Vampire Beside You [3]


Fantasy, Drama, PG 17 | Lee Jieun | Xi Luhan | Kim Myungsoo etc.

Part [1] [2]


“Pagiii...” Hyun Woo dengan happy virusnya menyapa setiap siswa yang ia temui saat berangkat sekolah. Melangkah dengan penuh optimisme, itulah Hyun Woo. Hatinya bertambah bersemangat saat gadis yang ia sukai berada beberapa meter dihadapannya.

“Hai..” Hyun Woo menyapa Na Young membuat Na Young menoleh dan tersenyum kecil.

“Kau tidak memakai pita aneh itu lagi dirambutmu ?”

“Apa sebenarnya urusanmu Hyun Woo-ssi ?” Na Young justru balik bertanya dengan raut tak bersahabat. Senyum kecil yang tadi terpatri kini hilang.

Kenapa dia menanyakan pita itu ? Apa mungkin dia mulai mencurigai sesuatu ?

“Ti tidak ada” ucap Hyun Woo tergagap. Kenapa Na Young justru terlihat tak senang seperti itu ? Hyun Woo hanya ingin mencoba lebih dekat dengan yeoja itu. apa salah ? dan Hyun Woo hanya asal bertanya.

Na Young mempercepat langkahnya, meninggalkan Hyun Woo yang masih terdiam dengan wajah cemberut.

Dia membahayakanku ..

Na Young tak pernah dekat dengan siapa pun karena jika para vampire yang memiliki masalah dengannya tahu, bisa saja mereka mencelakakan orang-orang didekatnya. Na Young adalah seorang yatim piatu yang diasuh oleh para pemburu vampire disebuah gedung tua disudut kota. Sejak kecil Na Young dilatih untuk menjadi pemburu vampire. Didoktrin bahwa tidak ada vampire yang baik dan jangan pernah bersahabat dengan mereka. Itulah yang membuat Na Young menjadi pribadi yang tertutup dan misterius seperti sekarang. Sejauh ini tidak ada satu orang pun yang tahu jika ia menjadi pemburu vampir selain anggota pemburu vampir lain tentunya.

“Ada apa dengannya ?” gumam Hyun Woo seraya kembali berjalan namun tak lagi menyapa setiap siswa yang berpapasan dengannya. Jangan sampai ia didamprat lagi seperti apa yang Na Young lakukan tadi padanya.

___

“Woy..” waktu menunjukan pukul 06.30 namun Luhan masih belum bangun dan malah meringkuk dibalik selimutnya. Jieun berusaha membangunkan namja itu tapi sama sekali tak berhasil. Sedari tadi ia menusuk-nusuk wajah, bahu, bahkan punggung Luhan dengan telunjuknya tapi tak ada satupun yang berhasil untuk membangunkannya. Ingin sekali Jieun berteriak namun ibu atau ayah Luhan bisa curiga dengan suara yeoja yang berasal dari kamar anak mereka.

Jieun berkacak pinggang dan menghela nafas.

Apa yang harus kulakukan untuk membangunkannya ?

Aiishhh.. ternyata manusia sangat merepotkan

Jieun mendapat sebuah ide. Ia mencondongkan tubuhnya dan berbisik ditelinga Luhan.

“Bangun atau kuhisap darahmu sekarang juga” ucap Jieun tajam dan dingin. Seketika membuat Luhan membuka kedua matanya lebar dan melirik Jieun yang kini tersenyum seraya memperlihatkan taring-taringnya.

“Aiishh.. ne ne aku bangun sekarang, aku bangun. Dasar vampire pengancam” Jieun menyeringai kecil.

“Cepat mandi dan berangkat sekolah”

“Iya .. iya. Dasar cerewet !“ gerutu Luhan seraya bangun dengan malas-malasan dari ranjangnya.

“Yaaakk !” pekikan Jieun membuat Luhan berlari seraya menyambar handuknya.

Ouh.. ancamanku selalu ampuh haha.

>><< 

“Hei Luhan kau kenapa ?” tanya Hyun Woo saat istirahat tiba. Dua namja itu duduk dibawah pohon rindang hanya untuk sekedar bersantai sembari menikmati beberapa makanan kecil yang mereka beli dikantin.

“Aku masih ngantuk” kantung mata Luhan terlihat hitam dan besar. Namja itu menyenderkan kepala pada pohon yang berada dibelakang tubuhnya.

