Fantasy, Drama, PG 17 | Lee Jieun | Xi Luhan | Kim Myungsoo etc.
Part [1] [2]
“Pagiii...”
Hyun Woo dengan happy virusnya menyapa setiap siswa yang ia temui saat
berangkat sekolah. Melangkah dengan penuh optimisme, itulah Hyun Woo. Hatinya
bertambah bersemangat saat gadis yang ia sukai berada beberapa meter
dihadapannya.
“Hai..” Hyun
Woo menyapa Na Young membuat Na Young menoleh dan tersenyum kecil.
“Kau tidak
memakai pita aneh itu lagi dirambutmu ?”
“Apa
sebenarnya urusanmu Hyun Woo-ssi ?” Na Young justru balik bertanya dengan raut
tak bersahabat. Senyum kecil yang tadi terpatri kini hilang.
Kenapa dia menanyakan pita itu ? Apa
mungkin dia mulai mencurigai sesuatu ?
“Ti tidak
ada” ucap Hyun Woo tergagap. Kenapa Na Young justru terlihat tak senang seperti
itu ? Hyun Woo hanya ingin mencoba lebih dekat dengan yeoja itu. apa salah ? dan
Hyun Woo hanya asal bertanya.
Na Young
mempercepat langkahnya, meninggalkan Hyun Woo yang masih terdiam dengan wajah
cemberut.
Dia membahayakanku ..
Na Young tak
pernah dekat dengan siapa pun karena jika para vampire yang memiliki masalah
dengannya tahu, bisa saja mereka mencelakakan orang-orang didekatnya. Na Young
adalah seorang yatim piatu yang diasuh oleh para pemburu vampire disebuah
gedung tua disudut kota. Sejak kecil Na Young dilatih untuk menjadi pemburu
vampire. Didoktrin bahwa tidak ada vampire yang baik dan jangan pernah
bersahabat dengan mereka. Itulah yang membuat Na Young menjadi pribadi yang
tertutup dan misterius seperti sekarang. Sejauh ini tidak ada satu orang pun
yang tahu jika ia menjadi pemburu vampir selain anggota pemburu vampir lain
tentunya.
“Ada apa
dengannya ?” gumam Hyun Woo seraya kembali berjalan namun tak lagi menyapa
setiap siswa yang berpapasan dengannya. Jangan sampai ia didamprat lagi seperti
apa yang Na Young lakukan tadi padanya.
___
“Woy..”
waktu menunjukan pukul 06.30 namun Luhan masih belum bangun dan malah meringkuk
dibalik selimutnya. Jieun berusaha membangunkan namja itu tapi sama sekali tak
berhasil. Sedari tadi ia menusuk-nusuk wajah, bahu, bahkan punggung Luhan
dengan telunjuknya tapi tak ada satupun yang berhasil untuk membangunkannya. Ingin
sekali Jieun berteriak namun ibu atau ayah Luhan bisa curiga dengan suara yeoja
yang berasal dari kamar anak mereka.
Jieun
berkacak pinggang dan menghela nafas.
Apa yang harus kulakukan untuk
membangunkannya ?
Aiishhh.. ternyata manusia sangat
merepotkan
Jieun
mendapat sebuah ide. Ia mencondongkan tubuhnya dan berbisik ditelinga Luhan.
“Bangun atau
kuhisap darahmu sekarang juga” ucap Jieun tajam dan dingin. Seketika membuat
Luhan membuka kedua matanya lebar dan melirik Jieun yang kini tersenyum seraya
memperlihatkan taring-taringnya.
“Aiishh.. ne
ne aku bangun sekarang, aku bangun. Dasar vampire pengancam” Jieun menyeringai
kecil.
“Cepat mandi
dan berangkat sekolah”
“Iya .. iya.
Dasar cerewet !“ gerutu Luhan seraya bangun dengan malas-malasan dari
ranjangnya.
“Yaaakk !”
pekikan Jieun membuat Luhan berlari seraya menyambar handuknya.
Ouh.. ancamanku selalu ampuh haha.
>><<
“Hei Luhan
kau kenapa ?” tanya Hyun Woo saat istirahat tiba. Dua namja itu duduk dibawah
pohon rindang hanya untuk sekedar bersantai sembari menikmati beberapa makanan
kecil yang mereka beli dikantin.
“Aku masih
ngantuk” kantung mata Luhan terlihat hitam dan besar. Namja itu menyenderkan
kepala pada pohon yang berada dibelakang tubuhnya.
“Memangnya
tadi malam kau melakukan apa ? menonton film blue ya ?” selidik Hyun Woo.
