Lee Ji Eun [IU], Oh Sehun, Kim Joon Myeon, Shannon William etc.
Drama, School Life, Teen
Ternyata dia, ku kira
hantu, dasar bodoh...
Jieun lupa jika ruangan UKS dibagi menjadi dua bagian. Yang
satu khusus untuk yeoja dan yang satu khusus untuk namja. Mungkin dari sana
Sehun berasal.
“Heh aku bertanya sedang apa kau disini ?” tanya Sehun
ulang.
“Aku sakit, memang kau pikir apa lagi” Jieun tergeletak diranjang UKS memang karena apa lagi jika bukan karena sakit ? pertanyaan Sehun sungguh tak masuk akal.
“Sakit apa ? Memangnya kuman sepertimu bisa sakit ya ?”
“Yaaak, I itu.. hanya tamu b bulanan” Jieun sungkan mengucapkan hal
itu. Sehun terkekeh kecil.
“Kau disini hanya karena datang bulan ?”
“Kau tidak tahu sih rasanya seperti apa”
“Lagi pula untuk apa pula aku tahu tentang hal-hal seperti
itu -_-“
“Kau sendiri, apa yang kau lakukan disini ? pasti bolos” Sebenarnya Jieun hanya asal menebak.
“Kau sudah tahu jawabannya” ucap Sehun seraya berjalan
menuju dispenser. Ia haus, ingin minum.
“Ya ampun kau ini, kelas akselerasi kok bolos”
“Biar saja, kepintaranku tidak akan hilang hanya karena
bolos satu kali”
“Cih..”
Dasar Sombong..
Dasar Sombong..
Sehun mengambil air lalu berjalan menuju ranjang kosong
disamping ranjang Jieun. Namja itu duduk diatasnya lalu menengguk air dari
gelas plastik ditangannya.
“Sekarang apa lagi alasanmu membolos ? apa kau masih
memikirkan ibumu ?” Raut wajah Sehun berubah datar lagi.
“Bukan”
Bukan ? lalu kenapa
lagi dia..
“Lalu ?” Jujur saja Jieun penasaran. Tapi jika Sehun tak mau
menceritakannya pun tak apa.
“Hanya masalah dari masa lalu”
“Hah ?”
“Haha, bukan sesuatu yang harus kau pikirkan” Entah mengapa
tampang bloon Jieun saat tak mengerti apa-apa mampu membuat Sehun tertawa.
“Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu” lanjut Sehun seraya beranjak dari ranjang yang didudukinya.
“T tunggu dulu”
“Apa lagi ?”
“Boleh pinjam celana olaraga mu tidak” Jieun bingung saat ia harus pulang nanti, rok nya kotor terkena darah, tak mungkinkan ia pulang dengan keadaan seperti itu.
“Wae ?”
“Rok ku kotor karena mens. Tak mungkin kan aku pulang dengan
keadaan seperti ini”
“Celana olahragaku kotor, jika kau mau, aku bisa
mengantarkanmu pulang”
“J jinjja !?” Sehun mengangguk malas.
Tumben dia baik..
“Tapi jok mobilmu bisa kotor”
“Tak apa, sekarang bangunlah” Jieun mengernyit sejenak namun
kemudian ia mengikuti instruksi Sehun. Namja itu berjalan kehadapan Jieun, lalu
merogoh tas nya untuk mengambil jaket. Sehun lingkarkan jaket itu dipinggang
Jieun untuk menutupi noda darah di rok Jieun. Hal itu membuat Jieun sedikit
terkejut. Entah kenapa membuat Debaran dijantungnya menguat.
Y yaak ada apa denganku
? batin Jieun.
“Masalah teratasi” ucap Sehun lalu berjalan memimpin.
Sementara Jieun masih mematung beberapa saat sebelum akhirnya mengikuti Sehun.
____
Didalam mobil tak ada pembicaraan lagi. Sehun fokus dengan
kemudinya sementara Jieun duduk diam meski sebenarnya ia merasa tak nyaman
karena tengah mens.
Ding Dong .. ponsel Jieun berbunyi tanda ada pesan masuk.
Jieun membukanya lalu membaca pesan diponselnya itu.
Dari: Jung Ha
Noona, bisakah kau
membelikanku tteokboki Ny. Bong ? kumohon aku sedang ingin memakannya. Belikan
ya, please (@_@) aku tunggu ya, jangan lupa belikan ! gomawo noona-ya :-*
Membaca pesan dari adiknya itu membuat Jieun mendesah malas.
Hal itu membuat Sehun penasaran.
“Wae ?” tanya namja itu.
“Adik ku, dia itu banyak sekali maunya” keluh Jieun.
“Apa pesan itu dari adikmu ?” Jieun mengangguk sekenanya.
