Sehun duduk disamping Jieun. Menghela nafas.

“Ada masalah lagi ya ?” tanya Jieun.

“Masalah itu sangat menyukaiku jadi ya beginilah”

“Apa lagi sekarang ?”

Masalahnya adalah kau.. Lee Jieun.

“Jangan dibahas. Sebaliknya apa yang sedang menggangumu hingga tidak mood segala ?” tanya balik Sehun.

“Yaah apalagi jika bukan olimpiade, entahlah, semakin dekat hari kita akan mengikuti olimpiade, semakin gelisah saja rasanya. Kita mungkin bisa menyemangati orang lain tapi menyemangati diri sendiri itu ternyata lebih sulit” sehun memandang wajah Jieun yang kusut, bahkan kantung matanya menghitam. Namja itu rasa Jieun tidak bisa tidur sangking stress nya.

“Tenang saja. cukup lakukan yang terbaik” entah mengapa kalimat itu membuat Jieun tersenyum kecil.

“Kau orang ketiga yang mengatakannya”

“Aku tak cukup terkejut, Semua orang pasti akan mengatakan hal yang sama untuk menyemangatimu” Jieun mengangguk pelan.

“Oia ngomong-ngomong apa yang kau lakukan disini ? jangan bilang kau bolos lagi ?” tebak Jieun.

“Guruku sedang rapat jadi kami hanya diberi tugas dan saat tugas ku sudah selesai, aku keluar saja”

“Ooh..”

“Jadi apa kau sudah memutuskan untuk melukis sesuatu ?”

“Mmm, aku sungguh tak mood dan tak memiliki inspirasi sekarang ini”

“Lalu kau tidak akan mendapat nilai untuk tugas kali ini ?”

“Aku tak perduli”

“Yaa.. aku baru tahu bahwa seorang Lee Jieun juga memiliki rasa tak perduli terhadap pelajaran”

“Diamlah, bukan waktunya untuk menggodaku sekarang”

“Oke-oke, berikan padaku pensil dan buku gambarmu” Jieun mengernyit.

“Sudah percaya saja” tambah Sehun. Tanpa berfikir lagi, Jieun menyerahkan pensil dan buku gambarnya pada Sehun.

“Apa yang akan kau lakukan dengan itu ?”

“Aku akan melukis untukmu”

“Mwo ?”

“Apa yang akan kau lukis ?”

“Dekatkan kaki kananmu pada kaki kiriku” Jieun semakin bingung tapi ia menuruti ucapan Sehun. Setelah ia mendekatkan kaki kanannya, Sehun mulai menggoreskan pensil diatas buku gambar.

Oh.. dia melukis sepatu kananku dan sepatu kirinya.

Entah mengapa Jieun tersenyum seraya menggeleng kecil. Diam-diam ia memperhatikan wajah serius namja itu. wajah rupawan yang entah mengapa membuat Jieun betah memperhatikannya lama-lama. Sesekali ia memperhatikan hasil lukisan Sehun dari mulai sketsa hingga arsiran halus dari goresannya.

Dia pandai melukis..

Kurasa dia memang pandai dalam segala hal

Jieun masih memperhatikan, Sehun juga masih melanjutkan lukisannya. Namun Jieun mendongak saat mendengar langkah kaki, dua anak perempuan yang memakai baju olahraga itu memasuki indoor basket.

Eoh ? itukan Shannon ..

“Shannon !” pekik Jieun memanggil adik kelasnya itu yang tak lama kemudian membuat Shannon dan satu temannya menoleh kearah Jieun. Pekikan Jieun juga membuat Sehun menoleh dan menghentikan lukisannya.

Jieun mengenal Shannon ?

“Hai Sun-“ ucapan Shannon terhenti saat menyadari ada Sehun disamping Jieun.  Tengah menatapnya dengan raut datar.

Sedang apa mereka disini ? batin Shannon.

“Apa yang sedang kau lakukan disini ?” tanya Jieun.

“Oh, kelas kami akan melakukan olahraga dan saem memintaku untuk mengambil bola basketnya disini”

“Oh begitu, itu disana bola basket nya” Shannon mengangguk kecil, memandang Sehun sesaat sebelum akhirnya mengambil bola basket yang Jieun tunjukan.

____

Shannon meremas bola basket ditangannya. Jika saja bola basket itu adalah balon, pasti sudah pecah sedari tadi. Jung In Gi, siswi tomboy yang menemaninya itu sedikit bingung dengan diamnya Shannon setelah mengambil bola basket dari indoor tadi.

“Waeyo, Shannon-a ?”