Pletaakk
“Sembarangan”
sergah Luhan. meskipun sedang mengantuk dan terpejam, tangan Luhan tak pernah
meleset jika memukul seseorang tak terkecuali Hyun Woo.
“Aiishh ..
tak perlu memukul dahiku, bisa kan !?” Hyun Woo mengusap dahinya yang berasa
berdenyut-denyut. Jangan anggap itu tidak sakit, perlakukan namja dengan namja
berbeda dengan perlakukan namja pada yeoja. Kau harus tahu itu. dan pukulan
tadi benar-benar sakit dan keras.
“Aku
menonton pertandingan bola tengah malam, jadi itulah kenapa aku mengantuk
sekarang” jelas Luhan.
“Huuhh
pantas saja”
Dan lagi gara-gara gadis vampire itu
membangunkan ku terlalu pagi, aku tidak bisa tidur lebih lama. Aiishhh..
“O ?
Bukankah itu Na Young ?” saat Luhan membuka mata untuk mengambil keripik
kentang milik Hyun Woo, namja itu melihat jika Na Young menghampiri Myungsoo
dimeja kantin. Hyun Woo dengan segera mengikuti arah pandang Luhan.
“Benar.
Tumben sekali Na Young mendekati seseorang”
Sementara ia begitu kesal saat aku
berusaha dekat dengannya lanjut Hyun Woo dalam hati.
“Apa ia
menyukai Myungsoo ?” tebak Luhan.
“Y yaaakk
mana mungkin !” Hyun Woo merasa panas. Entahlah, ia tak suka melihat Na Young
dan Myungsoo duduk dimeja yang sama seperti itu.
“Reaksimu
itu berlebihan, bodoh” ucap Luhan sembari menoyor kepala Hyun Woo.
“Aiiishhh..
kenapa kau selalu menoyor kepalaku !”
“Memangnya
kenapa ?”
“Aku tidak
suka, tahu !”
“Lalu apa
yang kau suka ?” tanya Luhan dengan seringaian kecil yang ia sembunyikan.
“Tentu saja
Na-“ Hyun Woo tersadar jika Luhan hanya ingin memancingnya.
“Bhahaha..
sekarang aku tahu jika kau benar-benar menyukai Na Young”
“Aiiishh
sudahlah” Hyun Woo justru terlihat kesal sendiri sementara Luhan terus saja
meledek karena ketahuan jika Hyun Woo menyukai Na Young.
____
Tidak
seperti siswa yang lain, Myungsoo justru menggunakan kantin untuk membaca buku
tanpa ada makanan atau minuman dimejanya. Buku tebal itu menjadi fokus
Myungsoo, mengabaikan beberapa junior siswi yang menatapnya penuh kagum. Kagum
karena paras yang begitu sempurna. Sebenarnya Myungsoo menyukai tatapan kagum
mereka, ia biasa dipuja. Tentu saja, ia adalah anak ketua tertinggi koloni.
Bahkan dari bangsanya saja banyak gadis vampire yang menyukainya.
“Oh ternyata
kau memang benar-benar vampire” ucapan itu membuat Myungsoo meletakan bukunya
dan mendongak menatap seorang yeoja yang sudah berdiri didepannya. Myungsoo memicing,
menatap yeoja itu dari atas sampai bawah. tatapannya tajam seolah merasa jika
gadis itu adalah ancaman.
“Siapa kau
?”
“Pelindung
manusia” ucap yeoja bername tag Ok Na Young itu. Myungsoo menyeringai kecil.
“Pemburu
vampire” gumamnya kecil. Na Young menarik kursi kosong dihadapannya dan duduk
berhadapan dengan Myungsoo.
“Benar dan apa
alasanmu datang kesekolah ini ? sebelumnya tak pernah ada vampire disini”
“Eum...
haruskah aku menjawab pertanyaanmu yang tidak penting itu ?” Mendengar jawaban
Myungsoo, Na Young mengepalkan tangannya karena merasa diremehkan.
Sikapnya tidak seperti vampire
biasa..
“Jawab, atau
kubunuh kau penghisap darah” bisik Na Young. Ia tidak pernah bercanda dengan
ucapannya. Ekspresinya menekankan keseriusan.
“Waw waw
waw, kau pemburu vampire yang sanga tidak sopan. Kau tidak bisa membunuhku
karena aku tidak terikat dengan manusia manapun. Lihat, tak ada tanda apa-apa
dilenganku bukan ?” Myungsoo mengangkat kedua tangannya dan memperlihatkannya
pada Na Young.
