Vampire Beside You [2]



Fantasy, Drama  | Lee Jieun | Xi Luhan | Kim Myungsoo etc.

Part [1] 


“Festival lampion ?” Luhan mengangguk.

“Kau mau ikut bersamaku ?” tanya Luhan. Jieun mulai berfikir, festival pasti akan sangat ramai. 

Jieun hanya takut jika ia akan bertemu vampir-vampir yang mengejarnya. Terutama Myungsoo. Jieun tidak ingin mengambil resiko.

“Ayolah, apa kau tidak bosan dikamarku terus menerus” bujuk Luhan.

“Tapi..”

“Kau bilang kau akan penuhi semua permintaanku” Oke, jurus ini pasti akan berhasil, pikir Luhan.

“Ba baiklah” Luhan selalu saja mengungkit hal itu. membuat Jieun tak berdaya.

“Good” ucap Luhan seraya menepuk kedua telapak tangannya.

“Bersiap-siaplah minggu depan kita ke festival” Jieun hanya mengangguk dengan senyum terpaksanya.

“Oia apa kau mau ikut ?”

“Ikut kemana lagi ?” tanya Jieun malas

“Sekarang aku akan keluar untuk bermain basket”

“Aku tidak berminat, aku akan tidur saja” Luhan hanya memutar kedua bola matanya dan pergi dari kamarnya.

“Ck kau ini kerjaannya hanya tidur saja”

“Biar saja, wueeekk” Jieun menjulurkan lidahnya dan berlalu dengan cepat bak angin.

>><< 

“Apa kalian sudah menemukan Jieun ?” Dua pria berpakaian hitam itu saling memandang sejenak. Lalu menunduk seraya menggeleng pelan.

“Apa begitu sulit menemukan satu yeoja, hah !?” geram pria yang duduk dihadapan kedua pria itu. Membuat kedua pria dihadapannya itu tersentak.

“Temukan Jieun atau kalian berakhir dengan kepala terputus”

“Ba baik Tuan” ucap kedua pria  itu dan menyingkir dari hadapan namja yang kini memandang keluar jendela dirumah besarnya. Namja bernama Kim Myungsoo itu masih duduk dikursi empuknya seraya menenggak cairan merah kental dari gelasnya. Memandang keluar jendela dengan wajah dinginnya.

Kau pikir kau bisa lari dariku, Jieun ? Tidak, aku pasti menemukanmu.

Benar. Dia adalah Myungsoo yang sama dengan Myungsoo si anak baru disekolah Luhan. Bukan tanpa alasan Myungsoo bersekolah, ia hanya ingin mencari Jieun. Siapa tahu, ia menemukan Jieun disekolah itu atau mungkin mendapat berita tentang Jieun dari sana. Kalian tahu kan, Jika berita cepat menyebar disekolah anak remaja. Myungsoo tidak mengetahui Jika Luhan mengenal Jieun. Myungsoo belum tahu sama sekali. Myungsoo hanya tertarik pada Luhan karena banyak siswa bilang, Luhan adalah bintangnya sekolah. Myungsoo ingin bermain-main saja dengan mengubah posisi bintang sekolah menjadi miliknya. Ia suka saat melihat raut yang Luhan tunjukan saat Myungsoo lagi-lagi mengalahkan namja itu.

>><< 

“Lu”

“Eoh”

“Kau tahu Na Young ?”

“Na Young ? maksudmu Ok Na Young ?” Hyun Woo mengangguk masih dengan mendribble bola.

“Tentu saja tahu, dia kan teman sekelas kita”

“Kira-kira dia sudah memiliki kekasih belum ya ?” tanya Hyun Woo, membuat Luhan mengernyit heran.

“Apa kau suka padanya ?” Hyun Woo menggeleng ragu.

“Aku hanya penasaran padanya, dia gadis yang terlihat misterius” Luhan berhasil merebut bola dari Hyun Woo yang terlihat tidak fokus pada bolanya. Dan Plung, Luhan berhasil memasukan bola itu ke keranjang basket.

