Cast : Lee Jieun,
Oh Sehun etc.
Length : Oneshoot.
Genre : Romance,
Teen, PG 17.
Jieun bukanlah gadis mesum, ia hanya sedikit tidak bisa
menahan diri saat melihat pria tampan apalagi dengan perut sixpack mereka.
Jieun mengepalkan tangannya, ia tengah marah. Beraninya
namja itu lagi-lagi mempermainkannya dan sialnya Jieun masuk kedalam jebakan
namja gila itu. Namja dengan abs terbaik disekolahnya. Bagaimana Jieun tahu ?
Jieun pernah melihat namja itu, namja ber-abs sempurna itu diruang uks, saat
perutnya berdarah entah karena apa, Seketika itu juga Jieun teralihkan pada hal
lain yaitu perut sixpack nya yang mampu membuat Jieun terpaku dengan mulut
menggigiti kuku ibu jarinya. Malunya lagi In Yung, temannya yang tengah
mengobati luka namja itu justru memanggil Jieun dan memergoki pandangan Jieun
yang mengarah pada perut namja itu. Bukan hanya itu, namja bername tag Oh Sehun
itu juga memandang Jieun aneh dan entah kenapa justru tersenyum miring ke arah
Jieun.
Sejak saat itu namja bernama Sehun selalu mengganggu Jieun.
Entah apa maksudnya, Jieun selalu tidak bisa fokus saat Sehun berada
didekatnya. Dan hari ini yang benar-benar membuat Jieun kesal, saat Jieun
membantu In Yung mendata siswa yang pernah ke uks, Sehun datang. Menyenderkan
tubuhnya didinding dan terus saja memandangi Jieun yang tengah mencatat.
Braakk .. Jieun yang geram lalu menggebrak meja dan bangkit.
Memandang Sehun yang terlihat biasa saja.
“Kau, apa yang sedang kau lakukan ?” tanya Jieun.
“Aku ? tentu saja sedang bersantai”
“Kau gila ya .. ini uks bukan tempat untuk bersantai, bodoh”
umpat Jieun diakhir kalimatnya dan Jieun beranjak dari sana. Namun sebelum
Jieun keluar dari ruang Uks, Sehun menghalanginya hingga tubuh mereka hanya
berjarak satu jengkal tangan.
“K kau ! mi minggir” ucap Jieun terbata. Sehun tak
bergeming, ia justru melangkah maju yang spontan membuat Jieun memundurkan
tubuhnya. Sehun Memojokan Jieun, membelai wajahnya, membuat ribuan suara dalam
dadanya. Terus mendekat membuat Jieun menutup matanya dan sedikit memajukan bibirnya
namun bukan sesuatu yang Jieun harapkan tapi Sehun, namja sialan itu justru
tertawa terbahak dan berkata.
“Yaaa, apa yang kau pikirkan eoh ? haha” menampakan cengiran
menyebalkannya dan berlalu dari sana. Meninggalkan Jieun yang berubah menjadi merah
padam karena kesal.
Sial
____
“Sabar Jieun” In Yung mencoba menenangkan Jieun yang sedari
tadi mengomel tanpa henti membicarakan kejahilan namja bernama Sehun.
“Yaak bagaimana aku bisa sabar !? sebenarnya apa maunya
namja itu ?” In Yung justru terkekeh.
“Mungkin ia hanya menggodamu”
“Wae ? kenapa ia harus menggodaku, uh menyebalkan” Jieun
melipatkan tangannya didepan dada. Ia lelah sejak namja bernama Sehun itu
selalu mengganggunya.
“Mungkin karena kejadian di uks waktu itu, dengar yah,
pandanganmu saat itu benar-benar fatal, kau terlihat seperti harimau yang siap
menerkam. Wajah polosmu itu seperti pergi entah kenapa haha”
“Yaak, kau tahu kan aku seperti apa. Aku benar-benar tidak
sadar, perutnya memang indah”
“Ck kau ini, dasar mesum”
“Aiishh .. aku tidak mesum. Lagi pula ini juga salahmu,
kenapa kau meninggalkan ku sendirian di uks, dia tidak mungkin berani jika kau
ada disana juga”
“Ah ya sudahlah, kan sudah kubilang jika Jun lee ingin
bertemu denganku”
“Oia apa yang kalian lakukan saat bertemu ?” In Yung tak
langsung menjawab, ia justru tersenyum yang membuat Jieun ingin lebih tahu apa
yang terjadi.
