Cemetery Ghost




Cast      : IU, Ahn Jaehyun, Byun Baekhyun, Ok Cha Son etc

Genre   : Drama, Mistery.

Length : Oneshoot.

Ff ini terisnpirasi dari novel yang pernah author baca judulnya her fearfull simmetry berlatar belakang tentang pemakaman kuno inggris tapi dramanya mah beda jauh cuma ngambil latar belakang pemakamannya aja. Oke selamat membaca :-)

_______________________________________________________________________________



Jieun hanya seorang gadis biasa namun ia memiliki seorang ayah yang memiliki pekerjaan yang tidak biasa. Pekerjaan sang ayah adalah penjaga pemakaman kuno disebuah desa berbukit. Tentu bukan pemakaman biasa, pemakaman itu adalah pemakanan kuno yang sudah ada sejak jaman Joseon dan masih dipelihara dengan baik untuk mejadi arsip nasional sebagai tempat bersejarah. Rumah Jieun berdampingan tepat dengan pemakanan kuno itu. pemakanan itu sebesar dua kali lapangan sepak bola. Begitu luas hingga Jieun dapat tersesat diantara batu nisan disana. Kadang di akhir pekan ia menjadi pemandu bagi turis lokal atau internasional yang ingin mengetahui makam-makam orang berpengaruh disana.  Banyak orang-orang hebat yang dimakamkan disana seperti panglima perang dan raja-raja serta ratu pertama dijaman Joseon.

Suasana disana sangat sepi saat malam hari. Sejak kecil Jieun sudah berada dilingkungan seperti itu. ia tak pernah merasa takut ataupun riskan. Pemakanan itu memiliki pagar yang mengelilinginya yang setiap malam akan dikunci hingga tak akan ada yang bisa masuk tanpa izin karena selain sebagai pemakaman, disana juga ada beberapa barang berharga yang disimpan bersama mayat-mayat orang hebat yang dikubur didalamnya. Pagar yang dipasang untuk meminimalisir pencurian dan penyalahgunaan.

Semuanya baik-baik saja hingga suatu malam, Jieun tak bisa tidur. Rasanya ada sesuatu yang salah. Siang tadi ia memandu banyak sekali wisatawan yang datang. Tak seperti biasa, mungkin karena sabtu adalah tanggal merah jadi ini bisa disebuat libur panjang. Bagi para siswa atau pekerja tentu satu hari untuk berlibur adalah kesempatan langka. Pemakaman yang biasanya sepi atau diisi oleh beberapa orang saja, siang tadi sudah berganti seperti lautan manusia. Bahkan Jieun kewalahan menanganinya. Memang bukan hanya dia yang menjadi pemandu disana. Ada tiga ahjussi lain yang juga menjadi pemandu sementara ayahnya menjadi penjual tiket dipintu masuk. Uang hasil penjualan tiket digunakan untuk pemeliharaan makam. Jieun lah yang paling muda menjadi pemandu.

Jieun membalikan badannya ke kiri dan ke kanan hingga seprei ranjangnya tampak lusuh karena ia tak bisa diam. Ia pun akhirnya beranjak dan menyambar sweater. Berjalan keluar kamar karena tak bisa tidur.

“Ji ? Kau belum tidur ?” Sang ayah masih terjaga dengan lampu padam sementara televisinya menyala-nyala menampilkan pertandingan sepak bola yang tak pernah dilewatkannya.

“Aku tidak bisa tidur, aboeji. Aku ingin mencari udara segar diluar”

“Oh begitu, jalan lama-lama”

“Eum” Jieun mengangguk dan berlalu dari hadapan sang ayah. Sesampainya diluar rumah, udara segar dan sedikit menusuk langsung menyapanya. Dari halaman rumahnya ia bisa melihat pemandangan luar dari atas bukit. Lampu-lampu kecil dilembah menghiasi desanya yang semakin maju dengan banyaknya pembangunan. Kadang Jieun bersyukur rumahnya berada didataran tertinggi didedasanya, hal itu membuatnya bisa memandang ke bawah sepuasnya. Apalagi jika malam hari, pemandangan didepan rumahnya begitu indah, dihiasi lampu-lampu dari kejauhan yang tampak seperti kunang-kunang. Angin berhembus pelan dari arah kanan, Jieun menoleh. Memandang pemakaman kuno yang tepat berada disamping rumahnya. Tampak sepi tak ada kehidupan. Berbagai ukuran nisan tampak terlihat dibawah sinar bulan. Jieun sedikit mengusap kedua lengannya yang tertimpa angin malam. Ia mengalihkan pandangannya. Memandang ke arah pemakaman dimalam hari bukanlah hal yang menyenangkan. Jieun akhirnya memilih duduk dikursi yang berada diterasnya.

