Miss You


Drabble | Romance | IU | Luhan



Ragaku hilang saat menatap sorot matanya. Jiwaku melayang seperti kapas putih yang ringan meliuk-liuk diudara. Dia mata terindah, mata terhangat dan termanis yang pernah kurasakan. Ada magnet yang membuatku tak bisa lepas dari matanya. Satu kata tak dapat mewakili semua keindahan itu.

Kedua kaki ini berdiri, berdiri ditempat yang tak terjangkau banyak orang. Mata ini memperhatikannya. Memperhatikan hingga timbul senyum yang mengembang. Sesuatu didalam sana merasa gembira, sesuatu yang orang sebut sebagai hati. Benda rapuh yang mampu merasakan cinta. Dan cintaku sudah jatuh pada namja itu, namja berambut blonde yang memakai topi bundar. Senyumnya secerah lampu pijar yang benderang. Semanis gulali yang selalu ku beli saat kecil. Tak akan pernah lelah meski memandangi dirinya selamanya. Memandangnya saja sudah membuat ku senang bukan main. Mengobati rasa cintaku yang haus akan kerinduan.

“Jieun Bangun !” Gadis itu menggeliat dengan raut memberengut. Mimpinya tentang Luhan buyar sudah.

“IYA !” balas Jieun pada sang kakak. Raut gadis itu benar-benar menampakan kekesalan. Coba saja sang kakak membiarkan dirinya tidur lebih lama pasti ia sudah bisa bermesraan dengan Luhan dalam mimpinya. Tapi disisi lain Jieun merasa sedih, begitu sedih hingga ia bermimpi tentang Luhan. mungkin karena ia terlalu rindu pada namja itu.

Bodoh, apa kau tahu aku begitu merindukanmu !? hanya bisa mengumpat dalam hati dan menghembuskan nafas kasar.

“Lebih baik aku tidur lagi” Ide yang bagus. Ini hari Minggu, tak ada jadwal kuliah yang menanti gadis itu. masa bodoh dengan kakaknya. Ia tak akan membantu sang kakak memasak didapur. Ia juga tak akan pergi kemana-mana. Jieun sudah berniat akan berdiam diri dikamar seharian. Menikmati masa liburnya dan masa kesepiannya karena ditinggalkan Luhan keluar kota. Akhirnya Jieun pun menutup matanya kembali namun Jieun mendengar derit pintu kamarnya terbuka.

Ouh itu pasti kakak..

Tuhan, tolong aku dari nenek sihir itu..

Jieun masih menutup matanya meski telinganya mendengar ada yang masuk kekamarnya dan Jieun menduga jika itu adalah sang kakak yang akan mengomeli dan menyuruhnya untuk bangun.

“Heh pemalas”

Jieun mengernyit.

Kenapa suara Ji Ra eonnie seperti itu..

Apa ia sedang radang tenggorokan ?

“Kau masih tidak mau bangun ?” Dan untuk kedua kalinya Jieun merasa heran. Perlahan gadis itu membuka matanya dan sebuah senyuman yang ada dimimpinya itu membuat ia bersorak sorai dalam hati.

“Luhan !” Namja itu kini berdiri dengan senyum disamping ranjang Jieun.

“Kau merindukanku ?”

“Eoh” jawab Jieun manja membuat Luhan terkekeh geli. Namja itu merentangkan tangannya.

“Kalau begitu peluk aku” Dengan senang hati Jieun menghambur kearah namja itu. memeluknya lama, menikmati wangi khas namja itu. merasakan kehangatan yang beberapa hari ini tak ia dapatkan. Namun Jieun melepaskan pelukan itu dan memandang Luhan.

“Katanya masih 3 hari lagi pulangnya”

“Aku sudah mendapat gambar yang bagus jadi aku pulang” Luhan tengah mengikuti kontes photography yang membuat namja itu pergi keluar kota untuk mencari spot yang bagus.

“Oh” ada nada kekecewaan disana. Jieun kira Luhan pulang cepat karena merindukannya.

“Wae ? kau tidak senang aku pulang cepat ?” Jieun mengerucutkan bibirnya.

“Kau tahu, aku hampir gila karena merindukanmu. Dan kau masih bertanya apa aku senang atau tidak ?”

“Mian.. sini sini aku peluk lagi” rengkuhan namja itu membuat senyuman Jieun kian mengembang.

___

Tidak lagi kesepian dalam kerinduan yang besar, Kini hari libur Jieun diisi dengan kehadiran Luhan yang senang hati memperlihatkan hasil foto-fotonya yang menakjubkan. Memperhatikan namja itu saat menjelaskan pengalamannya ketika keluar kota. Entahlah, Jieun tak perduli dengan penjelasan itu. telinganya serasa tuli, ia hanya memperhatikan namja itu. Namja yang amat ia rindukan. Memuaskan matanya untuk memandangi namja paling tampan didunia. Jieun gemas sendiri, ekspresi Luhan, senyumnya, tingkahnya saat bercerita tampak lucu. Bahkan saat namja itu tengah bercerita dengan raut serius Jieun tetap merasa lucu hingga ia tersenyum dengan sendirinya. Apalagi bibir namja itu, terus bergerak-gerak mengucapkan rentetan kata yang berubah menjadi kalimat.

Chu~

Entah angin apa yang membuat Jieun mencium bibir Luhan saat namja itu tengah berbicara tentang pengalamannya. Luhan dibuatnya bingung, Jieun pun merasakan hal yang sama, membuat gadis itu menarik tubuhnya menjauh dan menunduk merutuki dirinya sendiri.

Yaak apa yang kulakukan !?

Jieun menggigit bibir bawahnya seraya memandang Luhan yang kini diam seribu bahasa.

“Mi mian..” ucap Jieun. Raut Luhan berubah menjadi terkekeh.

“Nona Lee kenapa kau begitu mesum eoh ?”

“Y yaak.. aku hanya.. eum.. hanya..” Jieun mencoba menjelaskan namun tak ada kata yang pas keluar dari mulutnya.

“Hanya terlalu merindukanku ?”

“Iya” Jieun mengangguk tanpa sadar. Dan detiknya berikutnya ia kembali merutuki diri sendiri.

Bodoh.. !

“Haha..” Luhan tak mampu lagi menahan tawanya. Hanya beberapa hari ia meninggalkan Jieun namun perubahan yang ia lihat pada gadis itu begitu drastis.

Raut Jieun berubah datar. Memandang Luhan seperti orang mengantuk.

“Terus saja menertawaiku” geram Jieun. Luhan berdehem kecil, mencoba menghentikan tawanya.

“Oke oke mian.. lalu apa sekarang kau ingin kita berciuman lama, panas dan bergairah ?”

“Y yaakk..”

“Haha, aku hanya bercanda, sayang” ujar Luhan dengan sentilan kecil dihidung Jieun.

“Cukup bersamaku seharian ini, aku hanya ingin memandangimu”

“Begitukah ?”

“Eum” Jieun mengangguk mantap. Luhan tersenyum sekilas.

“Oke”

“Oke ?”

“Oke”


Fin~


#Aaaa lagi mentok nulis T,T Ga tau kenapa lagi males, ga ada ide buat nglanjutin ff-ff yang belom selese, pdhal lgi banyak waktu luang skarang. Buat readerku yang baik hati sabar y menunggu hihihi... Doain smg author bisa dapet ilham lagi buat nulis. Oia btw gmn ff iu x luhan ini ? sweet ga ? ato biasa aja ? seperti biasa saran dan kritik d tunggu. See ya !



Comments