Jealousy Man


Cast      : IU / Lee Jieun, Xi Luhan, Park Jiyeon etc.

Genre   : Comedy, Romance, PG.

Length : Oneshoot. 

Haaaaaaiii, adakah yang merindukan ku ? haha, lebay. Huuft ini ff selingan lagi, selingan mulu ya ? ga papa lah ya .. yang penting nyempetin ngpost. LuhanU lagi >,< Hope U Like It :)



Dress motif bunga dengan warna dasar hitam itu terlihat nyaman dan pantas dipakai oleh wanita bernama Lee Jieun. Ia memang bukan satu-satunya yang memukau namun setiap pria yang menatapnya tak mampu mengabaikan jika ia memiliki pesonanya sendiri. Jieun menghadiri pesta ulang tahun pernikahan sahabatnya. Ia datang bersama Luhan, sang kekasih yang hanya berwajah datar sejak masuk kedalam gedung pesta. Balutan tuxedo nampak apik ditubuh pria bernama lengkap Xi Luhan itu. Pesonanya tak perlu diragukan. Ia tampak manis dimata Jieun, iya benar, namja itu selalu tampak manis, namja itu tak pernah terlihat manly sekalipun ia memakai tuxedo, setidaknya itu menurut Jieun.

"Ji pakai mantelmu" bisik Luhan tepat ditelinga kanan Jieun.

"Kau gila ya, mana mungkin masih memakai mantel didalam ruangan ?" Luhan hanya mendengus pelan, ia merasa kesal karena dipanggil gila oleh kekasihnya sendiri. Luhan tidak rela kulit mulus Jieun dipandangi setiap mata disana. Jika bisa Luhan ingin memakaikan kain keseluruh tubuh Jieun saat ini juga.

"Jiyeon-a !"

"Aaaaa Jieun-a, apa kabar !?"

"Baik, kau cantik sekali" Luhan hanya memutar bola matanya malas, wanita jika bertemu memang selalu berisik dan sok asik. Ia memutuskan untuk duduk disalah satu bar yang tersedia, berpamitan pada Jieun sebelum ia kesana. Dan lihat, Jieun sama sekali tak keberatan, wanita itu justru kembali berbincang dengan Jiyeon. Teman kuliah Jieun yang sudah menikah dengan namja bernama Chanyeol satu tahun lalu.

"Aaa jeongmal ? Ku kira aku bertambah gemuk sejak menikah" keluh Jiyeon.

"Itu tandanya kau bahagia bersama Chanyeol"

"Kau bisa saja, lalu kapan kau akan menyusul ?"

"Menyusul ? Maksudmu?" Jiyeon memandang malas, Dari dulu Jieun memang selalu lemot.

"Maksudku kapan kau akan menikah dengan Luhan ?"

"Ah molla"

"Wae ? Apa ia namja yang tidak peka ?" Jieun terlihat muram.

"Aku memang sudah dilamarnya tapi ia tak kunjung membicarakan pernikahan" keluh Jieun. 

"Omo, kenapa bisa begitu ?" Jieun tampak menggeleng pelan. Melihat hal itu Jiyeon meraih tangan Jieun, menggenggamnya dengan penuh perhatian.

"Jieun dengar, kau harus meyakinkan pria itu bahwa kau sudah siap menikah"

"Bagaimana caranya ?"

"Bicaralah atau tunjukan sikapmu yang lebih dewasa"

"Apa aku harus memakai pakaian seksi didepannya, apa gaun ini kurang seksi ? .. Aish memakai baju ini saja ia terlihat kesal padaku" lanjut Jieun. Kurang dewasa apa lagi coba ?

"Aisshh aniyo, bukan itu maksudku. Mulailah belajar menjadi ibu rumah tangga, kau tidak bisa memasak bukan ? Jadi kursus lah memasak, pokoknya jangan terlihat seperti anak kecil dan manja" Jieun termenung, mendengarkan setiap penuturan yang Jiyeon ucapkan padanya.

"Changkaman, memang aku terlihat seperti anak kecil ?" tanya Jieun dengan wajah polosnya.

"Kau memang sudah dewasa tapi kelakuan mu seperti anak remaja, kau masih suka memakan lolipop sebelum tidur kan ?" Jieun mengangguk.

"Juga masih mengoleksi boneka spongebob kan ?" Jieun kembali mengangguk.

"Juga masih suka bermain puzzle ?" Jieun masih mengangguk. Memang ada yang salah dengan semua itu ? Apakah orang dewasa tidak boleh melakukannya? Aissh Jieun bingung. Lagi pula ia juga sudah bekerja, menghasilkan uang dengan jerih payahnya sendiri. Apa itu belum dianggap dewasa, memang ia akui ia masih suka lolipop, spongebob dan puzzle.