“Jieun-ssi” ada seseorang yang memanggil nama Jieun membuat gadis itu mengernyit lalu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Suara itu tampak menyeramkan, mengembang dan halus. Entah mengapa lehernya terasa merinding. Ia pun memilih beranjak, namun saat tangan kanannya hendak meraih knop pintu-

“Jieun-ssi, disini” suara itu kembali terdengar. Bukannya memilih masuk kerumah, Jieun justru berbalik dan kembali mengedarkan pandangannya. Dan kini ia melihat sesuatu, seorang wanita yang menggunakan hanbok dengan sebuah lentera ditangannya. Berdiri jauh dibawah pohon dekat pemakaman.

Dia begitu jauh lalu mengapa suara sedekat tadi ?

“Mendekatlah, aku butuh bantuanmu” Dengan jantung berdebar keras. Jieun melangkahkan kakinya mendekat ke arah wanita itu. wanita yang dilihat dari sisi manapun bukanlah seorang manusia. Sedari kecil tinggal disana, ia sama sekali belum pernah melihat hantu lalu kenapa ia bisa melihatnya malam ini ? Jieun rasa inilah alasannya ia tidak bisa tidur.

Lebih dekat dan lebih dekat. Kini wajah wanita itu tampak jelas meski rona wajahnya sudah hilang tergantikan warna pucat pasi dengan kesan dinginnya. Jieun  menegang. Tapi ia mengenali wajah itu. 5 tahun ia menjadi pemandu pemakaman kuno itu, tentu ia hafal siapa yang dimakamkan disana beserta sejarahnya.

“K kau.. “ wanita itu mengangguk.

“Aku Ok Cha Son”

“A apa yang kau i inginkan dariku” Kaki Jieun serasa lemas namun ia tak bisa beranjak dari sana. Seakan ada magnet yang tetap membuatnya berdiri dibawah pohon rindang itu, mematung gemetaran dihadapan seorang hantu wanita yang memegang lentera.

“Jangan takut.. kami selalu menghormati ayahmu dan semua orang yang merawat pemakaman ini, tapi aku memiliki masalah, benda kesayanganku hilang”

“Hi hilang ? ba bagaimana bisa hilang ? dan benda apa yang hilang itu ?”

“Sebuah tusuk konde bermotif bunga sakura milik ku hilang, itu membuatku tak tenang, itu membuatku murka.. membuatku murka” Jieun menutup matanya sejenak saat suara hantu bernma Cha Son itu mengiang ditelinganya.

“A aku akan mencarinya untukmu.. “

“Namanya Byun Baekhyun, pencuri itu namanya Byun Baekhyun”

“M mwo ?”

“Pencuri itu namanya Byun Baekhyun... cari dia.. bawa kembali tusuk konde itu...” dan perlahan tubuh halus Cha Son menghilang, melayang seakan masuk kedalam pohon besar itu.

Jieun terkesiap, ia memandang sekelilingnya dan tak ada apapun. Dia masih duduk dikursi depan teras rumahnya. Ternyata ia tertidur disana.

Apa tadi itu mimpi ?

Jieun mengusap kembali tangannya dan beranjak. Saat ia hendak masuk, ia memandang kearah pemakaman, tepat pada pohon rindang disana. Ia tak melihat hantu yang ada dimimpinya namun perlahan ada sebuah lentera yang menyala hingga kembali hilang. Melihat hal itu, Jieun bergegas memasuki rumahnya.

Kurasa itu bukan mimpi..

<<>> 

Ada sebuah kantor kecil disisi lain pemakaman. Disanalah Jieun dan ayahnya bekerja. Kadang hanya mengawasi pemakaman atau membereskan beberapa arsip yang tersimpan. Jieun masih termenung dikursinya. Memikirkan kejadian yang ia alami tadi malam.

Byun Baekhyun ? Kemana aku harus mencari orang itu ?

“Siang Ahjussi” Jieun mendongak, memandang namja yang menyapa ayahnya.

“Oppa ?”

“Hai Ji”

“Kemana Ahn Ahjussi ? apa kau menggantikannya ?” Namja bernama Ahn Jaehyun itu mengangguk membenarkan.

“Ayahku sedang ke Seoul untuk mengurus beberapa proposal pembangunan halte bus untuk desa kita”

“Oh begitu..” jawab Jieun sekenanya.

Ahn Jaehyun adalah pemuda yang juga satu desa dengan Jieun, rumahnya terletak dilembah bukit. Ayahnya bekerja sebagai pegawai negri sipil yang kadang merangkap sebagai penjaga pemakanan sama seperti ayah Jieun.

“Hey kau tidak bosan hanya duduk disana seharian ?”

“Lalu apa yang harus kulakukan, oppa ?”

“Bagaimana kalau kita berkeliling sekalian mengecek pemakaman”

“Baiklah” Jieun dan Jaehyun pun melangkah pergi setelah berpamitan pada tuan Lee. Berjalan sembari memikirkan sesuatu kadang membuat jalan yang buntu menjadi terbuka. Ditengah pemikirannya itu, Jieun mendapat ide cemerlang untuk mencari namja bernama Byun Baekhyun.

