Fantasy, Drama | Lee Jieun | Xi Luhan | Kim Myungsoo etc.
Part [1]
“Festival
lampion ?” Luhan mengangguk.
“Kau mau
ikut bersamaku ?” tanya Luhan. Jieun mulai berfikir, festival pasti akan sangat
ramai.
Jieun hanya takut jika ia akan bertemu vampir-vampir yang mengejarnya.
Terutama Myungsoo. Jieun tidak ingin mengambil resiko.
“Ayolah, apa
kau tidak bosan dikamarku terus menerus” bujuk Luhan.
“Tapi..”
“Kau bilang
kau akan penuhi semua permintaanku” Oke, jurus ini pasti akan berhasil, pikir
Luhan.
“Ba baiklah”
Luhan selalu saja mengungkit hal itu. membuat Jieun tak berdaya.
“Good” ucap
Luhan seraya menepuk kedua telapak tangannya.
“Bersiap-siaplah
minggu depan kita ke festival” Jieun hanya mengangguk dengan senyum
terpaksanya.
“Oia apa kau
mau ikut ?”
“Ikut kemana
lagi ?” tanya Jieun malas
“Sekarang
aku akan keluar untuk bermain basket”
“Aku tidak
berminat, aku akan tidur saja” Luhan hanya memutar kedua bola matanya dan pergi
dari kamarnya.
“Ck kau ini
kerjaannya hanya tidur saja”
“Biar saja,
wueeekk” Jieun menjulurkan lidahnya dan berlalu dengan cepat bak angin.
>><<
“Apa kalian
sudah menemukan Jieun ?” Dua pria berpakaian hitam itu saling memandang
sejenak. Lalu menunduk seraya menggeleng pelan.
“Apa begitu
sulit menemukan satu yeoja, hah !?” geram pria yang duduk dihadapan kedua pria
itu. Membuat kedua pria dihadapannya itu tersentak.
“Temukan
Jieun atau kalian berakhir dengan kepala terputus”
“Ba baik
Tuan” ucap kedua pria itu dan menyingkir
dari hadapan namja yang kini memandang keluar jendela dirumah besarnya. Namja
bernama Kim Myungsoo itu masih duduk dikursi empuknya seraya menenggak cairan
merah kental dari gelasnya. Memandang keluar jendela dengan wajah dinginnya.
Kau pikir kau bisa lari dariku, Jieun
? Tidak, aku pasti menemukanmu.
Benar. Dia
adalah Myungsoo yang sama dengan Myungsoo si anak baru disekolah Luhan. Bukan
tanpa alasan Myungsoo bersekolah, ia hanya ingin mencari Jieun. Siapa tahu, ia
menemukan Jieun disekolah itu atau mungkin mendapat berita tentang Jieun dari
sana. Kalian tahu kan, Jika berita cepat menyebar disekolah anak remaja.
Myungsoo tidak mengetahui Jika Luhan mengenal Jieun. Myungsoo belum tahu sama
sekali. Myungsoo hanya tertarik pada Luhan karena banyak siswa bilang, Luhan
adalah bintangnya sekolah. Myungsoo ingin bermain-main saja dengan mengubah
posisi bintang sekolah menjadi miliknya. Ia suka saat melihat raut yang Luhan
tunjukan saat Myungsoo lagi-lagi mengalahkan namja itu.
>><<
“Lu”
“Eoh”
“Kau tahu Na
Young ?”
“Na Young ?
maksudmu Ok Na Young ?” Hyun Woo mengangguk masih dengan mendribble bola.
“Tentu saja
tahu, dia kan teman sekelas kita”
“Kira-kira
dia sudah memiliki kekasih belum ya ?” tanya Hyun Woo, membuat Luhan mengernyit
heran.
“Apa kau
suka padanya ?” Hyun Woo menggeleng ragu.
“Aku hanya
penasaran padanya, dia gadis yang terlihat misterius” Luhan berhasil merebut bola
dari Hyun Woo yang terlihat tidak fokus pada bolanya. Dan Plung, Luhan berhasil
memasukan bola itu ke keranjang basket.
“Yes, 3-1” girang
Luhan.