“Aku akan
tetap mengawasimu” desis Na Young seraya bangkit dari duduknya dan berlalu dari
hadapan Myungsoo membuat seringaian Myungsoo hilang dan berganti dengan raut
dingin dan menyeramkan.
Kau bisa mengancam vampire biasa tapi
tidak denganku
>><<
Malam ini
Jieun mulai bekerja sebagai kasir disalah satu mini market. Gadis itu tengah
mematut diri didepan cermin yang menyatu dengan lemari Luhan.
“Kau tidak
perlu bersiap seperti itu, ingat kau hanya kasir Jieun” ucap Luhan yang bosan
melihat Jieun sedari tadi membereskan kemeja kerjanya didepan cermin.
“Aku tahu ..
tapi tetap saja aku harus berpenampilan terbaik karena ini adalah pekerjaan
pertamaku”
“Ck
berlebihan”
“Oia Lu, apa
yang harus kulakukan sebagai kasir ?”
“-_- ku kira
kau sudah mempersiapkan semuanya ternyata belum. Kau hanya perlu mengucapkan
selamat datang pada setiap pelanggan yang masuk mini market dan menghitung
jumlah belanjaan mereka”
“Aaahh
seperti itu, seperti yang ada di drama-drama ya”
“Benar”
“itu mudah”
“Jangan
meremehkan sesuatu”
“Arra,
huuuhh sekarang aku jadi gugup” Jieun menegakan tubuhnya dan menghirup udara
dalam-dalam lalu menghembuskannya.
“Ck.. lebay”
timbal Luhan malas.
“Jangan
meremehkan sesuatu” ucap Jieun mengikuti ucapan Luhan.
“Arra” balas
Luhan dengan bola mata memutar jengah.
“Baiklah,
aku sudah siap. Aku berangkat dulu ya”
“Kau tidak
membawa tas ?”
“Kau tahu
kan aku tidak membawa apa-apa saat pertama kita bertemu”
“Oia.. ya
sudah selamat bekerja, hwaiting !” Jieun mengangguk mantap.
“Eum..
hwaiting !”
___
Jieun
berjalan seorang diri, sesekali saat tidak ada orang, ia melesat bak angin.
Sesampainya di mini market tempat ia akan bekerja. Jieun masuk dan menyapa
karyawan lain yang akan ia gantikan. karyawan yang bekerja disana saat siang
hari.
“Annyeong”
sapa Jieun sembari membungkuk kecil pada karyawan yang akan digantikannya. karyawan
berwajah tampan dan sepertinya berumur sekitar 21 tahun.
“Oh
annyeong, kau karyawan baru itu ya ?”
“Ne, Lee
Jieun imnida” ucap Jieun memperkenalkan diri seraya tersenyum kecil.
Waahh dia sangat tampan. Pasti banyak
yang berbelanja disini hanya untuk melihat wajahnya batin Jieun
“Wah kau
masih muda ya, perkenalkan namaku Ahn Jae Hyun”
Kau pasti akan terkejut jika
mengetahui umurku yang sebenarnya
“Oh ne.
Senang bertemu denganmu Jaehyun-ssi”
“Oke kalau
begitu aku pergi dulu, aku harus kuliah malam. Kuserahkan pekerjaannya padamu,
selamat bekerja Jieun-ssi semoga lancar”
ucap namja bernama Jaehyun itu, ia bergegas menyambar tas punggungnya
dan berlalu.
“Ne,
annyeong” lirih Jieun yang sepertinya tidak terdengar karena Jaehyun sudah
melesat pergi. Jieun menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya pelan. Ia
kembali bercermin pada kaca mini market untuk mengecek penampilannya. Hari
pertama bekerja haruslah berkesan dan lancar.
Huuuhh oke sekarang, kau hanya perlu
menunggu pelanggan datang Jieun.
Sembari
mengisi waktu, Jieun membereskan barang-barang dan meneliti setiap apapun yang
ada didalam mini market itu.
Kling..
“Selamat
datang” ucap Jieun saat ada beberapa anak remaja yang memasuki mini marketnya.
Menghampiri Jieun saat selesai sembari membawa barang-barang yang akan
dibelinya.
“Eonnie
karyawan baru ya ?” tanya salah satu remaja itu.
“Ne” jawab
Jieun seraya menghitung belanjaan dua remaja itu.
“Eonnie
tidak takut bekerja shift malam seperti
ini ?”
“Eonnie
butuh uang”
“Haha..
eonnie lucu”
“Lucu kenapa
?”
“Tentu saja
orang yang bekerja pasti karena membutuhkan uang”
“Kau pintar
berbicara ya, siapa namamu ?”
