Summer Love


Lee Jieun, Sehun, Suho, Baekhyun, Kai, Yoo Mi (oc) | Drama, Romance | PG 16 | Oneshoot



Aku bertemu dengannya saat musim panas. Memikirkan bagaimana kami bertemu entah mengapa membuatku tersenyum. Saat itu aku sedang berlibur di pantai, Ya tentu saja tempat manalagi yang paling menyenangkan jika bukan pantai saat musim panas tiba. Kau bisa merasakan ombaknya, airnya yang menyejukan kulit saat matahari terik dan poin utamanya adalah kau bisa memakai pakaian renang alias bikini. Sungguh, aku sudah memimpikan memakai pakaian itu sejak lama, tak sia-sia aku melakukan serentetan diet untuk bisa memakai pakaian yang tak semua wanita dapat memakainya dengan percaya diri itu.

Saat itu aku tengah bermain voli pantai, dengan tubuh yang tak terlalu tinggi memang tidak memungkinkan untuk memenangkan pertandingan itu. Dan-

Duk

Bola itu mengenai kepala salah satu namja yang sedang berjalan disekitar pantai.

“Dia”

“Dia yang salah” Semua teman-teman ku kala itu menunjuk padaku yang  hanya bisa tersenyum tak enak pada namja yang kini mengelus kepalanya dengan wajah kesal. Terpaksa dengan berat hati dan sedikit takut aku menghampiri namja itu. Sedikit membungkuk dan meminta maaf.

“Maaf katamu ?!”

“Sekali lagi aku minta maaf" Aku sudah meminta maaf beberapa kali tapi lihatlah dia, terus saja mengoceh memarahiku.

“Lalu bagaimana dengan kepala ku jika terjadi sesuatu”

“Terlihat tidak terlalu parah, kau pasti akan sembuh beberapa jam lagi”

“Bagaimana jika tidak ?”

“Aku sendiri yang akan membawamu kerumah sakit”

“Baiklah aku setuju. Sekarang berikan nomor ponselmu”

“Mwo, untuk apa ?” tanya Jieun dengan kerutan didahinya.

“Tentu saja untuk menghubungimu jika terjadi sesuatu” Jieun mendengus pelan, ia pun mulai mengucapkan beberapa angka dari nomor ponselnya. Sementara namja itu mengetikan angka yang Jieun sebutkan pada ponselnya.

“Siapa namamu ?”

“Jieun, Lee Jieun” Namja itu mengetikan nama Jieun dikontaknya.

“Aku Sehun”

Siapa yang menanyakan namamu, dasar !

“Sudah kan ?” Sehun mengangguk kecil.

Jieun berlalu begitu saja, berlari kearah teman-temannya dan kembali memasuki formasi dari permainan voli. Sementara Sehun hanya tersenyum, memutar kepala kearah Caffe sederhana dipinggir pantai dengan beberapa namja yang terlihat menyorakinya. Dengan bangga Sehun mulai beranjak dari sana dan menghampiri para namja itu yang ternyata adalah teman-temannya.

“Waw apa kau berhasil ?” Tanya Kai.

“Tentu saja” jawab Sehun dengan senyum sumringah. Sebenarnya sudah cukup lama kumpulan namja itu termasuk Sehun memperhatikan Jieun yang terlihat manis bermain voli pantai disana. Para namja itu bahkan tak bisa berkedip memperhatikan kumpulan yeoja yang dengan semangat bermain voli pantai dengan bikini mereka tentunya. Dan Sehun pun memberanikan diri untuk meminta nomor salah satu dari yeoja itu dan ternyata Tuhan memihaknya dengan bola yang mengenai kepalanya. Jujur saja Sehun lelah mondar-mandir disana dan bingung memikirkan bagaimana caranya untuk meminta nomor ponsel dari salah satu yeoja itu. disaat itulah bola mengenai kepalanya dan yang paling membuatnya senang, yeoja yang menghampirinya adalah yeoja incarannya. Yeoja dengan nama Lee Jieun.

“Daebak” puji Suho.

“Mana mana, beritahu aku nomornya” pinta Baekhyun.

“Eiyy enak saja, kalau mau minta saja sendiri” ucap Sehun dan mulai mendudukan diri.

“Dasar pelit”

“Biar saja, wueek” Sehun menjulurkan lidahnya.

“Apa yang akan kau lakukan selanjutnya ?” Tanya Kai. Sehun hanya tersenyum misterius tanpa menjawab pertanyaan Kai membuat Baekhyun juga Suho mengernyit dan saling berpandangan.

<<>> 

“Aaah lelahnya” Jieun menggeliat pelan diatas ranjangnya.

“Tapi bukankah ini menyenangkan Ji ?” Tanya Yoo Mi, teman yang sekamar dengan Jieun di Hotel yang mereka sewa. Jieun mengangguk.

“Benar, liburan kali ini sangat menyenangkan kecuali bertemu dengan namja tadi”

“Apa yang kalian bicarakan tadi ?”

“Dia terus saja menyalahkanku meski aku sudah minta maaf”

“Lalu ?”

“Dia meminta nomor ponselku untuk menghubungiku jika terjadi sesuatu dengan kepalanya”

“Eiyy itu sih modus”

“Maksdumu ?”

“Aku tahu pikiran namja-namja seperti dia”

“Aku tak punya pilihan selain memberikan nomor ponselku, bagaimana jika memang terjadi sesuatu dengan kepalanya”

“Aiishh kau ini mudah sekali ditipu”

“Ah sudahlah, aku berharap namja itu tidak menelpon”

“Aku berani bertaruh pasti dia akan menghubungimu”

“Bagaimana bisa kau seyakin itu ?”

“Percaya padaku Ji”

“Bagaimana kalau kita bertaruh” ucap Jieun.

“Okeh apa taruhannya ?” Tanya Yoo Mi.

