Drabble | Lee Jieun [IU]
Life
Jieun membanting kumpulan kertas yang berisi tugas kuliahnya
dengan penuh coretan disana-sini, ia mendudukan diri dibangku taman kota yang
terlihat lengang dijam sibuk siang itu. Menghembuskan nafas putus asa,
menerawang jauh, memandang kumpulan awan putih yang terlihat di atas langit
yang cerah.
“Apa ini !?”
“Kau sebut ini
rancangan ? lihat, ini salah, ini juga, dan ini .. ya ampun Jieun”
Jieun begitu gondok, perkataan dosen mata kuliahnya memang
tidak kasar namun menyakitkan, nada intonasinya membuat Jieun tidak terima.
Susah payah ia menyusun tugas itu dari sebulan lalu, mondar-mandir perpustakaan
kota hanya untuk mencari sumber referensi, begadang sampai mengantuk hanya demi
membuat implementasi dari program yang dibuatnya. Mengantri demi mencetak
puluhan lembaran dari tugas yang ia kerjakan. Namun dengan mudahnya dosen mata
kuliahnya mencorat-coret, memberitahukan bahwa tugas Jieun salah tanpa
memberikan penjelasan yang bisa Jieun mengerti untuk memperbaikinya.
Damn !
Ingin sekali Jieun tetap kukuh dengan apa yang dimaksudkan
dalam tugasnya namun banyak mahasiswa bilang jangan pernah melawan dosen killer
jika kalian ingin lulus tanpa hambatan. Dosennya bahkan tak menanyakan sistem
yang akan Jieun buat dalam tugasnya, hanya bisa menyalahkan tanpa perbaikan
yang jelas.
“Dosen sialan” umpat Jieun.
Jieun memang memiliki otak pas-pasan tapi ia ingin
mengerjakan tugasnya sendiri tanpa membayar seseorang seperti kebanyakan
temannya. Ia tak terlalu kaya untuk membayar seseorang agar tugasnya selesai.
Jieun hanya ingin dosen mata kuliahnya bisa mengerti
bagaimana Jieun berusaha mengerjakan tugas itu. setidaknya bicaralah baik-baik
dan dengan intonasi yang biasa saja, dengan begitu mungkin Jieun tidak akan
gondok seperti sekarang. Tidak akan mengumpat dosen itu seenaknya seperti
sekarang. Apa sulitnya untuk berbicara normal ? apa sulitnya untuk berbicara
baik-baik ? Entahlah, sikap dosennya justru membuat beberapa mahasiswa seperti
Jieun menjadi terpuruk untuk bangkit. Iya, Jieun tahu jika bukan hanya dia yang
mengalami hal itu. Tapi sungguh, hal itu membuatnya semakin frustasi. Menjadi
mahasiswa tingkat akhir ternyata sesulit ini.
Jieun ingin pergi jauh, dia ingin bekerja saja, dia ingin
mendapat uang, membeli apapun dari hasil jerih payahnya tanpa memikirkan
perkuliahan yang memuakan.
Ouh ..
The End
Comments
Post a Comment