Benar.. pertama aku akan memeriksa daftar pengunjung yang datang kemarin. Mungkin disana aku akan menemukan pemilik nama Byun Baekhyun.

“Apa yang sedang kau pikirkan ?” tanya Jaehyun iseng. Sejak ia datang, Jieun terlihat tengah memikirkan sesuatu.

“Tidak ada..” ucap Jieun seraya memasukan kedua tangannya pada saku jaket yang dipakainya.

“Ji apa kau tak merasa bosan tinggal di desa ini ?”

“Eum.. entahlah. Aku hanya tak pernah berfikir untuk meninggalkan ayahku seorang diri apalagi saat ibu sudah tiada. Mungkin penghasilan ku tak seberapa tapi memilih hidup didesa dan tinggal dengan orang tua satu-satunya adalah pilihan terbaik” Jaehyun hanya mengangguk kecil.

“Kalau oppa, apa yang kau rencanakan selanjutnya ?”

“Entahlah aku juga belum memikirkannya. Setelah aku lulus S2, belum ada rencana apapun yang terlintas”

“Hey mana mungkin kau belum memikirkan sesuatu. Dengan ijazah S2, kau pasti bisa bekerja di Seoul, oppa”

“Kau juga bisa bekerja di Seoul jika kau mau”

“Jangan bercanda, aku hanya lulusan D3 itupun dengan jurusan yang tak cocok didunia kerja. Kau tahu kan aku mengambil jurusan sejarah dan sastra. Mana ada perusahaaan yang membutuhkan orang dengan jurusan itu”

“Hhaha, kau benar juga. Lalu kenapa dulu kau memilih masuk jurusan itu ?”

“Aku hanya ingin mengetahui kisah orang-orang sebelum kita, kisah tentang bagaimana korea itu lahir dan tentu saja, aku ingin mengetahui sejarah pemakaman kuno disamping rumahku itu”

“Pemikiranmu begitu sederhana”

“Aku hanya merasa aku perlu mengetahui apapun yang ada didekat kita. Untuk apa juga kita meraih sesuatu yang jauh sedangkan yang dekat kita abaikan. Kau tahu maksudku bukan ?”

Jaehyun mengangguk “Aku mengerti”

Beberapa menit kemudian Jieun dan Jaehyun sampai digerbang pemakaman. Jieun membukanya dengan kunci yang ia bawa lalu mereka memasuki pemakaman.

“Ya ampun” Jieun dibuat kaget dengan pemandangan yang didapatinya saat memasuki area pemakaman.

“Kenapa banyak sekali sampah ?” tanya Jaehyun. Jieun menghela nafas.

“Kenapa selalu ada saja pengunjung yang menyebalkan” keluh Jieun.

“Bagaimana kalau kita membersihkannya sembari berjalan”

“Ide bagus” jawab Jieun.

“Kalau begitu tunggu sebentar, aku akan mengambil kantong dan penjepit sampah”

“Eum” Jieun mengangguk dan Jaehyun bergegas pergi. Jieun pun bersender disisi gerbang. Tiba-tiba angin berhembus pelan, menerbangkan sedikit rambut-rambut halusnya.

“Jieun-ssi” Oh Jieun hafal benar suara itu. Jieun pun menoleh dan mendapati Cha Son disana, mengambang tanpa kaki menapak tanah. Memandangnya dengan ekspresi datar yang terkesan tidak ramah.

“Bersabarlah, aku sedang mencari tahu tentang orang yang bernama Baekhyun itu” ucap Jieun seakan tahu maksud kedatangan Cha Son. Wanita berpakaian hanbok itupun mengangguk lalu menghilang tertiup angin.

Dari kejauhan, Jaehyun sudah membawa alat-alat yang diperlukan untuk membersihkan sampah-sampah yang mengotori pemakaman.

Setelah membersihkan sampah dipemakaman, Jieun kembali ke kantor. Sementara Jaehyun berjaga dipenjualan tiket karena ada beberapa orang yang berkunjung.

Sesampainya dikantor, Jieun langsung memeriksa daftar pengunjung yang kemarin datang. Ia membaca satu persatu nama yang tertera disana. Beberapa kali Jieun terkecoh karena ada beberapa nama yang mirip dengan nama Baekhyun seperti Daehyun, Bohyun dll, Juga kadang ia menemukan nama baekhyun namun marganya bukanlah Byun. Jieun memijit pelipisnya saat tak menemukan apa yang dicarinya. Masih ada beberapa lagi yang belum diperiksa. Pengunjung yang datang pada hari Minggu memang cukup banyak. Jieun baru memeriksa dengan waktu tour pagi. Masih ada tour siang yang belum ia periksa.