“Jika namja itu tidak menghubungi ku setelah 10 hari dari sekarang, kau harus mentraktirku kakap bakar yang terkenal enak itu dan jika sebaliknya kau boleh meminta apapun dariku”

“Oke deal” dua yeoja itu bersalaman dengan raut muka serius. Yoo Mi tersenyum misterius, ia yakin ia pasti akan menang dan permintaannya adalah sesuatu yang akan menguntungkannya.

Bersiap-siaplah Ji

<<>> 

Jieun menggeliat kecil, matanya mengerjap pelan, perlahan ia bangkit dari tempat tidurnya. Memandang kesamping namun Yoo Mi sudah tak berada disana. Sepertinya Jieun bangun paling telat. Hari ini hari bebas, semua teman-teman Jieun mungkin sudah menyebar ke penjuru pantai untuk menghabiskan waktu sendiri-sendiri.

Apa yang akan kulakukan hari ini ?

Entahlah, yang terpenting sekarang Jieun harus mandi dulu. Meski tak memiliki rencana akan kemana, Jieun tidak mau hanya tidur dan berakhir dikamar hotel seharian.

Setelah satu jam Jieun habiskan untuk mandi, bersiap-siap dan bersolek. Akhirnya ia siap, tas selempangnya diisi oleh ponsel, dompet, kacamata dan permen karet. Terakhir, ia melilitkan sebuah kamera dilehernya. Jieun akan berjalan-jalan saja dan memotret jika ada pemandangan bagus.

Udara begitu terasa sejuk mengisi paru-parunya. Matahari sudah bersinar namun cahayanya belum sepanas jam 12 siang. Hangatnya pas dan Jieun rasa suasana seperti ini sangat pas juga untuk sarapan terlebih dahulu.

Baru saja Jieun sampai disebuah Caffe hamburger, antrian sudah terlihat cukup panjang.

“Oh my .. ” Jieun hanya bisa menelan ludah dan ia pun mulai memasuki antrian. Ada sekitar 14 orang yang mengantri dan Jieun antrian terakhir. Jieun memandang jam tangannya.

Ini masih jam 9 pagi tapi kenapa sudah banyak orang disini, aaiiishh ternyata bukan hanya aku yang kelaparan saat pagi-pagi.

Satu persatu orang didepan Jieun pergi saat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Saat antrian didepan Jieun tersisa 6 orang, tiba-tiba peut Jieun berbunyi dan suaranya lumayan keras, membuat Jieun hanya bisa merutuki dirinya pelan.

“Kau sudah sangat lapar ya” seseorang dari belakang Jieun membisikan kalimat seperti itu yang membuat Jieun seketika menoleh. Dan-

“Haii Jieun-ssi” orang yang berbisik itu ternyata adalah Sehun, namja yang kemarin meminta nomor ponsel Jieun. Namja itu tersenyum seperti miss universe yang tengah dinilai para juri, lebar dan terlihat dipaksakan.

“Kau ? sejak kapan kau dibelakangku ?”

“Hehe.. sejak aku lapar. Kau juga akan memesan ?” Jieun mengangguk mengiyakan. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Jieun mendapat pesanannya dan berakhir dimeja dekat jendela. Jieun mulai memakan hamburger nya dengan lahap. Tak lama Sehun pun menghampiri meja Jieun.

“Hai lagi hehe” Jieun hanya mengernyit memandang Sehun.

“Tidak ada meja kosong lagi” tambah Sehun seakan mengerti pandangan Jieun padanya. Jieun mengedarkan pandangannya dan ternyata memang hampir semua meja penuh terisi.

“Oh” ucap Jieun. Sama seperti Jieun, Sehun pun mulai menikmati makanannya.

“Kau sendirian ?” tanya Sehun disela-sela memakan hamburger miliknya. Jieun hanya mengangguk. Ia kurang suka berbicara saat sedang makan.

“Kau mau ikut bersama kami ?”

“Kami ?”

“Iya, maksudku aku dan teman-temanku”

“Kulihat kau hanya sendirian” Sehun kemudian tersenyum.

“Teman-temanku sedang makan di Caffe sebelah, mereka bilang ingin makan spagetti dan aku tidak suka spagetti jadi aku kesini. Rencanya kami akan pergi ke cagar alam setelah mengisi perut, kau mau ikut ? dari pada sendirian lebih baik ikut bersama kami”

“Kau bercanda ya ?” Sehun mengernyit lalu menggeleng.

“Aku belum mengenalmu, apalagi teman-temanmu, mana mungkin aku pergi dengan kalian begitu saja”

“Ohaha.. apa tampangku terlihat seperti penjahat ?”

“Bu bukan itu maksudku”

“Haha, aku hanya bercanda. Jadi bagaimana apa kau mau ikut ?” Jieun berfikir, memikirkan ajakan namja yang baru dikenalnya itu.

“Tapi aku kan belum mengenal teman-temanmu”

“Jangan khawatir, nanti kuperkenalkan dengan mereka”

“O oke, oke baiklah, aku ikut” Sehun tersenyum senang dan Jieun kembali menghabiskan hamburgernya.

___

Jieun kini berdiri didepan para namja asing yang belum dikenalnya.

“Kawan-kawan ini Jieun”

“Kami ta-“ Sehun melotot kearah Baekhyun sebelum namja itu melanjutkan kalimatnya. Juga Suho yang menyikut namja bermata sipit itu.

“Oh hai Jieun” koor ketiga namja didepannya. Jieun membalas mereka dengan senyum kecil.

“Jieun akan ikut bersama kita ke cagar alam, bagaimana, apa ada yang keberatan ?” ketiga namja itu saling berpandangan lalu-

“Tidak, tentu saja tidak, ya kan ?” ucap Suho pada kedua temannya dan mereka semua mengangguk.

“Oke bagus, Jieun akan kuperkenalkan temanku satu persatu. Ini Suho, Yang itu Baekhyun dan yang terakhir si Hitam kau boleh memanggilnya Kai”

“Yaak siapa yang kau bilang hitam !”

“Hahaha..” keempat namja itu tertawa begitu juga Jieun.