“Sehun-ssi, bisakah kita mampir dulu dikedai Ny.Bong ? adik
ku menitip tteokboki”
“Oh, boleh saja ta-“
“Ouh Jinjja gomawo, kurasa mood mu sedang baik hari ini
haha” ucapan itu membuat Sehun mengernyit.
“Apa maksudmu ?”
Oh tidak, aku salah
bicara ya..
“A ani..”
“Tapi dimana kedai Ny.Bong itu ?”
“Di ujung jalan ini ada perempatan, nah nanti tinggal belok
kanan saja. kedai itu tak jauh dari sana, tenang saja ada plangnya kok” Sehun
mengangguk pelan. Namun beberapa detik kemudian ia mengernyit.
Apa yang kulakukan ?
Kenapa aku menuruti
ucapannya ?
Aisshh ada apa
denganmu Sehun ?
“W wae ?” tanya Jieun yang melihat perubahan raut wajah Sehun
seakan namja itu sedang memikirkan sesuatu.
“...” Sehun tak menjawab.
“Tapi j jika kau keberatan, kau turunkan saja aku
diperempatan. Aku bisa pulang sendiri setelah membeli tteokboki” ucap Jieun
hati-hati plus senyuman canggung. Ia hanya tidak ingin Sehun merasa direpotkan.
Namun Sehun menoleh sesaat dan berucap “Aku akan mengantarkanmu sampai rumah”
nada itu terdengar datar dan dingin membuat Jieun bingung dan merasa tidak
enak.
Dia itu ikhlas tidak
sih ? membuat frustasi saja..
_______
Jieun tengah menunggu pesanan tteokbokinya sementara Sehun
tak beranjak dari dalam mobilnya menunggu Jieun. Diam-diam Jieun memperhatikan
Sehun dari dalam kedai.
Aku benar-benar tidak
bisa menebak watak namja itu..
Sebentar-sebentar
marah, sebentar-sebentar murung dan jadi pendiam, sebenarnya apa yang ia
pikirkan sih ?
Dia seperti-
“Nona Lee ?” Jieun menoleh kearah pelayan yang sudah membawa
pesanannya.
“Oh sudah ya, terimakasih” pelayan itu mengangguk dan
tersenyum. Setelah mendapatkan tteokboki titipan adiknya. Jieun pun melangkah
keluar kedai karena ia sudah membayar pesanannya lebih awal.
“Maaf lama ya ?” ucap Jieun sesampainya di mobil Sehun.
“Tidak juga”
Dalam perjalanan, suasana kembali hening dan terkesan
canggung. Jieun tidak suka suasana seperti itu. rasanya seperti sulit untuk
bernafas. Ia pun memikirkan untuk membuat topik pembicaraan, tapi bingung apa
yang ingin ia bicarakan.
“Sehun-ssi”
“Hmm”
“Apa yang kau sukai ?”
Kenapa dengannya ? kenapa tiba-tiba menanyakan hal seperti itu ?
Kenapa dengannya ? kenapa tiba-tiba menanyakan hal seperti itu ?
“Aku suka sepak bola” Jieun menghela nafas.
“Aku tidak suka sepak bola” gumam Jieun. “Lalu makanan apa
yang kau sukai ?”
“Udang saus tiram”
“Aku alergi udang” gumam Jieun lagi, yeoja itu tampak
frustasi.
“Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan ?” tanya Sehun
penasaran.
“Aku hanya ingin mengobrol dan mencari topik pembicaraan
karena suasana terasa canggung, siapa tahu kita menyukai hal-hal yang sama tapi
kau menyukai sesuatu yang tidak aku sukai. Akan lebih baik jika kita bertengkar
seperti dulu” ucap Jieun jujur. Gadis itu tampak kesal sendiri. Dan hal itu
justru membuat Sehun tersenyum.
“Kau ini benar-benar polos ya”
“Aku hanya mengucapkan apa yang ada dipikiranku”
“Haha..” Entah kenapa Sehun tak bisa menghentikan
senyumannya.
“Yaakk kenapa malah menertawakanku !?” Jieun tak mengerti bagian mana dari ucapannya yang mampu membuat Sehun tertawa.
Namja Aneh..
Namja Aneh..
“Hahahaha.. Lee Jieun kau itu benar-benar gadis langka”
“Yaaak -_-“
“Aku akan memanggilmu si gadis langka hahaha”
Dan suasana canggung itu sudah pergi tergantikan pertikaian
kecil yang setidaknya tak sebosan keheningan sebelumnya.
____
Jung Ha dengan setia menunggu kakaknya pulang dari sekolah.
Bocah itu menunggu dihalaman rumah seraya memainkan bola basket ditangannya.
