Lee Ji Eun [IU], Oh Sehun, Kim Joon Myeon etc.
School life, Teen, Drama
Part [1]
Helo, ini bukan bgn end -_- awalnya mau twoshoot tapi kayanya kepanjangan deh. entahlah ini akan berapa bgn. lanjutannya nanti mungkin bakal end atau bisa jadi masih bersambung hehe.. Oke selamat membaca, Mungkin akan banyak typo. Seperti biasa kritik dan sarannya ditunggu.
Jieun tengah melamun, menatap langit-langit kamarnya.
Menoleh sejenak pada adik disampingnya yang sudah tertidur pulas. Membenarkan
selimut yang kurang menutupi tubuh adiknya.
“Haahh” menghembuskan nafas seolah bosan.
Tuhan apakah aku sudah
melakukan semuanya dengan baik ? sebenarnya aku juga ingin seperti anak
lainnya. Bersenang-senang, memiliki namjachingu dan melihat dunia yang lebih
luas, dunia yang tak pernah aku peroleh.
Seperti apa rasanya
memiliki uang saku seperti anak orang kaya ? seperti apa rasanya menghamburkan
uang itu untuk bersenang-senang ? aku.. aku ingin tahu.
Jieun termenung. Lama dalam diam, memikirkan apa-apa yang
tak pernah ia lakukan. Apa-apa yang belum pernah ia alami. Namun sedetik
kemudian ia menggeleng cepat.
Ya Tuhan maafkan aku,
maafkan pikiran bodohku itu. aku harus bersyukur, bersyukur atas semua yang
telah kau berikan. Aku akan berusaha lebih keras lagi, berusaha menjadi lebih
dewasa.
<<>>
Tiga hari berlalu semenjak kegiatan belajar dengan anak
kelas akselerasi. Tak ada yang berubah. Jieun dengan bukunya dan dua namja itu
dengan candaannya. Membuat Jieun kadang terganggu konsentrasinya. Lihatlah
mereka sekarang, bukannya belajar malah asik bermain kartu domino.
“Yaakk kau kalah haha” ujar Joon myeon
“Aiishh sialan, kau curang ya !” Sehun tak mau kalah. Kadang
Jieun heran, anak tak disiplin seperti mereka apakah benar berasal dari kelas
akselerasi ? sulit dipercaya.
“Y yaak siapa juga yang curang !” Suara mereka benar-benar
mengganggu membuat Jieun jengah dan hanya bisa menghembuskan nafas agar
emosinya tak meledak.
“Ani, kau pasti curang” keukeuh Sehun.
“Tidak”
“Kau pasti curang”
“Tidak !”
“Yaaakkk !” kedua namja itu langsung terdiam saat Jieun yang
tengah berkonsentrasi belajar tiba-tiba memekik keras.
“Mwo ?” tanya Joon Myeon. Jieun membenarkan letak
kacamatanya seraya memandang tajam kedua namja itu.
“Apa kalian akan seperti ini terus ? apa kalian tahu, kalian
itu menggangguku !”
“Lalu ?” tanya Sehun.
“Ayolah olimpiade tinggal 3 Minggu lagi”
“Lalu ?” tanya Joon Myeon mengikuti nada Sehun. Jieun
menghembuskan nafas kasar.
“Yaak apa kalian mempermainkanku !?” pekik yeoja itu lagi justru
membuat kedua namja itu terkekeh.
“Ouh jinjja.. baiklah bagaimana jika kita berdamai. Aku tahu
aku salah, maafkan sikapku yang membuat kalian tidak suka” ucap Jieun mencoba
berdamai. Mungkin saja semuanya akan membaik.
Sehun dan Joon Myeon berpandangan sekilas seraya menggerakan
bibirnya namun tak bersuara hanya menggunakan bahasa tubuh.
“Ok-“
“Tapi ada syaratnya” Joon Myeon hendak menerima tawaran
perdamaian itu namun Sehun menyerobot ucapannya.
“Syarat ?”
“Eoh” ucap Sehun mantap kemudian menatap Joon Myeon sembari
tersenyum kecil.
Apa yang Sehun
rencanakan ? apa mungkin ia memiliki ide untuk mengerjai gadis ini ? batin
Joon Myeon.
“Ani, aku tahu kalian akan mengerjaiku dengan syarat itu”
tolak Jieun mentah-mentah. Ia tahu isi pikiran anak-anak seperti mereka.
“Ya sudah kalau tidak mau, kami akan terus mengganggumu”
ucap Sehun seraya menampakan senyum jahilnya.
“Kalian sangat tidak dewasa. Bisakah kalian serius
memikirkan olimpiade yang akan kita ikuti ?”
“Kami masih SMA, untuk apa berfikiran dewasa sebelum
waktunya”
Namja bernama Sehun
ini sangatlah menyebalkan.
“Aku akan adukan kalian pada Bong ssaem” ancam Jieun. Kesabarannya
mulai habis meladeni kedua anak itu terutama namja bernama Sehun. Dari hari
pertama mereka bertemu, Sehun lah yang selalu mencari masalah dengannya.