Setelah perkenalan usai, semuanya beranjak dan mulai berjalan kaki menuju pintu cagar alam yang kurang lebih sekitar 15 menit jika berjalan kaki. Jieun berjalan berdampingan dengan Sehun sementara ketiga namja lainnya, berjalan didepan. Sesekali Jieun memotret apa yang dilihatnya.

“Kau suka memotret ya ?”

“Sedikit, kau sendiri, apa yang kau suka ?”

“Kau”

“Hah ?”

“Ahaha maksudku aku dulu juga suka memotret”

“Lalu sekarang ?”

“Aku sudah tidak memotret”

“Wae ?”

“Ada kejadian mistik yang pernah aku alami karena memotret”

“Jinjja ?” Jieun terlihat tertarik dengan cerita Sehun. Dan dalam hati Sehun merasa senang saat melihat reaksi Jieun yang lucu. Sehun mengangguk.

“Ceitakan padaku”

“Tapi ada syaratnya”

“Yee -_-“

“Mau dengar cerita ku tidak ?”

“Kau tidak asik ah”

“Haha.. syaratnya sangat mudah kok”

“Apa syaratnya ?”

“Datang ke Caffe hamburger tadi nanti malam dan akan kuceritakan cerita ku”

“Eumm..” Jieun menggumamkan ‘eum’ begitu lama. Ia hanya ingin menggoda Sehun.

“Yaa, kau mempermainkanku ?”

“Haha.. oke baiklah, aku terima syaratnya” Sehun mengangguk, entah mengapa ia tersenyum saat melihat Jieun tersenyum.

Setelah sampai di gerbang cagar alam, Suho membeli tiket untuk mereka berlima. Setelah memasuki cagar alam makin banyak objek yang Jieun jadikan untuk dipotret. Sungguh indah, banyak hewan-hewan yang dilindungi terlihat dan goa-goa dengan stalakmit dan stalaktit yang indah. Menyusuri berbagai goa yang berada disana. Semuanya memanjakan mata setiap orang yang datang.

“Lihat, ada rusa !” Baekhyun yang paling heboh sedari tadi. Namja itu mengingatkan Jieun pada teman satu kelasnya yang cerewet dan hiperaktif.

“Woaah” Jieun memotretnya sementara para namja yang lain memandang takjub. Jieun juga menjadi potograper dadakan bagi para keempat namja disana. Suho dan Baekhyun yang paling banyak ingin difoto diberbagai pemandangan yang berbeda. Sesekali Jieun mencuri-curi potret Sehun. Terlihat lucu saat sebuah foto diambil tanpa diketahui sang objek.

“Cepat Ji” Jieun berlari menuju barisan keempat namja yang sudah siap difoto.

“Kimchi !” dan camera yang bertengger disebuah batu itu memotret kelima orang didepannya. Jieun dan keempat namja asing yang mengasikan. Mereka berfoto didepan sebuah air terjun yang beranak. Sangat indah.

Sehun, Baekhyun dan Suho tengah bermain air. Sedangkan Jieun dan Kai hanya duduk memandangi mereka. Sesekali tertawa saat Baekhyun dikerjai dua orang itu. Menurut Jieun, Kai orang yang tak terlalu banyak bicara. Sepertinya namja itu tipe namja yang cool dan tak suka basa-basi.

“Kai-ssi kau mau roti ?” Jieun menawarkan sebuah roti yang ia beli dijalan saat menuju cagar alam.

“Aniya, gomawo” Jieun menarik lengannya lagi dengan canggung.

“Mian, aku memang orang yang tak banyak bicara saat bersama yeoja”

Waah dia sangat jujur haha..

“Ohaha, gwenchana.. tapi menurutmu Sehun itu namja seperti apa ?” Kai menoleh lalu tersenyum kearah Jieun.

“W wae ?”

“Apa kau mulai menyukainya ?”

“A aniyo, a aku hanya ingin tahu”

“Haha kau sangat lucu Jieun-ssi”

“Waww waw waw, apa yang sedang kalian bicarakan ?” Sehun datang dan duduk diantara Jieun dan Kai. Sehun sedikit khawatir saat melihat Kai tertawa ketika mengobrol dengan Jieun. Sehun belum pernah melihat Kai cepat akrab dengan yeoja. Apalagi tertawa bersama yeoja yang baru ditemui. Jangan sampai Sehun kalah start dengan Kai.

“Ha hanya .. bukan apa-apa” Jieun terlihat salah tingkah. Sedangkan Kai tertawa makin tak tertahan.

“Benarkah ? sepertinya kalian menyembunyikan sesuatu”

“A aniyo, benarkan Kai-ssi ?” Kai mengangguk masih dengan tawa yang berubah jadi senyum geli.
Setelah hampir seharian mereka lewatkan menjelajah cagar alam, sekarang mereka berakhir disebuah restoran yang menyediakan berbagai sea food menggugah selera.

“Aku pesan, cumi goreng, udang goreng, kepiting dan ikan bakar” keempat namja itu saling berpandangan tak menyangka yeoja bertubuh kecil seperti Jieun memesan begitu banyak makanan.

“Ahehe.. aku memang sangat suka sea food”

“Haha gwenchana Jieun-ssi, kan ada Sehun yang mentraktir kita semua” ucap Baekhyun.

“Yaak ! si siapa bilang ?”

“Haha..” semuanya tertawa melihat reaksi Sehun.

“Gwenchana, aku akan bayar sendiri” ucap Jieun plus senyum manis.

“Yaak ! kau sangat tidak gentle, masa membiarkan yeoja membayar makanannya sendiri” ucap Suho seraya menyenggol Sehun.

“Ck ck .. aku malu memiliki teman sepertimu Hun” tambah Kai.

“Aku juga” lanjut Baekhyun dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

“Aiishh baiklah-baiklah kali ini aku akan mentraktir kalian semua” Sehun akhirnya menyerah.

“Horeee” ketiga namja itu bersorak senang termasuk Jieun. Sehun hanya menggeleng pelan melihat kelakukan teman-temannya.

____

Jieun sampai didepan hotel tempat ia menginap. Sehun mengantarkannya karena ingin tahu dimana Jieun menginap.

