Life of Student


Lee Ji Eun [IU], Oh Sehun, Kim Joon Myeon etc.

Twoshoot

School life, teen, drama.



Jieun hanya seorang siswi biasa yang menjalani rutinitasnya secara biasa layaknya siswi SMA lainnya. Mempunyai satu adik laki-laki yang berbeda 3 tahun darinya. Memiliki ayah dan ibu yang bekerja sebagai buruh dipabrik. Membuat ia dan adiknya kadang kurang kasih sayang karena kedua orang tuanya yang bekerja sampai larut malam. Ketika mereka pulang, mereka langsung tidur dan seakan mengabaikan bahwa ada dua anak yang juga butuh perhatian.

Jieun bukan seorang yang pendiam, ia cukup dikenal sebagai anak yang ceria disekolahnya, memiliki teman akrab yang bernama Jang Eun Bi. Namun Jieun memiliki penambilan yang terlihat seperti seorang nerd. Rambut pendek dengan poni menutupi dahi dan juga kacamata besar yang bertengger dihidungnya. Jieun berfikir jika hanya nilai yang terpenting bukanlah penampilan, dan satu hal lagi alasan ia berpenampilan seperti itu, ia hanya ingin mengetahui orang-orang yang menyukainya tanpa harus memandang penampilannya. Ia juga merasa nyaman dengan penampilannya itu.

“Ji”

“Hmm ?”

“Coba panjangkan rambutmu dan lepas kacamata jelek itu pasti kau akan menjadi siswi populer disekolah ini”

“Apa begitu penting menjadi populer ?”

“Tentu saja, akan banyak namja yang mengelilingimu”

“Lalu ?”

“Lalu ? ya .. lalu kau akan bahagia”

“Yakin akan bahagia ?”

“Te tentu saja”

“Kau bahkan tidak yakin dengan ucapanmu sendiri” ucap Jieun remeh, kembali menyeruput jus alpukatnya.

“Dengar Eun Bi, kita ini anak sekolah dan yang harus dilakukan adalah hanya belajar dan mendapat nilai bagus supaya bisa masuk perguruan tinggi favorit”

“Kau terlalu dewasa dan membosankan”

“Lalu apa yang harus anak SMA lakukan agar tak membosankan ?”

“Memiliki namjachingu yang tampan, berbelanja sampai lutut pegal dan bersenang-senang tentunya”

“Oke lalu setelah itu apa yang akan kau dapat ?”

“Tentu saja kebahagiaan”

“Benar tapi itu hanya sementara. Yang akan kau dapat selanjutnya adalah nilai mu jelek, uangmu habis, kau mungkin akan hamil diluar nikah dan masa depanmu hancur”

“Jieun kau menakutiku”

“Aku berbicara kenyataan Eun Bi, itu yang sudah banyak terjadi kan ?”

“Jadi apa kau tidak ingin mempunyai pacar ?”

“Tentu saja ingin”

“Tuh kan kau juga menginginkan seorang pacar”

“Dengan kriteria tersendiri tentunya”

“Apa kriterianya ?”

“Dia pintar, tekun, rajin dan tentu saja bukan anak berandalan”

“Itu sih kau”

“Aku memang menginginkan seseorang yang sama sepertiku”

“Itu tidak akan menyenangkan”

“Apapun akan menyenangkan jika melakukan dengan orang yang kau sukai kan ?”

“Ah aku tidak pernah menang berbicara padamu”

Jieun hanya tersenyum dan kembali memakan makanannya.

“Jieun” Seorang namja dengan sebungkus keripik ditangannya menghampiri meja kantin yang ditempati Jieun dan Eun Bi.

“Ya ? ada apa Taemin-a ?”

“Kepala sekolah memanggilmu”

“Ada apa ?”

“Entahlah” Taemin mengedikan bahu.

“Oke, terima kasih” Taemin mengangguk sebelum akhirnya melenggang pergi.

“Kalau begitu aku ke kantor kepala sekolah dulu Eun bi-ya”

“Ne, hati-hati saja mungkin kau akan dihukum”

“Eiyy aku anak teladan mana mungkin dihukum”

“Ck kau terlalu percaya diri” Jieun hanya tersenyum seraya beranjak dari kursinya.

____

“Siang pak”

“Siang Jieun, duduklah”

“Ada apa bapak memanggilku ?”

“Saya hanya akan memberitahumu kalau kau akan mewakili sekolah pada olimpiade Matematika tahun ini dengan dua anak lainnya”

“Waah benarkah pak ? saya yang terpilih ?!” Sang kepala sekolah mengangguk seraya tersenyum melihat reaksi Jieun yang terlihat begitu senang dan antusias.

