IU | Suho (exo) | Drabble | Melodrama
Setiap hari Jieun melewati
jalan itu, terdiam sejenak dengan gitar yang berada dipunggungnya. Memandang
kursi taman yang mulai tampak usang.
Hanya termenung tanpa ada
niat untuk menduduki kursi itu. Raut wajahnya selalu sama, entah sedih, bahagia
seakan semua menjadi satu.
Dulu, kursi itu adalah tempat
paling bersejarah bagi Jieun dan namja manis bernama Suho. Sepulang les
bersama, mereka mendatangi tempat itu hanya untuk sekedar menghabiskan waktu
atau bercanda Seraya memakan bakso ikan. Tertawa renyah sampai perut sakit. Ada
saja yang membuat mereka tak bosan melewatkan waktu bersama. Selalu ada topik
menyenangkan diantara mereka berdua. Meski berbeda sekolah, Jieun dan Suho
disatukan karena musik. Sepulang sekolah mereka akan mengambil les musik
ditempat yang sama.Dari sanalah awal kedekatan itu. Dari musik dan mimpi yang
sama. Mimpi menjadi musisi yang hebat.
Bernyanyi dengan petikan
gitar dari tangan mungil Jieun, tersenyum Seraya memainkan alat musik itu.
"Daebak, permainan
gitarmu semakin bagus Jieun-a"
"Jinjja !?"
Suho mengangguk mantap dengan
dua jempol di udara. mampu membuat Jieun kembali tersenyum.
Menghembuskan nafas pelan,
hanya kenangan yang tersisa dari namja itu. Sudah cukup lama berlalu namun
namja manis yang kadang memiliki senyum aneh itu masih bertahan dihati Jieun,
lagi pula Jieun pun tak ada niat untuk melupakannya. Jieun tersenyum miris dan
kembali berjalan.
"Bogoshipo Suho-ya"
gumam Jieun dengan mata berkaca-kaca. Menengadah, memandang langit biru,
berharap air mata itu tidak turun.
"Uljimma, raihlah
impianmu. Maaf karena tidak bisa menemanimu lagi, aku sudah lelah Jieun-a, aku
ingin pulang. uljima" Ucap lemah namja itu, tersenyum Seraya menggenggam
tangan mungil Jieun yang sedikit bergetar. Sampai genggaman itu melemah dengan
sendirinya. Jieun tak bisa lagi membendung air mata sedih itu.
"Maaf, aku belum bisa
mewujudkan impian kita"
Suho mengalami kecelakaan
saat seharusnya ia dan Jieun tampil disebuah acara pencarian bakat. Suho koma
beberapa hari hingga akhirnya ia sadar dan meninggal setelah beberapa jam ia
sadar. Hal itu membuat Jieun depresi. Teman sekaligus namja yang tak ia sadari
telah mencuri hatinya telah hilang, lenyap dan terbang ke surga.
Jieun tak pernah lagi
mengikuti audisi apapun. Ia merasa bersalah. Jieun hanya menjadi musisi jalanan
yang setiap hari memetik gitarnya disebuah tempat dekat stasiun. Jieun ingin
mewujudkan impiannya bersama Suho namun entah mengapa ia justru merasa salah
jika meraihnya seorang diri.
Dan inilah Jieun sekarang.
Terbelenggu dengan kenangan pahitnya tentang kematian Suho. Jika saja Jieun tak
ngotot untuk mengikuti audisi itu, mungkin Suho masih baik-baik saja. Jika
saja, jika saja.. Kalimat itu terus terngiang dikepala Jieun.
Jieun kembali berjalan
melewati kursi itu. Melewati kenangannya bersama namja itu, melewatinya meski
hati dan pikirannya tak bisa lepas dari balik kisah yang terjadi ditempat itu.
Menghembuskan nafas lelah. Lelah dengan hatinya yang tak pernah bisa berpindah tempat.
"Nan Jeongmal bogoshipo"
The end
Comments
Post a Comment