“Gomawo, Sehun-ssi, hari ini benar-benar menyenangkan. Kau dan teman-temanmu orang-orang yang tidak membosankan”

“Haha.. mereka memang seperti itu, terima kasih juga karena Jieun-ssi mau ikut bersama kami” hanya senyum yang mewakili betapa perasaan bahagia masing-masing tergambarkan.

“Oke, kalau begitu aku masuk dulu” Sehun mengangguk pelan.

“Jangan lupa nanti malam” Jieun membentuk jarinya, seakan berkata ‘OK’. Sehun berbalik dan kembali ke penginapannya dengan perasaan berbunga-bunga, ia tidak dapat menjelaskan bagaimana perasaannya hari ini. Yang pasti ia sangat-sangat bahagia. Begitu pula Jieun, gadis itu kembali ke kamar hotelnya dengan sesekali berdendang kecil, plus senyum yang tak pernah luntur.
Jieun menghempaskan tubuhnya saat melihat tempat tidur putih itu.

Ternyata dia sangat menyenangkan..

Wae wae wae .. eomma aku ini kenapa ? apa aku dihinggapi dewi senyum hingga tersenyum sepanjang hari ?

Lebay kau Jieun -_-

Yoo Mi memasuki kamar yang sama dengan handuk kimono ditubuhnya.

“Kemana saja kau seharian Ji ?” Jieun tersenyum sebelum menjawab pertanyaan temannya itu.

“Ke cagar alam”

“Sendirian ?”

“Bersama empat namja”

“Daebak” Jieun menceritakan semuanya pada Yoo Mi.

“Yeyy aku menang !” Yoo Mi memekik histeris.

“Jadi apa yang kau inginkan dariku ?”

“Album the Beatles”

“Mwo !? Andwaee”

“Ayolah janji tetap janji” Jieun menghela nafas dengan muka terlipat ia memandang Yoo Mi berharap temannya itu berbelas kasih.

“Wajah memelasmu tidak mempan padaku” ucap Yoo Mi.

“Ayolah Yoo Mi, jangan album itu, aku sangat sulit mendapatkannya. Bagaimana jika aku kenalkan kau pada salah satu teman Sehun”

“Eum .. aku pikir-pikir dulu” Yoo Mi berlagak seolah ia tengah berfikir keras. Diam-diam Jieun tersenyum karena Yoo Mi pasti tidak akan menolak tawarannya, ia tahu Yoo Mi sedang mencari pengganti Hyun Woo untuk bisa move on dari namja itu.

“Ani, aku tetap ingin album itu”

“Yaaak !”

“Haha aniyo aku hanya bercanda, aku terima tawaranmu. Ceritakan padaku teman-teman Sehun itu padaku” Dan cerita pun berlanjut, Jieun kira saat ia tiba di hotel, ia bisa beristirahat namun ternyata ia salah. Bersama Yoo Mi, Jieun harus menceritakan ketiga namja teman Sehun padanya.

“Daebak, aku penasaran dengan Kai yang cool” ucap Yoo Mi setelah mendengarkan dengan seksama penjelasan Jieun.

___

Matahari menghilang dan sang malam datang. Kini Jieun tengah mematut dirinya didepan cermin. Gaun cerah berwarna kuning sudah melekat ditubuhnya. Rambut panjangnya ia gelung ke atas. Memakai anting-anting lucu berbentuk bintang laut.

“Yaak sampai kapan kau akan berdiri disana ?” Yoo Mi yang tengah tiduran seraya memainkan ponselnya itu menginterupsi. Sudah sekitar 10 menit Jieun bercermin. Yoo Mi tahu anak itu akan bertemu Sehun malam ini. Yoo Mi tahu apa artinya itu, secara tidak langsung Sehun mengajak Jieun berkencan.

“Apakah aku sudah cantik ?”

“Kau sangat sangat cantik Jieun sayang” Yoo Mi jengah dengan pertanyaan yang Jieun tanyakan padanya. Sudah sekitar ketiga kalinya Jieun bertanya seperti itu.

“Hehe.. aku tahu aku cantik” lagi, Yoo mi hanya bisa memandang malas pada temannya itu.

“Ya sudah cepat sana pergi sebelum Sehun dibawa Nyi Roro Kidul”

“Hah ?”

“Abaikan saja, sudah cepat sana pergi”

“Iya iya” Jieun meraih wedges nya dan ia pun mulai beranjak dari depan cermin.

“Doa kan aku Yoo mi-ya”

“Ne, semoga malam mu lancar bersama Sehun”

____

Jieun sudah sampai di Caffe hamburger itu, dia duduk disalah satu kursinya. Mengedarkan pandangan barangkali Sehun sudah berada disana namun Jieun sama sekali tak melihat keberadaan namja itu.

Mungkin dia akan datang terlambat

Aaah apa hanya aku yang terlalu antusias

Akhirnya Sehun datang, namja itu terlihat semakin tampan dengan kemeja bercorak kotak-kotak yang dipakainya.

"Hei maaf aku terlambat" Sehun terlambat gara-gara ketiga temannya selalu mengerusuhi Sehun, namja itu tengah bingung pakaian apa yang akan dipakainya dan ketiga temannya bukannya membantu malah ribut memilih baju yang sesuai dengan selera mereka masing-masing, membuat Sehun sulit untuk memutuskan memakai yang mana.

"Gwenchana"

Mereka memesan hamburger dan minumannya. Entah sejak kapan suasana mulai menghangat. Berbagai obrolan itu keluar dan menjadi seru. Caffe yang sepi itu menjadi ramai karena kehadiran Jieun dan Sehun.

"Sekarang ceritakan padaku tentang alasanmu tidak memotret lagi ?"
Sehun meminum pepsinya sebelum kembali berbicara.

"Jadi begini, dulu aku memang suka memotret sehingga kemanapun aku selalu membawa camera" Jieu memperhatikan dengan seksama, sesekali ia menyedot pepsinya.

"Suatu hari kami berempat pergi ke sebuah Villa milik keluarga Kai, disana pemandangan sangat indah. Disana banyak view yang bagus, aku memotret banyak hal disana."