“Dia memberikanku bunga”
“Daebak, dalam rangka apa ?”
“Molla, dia bilang dia hanya ingin memberiku bunga karena ia
mendapat uang jajan lebih dari ibunya”
“Cieee .. apakah kalian juga melakukan chu chu ?” tanya
Jieun seraya memonyongkan bibirnya.
“Ck kau ini, tentu saja tidak, jangan berfikiran yang
tidak-tidak, dasar mesum”
“Ahehe aku kan hanya ingin tahu, lagi pula aku tidak mesum
In Yung !” Bela Jieun. Kenapa temannya sendiri malah menyebutnya mesum. Aish
Jieun tidak mesum tapi ia hanya pervert :D
“Lee Jieun adalah gadis mesum”
“Yaakk” Baru saja
Jieun ingin menghadiahi In Yung dengan jitakan dikepalanya yeoja itu malah
berlari ke tengah lapangan untuk kembali berolahraga. Sedangkan Jieun hanya
duduk dibawah pohon, matahari terlalu terik untuk melakukan olahraga. Ia bisa
bersantai sejenak karena Hong saem pun sedang berhalangan hadir. Mata pelajaran
olahraga kali ini hanya dipimpin si ketua kelas yang tak terlalu memperdulikan
peraturan. Membebaskan teman-temannya, mereka mau olahraga atau sekedar
duduk-duduk disekitar lapangan pun terserah.
Jieun yang tengah memperhatikan beberapa temannya ditengah
lapangan tiba-tiba menatap kearah lain.
Gawat ..
Bukankah itu anak-anak
kelas Sehun ?
Jieun melihat beberapa anak-anak dari kelas Sehun mulai
menghambur kearah lapangan. Sepertinya mereka juga sedang bagian mata pelajaran
olahraga. Hal itu membuat Jieun panik, ia terlihat bingung. Menoleh kasana
kemari memperhatikan apakah Sehun juga sudah berada dilapangan. Menutupi
wajahnya dengan kedua tangan. Mengintip dari sela-sela jari-jarinya. Sedikit
lega saat tak mendapati Sehun disana.
“Lebih baik aku ke kantin saja, ya benar, ke kantin saja”
Jieun segera bangkit dengan tergesa. Dari kejauhan In Yung mengernyit saat
melihat Jieun pergi padahal mata pelajaran olahraga kelas mereka masih tersisa
sekitar 10 menit lagi sebelum istirahat.
Aku benar-benar malas
jika harus bertatap muka dengan namja gila itu.
Jieun sudah berjalan jauh dari lapangan, ia tersenyum senang
karena dapat menghindari Sehun. Berjalan di lorong sekolah dengan sesekali
mengayunkan kedua tangannya.
“Lebih baik aku ke kantin saja dan membeli jus stroberi” gumam
Jieun. Itu lebih baik dari pada bertemu Sehun dilapangan yang mungkin akan
membuatnya kesal lagi.
Beberapa menit saja Jieun sudah menikmati jus yang baru
dibelinya itu dikantin sekolah. Duduk dengan tenang dan nyaman dengan suasana
masih terlihat lengang. Meluruskan kakinya dan bersandar dipunggung kursi yang
didudukinya. Memejamkan matanya untuk menyegarkan matanya yang sedari tadi
melek memandangi berbagai hal dan tentu saja memandangi betapa panasnya lapangan
luas yang dijadikan tempat olahraga oleh teman-teman satu kelasnya.
Jieun merasa aman dan nyaman, ia menikmati setiap bulir-bulir
es dari jus yang dibelinya. Meletakan jus stroberinya dimeja setelah dirasa
cukup. Tidak ada yang lebih nikmat dari pada jus dingin disiang hari yang
terik. Padahal Jieun hanya melakukan pemanasan kecil, ia bahkan hanya
memperhatikan teman-temannya bermain voli. Jieun benar-benar tidak bisa
berhadapan dengan dua hal. Matahari dan Sehun. Oh tidak, Jieun mendengar suara
kursi bergeser. Jieun melebarkan matanya saat membuka mata karena Sehun sudah
berada didepannya, meminum sisa jus stroberi Jieun tanpa rasa bersalah.
“Yaaak !” Pekik Jieun. Dan barulah Sehun mendongak dengan
wajah polosnya. Tersenyum seperti tak terjadi apa-apa.
“Eoh apa sayang ?” menyahuti Jieun dengan nada lembut namun
syarat akan ejekan.