“Kim Jung
Eun, yang ini Park Nana”
“Belajar lah
dengan baik dan jangan keluar malam terlalu lama”
“Waeyo ?”
“Kau bisa
digigit vampire”
“Bhahaha..
eonnie percaya vampire itu ada ?” Jieun mengangguk, seraya masih menghitung
belanjaan mereka menggunakan barcode
reader.
Memangnya kau pikir apa yang
didepanmu ini
“Bhaha.. kau
benar-benar lucu eonnie”
“Ige,
semuanya 10 ribu won” Jieun menyerahkan belanjaan mereka yang sudah dimasukan
kedalam kantung kresek. Park Nana menyerahkan uangnya. (admin ga tau 1 won itu
berapa klo dirupiahin jd itu ngasal aja hehe)
“Oke
annyeong eonnie” seru Jung Eun ramah.
“Annyeong”
Mini market
kembali sepi. Inilah enaknya jika shift malam, tidak terlalu banyak orang yang
membeli. Waktu beranjak malam namun
Jieun masih terjaga, ia sudah biasa bangun malam. Rasa kantuk tak pernah
mempengaruhinya.
____
Luhan tengah
menonton televisi dikamarnya. Ia mengganti-ganti beberapa chanel namun tak
menemukan tayangan yang menarik. Ia merasa ada yang salah dengan dirinya. Tapi
dia tidak tahu apa. Luhan mengedarkan pandangannya. Kamarnya terlihat lengang
tanpa ada kehadiran seseorang. Seseorang yang biasanya meracau bersamanya. Dan
seseorang itu adalah Jieun.
“Apa yang
sedang Jieun lakukan sekarang” gumam Luhan seraya menatap nanar layar televisi
dihadapannya.
“Aiishh
kenapa juga aku harus memikirkannya” Luhan menggembungkan pipinya. memilih
mematikan televisinya dan justru memainkan musik dari DVD Playernya
keras-keras. Menghempaskan diri ke ranjang dan menatap langit-langit kamarnya.
Tidak, ini bukan cinta kan ?
Apa aku mulai menyukai vampire itu ?
Yaaakk Luhan buka matamu lebar-lebar,
dia bahkan tidak bisa disebut mahluk hidup
Benar, buang jauh-jauh pikiran untuk
menyukainya.
Tapi apakah tidak ada cara untuk
benar-benar lepas darinya ? tidak mungkin kan seumur hidup dia menempel terus
padaku untuk meminta darah.
Pasti ada, baiklah aku akan mencari
tahu. Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Jadi pasti ada cara untuk
lepas dari Jieun.
>><<
Beberapa
yeoja itu berkumpul dan saling berbisik.
“Benar,
tinggalkan saja dia sendiri”
“Aku setuju,
berani-beraninya dia mendekati Myungsoo kita”
“Oke, ayo
kita pulang saja, biarkan dia yang membersihkan kelas sendirian” ketiga yeoja
itu pun meninggalkan kelas. Sementara Na Young mulai membersihkan kelas yang
sudah kosong sendirian. Hari ini adalah bagian dia piket membersihkan kelas,
tentu ia tak sendirian. Ada tiga yeoja lagi yang harusnya sudah membantu ia
membersihkan kelas. Namun entah kemana tuga yeoja itu. Na Young berakhir
seorang diri.
“ O ?” Na
Young membalikan badannya, melihat apakah suara itu berasal dari teman satu
piketnya namun ternyata bukan.
“Kau piket
sendirian Na Young-a ?” tanya Hyun Woo yang kembali ke kelas karena bukunya
tertinggal diloker meja. Na Young hanya mengangguk kecil dan kembali melakukan
tugasnya. Sementara Hyun Woo melangkah ke mejanya dan mengambil buku yang
tertinggal. Ia hendak kembali pulang namun ia justru meletakan tas punggungnya
dan membantu Na Young membersihkan kelas. Hyun Woo memulainya dengan melipat
kursi yang menyatu dengan meja dan meletakannya ketepi, agar lantai mudah untuk
dibersihkan. Hal itu menarik perhatian Na Young, gadis itu hanya menatap apa
yang Hyun Woo lakukan.
Kenapa dia melakukannya..
“Hyun
Woo-ssi”
“Eoh ?”
“K kau tidak
perlu membantuku” sikap dingin Na Young seakan memudar melihat kebaikan yang
Hyun Woo lakukan padanya. Ia sudah bersikap dingin pada Hyun Woo tapi namja itu
masih mau membantunya.