“Aku tak perduli, lagi pula kami sudah dipilih oleh kepala
sekolah” Jieun menghembuskan nafas kesal. Tanpa sepatah kalimat apapun lagi ia
beranjak. Berjalan keluar kelas dengan kekesalannya yang memuncak. Melihat hal
itu Joon Myeon merasa khawatir. Bagaimana jika Jieun benar-benar mengadukan
mereka pada Bong ssaem. Guru itu memang sudah udzur namun jika marah akan
terlihat mengerikan.
“Yaak kau sih, bagaimana jika dia melapor pada Bong ssaem”
tanpa menjawab Sehun pun sebenarnya merasa cemas. Namun ada perasaan lain.
Anak itu berani juga..
Sehun pun bangkit begitu pula Joon Myeon, mereka akan
mengikuti Jieun. Memastikan apakah gadis itu akan melaporkan mereka pada Bong
ssaem. Namun tidak, Jieun tidak berjalan menuju ruangan guru, gadis itu justru
berjalan ke arah perpustakaan.
“Kenapa dia malah kearah perpustakaan ?” bisik Joon Myeon.
Ku kira dia akan
melaporkan kami batin Sehun.
“Dia tidak serius dengan ucapannya” tambah Suho.
“Hanya menggertak” balas Sehun.
“Atau justru memberikan kita kesempatan” Sehun menoleh pada
Joon Myeon.
“Apa maksudmu ? dia itu hanya berpura-pura baik”
____
Jieun menduduki kursi kosong didekat jendela sesampainya
diperpustakaan. Disana tampak lengang, hanya ada beberapa anak kutu buku
seperti dirinya yang tengah menyalin atau sekedar membaca buku.
Setidaknya disini
lebih tenang..
Namun ketenangan Jieun kembali terusik saat tiga orang gadis
mulai menghampirinya. Berdiri didepan meja Jieun dengan angkuhnya.
“Ternyata kau disini, kau seperti tikus yang sulit untuk
ditemukan”
Song dam bi .. Jieun
hafal suara meremehkan itu. Jieun menghela nafas lalu mendongak.
“Kenapa banyak sekali orang yang mengganggu waktu belajarku
?”
“Eumm... aku mengganggu ya ? baguslah” ucap Dam bi dengan
senyuman liciknya.
“Untuk apa kau mencariku tuan putri ?”
“Yaaa.. aku sangat tersanjung dengan panggilanmu itu. apa
kau tengah menjilatku ?”
“Jangan senang dulu, panggilanku belumlah rampung. Untuk apa
kau mencariku tuan putri tanpa otak ?” Jieun mengulangi pertanyaannya dengan
tambahan umpatan untuk yeoja dihadapannya membuat raut muka Dam bi memerah
marah.
“Yaaakk !” Dam bi yang tadinya tenang, kini menggebrak meja
dihadapan Jieun.
Disisi lain, Joon Myeon dan Sehun masih memperhatikan Jieun
dan ketiga yeoja itu. kedua namja itu tadinya akan meninggalkan perpustakaan
saat tahu Jieun tidak jadi melaporkan mereka namun saat ketiga gadis yang
terlihat fashionable itu mendatangi Jieun, dua namja itu terlihat tertarik
untuk menyaksikan apa yang akan terjadi.
“Chorong, Min ah, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan
?” ucap Dam bi pada kedua temannya yang
sedari tadi hanya berdiri berkacak pinggang.
“Eum.. “ keduanya mengangguk. Jieun tidak tahu apa yang akan
mereka lakukan.
“Yaa Sehun-a apa yang akan mereka lakukan pada Jieun ?”
tanya Joon Myeon. Sehun hanya menggeleng seraya masih memperhatikan semuanya.
Chorong dan Min Ah berjalan hingga mereka kini berada
disamping Jieun. Jieun memandang kedua gadis itu bergantian, saat ia hendak
beranjak. Lengannya ditahan oleh Chorong dan Min ah.
Ada beberapa siswa disana namun tak ada yang berani melerai,
yang ada mereka justru pergi meninggalkan keributan itu. Tidak ingin ikut
campur dan mendapat masalah yang sama. Awalnya Jieun tak pernah memiliki
masalah dengan Geng Dam bi namun sejak Jieun melaporkan kalau Dam Bi menyontek
saat ujian, Dam bi menjadi marah besar dan ia benar-benar membenci Jieun.
Tadinya Jieun tak pernah berniat melaporkan hal itu namun karena Dam Bi selalu
mempermalukannya dikelas membuat Jieun melaporkan kejadian penyontekan itu.
Jieun hanya ingin membalas perlakuan buruk yang ia dapat dari gadis itu. Dam bi
sering mempermalukan Jieun karena Jieun hanya seorang anak dari keluarga
sederhana. Dam bi iri karena Jieun selalu menjadi yang terbaik, apalagi sejak
Dam bi tahu jika Jieun dipilih untuk mengikuti olimpiade.