“Eoh ? a aniyo”

Sehun oppa, apa yang kau lakukan disana dengan yeoja jelek itu !?
Ingin rasanya Shannon berteriak dan menarik rambut Jieun agar yeoja itu menjauh dari Sehun. Ia sudah tidak bisa tahan lagi, ia harus bergerak cepat atau semua tidak akan berjalan sesuai rencana.

_____

“Wae ? kenapa kau terlihat ragu untuk melanjutkan lukisannya ?”

“Darimana kau mengenal Shannon ?” Sehun benar-benar penasaran. Apa Jieun juga tahu jika Shannon adalah mantan pacarnya ?

“Wae, apa kau mengenalnya juga ?” bukannya menjawab, Jieun justru berbalik bertanya.

Itu artinya dia belum tahu tentang hubungan kami

“Aku yang lebih dulu bertanya jadi jawablah” terdengar dingin dan datar.

Dia terlihat kesal, ada apa lagi ini -_- huuh

Akhirnya Jieun pun menceritakan bagaimana ia mengenal Shannon.

“...Jadi itulah awalnya kami saling mengenal, haha konyol bukan ?” Tawa Jieun perlahan memudar melihat Sehun sama sekali tak tersenyum apa lagi tertawa. Namja itu memasang muka datarnya dan kembali melanjutkan lukisannya.

Dia yang bertanya tapi lihatlah reaksinya, dasar namja aneh

“La lalu apa kau mengenal Shannon ?” Jujur saja Jieun menjadi penasaran dengan perubahan sikap Sehun setelah melihat Shannon tadi.

“Tidak” hanya satu kata itu dan tak ada lagi pembicaraan antar keduanya.

Oke, lagi pula apa peduliku.. percuma saja bertanya padanya -_-

15 menit berlalu, mata Jieun mulai berat pertanda ia ngantuk. Ia tahu kenapa hari ini ia cepat ngantuk dan lelah karena tadi malam ia tidak bisa tidur cepat akibat memikirkan olimpiade itu. Sehun menoleh saat bahu kirinya terasa berat dan kepala Jieunlah yang sudah bersandar dibahu kirinya. Sehun memperhatikan wajah Jieun.

Benar-benar tak ada yang menarik dari parasnya lalu apa yang membuatku menyukainya ? sulit dipercaya..

Sehun menggeleng lalu kembali melanjutkan lukisannya. Tinggal beberapa bagian yang harus disempurnakan lagi hingga lukisan itu jadi. 5 menit kemudian, Lukisan itu akhirnya selesai.

Karyaku selalu saja bagus xixi.. batin Sehun.

Namja itu kembali menoleh ke kiri, memandang wajah Jieun lagi. Gadis itu terlihat damai jika sedang tertidur seperti sekarang dan Sehun tak berani untuk mengacaukan kedamaian itu dengan membangunkannya.

Bulu matanya indah..

Wajahnya juga bersinar..

Bibirnya.. Sehun tidak tahu pasti kenapa ia semakin memajukan wajahnya hingga-

“Sehun !” Sehun terperanjat kaget lalu menoleh, dia melihat Joon Myeon diambang pintu ruangan itu. kemudian menghilang begitu saja. Sehun ingin beranjak dan mengejar Joon Myeon tapi ia tak bisa membangunkan Jieun begitu saja. namun karena tak ada pilihan, akhirnya ia menyenderkan kepala Jieun dikursi kosong disampingnya, meletakan hasil lukisannya dipangkuan Jieun lalu beranjak dari sana.

Ya Tuhan ternyata apa yang kutakutkan terjadi juga..

Sehun keluar dari indoor itu lalu menoleh kesana kemari mencari sosok sahabatnya yang bernama Joon Myeon.

Tempat yang akan Joon myeon kunjungi disaat seperti ini adalah..

Sehun terus berfikir.

Rooftop..

Setelah mengetahui jawabannya, Sehun kembali melangkahkan kakinya menuju rooftop gedung sekolah mereka. Ia berjalan dengan langkahnya yang besar, sesekali ia malah hampir menabrak siswa yang sedang berjalan di lorong. Setelah menaiki puluhan anak tangga, akhirnya ia sampai di rooftop gedung. Dari kejauhan ia sudah bisa melihat Joon myeon tengah bediri dipinggir gedung yang terpagar tralis besi. Perlahan Sehun menghampiri Joon myeon.

“Joon myeon-a“ Joon myeon berbalik lalu memandang Sehun tajam.

“Kenapa kau tidak mengatakan jika kau juga menyukai Jieun hah ? dan apa yang akan kau lakukan tadi padanya !?”