“K kau, kenapa kau disini ?” Jieun tidak biasa jika Sehun
menatapnya seperti itu. Hal itu membuat sehun lagi-lagi hanya menyeringai.
“Kau tahu, aku sangat berkeringat dan cuaca hari ini
benar-benar panas”
“Lalu ?” Jieun menyautnya dengan nada malas. Semua orang
juga tahu jika hari ini benar-benar panas. Mungkin semut saja berlibur ke
pantai karena terlalu panas. Oke, itu hanya imajinasi Jieun saking panasnya
hari ini.
“Kurasa aku harus membuka baju ini”
M mwo ? apa ia bilang
? ia ingin membuka bajunya ? disini ? a apa ia gila ..
“Ahaha lihat lah wajahmu itu. Apa yang tengah kau pikirkan
eoh ?”
-_- aku kena lagi .. sial
Jieun beralih memandang Sehun dengan wajah nyeleneh nya.
“Yaak, aku bahkan tidak akan terpengaruh sedikitpun jika kau
membuka bajumu didepanku” Jieun benar-benar menantang maut. Ia bahkan sulit
bernafas hanya dengan memandang sebentar saja tubuh proporsional milik Sehun.
Apalagi jika Sehun membuka bajunya, mungkin Jieun akan dilarikan kerumah sakit
detik itu juga.
Sehun menyeringai mendengar penuturan Jieun. “Jinjja ? kau
yakin kau akan baik-baik saja gadis mesum ?”
“Mwoya !? aku bukan gadis mesum” bantah Jieun mentah-mentah.
“Benarkah ? kau yakin ? baiklah kalau begitu sekarang kau
ikut aku”
“Kemana ?” Jieun mengernyit.
“Kita buktikan ucapanmu”
“Aku tidak mengerti” Sehun menghela nafas.
“Aku akan membuka baju dihadapanmu dan kita lihat apa kau
akan biasa-biasa saja”
M mwoya
“A andwae”
“Wae, kau takut kau akan kalah ?”
“Kalah apa maksudmu, siapa juga yang sedang melakukan
pertaruhan”
“Oh ayolah, itu artinya kau tidak bisa membuktikan ucapanmu,
ternyata selain mesum kau juga pengecut”
“Mwo !? oke baiklah, ayo, kau ingin aku membuktikannya kan ?
ayo ayo ..” Jieun tidak terima dibilang pengecut dan segala macamnya oleh namja
itu. Ia bangkit dengan menarik lengan Sehun yang kini justru kembali
menyeringai dibelakang Jieun. Ditengah perjalanan Jieun menoleh.
“Dimana kau akan membuka bajumu ?”
“E eoh ?” Sehun tidak menyangka jika Jieun begitu
bersemangat, padahal tadinya ia hanya ingin bermain-main saja. Jieun bahkan
tidak terlihat canggung saat menanyakan hal itu.
“Bagaimana jika di gudang sekolah”
“Oke” jawab Jieun mantab dan masih berjalan memimpin seraya menarik
Sehun kearah gudang.
>><<
Ada sorot dendam diantara keduanya, Jieun dengan malas
mengusap-usap kaca kelas yang tengah dibersihkannya. Sedangkan Sehun terlihat
tak tertarik untuk mengepel lantai dengan benar. Namun dibalik rasa kesal
masing-masing ada rasa canggung terselip. Apa yang terjadi ? bagaimana bisa
mereka berakhir dengan membersihkan kelas bersama-sama ? Baiklah kembali saat
Sehun menantang Jieun untuk membuktikan ucapan gadis itu.
Jieun dan Sehun sampai didalam ruangan yang digunakan
sebagai gudang sekolah. Saling berhadapan dengan Jieun menyilangkan tangan dan
memandang Sehun datar.
“Kau siap ?” Tanya Sehun. Jieun mengangguk malas. Dan
perlahan Sehun mulai membuka baju olahraganya. Jieun yang awalnya tenang,
sedikit demi sedikit mulai tak bisa menguasai dirinya sendiri. Menggigit bibir
bawahnya sendiri. Jantungnya mulai berdebar. Matanya fokus pada perut sixpack
Sehun yang mulai nampak. Dan sampai Sehun benar-benar topless, Jieun mulai
berkeringat dan menelan ludahnya sendiri. Melihat hal itu Sehun benar-benar
ingin tertawa. Gadis dihadapannya itu benar-benar polos dan lucu.