Ayolah Ji, kau pasti menemukan orang bernama Baekhyun itu

Jieun kembali memeriksa file  yang belum ia periksa. Meneliti dan membaca satu persatu nama yang tertera didaftar tamu dengan waktu tour siang. Beberapa detik kemudian jari Jieun berhenti. Gadis itu tersenyum kecil saat mendapati nama yang ia cari. Setelah mendapatkan nama Baekhyun, Jieun beralih pada dokumen lain yang menunjukan dari mana Baekhyun berasal karena biasanya pengunjung harus mengisi beberapa formulir sebelum memasuki wilayah pemakaman.

“Universitas Seoul ?” gumam Jieun saat tahu orang bernama Baekhyun berasal dari rombongan universitas Seoul.

“Myowa.. itu artinya aku harus ke Seoul untuk mencarinya” Jieun menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi. Jieun bimbang, selama ini ia belum pernah pergi keluar kota apalagi Seoul. Lalu bagaimana ia meminta izin pada ayahnya ? ayah Jieun tahu Jieun tak pernah pergi sendirian apalagi ke Seoul.

Aku harus mencari alasan untuk pergi ke Seoul

Tapi apa..

Beberapa detik Jieun berfikir dan akhirnya ia mendapat ide.

“Jaehyun oppa” gumam Jieun lalu tersenyum kemudian. Ia rasa ia tahu harus meminta tolong pada siapa. Jieun pun beranjak menuju loket penjualan tiket menemui Jaehyun.

“Jieun ?”

“Oppa aku ingin meminta bantuanmu”

“Bantuan ?” Jieun mengangguk.

<<>> 

Jieun dan tuan Lee tengah makan malam bersama. Sesekali Jieun melirik sang ayah namun kemudian mengalihkan pandangannya pada mangkuk berisi nasi dihadapannya.

Bagaimana jika ayah tidak menyetujui aku pergi ke Seoul

Jieun menghela nafas dan hal itu mengundang perhatian tuan Lee. Ayah Jieun mendongak lalu memandang kearah nasi Jieun yang tak berkurang.

“Ji”

“E eoh ? apa ayah ?”

“Apa kau memikirkan sesuatu nak ?” Jieun tak langsung menjawab dan tuan Lee tahu anaknya memang tengah memikirkan sesuatu.

“Ayah bolehkah aku ke Seoul” tuan Lee yang tadinya tenang menjadi sedikit terbatuk.

“Ke Seoul ?” Jieun mengangguk. Tumben sekali Jieun ingin pergi ke luar kota. Tuan Lee tahu jika Jieun jarang ke luar kota. Anak gadisnya itu tipe anak rumahan yang jarang pergi jauh jika tak ada hal yang mendesak.

“Untuk apa kau kesana ?”

“A aku diminta Jaehyun oppa untuk menemaninya. Dua hari lagi dia akan ke Seoul untuk mengurus sesuatu, dia bilang pamannya yang harus ke Seoul tapi karena pamannya sedang sakit jadi ia yang mewakilinya untuk pergi ke Seoul. Dia ragu sendirian kesana jadi memintaku untuk menemaninya”

“Apa kalian sudah berpacaran hingga ia memintamu untuk menemaninya”

“B bukan begitu..” Jieun bingung bagaimana lagi cara ia meyakinkan ayahnya agar mengizinkannya ke Seoul.

“Baiklah ayah mengizinkanmu” tanpa disangka-sangka sang ayah akhirnya menginzinkan.

“Jinjja !?” tuan Lee tampak mengangguk.

“Selama kau pergi dengan Jaehyun ayah percaya kau akan baik-baik saja. dia namja yang baik, kurasa kalian akan cocok”

“Ayaah.. kami tidak-“

“Arra, sudah cepat habiskan makananmu”

Kenapa ayah malah berfikir aku dan Jaehyun oppa memiliki hubungan -_-

Tak apa, yang penting dia setuju..

Jieun menghembuskan nafas lega lalu menghabiskan makanannya.

____

Pukul 11 malam Jieun terbangun karena mendengar suara wanita menangis. Suara itu begitu dekat seakan sumber suara itu berasal dari kamar Jieun sendiri. Jieun terbangun lalu menyalakan lampu kamarnya. ia berjalan kearah jendela dan membukanya. Wusshh angin menyapa wajahnya saat ia membuka jendela.

“Kapan kau akan menemukan tusuk konde itu” Bulu kuduk Jieun langsung meremang mendengar suara itu, suara halus mengambang yang ia hafal sebagai suara Cha Son. Perlahan Jieun membalikan tubuhnya dan ia pun sedikit terperanjat saat mendapati Cha Son tengah melayang dihadapannya.

