Cast : Lee Jieun [IU], Oh Sehun.
Genre : Romance, Fluff, PG.
Length : Ficlet
Hanya bersandar, bersandar
dibahu namja yang terlihat serius dengan buku ditangannya. Entahlah buku apa
itu, yang jelas Jieun tidak ingin lebih tahu. Dikepalanya hanya ada namja itu,
namja berambut blonde yang tampan luar biasa. Namja bernama Sehun, Jieun rela meskipun hanya meringsek dibahunya yang lebar dan tangguh seharian ini.
"Jangan sampai air
liurmu menetes disana" ucap Sehun tanpa mengalihkan pandangannya dari
buku.
"Jangan ganggu
kesenanganku, baca saja bukumu" balas Jieun Seraya memejamkan mata.
Menikmati udara bukit yang adem. Ia suka suasana seperti ini terlebih ada Sehun
disampingnya. Benar, mereka tengah menghabiskan liburan disebuah bukit di desa
yang asri. Penat setelah membuat skripsi dan sidang hilang sudah. Ternyata
bahagia itu sesederhana ini, pikir Jieun.
"Jadi kau senang berada
dibahuku ?"
"Kenapa harus bertanya,
tentu saja iya" ucapan Jieun tak elak membuat Sehun tersenyum kecil. Yeoja
itu selalu bisa membuatnya tersenyum dengan kepolosannya dan kejujurannya yang
seperti anak kecil.
"Mau tidur dipangkuan ku
?"
"Eoh ?" Jieun reflek
menegakan kepalanya, memandang Sehun lekat. Memandang seolah berkata apakah
boleh ?
"Bukankah kau sedang
membaca ?"
"Aku akan meletakan
bukuku dan memanjakanmu" Jieun tersenyum sumringah dan mulai meletakan kepalanya
dipangkuan Sehun. Aah Jieun suka aroma parfum Sehun, kenyamam ini membuat betah
dan tak ingin beranjak, rasanya ia ingin memejamkan mata sampai matahari
terbenam, persetan dengan Sehun yang mungkin akan pegal atau lelah. Yang pasti
Jieun menyukai semuanya yang ada dipria itu. Jangan anggap Jieun mesum. Tidak,
ia memang kadang-kadang jadi mesum dan agresif saat didekat Sehun. Ia suka
memeluk namja itu, sebuah pelukan menenangkannya, ia merasa aman. Namun Jieun
juga tidak terlalu berani dengan skinship berlebihan.
Sehun mengelus rambut Jieun.
"Apa rencanamu setelah
ini Hun" Sehun menghela nafas, satu hal, Sehun tidak suka yeoja itu hanya
memanggil namanya. Tapi Sehun tak pernah marah ataupun memaksakan kehendaknya.
"Membuatmu memanggilku
yeobo"
"Aku harus bekerja bukan
menikah denganmu, tapi pada akhirnya pasti akan menikah denganmu juga"
"Apakah Lee Jieun sedang
melamarku ?"
"Ha.. Ha ..
Mungkin"
"Kita akan mempunyai
rumah kecil dengan anak-anak yang lucu" ucap Sehun Seraya menerawang jauh.
"Jangan lupa dengan
taman yang dihiasi bunga Dandelion"
"Dandelion itu bunga
rumput, untuk apa menanam Dandelion"
"Tapi aku menyukainya
Hun, ia bisa terbang bebas hingga mendarat disebuah takdir yang akan
menyongsong kehidupan lain"
"Dasar, mahasiswa
sastra"
"Haha .. "
"Baiklah kita akan
menanam Dandelion dihalaman rumah kita"
"Aku ingin memiliki satu
anak perempuan dan satu laki-laki"
"Hanya dua ?"
"Hanya dua" tegas
Jieun.
"Bagaimana jika tambah
satu lagi"
"Akan kupikirkan
nanti" jawab Jieun polos yang justru membuat Sehun kembali tersenyum.
Membicarakan masa depan yang belum pasti seperti ini saja sudah membuatnya
bahagia. Bagaimana jika itu memang terjadi, Sehun akan menjadi ayah dan Jieun
menjadi ibu rumah tangga dengan celemek dibadannya. Membangunkannya saat pagi,
menyiapkan sarapan dan mengecupnya pelan saat ia berangkat ke kantor. Ah, Sehun
ingin terus memeluk si yeoja mungil itu rasanya.
"Tapi apakah kau sudah
mendapat tawaran pekerjaan ?" tanya Jieun.
"Sudah, diperusahaan
ayah. Bagaimana denganmu ?"
"Aku juga sudah,
disebuah Bank"
"Tidak, jangan di
Bank" Sehun melayangkan protesnya.
"W wae ?" Jieun
menatap Sehun penuh tanya.
"Jika di Bank kau harus
berpakaian minim dan aku tak suka itu"
"Oh ayolah Hun, lalu aku
harus bekerja dengan badan tertutup plastik begitu ?"
"Kau tahu apa yang
dipikirkan lelaki saat mereka melihat yeoja berpakaian minim ?"
"Mana ku tahu dan untuk
apa pula aku tahu" lagi pula apa peduli Jieun sampai ia harus memikirkan
apa yang orang lain pikirkan. Membuat kepala tambah berat saja.