“Yes, 3-1” girang Luhan.

“Yaakk ! Kau curang”

“Haha.. habisnya kau meracau terus”  permainan pun berakhir, Luhan dan juga Hyun Woo kini duduk ditengah lapangan seraya menengguk air mineral yang mereka bawa.

“Aku juga merasa seperti itu, kurasa Na young memang gadis yang sedikit misterius” timbal Luhan.

“Dia pendiam tapi dia manis” Luhan melirik Hyun Woo dengan pandangan yang tak biasa. Tersenyum kecil kearah temannya itu.

“Kalau suka bilang saja”

“Y yaak ! siapa bilang aku menyukainya !?”

Sangat terlihat jelas, bodoh.

“Hahahaa.. kau semakin terlihat menyukainya jika mengelak seperti itu”

“Aa molla terserah kau saja” Hyun Woo yang kesal dengan Luhan memilih beranjak dan meninggalkan namja itu.

“Yaakk ! mau kemana kau ?”

“Pulang ! aku lelah” Balas Hyun Woo.

Ck ck ck .. dia namja yang sensitif

Beberapa detik kemudian Luhan pun beranjak, memasukan botol mineralnya kedalam ransel dan mulai meninggalkan lapangan bola basket taman dekat komplek rumahnya itu.

___

Hyun Woo masih kesal pada Luhan, namja itu berjalan dengan sesekali mendumel pelan. Jam menunjukan pukul 8 malam. Rumah Hyun Woo lumayan jauh dari lapangan bola basket yang ia gunakan tadi. Hyun Woo hanya perlu melewati beberapa gang dan jalan raya sebelum sampai dirumahnya.

Karena merasa sepi, Hyun mengeluarkan ponsel dan juga headphone nya. Ia memutar musik dalam ponselnya, kemudian memasangkan headphone miliknya pada ponsel. Terakhir, ia memasangkan headphone ke kedua telinganya. Kini tak terlalu sepi berjalan sendirian. Musik memang selalu bisa mengubah suasana. Sesekali ia mengangguk-anggukan kepalanya. Berkomat-kamit mengikuti lirik lagu yang didengarnya.

Hyun Woo masih menikmati lagu itu hingga-

Bukankah itu Na Young ?

Hyun Woo tak sengaja melihat Na Young bersama beberapa orang yang tampak berkumpul membicarakan sesuatu. Orang-orang dengan ikat kepala yang sama, ikat kepala berwarna biru tua. Beberapa namja memakainya sebagai ikat kepala, sedangkan beberapa yeoja menggunakannya untuk mengikat rambut mereka.

Aku tidak tahu jika Na Young mengikuti komunitas tertentu.

Hyun Woo masih memperhatikan Na Young dan beberapa orang itu hingga mereka semua berpencar. Tersisa Na Young yang juga terlihat akan pergi. Namun mengurungkan niatnya saat Hyun Woo menghampirinya.

“Na Young-a” Na Young tampak sedikit terkejut saat mengetahui keberadaan Hyun Woo.

“H hyun woo ? sedang apa kau malam-malam begini ?”

“A aku habis bermain basket ditaman kota. Kau sendiri, apa yang sedang kau lakukan ?”

“A aku.. aku hanya-“ Hyun Woo tersenyum kecil.

“Akhirnya aku tahu bahwa kau ...” Na Young memasang wajah tegang.

Apa yang namja ini ketahui ? batin Na Young.

“Kau juga suka berkumpul haha”

Apa maksudnya ?

“Haha.. kukira kau gadis yang benar-benar pendiam tapi ternyata kau juga suka berkumpul seperti yang lainnya ya, aku senang melihatnya”

Untuk apa juga kau senang ?

“Kenapa kau harus senang ?” tanya Na Young memicing. Membuat Hyun Woo gelagapan.

“I itu.. Ah sudahlah, aku hanya senang melihatmu senang haha” Hyun Woo mengakhiri kalimatnya dengan tawa canggung agar Na Young tidak curiga padanya membuat Na Young hanya menggeleng kecil.