“Tapi apa boleh saya tahu, siapa yang akan menjadi rekan saya nanti pak ?”

“Mereka berasal dari kelas akselerasi bernama Kim Joon Myeon dan Lee Ha na”

Kelas akselerasi ? ah mereka semua sombong dan angkuh.

Kelas akselerasi adalah kumpulan anak genius dan pintar yang biasanya berada dalam satu kelas dan bisa lulus lebih awal dari anak lainnya yang mempunyai otak standar.

“Oh ne”

“Apa ada yang ingin kau tanyakan lagi ?” Jieun menggeleng pelan.

“Kalau begitu kau boleh pergi”

“Baiklah saya permisi pak” Jieun berdiri, membungkuk hormat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan kepala sekolah.

Jinjja ? kelas akselerasi ? aku pasti hanya akan menjadi bahan candaan mereka tapi kenapa aku yang terpilih sedangkan masih banyak siswa yang pintar berkumpul dikelas akselerasi .. aissh molla yang penting aku terpilih. Huaaa senangnya.

“Oh lihatlah sikutu buku kita kenapa begitu terlihat bahagia ?” Jieun memandang datar tiga yeoja didepannya. Kenapa harus bertemu mereka ? dan kenapa mereka senang sekali mengganggu Jieun sih ?

“Song dam bi, yeoja fashionable dengan tingkat otak rendah yang hanya memanfaatkan sumbangan dari ayahnya untuk dana sekolah supaya ia terlihat populer” narasi Jieun membuat yeoja dengan bando telinga kelinci dikepalanya itu marah. Jieun memandang remeh pada Dam bi dan melenggang pergi dari hadapan tiga yeoja itu.

“Yaaakk ! kutu buku beraninya kau !?”

“Oh ..” Dam bi dibantu kedua temannya hanya bisa mengusap tengkuk yang tiba-tiba terasa nyeri.

“Dia berani sekali melawanmu dam bi-ya” ucap Chorong, salah satu teman dam bi.

“Kau harus membalasnya” balas Min ah.

“Si kutu buku itu, lihat saja nanti” geram Dam bi.

<<>> 

“Jinjja !?” Jieun mengangguk antusias.

“Waah bagaimana bisa ?”

“Entahlah aku juga heran, kan semua yang pintar ada dikelas akselerasi tapi kenapa kepala sekolah memilih aku yang kepintarannya biasa saja”

“Ya sudahlah, ini suatu keberuntungan untukmu Ji”

“Kau benar, aku harus semakin giat mengahafal” Eun bi mengangguk.

“Jieun hwaiting !”

“Hwaiting” balas Jieun dengan senyuman merekah.

<<>> 

“Aku pulang” Jieun melepas sepatunya dan berjalan kearah sofa, melepas tas punggungnya dan merebahkan diri.

“Jung Ha kau dimana !?”

“Apa sih noona, mengganggu saja” Jung Ha, adik Jieun keluar dari arah kamarnya dengan mengucek mata.

“Kau sudah makan ?”

“Tentu saja belum”

“Kau ini, masak sendiri bisa kan ?”

“Aku bosan hanya memakan mie instan”

“Baiklah, noona akan memasakan sesuatu tapi nanti noona masih lelah”

“Ne terserahlah”

“Eits tunggu dulu”

“Apa lagi ?”

“Bagaimana sekolahmu ?”

“Oh noona jangan sekarang”

“Baiklah-baiklah kau kembali saja tidur, nanti noona bangunkan saat makanan matang” Jung Ha mengangguk. Jieun menghela nafas, adik lelakinya itu tak jauh nasibnya seperti Jieun, kurang perhatian. Bagaimana bisa ia cukup perhatian jika ibu dan ayahnya bekerja semua, tidak ada yang tinggal dirumah hanya untuk sekedar mengurusi dan menanyakan keadaan anak mereka.

<<>> 

Hari dimana Jieun dan 2 orang dari kelas akselerasi belajar bersama pun tiba. Eun Bi memberi semangat pada Jieun. Setelah kelas usai, Bong songsaenim memberitahu Jieun bahwa mereka harus menjalani serangkaian hafalan yang sudah disiapkan guna menambah pengetahuan untuk mengikuti oliampiade. Jieun dengan tas punggungnya mulai berjalan menuju kelas yang sudah Bong saem sebutkan. Jieun sampai, menatap sejenak papan kayu kecil diatas pintu kelas itu. memastikan agar ia tak salah ruangan. Pintu yang terbuka membuat Jieun melangkahkan kakinya untuk masuk.