“Gwenchana,
lagi pula tidak ada yang akan kukerjakan sepulang sekolah”
“Tap-”
“Aku hanya
ingin membantumu” sergah Hyun Woo yang seakan tahu ada raut tidak enak pada
diri Na Young. Na Young menggigit bibir bawahnya, kemudian ia hanya mengangguk
kecil pertanda ia menerima bantuan Hyun Woo. Dan kedua siswa itu kembali pada
kegiatan masing-masing. Hyun Woo membereskan kursi dan menghapus semua tulisan
diwhite board sementara Na Young membersihkan jendela, menyapu dan mengepel
lantai kelas.
Na Young dan
Hyun Woo tengah duduk didepas kelas. Lantai baru selesai dipel dan harus
menunggu beberapa menit agar kering dan kembali merapihkan kursi yang tadi
dilipat.
“Gomawo,
Hyun Woo-ssi”
“Aigoo gwenchana,
berterimakasih seperti itu bukan gayamu kan haha” Na Young memicing.
“Maksudmu ?”
Hyun Woo menoleh dan tertawa canggung
“A anio..
haha”
Aishh bodoh, jangan memancing
emosinya. Dia bukan seseorang yang peka dengan gurauan.
Suasana
kembali hening, Baik Na Young maupun Hyun Woo hanya diam seraya memandang
lapangan dari lantai dua itu. ada beberapa siswa yang belum pulang kerumah
karena mengikuti ekskul. Hal itu membuat Hyun Woo berfikir untuk memulai
percakapan.
“Na Young-a,
apa kau mengikuti ekskul tertentu ?”
“Ekskul ?”
“Eum” Angguk
Hyun Woo.
“Dari awal
masuk kesekolah ini aku belum pernah mengikuti ekskul apapun. Bagaimana
denganmu ?”
“Jinjja ?
Kalau aku pernah mengikuti ekskul teater tapi karena merasa tidak cocok jadi
keluar dan akhirnya aku memilih ekskul basket. Disanalah pertama kali aku
merasa akrab dengan Luhan dan merasa cocok berteman dengannya. Kami sama-sama
menyukai basket dan mengikuti ekskul yang sama”
“Aaah
begitu.. kurasa kalian sangat dekat ya”
“Ahaha.. apa
maksudmu dengan dekat. Tentu kami dekat tapi hanya teman” Na Young tersenyum
kecil.
“Tentu saja
maksudku sebagai teman, Hyun Woo-ssi”
Dia tersenyum, aku melihatnya, dia
tersenyum karenaku .. Huaaa...
“Oh mungkin
lantainya sudah kering, ayo kita lihat” Hyun Woo dan Na Young kembali memasuki
kelas. Membereskan kembali kursi-kursi itu pada posisi semula. Setelah semuanya
selesai, mereka bersiap untuk pulang. Sesaimpainya digerbang sekolah, Hyun Woo
dan Na Young saling berpamitan karena arah pulang mereka berbeda.
“Hati-hati
dijalan Na Young-a”
“Kau juga
Hyun Woo-ssi dan sekali lagi terimakasih sudah membantuku hari ini”
“Ne” dengan
sebuah senyuman mereka berpisah menuju tujuan masing-masing.
Hyun Woo
berjalan dengan riang, sesekali ia bersiul gembira.
Yeaahh, akhirnya aku bisa dekat
dengan Na Young.
Aaaahh senangnya saat melihat ia
tersenyum.
Luhan harus tahu kabar gembira ini..
>><<
Hari demi
hari berlalu, segalanya masih berjalan lancar. Pekerjaan Jieun, sekolah Luhan
dan pendekatan Hyun Woo dengan Na Young memiliki peningkatan. Jieun sudah tidak
sabar, ia berencana pindah dari rumah Luhan jika ia sudah memiliki uang dari
hasil jerih payahnya. Ia juga sudah tidak sabar untuk bersekolah. Meski
terdengar aneh untuk seorang vampir bersekolah dengan manusia, tetap saja Jieun
ingin sekali merasakannya. Semuanya akan aman jika identitasnya tidak terungkap
bukan ?
Jieun mulai
menyusun satu persatu hal-hal yang tidak pernah ia lakukan selama menjadi
vampir. Terlebih lagi kini ia tinggal bersama manusia, tidak, bahkan ia tinggal
dan berbaur dengan manusia. Hal yang sebelumnya tak pernah ia lakukan.
Malam ini
entah kenapa Jieun tersenyum-senyum sendiri memikirkan semua rencananya itu.
dia bukan lagi seorang putri bangsawan vampir yang hanya berdiam diri dirumah.