“Yaakk ! Kau
curang”
“Haha..
habisnya kau meracau terus” permainan
pun berakhir, Luhan dan juga Hyun Woo kini duduk ditengah lapangan seraya
menengguk air mineral yang mereka bawa.
“Aku juga
merasa seperti itu, kurasa Na young memang gadis yang sedikit misterius” timbal
Luhan.
“Dia pendiam
tapi dia manis” Luhan melirik Hyun Woo dengan pandangan yang tak biasa.
Tersenyum kecil kearah temannya itu.
“Kalau suka
bilang saja”
“Y yaak !
siapa bilang aku menyukainya !?”
Sangat terlihat jelas, bodoh.
“Hahahaa..
kau semakin terlihat menyukainya jika mengelak seperti itu”
“Aa molla
terserah kau saja” Hyun Woo yang kesal dengan Luhan memilih beranjak dan
meninggalkan namja itu.
“Yaakk ! mau
kemana kau ?”
“Pulang !
aku lelah” Balas Hyun Woo.
Ck ck ck .. dia namja yang sensitif
Beberapa
detik kemudian Luhan pun beranjak, memasukan botol mineralnya kedalam ransel
dan mulai meninggalkan lapangan bola basket taman dekat komplek rumahnya itu.
___
Hyun Woo
masih kesal pada Luhan, namja itu berjalan dengan sesekali mendumel pelan. Jam
menunjukan pukul 8 malam. Rumah Hyun Woo lumayan jauh dari lapangan bola basket
yang ia gunakan tadi. Hyun Woo hanya perlu melewati beberapa gang dan jalan
raya sebelum sampai dirumahnya.
Karena
merasa sepi, Hyun mengeluarkan ponsel dan juga headphone nya. Ia memutar musik
dalam ponselnya, kemudian memasangkan headphone miliknya pada ponsel. Terakhir,
ia memasangkan headphone ke kedua telinganya. Kini tak terlalu sepi berjalan
sendirian. Musik memang selalu bisa mengubah suasana. Sesekali ia mengangguk-anggukan
kepalanya. Berkomat-kamit mengikuti lirik lagu yang didengarnya.
Hyun Woo
masih menikmati lagu itu hingga-
Bukankah itu Na Young ?
Hyun Woo tak
sengaja melihat Na Young bersama beberapa orang yang tampak berkumpul
membicarakan sesuatu. Orang-orang dengan ikat kepala yang sama, ikat kepala
berwarna biru tua. Beberapa namja memakainya sebagai ikat kepala, sedangkan
beberapa yeoja menggunakannya untuk mengikat rambut mereka.
Aku tidak tahu jika Na Young
mengikuti komunitas tertentu.
Hyun Woo
masih memperhatikan Na Young dan beberapa orang itu hingga mereka semua berpencar.
Tersisa Na Young yang juga terlihat akan pergi. Namun mengurungkan niatnya saat
Hyun Woo menghampirinya.
“Na Young-a”
Na Young tampak sedikit terkejut saat mengetahui keberadaan Hyun Woo.
“H hyun woo
? sedang apa kau malam-malam begini ?”
“A aku habis
bermain basket ditaman kota. Kau sendiri, apa yang sedang kau lakukan ?”
“A aku.. aku
hanya-“ Hyun Woo tersenyum kecil.
“Akhirnya
aku tahu bahwa kau ...” Na Young memasang wajah tegang.
Apa yang namja ini ketahui ? batin Na Young.
“Kau juga
suka berkumpul haha”
Apa maksudnya ?
“Haha..
kukira kau gadis yang benar-benar pendiam tapi ternyata kau juga suka berkumpul
seperti yang lainnya ya, aku senang melihatnya”
Untuk apa juga kau senang ?
“Kenapa kau
harus senang ?” tanya Na Young memicing. Membuat Hyun Woo gelagapan.
“I itu.. Ah
sudahlah, aku hanya senang melihatmu senang haha” Hyun Woo mengakhiri
kalimatnya dengan tawa canggung agar Na Young tidak curiga padanya membuat Na
Young hanya menggeleng kecil.
Dia namja yang aneh ..