Dia namja yang aneh ..

“Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu”

“E eoh” Hyun woo masih memperhatikan Na Young berjalan pergi. Entah kenapa pita yang menjadi ikat rambut Na Young masih membuat Hyun Woo penasaran. Warna biru tua dengan titik-titik merah melingkar.

Molla, mungkin itu lambang komunitasnya.

>><< 

Jieun belumlah tidur, didalam lemari pakaian Luhan ia mulai berfikir.

Aku bosan jika seperti ini terus, aku.. aku juga ingin sekolah.

Tapi bagaimana caranya ? Aku tidak memiliki uang

Aku tidak tahu jika Vampir ternyata membutuhkan uang manusia.

Heol .. tanpa ayah dan ibu aku hanya vampir miskin.

Apa yang harus kulakukan ?

Saat sedang berfikir, Jieun mendengar suara pintu terbuka. Ia mengintip dari dalam lemari dan ternyata Luhan sudah pulang. Jieun membuka lemari dan keluar.

“Kau sudah pulang ?” Luhan mengangguk seraya menghempaskan diri disofa kecil dekat tempat tidurnya. Jieun perlahan menghampiri Luhan yang terlihat kelelahan.

“Yaa Yakkk ! jangan gigit aku sekarang” Luhan bereaksi berlebihann dimata Jieun. Namun jika Jieun berada diposisi Luhan, maka ia akan tahu jika Luhan masih trauma saat Jieun menggigitnya waktu itu secara terang-terangan.

“-_- siapa yang akan menggigitmu, aku hanya ingin membicarakan sesuatu“ ujar Jieun santai membuat Luhan berdehem untuk membuang rasa khawatirnya yang berlebihan.

“Membicarakan apa ?” Jieun duduk ditepi tempat tidur Luhan.

“Aku ingin bekerja”

“M mwo ? untuk apa. Memangnya vampir butuh uang ya ?”

“Aku ingin sekolah. Aku bosan hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun. Dan untuk sekolah aku harus punya uang kan ?”

“Kau ingin sekolah ?” Jieun mengangguk mengiyakan.

“Tapi pekerjaan seperti apa yang kau inginkan ?”

“Entahlah, yang pasti aku ingin bekerja saat malam saja”

Agar orang-orang Myungsoo sulit menemukanku lanjut Jieun dalam hati.

“Baiklah, aku akan mencarikanmu pekerjaan”

“Gomawo” Luhan hanya mengangguk kecil.

“Sebaiknya kau mandi”

“Arra”

“Kalau tahu cepat mandi sekarang”

“Memangnya kenapa sih, aku masih lelah dan ingin duduk sebentar lagi”

“Keringatmu bau tahu, mengganggu hidungku”

“Tutup saja hidungmu, toh kau tidak akan mati karenanya” Jieun terdiam mendengar ucapan yang keluar dari mulut Luhan.

“Aku tahu aku tidak akan mati, aku justru bisa membuat orang mati, itu kan maksudmu ?” Luhan menoleh. Memandang raut Jieun yang sepertinya sedikit tersinggung dengan perkataannya.

“Bu bukan itu maksudku” Jieun beranjak dari kasur Luhan dan kembali masuk kedalam lemari namja itu.

Ya ampun, ternyata vampire juga sensitif.

Apa ia sedang datang bulan ?

Bhahaha.. bagaimana bisa vampire datang bulan ?

Bukannya merasa bersalah, Luhan justru berfikiran yang aneh-aneh dan meluas kemana-mana.

>><<

Satu Minggu berlalu namun Jieun belum mendapatkan pekerjaan. Seraya meminum darah dari balik gelas kopi, Jieun duduk menunggu Luhan ditaman.

Aku rindu ibu..

Juga ayah..

Tapi jika aku pulang, maka aku harus menjadi pendamping Myungsoo yang egois itu. anak dari ketua tertinggi koloni. Kenapa juga harus aku yang dijodohkan dengannya .. membuat frustasi saja. aku tidak menyukainya dan tak akan pernah menyukainya.