Kini bahkan Jieun sudah mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Sekitar
pukul 03.00 dinihari, jalanan benar-benar tampak lengang. Hal itu justru
membuat Jieun bebas melesat bak angin atau sekedar memanjat pohon dengan
mudahnya hanya untuk mencari darah burung yang tengah terlelap tidur. Jieun
mulai bekerja jam 7 malam dan berakhir pada jam 3 dinihari. Ia tak pernah
khawatir akan hal itu, tak ada yang pernah ia khawatirkan kecuali Kim Myungsoo.
“Hai”
Oh tidak.. tidak..
Seringaian
itu, Jieun tahu benar. Wajah bengis dan dingin itu tak pernah sekali pun Jieun
sukai. Hidup barunya baru dimulai dan sekarang, bagai air yang menguap begitu
saja.
“Akhirnya
aku menemukanmu, Ji” namja bersuhu sama dengan Jieun itu menyeringai kecil
seraya menghampiri Jieun yang sekarang hanya bisa diam seperti es yang membeku.
Apa yang harus kulakukan sekarang ..
Melirik
kanan dan kiri, juga menoleh sudah gadis itu lakukan untuk mencari celah untuk
kembali kabur dari jangkauan Myungsoo. Namun nihil, kini ia dikelilingi namja
bertubuh tegap dengan pakaian serba hitam yang mereka kenakan. Sudah bisa
ditebak, itu adalah pengawal Kim Myungsoo.
“Kau tak akan
bisa kabur lagi dariku” lagi, seringaian Myungsoo tampak memuakan dimata Jieun.
Dengan satu
gerakan tangan, kini tubuh Jieun sudah diapit oleh pengawal Myungsoo dari
segala arah. Menguncinya dan membawanya ke tempat seharusnya Jieun berada,
bukan malah berkeliaran didaerah manusia.
“Lepaskan
aku !”
___
Gelap mulai
tergantikan dengan matahari, tak seperti biasanya. Luhan kini sudah bangun tepat
waktu saat alarmnya berbunyi. Seperti biasa, ia beranjak mandi dan memakai
seragam sekolahnya. Ia mematut diri didepan cermin, sesekali mengacak rambutnya
agar terlihat tak terlalu kalem. Memakai parfumenya dan membenarkan kerahnya.
“Ck aku
memang tampan dilihat dari sudut manapun” gumamnya pada diri sendiri. Kamarnya
tampak sepi tanpa ocehan Jieun. Biasanya ia sudah siap untuk membangunkan Luhan
tapi sekarang ?
Apa ia kelelahan karena bekerja
semalaman hingga belum bangun ?
Tidak, Jieun
bukan manusia, lagi pula yeoja itu tak pernah kelihatan kelelahan sama sekali. Luhan
yang penasaran pun beranjak dari depan cerminnya dan beralih pada lemari pakaian yang sudah sejak lama beralih
fungsi menjadi tempat tidur Jieun.
Kosong
itulah yang Luhan temukan saat ia membuka lemari besarnya. Tidak ada apapun
apalagi Jieun.
Kemana anak itu ?
Luhan
beralih pada jendelanya yang masih tertutup, ia membukanya dan mendongak.
Menatap pohon besar didepan rumahnya. Barangkali Jieun tidur disana. Tapi
tidak, Luhan tak melihat apapun disana. Lalu kemana Jieun ? hal itu kembali
berputar dikepala Jieun.
Mungkin dia sedang mencari makan ucap Luhan menenangkan diri.
<<>>
“Mwo ?”
“Benar
Luhan-ssi, anak itu dikabarkan sudah pindah sekolah” ujar Na Young. Kini dua
namja itu bertambah satu teman kumpul yaitu Na Young. Luhan, Hyun Woo dan Na
Young tengah berada dikantin sekolah untuk sekedar melepas lapar dan dahaga
saat waktu istirahat siang tiba. Tak hanya itu, mereka pun membicarakan kabar
tentang Myungsoo yang pindah sekolah.
“Baguslah”
gumam Luhan.
“Wae ? Kau
senang ya sudah tidak ada saingan lagi” cerocos Hyun Woo.
“Cih lagi
pula aku tak pernah menganggap anak itu sebagai sainganku”
“Benarkah ?
Aaah kenapa hawa disini semakin panas ya” ucap Hyun Woo seraya mengibas-ngibaskan
tangan kanannya didepan wajah. Membuat Luhan melirik tajam.
“Hhahaha..
peace !” timpal Hyun Woo saat Luhan seperti tersindir. Sementara Na Young hanya
memperhatikan kedua namja itu meskipun tidak mengerti alasan Hyun Woo menyebut
Myungsoo adalah saingan Luhan. Na Young menatap Luhan lama. Ia berfikir apakah
Luhan tahu siapa Myungsoo sebenarnya ?