"Baiklah-baiklah aku akan terima saranmu" jawab Jieun.

"Sebaiknya begitu dan satu hal lagi .."

"Apa ?" Jiyeon mendekat, membuat Jieun mengernyit. 

"Aku sedang hamil" bisik yeoja bermarga Park itu. Membuat Jieun membelalakan matanya tak percaya. 

"Whoa, Jinjjaya ?" Jiyeon mengangguk ceria. Sepertinya kebahagiaan tak ingin pergi dari Jiyeon. 

"Selamat ! Aku turut bahagia Jiyeon-a" ucap Jieun dengan raut bahagia dan sedikit ... terharu ?

"Yaak, kenapa malah menangis ?" 

"Aiishh, entahlah, aku hanya bahagia mendengarnya, kenapa malah menangis, aiishh eyeliner ku jangan sampai luntur" ucap Jieun dengan sedikit menghapus air matanya yang akan mengalir. 

"Hahaha ..." Dua wanita bersahabat itu seakan melupakan jika pesta itu bukan hanya untuk mereka seorang. 

"Ngomong-ngomong kemana suamimu ?" tanya Jieun. 

"Ah dia sedang berganti baju, katanya ia tidak suka dengan baju yang diberikan oleh pamannya, terlalu sempit"

"Aah begitu, yasudah kalau begitu aku akan menyusul Luhan dulu"

"Eh tidak Mau bertemu dengan suamiku dulu ?"

"Kurasa tidak, Luhan pasti kebosanan duduk sendirian. Oia ini kado untuk kalian berdua, ucapkan salamku pada Chanyeol"

"Oh oke, gomawo .. Nikmati pestanya ya" ucap Jiyeon penuh senyum. Jieun mengangguk tak lupa senyum balasan.

Jieun berjalan menghampiri Luhan, namja yang tengah duduk memunggunginya.

"Hey"

"Sudah selesai ?" tanya Luhan.

"Apanya yang selesai ?"

"Arisan para ibu" Jieun terkekeh.

"Aku belum menjadi ibu-ibu"

"Kau Mau menjadi ibu ?" Jieun memandang Luhan intens, apa artinya ucapan itu ? Entah mengapa membuat Jieun sedikit mengulas senyum. Apa Luhan tengah memberikn sinyal bahwa mereka akan segera menuju pelaminan ? Ah membayangkannya saja begitu menyenangkan.

"Maksudm-"

"Kau bertemu Chanyeol ?" ucapan Jieun terputus dengan kembalinya Luhan bertanya. Jieun menggeleng Seraya mengambil wine dari pelayan yang berkeliling dengan minuman dinampan mereka.

"Wae ?" Jieun mengernyit.

"Apanya yang kenapa ?" 

"Pasti kalian masih canggung jika bertemu"

"Luhan jangan bahas lagi" Jieun menampakan Raut memohon. Benar, dulu Jieun pernah mendapat pengakuan cinta dari namja yang kini menjadi suami temannya itu, namja bernama Park Chanyeol, tapi setelah penolakan Jieun. Mereka tak pernah berhubungan lagi sampai pada suatu ketika Jieun diperkenalkan dengan pacar baru Jiyeon yang ternyata adalah Chanyeol, pria yang pernah menyukainya. Jiyeon sama sekali tidak tahu menahu, karena Jieun dan Chanyeol sepakat untuk melupakan hal itu dan tak ingin membuat suasana diantara mereka semakin canggung jika Jiyeon tahu. Itulah sebenarnya alasan Luhan tidak ingin datang kepesta itu, bukan karena apa-apa. Ia merasa cemburu jika Jieun bertemu lagi dengan namja itu. Luhan memang over protektif hingga cemburu pada pria yang jelas-jelas sudah menikah. Yang tidak mungkin akan merebut Jieun darinya.

"Aku lelah, ayo kita pulang" ucap Luhan Seraya melonggarkan dasinya.

"Jangan seperti ini, aku tidak enak pada Jiyeon"

"Lalu bagaimana denganku ?"

"Sayaaaang" Jieun mencoba mengambil hati namja yang terlihat bosan itu. Dan Luhan hanya bisa menghela nafas namun tiba-tiba ia berdiri dari kursi bar.

"Jangan pulang"

"Aniyo, aku hanya akan ketaman belakang mencari udara segar"

"Kau ingin meninggalkan ku sendirian ? Bagaimana jika aku bertemu dengan namja tampan dan-" 

Luhan melepaskan jasnya dan meletakannya dibahu Jieun Seraya menggiring yeoja itu untuk ikut bersamanya. Jieun tersenyum kecil. Kadang ia suka melihat Luhan yang sedang cemburu. Terlihat lebih manly. Jieun aneh, padahal ia tahu jika Luhan memang laki-laki. 