Sebenarnya bukan Jieun yang ia tunggu tapi makanan pedas bernama tteokboki.
Membayangkannya saja mampu membuat air liurnya menetes.
Tak lama sebuah mobil yang pernah dilihatnya berhenti
didepan rumahnya.
Bukankah itu mobil
dari namja yang pernah mengantarkan noona ?
Wooahh jadi noona
benar-benar sudah mempunyai namjachingu ?
Daebak..
Setelah mobil benar-benar berhenti, Jung Ha menghampirinya
dan tampaklah sang kakak keluar dari dalam mobil itu.
“Noona” ucap Jung Ha ramah penuh senyum namun Jieun hanya
menampakan wajah datarnya.
“Apa kau ?”
“Mana pesananku ?” ucap Jung Ha sembari mengulurkan tangan.
“Dasar, Nih” Jieun menyerahkan bungkusan tteokboki itu pada
adiknya.
“Sehun-ssi, terimakasih karena sudah mengantarkanku” Sehun hanya
mengangguk. Belum sempat Jieun menutup pintu mobilnya, Jung Ha berlari memutari
mobil dan membuka pintu satu lagi. Ia hanya ingin melihat jelas pacar kakaknya
itu.
“Woaah..” Jung Ha kagum karena kharisma Sehun. Bagaimana
bisa sang kakak memiliki namjachingu sekeren dan setampan itu ? Jung Ha salut
dengan sang kakak.
“Yaaakk apa yang kau lakukan !?” pekik Jieun.
“Hyung, kau tidak ingin mampir dulu ?” Jung Ha mengabaikan
ucapan sang kakak dan malah menawari Sehun untuk mampir.
“Lee Jung Ha !”
“Hyung ayolah, sebentar saja, kita makan tteokbokinya
bersama-sama” Jung Ha tampak merajuk membuat Sehun bingung, ia hanya bisa memandang
Jieun dan Jung Ha bergantian.
“Ayolah, Hyung” Jieun menghampiri adiknya seraya menarik
baju sang adik.
“Yaakk jangan macam-macam” ucap Jieun pada Jung Ha.
“Baiklah kalau begitu aku akan mampir sebentar”
“Eh.. “ Jieun tak menyangka jika Sehun menyetujui permintaan
adiknya.
“Daebak, ayo hyung kita masuk” Sehun dan Jung Ha pun mulai memasuki rumah
sementara Jieun masih memperhatikan
mereka dengan kerutan dikeningnya.
See ? tindakannya
memang tidak bisa ditebak ..
Sesampainya didalam rumah, Jung Ha mempersilahkan Sehun
untuk duduk dan bocah itu sibuk mengambil sesuatu dari kamarnya.
“Maafkan sikap adik ku ya” lirih Jieun.
“Gwenchana, sepertinya dia benar-benar menyukaiku”
“Kau mau minum apa ?” tanya Jieun pada Sehun.
“Bisakah aku meminum soju ?”
“Y yaaakk, kita masih sekolah”
“Haha aku hanya bercanda. Aku akan meminum apapun yang kau
berikan”
“Jinjja ? baiklah, aku akan memberimu soju..”
“Waah”
“Plus racun, haha” lanjut Jieun. Gadis itu berlalu ke
kamarnya untuk mengganti baju, sementara Jung Ha kembali dengan peralatan playstationnya.
Raut Sehun berubah masam namun sedetik kemudian ia tersenyum kecil.
“Ayo kita main game fighter hyung, sudah lama aku ingin
memainkan ini. Kau tahu kan hyung, noona ku tidak suka bermain game” Jung Ha
terus saja mengoceh seraya memasangkan peralatan game nya pada televisi.
“Noona mu payah sekali sampai tidak suka bermain game”
“Setuju, ku kira hanya aku yang berfikir seperti itu”
“Haha, kurasa kita cocok”
“Yoi” kedua namja berbeda umur itu menyempatkan untuk
melakukan high five. Selesai memasang playstationnya, Jung Ha membuka bungkusan
tteokboki yang Jieun beli.
“Ayo Hyung kita mulai”
“Oke”
Satu jam kemudian, belum ada rasa lelah mendera keduanya, yang ada justru semakin seru. sementara Jieun baru saja selesai memasak dan makan siang seorang diri.
"Jung Ha-ya, bukankah kau ada les biologi hari ini ?" tanya Jieun seraya mengingatkan adiknya.
"Ah noona malas ah"
"Yaakk ! bangun dan bersiap-siaplah untuk berangkat les atau kuadukan pada ayah"
"Aishhh, ne ne, 15 menit lagi" Jieun menghembuskan nafas malas.
Ternyata dirumah ia juga gadis yang galak batin Sehun.