"Lalu ?"

"Lalu setela kami pulang, aku mencetak foto-foto itu dan kau tahu apa yang aneh ?"

"Apa itu ?"

"Didalam salah satu fotoku terdapat bayangan hitam, seperti sesosok yeoja berambut panjang" mendengar cerita Sehun membuat Jieun merinding.

"Ji jinjja ?" Sehun mengangguk.

"Sungguh aku tidak berbohong, bahkan kuperlihatkan pada Kai, Baek dan Suho"

"Menyeramkan sekali"

"Itulah kenapa aku tidak ingin memotret lagi, ngeri saja melihat ada hal lain dalam foto yang kuambil"

"Ceritamu membuatku takut untuk memotret"

"Haha.. Itu sebagai pelajaran saja, dan saranku jangan memoto tempat-tempat yang angker"

"Dari mana kita tahu tempat yang kita foto angker atau tidak"

"Haha.. Iya juga sih" Jieun hanya tersenyum kecil.

"Jieun-ssi"

"Eoh ?"

"Aku ingin menanyakan sesuatu tapi jangan marah ya"

"Apa yang ingin kau tanyakan ?"

"Eum.. A apa kau sudah memiliki kekasih ?"

"Belum" satu kata yang membuat Sehun ingin berjingkrak sekarang juga.

"Good" Jieun tersenyum.

"Apanya yang good ?"

"Ahehe aniya"

"Aku ingin mengetahui hal yg sama"
Sehun mengernyit sejenak lalu tahu apa arti ucapan Jieun itu.

"Ooh, aku ? Aku juga belum memiliki kekasih" senyum itu tersembunyi namun ada dan Jieun merasakannya.

"Aku tahu akhir cerita ini" seseorang yang sedari tadi memperhatikan Jieun dan Sehun itu menampakan wajah sedihnya. Wajah yang biasanya ceria itu berubah muram.

Baekhyun memang tidak menampakan perasaannya. Sejak saat itu , mungkin sejak saat itu perasaannya tumbuh untuk Jieun. Sejak mereka tiba dipantai dan sejak ia tak sengaja memperhatikan seorang yeoja yang memotret ditepi pantai. Sejak saat itu Baekhyun menyukai yeoja yang baru ia ketahui bernama Jieun. Yeoja yang juga Sehun sukai. Awalnya Baekhyun terkejut, saat melihat Jieun berkumpul dan bermain voli pantai bersama teman-temannya. Baekhyun kira ia tidak akan melihat yeoja itu lagi tapi ternyata takdir mempertemukan mereka lagi. Namun sayang, Sehun juga ternyata mengincar Jieun. Yeoja yang terlebih dahulu Baekhyun suka.
Sehun mengajak Jieun untuk berjalan-jalan ditepi pantai.

"Kurasa musim panas kali ini berbeda"

"Wae ? Apa musim panas kali ini cuacanya semakin panas, ah pasti gara-gara global warming ya" seketika Sehun terkekeh.

"Wae ?" tanya Jieun lagi.

"Bukan itu maksudku, musim panas kali ini berbeda karena ada kau"

"A aku ?"

"Hmm" Sehun mengangguk. Entah Sehun melihatnya atau tidak, yang pasti rona dipipi Jieun mulai tampak. 

"Eo ? Bukankah itu Baekhyun?" tak sengaja Jieun melihat Baekhyun tengah duduk dipinggir pantai seorang diri.

Ya ampun anak itu merusak suasana saja bisik Sehun dalam hati. Mau tak Mau Sehun mengekori Jieun yang berniat menghampiri Baekhyun.

"Hai Baekhyun-ssi" Baekhyun tampak terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka akan bertemu Jieun dan Sehun disana.

"O kalian ? Sedang apa disini ?"

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu babo" ucap Sehun.

"Ahaha.. Aku hanya sedang mencari udara tegar"

"Segaaar Baek -_-" timpal Sehun.

"Haha kalian sangat lucu"

"Lihat, ada yang jualan jagung bakar, aku akan kesana untuk membelinya" ucap Sehun saat matanya tak bisa lepas dari jagung bakar. Jieun pun hanya bisa melihat Sehun pergi dan yeoja itu duduk disamping Baekhyun.

"Kurasa kau sedang memikirkan sesuatu, ya kan ?" Tanya Jieun.

"Sepertinya begitu hehe.. Kau pintar menebak orang Jieun-ssi"

"Kau bisa menceritakannya padaku jika kau tak bisa mengatasinya sendiri, satu hal yang aku tahu, ada beberapa orang yang menyembunyikan masalah mereka dibalik senyuman. Kurasa kau juga melakukan hal yang sama" Baekhyun hanya tersenyum Seraya memandnag jauh kedepan.

"Belum saatnya, suatu ketika pasti akan kuceritakan padamu"

"Kau sangat berbeda saat berbicara serius seperti ini haha" Baekhyun ikut tersenyum saat melihat Jieun menertawainya.

Sehun kembali, membawa tiga jagung bakar hangat. Malam yang dingin teratasi dengan jagung bakar hangat yang Sehun beli. Ketiga orang itu berlanjut membicarakan hal-hal sepele hanya untuk menghabiskan waktu.

Semakin hari Jieun semakin akrab dengan 4 namja yang dikenalnya dipantai itu. Begitu pula Yoo mi, Jieun sudah memperkenalkan teman sekamarnya itu pada ke 4 namja tsb. Dan Yoo mi sudah menambatkan hatinya pada Kai. Menurutnya Kai adalah namja yang tak bisa ditebak dan sulit untuk didapatkan, terkadang lucu melihat reaksi yang tak pernah Yoo mi sangka-sangka. Meski Kai tak menyukai Yoo mi namun karena Yoo mi selalu mendekati Kai, perlahan namun pasti mereka berdua mulai dekat.