Mereka sudah sampai ditaman belakang dengan berbagai lampu bulat yang meneranginya. Duduk dikursi kayu bercat putih.

"Disini lebih baik" ucap Luhan Seraya menghirup udara dalam-dalam.

"Memang kenapa didalam sana ?"

"Aku benci melihat mata para lelaki memandangimu, ingin rasanya membuat mereka semua buta"

"Aigoo, ternyata namja manis ini seorang calon psikopat yang mengerikan" komentar Jieun. Spontan membuat Luhan terkekeh kecil mendengarnya. Jieun meraih tangan namja itu, menggenggamnya erat seakan tidak akan pernah lepas.

"Kau khawatir jika aku pergi ?"

"Tentu saja, bodoh"

"Kalau begitu nikahi aku" Luhan menoleh, memandang dengan kerutan dikeningnya.

"Kau belum dewasa" Jieun menghela nafas, ternyata benar ucapan Jiyeon, Luhan berfikir jika dirinya belum cukup pantas untuk menikah. Perlahan Jieun melepaskan genggamannya.

"Jadi kau tidak akan menikahiku ?"

"Aku hanya ingin memberikan kebebasan dulu padamu Jieun, kau masih muda dan pasti masih banyak yang ingin kau lakukan, jika aku menikahimu kau pasti akan kaget"

"Kalau begitu jangan melamar seorang gadis jika tak ingin menikahinya" jawab Jieun dingin, terdengar Raut kekesalan dari nada bicaranya. Luhan tersenyum simpul sebelum memperpendek jarak duduknya dengan Jieun.

"Kau tahu ?"

"Mana mungkin aku tahu jika kau tidak memberitahu"

"Kau lucu saat marah"

"Aiishh molla"

"Kau tahu apa yang orang lakukan saat sudah menikah"

"Mana ku tahu, menikah saja belum"

"Mereka melakukannya setiap malam dan aku juga akan begitu saat kau sudah menjadi istriku, kau Mau ? Dan yakin sudah siap ?" Jieun mengigit bibir bawahnya Seraya berfikir, pikirannya melayang kemana-mana. Ia tahu kemana arah ucapan namja dengan Rentang usia lima tahun dengannya itu. Namja yang harusnya ia panggil oppa, tapi Jieun tidak melakukannya.

"Selain itu kau harus bangun dan memasak untukku, juga merawatku dengan baik, kau bahkan belum bisa merawat dirimu sendiri"

"Aku bisa merawatmu, akubisa belajar"

"Dan kau siap bermain sepanjang malam"

"I itu .. " Jieun menelan ludahnya sulit.

"Namja manismu ini akan berubah menjadi bringas, apa kau siap Jieunie ?" Jieun kembali berfikir aneh-aneh. Membayangkan saat malam pertama bersama Luhan, Luhan menjadi bringas ? Namja manis itu ? Tidak mungkin .. Tapi .. Mungkin saja sih karena tidak ada lagi halangan bagi orang yang sudah menikah.

"Aaa jinjja, jangan katakan hal-hal seperti itu lagi padaku !"

"Hahaha .. Lihat kan ? Kau masih polos" Raut wajah Luhan berubah, kembali menjadi namja manis Jieun.

"Huft, kau suka sekali menertawaiku"

"Jadi apakah kau yakin siap menikah denganku ?" Tanya Luhan.

"Siap !"

" Eh ?"

"Hahaha .. kali ini aku yang menertawaimu" Luhan tiba-tiba berdiri dari kursinya.

"Kalau begitu ayo"

"Kemana ?" Jieun kembali dengan Tampang polosnya.

"Kita latihan malam pertama"

"Mwoya !? A aku ..aku hanya bercanda" Luhan menarik lengan Jieun.

"Bagiku semua ucapanmu serius" bisik lelaki itu seduktif.

"Aaaa .. Appa Eomma !"

<<>> 

Entah mengapa malam ini Luhan terus saja tersenyum, ia suka saat menggoda gadisnya itu. Tidak, jangan pikir Luhan berbuat macam-macam dengan Jieun. Mereka tak pergi kemana-mana setelah pulang pesta. Seperti biasa Luhan hanya mengantar Jieun kembali kerumahnya. Namun kini gadis itu tertidur dismping kemudinya. Luhan pun tak berniat membangunkan sang malaikat hatinya tersebut. Hanya mampu memandanginya dengan penuh cinta. Entah kenapa hatinya merasa lega saat mendengar cerita Jieun, bahwa Jiyeon tengah hamil. Itu artinya Chanyeol dan Jieun sudah benar-benar tidak ada apa-apa lagi. Luhan iseng membelai wajah Jieun yang justru membuat kedua kelopak mata gadis itu terbuka.

"Eoh ? Sudah sampai ya ?" Luhan mengangguk.