15 menit berlalu dan Jung Ha sudah tak ada didepan televisi untuk bermain PS bersama Sehun.
"Kalau begitu aku pamit dulu, Jieun-ssi"
"Oh ne, maaf atas sikap adiku"
"Gwenchana, lagi pula dia anak yang menyenangkan"
Tidak seperti kakaknya yang galak lanjut Sehun dalam hati.
"Dan terimakasih karena sudah mengantarkanku. Aku akan mengembalikan jaket mu setelah ku cuci" Sehun mengangguk. Setelah berpamitan, Sehun pun pergi.
Jung Ha kembali dari kamarnya setelah bersiap-siap untuk les.
"Kemana Sehun hyung ?"
"Dia sudah pulang" jawab Jieun seraya mencuci piring.
"Ck ck ck, kenapa kau biarkan pacarmu untuk cepat pulang, kalian bisa berduaan dulu kan setelah aku pergi. bukankah itu maksud noona menyuruhku les ?"
"Y yyakk .. s siapa bilang dia pacarku !?"
Jadi Jung Ha mengira Sehun pacarku ?
Dasar bodoh..
"J jadi dia bukan pacar noona ?" Jieun memang tak pernah mengatakan kalau Sehun adalah kekasihnya tapi Jung Ha kira mereka benar-benar sepasang kekasih.
"Tentu saja bukan -_- maka nya jangan asal menebak"
"Tapi kurasa dia menyukaimu" Jung Ha sangat setuju jika kakaknya menjalin hubungan dengan namja sekeren Sehun. namja yang masih SMA itu bahkan sudah bisa membawa mobil sendiri. betapa hebatnya itu, Jung Ha mengira pasti Sehun anak orang kaya.
"Jangan asal bicara"
Lama-lala ku getok kepalanya pakai pengaduk nasi
"Aku namja dan aku bisa tahu dari sikapnya"
"Yaakk ! cepat pergi les sana ! dasar bocah"
"Haha, ciee .. kuharap kalian berdua segera meresmikan hubungan" ucap Jung Ha sebelum akhirnya melesat menghindari teriakan kakaknya.
"Yaakk" Jieun menghela nafas. ucapan adiknya membuat ia kesal saja.
<<>>
Satu jam kemudian, belum ada rasa lelah mendera keduanya, yang ada justru semakin seru. sementara Jieun baru saja selesai memasak dan makan siang seorang diri.
"Jung Ha-ya, bukankah kau ada les biologi hari ini ?" tanya Jieun seraya mengingatkan adiknya.
"Ah noona malas ah"
"Yaakk ! bangun dan bersiap-siaplah untuk berangkat les atau kuadukan pada ayah"
"Aishhh, ne ne, 15 menit lagi" Jieun menghembuskan nafas malas.
Ternyata dirumah ia juga gadis yang galak batin Sehun.
15 menit berlalu dan Jung Ha sudah tak ada didepan televisi untuk bermain PS bersama Sehun.
"Kalau begitu aku pamit dulu, Jieun-ssi"
"Oh ne, maaf atas sikap adiku"
"Gwenchana, lagi pula dia anak yang menyenangkan"
Tidak seperti kakaknya yang galak lanjut Sehun dalam hati.
"Dan terimakasih karena sudah mengantarkanku. Aku akan mengembalikan jaket mu setelah ku cuci" Sehun mengangguk. Setelah berpamitan, Sehun pun pergi.
Jung Ha kembali dari kamarnya setelah bersiap-siap untuk les.
"Kemana Sehun hyung ?"
"Dia sudah pulang" jawab Jieun seraya mencuci piring.
"Ck ck ck, kenapa kau biarkan pacarmu untuk cepat pulang, kalian bisa berduaan dulu kan setelah aku pergi. bukankah itu maksud noona menyuruhku les ?"
"Y yyakk .. s siapa bilang dia pacarku !?"
Jadi Jung Ha mengira Sehun pacarku ?
Dasar bodoh..
"J jadi dia bukan pacar noona ?" Jieun memang tak pernah mengatakan kalau Sehun adalah kekasihnya tapi Jung Ha kira mereka benar-benar sepasang kekasih.
"Tentu saja bukan -_- maka nya jangan asal menebak"
"Tapi kurasa dia menyukaimu" Jung Ha sangat setuju jika kakaknya menjalin hubungan dengan namja sekeren Sehun. namja yang masih SMA itu bahkan sudah bisa membawa mobil sendiri. betapa hebatnya itu, Jung Ha mengira pasti Sehun anak orang kaya.
