Sun & Star



Lee Jieun [IU] | Xi Luhan

Drabble


Dia selalu tersenyum, dia seperti badut yang selalu tersenyum, ia menutupinya dengan senyum. Ia adalah mahluk terlembut namun terkuat yang ku kenal. Ia penyegar, penghibur yang hebat dan pintar menutupi masalah yang menderanya. 

Luhan menghela nafas panjang. Ia jengah menatap Jieun yang dengan santai memakan ddeokboki pedas dihadapannya seolah tak terjadi apa-apa. Ia kenal Jieun, cukup lama ia mengenal yeoja itu.

“Yaaakk !” Teriakan Luhan cukup membuat para pengunjung terkejut, tak terkecuali Jieun. Kini yeoja itu menatapnya bingung.

“Wae ?” Tanya Jieun. Dan lagi-lagi Luhan menghela nafas, ia begitu frustasi memandang teman yeojanya itu.

“Gwencaha ?” Tanya Luhan lirih. Jieun menunduk, ia menghela nafas dan meletakan sumpit yang ia pegang.

“Angwenchana” Jieun menitikan air matanya. Gadis belia itu mulai terisak.

Sebagai teman Luhan hanya bisa merasa iba pada Jieun. Gadis itu masih SMA namun ia menanggung beban hidup begitu berat. Jieun hidup bersama kakeknya yang mengidap alzaimer dan adiknya yang masih sekolah dasar. Jieun banting tulang untuk menghidupi keluarganya yang tersisa itu. Jieun sudah seperti kuda yang selalu diperas tenaganya. Badannya kecil dan ia makan seadanya. Kadang hanya makan mie instan setiap hari. Jieun bekerja part time sebelum dan sesudah ia sekolah. Namun hari ini adalah hari terburuk Jieun. Ia tak dibayar atas apa yang ia kerjakan karena ia memecahkan satu piring ditempat kerjanya. Jieun telah mencuci puluhan piring namun ia malah tak mendapat apa-apa hanya karena satu piring yang tak sengaja tersenggol pelayan lainnya dan ia yang disalahkan. Luhan tahu, Luhan tahu semuanya tapi saat Jieun bertemu dengannya. Gadis itu masih bisa bersikap biasa bahkan tersenyum ceria. Hal itulah yang membuat Luhan kesal, Jieun itu sok kuat. Luhan hanya ingin melihat gadis itu layaknya gadis lain yang memperlihatkan bahwa mereka memiliki sisi lembut dan rapuh. Luhan ingin melihat Jieun menangis, kalau perlu Luhan rela menjadi bantal yang Jieun pukuli agar gadis itu mengeluarkan beban yang ia simpan.

“Ikut aku” Luhan bangkit dan menarik lengan Jieun. Menyeretnya dengan tergesa. Jieun meronta, ia mencoba melepaskan genggaman Luhan namun hal itu sama sekali tak berguna karena Luhan menggenggam Jieun kuat-kuat. Beberapa menit kemudian. Luhan melepaskan pergelangan tangan Jieun saat mereka sampai ditepi sungai Han.

“Aku pulang saja” ucap Jieun lirih namun lagi-lagi Luhan menahan tangan Jieun.

“Berteriaklah, menangislah, jangan menyimpan semuanya seorang diri Ji !”

“Sebenarnya apa urusanmu !?” Jieun yang diam membalas teriakan Luhan.

“Aku hanya ingin membantumu, jangan tersenyum jika kau tidak ingin, jangan melakukan apa yang tidak ingin kau lakukan bodoh !”

“Aku tidak punya pilihan...” Jieun menghela nafas lagi, kini ia berbalik dan memandang matahari tenggelam. “...Jika aku bisa memilih, aku tidak ingin hidup seperti ini, Lu”

“Aku tahu, aku tahu kau memiliki hidup yang sulit dan jangan buat itu semakin sulit dengan sikapmu yang berpura-pura semuanya baik-baik saja setidaknya bagilah bebanmu” Jieun beralih memandang Luhan.

“Aku tidak ingin membuat siapapun sulit karenaku”

“Ji aku ini temanmu, persahabatan adalah berbagi kebahagiaan dan juga kesulitan”

Aku melakukan ini karena aku menyukaimu, aku tidak ingin kau melihatku sebagai yeoja yang lemah dan manja, Lu. Apa kau tidak mengerti ?

Jieun mengangguk pelan.

“Gwenchana, aku akan mencari pekerjaan lain untukmu besok” Jieun kembali mengangguk.

Terima kasih Lu, aku pasti akan melupakan perasaan ini. Aku tidak pantas menghancurkan persahabatan kita.

Hening. Suasana berlanjut hening.

Dua siswa SMA itu beralih memandang sunset di jembatan sungai Han. Siluet bayangan mereka membuat orang akan berfikir bahwa mereka adalah dua remaja yang tengah kasmaran dan bahagia namun apa yang kita lihat belum tentu itu yang sebenarnya terjadi. Keadaan mereka rumit, seperti benang kusut yang sulit diuraikan. Seperti matahari dan bintang, tak pernah bertemu meski berada di langit yang sama.

Bersandarlah padaku Ji, apa kau tidak mengerti apa maksud perhatianku padamu ?

The End

Comments

  1. Sequelnyaa dong...
    Nggak rela mereka cma temenan, sadar dong sadar. Kalian itu sling suka tw...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha .. emosi bgt.
      Squel ? klo lg mood mungkin tak bikinin :p

      Delete

Post a Comment