“Yaak apa yang kau lakukan !? lepas tidak !?” pekik Jieun
seraya berusaha melepaskan cengkraman kedua yeoja disampingnya itu.
“Jangan mencicit seperti itu kau benar-benar tampak seperti
tikus, tahu” ujar Dam bi. Gadis itu tersenyum kecil kearah Jieun yang masih
menatap dengan tatapan tak gentar.
“Ayo kita bersenang-senang kawan”
Apa yang akan dia lakukan
? batin Jieun. Dam bi mulai merogoh sesuatu disaku seragamnya.
Beberapa
detik kemudian, gadis itu sudah memegang sebuah bubuk ditangannya.
“Bubuk gatal” gumam Sehun. Ia tahu hanya dengan melihatnya.
“Mwo ? Kita harus menolong anak itu” Sehun lalu menoleh
kearah Joon Myeon.
“Kau yakin ?”
“Wae ? kau akan membiarkan hal itu begitu saja ? ayolah ..
kau masih punya perasaan kan ?”
“Ba baiklah” Sehun sebenarnya ragu. Untuk apa juga ia ikut
campur tapi benar juga kata Joon Myeon, ia seorang namja dan masih memiliki pri
kemanusiaan.
“Aku ada ide” gumam Joon Myeon lalu meminta Sehun untuk
mendekat agar namja itu bisa membisikan ide nya.
“A apa itu ?” Jieun terbata saat melihat Dam bi tersenyum
miring seraya memainkan bubuk putih yang masih terbungkus ditangannya.
“Oooh, ternyata si kutu buku ini takut juga ya” Chorong dan
Min ah tersenyum geli. Begitu juga Dam bi.
“Masa kau tidak tahu ini apa, bukannya kau seorang jenius ?”
“Apakah itu tepung ?”
“Hahaha.. kau memang bodoh !” ketiga gadis itu kembali
menertawakan Jieun dan berakhir dengan Chorong yang mengumpat keras.
“Kau akan tahu jika sudah merasakannya” gumam Dam bi seraya
membuka bungkus bubuk gatal itu dengan hati-hati. Mulai berjalan ke arah Jieun.
Aku akan melihat tikus
ini menggeliat gatal haha..
“Oh Bong ssaem !?” Chorong, Min ah dan Dam bi saling
berpandangan bergantian saat ada suara entah siapa. Yang terpenting adalah guru
killer itu ada disana juga ? diperpustakaan ? bagaimana jika aksi ketiga gadis
itu ketahuan ?
Sial
“Ssaem mencari Jieun !?” kembali ada suara yang seperti
sengaja diucapkan dengan nada tinggi sampai ketiga gadis itu mendengarnya
begitu juga Jieun. Dam bi merasa kesal dan panik. Ia pun mengurungkan niatnya,
menggerakan tangannya kearah Chorong dan Min Ah agar segera pergi dari tempat
itu membuat Jieun berucap syukur dalam hati.
Setelah mereka bertiga meninggalkan Jieun. Sehun dan Joon
Myeon muncul seraya saling menepukan tangan.
“Woo.. mereka benar-benar bodoh”
“Hahaha kau benar”
“Kalian ?” Jieun mengernyit kecil saat kedua namja usil itu
muncul setelah Dam bi dan teman-temannya pergi.
“Berterima kasihlah pada kami Jieun-ssi” ucap Sehun.
“Jadi kalian yang berteriak tadi ?” kedua namja itu
mengangguk koor.
“Wae ? kenapa kalian membantuku ?” tanya Jieun penuh
selidik.
“Lihatkan ? dia memang tidak tahu terimakasih” ucap Sehun
sebal.
“Kau pasti tidak tahu Jieun-ssi, jika gadis tadi memegang
bubuk gatal”
“Jinjja ?” Joon Myeon mengangguk mengiyakan.
“Sudahlah ayo kita pergi, kita menolong orang yang tidak
ingin ditolong” ucap Sehun jengah. Jieun
masih terdiam memandang Sehun mulai
pergi seraya diikuti Joon Myeon.
“H hey !” langkah itu berhenti namun tak menoleh. Namun
tidak dengan Joon Myeon, namja itu menoleh.
“Gomawo” ucap Jieun dan langkah itu kembali berjalan.
Diam-diam Sehun tersenyum kecil. Sementara Joon Myeon membalas ucapan
terimakasih Jieun dengan mengangkat satu ibu jarinya ke udara.
<<>>
Diantara beberapa rak buku yang berisi berbagai macam komik
itu ada dua gadis yang tengah mencari komik untuk mereka baca. Jieun
dan Eun Bi sibuk mencari dan membaca sinopsis beberapa komik yang mereka ambil.
“Kau harus melaporkan perbuatan mereka Ji” ucap Eun bi.
“Untuk apa” ucap Jieun malas, ia begidik saat menyadari komik yang diambilnya adalah komik
yaoi. Ia meletakannya kembali dan mengambil yang lain.
“Mereka sudah keterlaluan, tahu”
“Yang terpenting sekarang kan aku tidak kenapa-napa” Eun bi
menghela nafas jengah.