"Jangan asal bicara"
Lama-lala ku getok kepalanya pakai pengaduk nasi
"Aku namja dan aku bisa tahu dari sikapnya"
"Yaakk ! cepat pergi les sana ! dasar bocah"
"Haha, ciee .. kuharap kalian berdua segera meresmikan hubungan" ucap Jung Ha sebelum akhirnya melesat menghindari teriakan kakaknya.
"Yaakk" Jieun menghela nafas. ucapan adiknya membuat ia kesal saja.
<<>>
Hari-hari tenang sudah berakhir, kini rutinitas ketiga murid
yang terpilih untuk mengikuti olimpiade kembali berlanjut. Hari ini sepulang
sekolah mereka kembali berkumpul di kelas khusus untuk mendapat nilai hasil
ujian simulasi yang mereka ikuti beberapa hari yang lalu.
“Senang bertemu kalian lagi” ucap Bong ssaem basa-basi.
Ditangannya ada lembar jawaban ujian simulasi yang tentu saja sudah diberi
nilai.
“Baiklah, seperti yang sudah bapak bicarakan. Hari ini
kalian akan mengetahui nilai kalian masing-masing dan membuktikan apakah kalian
benar-benar serius mengikuti olimpiade ini” Joon Myeon, Jieun dan Sehun tampak
memperhatikan. Jujur saja mereka sedikit gugup dan makin penasaran dengan hasil
ujian simulasi yang sudah mereka ikuti.
“Bapak akan mulai dari Joon Myeon, kau mendapat nilai...”
Bong ssaem menggantung ucapannya lalu beralih memandang salah satu kertas
jawaban ditangannya.
“Selamat, kau mendapat nilai 8,60” Joon Myeon tersenyum
kecil.
“Selamat Joon Myeon-ssi” bisik Jieun dan hal itu membuat
Sehun menoleh sesaat namun kembali memperhatikan Bong ssaem.
“Selanjutnya untuk Sehun, kau mendapat nilai...” Sehun
menegapkan badannya dan memasang telinganya lebar-lebar. Ia berharap bisa lebih
tinggi dari Joon Myeon.
“8,90”
“Yes !” namja itu langsung mengepalkan tangannya dengan raut
bangga.
“Jangan senang dulu karena nilai yang paling tertinggi
didapatkan Jieun yaitu 9”
“Daebak !” pekik Joon Myeon.
“Yaa, nilainya tidak berbeda tipis denganku” bisik Sehun
pada Joon Myeon.
“Tapi jelas dia mendapat nilai lebih besar dari pada kau”
balas Joon Myeon membuat Sehun menampakan raut masamnya.
Jinjja !? Terimakasih
Tuhan, aku sudah melakukan yang terbaik dan inilah hasilnya.
“Selamat Jieun” ucap Bong Saem lalu menyerahkan lembar
jawaban pada tiga anak itu.
“Terimakasih pak” ucap Jieun dengan senyuman yang tak mau
lepas.
“Untuk kalian berdua, contohlah Jieun meski dia berasal dari
kelas biasa tapi dia mampu mengalahkan kalian berdua yang berasal dari kelas
akselerasi. Lakukan yang terbaik untuk olimpiade tahun ini oke ?”
“Siap pak !” koor ketiganya namun suara Jieun lah yang
paling semangat. Tentu saja, karena dia mendapat nilai tertinggi. Tak sia-sia
usahanya selama ini, namun hal itu tak akan membuatnya puas, pertempuran yang
asli adalah dalam olimpiade yang sesungguhnya. Olimpiade yang akan berlangsung
3 hari lagi.
“Ini pertemuan terakhir dalam sesi pelatihan, bapak harap
semuanya berjalan lancar. Bapak meminta maaf jika bapak memiliki kekurangan
dalam mengajar.Bapak benar-benar berharap tahun ini sekolah kita bisa memenangkan
medali emas. Baiklah untuk mengakhiri pelatihan ini, berdoa dimulai”
Jieun memejamkan mata, berdoa dengan sepenuh hati. Ia sangat
berharap apa yang ia lakukan selama beberapa Minggu kebelakang tidaklah
sia-sia. Ia harap ia bisa mengharumkan nama sekolahnya. Joon Myeon pun begitu,
didalam khidmatnya, ia berdoa agar dapat memenangkan medali emas. Mungkin
awalnya ia main-main tapi ia tetap berharap semuanya berjalan sesuai rencana. Tak jauh berbeda, Sehun pun
memanjatkan doanya saat kedua matanya tertutup.
Aku akan menunjukannya
pada ibu.
Aku akan membuatnya
bangga dan membuatnya tak pernah menyesal karena melahirkanku.