“Tolong dengar penjelasanku, aku hanya tidak ingin kita menyukai yeoja yang sama lagi”

“Tapi bukankah ini sudah terjadi, bodoh !”

“Aku tahu ! aku juga bingung me-“

“Bullshit !” Dan Joon myeon menghantam Sehun dengan bogem mentahnya. Dan tidak disangka Sehun membalas pukulan Joon myeon diwajahnya itu. hingga keduanya terlibat perkelahian. Perkelahian tampak seimbang, Sehun mendapatkan memar diwajahnya begitu pula Joon myeon yang hidungnya mengeluarkan darah. Membuat ia semakin marah dan kembali memukul Sehun namun Sehun berhasil menghindar lalu Bug, ia memukul perut Joon Myeon dengan sikunya. Joon Myeon tergopoh namun ia masih bisa berdiri lalu Bug, ia menendang perut Sehun dengan kakinya. 

Sebenarnya ada seseorang yang memperhatikan mereka, namun ia hanya diam dan memperhatikan tanpa berniat memisahkan keduanya. Dan orang itu adalah Shannon.

Keduanya terduduk saat tenaga mulai habis dan tak ada lagi amarah yang harus disalurkan. Duduk dengan wajah lebam dan nafas memburu, mengambil oksigen untuk mengisi paru-paru mereka. Menunduk menahan sakit yang baru terasa saat mereka tak lagi saling memukul.

“Sejak kapan kau menyukainya ?” tanya Joon myeon.

“Entahlah, bagaimana denganmu ?” tanya Sehun.

“Aku juga tidak tahu, kurasa sikap dan prilakunya yang membuatku tertarik” jawab Joon myeon.

“Ini tidak akan berhasil, kurasa agar adil, bagaimana jika kita bersaing secara sehat ?”

“Akan lebih baik jika kau menjauhinya” ucap Joon myeon lalu melirik Sehun.

“Jangan bersikap egois seperti itu” ucap Sehun dengan kepalan ditangannya.

“Tapi kurasa idemu bagus juga, akan lebih baik jika kita bersaing secara sehat”

“Deal” Sehun mengulurkan tangan. Joon myeon memandangnya beberapa saat sebelum akhirnya membalas uluran tangan itu.

“Deal” jawab Joon myeon.

“Bodoh, jika bisa dibicarakan seperti ini lalu kenapa kita harus berkelahi ?” Joon myeon tersenyum kecil.

“Tak ada salahnya sesama namja berkelahi sesekali. Lagi pula aku benar-benar emosi melihatmu dengan Jieun tadi”

“Cih..” Sehun pun tersenyum kecil setelahnya. “Sebenarnya aku juga tidak tahu apa yang kulakukan tadi” lanjut Sehun.

“Diamlah atau aku akan memukulmu lagi, Oia ngomong-ngomong seisi sekolah pasti akan heboh jika melihat luka-luka ini”

“Membolos saja sampai pulang sekolah”

“Ide bagus” dan dua namja berseragam putih abu itu duduk disana hingga bunyi bel pulang sekolah terdengar. Memandang langit yang tak secerah biasanya dan merasakan angin berhembus tak lebih segar dari biasanya. Meskipun sulit, ternyata kejujuran itu lebih baik. Intinya hanya harus saling terbuka.

Disisi lain, Shannon semakin kesal saat mengetahui bahwa Jieun tengah disukai dua namja yang pernah menyukainya. Ia berada disana saat tak sengaja melihat Sehun berlari dilorong sekolah. Karena penasaran ia pun mengikuti Sehun dan inilah yang ia dapat. Sebuah kebenaran baru yang semakin membuat ia tak mengerti. Sebenarnya apa yang menarik dari Jieun hingga Sehun dan Joon myeon memperebutkannya sampai rela babak belur seperti itu.

I don’t believe it

Shannon tidak bisa menerima ini. Jika Sehun sudah mengakui bahwa ia menyukai Jieun, rencananya untuk kembali pada namja itu akan semakin sulit.

_____

Jieun terbangun namun ia tak mendapati orang lain disana.

Kemana Sehun ? Gadis itu mengedarkan pandangannya namun kemudian Jieun bangkit dan menemukan buku gambarnya yang awalnya kosong kini sudah terisi dengan lukisan tangan Sehun. Memperhatikannya sesaat.

Bagus..

Tapi kenapa dia melukis sepatuku dan sepatunya ?

Ah masa bodoh yang penting aku tak perlu bersusah payah untuk melukis

Jieun bangkit, memandang jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya.