“Nah ini yang juga membuat aku semakin tidak mengerti,
bagaimana bisa kedua namja itu membantumu ?”
“Apa yang kau pikirkan sama dengan apa yang kupikirkan” jawab
Jieun.
“Dan kenapa mereka bisa ada disana ? apa mereka sebelumya
mengikutimu ke perpustakaan ?”
Benar juga, apa mungkin
mereka mengikuti karena gertakanku tentang ide untuk melaporkan perbuatan
mereka pada Bong ssaem ? Aigoo, apa mereka takut dan akhirnya mengikutiku untuk
memastikannya ? haha.. bisa jadi.
“Wae ? kenapa kau malah tersenyum seperti itu ?” Jieun
menggeleng pelan membuat Eun bi mengernyit pelan.
Eun bi bekerja disana sebagai penjaga peminjaman komik. Saat
Jieun merasa bosan dengan pelajaran ia akan kesana hanya sekedar untuk membaca
gratis tanpa meminjam. Itulah Jieun, komik kadang menjadi pelarian yang tepat saat
otaknya mulai panas dan ngadat dengan pelajaran.
“Komik Ugly Duckling kok tidak ada sih ?” tanya Jieun saat
menyadari komik yang sering dibacanya itu tidak ia temukan.
“Ada kok, sebelah sana, coba lihat” Jieun pun berjalan
menuju rak yang Eun bi tunjuk. Memeriksaknya namun-
“Maksudku yang vol.5 disini hanya ada volume yang sudah
pernah kubaca”
“Oh yang volume 5 ada yang meminjamnya beberapa hari yang
lalu”
“Nugu ?” dan Eun bi menggeleng.
“Mana ku tahu, memang kau pikir hanya kau saja yang sering
datang kesini” Jieun cemberut sebal. Ia kembali berjalan menyusuri rak lainnya.
Mencari komik lain meski dihatinya ia masih menginginkan komik Ugly Duckling
volume 5 yang belum ia baca. Jieun menyukai cerita dalam komik itu. cerita yang
mengisahkan seorang gadis kaya dan cantik yang berubah jelek karena kesalahan
operasi plastik dan merubah hidupnya. Hingga gadis itu pindah tempat dan
bertemu seorang pria miskin namun baik hati yang tidak menghiraukan
penampilannya.
“Ouh ! aku ingin tahu kisah selanjutnya” gerutu Jieun.
“Sudahlah, mungkin 2 atau 3 hari lagi si peminjam akan
mengembalikannya. Aku akan memberitahumu jika sudah ada”
“Jinjja ?” Eun bi mengangguk seraya tersenyum kecil.
“Oke baiklah aku pinjam ini saja” ucap Jieun seraya
menyerahkan komik berjudul Crazy Twin yang diambilnya dari rak.
“Kau tidak akan membacanya disini ?”
“Kurasa tidak, aku belum memasakan sesuatu untuk makan
malam. Aku harus pulang”
“Oh oke. Tunggu sebentar, aku catat dulu”
“Hmm..” Jieun mengangguk.
“Oia aku pinjam 3 hari saja !”
“Oke !”
<<>>
Jieun datang terlambat kedalam kelas latihan untuk
olimpiade. Ia harus piket dahulu sebelum ia pergi kesana. Dan hal itulah yang
membuatnya sedikit terlambat. Jieun masuk lalu membungkuk pada Bong ssaem
seraya meminta maaf dan menjelaskan alasan keterlambatannya. Disana, tidak
seperti biasanya, kedua namja itu sudah hadir dan kini menatap kearah Jieun
yang tengah diceramahi Bong ssaem karena terlambat.
“Baik, duduklah Jieun” titah Bong ssaem. “Dan jangan
terlambat lagi”
“Ne” ucap Jieun seraya berbalik dan mulai menduduki kursi
disamping Sehun. Sementara Sehun menoleh sekilas pada Jieun dan kembali
memperhatikan kedepan saat Bong ssaem mulai beranjak dari kursinya.
“Baiklah anak-anak, tiga hari lagi kita akan adakan simulasi
olimpiade. Bapak akan tahu apa kalian sudah benar-benar mempelajari materi yang
sudah bapak berikan atau belum dengan hasil nilai simulasi ini”
“Mwo ? kenapa bapak baru memberitahunya sekarang ?” tanya
Joon Myeon membuat Bong ssaem melangkahkan kakinya kehadapan namja itu dan
memberikan tatapan tajam.
“Apa ada masalah dengan hal itu Kim Joon Myeon ?” tekan Bong
ssaem.
“A aniyo..” ucap Joon Myeon terbata membuat Sehun dan Jieun
tersenyum kecil namun kembali serius saat Bong ssaem kembali berbicara.
“Ini, buku tentang perhitungan statistika, seperti biasa
kalian pelajari bagian yang sudah bapak tandai” Bong ssaem meletekan buku yang
dibawanya kedepan ketiga murid dihadapannya.
Aigoo.. te tebal
sekali batin Jieun. Ia sampai susah menelan air liurnya sendiri
membayangkan akan sebanyak apakah yang harus dia pelajari kali ini ?