“Berdoa selesai”
“Pelatihan selesai, tenangkan pikiran kalian 3 hari ini
namun ingat jangan sampai kalian lalai dengan tanggung jawab kalian. Belajar
itu pasti tapi jangan sampai membuat kalian stres dan berdampak buruk pada
kondisi tubuh. Jaga fisik dan fikiran kalian. Sekian dari bapak, Kalian boleh
pulang”
“Terimakasih pak” ucap Jieun sebelum akhirnya Bong ssaem
keluar kelas.
“Terimakasih pak” ucap Joon Myeon dan Sehun kemudian.
“Huuuhh...” Joon Myeon menghembuskan nafas dan bersender
pada pada kursi yang didudukinya.
“Kenapa semakin dekat malah semakin membuat ku berdebar
seperti ini”
“Tenangkan dirimu Joon Myeon-ssi, jangan tegang”
“Betul apa yang Jieun katakan” ucap Sehun membuat Jieun
memandangnya lalu mereka saling melempar senyum kecil.
“Yaaa terimakasih sudah menebarkan rasa optimis kalian
padaku” ucap Joon Myeon penuh
penghayatan. Dia senang melihat Sehun dan Jieun sudah tak seperti kuncing dan
anjing yang tak pernah akur. Ini yang ia harapkan, dengan begitu kekompakan
team akan semakin kuat dan berpotensi memenangkan olimpiade.
“Kau berlebihan, menjijikan” ucap Sehun dengan menoyor wajah
Joon Myeon.
“Yaaakk ! aku serius”
“Hahaha..” tak elak membuat Jieun tertawa.
Namun disisi lain kelas, sepasang mata itu memperhatikan
mereka. Wajah cantiknya tampak datar.
Apa Sehun oppa
menyukai Jieun sunbae ?
Tidak, mana mungkin
yeoja jelek itu menarik perhatian Sehun oppa
Aku harus
memastikannya..
Tak lama ia beranjak meninggalkan kelas berisi ketiga murid
itu. berjalan melewati koridor dalam diam namun matanya menyiratkan kekesalan.
<<>>
Jieun bersandar disofa ruang tamu, matanya menatap layar
televisi namun pikirannya melayang. Memikirkan olimpiade yang akan diikutinya
semakin dekat.
“Noona”
“Hmm..”
“Kau seperti sedang kemasukan hantu, apa yang tengah kau
pikirkan ?” tanya Jung Ha yang sedari tadi mengerjakan PR nya didepan televisi.
“Olimpiade itu, apa aku bisa memenangkannya Jung Ha-ya ?”
“Gwenchana, bukan masalah menang atau kalah, tapi apakah
noona sudah melakukan yang terbaik. Bukankah itu yang terpenting ?”
Melakukan yang
terbaik..
Aku selalu melakukan
apapun dengan baik..
“Aku yakin noona bisa melakukan yang terbaik, sudah jangan
dipikirkan” Jieun mengangguk dalam diam.
_____
Sehun tidak menyukai
gadis itu kan ?
Jangan sampai ini
terulang lagi.. kami tidak boleh menyukai gadis yang sama lagi karena kurasa aku
mulai menyukainya..
Joon Myeon menatap foto-foto yang tertempel didinding meja
belajarnya. Hanya ada satu objek disana, yaitu seorang gadis berkacamata namun
terlihat manis dimatanya. Foto-foto itu diambilnya sendiri tanpa seizin objek
yang ada didalamnya.
Aku tak pernah
menunjukan perasaanku tapi.. jujur saja dia membuatku tertarik..
Gadis yang penuh dengan
kesederhanaan..
Perasaan ini sama
seperti dulu aku menyukai Shannon..
Tapi kurasa Shannon
sudah berubah, dia masih terlihat baik namun seperti ada sesuatu yang
disembunyikannya..
Dia bukan shannon yang
dulu..
Drrt Drrt ..
Joon Myeon tersadar dari lamunannya saat ponselnya bergetar,
ia meraihnya lalu memandang sejenak layar ponselnya.
Shannon ?
“Hallo”
“Oppa, bisakah kita
bertemu ?”
“Sekarang ?”
“Eoh, apa kau sibuk ?”
“Tidak juga sih”
“Kalau begitu temui
aku ditaman”
“Baiklah, aku akan segera kesana” dan klik, sambungan telpon
terputus.
Ada apa lagi
dengannya, malam-malam begini meminta bertemu..
Joon Myeon bangkit dari kursi belajarnya, meraih jaket lalu
pergi menemui Shannon.
____
Sehun keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil air
mineral.
“Apa yang sedang kau lakukan noona ?” tanya Sehun seraya membuka kulkasnya.
“Halmeoni mengirimkan kita banyak sekali sayuran hasil panen
tahun ini” Nenek Sehun tinggal dipedesaan dan memiliki lahan yang cukup luas dengan berbagai jenis sayuran yang ditanamnya. kadang saat sedang panen nenek Sehun mengirimi keluarganya yang berada di Seoul seperti sekarang.