“Aisshh.. menyebalkan” gerutu Jieun seraya mengguncangkan kedua kakinya kesal. Menendang udara seakan mampu membuat masalahnya selesai.

“Sedang apa kau disini ?” Jieun terperanjat kecil saat Luhan tiba-tiba menghampirinya. Lelaki itu memakai hoodie hitam hingga membuat Jieun tak menyadari kehadirannya.

“Kau mengangetkanku, tahu”

“Mian”

“Aku sedang makan” Luhan menoleh memandang gelas kopi yang Jieun genggam ditangan kanannya. Mengernyit heran.

“Kau meminum kopi ?” Jieun menggeleng.

“Ini gelas kopi tapi didalamnya bukanlah kopi” Luhan mengangguk mengerti. Jieun hanya menyamarkan apa yang tengah diminumnya.

“Apa yang tengah kau pikirkan ?” Jieun tak langsung menjawab, ia justru balik memandang Luhan dan terdiam sejenak.

“Luhan.. “

“Mwo ?”

“Sebenernya aku..” Jieun ingin menceritakan semuanya. Ia merasa Luhan harus tahu kenapa Jieun kabur dari koloninya hingga akhirnya bertemu dengan namja itu.

Drrt Drrtt

“Changkaman..” Luhan menginterupsi, agar Jieun memberikan ia waktu untuk mengangkat ponselnya yang bergetar. Jieun menggigit bibirnya kecil.

Apa sebaiknya, jangan aku ceritakan saja..

“Oh Hallo Hyun woo-ya”

“....”

“Oh oke-oke, aku segera kesana”

“.....”

“Neeee” Dengan segera Luhan menutup ponselnya dan kini memandang Jieun.

“Lanjutkan apa yang ingin kau katakan tadi ?”

“O oh.. i itu.. tidak jadi saja hehe” ucap Jieun dengan garukan kecil dikepalanya.

“Ya sudah, kalau begitu kita langsung saja. temanku sudah menunggu difestival lampion”

“Oke” Luhan beranjak dan tanpa disadari mengamit lengan Jieun, membuat gadis itu diam seraya memperhatikan genggaman yang Luhan lakukan dipergelangan tangannya.

“Kenapa diam ? ayo” ucap Luhan seakan tak dapat membaca maksud reaksi Jieun.

“O oh.. ayo” Jieun merasakan sesuatu, sesuatu yang belum pernah ia rasakan. Perasaan yang belum ia mengerti saat Luhan menggenggam tangannya.

Ada apa denganku ?

Beberapa menit kemudian, Jieun dan Luhan sampai di festival yang dimaksud. Terlihat ramai, meriah dan begitu banyak manusia memenuhi tempat itu.

“Bagaimana, bagus kan ?” tanya Luhan sesampainya disana. Matanya berbinar memandang begitu banyak lampion yang menggantung disana-sini. Begitu indah dimalam yang gelap.

“Banyak makanan” ucap Jieun dengan memainkan lidahnya disekitar mulut.

“Yaaakk !”

“Ma maksudku banyak stand makanan yang dijajakan” Luhan hanya memberengut kecil seakan tahu jika bukan itu maksud perkataan Jieun. Luhan mengedarkan pandangannya, mencari sosok Hyun Woo yang katanya sudah tiba dari beberapa menit yang lalu sehingga meminta Luhan untuk datang segera dengan cara menelpon namja itu. Saat Luhan menemukan apa yang ia cari, namja itu memekik memanggil Hyun Woo.

“Lee Hyun Woo !”

“Yaaakk Hyun Woo, disini !” Jieun tidak memperdulikan hal itu, ia justru sibuk memperhatikan begitu banyak manusia yang berlalu lalang disana. Takut-takut jika ada salah satu pengawal Myungsoo diantaranya. Jieun harus ekstra hati-hati malam ini.

Hyun Woo berlari kecil menghampiri Luhan. dan memperhatikan Jieun saat menyadari Luhan tak sendirian.