Setelah meletakan buku itu, seperti biasa pula Bong ssaem
meninggalkan kelas. Kini dua namja disamping Jieun mulai mengeluh.
“Waahh buku ini tebal sekali” ucap Joon Myeon seraya
meneliti buku itu.
“Melihatnya saja sudah membuat malas” timpal Sehun dengan pandangan jengahnya.
“Benar” dan ucapan yang keluar dari mulut Jieun membuat
kedua namja itu menatapnya heran.
“Tidak seperti biasanya” ucap Sehun dan mendapat anggukan
kecil dari Joon Myeon.
“Eoh ?”
“Biasanya kan, kau paling semangat belajar Jieun-ssi” ujar
Joon Myeon.
“Hehe entahlah.. aku hanya reflek karena melihat buku
setebal ini” Sehun tertegun saat melihat Jieun tertawa seraya menggaruk
rambutnya pelan. Baru kali ini ia melihat gadis yang biasanya galak itu
tersenyum.
“Kali ini kita sama” ujar Joon Myeon.
“Kurasa begitu” Jieun mengakuinya. Tiba-tiba Sehun berdiri,
membuat Jieun dan Joon Myeon yang tengah mengobrol soal buku tebal itu
terhalangi.
“Kenapa Hun ?” tanya Joon Myeon.
“A aku.. kurasa aku butuh udara segar”
“Mwo ?” belum sempat Joon Myeon kembali bertanya, Sehun
sudah beranjak dan keluar dari kelas seraya membawa tas punggungnya.
“Ada apa dengannya ?” gumam Joon Myeon. Jieun hanya diam dan
melihat Sehun keluar kelas.
“Apa dia masih kesal padaku ?” tanya Jieun.
“Kesal kenapa ? tidak dia bukan namja pedendam, dia memang
aneh kadang-kadang haha”
“Oh begitu ya..”
“Baiklah ayo kita pelajari buku ini” Jieun mengangguk
setuju. Akhirnya hari ini datang juga, hari dimana mereka benar-benar belajar
bersama. Oke, meskipun namja yang satunya lagi masih tidak mau dekat dengan
Jieun setidaknya namja bernama Joon Myeon itu kini mulai bersikap baik pada
Jieun. 30 menit berlalu, Sehun belum juga kembali. Sementara Joon Myeon dan
Jieun masih mempelajari materi yang ditandai. Mereka tampak serius. Kadang
saling bertanya dan menemukan jawabannya. Namun suara perut Jieun
menginterupsi.
Krruuuukkk ~ membuat Joon Myeon menoleh.
“Kau lapar ya ?” Jieun meringis lalu mengangguk pelan.
“Joon Myeon-ssi, aku ke kantin dulu ya. Aku benar-benar
lapar”
“Ya”
“Kau mau menitip sesuatu ?”
“Me menitip ? Oh ti tidak”
“Oke aku tinggal dulu” Joon Myeon mengacungkan ibu jarinya.
Setelah Jieun keluar kelas, Joon Myeon menegakan kepalanya.
Setelah mengenalnya,
kurasa dia memang benar-benar seseorang yang baik
Joon Myeon melejitkan bahunya sekilas dan kembali belajar.
Jangan sampai nilainya buruk saat simulasi olimpiade itu tiba. Ia sadar diri
selama latihan ini dimulai ia tidak pernah belajar dengan serius. Pisau yang
tajam pun akan berkarat jika tak pernah di asah.
___
Sesampainya Jieun dikantin, ia langsung membeli sekotak susu
vanilla dan dua bungkus roti isi pisang keju. Setelah mendapatkan apa yang
dibelinya, ia mencari tempat duduk yang nyaman untuk menikmati makanannya.
Mengernyit sekilas saat menyadari sosok Sehun juga ada dikantin, tepatnya duduk
disalah satu meja disana. Hanya terlihat dari tampak belakang. Telinganya
tersumpal headset seraya membaca sesuatu. Jieun berniat menghampiri Sehun namun
ia ragu. Dari awal Sehun memang terlihat tidak menyukai Jieun. Oke, Joon Myeon
pun begitu tapi seiring waktu namja yang satu itu melunak tapi Sehun ? Jieun
tidak yakin. Ia pun tidak tahu apa alasan Sehun keluar kelas dan tidak kembali,
malah memilih berdiam diri dikantin. Jieun merasa kalau semua itu karena
dirinya. Mungkin Sehun belum menyukai kehadiran Jieun atau bahkan tidak akan
pernah.
Jieun pun berjalan ke meja yang lain, meja yang berada
dipojok, hanya ada satu meja yang menghalangi mejanya dengan meja Sehun. Namun
sejauh apapun Jieun duduk, tetap saja dia akan terlihat karena kini kantin
tampak tak terlalu ramai. Tanpa memikirkan apapun lagi, Jieun mulai menikmati
makanannya. Masa bodoh jika Sehun tidak menyukainya. Dia tidak akan mati kan ?