“Memangnya tadi malam kau melakukan apa ? menonton film blue ya ?” selidik Hyun Woo.
Pletaakk

“Sembarangan” sergah Luhan. meskipun sedang mengantuk dan terpejam, tangan Luhan tak pernah meleset jika memukul seseorang tak terkecuali Hyun Woo.

“Aiishh .. tak perlu memukul dahiku, bisa kan !?” Hyun Woo mengusap dahinya yang berasa berdenyut-denyut. Jangan anggap itu tidak sakit, perlakukan namja dengan namja berbeda dengan perlakukan namja pada yeoja. Kau harus tahu itu. dan pukulan tadi benar-benar sakit dan keras.

“Aku menonton pertandingan bola tengah malam, jadi itulah kenapa aku mengantuk sekarang” jelas Luhan.

“Huuhh pantas saja”

Dan lagi gara-gara gadis vampire itu membangunkan ku terlalu pagi, aku tidak bisa tidur lebih lama. Aiishhh..

“O ? Bukankah itu Na Young ?” saat Luhan membuka mata untuk mengambil keripik kentang milik Hyun Woo, namja itu melihat jika Na Young menghampiri Myungsoo dimeja kantin. Hyun Woo dengan segera mengikuti arah pandang Luhan.

“Benar. Tumben sekali Na Young mendekati seseorang”

Sementara ia begitu kesal saat aku berusaha dekat dengannya lanjut Hyun Woo dalam hati.

“Apa ia menyukai Myungsoo ?” tebak Luhan.

“Y yaaakk mana mungkin !” Hyun Woo merasa panas. Entahlah, ia tak suka melihat Na Young dan Myungsoo duduk dimeja yang sama seperti itu.

“Reaksimu itu berlebihan, bodoh” ucap Luhan sembari menoyor kepala Hyun Woo.

“Aiiishhh.. kenapa kau selalu menoyor kepalaku !”

“Memangnya kenapa ?”

“Aku tidak suka, tahu !”

“Lalu apa yang kau suka ?” tanya Luhan dengan seringaian kecil yang ia sembunyikan.

“Tentu saja Na-“ Hyun Woo tersadar jika Luhan hanya ingin memancingnya.

“Bhahaha.. sekarang aku tahu jika kau benar-benar menyukai Na Young”

“Aiiishh sudahlah” Hyun Woo justru terlihat kesal sendiri sementara Luhan terus saja meledek karena ketahuan jika Hyun Woo menyukai Na Young.

____

Tidak seperti siswa yang lain, Myungsoo justru menggunakan kantin untuk membaca buku tanpa ada makanan atau minuman dimejanya. Buku tebal itu menjadi fokus Myungsoo, mengabaikan beberapa junior siswi yang menatapnya penuh kagum. Kagum karena paras yang begitu sempurna. Sebenarnya Myungsoo menyukai tatapan kagum mereka, ia biasa dipuja. Tentu saja, ia adalah anak ketua tertinggi koloni. Bahkan dari bangsanya saja banyak gadis vampire yang menyukainya.

“Oh ternyata kau memang benar-benar vampire” ucapan itu membuat Myungsoo meletakan bukunya dan mendongak menatap seorang yeoja yang sudah berdiri didepannya. Myungsoo memicing, menatap yeoja itu dari atas sampai bawah. tatapannya tajam seolah merasa jika gadis itu adalah ancaman.

“Siapa kau ?”

“Pelindung manusia” ucap yeoja bername tag Ok Na Young itu. Myungsoo menyeringai kecil.

“Pemburu vampire” gumamnya kecil. Na Young menarik kursi kosong dihadapannya dan duduk berhadapan dengan Myungsoo.

“Benar dan apa alasanmu datang kesekolah ini ? sebelumnya tak pernah ada vampire disini”

“Eum... haruskah aku menjawab pertanyaanmu yang tidak penting itu ?” Mendengar jawaban Myungsoo, Na Young mengepalkan tangannya karena merasa diremehkan.

Sikapnya tidak seperti vampire biasa..

“Jawab, atau kubunuh kau penghisap darah” bisik Na Young. Ia tidak pernah bercanda dengan ucapannya. Ekspresinya menekankan keseriusan.

“Waw waw waw, kau pemburu vampire yang sanga tidak sopan. Kau tidak bisa membunuhku karena aku tidak terikat dengan manusia manapun. Lihat, tak ada tanda apa-apa dilenganku bukan ?” Myungsoo mengangkat kedua tangannya dan memperlihatkannya pada Na Young.