"Mian aku ketiduran"

"Gwenchana, turunlah aku juga lelah ingin pulang"

"Yaak, kau mengusirku tuan Lu ?"

"Ne, nyonya Lu"

"Aishh, ayo kita latihan malam pertama"

"Kau gila"

"Kau kan yang mengatakan hal itu tadi"

"Sudah turun sana"

"Oppaaaa" Jieun membuat Luhan menghembuskan nafas.

"Apa ?"

"Aku-" Jieun membuat suara merayu.

"Apa lagi ?"

"Baiklah aku turun, jaljayo !"

"Y yaak !" Jieun mendongak.

"Mwo ? Bukankah kau ingin aku turun ?"

"Setalah membuat suara seperti itu kau meninggalkan ku begitu saja ?"

"Lalu ?"

"Tutup jendela mobilnya dulu"

"Mwo ?" Dengan tak sabaran Luhan memencet tombol agar jendela Mobilnya tertutup. Ia menyeringai yang malah membuat Jieun mengernyit. Tanpa aba-aba, namja itu menarik Jieun dan menyatukan bibir mereka. Sempat terkejut namun perlahan Jieun menutup matanya.

"Eumph"

"Oppah"

Seperti air yang mendidih, udara dimobil Luhan pun terasa membakar. Jutaan kupu-kupu terbang dari dalam perut. Tiap sentuhan seperti sesuatu yang tidak akan pernah cukup.

"Luhann .."

"Hmm .."

Luhan bebas bergerilya, menjelajah dengan sentuhan memabukan pada kekasihnya.
Kegiatan mereka tiba-tiba terhenti dengan klakson yang memekakan telinga. Sorot lampu mobil yang lain pun menerpa wajah mereka berdua. Seketika membuat penyatuan mereka terhenti.

"Omo, itu Jongki Oppa" Luhan seketika menoleh. Memejamkan matanya dengan penuh rasa malu.

"Aisshh apa ia melihatnya"

"Semoga tidak"

___

Jieun juga Luhan berdiri dengan kepala menunduk dihalaman rumah Jieun, Jongki memandang mereka sadis. Seakan, akan keluar api dari dalam matanya. Mengintimidasi dua pasangan yang tertangkap mesum olehnya. 

"Kalian ini benar-benar"

"Oppa sudahlah, kami sudah dewasa" bela Jieun. 

"Aku saja belum pernah melakukannya" Jieun dan Luhan mendongak bersamaan. saling bertemu pandang dan Ingin tertawa namun tertahan.

"Kalian tahu kan, aku ini jomblo sejak kuliah, bisa-bisanya kalian mesum didepanku"

"Jangan salahkan kami hyung" bela Luhan.

"Aishh kalian sama saja. Akan kupastikan ayah tahu tentang hal ini"

"Oppaaaaa, jangan !"

"H hyung, bagaimana jika kita membuat kesepakatan, aku akan memberikan tiket konser Sistar sebagai gantinya" Jongki melirik Luhan.

"Ck ck ck .. kau kira aku mudah di sogok ?"

"Oppa kau keterlaluan" Jieun menyenggol lengan kakaknya itu namun hanya mendapat tatapan datar.

"Ditambah kaos bertanda tangan Hyorin" tambah Luhan.

"Oke deal !" Jieun menghembuskan nafas lega. Menggeleng pelan dengan sifat absurd kakaknya yang satu itu. Tak heran ia belum juga mendapat kekasih.

___

"Jangan tersenyum seperti itu, kau ingin aku menyerangmu lagi ?"

"Aisshh kenapa Luhan manisku menjadi nakal seperti ini" Luhan tersenyum simpul.

"Tapi apakah benar kakak mu belum pernah berciuman ?"

"Haha, entahlah .. Mian atas kelakuannya"

"Gwenchana, walau bagaimanapun ia akan menjadi kakak iparku" Sebaris kalimat itu membuat Jieun tersenyum dan merona. 

"Baiklah aku masuk"

"Ne, jaljayo" ucap Luhan. Namun  Jieun berbalik dan-

Chup ~

Jieun memberikan kecupan tepat dibibir namja itu, melangkah cepat memasuki rumah setelahnya. Sedangkan Luhan hanya bisa tersenyum bersemu.

"Jaljayo nyonya Lu !"

"Aishh memalukan" rutuk Jieun pada dirinya sendiri.

The end



Comments

  1. OMG parah luhan hahahhaa.... aku kangen kakaaa *peluk cium* hahhaha, ^^ cepet di lanjut dong ff ambitionnya :)

    ReplyDelete
  2. Finally, Luhan Jieun pling suka couple ini
    So sweet banget!! Banyak-in couple mereka dong
    Atau Sehun Jieun jg suka.

    ReplyDelete

Post a Comment