“C cha son-ssi, bisakah kau tidak melayang seperti itu, kau benar-benar menakutiku” tanpa menjawab Cha son pun menuruti permintaan Jieun. Hantu wanita itu pun perlahan turun lalu duduk ditepi ranjang Jieun.

“Aku sudah menemukan orang itu, orang bernama Byun Baekhyun. Dan dalam waktu dekat aku akan ke Seoul untuk menemuinya”

“Tolong temukan tusuk konde itu, benda itu sangat berharga bagiku” Jieun mengangguk.

“Aku akan berusaha”

“Apapun yang terjadi kau harus menemukannya” Cha Son tampak serius kali ini, Jieun sampai merinding melihat mata tajam itu. lagi-lagi Jieun hanya bisa mengangguk ragu lalu tertunduk memandang kakinya yang telanjang. Meski wajah Cha Son sangat cantik dan dulunya adalah seorang anak mentri yang terhormat, Jieun tak bisa berlama-lama menatap hantu wanita itu. walau bagaimanapun Cha Son yang cantik bukan lagi manusia. Ia tetaplah hantu yang akan selalu tampak menyeramkan meski ia tak melakukan apapun.

“Aku akan menghantuimu seumur hidup jika kau tidak menemukannya” ancam Cha Son lalu menghilang dengan cara melayang dan hilang menembus langit-langit kamar Jieun.  

Aku benar-benar bisa mati karena jantungan..

Tapi aku jadi penasaran kenapa Cha Son begitu menginginkan tusuk konde itu..

Bukankah dulunya ia seorang putri mentri yang pasti akan memiliki banyak tusuk konde. Kenapa hanya kehilangan satu tusuk konde ia begitu marah..

Dasar hantu gila pemarah..

“Oopss” Jieun tak boleh mengumpat orang yang sudah tidak ada apalagi yang ia umpat bukanlah seseorang yang biasa.

<<>> 

Dua hari kemudian Jieun dan Jaehyun pergi ke Seoul menggunakan mobil pribadi Jaehyun. Yang Jieun ceritakan pada ayahnya memang benar adanya. Jieun meminta tolong pada Jaehyun untuk menemaninya ke Seoul dan kebetulan Jaehyun juga berencana ke Seoul untuk menggantikan pamannya yang sedang sakit. Rencananya Jaehyun akan mengantar Jieun ke Universitas Seoul lalu kemudian baru mengurus keperluan pamannya.

“Sebenarnya untuk apa kau ke Universitas Seoul, Ji ?”

“Aku harus menemui seseorang oppa”

“Kau kan bisa menelponnya saja”

“Tidak bisa, aku harus menemuinya langsung”

Jangan bercanda oppa, aku saja tidak tahu wajah orang yang akan ku temui, apalagi nomor ponselnya. Aku hanya tahu nama dan tempat ia berkuliah.

“Oh begitu, sepertinya seseorang itu sangat penting bagimu ya”

“Sangat” Jaehyun menatap Jieun sekilas lalu ia tak bertanya apa-apa lagi. Ia hanya berkonsentrasi menyetir.

Dua jam kemudian mereka sampai di Universitas Seoul. Jieun turun dari mobil Jaehyun.

“Telpon aku jika urusanmu sudah selesai dan tunggu saja di Caffe dekat sini” Jieun mengangguk.
“Gomawo oppa” Jaehyun mengangguk.

“Aku pergi” Jieun melambaikan tangan sesaat lalu berbalik, ia menatap gedung universitas Seoul itu sebelum memasukinya. Jieun berjalan menuju ruang dosen dan rektor lalu menemui rektor universitas itu lalu menyampaikan tujuannya kesana.

“Saya staff dari pemakaman kuno Chan Pyong pak, saya ingin menemui seseorang yang bernama Byun Baekhyun tapi saya tidak tahu wajah dari orang tersebut. Bisakah bapak memanggil semua mahasiswa yang memiliki nama Byun Baekhyun ?” rektor itu sempat mengernyit mendengar permintaan aneh Jieun. Jieun menunjukan id staff pemakaman kuno Chan Pyong untuk meyakinkan rektor itu karena ia tahu jika lelaki paruh baya itu tampak tak yakin pada ucapan Jieun.

“Baiklah” akhirnya permintaan Jieun disetujui dan ia merasa sangat bersyukur.

5 menit kemudian beberapa orang yang bernama Byun Baekhyun berkumpul diruang rektor.

“Nona, ini orang-orang bernama Baekhyun. Adakah orang yang kau cari disini ?” Jieun sedikit menggaruk pipinya melihat ada 10 orang bernama Baekhyun disana.  Jieun berdiri lalu memandangi orang-orang itu satu persatu.

“Adakah disini orang bernama Baekhyun yang mengunjungi pemakaman kuno Chan Pyong Minggu lalu dengan jadwal tour siang ?” Orang-orang itu tampak menoleh. Lalu seseorang mengangkat tangannya.

“Itu aku” ucap seseorang itu.