Tanpa diketahui keduanya, seorang adik kelas yang tengah
meletakan alat kebersihan digudang melihat mereka. Membelalakan matanya,
pikirannya mulai dipenuhi pikiran negatif melihat Sehun yang tanpa baju
dihadapan Jieun. Murid junior bernama Baekhyun itu pun mengambil ponsel dari
sakunya dan memfoto Jieun juga Sehun. Berlalu dari sana namun tak langsung mengadukannya
kepada kepala sekolah. Keesokan harinya Baekhyun memajang foto-foto yang
dijepretnya di mading, membuat sekolah gempar dan membuat Jieun juga Sehun
dipanggil kepala sekolah dan akhirnya dihukum untuk membersihkan seluruh kelas
selama satu bulan setelah pulang sekolah. Hukuman yang ringan mengingat ancaman
kepala sekolah untuk mengadukan perbuatan Jieun juga Sehun pada orang tua
masing-masing. Namun karena Jieun meyakinkan kepala sekolah jika kejadian yang
semua orang pikirkan bukanlah apa yang sebenarnya terjadi maka kepala sekolah
memutuskan untuk memberi hukuman saja.
Namun cerita belum selesai, adik kelas mereka belum
sepenuhnya menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi. Setelah Sehun membuka
bajunya, ia bertanya pada Jieun.
“Inikah yang disebut tidak terpengaruh ?” tanya Sehun
meremehkan. Wajah Jieun terlihat mengenaskan, Sehun bahkan samar-samar bisa
mendengar detak jantung Jieun. Sehun tahu jika gadis itu tengah terbakar.
“A aku tidak terpengaruh sama sekali” Jieun bohong, ia
bahkan mengalihkan pandangannya. Wajahnya serasa memanas. Sehun tertawa dalam
hati.
“Benarkah ?” tanya Sehun seraya melangkah mendekat Jieun.
“Y yaak, jauh-jauh dariku !” pekik Jieun saat Sehun
mendekat.
“Wae ?” tanya Sehun dengan memiringkan kepalanya. Ia
benar-benar menikmati saat mengerjai gadis dihadapannya itu.
“I itu, bukankah aku sudah membuktikan ucapanku !”
“Oh tapi sayangnya aku menginginkan yang lebih”
“M-mwo ?” Seketika Sehun menarik pinggang Jieun, membuat
badan mereka berdekatan. Membuat Jieun makin snewen dan melotot tak percaya ke
arah Sehun.
“Yaa-“
“Sssuutt” Jieun tidak bisa menahannya saat Sehun mendekat
dan menghembuskan nafasnya dileher Jieun. Kali ini Jieun akan pasrah saja.
Entah sejak kapan, Jieun yang sudah menutup matanya mulai
merasakan sesuatu yang lembut dibibirnya. Bergerak tak tentu namun lembut.
Jieun ingin sekali membuka matanya namun ia takut. Di sisi lain ia menginginkan
lebih. Tangan Jieun yang mengambang diudara, perlahan-lahan mulai memeluk
punggung Sehun yang tak memakai busana apapun. Jieun merasakan berbagai hal.
Semua pikirannya melayang dan bercampur menjadi satu. Keduanya terhanyut
didalamnya.
Kejadian itulah yang membuat Jieun dan Sehun merasa
canggung, sebenarnya Jieun lah yang lebih canggung. Jieun bahkan tak membuka
mulut sama sekali saat membersihkan kelas bersama Sehun. Ia kadang hanya
mengangguk saat Sehun mengatakan sesuatu seperti ‘kau bersihkan kaca saja’.
Jieun menyetujuinya tanpa penolakan.
>><<
“Aaaa jinjja, In Yung-a. Kenapa semuanya jadi seperti ini ?”
Jieun tengah menginap dirumah In Yung. Sedari tadi gadis berkuncir dua itu
berguling-guling dikasur In Yung dengan boneka beruang yang dipeluknya.
“Salahmu juga”
“Kenapa jadi salahku, ugh !” Jieun protes. Bukannya memberi
solusi, In Yung malah menyalahkannya.
“Tentu saja, kau ini ceroboh, sekarang kau jadi perbincangan
disekolah selain itu kau tersiksa saat bersama Sehun. Itu semua tidak akan
terjadi jika kau menolak tantangan Sehun. Kau tahu kan dia memang suka
mengerjaimu”
“Tapi kan ..”