Sekarang yang pasti adalah mengisi perutnya. Jieun lapar berat.
“Heh, kurasa itu dompetmu” Jieun mendongak dan Sehun sudah
berada dihadapannya dengan pandangan itu, pandangan datar yang dingin. Jieun
masih belum sadar bahwa dompetnya berada dilantai.
“Lihat kebawah, babo”
ucap Sehun lagi. Jieun pun mulai menunduk dan benar. Dompet berwarna merah
mudanya itu berada dilantai tepatnya disebelah kakinya. Jieun pun mengambilnya
dan meletakannya diatas meja. Kembali mendongak.
“Go gomawo” Sehun mengangguk kecil. Baru saja hendak pergi,
Jieun menahan tangan Sehun. Membuat namja itu mengernyit saat melihat Jieun
menatap komik yang ia genggam.
“Sehun-ssi, bisakah aku meminjam komik itu ?”
“Eoh ?” Sehun menatap bergantian antara Jieun dan komik itu.
“Tapi ini milik kakak ku” lanjut Sehun.
“Bisakah kau duduk dulu ?” pinta Jieun dan masih dengan
perasaan bingung, Sehun menuruti permintaan Jieun untuk duduk. Setelah Sehun
duduk Jieun kembali mengajukan pertanyaan yang sama.
“Sehun-ssi, bisakah aku meminjam komik itu sebentar saja
besok pasti aku kembalikan”
“Apa kau tuli, sudah kubilang ini punya kakak ku” Jieun mendelik menatap Sehun.
“Kau sangat membeciku ya ?”
Ada apa dengan anak
ini, sikapnya aneh kali ini.. kenapa dia menganggapku membencinya.
“Mwo ?”
“Aku tahu kau tidak ingin meminjamkan komik itu padaku
karena kau tidak menyukaiku kan ?”
“Hah ?” Sehun makin tak mengerti.
“Ayolah, aku benar-benar ingin membaca komik itu”
Kenapa komik ini
begitu penting..
“Ayolah Sehun-ssi..” Namja itu menghela nafas.
“Baiklah, kau boleh membacanya disini” akhirnya Sehun pun
menyerahkan buku itu pada Jieun. Dan dengan senang hati Jieun menyambarnya. Tidak
apa, jika ia tidak boleh meminjamnya dan membawanya kerumah setidaknya ia bisa
membacanya disana.
Sehun
mulai menyenderkan punggungnya malas. Kini Jieun terlihat fokus membaca komik
milik kakak perempuannya yang entah kenapa ada ditasnya itu. Awalnya Sehun
tidak ingin membacanya namun karena bosan hanya duduk dikantin Seraya mendengar
musik, akhirnya ia pun membaca komik itu untuk membunuh kebosanannya. Meski Sehun
tidak mengerti karena komik itu adalah lanjutan cerita dari yang sebelumnya.
"Jadi
kau menyukai komik ini juga ?" tanya Jieun disela-sela kegiatannya
membaca.
"Sudah
kubilang ini milik kakak ku"
"Tapi
kulihat kau tadi membacanya"
Sehun
tak mungkin mengatakan bahwa ia tidak bisa kembali ke kelas karena melihat
senyuman Jieun yang membuatnya menjadi aneh dan akhirnya memilih membaca komik
itu untuk melewati rasa bosannya.
Aku pasti gila karena berdebar hanya
karena melihat kutu buku ini tersenyum.
"Hey
kenapa kau diam ?"
"Komik
itu ada ditasku dan kubaca saja"
"Kenapa
kau malah membaca komik yang tidak pernah kau baca dan tidak kembali ke kelas
untuk latihan ?"
"Aisshh..
Kau ini terlalu banyak bertanya. Kembalikan komiknya"
"Yaa
yaak.. Ba baiklah aku tidak akan bertanya lagi"
lima
menit berlalu. Kini tak ada lagi pembicaraan. Entah kenapa kini Sehun tertarik
memperhatikan Jieun saat membaca komik. Gadis itu kadang tersenyum dan kadang
bergumam tak jelas. Sehun membaca judul komik itu. Ia baru sadar jika ia baru
tahu judulnya padahal tadi ia membacanya.
Ugly Duckling ? Jadi itu judulnya...
"Hey
kau pasti bosan menungguku menyelesaikan komik ini, lebih baik pinjamkan saja
padaku dan aku janji besok akan kukembalikan"
"Aku
tidak mungkin meminjamkan komik yang bukan milik ku pada orang lain. Aku bahkan
tidak tahu kenapa komik itu ada ditasku"
Dia benar-benar keras kepala.
Jieun
belum selesai membaca komik itu tapi mana bisa ia dikantin terus dan
meninggalkan tanggung jawabnya untuk belajar. Ia bahkan sudah terlalu lama
meninggalkan kelas dan menyisakan Joon Myeon dikelas sendirian.
“Baiklah,
ige.. aku kembalikan”
“Wae ?
memangnya kau sudah selesai membacanya ?”