“Aku akan tetap mengawasimu” desis Na Young seraya bangkit dari duduknya dan berlalu dari hadapan Myungsoo membuat seringaian Myungsoo hilang dan berganti dengan raut dingin dan menyeramkan.

Kau bisa mengancam vampire biasa tapi tidak denganku

>><< 

Malam ini Jieun mulai bekerja sebagai kasir disalah satu mini market. Gadis itu tengah mematut diri didepan cermin yang menyatu dengan lemari Luhan.

“Kau tidak perlu bersiap seperti itu, ingat kau hanya kasir Jieun” ucap Luhan yang bosan melihat Jieun sedari tadi membereskan kemeja kerjanya didepan cermin.

“Aku tahu .. tapi tetap saja aku harus berpenampilan terbaik karena ini adalah pekerjaan pertamaku”

“Ck berlebihan”

“Oia Lu, apa yang harus kulakukan sebagai kasir ?”

“-_- ku kira kau sudah mempersiapkan semuanya ternyata belum. Kau hanya perlu mengucapkan selamat datang pada setiap pelanggan yang masuk mini market dan menghitung jumlah belanjaan  mereka”

“Aaahh seperti itu, seperti yang ada di drama-drama ya”

“Benar”

“itu mudah”

“Jangan meremehkan sesuatu”

“Arra, huuuhh sekarang aku jadi gugup” Jieun menegakan tubuhnya dan menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya.

“Ck.. lebay” timbal Luhan malas.

“Jangan meremehkan sesuatu” ucap Jieun mengikuti ucapan Luhan.

“Arra” balas Luhan dengan bola mata memutar jengah.

“Baiklah, aku sudah siap. Aku berangkat dulu ya”

“Kau tidak membawa tas ?”

“Kau tahu kan aku tidak membawa apa-apa saat pertama kita bertemu”

“Oia.. ya sudah selamat bekerja, hwaiting !” Jieun mengangguk mantap.

“Eum.. hwaiting !”

___

Jieun berjalan seorang diri, sesekali saat tidak ada orang, ia melesat bak angin. Sesampainya di mini market tempat ia akan bekerja. Jieun masuk dan menyapa karyawan lain yang akan ia gantikan. karyawan yang bekerja disana saat siang hari.

“Annyeong” sapa Jieun sembari membungkuk kecil pada karyawan yang akan digantikannya. karyawan berwajah tampan dan sepertinya berumur sekitar 21 tahun.

“Oh annyeong, kau karyawan baru itu ya ?”

“Ne, Lee Jieun imnida” ucap Jieun memperkenalkan diri seraya tersenyum kecil.

Waahh dia sangat tampan. Pasti banyak yang berbelanja disini hanya untuk melihat wajahnya batin Jieun

“Wah kau masih muda ya, perkenalkan namaku Ahn Jae Hyun”

Kau pasti akan terkejut jika mengetahui umurku yang sebenarnya

“Oh ne. Senang bertemu denganmu Jaehyun-ssi”

“Oke kalau begitu aku pergi dulu, aku harus kuliah malam. Kuserahkan pekerjaannya padamu, selamat bekerja Jieun-ssi semoga lancar”  ucap namja bernama Jaehyun itu, ia bergegas menyambar tas punggungnya dan berlalu.

“Ne, annyeong” lirih Jieun yang sepertinya tidak terdengar karena Jaehyun sudah melesat pergi. Jieun menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya pelan. Ia kembali bercermin pada kaca mini market untuk mengecek penampilannya. Hari pertama bekerja haruslah berkesan dan lancar.

Huuuhh oke sekarang, kau hanya perlu menunggu pelanggan datang Jieun.

Sembari mengisi waktu, Jieun membereskan barang-barang dan meneliti setiap apapun yang ada didalam mini market itu.

Kling..

“Selamat datang” ucap Jieun saat ada beberapa anak remaja yang memasuki mini marketnya. Menghampiri Jieun saat selesai sembari membawa barang-barang yang akan dibelinya.

“Eonnie karyawan baru ya ?” tanya salah satu remaja itu.

“Ne” jawab Jieun seraya menghitung belanjaan dua remaja itu.

“Eonnie tidak takut bekerja shift malam  seperti ini ?”

“Eonnie butuh uang”

“Haha.. eonnie lucu”

“Lucu kenapa ?”

“Tentu saja orang yang bekerja pasti karena membutuhkan uang”

“Kau pintar berbicara ya, siapa namamu ?”

“Kim Jung Eun, yang ini Park Nana”

“Belajar lah dengan baik dan jangan keluar malam terlalu lama”

“Waeyo ?”