“Ya sudah
kalau begitu aku pergi dulu”
“E eoh” Hyun
woo masih memperhatikan Na Young berjalan pergi. Entah kenapa pita yang menjadi
ikat rambut Na Young masih membuat Hyun Woo penasaran. Warna biru tua dengan
titik-titik merah melingkar.
Molla, mungkin itu lambang
komunitasnya.
>><<
Jieun
belumlah tidur, didalam lemari pakaian Luhan ia mulai berfikir.
Aku bosan jika seperti ini terus,
aku.. aku juga ingin sekolah.
Tapi bagaimana caranya ? Aku tidak
memiliki uang
Aku tidak tahu jika Vampir ternyata
membutuhkan uang manusia.
Heol .. tanpa ayah dan ibu aku hanya
vampir miskin.
Apa yang harus kulakukan ?
Saat sedang
berfikir, Jieun mendengar suara pintu terbuka. Ia mengintip dari dalam lemari
dan ternyata Luhan sudah pulang. Jieun membuka lemari dan keluar.
“Kau sudah
pulang ?” Luhan mengangguk seraya menghempaskan diri disofa kecil dekat tempat
tidurnya. Jieun perlahan menghampiri Luhan yang terlihat kelelahan.
“Yaa Yakkk !
jangan gigit aku sekarang” Luhan bereaksi berlebihann dimata Jieun. Namun jika Jieun
berada diposisi Luhan, maka ia akan tahu jika Luhan masih trauma saat Jieun
menggigitnya waktu itu secara terang-terangan.
“-_- siapa
yang akan menggigitmu, aku hanya ingin membicarakan sesuatu“ ujar Jieun santai
membuat Luhan berdehem untuk membuang rasa khawatirnya yang berlebihan.
“Membicarakan
apa ?” Jieun duduk ditepi tempat tidur Luhan.
“Aku ingin
bekerja”
“M mwo ?
untuk apa. Memangnya vampir butuh uang ya ?”
“Aku ingin
sekolah. Aku bosan hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun. Dan untuk sekolah
aku harus punya uang kan ?”
“Kau ingin
sekolah ?” Jieun mengangguk mengiyakan.
“Tapi
pekerjaan seperti apa yang kau inginkan ?”
“Entahlah,
yang pasti aku ingin bekerja saat malam saja”
Agar orang-orang Myungsoo sulit
menemukanku lanjut
Jieun dalam hati.
“Baiklah,
aku akan mencarikanmu pekerjaan”
“Gomawo”
Luhan hanya mengangguk kecil.
“Sebaiknya
kau mandi”
“Arra”
“Kalau tahu
cepat mandi sekarang”
“Memangnya
kenapa sih, aku masih lelah dan ingin duduk sebentar lagi”
“Keringatmu
bau tahu, mengganggu hidungku”
“Tutup saja
hidungmu, toh kau tidak akan mati karenanya” Jieun terdiam mendengar ucapan
yang keluar dari mulut Luhan.
“Aku tahu
aku tidak akan mati, aku justru bisa membuat orang mati, itu kan maksudmu ?”
Luhan menoleh. Memandang raut Jieun yang sepertinya sedikit tersinggung dengan
perkataannya.
“Bu bukan
itu maksudku” Jieun beranjak dari kasur Luhan dan kembali masuk kedalam lemari
namja itu.
Ya ampun, ternyata vampire juga
sensitif.
Apa ia sedang datang bulan ?
Bhahaha.. bagaimana bisa vampire
datang bulan ?
Bukannya
merasa bersalah, Luhan justru berfikiran yang aneh-aneh dan meluas kemana-mana.
>><<
Satu Minggu
berlalu namun Jieun belum mendapatkan pekerjaan. Seraya meminum darah dari
balik gelas kopi, Jieun duduk menunggu Luhan ditaman.
Aku rindu ibu..
Juga ayah..
Tapi jika aku pulang, maka aku harus
menjadi pendamping Myungsoo yang egois itu. anak dari ketua tertinggi koloni. Kenapa
juga harus aku yang dijodohkan dengannya .. membuat frustasi saja. aku tidak
menyukainya dan tak akan pernah menyukainya.