“Tapi kenapa
ya, dia tiba-tiba pindah begitu ? bukankah dia pindah kesini juga belum lama ?”
Hyun Woo memang namja yang tak bisa diam. Luhan sudah malas membahas
Myungsoo terus menerus.
“Mana aku
tahu, tanyakan saja pada ibunya”
“Kau ini
sinis sekali, ku dengar ada desas-desus yang mengatakan bahwa Myungsoo itu
memiliki kekuatan aneh”
“Maksudmu
apa Hyun Woo-ssi ?” Na Young tampak tertarik.
“Entahlah
aku juga tidak tahu pasti. Aku mendengar desas-desus ini dari Ren anak basket
yang pada saat itu tengah ganti baju. Dia mengatakan Myungsoo terlihat berjalan
ditengah lorong”
“Lalu ?”
“Kau tahu
kan kelas 11B tengah direnovasi beberapa hari lalu ?” Na Young mengangguk
sementara Luhan terlihat asik memakan burgernya meski sebenarnya ia cukup
penasaran dan masih mendengarkan penuturan Hyun Woo.
“Saat itu
Ren melihat ada tangga besi yang akan menimpa Myungsoo tapi ia membelalakan
matanya karena Myungsoo dapat menghindar dengan cepat. Katanya kejadian itu
terjadi begitu cepat, Ren tidak menyangka Myungsoo bisa menghindar secepat itu.
ia malah mengira Myungsoo tak akan bisa menghindar”
Tentu saja dia bisa melakukan hal
itu, dia kan vampir batin
Na Young.
“Ck kurasa
dia melebih-lebihkan saja” ujar Luhan.
“Aku tidak
tahu pasti sih.. tapi mungkin kau benar”
“Aku setuju
denganmu Luhan-ssi” timpal Na Young. Jangan sampai ada yang tahu jati diri
Myungsoo karena bisa menimbulkan kepanikan.
<<>>
Jieun mengerjap
pelan, dia merasa kepalanya sedikit pusing.
Dimana ini ?
Jieun bangun
disebuah kamar megah dengan warna dominan merah menyala. Seprei, sofa dan
lainnya.
“Kau sudah
bangun ?” Tanya Myungsoo yang muncul dari sudut kamar yang tampak gelap.
“Kenapa kau
membawaku kesini ?” Myungsoo tersenyum kecil.
“Kau akan
kembali kabur jika aku membawamu pulang kerumah”
“Oh lalu kau
akan menyekap ku disini begitu ? Kau pikir ayahku akan membiarkan anaknya diperlakukan seperti ini ?”
“Tenang
saja, paman Lee bahkan sudah menyetujui semua permintaanku”
“M mwo ? kau
bohong” Myungsoo kembali menyeringai dan kini duduk disalah satu kursi dekat
jendela.
“Kau lupa ya
? kau kira siapa yang dapat membantah ku, membantah anak dari ketua koloni
tertinggi. Tidak, tidak akan ada yang berani bahkan ayahmu” ucapan itu
terdengar sombong. Hal itu malah membuat Jieun semakin tak menyukai seorang Kim
Myungsoo.
“Jangan
menatapku seperti itu, makanlah dulu, aku tahu kau lapar” Jieun yang tengah
marah pun tetap akan luluh jika disuguhi segelas penuh darah. Satu detik
kemudian ia sudah duduk dihadapan Myungsoo yang kini menikmati pemandangan
dihadapannya. Mata posesifnya terus memperhatikan Jieun yang tengah menghirup
aroma darah dihadapannya seraya menutup mata.
Mempesona...
Myungsoo
sudah lama tertarik dengan Jieun. Pertama kali ia melihat Jieun didalam sebuah
pesta para pemuda pemudi Vampir tahun lalu. Dari sekian banyak gadis vampire
lainnya, Jieun lah yang menarik perhatiannya. Myungsoo tertegun melihat Leher
Jieun yang bergerak karena tengah meminum darah yang Myungsoo sajikan.
Jieun
mengernyit kaget saat Myungsoo yang tadinya duduk didepannya kini berdiri
disampingnya dengan pandangan mengintimidasi. Bahkan wajah mereka sangat dekat.
Jieun yakin, Jika ia menoleh maka kulit mereka akan bersentuhan. Ia hanya
melirik saat melihat Myungsoo.
“A apa yang
sedang kau lakukan ?” Ucap Jieun tak membalas tatapan Myungsoo, Jieun hanya
menatap lurus.
“Memandangimu”
Sial.. suaranya membuat ku gentar..
tidak Jieun, jangan jatuh pada pesonanya.