“Kau bisa digigit  vampire”

“Bhahaha.. eonnie percaya vampire itu ada ?” Jieun mengangguk, seraya masih menghitung belanjaan mereka menggunakan barcode reader.

Memangnya kau pikir apa yang didepanmu ini

“Bhaha.. kau benar-benar lucu eonnie”

“Ige, semuanya 10 ribu won” Jieun menyerahkan belanjaan mereka yang sudah dimasukan kedalam kantung kresek. Park Nana menyerahkan uangnya. (admin ga tau 1 won itu berapa klo dirupiahin jd itu ngasal aja hehe)

“Oke annyeong eonnie” seru Jung Eun ramah.

“Annyeong”

Mini market kembali sepi. Inilah enaknya jika shift malam, tidak terlalu banyak orang yang membeli. Waktu beranjak malam namun  Jieun masih terjaga, ia sudah biasa bangun malam. Rasa kantuk tak pernah mempengaruhinya.

____

Luhan tengah menonton televisi dikamarnya. Ia mengganti-ganti beberapa chanel namun tak menemukan tayangan yang menarik. Ia merasa ada yang salah dengan dirinya. Tapi dia tidak tahu apa. Luhan mengedarkan pandangannya. Kamarnya terlihat lengang tanpa ada kehadiran seseorang. Seseorang yang biasanya meracau bersamanya. Dan seseorang itu adalah Jieun.

“Apa yang sedang Jieun lakukan sekarang” gumam Luhan seraya menatap nanar layar televisi dihadapannya.

“Aiishh kenapa juga aku harus memikirkannya” Luhan menggembungkan pipinya. memilih mematikan televisinya dan justru memainkan musik dari DVD Playernya keras-keras. Menghempaskan diri ke ranjang dan menatap langit-langit kamarnya.

Tidak, ini bukan cinta kan ?

Apa aku mulai menyukai vampire itu ?

Yaaakk Luhan buka matamu lebar-lebar, dia bahkan tidak bisa disebut mahluk hidup

Benar, buang jauh-jauh pikiran untuk menyukainya.

Tapi apakah tidak ada cara untuk benar-benar lepas darinya ? tidak mungkin kan seumur hidup dia menempel terus padaku untuk meminta darah.

Pasti ada, baiklah aku akan mencari tahu. Tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Jadi pasti ada cara untuk lepas dari Jieun.

>><< 

Beberapa yeoja itu berkumpul dan saling berbisik.

“Benar, tinggalkan saja dia sendiri”

“Aku setuju, berani-beraninya dia mendekati Myungsoo kita”

“Oke, ayo kita pulang saja, biarkan dia yang membersihkan kelas sendirian” ketiga yeoja itu pun meninggalkan kelas. Sementara Na Young mulai membersihkan kelas yang sudah kosong sendirian. Hari ini adalah bagian dia piket membersihkan kelas, tentu ia tak sendirian. Ada tiga yeoja lagi yang harusnya sudah membantu ia membersihkan kelas. Namun entah kemana tuga yeoja itu. Na Young berakhir seorang diri.

“ O ?” Na Young membalikan badannya, melihat apakah suara itu berasal dari teman satu piketnya namun ternyata bukan.

“Kau piket sendirian Na Young-a ?” tanya Hyun Woo yang kembali ke kelas karena bukunya tertinggal diloker meja. Na Young hanya mengangguk kecil dan kembali melakukan tugasnya. Sementara Hyun Woo melangkah ke mejanya dan mengambil buku yang tertinggal. Ia hendak kembali pulang namun ia justru meletakan tas punggungnya dan membantu Na Young membersihkan kelas. Hyun Woo memulainya dengan melipat kursi yang menyatu dengan meja dan meletakannya ketepi, agar lantai mudah untuk dibersihkan. Hal itu menarik perhatian Na Young, gadis itu hanya menatap apa yang Hyun Woo lakukan.

Kenapa dia melakukannya..

“Hyun Woo-ssi”

“Eoh ?”

“K kau tidak perlu membantuku” sikap dingin Na Young seakan memudar melihat kebaikan yang Hyun Woo lakukan padanya. Ia sudah bersikap dingin pada Hyun Woo tapi namja itu masih mau membantunya.