“Tentu
saja belum, babo. Kau tahu, aku harus kembali ke kelas, Bong ssaem bisa murka
jika tak mendapatiku dikelas”
Beraninya dia memanggilku babo
Sehun
pun menerima komik itu. namun ia mengernyit saat Jieun tak langsung kembali ke
kelas.
“Apalagi
?” tanya Sehun jengah.
“Kau
juga harus kembali ke kelas bersamaku”
“Aku
tidak mau”
“Yaak..
kau bisa kena masalah nanti”
“Apa
pedulimu ?”
“Aku
peduli karena ini menyangkut olimpiade yang akan kita ikuti bersama” Sehun
membuang nafas malas.
“Masa bodoh” gumam Sehun namun masih terdengar jelas
ditelinga Jieun.
“Kau benar-benar kekanakan” desis Jieun dan tanpa
berlama-lama lagi, gadis itupun beranjak meninggalkan Sehun.
Percuma saja
membujuknya..
____
Jieun kembali ke kelas, dan bernafas lega saat tak mendapati
Bong ssaem disana. Joon myeon mendongak melihat kedatangan Jieun.
“Kau lama sekali, Jieun-ssi”
“Ahehe.. aku cukup lama jika memakan sesuatu”
“Apa kau melihat Sehun ? bagaimana jika Bong ssaem
menanyakan bocah itu”
Itu juga yang ku khawatirkan
tadi..
“Aku sudah memintanya kembali ke kelas tapi dia tidak mau”
“Mwo ? itu berarti Sehun ada dikantin sekarang ?” Jieun
menganggukan kepalanya. Ia kembali duduk disamping namja itu.
“Aku harus menyusulnya” Baru saja hendak beranjak, Bong ssaem
mulai memasuki kelas.
Gawat.. batin Joon
myeon. Bong ssaem mengernyit saat anak didiknya berkurang satu.
“Kemana Sehun ?” Jieun dan Joon myeon berpandangan sejenak.
Mereka kebingungan untuk mencari alasan yang tepat.
“Kenapa diam, ku tanya kemana Sehun ?” ucap Bong ssaem lagi.
“Mian ssaem, aku ke kamar kecil sebentar tadi” ucap Sehun
yang tiba-tiba sudah berada diambang pintu.
“Ya sudah cepat duduk” Jieun dan Joon myeon kembali
berpandangan. Merasa lega saat Sehun kembali tepat pada waktunya. Sehun mulai
menduduki kursi disamping Joon myeon.
“Yaakk kemana saja kau ? Ku kira kau tidak akan masuk lagi”
bisik Joon myeon.
“Aku hanya tidak ingin seseorang menganggapku kekanakan”
ucap Sehun seraya melirik Jieun.
“Sudah-sudah jangan berisik. Bagaimana, apa ada yang ingin
kalian tanyakan ?” Jieun mengangkat tangannya.
“Iya Jieun ?”
“Ada yang belum saya mengerti pak”
“Coba maju dan bawa buku itu, tunjukan mana yang belum kau mengerti” Jieun pun beranjak dengan membawa
buku tebal dihadapannya. Bukannya memperhatikan Jieun, kedua namja itu malah kembali
mengobrol terutama Joon Myeon yang penasaran kenapa Sehun tiba-tiba keluar
kelas.
“Heh, kau ini tadi kenapa sih ?” sementara Sehun hanya diam
tak menghiraukan pertanyaan temannya itu.
“Kenapa diam ? apa kau masih tidak menyukai gadis itu ?”
“Molla” hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Sehun.
“Tidak seperti biasanya, kau benar-benar aneh hari ini” Joon
myeon menggeleng kecil.
<<>>
Bukan untuk membaca atau meminjam komik, Jieun hanya ingin
tempat yang tenang dan dimana lagi jika bukan ditoko rental komik yang
penjaganya adalah temannya sendiri, Jang Eun Bi. Jieun duduk disebuah kursi
kayu dengan meja bundar yang berjarak beberapa meter didepan kasir. Memfokuskan diri pada beberapa buku yang
dibawanya. Buku yang bahkan enggan untuk Eun Bi pelajari. Semua buku itu tebal
dan berhubungan dengan matematika. Pasti memusingkan mempelajarinya.
“Hey kenapa kau malah belajar disini sih ?” tanya Eun Bi,
sebenarnya ia senang setidaknya ia tak akan mati kebosanan ditoko. Tapi saat ia
tahu Jieun kesana hanya untuk belajar. Sepertinya itu sama saja karena ia akan
tetap bosan melihat Jieun. Gadis itu mendongak dan tertawa lebar.
“Setidaknya disini adem karena ada AC nya. Kepalaku akan
merasa lebih baik hehe” jawaban itu membuat Eun bi menggeleng kecil.
Jadi itu alasannya..
“Ke perpustakaan kota saja, disana juga ada AC nya”
“Terlalu jauh” ucap Jieun seraya kembali membaca buku
dihadapannya.