Tiba-tiba
Jieun berdiri, ia kembali melesat menuju ranjang.
“Kim
Myungsoo dengar, aku tidak menyetujui perjodohan ini. Kau harus menerima itu”
tegas Jieun.
“Kenapa kau
menolaknya ? diluar sana bahkan banyak vampir yeoja yang rela tidur denganku”
“Aku tidak
mencintaimu”
“Cih..”
Myungsoo memandang remeh “Akan kubuat kau mencintaiku” Jieun menghela nafas
meski ia tidak memiliki nafas.
Kenapa begitu sulit menjelaskan pada
namja ini..
Belum sempat
Jieun menjelaskan lagi. Kini Myungsoo kembali berada disampingnya. Menempelkan
hidungnya pada leher Jieun. Dengan cepat Jieun menghindar dan menatap marah.
“Kau pikir
apa yang kau lakukan hah !?” pekik Jieun.
“Membuatmu
mencintaiku” bisik Myungsoo yang entah sejak kapan kembali disisi Jieun.
Membuat Jieun geram. Jieun kembali mencoba meloloskan diri namun tidak kali ini
karena Myungsoo sudah mencengkram kedua tangannya dan menyudutkannya ketembok.
“Kubilang
kau tidak akan bisa kabur lagi” Myungsoo membungkan mulut Jieun sebelum yeoja
itu kembali membantah. Jieun menolak tentu saja, tapi Myungsoo tak pernah
menyerah. Dia meraih bibir Jeun, menyesapnya bahkan menggigitnya agar ia
memiliki celah dan mengobrak abrik rongga mulut Jieun. Kekuatan keduanya bahkan
membuat tembot itu mulai retak. Menyadari hal itu Myungsoo membawa Jieun ke
ranjang dan membaringkannya paksa masih dengan mencengram kedua tangannya.
“Ngeuhh.. hH
h..”
Sh*t Jieun
tak ingin mendengar dirinya sendiri melenguh tapi desahan itu akhirnya keluar
juga. Membuat Myungsoo menyeringai dalam hati. Ia sudah terbiasa membuat
puluhan wanita mendesah namun entah kenapa saat Jieun yang mendesah terasa
berbeda ditelinganya.
“Aah uh.. Lu
Hanh..” seketika itu Myungsoo menghentikan kegiatannya dan menatap penuh amarah
hingga bola matanya berubah menjadi merah.
“Siapa itu
Luhan” geram Myungsoo membuat Jieun pun mengernyit.
Kenapa aku menyebut Luhan ?
“Ku bilang
siapa itu Luhan !?” pekik Myungsoo, inilah sisi Myungsoo yang sebenarnya. Namja
itu pun bangkit, membenarkan jasnya lalu melesat keluar kamar dan terisisa
Jieun yang mengutuk dirinya sendir.
Bodoh, Jieun kenapa kau menyebut
Luhan !? dia bisa dalam bahaya.. Tidak tidak tidak, apa yang harus kulakukan ?
Oh ya ampun.. kenapa aku menyebut
nama Luhan ?
Jieun pun
tidak tahu pasti alasan mulutnya mengucapkan nama namja itu. Jelas-jelas ia
bersama Myungsoo bukan Luhan. apa karena rasa hausnya yang mulai menginginkan
darah Luhan ? Tapi ini belum waktunya untuk menyesap darah Luhan. lalu kenapa ?
To Be Continued ~
#Ni ff makin gaje ya -_- Oia cuma mau bilang part 4 kemungkinan udah end. author lagi buntu ngembangin ni ff. bikin part end Give me a job aja masih bingung ini haha.. ya udah makasih yang udah mau baca. kasih saran atau kritik juga boleh tentang isi cerita ataupun typo. Makasih :-}
OMG! Danger alert! Myungsoo pasti ngincer luhan nih, eh btw luhan gak khawatir gitu jieun ngilang kkkkkk~ tapi jadi tiba tiba ngebayangin kalau luhan yang jadi vampinya bakalan melting banget cewek" wkwk
ReplyDeleteLuhan belum nyadar aja klo Jieun ilang beneran wkwk ..
DeleteLuhan jadi vampire ? author pasti jd ga konsen nulis ff nya :D haha iya si ngebayangin Luhan jd vampir pasti keren.
Wah keren keren .. Sayang nya udah chapter 4 final... :( baru sempat baca .. Terus lanjut ya karya nya saya tunggu loh hehehe
ReplyDeletesiap, ditunggu aja karya selanjutnya.
Deletemakasih loh udah ngomenin beberapa ff aku.
:-)