Oh tidak, aku sudah telat 10 menit untuk pelajaran selanjutnya.

Dengan tergesa ia mulai melangkah keluar ruangan itu sembari membawa buku gambar dan pensilnya. Beberapa menit kemudian ia sampai didepan kelas, memasukinya dan meminta maaf pada ssaem dipelajaran selanjutnya karena datang terlambat.

“Yaa.. kemana saja kau ?” bisik Eun Bi sesampainya Jien disampingnya.

“Tentu saja melukis, tapi aku ketiduran sedikit tadi kkk~”

“Pantas saja kau terlambat” Eun Bi melirik hasil lukisan Jieun dan terkagum-kagum.

“Waah, Lukisan mu bagus sekali, tapi kau melukis sepatu siapa ?” Jieun hanya tersenyum seraya mengedikan bahu.

“Hey, kau mencurigakan” lagi-lagi Jieun hanya tersenyum tanpa menjawab.

“Katakan padaku sepatu siapa yang kau luk-“

“Jang Eun Bi, jangan gaduh !” Eun Bi terkesiap dan langsung menunduk saat Kim Ssaem memekik serta siap melemparnya dengan penghapus papan tulis membuat Jieun terkekeh melihatnya.

<<>> 

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, apalagi jika bukan hari dimana ketiga murid yang terpilih mengikuti olimpiade. Sebelum berangkat, Jieun, Joon Myeon dan Sehun berkumpul diruang kepala sekolah.

“Saya hanya ingin menyampaikan sepatah dua patah kata, saya harap kalian mengikuti olimpiade ini dengan kepala dingin dan jangan tegang. Lakukan yang terbaik yang kalian bisa. Usahakan menangkan medali emas supaya mengharumkan nama sekolah kita” ucap sang kepala sekolah.

“Iya pak” jawab Joon Myeon sementara Sehun dan Jieun hanya mengangguk paham.

_____

Ketiga murid perwakilan Seoul High Shcool itu berpelukan dengan mata berair, bahkan Jieun sudah menangis sesenggukan. Sesekali ia mengelap ingusnya. Jieun benar-benar masih tak percaya dengan apa yang mereka peroleh sekarang ini. Berawal dari keengganan digabungkan dengan kedua namja disampingnya untuk mengikuti olimpiade matematika. Berawal dari sesuatu yang sulit untuk disatukan dan menjadi olok-olokan kedua namja itu hingga perlahan mulai berteman dengan mereka. Mengenal Joon Myeon yang terlihat menyebalkan namun sebenarnya memiliki karakter yang menyenangkan dan bersahabat. Juga mengenal Sehun, namja moody yang kadang membuat Jieun bingung dengan sikapnya yang berubah-ubah sebelum ia tahu bahwa namja itu memiliki masalah dikeluarganya yang membuat ia seperti itu dan perlahan Jieun mulai mengerti, memang seperti itulah sifat Sehun namun jauh dilubuk hatinya namja itu orang yang tak bisa melihat orang lain mengalami kesulitan. Dan disinilah Jieun sekarang, berpelukan dengan kedua namja itu setelah mengikuti dan mendapatkan pengumuman usai olimpiade berakhir.

“Kita melakukannya” ucap Sehun tak percaya, Joon Myeon mengangguk antusias.

“Kita berhasil memenangkan medali emas !” pekik Jieun. Ketiganya berpandangan sejenak lalu-

“YEEYY !” saling berpegangan tangan dan bersorak-sorai.

Aku melakukannya dengan baik dan inilah hasilnya, terimakasih Tuhan. Batin Jieun

Ibu, aku telah membuktikannya, kuharap kau bahagia setelah mengetahuinya. Batin Sehun.

Akhirnya aku berhasil melakukan sesuatu dengan benar, Kakek semoga kau bangga mendengarnya. Batin Joon Myeon. 

To be continue ~

#Haiiiii, siapa yang nunggu ff ini ? Ga ada -_- ? Oke whatever :D Oia author cuma mau ngasih tau kemungkinan part selanjutnya udh end. dan mian disini pas olimpiade nya ga bnyak diceritain gmn prosesnya soalnya author ga tau gmn olimpiade yg sesungguhnya wkwk.. jadi ya tau-tau menang aja haha gpp lah ya. Ok, see u next time :-)




Comments

  1. Wahhhhh penaasarn sma kelanjutannya. Kira2 si shanoon mau ngapain setelah tau klo sahun suka ma jien?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau ngapain ya ? nantikan di part selanjutnya :-)

      Delete

Post a Comment