Monoton [Drabble]




Ada saat dimana kita berfikir dalam diam dengan banyak hal yang tak akan pernah menunggu. Kita berjalan namun masih tetap tertinggal. Saat kaki lelah untuk melangkah, saat itu kita butuh istirahat barang sejenak. Mereka tak pernah menunggu. Kita hanya akan menyusul atau tertinggal. Mereka terlihat nyata namun sebenarnya semu. Memandang ke arahku, ada rasa cemas. Jangan sampai kau menjadi yang terakhir. Jangan sampai putus asa menghampirimu, membuat kaki tak akan pernah melangkah lagi. Hanya ada Rasa cemas yang begitu memenuhi Raut orang-orang itu.

Berlari saja, kau akan menyusul beberapa orang didepanmu. Namun saat kau lelah dan rehat, kau akan kembali. Tersusul oleh banyak orang dengan rasa cemas mereka yang memenuhi atmosfer. Mengembalikan atau membuatku semakin jauh tertinggal.

Cerita hidupmu adalah cerita mereka semua. Sebenarnya kita sama. Melihat orang lain seakan bahagia begitupun orang lain memandang kita. Hanya untuk terlihat menjadi lebih baik. Saling menjadi lebih cepat. Hanya untuk terlihat, diperhatikan, dinilai oleh orang lain. Saling mendahului, memandang cemas. Mereka selalu tampak cemas.

Jalan itu tak terlihat ujungnya. Hanya mampu menebak dan terus berjalan. Beristirahat. Berjalan lagi. Beristirahat. Berjalan lagi hingga kaki itu berubah menjadi rapuh. Dan ujung jalan itu masih terlihat sama saat aku mulai berjalan. Kelabu dan buram. Aku, dan mereka belum melihat apa yang ada disana. Diujung jalan ini. Apa mereka yang berada didepanku sudah melihatnya ? Melihat sesuatu diujung jalan ini ? Atau mereka sama sepertiku ?


Aku memang tak menemukan apapun. Berfikir ini sia-sia. Melelahkan dan pembodohan. Tapi aku tersenyum. Kaki ini sudah berjalan, mencari sesuatu, aku tidak diam. Meski tak ada yang kutemukan. Meski yang kulihat hanya pemandangan sama saat semua ini dimulai. Aku menikmati lelah ini, rasa cemas yang membuat kami tak tinggal diam. Rasa cemas itu mendorongku, membuat kaki ini berjalan lagi dan lagi. Berjalan bersama orang-orang yang cemas pula. Kini mereka tersenyum sepertiku, rasa cemas itu perlahan luntur meski belum menghilang. Terus berjalan, biarkan rasa cemas membawanya. Dan lihat apa yang akan kita lihat dan dapatkan. 

Fin~

Comments