“Annyeong Bong saem” sapa Jieun saat melihat gurunya itu duduk dimeja guru.

“Annyeong, masuklah Jieun”

“Ne” Jieun memandang kesekitar kelas namun sepertinya ia datang paling awal dari pada dua orang yang berasal dari kelas akselerasi. Ia mulai mendudukan diri dikursi paling depan.

“Aiishh mereka ini lama sekali” gerutu Bong saem. Jieun hanya menatapnya kecil. Bong saem berdiri dengan buku tebal ditangannya, memberikannya pada Jieun.

“Kau harus menghafal semua rumus yang sudah Saem tandai”

“Baiklah Saem” ucap Jieun seraya menunduk kecil.

“Tanyakan padaku jika ada yang tidak kau mengerti”

“Ne” Tak perlu berlama-lama, Jieun pun mulai melepas tas punggungnya dan membuka lembaran demi lembaran buku yang Bong saem berikan padanya.

Tok tok

Suara ketukan pintu itu mengalihkan perhatian Jieun dan Bong saem, dua namja rupawan berdiri acuh disana.

“Kalian, cepat masuk. Kenapa terlambat ?”

“Kami makan dulu saem, kami lapar” ucap namja bername tag Joon Myeon.

“Benar katanya saem” jawab namja satu lagi yang bernama Sehun.

“Ya sudahlah, ambil buku ini dan hafal semua yang sudah saem tandai”

“Baiklah” koor keduanya.

Jieun terlihat mengernyit, bukan karena sebuah rumus yang sulit tapi karena tak mengerti. Bukankah kepala sekolah bilang, bahwa yang berasal dari kelas akselerasi adalah namja dan yeoja ? tapi kenapa sekarang ada dua namja dan kemana si yeoja itu ?

“Tunggu dulu”

“Ya saem ?”

“Oh Sehun kemari” Sehun kembali menghampiri meja Bong saem sedangkan Joon Myeon duduk dimeja berbeda samping Jieun. Melirik sekilas pada Jieun yang terlihat berkonsentrasi sampai kepalanya menunduk.

Yaak, apa matanya katarak sampai memakai kacamata setebal dan sejelek itu ? Haha cibir Joon Myeon dalam hati saat melihat Jieun pertama kali. Namja itupun mulai mendudukan diri dan membuka lembaran bukunya.

“Bukankah harusnya Lee Ha Na yang berada diposisimu ? kenapa jadi kau yang menggantikannya ?” Sehun menggaruk pelan kepalanya.

“Dia menolak mengikuti olimpiade Saem, dia sudah cukup sibuk dengan berbagai les yang dijalaninya dan merekomendasikan ku kepada kepala sekolah, jadilah aku disini menggantikannya” jelas Sehun.

“Oh begitu, ya sudah sana belajar” Sehun mengangguk kecil dengan pandangan datar. Berjalan dengan lirikan kecil pada Jieun dan ia pun duduk disamping Joon Myeon.

“Heh” Sehun menyenggol kecil tangan Joon Myeon.

“Apa ?”

“Dia yang dari kelas biasa itu ya”

“Benar” ucap Suho namun tak mengalihkan perhatiannya pada buku.

“Bagaimana bisa kepala sekolah memilih siswi biasa seperti dia ?”

“Aku juga tak habis pikir”

Jieun mendengarnya, namun ia berpura-pura untuk tak menggubris obrolan bisik-bisik yang dilakukan para namja itu.

“Hey kalian ! cepat belajar !” Joon Myeon dan Sehun mendongak kaget lalu-

“Ne saem” menjawab kompak lalu menunduk. Jieun hanya bisa terkekeh pelan dan dua namja itu melirik tak senang pada Jieun.

“Baiklah saem tinggal dulu” Bong saem pun beranjak dan keluar kelas. Membuat Joon Myeon dan Sehun menutup buku mereka dan menyandarkan punggung santai. Melirik pada Jieun yang masih betah membaca buku.

“Heh kau”

“..” Jieun tetap tenang, seolah-olah tak mendengar ucapan Sehun.

“Heeehh apa kau tuli ?” kini Joon Myeon yang ikut membuka mulut.

“..” Jieun masih membaca dengan sesekali mengangguk kecil seolah mengerti akan apa yang sedang ia pelajari.

“Aiishh jinjja, dia itu benar-benar” Sehun geram sendiri begitu pula Joon Myeon.