“Gwenchana, lagi pula tidak ada yang akan kukerjakan sepulang sekolah”

“Tap-”

“Aku hanya ingin membantumu” sergah Hyun Woo yang seakan tahu ada raut tidak enak pada diri Na Young. Na Young menggigit bibir bawahnya, kemudian ia hanya mengangguk kecil pertanda ia menerima bantuan Hyun Woo. Dan kedua siswa itu kembali pada kegiatan masing-masing. Hyun Woo membereskan kursi dan menghapus semua tulisan diwhite board sementara Na Young membersihkan jendela, menyapu dan mengepel lantai kelas.

Na Young dan Hyun Woo tengah duduk didepas kelas. Lantai baru selesai dipel dan harus menunggu beberapa menit agar kering dan kembali merapihkan kursi yang tadi dilipat.

“Gomawo, Hyun Woo-ssi”

“Aigoo gwenchana, berterimakasih seperti itu bukan gayamu kan haha” Na Young memicing.

“Maksudmu ?” Hyun Woo menoleh dan tertawa canggung

“A anio.. haha”

Aishh bodoh, jangan memancing emosinya. Dia bukan seseorang yang peka dengan gurauan.

Suasana kembali hening, Baik Na Young maupun Hyun Woo hanya diam seraya memandang lapangan dari lantai dua itu. ada beberapa siswa yang belum pulang kerumah karena mengikuti ekskul. Hal itu membuat Hyun Woo berfikir untuk memulai percakapan.

“Na Young-a, apa kau mengikuti ekskul tertentu ?”

“Ekskul ?”

“Eum” Angguk Hyun Woo.

“Dari awal masuk kesekolah ini aku belum pernah mengikuti ekskul apapun. Bagaimana denganmu ?”

“Jinjja ? Kalau aku pernah mengikuti ekskul teater tapi karena merasa tidak cocok jadi keluar dan akhirnya aku memilih ekskul basket. Disanalah pertama kali aku merasa akrab dengan Luhan dan merasa cocok berteman dengannya. Kami sama-sama menyukai basket dan mengikuti ekskul yang sama”

“Aaah begitu.. kurasa kalian sangat dekat ya”

“Ahaha.. apa maksudmu dengan dekat. Tentu kami dekat tapi hanya teman” Na Young tersenyum kecil.

“Tentu saja maksudku sebagai teman, Hyun Woo-ssi”

Dia tersenyum, aku melihatnya, dia tersenyum karenaku .. Huaaa...

“Oh mungkin lantainya sudah kering, ayo kita lihat” Hyun Woo dan Na Young kembali memasuki kelas. Membereskan kembali kursi-kursi itu pada posisi semula. Setelah semuanya selesai, mereka bersiap untuk pulang. Sesaimpainya digerbang sekolah, Hyun Woo dan Na Young saling berpamitan karena arah pulang mereka berbeda.

“Hati-hati dijalan Na Young-a”

“Kau juga Hyun Woo-ssi dan sekali lagi terimakasih sudah membantuku hari ini”

“Ne” dengan sebuah senyuman mereka berpisah menuju tujuan masing-masing.

Hyun Woo berjalan dengan riang, sesekali ia bersiul gembira.

Yeaahh, akhirnya aku bisa dekat dengan Na Young.

Aaaahh senangnya saat melihat ia tersenyum.

Luhan harus tahu kabar gembira ini..

>><<

Hari demi hari berlalu, segalanya masih berjalan lancar. Pekerjaan Jieun, sekolah Luhan dan pendekatan Hyun Woo dengan Na Young memiliki peningkatan. Jieun sudah tidak sabar, ia berencana pindah dari rumah Luhan jika ia sudah memiliki uang dari hasil jerih payahnya. Ia juga sudah tidak sabar untuk bersekolah. Meski terdengar aneh untuk seorang vampir bersekolah dengan manusia, tetap saja Jieun ingin sekali merasakannya. Semuanya akan aman jika identitasnya tidak terungkap bukan ?

Jieun mulai menyusun satu persatu hal-hal yang tidak pernah ia lakukan selama menjadi vampir. Terlebih lagi kini ia tinggal bersama manusia, tidak, bahkan ia tinggal dan berbaur dengan manusia. Hal yang sebelumnya tak pernah ia lakukan.

Malam ini entah kenapa Jieun tersenyum-senyum sendiri memikirkan semua rencananya itu. dia bukan lagi seorang putri bangsawan vampir yang hanya berdiam diri dirumah. Kini bahkan Jieun sudah mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Sekitar pukul 03.00 dinihari, jalanan benar-benar tampak lengang. Hal itu justru membuat Jieun bebas melesat bak angin atau sekedar memanjat pohon dengan mudahnya hanya untuk mencari darah burung yang tengah terlelap tidur. Jieun mulai bekerja jam 7 malam dan berakhir pada jam 3 dinihari. Ia tak pernah khawatir akan hal itu, tak ada yang pernah ia khawatirkan kecuali Kim Myungsoo.