“Hei siapa dia ?” bisik Hyun Woo pada Luhan.

“Oh ini Jieun” Luhan menyentuh bahu Jieun agar menghadap kearahnya.

“Jieun, ini Hyun Woo temanku”

“O Hai.. aku Jieun”

“H hai, aku Hyun Woo teman satu kelas Luhan” saling bersalaman dan tersenyum satu sama lain.

“Oke, cukup untuk perkenalannya. Ayo kita menikmati malam ini !”

“Oke !” seru Hyun Woo bersemangat. Sementara Jieun kembali pada kekhawatirannya. Memperhatikan sekitar dan tetap waspada.

Banyak permainan yang Luhan dan Hyun Woo mainkan difestival itu. Jieun kadang hanya menyemangati mereka. Dalam hati ia berkata ‘Permainan seperti itu terlalu mudah bagiku’ Jika Jieun yang bermain maka para pedagang itu pasti akan rugi karena Jieun akan menang dengan mudah dengan kemampuannya sebagai vampir yang sigap dan cepat dalam melakukan apapun.

Setelah satu jam bermain dan berkeliling difestival itu. Jieun, Luhan dan Hyun Woo berakhir pada sebuah kedai ice cream. Dua namja itu terlihat begitu menikmati ice cream ditangan mereka. Sedangkan Jieun hanya memandang mereka berdua dengan gelengan kecil.

“Ck ck ck .. malam-malam begini malah makan ice cream” komentar Jieun.

“Ini enak lho Jieun-ssi, kau mau ?” sahut Hyun Woo seraya menyodorkan ice cream vanilla nya yang bertaburan berbagai toping menggiurkan.

“A aku sedang tidak enak badan, dan jika aku memakan ice cream aku takut akan terkena flu” ucap Jieun menolak secara halus tawaran Hyun Woo.

“Bohong, dia ini memang sama sekali tidak menyukai ice cream” timbal Luhan seraya menjilati ice cream tiramisunya.

“Sepertinya kalian begitu dekat” ucap Hyun Woo yang membuat Jieun dan Luhan berpandangan sejenak.

“A anio.. kami baru kenal beberapa  hari” jawab Jieun.

“Ngomong-ngomong rumahmu dimana Jieun-ssi ? bagaimana kau bisa kenal Luhan ? apa mungkin kau tetangga baru Luhan ?”

“I .. itu.. “ Jieun belum mempersiapkan jawaban apapun untuk pertanyaan seperti itu. ia tampak bingung.

“Aiishh anak ini begitu cerewet” Luhan menyambar dan menoyor kepala Hyun Woo hingga hidung Hyun Woo mengenai ice creamnya sendiri.

“Bhahaha...” Luhan tertawa keras saat melihat hal itu.

“Yaaakk ! kenapa kau begitu usil” kesal Hyun Woo dan berniat melakukan hal yang sama pada Luhan, membuat keduanya berkejaran seperti anak SD yang bertengkar. Jieun hanya tersenyum kecil melihatnya.

Jieun masih berjalan hingga saat ia berhenti.

Ada yang mengikutiku ..

Namun Jieun tidak menoleh, ia justru berjalan kearah tempat sepi. Berdiri beberapa detik hingga-

“Siapa kau ?” tanya Jieun lalu menoleh. Berdiri sosok wanita dihadapannya. Wanita dengan raut wajah tak bersahabat.

“Kau lihat pita dirambutku ? harusnya kau sudah tahu siapa aku” jawab yeoja itu, yeoja yang ternyata Ok Na Young. Teman satu kelas Luhan dan juga wanita yang diam-diam Hyun Woo sukai.

“Pemburu Vampir” gumam Jieun membuat Na Young menyeringai kecil.

“Kau tahu aku tidak akan membunuhmu jika-“

“Aku tahu” Jieun menjulurkan lengannya dan Na Young memeriksanya.

“Ok kau aman”

Huuuhh, pintar, kau pintar Jieun. Untung aku sudah menutupi tanda itu dengan BB Cream. Ah melegakan.