“Yaaakk !” Sehun berteriak sekencang-kencangnya namun Joon Myeon sudah menutup telinga sebelumnya. Jieun mendengus kecil dan menolehkan kepalanya.

“Mwo ?” berucap dengan mata seperti orang yang mengantuk.

“Kau dari kelas biasa itu kan ?”

“Benar, lalu apa kau mempunyai masalah denganku hah ?”

“Jaga bicaramu” timpal Joon Myeon.

“Tapi kenapa ya kepala sekolah bisa memilih siswi biasa sepertimu ?” ucap Sehun lagi.

“Mana ku tahu, tanyakan saja pada kepala sekolah jika memang kalian ingin tahu”

“Aiish sombong sekali, kau lihat itukan dia benar-benar menyebalkan” ucap Sehun yang mendapat anggukan dari Joon Myeon. 

“Yang menyebalkan itu kalian, aku akan menyebalkan pada orang yang menyebalkan juga padaku”

“Cih, sok sekali”

“Sudahlah aku harus belajar dan tolong jangan berisik” Sehun mengepalkan tangannya  menahan kekesalannya pada yeoja berkacamata itu. Niat awalnya untuk mempermalukan Jieun malah ia yang diperlakukan seperti ini.

“Berani sekali dia” bisik Joon Myeon.

“Biarkan saja Joon myeon-a, dia itu siswi biasa dan harus belajar lebih keras dibanding kita” ucap Sehun kencang-kencang, bermaksud menyindir Jieun.

“Hahaha iya kau benar Sehun-a” Dua namja itu kemudian melirik Jieun yang malah masih tenang-tenang saja dengan telinga tersumpal headset hitam. Membuat dua namja itu kembali geram.

“Percuma, dia tidak dengar apa yang kita katakan” ucap Joon Myeon dengan pandangan datar.

Dalam hati Jieun tertawa puas, ia memang memakai headset namun tidak ada yang ia dengarkan alias hanya kamuflase. Hari pertama berhasil ia lewati tanpa perasaan kesal akibat cibiran dari anak kelas akselerasi. Ia bisa mengatasinya. Tentu saja, jangan panggil Jieun pintar jika tidak bisa mengatasi apapun.

<<>> 

“Hahaha benarkah ?”

“Iya Eun bi-ya”

“Kau hebat Jieun, bagus teruskan. Mereka tidak boleh memandang remeh kita hanya karena kita siswi biasa”

“Mereka mungkin cerdas tapi tak akan bisa membuat seorang Lee Jieun ciut” balas Jieun percaya diri.

“Haha benar, hwaiting”

“Hwaiting !”

Klik, Jieun pun mematikan sambungan ponselnya. Masih tersenyum saat mengingat tadi siang.

“Noona” Sung Ha masuk kekamar Jieun dengan membawa bantal guling.

“Apa ?”

“Bolehkah aku tidur denganmu ?”

“Kenapa ?”

“Dikamar sendirian sepi sekali”

“Oh tentu kesinilah” Jung Ha pun menghampiri Jieun yang berbaring dikasurnya, membaringkan diri didekat Jieun.

“Noona”

“Hmm”

“Apa ayah dan ibu tidak sayang pada kita ?”

“Eiyy kenapa bertanya seperti itu ?” Jieun melihat raut muka adiknya itu muram.

“Aku seperti tidak mempunyai orang tua. Saat mereka pulang aku sudah tidur dan hanya bertatap muka saat makan pagi saat aku harus berangkat sekolah”

“Jung Ha dengar, mereka mencari uang untuk kita, aku dan kau, kita butuh biaya yang tidak sedikit. Hargailah kerja keras mereka dengan meningkatkan prestasimu disekolah dan membuat mereka bangga sehingga mereka bisa tahu bahwa kerja keras yang mereka lakukan untuk kita tidak sia-sia” Jieun menasehati adiknya itu. Sejujurnya ia juga sama kesepiaannya tapi harus bagaimana lagi ? ia hanya bisa mengalihkan semua itu pada buku dan belajar keras.
Jung Ha hanya mengangguk malas.

“Aku bosan mendengar petuah mu terus”

“Isshh dasar”

To Be continued






Comments

  1. Finally, sehun-jieun couple comeback. Udah lma nungguin couple ini, hwaitting y author

    ReplyDelete
  2. pada seneng ya ada SehunIU tp gmn klo jadinya SuhoIU wkwk..
    oke ditunggu aja kelanjutannya

    ReplyDelete

Post a Comment