“Baguslah, bisa menjadi stok kita, kau tak perlu berbelanja”
“Sayuran sebanyak ini jika disimpan terlalu lama akan busuk
juga kan”
“Iya juga sih, Lalu apa yang akan kau lakukan pada sayuran sebanyak itu ?”
“Aku akan memasaknya sebagian dan membagi-bagikannya pada
tetangga”
“Ide bagus” Sehun berlalu seraya membawa satu botol mineral
lalu duduk diruang tamu yang bersebelahan dengan dapur dan menyalakan televisi.
“Kudengar olimpiade itu akan berlangsung tiga hari lagi ?”
tanya Yang Bi.
“Begitulah”
“Kuharap kau melakukan yang terbaik”
“Tentu saja kak, lagi pula kapan aku tak melakukan sesuatu
dengan baik ?”
Aku tahu..
Kau selalu melakukan
yang terbaik untuk membanggakan ibu
“Kudengar juga Shannon kembali ke Korea”
Ouh aku bosan
mendengar namanya..
“Hmm..” Sehun hanya bergumam menanggapi pertanyaan kakaknya.
“Apa kau sudah bertemu dengannya ?”
Kami bahkan kembali
bertemu disekolah yang sama
“Noona berhentilah membicarakan gadis itu”
“Wae ? bukankah dia cinta pertama mu” Yang Bi tak pernah
tahu alasan yang sebenarnya Sehun dan Shannon berpisah. Yang Bi hanya mengira
mereka putus karena Shannon pindah ke Inggris karena memang moment putus Sehun
dan Shannon tak berjarak lama dengan kepindahan gadis itu ke luar negri.
“Aku benar-benar sudah melupakannya, untuk apa membicarakannya
lagi”
“Eiyy, mana mungkin cinta pertama begitu mudah untuk
dilupakan....” ucapan Yang Bi merambat kemasa kenangannya dengan cinta
pertamanya membuat Sehun malas mendengarnya.
Setidaknya kau masih
bersama cinta pertamamu sampai sekarang kak..
Tidak sepertiku yang
bernasib sebagai taruhan gadis-gadis gila itu...
“Oia Sehun-a”
“Apa ?”
“Bisakah kau meminjam camera milik Joon Myeon, besok noona ada
sebuah acara amal dan noona ditunjuk sebagai juru cameranya tapi noona kan
tidak memiliki camera yang bagus, jadi bisakah kau meminjamnya sekarang ?”
“Tapi inikan sudah malam, malas ah”
“Ya ampun, ayolah bantu noona kali saja” Sehun melirik
malas. Bukan apa-apa, sudah lama ia tak kerumah Joon Myeon karena memang jalan
menuju kerumah Joon Myeon itu memusingkan, banyak perempatan dan memasuki
gang-gang perumahan. Awal pertama ia kerumah Joon Myeon bahkan membuatnya
tersesat. Itulah mengapa ia malas untuk main kerumah Joon Myeon. Apalagi saat
ia harus mengalah dijalan sempit saat ada kendaraan berlawanan arah. Sehun tak
rela jika mobilnya sampai lecet.
“Baiklah-baiklah” dengan terpaksa Sehun bangkit dari sofa
nyaman itu. berjalan kearah kamarnya untuk mengambil kunci mobil.
“Oia, sekalian bawa ini untuk ibu Joon Myeon. Tidak enak
berkunjung malam-malam tanpa membawa apa-apa” setelah mengambil kunci mobil dan
turun, Yang Bi menyerahkan dua kotak besar makanan hasil masakannya. Lagi,
Sehun hanya mengangguk patuh.
Dia seperti ibu-ibu
cerewet jika sudah memakai celemek...
30 menit kemudian, Sehun sudah sampai dirumah Joon Myeon. Ia
mengetuk pintu.
“Sehun-a ?”
“Annyeong ahjumma, apa Joon Myeon nya ada ?”
“Sepertinya dia sedang keluar, masuklah dulu”
Kemana dia malam-malam
begini ?
Sehun pun mengangguk dan mulai memasuki rumah Joon Myeon.
“Ah ini ada sedikit makanan dari kakak ku”
“Oh ya ampun merepotkan saja, kakak mu sangat manis dan
baik, terimakasih”
“Sama-sama”
“Tunggu saja dikamar Joon Myeon, dia bilang dia tak akan
lama. Sebentar lagi juga pasti pulang”
“Ne” tanpa perlu berlama-lama lagi, Sehun menuju kamar Joon
Myeon.
_____
“Aku tidak bisa”
“Wae oppa ?”