Na Young berlalu setelah apa yang dicarinya tidak ada pada Jieun. Pemburu Vampir adalah pasukan pembasmi vampir, namun tak sembarang vampir yang menjadi target mereka. Hanya Vampir-vampir tertentu saja, vampir yang memiliki tanda merah dilengan kanan yang menjadi target mereka. Tanda yang muncul saat seorang vampir memperbudak manusia. Memperbudak dalam arti tak akan pergi atau tidak bisa jauh saat darah manusia itu sudah pernah dihisap oleh sang vampir. Seperti kasus Jieun pada Luhan. sebenarnya Jieun memiliki tanda itu dan jika para pemburu vampir tahu maka ia tak akan selamat. Ia akan dieksekusi oleh mereka dalam sekejap mata.

“Jieun ?”

“O oh ?”

“Sedang apa kau disana. Aish aku mencarimu kemana-mana tahu !?” pekik Luhan terlihat kesal.

“Ahehe mian”

Jieun mengampiri Luhan, mereka kembali berjalan pulang.

“Kemana Hyun Woo ?”

“Dia sudah pulang”

“Oooh..”

“Oia, aku memiliki kabar gembira”

“Kabar gembira apa ?”

“Aku mendapatkan pekerjaan untukmu”

“Jinjja !?”

“Eum” Luhan mengangguk mantap. Reflek Jieun memeluk Luhan dengan cepat, membuat namja itu terlihat mengenaskan karena Jieun begitu erat dan cepat memeluk Luhan.

“Y yaak.. aku tidak bisa bernafas”

“O oh sorry hehe aku terlalu senang” ucap Jieun seraya melepaskan pelukannya pada Luhan. dan Luhan hanya bisa memandang Jieun sebal dengan mengelus lehernya pelan.

“Jangan senang dulu, aku hanya bisa mencarikan sebuah pekerjaan yang biasa saja. kau akan menjadi kasir disebuah mini market dan kau hanya perlu bekerja pada malam hari seperti maumu”

“Ne apapun pekerjaannya aku akan melakukannya dan terima kasih karena sudah mencarikannya untuku dan juga sesuai dengan keinginannku. Aku akan mencari rumah sewa sehingga tidak merepotkanmu lagi”

“Hah ? ti tidak perlu terburu-buru. Kau bisa tinggal dilemariku sampai kapanpun”

Aku hanya takut kau dalam bahaya karena kehadiranku, Luhan.

“Oke-oke, kau memang mangsa yang baik” ucap Jieun seraya menepuk-nepuk kepala Luhan.

“Yaaakk jangan panggil aku mangsa”

“Ahehe mian”

Kenapa ia berniat pindah ? apa lemari dikamarku kurang nyaman atau ada laba-laba disana hingga ia ingin pindah ?

Atau karena perkataanku waktu itu ?

“Aiishh molla”

“Mwo ?” Jieun menoleh saat Luhan terlihat aneh dan meracau seorang diri.

“A anio hehe”


Ya ampun ada apa denganmu Xi Luhan ?

To Be Continued ~

#Haiiiii,, author comeback bawa ff lanjutan Vampire beside you. Mian klo kelamaan dan mian juga klo banyak typo, soalnya ga dibaca ulang. harap kasih komen ya, buat masukan ke authornya. Oia author lupa, mau bilang klo ini tuh terinsprirasi dari komik Jepang tapi lupa lagi judulnya apa hehe oke, See Ya !






Comments

  1. Wah seru nih thor hehehehe ternyata jieun yg jadi vampir nya hehehhehe keren .. oh ya aku reader baru disini salam kenal ya ^-^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah makasih.. iya salam kenal jg windy.
      Tunggu aja kelanjutannya :-)

      Delete
  2. Lanjutin ya thor.. penasaran bgnt nih :)

    ReplyDelete
  3. Hu seru tapi kependekan thor, next cepet yah thor...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kependekan ya.. iya sih author jg ngrasa gitu ehhehe
      Ok, tunggu aja kelanjutannya :-)

      Delete

Post a Comment