Berbeda dengan Yoo mi, Jieun merasakan sesuatu yang berbeda. Satu Minggu berlalu, dan semakin ia mengenal ke 4 namja itu terutama Baekhyun, Jieun merasakan kenyamanan, entah ketika ia mengobrol, bercanda, ataupun hangout bersama Baekhyun. Meski memang dia dan baekhyun belum pernah keluar berdua tanpa teman-teman yang lain. Jieun mendapat dua perhatian lebih dari dua namja yang berbeda, Jieun meraskannya.

Apa mungkin ...

Awalnya Jieun memang mulai menyukai Sehun tapi.. Sekarang Jieun bingung dengan perasaannya sendiri.

"Kau sangat suka hamburger ya ?" Baekhyun menarik kursi didepan Jieun dan mendudukinya.

"Tentu saja tidak"

"Tapi kulihat kau sering berada disini"

"Kau memperhatikan ku ?" tanya Jieun dan Baekhyun terang-terangan mengangguk.

"Wae ?"

"Karena aku memiliki mata" Jieun memandang Baekhyun jengah.

"Haha.. Kau sangat lucu dengan wajah seperti itu"

"Kau tidak pernah serius Baek"

"Aku ingin menunjukan sesuatu padamu ?" Baekhyun merogoh saku celananya, mengambil ponselnya dan menunjukan wallpaper diponselnya itu.

Jieun mengernyit melihat wallpaper Baekhyun.

"Bu bukankah itu aku ?" Baekhyun mengangguk sambil tersenyum.

"Aku pernah melihatmu memotret saat kami baru tiba dipantai ini, dan aku hanya iseng memotret yeoja yang tengah memotret, bukankah aku aneh haha" Jieun sama sekali tak tersenyum mendengar ucapan Baekhyun.

"Ku kira aku tak akan melihatmu lagi, eh ternyata aku melihatmu lagi saat kau bermain voli dipantai. Lucu kan ?" tambah Baekhyun.

"Baekhyun, apa mungkin kau.."

"Ji !" sebuah suara memekik, dan sumber suara menghampiri Jieun.

"Eo ? Ada apa Sehun-a ?"

"hehe aniya, aku hanya ingin mengajak mu melihat sunset, jangan lupa bawa camera mu"

"O oke" Jieun beranjak namun masih memandang Baekhyun penuh tanya.

"Baek kau Mau ikut bersama kami ?" Tanya Sehun. Sehun sama sekali tak pernah curiga dengan Baekhyun.

"Ani, kalian pergi saja. Aku ingin disini dulu siapa tahu ada yeoja bertubuh biola lewat"

"Haha dasar kau ini" Sehun dan Jieun berlalu. Dengan santai Sehun menggenggam tangan Jieun lalu mereka pergi menuju pantai untuk melihat sunset.

Aku ini pecundang

___

Sehun dan Jieun duduk dibawah pohon dipantai. Dengan berbekal camera, Jieun asik memotret sudut-sudut yang menurutnya layak untuk dipotret dan menambah koleksi fotonya. Bukan sunset, Sehun justru memperhatikan Jieun yang tengah fokus memotret hamparan laut yang berwarna jingga diterpa cahaya matahari terbenam.
Ini saat nya..

"Ji"

"Hmm" Jieun masih memotret dan sesekali memandang hasil jepretannya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu"

"Katakan saja" Sehun menarik nafas dalam-dalam.

Bernikan dirimu Sehun, ucap namja itu dalam hati.

"A aku.."

"Wae" Sehun menarik bahu Jieun hingga yeoja itu terbelalak karenanya.

"W wae ?" tanya Jieun lagi, kali ini fokus Jieun hanya pada Sehun bukan cameranya lagi.

"A Aku menyukaimu, will u be mine ?"

Hal yang Jieun takutkan akhirnya datang. Mudah jika Jieun memang sudah yakin pada perasaanya tapi kali ini, ia sedang bimbang. Dan Jieun tak ingin mengambil keputusan yang salah saat ia belum bisa memastikan perasaannya sendiri.

"Bi bisakah kau memberi aku waktu ?"

"Tentu, aku tidak akan terburu-buru"

"Gomawo" Suasana mulai canggung, sunset sudah menghilang dan gelap mulai meraja.

"Sebaiknya kita kembali" ucap Sehun.

"Hmm" Gumam Jieun setuju.

_____

Ini membuat ku gila

Jieun ingin menceritakan semua yang terjadi pada Yoo mi tapi Jieun rasa semuanya akan lebih kacau. Jieun tahu Yoo mi kadang keceplosan dan bisa berantakan jika semuanya bocor.
Aku harus bertemu Baekhyun..

Jieun menghubungi Baekhyun dan mereka berniat bertemu ditepi pantai malam ini.

"Ji kau Mau kemana ?" tanya Yoo mi.

"Aku ingin keluar sebentar"

"Pasti janjian dengan Sehun yaaa.. Ciee" Jieun menampakan senyum terpaksanya menanggapi ucapan Yoo mi. Jieun pergi dengan sweater pink dan syal cokelat dilehernya.

Dari jauh Jieun sudah dapat melihat Baekhyun, namja itu tengah berjongkok Seraya memainkan pasir dengan telunjuknya. Jieun berdehem kecil saat tiba disamping Baekhyun. Senyuman kecil Baekhyun sunggingkan saat Jieun juga berjongkok disampingnya.

"Ada apa ?" tanya Baekhyun.

"Justru aku yang harusnya bertanya"

"Kau sudah tahu jawabannya"

"Apa maksudmu ?"

"Aku menyukaimu Ji. Kau pasti sudah bisa menebaknya saat aku memperlihatkan wallpaper ponselku tadi sore"

"..." Jieun terdiam. Jieun memang sudah menduganya. Jieun berangsur duduk dihamparan pasir. Dan Baekhyun melihat itu.

"Mian, pasti aku membuatmu bingung"

"Tidak jika aku tak memiliki perasaan padamu. Kalian membuatku gila belakangan ini" Yang Jieun maksud kalian adalah Baekhyun dan Sehun. Mendengar hal itu Baekhyun hanya tersenyum kecil.