“Baiklah yang lain boleh keluar” ucap sang rektor.

“Nona Lee kau sudah menemukan orang yang kau cari ?” Jieun mengangguk.

“Sebelumnya terimakasih atas bantuannya Pak Kim” rektor itu mengangguk kecil lalu tersenyum. Sementara Baekhyun merasa bingung dengan keadaan itu. Jieun beralih pada Baekhyun.

“Baekhyun-ssi bisakah kita bicara ?”

“T tentu” jawab Baekhyun ragu. Ia benar-benar tak mengerti kenapa sampai ada orang yang mencarinya sampai seperti ini.

_____

Jieun dan namja bernama Baekhyun itu pun duduk disalah satu kursi taman kampus.

“Kau pasti bingung kenapa aku mencarimu” ucap Jieun. Baekhyun menggaruk kepalanya.

“Aku memang bingung, sebenarnya ada apa kau mencariku ?”

“Sebelumnya perkenalkan, aku Lee Jieun staff dari pemakaman kuno Chan Pyong”

“A aku Baekhyun”

“Aku mencarimu karena sesuatu, sesuatu yang hilang dari pemakaman yang kau datangi itu. Tolong katakan dengan jujur apa kau mengambil sesuatu dari sana ?” Baekhyun mengernyit lalu memandang Jieun kesal. Apakah yeoja itu menuduhnya mencuri sesuatu ?

“Apa maksud perkataanmu Jieun-ssi ?”

“T tolong jangan salah paham. Bagaimana menjelaskannya..” Jieun pasti akan dianggap gila jika ia mengatakan bahwa ada hantu yang datang padanya karena kehilangan benda miliknya. Namun akhirnya Jieun tak punya pilihan lain. Ia pun menjelaskan hal itu pada namja bernama Baekhyun itu.  ia takut Baekhyun akan semakin salah paham karena Jieun mencurigai Baekhyun mencuri dari sekian banyak mahasiwa universitas Seoul yang berkunjung ke sana.

“C Cha Son ?” Jieun mengangguk.

“Hantu wanita itu bernama Cha Son”

“Apa nama lengkapnya adalah Ok Cha Son”

“Benar” Baekhyun seakan menyadari sesuatu. Ini pasti bukan kebetulan.

“Jieun-ssi tolong dengarkan penjelasanku bagaimana awalnya aku menemukan tusuk konde itu, kau pasti akan mengerti setelah mendengar penjelasanku, aku benar-benar tidak mencurinya” Jieun masih memperhatikan kelanjutan cerita Baekhyun. Namja itu mengungkapkan jika ia tertarik untuk mengikuti tour ke pemakaman Chan Pyong adalah karena kisah yang ayahnya ceritakan padanya. Ayah baekhyun bilang jika bebuyutan mereka dulu sempat memiliki hubungan spesial dengan putri mentri bernama Ok Cha Son namun karena buyut Baekhyun yang bernama Byun Baek Im seorang rakyat biasa mereka tidak bisa bersatu. Dan saat Baekhyun berjalan menuju makam Cha Son ia tersandung sesuatu dan itu adalah sebuah tusuk konde, ia pun memungutnya dan memandanginya sebentar sebelum memasukannya pada kantung celana karena dipanggil salah satu temannya yang sudah jauh berada didepan.

“J jadi kakek buyut mu adalah kekasih Cha Son ?”

“Begitulah kira-kira yang ku tangkap dari cerita ayahku”

“Ini benar-benar kebetulan, aku tak pernah tahu jika Cha Son memiliki kekasih seorang rakyat biasa yang ku tahu dari sejarah yang kubaca, dia menikah dengan anak mentri juga yang bernama Jo Jeon Kim lalu meninggal satu bulan kemudian karena penyakit aneh yang menimpanya”

“Aku juga tidak tahu pasti. Aku hanya mendengar cerita itu dari ayahku karena kakek ku pernah menemukan sebuah buku seperti buku harian milik kakek bebuyutankudulu lalu membaca isinya dan dari sanalah kami tahu kisah tentang kakek bebuyutanku”

“Apa kau masih memiliki buku harian itu ?”

“Tentu saja tidak, bahkan kakek ku yang menemukan buku itu pun telah tiada, kau tahu kan buku itu pasti lebih tua dari umur kakek ku. buku itu lapuk termakan jaman dan menjadi debu”

“Benar juga. Baekhyun-ssi jika kau tidak keberatan maukah ka ikut bersamaku dan menemui Ok Cha Son. Kau menemukan tusuk konde itu pasti bukan hanya kebetulan dan kurasa pasti ada yang belum kita ketahui tentang semua ini”

“M menemui H hantu ?” Jieun mengangguk ragu. Memang terdengar agak aneh tapi ia ingin tahu alasan dari kejadian yang terjadi ini. Jieun yakin bukan hanya sekedar kebetulan. Logikanya, tusuk konde itu harusnya berada didalam peti mayat Ok Cha Son lalu bagaimana mungkin Baekhyun menemukannya diatas tanah begitu saja ?