"Seperti saat itu, saat
kau tak sengaja memasuki kolam renang namja dengan bikini, Aaah gila
rasanya"
"Kau yang gila"
"Gila karena
memikirkanmu sejak saat itu"
"Jangan bicarakan hal
itu lagi, benar-benar memalukan tahu" Jieun menutup wajahnya.
Kecerobohannya memang tidak pernah berubah. Ia pernah salah memasuki ruangan
kolam renang yang tak seharusnya ia masuki. Disanalah awal mulanya ia bertemu
Sehun. Jieun sadar, saat ia memasuki ruangan itu, semua mata tertuju padanya
sampai seorang namja mendekatinya dengan handuk yang kemudian menutupi
tubuhnya. Menebak jika Jieun memang salah memasuki ruangan dan namja itu adalah
Sehun.
"Haha .. Wajahmu tampak
konyol saat itu" Sehun terkekeh saat membayangkan kembali wajah bingung
Jieun saat itu. Seperti anak kecil yang tersesat di pusat perbelanjaan.
"Aiishh .. Jangan
menertawakanku" rutuk Jieun dengan pukulan kecil yang tidak akan menyakiti
Sehun.
"Dan kau tahu ? Rasanya
aku ingin membawamu kerumah lalu
menguncimu dikamar"
"Sungguh tidak terduga,
ternyata tuan penyelamat memiliki pemikiran seperti itu"
"Kenyataannya lelaki
sebaik apapun akan tergoda dengan tubuh wanita Ji"
"Baiklah aku tidak akan
bekerja di Bank, tapi dengan satu syarat"
"Apa syaratnya ?"
"Kau harus menggaji ku
tiap bulan"
"Mwo?"
"Karena kau sudah
membuatku tidak bekerja"
"Akupun akan mengajukan
syarat"
"Kau selalu saja
menyalin tindakanku, tidak kreatif. Apa syarat nya ?" Jieun tidak terima
tapi tetap saja pada akhirnya ia menanyakan persyaratan yang diajukan Sehun.
"Aku akan menggaji mu
tiap bulan jika kau Mau menikah denganku"
"Dasar mahasiswa
akuntansi, tidak Mau rugi sedikitpun"
"Haha .."
Obrolan sepele yang membuat
jam serasa berputar dengan cepat, pertanda kita menghabiskan waktu dengan
menyenangkan. Ya, hanya sesederhana itu, duduk dibangku kayu bercat putih
gading dan memandang hamparan bukit menyejukan mata bersama dengan orang yang
kau cintai. Menjadi bagian dari dunianya dan ia menjadi duniamu. Nyaman dan
damai, seolah hanya kalian yang dihujani cinta.
Ya, Jieun akan mengenang
selamanya momen ini meski ia tidak akan tahu rintangan apa yang akan terjadi
didepan nanti. Sehun, laki-laki itu sudah membuatnya benar-benar jatuh cinta
saat bertemu pertama kali. Jangan anggap Jieun kebingungan karena ia tersesat
saat itu, nyatanya ia tengah terpesona dengan Sehun sampai ia terlihat bingung.
Namja yang berlari kearahnya dengan handuk dan membawanya keluar ruangan yang
salah, menyelamatkannya dari pandangan buas para namja saat itu. Jieun
benar-benar terpesona. Captain America tak lagi jadi pria pujaannya, semuanya
tergantikan oleh Sehun. Namja kolam renang yang menyelamatkannya. Panggilan
lucu, Jieun menyebut Sehun namja kolam renang.
"Sepertinya kau salah
masuk nona" ucapnya kala itu.
"E eoh ?" dan Jieun
hanya bisa bereaksi seperti itu. Sampai Sehun tersenyum kecil , lagi-lagi
membuat Jieun terpesona. Harus berapa kali Jieun terpesona ? Aah Jieun ingin
pingsan saat itu juga.
Dan disinilah mereka
sekarang, Jieun benar-benar tidak pernah menyesal memasuki ruangan yang salah
karena jika tidak, maka ia tidak akan bertemu Sehun, mungkin.
Kini namja itu sudah dalam
genggamannya, menjadi dunianya dan tidak akan pernah Jieun lepaskan.
"Aku mencintaimu
Sehun" menyatukan sesuatu yang begitu lembut dengan senyuman yang mengulas
diwajah keduanya. Inilah yang disebut kebahagiaan.
The End
Bener bener sweeeet banget, , , berharap ini fanfic dibikin chapter hehehe , , , thor pleaseeee bikinin versi chapternya dong pasti bagus banget. . yang ini aja bagus apalagi chapternya hehehe
ReplyDeleteMakasih :D
DeleteChapter ? ah ga janji, mian
Senyum senyum sendiri nihh baca nih fff
ReplyDeleteSweeet plus bagus bangettttt
iya thor kalo dibikin chappter kayaknya emang lebih bagus thor
pengen liat momentt merka yang lebih sweeet heeheheh
smngt ya thor nulis ff nya
ditunggu ff yang lain
makasih ;D
DeleteSehun!!!!!! Gemes sama couple ini >.<
ReplyDeleteCubit aja mereka klo gemes >,<
Delete