"Hey, dengar.." Baekhyun meraih dagu Jieun untuk melihat kearahnya.

"Kau bisa memilih Sehun tapi berikan aku satu hal ini.."

"Satu hal ap-" dan Jieun tahu apa maksud Baekhyun, tahu karena namja itu mulai menghapus jarak antara mereka. Jieun hanya bisa menelan ludah. Menatap Baekhyun memejamkan mata adalah hal yang mendebarkan. Mendekat perlahan tapi pasti. Tidak ada paksaan disana. Jieun bisa saja menampar atau pergi dari hadapan Baekhyun tapi sesuatu yang lain yang membuat ia masih duduk diposisinya.

Angin pantai masih berhembus kencang, mengeluarkan hawa dingin namun Jieun dan Baekhyun merasakan sesuatu yang lain, sesuatu yang hangat berada didalam dada dan bibir mereka secara bersamaan. Bibir tipis baekhyun masih mengulum mulut Jieun. Tak terburu-buru dan syarat akan perasaan yang dalam. Jieun tidak tahu apa yang ia lakukan. Benar atau salah. Yakin atau tidak. Yang jelas Jieun terhanyut didalamnya. Dalam perasaan yang membuatnya terombang ambing dilautan.

Bluk, sekantong bir yang semula tergenggam jatuh begitu saja. Teronggok diatas pasir halus dan dingin. Ditinggalkan oleh orang yang membawanya. Suho mengernyit saat mendapati kantong plastik yang berisi bir itu terongok mengenaskan. Dibiarkan begitu saja disana, satu hal lagi yang membuatnya terkejut adalah dua orang yang dikenalnya tengah melakukan sesuatu yang tak pernah ia sangka.

Jieun dan Baekhyun ?

Mungkinkah...

Mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia khawatirkan.

"Sehun !"

Jieun dan Baekhyun mendengar nama Sehun dipanggil. Saling melepaskan tautan mereka lalu berpandangan sejenak.

___

"Sialan kau Baek.." disisi lain Sehun tengah membereskan baju-bajunya. Ia akan pulang malam ini juga. Begitu sakit dihianati temannya sendiri. Benar, Sehun melihat semuanya. Melihat Jieun dan Baekhyun bercumbu ditepi pantai.

"Siaaaal !" Sehun memekik tinggi.

Sehun serabutan memasukan baju-bajunya kedalam koper. Ia hanya ingin pergi dari sana sekarang juga. Ia merasa kecewa dan muak.

Brakk

Suho masuk tanpa interupsi, memandang bingung Sehun yang mengemasi baju-bajunya.

"Ma Mau kemana kau Hun ?"

"Aku ingin pulang, aku tidak ingin melanjutkan liburan ini bersama penghianat"

"M mwo ?" Dengan hati penuh amarah, Sehun beranjak dari sana, menepis tangan Suho yang berada dibahunya untuk menahan Sehun pergi.

Sehun berjalan menuju parkiran penginapan, mengeluarkan kunci Mobilnya dan-

Sebuah tangan meraih kembali bahunya.

"Mau kemana kau Sehun ?" Sehun hafal benar suara itu, ia berbalik dan ternyata benar. Baekhyun ada disana bersama Jieun yang terlihat bingung, takut, bersalah bercampir menjadi satu.

"Lepas" ucap Sehun dingin.

"Dengarkan dulu penjelasa-"

"Lepas ! Atau ku pukul kau sekarang juga !"

"Pukul aku ! Pukul jika hal itu membuatmu senang !" tantang Baekhyun. Tangan sehun mulai mengepal, siap untuk memberikan bogem mentahnya pada Baekhyun namun Suho datang dan menarik Baekhyun. Sedangkan Jieun menahan Sehun.

"Jangan pernah kau tunjukan lagi wajah mu itu dihadapanku, penghianat !!" pekik Sehun dengan tatapan penuh amarah pada Baekhyun, Sehun menepis lengan Jieun dan pergi meninggalkan mereka dengan mobilnya.

Jieun hanya bisa diam melihat mobil Sehun semakin jauh dan menghilang dengan cepat.

Apa yang kulakukan ? Aku membuat sebuah persahabatan hancur begitu saja

____

"Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, aku merasa bersalah pada kau dan Sehun" Jieun terlihat frustasi. Ia hanya memandangi pasir yang menempel dikakinya.

"Semua ini salahku, aku sudah mencoba menghubungi Sehun tapi semuanya sia-sia, melihat namaku diponselnya saja mungkin sudah membuatnya muak" Jieun menghela nafas panjang.

"Apa anak-anak sudah tahu tentang ini ?" tanya Jieun dan Baekhyun mengangguk. Suho kecewa dengan Baekhyun sementara Kai hanya bisa memberikan nasehatnya untuk Baek. Kai menyarankan Baekhyun untuk mengalah demi persahabatan mereka.

"Sebaiknya kau temui Sehun" Jieun memandang Baekhyun dalam diam.

"Lalu bagaimana denganmu ?" tanya Jieun. bahkan Baekhyun tidak tahu jawaban untuk pertanyaan itu.

"Aku akan baik-baik saja"

"Aku tidak yakin" ucap Jieun Seraya kembali memandang pasir dibawah kakinya.

"Sudahlah, apapun hubungan kita. Semuanya harus berakhir hari ini. Aku tahu kau hanya bingung dan perasaan yang kau miliki sama besarnya untuk kami berdua"

Baekhyun bangkit dari samping Jieun, berdiri memandang lautan lalu berteriak kencang.

"AAARRGGHH, AKU YAKIN KAU AKAN BAHAGIA BERSAMA SEHUN, JIEUN-A" sebuah doa yang sebenarnya tidak ingin Baekhyun ucapkan. Baekhyun pergi meninggalkan Jieun disana seorang diri.