“Baiklah, aku juga ingin tahu kisah yang sebenarnya dari h hantu Ok Cha Son sendiri” Baekhyun belum terbiasa menyebut hantu dan membicarakannya apalagi berencana menemuinya. Membayangkannya saja begitu menyeramkan.

“Oke kita kesana sekarang dan jangan lupa membawa tusuk konde itu” Baekhyun mengangguk. Dan untungnya tusuk konde itu ada didalam tasnya sehingga ia tak harus pulang terlebih dahulu. Sebelum kembali ke desa, Jieun menelpon Jaehyun karena tak bisa pulang bersama karena Jieun akan pulang lebih dulu.

______

Perjalanan sekitar dua jam telah Jieun dan Baekhyun lalui. Mereka pergi menggunakan kereta. Jieun dan Baekhyun sampai di desa Gun Dong jam 7 malam dan mereka langsung berniat menuju makam Ok Cha Son. Jieun mengambil kunci gerbang pemakaman yang disimpan dikantor. Berbekal lampu senter dan kunci, keduanya melangkah memasuki pemakaman.

Jangan sampai ayah tahu.. jika ia tahu, aku pasti akan habis dijejali berbagai pertanyaan.

Baekhyun tampak sedikit merinding melihat pemandangan disekitarnya. Sedari tadi ia hanya berjalan dibelakang Jieun. Sejak tiba di gerbang pemakaman, ia hanya mengekori Jieun. Keringat dingin mengembun didahinya. Matanya waspada namun terlihat ngeri memandang berbagai batu nisan yang dilaluinya sebelum akhirnya sampai didepan makam Ok Cha Son.

“Berikan tusuk konde itu padaku” ucap Jieun dan Baekhyun pun tergesa membuka tas punggungnya lalu memberikannya pada Jieun. Jieun meneliti sesaat tusuk konde itu, terlihat usam dan desainnya pun biasa saja. tidak mengesankan barang milik putri mentri.


“Ok Cha Son-ssi, aku datang membawa tusuk konde milikmu” ucap Jieun seraya mengangkat tusuk konde ditangannya ke udara. Sedetik kemudian hawa terasa lebih dingin dan pepohonan disekitar makam bergoyang-goyang karena hembusan angin yang kuat.

Oh Tuhan.. ini sangat menyeramkan batin Baekhyun. Namja itu tak henti-hentinya berdoa, kakinya pun seakan tak kuat lagi menopang beban tubuhnya.

Perlahan Cha Son mewujudkan diri. Ia berdiri didepan nisan makamnya.

“Ouh kau menemukannya.. terimakasih, terimakasih Jieun-ssi” ucap Cha Son terharu. Baekhyun bergidik ngeri saat menatap wajah asli Cha Son dari balik punggung Jieun. Namun setidaknya ia tahu wajah dari mantan kekasih kakek bebuyutannya.

“Kau harus tahu jika Baekhyun adalah keturunan Byun Baek Im dan dia ada dibelakangku” Cha Son membelalakan matanya saat Jieun mengucapkan hal itu, seakan terkejut. Perlahan Baekhyun menampakan diri kehadapan Cha Son.

“B Baek Im” lirih Cha Son.

“Bukan, dialah namja yang menemukan tusuk konde mu dan namanya adalah Baekhyun” Cha Son melayang mendekati Baekhyun hingga wajah mereka begitu dekat. Baekhyun terkejut hingga akhirnya pingsan.

“Baekhyun-ssi !”

“Kau menakutinya Cha Son-ssi”

“Dia benar-benar mirip dengan Baek Im” Cha Son tampak muram dan sedih saat memandang wajah Baekhyun. Seakan-akan dia tengah memandang kekasihnya sendiri.

“A apa Baek Im sangat mirip dengan Baekhyun ?” Cha Son mengangguk sedih.

“Baek Im memberikan tusuk konde ini padaku sebelum akhirnya aku dijodohkan dengan Jo Jeon Kim”

“Tapi aku tak pernah tahu jika kau memiliki kekasih sebelum menikah. dalam catatan sejarah tidak ada cerita seperti itu”

“Tidak ada yang tahu hubungan kami selain ayahku, dia mengancam akan membunuh Baek Im jika aku tak mau dijodohkan dan kau harus tahu bahwa aku meninggal bukan karena penyakit tapi karena bunuh diri, aku tak bisa menahannya, aku tak bisa berpisah dengan Baek Im hingga akhirnya aku depresi dan memilih bunuh diri. Ayah yang merasa malu menutupi itu semua dan cerita yang berada dalam catatan sejarah adalah sebuah kebohongan” akhirnya Jieun tahu kisah yang sebenarnya.