“Sudahlah, semuanya akan berlalu dengan sendirinya, tenang
saja” Bukan, Jieun tidak memikirkan dirinya yang jadi bahan pembicaraan
disekolah tapi ia memikirkan betapa lelahnya terus bertemu Sehun saat menjalani
hukuman mereka. Jieun lelah karena ia tidak bisa mengatasi rasa canggungnya.
Rasanya benar-benar tidak nyaman. Apalagi jika mengingat kejadian panas
digudang saat itu. Aaahh Jieun benar-benar malu. Jieun menolaknya namun saat
Sehun menciumnya ia malah terhanyut dan dengan bodoh justru menikmati permainan
Sehun.
>><<
Sebenarnya Jieun tidak mendengarkan musik, ia hanya memakai
headphone agar semua orang dikantin tahu jika Jieun tidak akan mendengarkan
ucapan-ucapan mereka yang selalu berbisik membicarakan dia karena foto itu.
“Hey, itukan orangnya ?”
“Benar, dia gadis yang mesum bersama namja itu”
“Dasar, apa ia tidak malu menampakan wajahnya dikantin
setelah kejadian itu”
“Ah ya ampun sudahlah, sekarang kita tahu gadis seperti apa
dia ini”
Jieun memejamkan matanya, ia menghembuskan nafasnya kasar.
“Ji, sebaiknya kita ke kelas saja” ucap In Yung, gadis itu
juga merasa tak nyaman.
“Tidak, biarkan saja, aku masih ingin makan. Lagi pula aku
tak mempunyai salah apapun pada mereka semua” Jieun berusaha bersikap acuh tak
acuh dan melanjutkan memakan ramennya dengan santai. In Yung hanya bisa
menghela nafas melihatnya, ia tahu Jieun mendengarkan bisikan-bisikan itu. In
Yung mengernyit saat Sehun mulai memasuki kantin. Bisikan-bisikan dikantin
makin menjadi.
“PERHATIAN SEMUANYA !” seru Sehun. Mau tak mau membuat semua
mata mengarah padanya tak terkecuali Jieun.
Sedang apa namja itu
disana ?
“Aku hanya ingin mengklarifikasikan sesuatu, aku dan yeoja
itu” Sehun menunjuk tepat kearah Jieun.
“Kami adalah sepasang kekasih dan yang kami lakukan digudang
adalah tengah latihan dance, kalian tahu kan aku akan berlomba bulan depan jadi
aku mengajaknya untuk menemaniku, aku berkeringat saat itu jadi aku membuka
bajuku jadi jangan berfikir yang macam-macam” Sehun berbohong, ia melakukannya
hanya karena kasihan melihat Jieun seakan selalu menjadi bahan pembicaraan
seisi sekolah.
“Yaak kau pikir kami akan percaya !” salah seorang murid
disana bersuara.
“Itu terserah kalian, aku tidak akan rugi jika kalian tidak
percaya”
“Kau dan Jieun sejak kapan pacaran ?”
“Haruskah aku menjelaskan hal itu juga ?” Semuanya terdiam.
“Baiklah, sekian dan terima kasih atas perhatiaannya !”
Sehun mengakhiri ucapannya dan pergi dengan melewati meja Jieun seraya
mengambil jus stroberi milik gadis itu.
“Benarkah kalian sudah pacaran ?” tanya In Yung. Jieun
menghela nafas.
“Namja itu membuat semuanya menjadi rumit” gumam Jieun dan
beranjak dari kursinya meninggalkan In Yung dengan pertanyaannya yang belum
Jieun jawab.
>><<
“Aku ingin bicara” ucap Jieun datar. Ia menekan urat malunya
dan mendatangi ruangan club dance dimana Sehun sering berlatih. Ruangan yang
penuh dengan namja.
“Woohoo, inilah pasangan paling fenomenal tahun ini”
“Suiiit Suiwww” berbagai sorakan menggema disana. Sehun pun
beranjak dan mengikuti langkah Jieun hingga sampailah mereka dikursi taman
sekolah.
“Apa yang ingin kau bicarakan ? kau ingin aku membuka baju
lagi” ucap Sehun dengan seringaian diakhir kalimatnya.
“Sehun serius lah sedikit, kenapa kau melakukan hal itu tadi
?”
“Hanya itu yang terlintas dikepalaku untuk menghentikan mulut
para siswi yang membicarakan kita”
“Kau membuat semuanya menjadi rumit, sejak kapan kita
pacaran, kau gila”
“Sejak sekarang”
“Mwo ?”