“Kau mungkin cinta pertamanya tapi kurasa Sehun sudah tak
memiliki perasaan lagi padamu atau mungkin ia memilikinya namun rasa itu
tertutup rasa benci. Aku tak tahu pasti”
“Oppa jebal, bantu aku untuk dekat lagi dengannya. Aku kembali
karena ingin memperbaiki semuanya, aku menyadari kesalahan yang kuperbuat dulu
dan entah mengapa aku tak pernah bisa menghilangkan Sehun oppa dari pikiranku
sejak hari itu”
Joon Myeon menghela nafas.
“Baiklah, akan kucoba untuk membantumu sebisaku”
“Gomawo oppa, jinjja gomawo” Joon Myeon mengangguk kecil.
Setelah menemui Shannon dan mengobrol sebentar, Joon Myeon
kembali pulang. Sebenarnya ia sudah bosan berada diantara hubungan Shannon dan
Sehun namun apa boleh buat kedua orang itu memang dekat dengannya sejak SMP.
“Sayang, Sehun datang”
“Sehun ? tumben sekali, dimana dia sekarang bu ?”
“Ibu memintanya menunggu dikamarmu”
“Di kam- Mwo !?”
“W wae ?” Ny.Kim tampak kebingungan melihat keterkejutan
anak lelakinya itu.
Foto-foto itu ..
Joon Myeon menuju kamarnya dengan tergesa. Lalu membuka
pintu kamarnya dan mencari sosok Sehun.
Apa dia sudah melihatnya.. ?
“Hun, Sudah lama menunggu ?” tanya Joon Myeon basa-basi.
“Lumayan, kemana saja kau ?”
“Ada urusan sebentar”
Dia pasti akan marah padaku jika tahu aku menerima permintaan Shannon untuk mendekatkan mereka lagi...
Dia pasti akan marah padaku jika tahu aku menerima permintaan Shannon untuk mendekatkan mereka lagi...
“Foto-foto itu, Apa kau menyukai Jieun ?” akhirnya
pertanyaan itu datang juga. Tentu saja Sehun sudah melihatnya karena namja itu
duduk dikursi belajar milik Joon Myeon yang mengarah tepat pada foto-foto yang Joon
Myeon tempelkan di dinding meja belajarnya. Foto-foto gadis berkacamata bernama
Lee Jieun.
Joon Myeon tersenyum seraya menunduk.
“Akhirnya ketahuan juga, entahlah menurutku dia gadis yang
istimewa”
Sehun menampakan raut wajah datar.
Kenapa senyuman Joon Myeon membuatku kesal ?
Ada apa denganku ?
Kenapa senyuman Joon Myeon membuatku kesal ?
Ada apa denganku ?
“Menurutmu bagaimana ?” tanya Joon Myeon seraya duduk
diranjangnya.
Dia memang sangat
istimewa..
“Yaah seleramu sangat rendah tapi kurasa kalian cocok”
“Haha sialan, tapi benarkah kami cocok ?”
“Sangat cocok, beritahu dia secepatnya tentang perasaanmu”
“Y yaak jangan terburu-buru juga, aku harus mengumpulkan
keberanian dulu”
“Haha.. akhirnya temanku yang satu ini jatuh cinta juga”
senyuman itu terasa hambar dan penuh kepalsuan, entah mengapa Sehun tak
menyukai semua ini. Apa mungkin ia sudah jatuh cinta pada Jieun tanpa ia sadari
?
Tidak, jangan sampai
terulang lagi. Kami tak boleh menyukai yeoja yang sama..
Kali ini aku harus
mengalah.
To Be Continued ~
#Haiiii author back, disini sudah mulai ada benih-benih cinta, ceileh.. sebenernya joon myeon udah suka sm Jieun tapi ia nutupin perasaannya. terus gimana sama nasib Sehun ? nantikan part selanjutnya ya.. Oia maaf kalo ada typo. Kritik dan saran ditunggu lho :-) Oke See Ya !
Ahhhhh aku sebalad sama jungha:( team sehun-jieun! :')) kan temennya jieun juga suka sama junmyeon :( udah junmyeon sama temennya jieun aja jadi gabakal ribut, shanon balikin aja ke luar negri-_-
ReplyDeleteAduh pembaca ku yg satu ini rajin bgt ngomen jd terhura wkwk..
DeleteIya-iya nanti pasti bakal happy ending tp sekarang mah konflik dulu biar seru xixi
keren aku suka, kasian sehun baru sadar kalo dia juga suka masa jieun ketika dia tau kalo suho juga suka sama jieun, shanon pergi saja sanah ke tempat asalnya
ReplyDeleteMakasih udh suka ^_^
DeleteTenang shannon pasti bakal pergi nanti. Lain kali bakal author buang jauh2