“Aisshh..
menyebalkan” gerutu Jieun seraya mengguncangkan kedua kakinya kesal. Menendang
udara seakan mampu membuat masalahnya selesai.
“Sedang apa
kau disini ?” Jieun terperanjat kecil saat Luhan tiba-tiba menghampirinya.
Lelaki itu memakai hoodie hitam hingga membuat Jieun tak menyadari
kehadirannya.
“Kau
mengangetkanku, tahu”
“Mian”
“Aku sedang
makan” Luhan menoleh memandang gelas kopi yang Jieun genggam ditangan kanannya.
Mengernyit heran.
“Kau meminum
kopi ?” Jieun menggeleng.
“Ini gelas
kopi tapi didalamnya bukanlah kopi” Luhan mengangguk mengerti. Jieun hanya
menyamarkan apa yang tengah diminumnya.
“Apa yang
tengah kau pikirkan ?” Jieun tak langsung menjawab, ia justru balik memandang
Luhan dan terdiam sejenak.
“Luhan.. “
“Mwo ?”
“Sebenernya
aku..” Jieun ingin menceritakan semuanya. Ia merasa Luhan harus tahu kenapa
Jieun kabur dari koloninya hingga akhirnya bertemu dengan namja itu.
Drrt Drrtt
“Changkaman..”
Luhan menginterupsi, agar Jieun memberikan ia waktu untuk mengangkat ponselnya
yang bergetar. Jieun menggigit bibirnya kecil.
Apa sebaiknya, jangan aku ceritakan
saja..
“Oh Hallo
Hyun woo-ya”
“....”
“Oh oke-oke,
aku segera kesana”
“.....”
“Neeee”
Dengan segera Luhan menutup ponselnya dan kini memandang Jieun.
“Lanjutkan
apa yang ingin kau katakan tadi ?”
“O oh.. i
itu.. tidak jadi saja hehe” ucap Jieun dengan garukan kecil dikepalanya.
“Ya sudah,
kalau begitu kita langsung saja. temanku sudah menunggu difestival lampion”
“Oke” Luhan
beranjak dan tanpa disadari mengamit lengan Jieun, membuat gadis itu diam
seraya memperhatikan genggaman yang Luhan lakukan dipergelangan tangannya.
“Kenapa diam
? ayo” ucap Luhan seakan tak dapat membaca maksud reaksi Jieun.
“O oh.. ayo”
Jieun merasakan sesuatu, sesuatu yang belum pernah ia rasakan. Perasaan yang
belum ia mengerti saat Luhan menggenggam tangannya.
Ada apa denganku ?
Beberapa
menit kemudian, Jieun dan Luhan sampai di festival yang dimaksud. Terlihat
ramai, meriah dan begitu banyak manusia memenuhi tempat itu.
“Bagaimana,
bagus kan ?” tanya Luhan sesampainya disana. Matanya berbinar memandang begitu
banyak lampion yang menggantung disana-sini. Begitu indah dimalam yang gelap.
“Banyak makanan”
ucap Jieun dengan memainkan lidahnya disekitar mulut.
“Yaaakk !”
“Ma maksudku
banyak stand makanan yang dijajakan” Luhan hanya memberengut kecil seakan tahu
jika bukan itu maksud perkataan Jieun. Luhan mengedarkan pandangannya, mencari
sosok Hyun Woo yang katanya sudah tiba dari beberapa menit yang lalu sehingga
meminta Luhan untuk datang segera dengan cara menelpon namja itu. Saat Luhan
menemukan apa yang ia cari, namja itu memekik memanggil Hyun Woo.
“Lee Hyun
Woo !”
“Yaaakk Hyun
Woo, disini !” Jieun tidak memperdulikan hal itu, ia justru sibuk memperhatikan
begitu banyak manusia yang berlalu lalang disana. Takut-takut jika ada salah
satu pengawal Myungsoo diantaranya. Jieun harus ekstra hati-hati malam ini.
Hyun Woo
berlari kecil menghampiri Luhan. dan memperhatikan Jieun saat menyadari Luhan
tak sendirian.