“Jieun aku menyukaimu”
“Kubilang seriuslah sedikit Sehun !” Jieun diambang batas
kesabaran.
“Aku serius, aku ingin menceritakan sesuatu padamu”
“Oh ayolah, aku tidak ada waktu untuk mendengar ceritamu
sekarang”
“Kau ingat dihari pertama kita bertemu, saat perut ku
terluka dan meminta In Yung mengobatinya” Sehun tak menghiraukan penolakan
Jieun dan ia tetap bercerita.
“Aku ingat”
“Aku terluka karena memanjat pagar sekolah, perutku tergores
dan aku melakukan itu semua agar tak dapat hukuman karena aku datang terlambat”
“So ?” Jieun benar-benar tak tertarik dengan cerita Sehun.
“Aku datang terlambat karena
ini” Sehun merogoh sesuatu dari dalam sakunya. Dan memperlihatkan benda
itu kepada Jieun. Sepasang jepitan rambut berbentuk bunga dandelion.
“Ini .. bagaimana kau tahu ?” tanya Jieun. Itu jepitan yang
sangat Jieun inginkan. Saat pulang sekolah beberapa minggu lalu, ia
berjalan-jalan sebentar bersama In Yung dan masuklah mereka kedalam toko
aksesoris dan Jieun melihat jepitan itu disana. Jieun membelinya tapi
mengurungkan niatnya saat melihat harga yang terlalu mahal untuk sebuah
jepitan. Ia suka bunga dandelion karena bunga itu mengingatkannya pada neneknya
yang sudah meninggal lima tahun lalu.
“Aku sering memperhatikanmu, tapi aku bingung untuk memulai
perkenalan. Kadang aku mengikutimu dan terakhir saat mengikutimu, aku
memperhatikanmu memandang jepitan ini namun tidak membelinya mungkin karena
terlalu mahal jadi aku membelinya dengan uang jajan yang ku kumpulkan agar bisa
membeli ini untukmu” Jieun dibuatnya membisu. Ia sama sekali tak percaya, sulit
untuk mempercayai namja slengean seperti Sehun bisa melakukan hal seperti itu.
Jadi inikah alasan namja itu selalu mengganggunya ?
“Kau tidak demam kan ?” tanya Jieun seraya menempelkan punggung
tangannya didahi Sehun, justru membuat namja itu terkekeh.
“Inilah yang membuatku menyukaimu, dasar gadis mesum”
“Yaak”
“Jadi .. apa kau mau menjadi yeojachinguku ?” tanya Sehun
seraya menyodorkan jepitan ditangannya.
“Aku bingung Sehun”
“Apalagi yang kau bingungkan ?” Jieun yang sedari tadi
berdiri, mulai melangkah dan duduk disamping Sehun.
“Aku bingung bagaimana caranya untuk menolakmu” ucap Jieun diakhiri
dengan senyuman manis. Sehun pun tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, ia
mengacak gemas pucuk rambut Jieun.
“Jadi kau menerimaku ?” Jieun mengangguk kecil seraya masih
mempertahankan senyumannya.
“Oia untuk kejadian di gudang saat itu aku benar-benar minta
maaf”
“I itu .. gwenchana” Jieun mengusap tengkuknya. Ia masih
merasa canggung saat mengingat kejadian itu.
“Tapi aku ingin menanyakan sesuatu”
“Apa ?”
“Apakah kau benar-benar menyukai namja dengan perut sixpack
?” Jieun tidak tahu harus menjawab seperti apa. Ia menggaruk pipinya dan
mengangguk kecil plus ringisan yang memperlihatkan giginya.
“Ahaha .. dasar gadis polos yang mesum”
“Ih apa salahnya menyukai perut sixpack”
“Tapi kau menyukaiku atau perutku ?”
“Tentu saja aku menyukai ..” Jieun menggantung kalimatnya.
“Perutmu !” memekik tinggi dan berlari seraya menjulurkan
lidahnya pada Sehun.
“Dasar gadis mesum !”
The End
Wooohhooo akhirnya dibikinin juga sehun-iu nya ≥.≤ hihihi makasih kak!! Ini keren banget! Jieun yang biasanya polos jadi mesum ahaha ^^
ReplyDeleteAkhirnya...
ReplyDeleteAda sehun sma jieun couple, sneng dehh. Buat lg y
Keren thor ff sehun-iu nya xD lagi-lagi! Wkwk
ReplyDeleteMkasih smuanya, komentar kalian sangat berarti :-* ;-p
ReplyDelete