____

Liburan usai, semuanya kembali ke daerah masing-masing. Jieun meminta alamat Sehun pada Kai. Setelah mengobrol sebentar lewat ponsel, Jieun sudah memutuskan. Kini saatnya ia mengejar cinta Sehun. Jieun ingat kata-kata yang Kai ucapkan padanya lewat ponsel kemarin. "Sehun adalah namja yang polos dan baik, dia konsisten dengan apa yang disukainya. Seperti saat ia menyukaimu pertama kali, dia berusaha untuk dekat denganmu bagaimanapun caranya. Dia tidak akan main-main dengan perasaannya Ji, percaya padaku"

Masalahnya bukanlah Sehun, Aku hanya.. hanya tidak percaya pada diriku sendiri.

Jieun hanya bisa menghela nafas berat. Jieun masih berdiri disana sejak 30 menit lalu memandangi sebuah rumah yang tertulis alamatnya pada kertas ditangan Jieun. Ya, itu rumah Sehun. Jieun kembali bingung, sekarang apa yang harus ia lakukan. Jieun menyerah, ia tidak bisa menampakan wajahnya didepan Sehun lagi. Ia merasa buruk untuk lelaki itu. Jieun berbalik, menjauh dari rumah Sehun. Berjalan lesu dengan masih memandangi kertas ditangannya.

Aku memang pengecut

Ditengah perjalanan tiba-tiba ada sesuatu yang membuat langkah Jieun terhenti. Jieun berpapasan dengan Sehun. Sehun pun hanya berdiri mematung dihadapan Jieun yang berjarak 5 meter saat menyadari kehadiran Jieun disana. Kedua orang itu hanya bisa saling memandang tanpa ada kata yang terucap. Namun setelah beberapa detik, Sehun berbalik, menjauh dari Jieun. Seketika membuat Jieun tak tinggal diam, ia berlari, menyusul Sehun dan memeluknya dari belakang membuat langkah Sehun berhenti.

“Mianhae” hanya kata itu yang ingin Jieunn ucapkan pada Sehun saat ini.

“Apa yang kau lakukan disini” kata itu terasa dingin ditelinga Jieun. Bukannya menjawab Jieun justru mengeratkan dekapannya.

“Aku bodoh, tolong maafkan aku, aku hanya bingung dengan kalian berdua. Yang harus kau tahu, aku akan memilihmu”

“Memilih, ya memilih, bagimu aku mungkin hanya sebuah barang yang bisa dipilih”

“Bu bukan itu maksudku. Jebal, maafkan aku. Aku mencintaimu, sungguh” Sehun melepaskan tautan tangan Jieun diperutnya. Berbalik menghadap Jieun dengan tatapan yang tak pernah Jieun lihat. Tajam dan dingin juga terlihat kekecewaan yang begitu besar pada yeoja itu. namun Sehun tak mengatakan apapun. Ia hanya bisa memandangi Jieun, mencari kejujuran dari mata yeoja yang masih disukainya itu. Jieun tak tahan dengan tatapan Sehun padanya. Dan tanpa disangka-sangka, yeoja itu memajukan wajahnya, mengecup bibir namja itu penuh perasaan memberikan Sehun sedikit kejutan yang tak terduga. Membuat Sehun mematung, membeku dengan debaran jantung yang semakin cepat.

Jieun melepaskan kecupannya dan sedikit menunduk karena ini pengalaman pertama kali dirinya berbuat seperti itu pada seorang namja. Jieun tahu, ini bukanlah ciuman pertamanya tapi ini pertama kalinya ia mengecup namja duluan. Reaksi Sehun pun tak kalah, ia hanya bisa berdehem kecil menetralkan jantungnya yang masih berdebar hebat. Suasana terlihat canggung.

“A aku benar-benar serius dengan ucapanku” ucap Jieun memecah keheningan.

“A aku.. aku percaya padamu” ucap Sehun seraya mengusap tengkuknya. Jieun langsung mendongak memandang Sehun dengan wajah berbinar.

“Ji jinjja ? jinjja jinjja ?” berondong Jieun dengan ekspresi histerisnya. Suasana 180 derajat berubah. Sehun mengangguk dengan senyum diwajahnya. Wajah malaikat itu kembali.

“Saranghae”

“Nado, saranghae”

____

“Pemenang film indie remaja 2015 adalaaaahh... Summer Love !” keempat namja dan dua orang gadis dideretan kursi paling belakang itu langsung bersorak-sorai. Hasil kerja keras mereka selama musim panas terbayar sudah. Sehun, Baekhyun, Suho, Kai, Yoo Mi dan Jieun pun mulai beranjak menuju panggung penghargaan festival film tahunan di Paris itu. Masih dengan suasana penuh kebahagian, mereka tak henti-hentinya tersenyum pada setiap orang yang memenuhi kursi undangan. Jieun mewakili mereka menerima piala penghargaan itu.

“Kami sangat berterima kasih kepada orang tua, rekan-rekan yang membantu kami dalam pembuatan fil ini. Kami benar-benar bertemi kasih pada semua pihak yang tak bisa kami sebutkan satu-persatu” ucap Suho didepan mike. Baekhyun mulai berkaca-kaca. Ia hanya terlampau bahagia. Jieun mendekat.

“Sekali lagi terima kasih karena telah memilih film indie kami” Yoo Mi mengangguk setuju dengan ucapan Jieun.

“Satu dua tiga..” lirih Jieun dan semuanya mendekat kearah mike.

“Thank You !” Suara tepuk tangan bergemuruh mengiringi mereka turun dari panggung. Membawa sebuah penghargaan yang membayar lunas kerja keras mereka untuk membuat film indie berjudul summer love.

The End


#Haiiii, author lg baik nih haha, ngpost ff sehari sekali. gmn ceritanya ? ketebak bgt ya ? haha gpp deh. ni ff sebernernya udh lama tp bru bisa diselesein sekarang. saran dan kritik ditunggu :)
Oia sebenernya author tuh lagi ikutan lomba bikin kartu nama, please bgt bantu vote ya, caranya klik link gambar I dan gambar II dibawah ini terus like, syukur2 bisa kalian share. please y reader yang baik, minta like nya hehe. itu ada dua ya, like dua2nya, maksa pake bgt wkwk. Oke makasih, See Ya !




  

Comments

Post a Comment