“Hai”

Oh tidak.. tidak..

Seringaian itu, Jieun tahu benar. Wajah bengis dan dingin itu tak pernah sekali pun Jieun sukai. Hidup barunya baru dimulai dan sekarang, bagai air yang menguap begitu saja.

“Akhirnya aku menemukanmu, Ji” namja bersuhu sama dengan Jieun itu menyeringai kecil seraya menghampiri Jieun yang sekarang hanya bisa diam seperti es yang membeku.

Apa yang harus kulakukan  sekarang ..

Melirik kanan dan kiri, juga menoleh sudah gadis itu lakukan untuk mencari celah untuk kembali kabur dari jangkauan Myungsoo. Namun nihil, kini ia dikelilingi namja bertubuh tegap dengan pakaian serba hitam yang mereka kenakan. Sudah bisa ditebak, itu adalah pengawal Kim Myungsoo.

“Kau tak akan bisa kabur lagi dariku” lagi, seringaian Myungsoo tampak memuakan dimata Jieun.

Dengan satu gerakan tangan, kini tubuh Jieun sudah diapit oleh pengawal Myungsoo dari segala arah. Menguncinya dan membawanya ke tempat seharusnya Jieun berada, bukan malah berkeliaran didaerah manusia.

“Lepaskan aku !”

___

Gelap mulai tergantikan dengan matahari, tak seperti biasanya. Luhan kini sudah bangun tepat waktu saat alarmnya berbunyi. Seperti biasa, ia beranjak mandi dan memakai seragam sekolahnya. Ia mematut diri didepan cermin, sesekali mengacak rambutnya agar terlihat tak terlalu kalem. Memakai parfumenya dan membenarkan kerahnya.

“Ck aku memang tampan dilihat dari sudut manapun” gumamnya pada diri sendiri. Kamarnya tampak sepi tanpa ocehan Jieun. Biasanya ia sudah siap untuk membangunkan Luhan tapi sekarang ?

Apa ia kelelahan karena bekerja semalaman hingga belum bangun ?

Tidak, Jieun bukan manusia, lagi pula yeoja itu tak pernah kelihatan kelelahan sama sekali. Luhan yang penasaran pun beranjak dari depan cerminnya dan beralih pada  lemari pakaian yang sudah sejak lama beralih fungsi menjadi tempat tidur Jieun.

Kosong itulah yang Luhan temukan saat ia membuka lemari besarnya. Tidak ada apapun apalagi Jieun.

Kemana anak itu ?

Luhan beralih pada jendelanya yang masih tertutup, ia membukanya dan mendongak. Menatap pohon besar didepan rumahnya. Barangkali Jieun tidur disana. Tapi tidak, Luhan tak melihat apapun disana. Lalu kemana Jieun ? hal itu kembali berputar dikepala Jieun.

Mungkin dia sedang mencari makan ucap Luhan menenangkan diri.

<<>> 

“Mwo ?”

“Benar Luhan-ssi, anak itu dikabarkan sudah pindah sekolah” ujar Na Young. Kini dua namja itu bertambah satu teman kumpul yaitu Na Young. Luhan, Hyun Woo dan Na Young tengah berada dikantin sekolah untuk sekedar melepas lapar dan dahaga saat waktu istirahat siang tiba. Tak hanya itu, mereka pun membicarakan kabar tentang Myungsoo yang pindah sekolah.

“Baguslah” gumam Luhan.

“Wae ? Kau senang ya sudah tidak ada saingan lagi” cerocos Hyun Woo.

“Cih lagi pula aku tak pernah menganggap anak itu sebagai sainganku”

“Benarkah ? Aaah kenapa hawa disini semakin panas ya” ucap Hyun Woo seraya mengibas-ngibaskan tangan kanannya didepan wajah. Membuat Luhan melirik tajam.

“Hhahaha.. peace !” timpal Hyun Woo saat Luhan seperti tersindir. Sementara Na Young hanya memperhatikan kedua namja itu meskipun tidak mengerti alasan Hyun Woo menyebut Myungsoo adalah saingan Luhan. Na Young menatap Luhan lama. Ia berfikir apakah Luhan tahu siapa Myungsoo sebenarnya ?