“Aku mengerti sekarang.. aku mengerti”

“Terimakasih Jieun-ssi, terimakasih karena telah menemukan tusuk konde ini dan membawa keturunan Baek Im kesini tapi aku tak akan menyimpannya lagi, tolong berikan tusuk konde ini pada Baekhyun karena ini memang milik kakek buyutnya. Dia yang menemukan tusuk konde ini karena ini memang milik Baek Im, aku tak akan menampakan diri dihadapanmu dan mengganggumu lagi. Terimakasih... terimakasih...” dan Cha Son menghilang dengan senyumannya yang pucat. Tusuk konde itu terjatuh diatas makam Cha Son dan Jieun memungutnya. Jieun memandang tusuk konde itu seraya terdiam.

Ini aneh.. tapi setidaknya aku tahu sejarah yang asli meski dari seorang hantu ..

Setelah berhasil membangunkan Baekhyun dari pingsannya Jieun menceritakan semuanya. Lalu menyerahkan tusuk konde itu pada Baekhyun.

"Kau yang menemukannya karena ini memang milikmu"

"Ini milik kakek buyutku.. Tapi sekarang aku tahu kenapa aku bisa menemukannya" Jieun menghela nafas.

"Aku menyadari sesuatu.. Kadang sejarah yang kita tahu belum tentu benar karena sebenarnya kita tak mengalaminya secara langsung" Baekhyun mengangguk setuju.

"Peneliti memang hebat tapi sehebat apapun mereka dalam mempelajari sejarah, mereka hanya mampu menerka tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi"

"Benar" tak ada lagi percakapan. Keduanya memikirkan pikirannya masing-masing. Jieun mengantar Baekhyun ke stasiun karena namja itu bersikeras untuk pulang dari pada menginap.

"Terimakasih Jieun-ssi. Ini benar-benar pengalaman yang tak bisa ku lupakan"

"Tentu saja karena kau pingsan saat bertemu hantu kekasih kakek buyutmu"

"Haha benar"

"Kalau begitu aku pergi. Jangan kapok untuk mengunjungi Pemakaman Chan Pyong"

"Haha tentu tentu" setelah berpamitan Jieun pun pulang seorang diri namun ia mulai gelisah jika ayahnya tahu ia tak pulang bersama Jaehyun.

Drrt Drrt..

Ponsel Jieun berbunyi.

"Oppa ?"

"Kau sudah sampai Ji ?"

"Sudah tapi aku belum pulang. Oppa dimana ?"

"Aku juga sudah sampai. Aku didekat rumahmu. Cepatlah kesini agar ayahmu tak curiga kita tidak pulang bersama"

"Ide bagus. Tunggu aku"

"Eoh"

Beberapa kemudian Jieun sampai ditempat Jaehyun menunggu. Gadis itu sedikit berlari menghampiri Jaehyun yang duduk didepan mobilnya.

“Urusanmu sudah selesai oppa ?”

“Sudah. Bagaimana denganmu ?”

“Aku juga sudah”                               

“Baguslah tapi aku sedikit penasaran, sebenarnya siapa yang kau temui dan sangat penting itu” Entah mengapa pertanyaan Jaehyun membuat Jieun tersenyum.

Dia terlihat... ah mana mungkin

“Aku janji aku akan menceritakannya lain kali”

“Apa orang yang kau temui itu seorang namja ?”

“Oppa kau ini kenapa ?” tanya balik Jieun karena tak biasanya Jaehyun begitu penasaran seperti ini. Jaehyun menggaruk kepalanya sesaat.

“A ani.. a aku hanya ingin tahu .. ya ingin tahu” ucap Jaehyun diakhiri dengan senyuman aneh yang dipaksakan justru makin membuat Jieun mengernyit.

“Oia tadi aku membeli sesuatu untukmu, tunggu sebentar” Jaehyun beranjak lalu membuka pintu mobilnya dan mengambil sesuatu.

“Untukmu” Jaehyun memberi Jieun sebuah jepitan rambut berbentuk matahari.

“Ya ampun oppa kenapa sempat-sempatnya kau membeli ini untuk ku, bagus sekali, terimakasih” Jaehyun tersenyum lalu mengangguk. Ia senang melihat Jieun menyukai pemberiannya itu.

“Kalau begitu ayo ku antar pulang”

“Eoh”

Jauh diantara batu nisan itu, sosok Cha Son memperhatikan Jieun dan Jaehyun.

Dia menyukaimu Jieun-ssi

Kuharap tidak ada kisah cinta yang berakhir sepertiku..

Seiring gugur nya dedaunan, saat itu pula bulan bersinar, menyinari permukaan bumi dan puluhan batu nisan dipemakaman Chan Pyong. Batu nisan berbagai ukuran yang membisu namun menyimpan banyak cerita.


The End



Comments

Post a Comment