“Terserah kau saja lah” tak lama pintu toko terbuka, tanda
ada pengunjung. Eun bi mengernyit saat seseorang itu adalah Sehun. Ia ingat
betul wajah orang-orang yang meminjam buku ditokonya dan ia juga belum pernah
melihat Sehun mengunjungi tokonya sekali pun. Lalu ada angin apa sampai namja
itu kesana ?
“Aku ingin mengembalikan komik ini atas nama Oh Yang Bi”
Kami satu sekolah tapi
sepertinya ia tidak mengenaliku T.T Poor me.. Tapi siapa Oh Yang Bi itu ? dari
marganya sama, apa mungkin ia kakaknya ? Ah apa peduliku
Eun bi meraih komik itu.
“Terimakasih” ucap Eun Bi ramah. Sehun pun mengangguk kecil,
ia memutar tubuhnya hendak pergi namun langkahnya terhenti saat melihat sosok
yang tak asing dihadapannya beberapa meter.
Sedang apa anak itu
disini ?
Eun Bi yang memperhatikan Sehun seakan tahu jika namja itu
tengah memperhatikan Jieun.
“Hey Jieun, ada teman mu disini !” pekik Eun bi yang mau tak
mau membuat Jieun mendongak. Sehun pun menoleh menatap Eun bi yang kini
tersenyum canggung.
Jadi dia mengenalku ? batin
Sehun.
“Sehun ?” Jieun menatap heran. baru kali ini ia melihat Sehun ke toko buku.
“H hai” ucap Sehun.
Kenapa juga aku harus
gugup..
“Sedang apa kau disini ?” tanya Jieun lagi.
“Oh itu.. aku hanya mengembalikan komik yang kakak ku pinjam
disini”
Jadi benar eonni itu
kakaknya.. ucap Eun bi dalam hati.
“Komik Ugly Duckling ?” Dan Sehun mengangguk.
“Kau sendiri apa yang kau lakukan disini ?”
“Seperti yang kau lihat, apalagi jika bukan belajar haha..
oia dia itu temanku, dia bekerja disini sebagai penjaga toko” Sehun pun
berbalik.
“Annyeong, Sehun imnida” ucapnya pada Eun Bi.
“Aku sudah tahu, kita kan satu sekolah. Namaku Jang Eun Bi”
“Ooh benarkah ? maaf aku tak mengenalimu”
Memang sudah nasibku T.T
.. batin Eun bi.
Gadis itu nyengir “Gwenchana..”
“Kalau begitu aku pergi dulu” ucap Sehun saat tak ada lagi
percakapan basa-basi namun.
“Tunggu dulu-” intruksi Jieun. Gadis itu terlihat
membereskan bukunya dan memasukannya kedalam tas punggung yang ia gunakan. Lalu
menghampiri Sehun.
“Ada apa lagi ?”
“Ada sesuatu yang harus kubicarakan”
“Disini ?”
“Bagaimana jika ditaman ?”
“Terserah” Sehun pun berjalan lebih dulu sementara Jieun
berpamitan pada Eun bi sebelum ia mengikuti Sehun.
___
Jieun dan Sehun sudah menduduki salah satu kursi yang berada
di taman kota.
“Sebenarnya aku sudah membicarakan hal ini dengan Joon
Myeon, dan ia juga sudah menyetujuinya-“
“Membicarakan apa ?” potong Sehun.
Tidak sabaran..
“Karena kita bertiga terlibat dalam satu olimpiade yang sama maka
ku pikir kita harus menjadi dekat dan bekerja sama agar semuanya lancar. Maka
dari itu aku mengusulkan untuk belajar bersama diluar sekolah setidaknya satu
kali dalam satu Minggu untuk mengulang kembali pelajaran yang sudah kita terima
sebelumnya dari Bong ssaem”
“Lalu ?”
“Apakah kau setuju dengan usulanku ?”
“Tidak”
Oh ya ampun sifat buruknya
kembali lagi..
“Wae ?”
“Kepalaku bisa pecah jika hanya terus-terusan belajar. Apa
belajar disekolah tidak cukup bagimu ?” Jieun menghela nafas.
“Aku hanya ingin melakukan olimpiade itu dengan baik.
Terserah padamu jika kau tidak setuju, aku tak akan rugi. Setidaknya Kim Joon
Myeon memiliki pribadi yang bersahabat dibanding kau, Sehun-ssi” Jieun pun
beranjak dan meninggalkan Sehun.
Hanya akan berakhir
dengan kekecewaan jika aku terus berurusan dengan namja yang satu itu...
batin Jieun. Gadis itu bahkan tak menengok lagi karena kekesalannya pada Sehun.
Apa ia menyukai Joon
Myeon ? batin Sehun.
Masa bodoh, memang apa
peduliku .. tak lama Sehun pun bangkit dan berjalan pergi.
To Be Continued~
Sehun suka sama jieun kah? Ahaha lucu, genre school nya jga dapt bngt. Lanjut trus yh thor.....
ReplyDeleteSip ..
DeleteD tunggu y :-)
Hayoloh cinta segitiga, tapi tetep HunU team! Wkwkwk
ReplyDeleteBtw cover pic nya keren kak ^^
Sip..
DeleteMakasih ^^