“Tapi kenapa ya, dia tiba-tiba pindah begitu ? bukankah dia pindah kesini juga belum lama ?” Hyun Woo memang namja yang tak bisa diam. Luhan sudah malas membahas Myungsoo  terus menerus.

“Mana aku tahu, tanyakan saja pada ibunya”

“Kau ini sinis sekali, ku dengar ada desas-desus yang mengatakan bahwa Myungsoo itu memiliki kekuatan aneh”

“Maksudmu apa Hyun Woo-ssi ?” Na Young tampak tertarik.

“Entahlah aku juga tidak tahu pasti. Aku mendengar desas-desus ini dari Ren anak basket yang pada saat itu tengah ganti baju. Dia mengatakan Myungsoo terlihat berjalan ditengah lorong”

“Lalu ?”

“Kau tahu kan kelas 11B tengah direnovasi beberapa hari lalu ?” Na Young mengangguk sementara Luhan terlihat asik memakan burgernya meski sebenarnya ia cukup penasaran dan masih mendengarkan penuturan Hyun Woo.

“Saat itu Ren melihat ada tangga besi yang akan menimpa Myungsoo tapi ia membelalakan matanya karena Myungsoo dapat menghindar dengan cepat. Katanya kejadian itu terjadi begitu cepat, Ren tidak menyangka Myungsoo bisa menghindar secepat itu. ia malah mengira Myungsoo tak akan bisa menghindar”

Tentu saja dia bisa melakukan hal itu, dia kan vampir batin Na Young.

“Ck kurasa dia melebih-lebihkan saja” ujar Luhan.

“Aku tidak tahu pasti sih.. tapi mungkin kau benar”

“Aku setuju denganmu Luhan-ssi” timpal Na Young. Jangan sampai ada yang tahu jati diri Myungsoo karena bisa menimbulkan kepanikan.

<<>> 

Jieun mengerjap pelan, dia merasa kepalanya sedikit pusing.

Dimana ini ?

Jieun bangun disebuah kamar megah dengan warna dominan merah menyala. Seprei, sofa dan lainnya.

“Kau sudah bangun ?” Tanya Myungsoo yang muncul dari sudut kamar yang tampak gelap.

“Kenapa kau membawaku kesini ?” Myungsoo tersenyum kecil.

“Kau akan kembali kabur jika aku membawamu pulang kerumah”

“Oh lalu kau akan menyekap ku disini begitu ? Kau pikir ayahku akan membiarkan anaknya diperlakukan seperti ini ?”

“Tenang saja, paman Lee bahkan sudah menyetujui semua permintaanku”

“M mwo ? kau bohong” Myungsoo kembali menyeringai dan kini duduk disalah satu kursi dekat jendela.

“Kau lupa ya ? kau kira siapa yang dapat membantah ku, membantah anak dari ketua koloni tertinggi. Tidak, tidak akan ada yang berani bahkan ayahmu” ucapan itu terdengar sombong. Hal itu malah membuat Jieun semakin tak menyukai seorang Kim Myungsoo.

“Jangan menatapku seperti itu, makanlah dulu, aku tahu kau lapar” Jieun yang tengah marah pun tetap akan luluh jika disuguhi segelas penuh darah. Satu detik kemudian ia sudah duduk dihadapan Myungsoo yang kini menikmati pemandangan dihadapannya. Mata posesifnya terus memperhatikan Jieun yang tengah menghirup aroma darah dihadapannya seraya menutup mata.

Mempesona...

Myungsoo sudah lama tertarik dengan Jieun. Pertama kali ia melihat Jieun didalam sebuah pesta para pemuda pemudi Vampir tahun lalu. Dari sekian banyak gadis vampire lainnya, Jieun lah yang menarik perhatiannya. Myungsoo tertegun melihat Leher Jieun yang bergerak karena tengah meminum darah yang Myungsoo sajikan.

Jieun mengernyit kaget saat Myungsoo yang tadinya duduk didepannya kini berdiri disampingnya dengan pandangan mengintimidasi. Bahkan wajah mereka sangat dekat. Jieun yakin, Jika ia menoleh maka kulit mereka akan bersentuhan. Ia hanya melirik saat melihat Myungsoo.

“A apa yang sedang kau lakukan ?” Ucap Jieun tak membalas tatapan Myungsoo, Jieun hanya menatap lurus.

“Memandangimu”

Sial.. suaranya membuat ku gentar.. tidak Jieun, jangan jatuh pada pesonanya.