“Hei siapa
dia ?” bisik Hyun Woo pada Luhan.
“Oh ini
Jieun” Luhan menyentuh bahu Jieun agar menghadap kearahnya.
“Jieun, ini
Hyun Woo temanku”
“O Hai.. aku
Jieun”
“H hai, aku
Hyun Woo teman satu kelas Luhan” saling bersalaman dan tersenyum satu sama
lain.
“Oke, cukup
untuk perkenalannya. Ayo kita menikmati malam ini !”
“Oke !” seru
Hyun Woo bersemangat. Sementara Jieun kembali pada kekhawatirannya. Memperhatikan sekitar dan tetap waspada.
Banyak
permainan yang Luhan dan Hyun Woo mainkan difestival itu. Jieun kadang hanya
menyemangati mereka. Dalam hati ia berkata ‘Permainan seperti itu terlalu mudah
bagiku’ Jika Jieun yang bermain maka para pedagang itu pasti akan rugi karena
Jieun akan menang dengan mudah dengan kemampuannya sebagai vampir yang sigap
dan cepat dalam melakukan apapun.
Setelah satu
jam bermain dan berkeliling difestival itu. Jieun, Luhan dan Hyun Woo berakhir
pada sebuah kedai ice cream. Dua namja itu terlihat begitu menikmati ice cream
ditangan mereka. Sedangkan Jieun hanya memandang mereka berdua dengan gelengan
kecil.
“Ck ck ck ..
malam-malam begini malah makan ice cream” komentar Jieun.
“Ini enak
lho Jieun-ssi, kau mau ?” sahut Hyun Woo seraya menyodorkan ice cream vanilla
nya yang bertaburan berbagai toping menggiurkan.
“A aku
sedang tidak enak badan, dan jika aku memakan ice cream aku takut akan terkena
flu” ucap Jieun menolak secara halus tawaran Hyun Woo.
“Bohong, dia
ini memang sama sekali tidak menyukai ice cream” timbal Luhan seraya menjilati
ice cream tiramisunya.
“Sepertinya
kalian begitu dekat” ucap Hyun Woo yang membuat Jieun dan Luhan berpandangan sejenak.
“A anio..
kami baru kenal beberapa hari” jawab
Jieun.
“Ngomong-ngomong
rumahmu dimana Jieun-ssi ? bagaimana kau bisa kenal Luhan ? apa mungkin kau
tetangga baru Luhan ?”
“I .. itu..
“ Jieun belum mempersiapkan jawaban apapun untuk pertanyaan seperti itu. ia
tampak bingung.
“Aiishh anak
ini begitu cerewet” Luhan menyambar dan menoyor kepala Hyun Woo hingga hidung
Hyun Woo mengenai ice creamnya sendiri.
“Bhahaha...”
Luhan tertawa keras saat melihat hal itu.
“Yaaakk !
kenapa kau begitu usil” kesal Hyun Woo dan berniat melakukan hal yang sama pada
Luhan, membuat keduanya berkejaran seperti anak SD yang bertengkar. Jieun hanya
tersenyum kecil melihatnya.
Jieun masih
berjalan hingga saat ia berhenti.
Ada yang mengikutiku ..
Namun Jieun
tidak menoleh, ia justru berjalan kearah tempat sepi. Berdiri beberapa detik
hingga-
“Siapa kau
?” tanya Jieun lalu menoleh. Berdiri sosok wanita dihadapannya. Wanita dengan
raut wajah tak bersahabat.
“Kau lihat
pita dirambutku ? harusnya kau sudah tahu siapa aku” jawab yeoja itu, yeoja
yang ternyata Ok Na Young. Teman satu kelas Luhan dan juga wanita yang
diam-diam Hyun Woo sukai.
“Pemburu
Vampir” gumam Jieun membuat Na Young menyeringai kecil.
“Kau tahu
aku tidak akan membunuhmu jika-“
“Aku tahu”
Jieun menjulurkan lengannya dan Na Young memeriksanya.
“Ok kau
aman”
Huuuhh, pintar, kau pintar Jieun. Untung
aku sudah menutupi tanda itu dengan BB Cream. Ah melegakan.