Tiba-tiba Jieun berdiri, ia kembali melesat menuju ranjang.

“Kim Myungsoo dengar, aku tidak menyetujui perjodohan ini. Kau harus menerima itu” tegas Jieun.

“Kenapa kau menolaknya ? diluar sana bahkan banyak vampir yeoja yang rela tidur denganku”

“Aku tidak mencintaimu”

“Cih..” Myungsoo memandang remeh “Akan kubuat kau mencintaiku” Jieun menghela nafas meski ia tidak memiliki nafas.

Kenapa begitu sulit menjelaskan pada namja ini..  

Belum sempat Jieun menjelaskan lagi. Kini Myungsoo kembali berada disampingnya. Menempelkan hidungnya pada leher Jieun. Dengan cepat Jieun menghindar dan menatap marah.

“Kau pikir apa yang kau lakukan hah !?” pekik Jieun.

“Membuatmu mencintaiku” bisik Myungsoo yang entah sejak kapan kembali disisi Jieun. Membuat Jieun geram. Jieun kembali mencoba meloloskan diri namun tidak kali ini karena Myungsoo sudah mencengkram kedua tangannya dan menyudutkannya ketembok.

“Kubilang kau tidak akan bisa kabur lagi” Myungsoo membungkan mulut Jieun sebelum yeoja itu kembali membantah. Jieun menolak tentu saja, tapi Myungsoo tak pernah menyerah. Dia meraih bibir Jeun, menyesapnya bahkan menggigitnya agar ia memiliki celah dan mengobrak abrik rongga mulut Jieun. Kekuatan keduanya bahkan membuat tembot itu mulai retak. Menyadari hal itu Myungsoo membawa Jieun ke ranjang dan membaringkannya paksa masih dengan mencengram kedua tangannya.

“Ngeuhh.. hH h..”

Sh*t Jieun tak ingin mendengar dirinya sendiri melenguh tapi desahan itu akhirnya keluar juga. Membuat Myungsoo menyeringai dalam hati. Ia sudah terbiasa membuat puluhan wanita mendesah namun entah kenapa saat Jieun yang mendesah terasa berbeda ditelinganya.

“Aah uh.. Lu Hanh..” seketika itu Myungsoo menghentikan kegiatannya dan menatap penuh amarah hingga bola matanya berubah menjadi merah.

“Siapa itu Luhan” geram Myungsoo membuat Jieun pun mengernyit.

Kenapa aku menyebut Luhan ?

“Ku bilang siapa itu Luhan !?” pekik Myungsoo, inilah sisi Myungsoo yang sebenarnya. Namja itu pun bangkit, membenarkan jasnya lalu melesat keluar kamar dan terisisa Jieun yang mengutuk dirinya sendir.

Bodoh, Jieun kenapa kau menyebut Luhan !? dia bisa dalam bahaya.. Tidak tidak tidak, apa yang harus kulakukan ?

Oh ya ampun.. kenapa aku menyebut nama Luhan ?

Jieun pun tidak tahu pasti alasan mulutnya mengucapkan nama namja itu. Jelas-jelas ia bersama Myungsoo bukan Luhan. apa karena rasa hausnya yang mulai menginginkan darah Luhan ? Tapi ini belum waktunya untuk menyesap darah Luhan. lalu kenapa ? 

To Be Continued ~

#Ni ff makin gaje ya -_- Oia cuma mau bilang part 4 kemungkinan udah end. author lagi buntu ngembangin ni ff. bikin part end Give me a job aja masih bingung ini haha.. ya udah makasih yang udah mau baca. kasih saran atau kritik juga boleh tentang isi cerita ataupun typo. Makasih :-}




Comments

  1. OMG! Danger alert! Myungsoo pasti ngincer luhan nih, eh btw luhan gak khawatir gitu jieun ngilang kkkkkk~ tapi jadi tiba tiba ngebayangin kalau luhan yang jadi vampinya bakalan melting banget cewek" wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Luhan belum nyadar aja klo Jieun ilang beneran wkwk ..
      Luhan jadi vampire ? author pasti jd ga konsen nulis ff nya :D haha iya si ngebayangin Luhan jd vampir pasti keren.

      Delete
  2. Wah keren keren .. Sayang nya udah chapter 4 final... :( baru sempat baca .. Terus lanjut ya karya nya saya tunggu loh hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. siap, ditunggu aja karya selanjutnya.
      makasih loh udah ngomenin beberapa ff aku.
      :-)

      Delete

Post a Comment