Na Young berlalu setelah apa yang dicarinya
tidak ada pada Jieun. Pemburu Vampir adalah pasukan pembasmi vampir, namun tak
sembarang vampir yang menjadi target mereka. Hanya Vampir-vampir tertentu saja,
vampir yang memiliki tanda merah dilengan kanan yang menjadi target mereka.
Tanda yang muncul saat seorang vampir memperbudak manusia. Memperbudak dalam
arti tak akan pergi atau tidak bisa jauh saat darah manusia itu sudah pernah
dihisap oleh sang vampir. Seperti kasus Jieun pada Luhan. sebenarnya Jieun
memiliki tanda itu dan jika para pemburu vampir tahu maka ia tak akan selamat.
Ia akan dieksekusi oleh mereka dalam sekejap mata.
“Jieun ?”
“O oh ?”
“Sedang apa
kau disana. Aish aku mencarimu kemana-mana tahu !?” pekik Luhan terlihat kesal.
“Ahehe mian”
Jieun
mengampiri Luhan, mereka kembali berjalan pulang.
“Kemana Hyun
Woo ?”
“Dia sudah
pulang”
“Oooh..”
“Oia, aku
memiliki kabar gembira”
“Kabar
gembira apa ?”
“Aku
mendapatkan pekerjaan untukmu”
“Jinjja !?”
“Eum” Luhan
mengangguk mantap. Reflek Jieun memeluk Luhan dengan cepat, membuat namja itu
terlihat mengenaskan karena Jieun begitu erat dan cepat memeluk Luhan.
“Y yaak..
aku tidak bisa bernafas”
“O oh sorry
hehe aku terlalu senang” ucap Jieun seraya melepaskan pelukannya pada Luhan.
dan Luhan hanya bisa memandang Jieun sebal dengan mengelus lehernya pelan.
“Jangan
senang dulu, aku hanya bisa mencarikan sebuah pekerjaan yang biasa saja. kau
akan menjadi kasir disebuah mini market dan kau hanya perlu bekerja pada malam
hari seperti maumu”
“Ne apapun
pekerjaannya aku akan melakukannya dan terima kasih karena sudah mencarikannya
untuku dan juga sesuai dengan keinginannku. Aku akan mencari rumah sewa
sehingga tidak merepotkanmu lagi”
“Hah ? ti
tidak perlu terburu-buru. Kau bisa tinggal dilemariku sampai kapanpun”
Aku hanya takut kau dalam bahaya
karena kehadiranku, Luhan.
“Oke-oke,
kau memang mangsa yang baik” ucap Jieun seraya menepuk-nepuk kepala Luhan.
“Yaaakk
jangan panggil aku mangsa”
“Ahehe mian”
Kenapa ia berniat pindah ? apa lemari
dikamarku kurang nyaman atau ada laba-laba disana hingga ia ingin pindah ?
Atau karena perkataanku waktu itu ?
“Aiishh
molla”
“Mwo ?”
Jieun menoleh saat Luhan terlihat aneh dan meracau seorang diri.
“A anio
hehe”
Ya ampun ada apa denganmu Xi Luhan ?
To Be Continued ~
#Haiiiii,, author comeback bawa ff lanjutan Vampire beside you. Mian klo kelamaan dan mian juga klo banyak typo, soalnya ga dibaca ulang. harap kasih komen ya, buat masukan ke authornya. Oia author lupa, mau bilang klo ini tuh terinsprirasi dari komik Jepang tapi lupa lagi judulnya apa hehe oke, See Ya !
Wah seru nih thor hehehehe ternyata jieun yg jadi vampir nya hehehhehe keren .. oh ya aku reader baru disini salam kenal ya ^-^
ReplyDeleteWah makasih.. iya salam kenal jg windy.
DeleteTunggu aja kelanjutannya :-)
Lanjutin ya thor.. penasaran bgnt nih :)
ReplyDeleteHu seru tapi kependekan thor, next cepet yah thor...
ReplyDeletekependekan ya.. iya sih author jg ngrasa gitu ehhehe
DeleteOk, tunggu aja kelanjutannya :-)