Quiet Night


Lee Ji Eun [IU] | Lee Hyun Woo | Kim Myungsoo | Lee Ji Young [oc]

PG 18, Pshycology, Thriller.

Ficlet



Semakin beranjak malam, kini suara kehidupan manusia yang hiruk pikuk mulai menghilang. Kini hanya suara jarum jam, suara nafas, dan suara dengingan jangkrik yang terdengar. Kini pukul 11.17 namun Jieun masih belum bisa memejamkan matanya. Hanya terdiam tanpa bersuara dan bergerak. Mengedipkan matanya teratur seperti sedia kala. Tubuhnya terasa ringan dan tidak merasa ngantuk meskipun sudah cukup larut.

“Aku memang selalu susah tidur, hufft” bergumam dengan hembusan nafas diakhir kalimatnya.

“Apa yang harus kulakukan sekarang ?”

“Hah ? apa ? berkeliling ? baiklah aku akan berkeliling rumah susun ini sejenak” ucapnya menjawab usulan dari pikirannya sendiri. Bangkit dari ranjangnya dengan sedikit membereskan rambutnya. Berjalan dengan tenang menuju ruang tengah yang tak terlalu besar. Tampak kakak perempuannya tengah tidur sembari terduduk disofa berwarna merah maroon itu.

“Eonni kenapa kau selalu saja tidur disini ?” gumam Jieun tepat dihadapan kakaknya yang sudah memejamkan mata dan tampak damai. Selimut tebal menutupi sebagian tubuhnya.

Apa tidak pegal tidur disofa dengan posisi seperti itu ?

Jieun tak mau ambil pusing, ia kembali melanjutkan langkahnya. Membuka kunci pintu dan akhirnya ia sudah berada diluar, udara dingin nan sejuk menyapa hidungnya, suasana lengang dan damai. Jieun sangat menyukai ketenangan malam. Ya, ia lebih suka malam dari pada siang yang terik dan berisik. Semua itu hanya mengganggu kinerja otaknya, ia tidak bisa berfikir dengan jernih dan fokus.

Jieun berjalan dengan tenang melewati setiap anak tangga dirumah susun yang juga ditinggalinya. Bergumam kecil menyanyikan lagu yang ia suka seraya sesekali bersiul.

Kini Jieun sudah sampai ditaman depan rumah susun besar itu, bermain ayunan dengan deritan besi yang saling bergesek.

“Lah .. la.. la.. la ..” hanya suara Jieun yang terdengar disuasana malam itu. ia tampak nyaman dengan semua yang ia lakukan itu meski hanya seorang diri.

“Jieun” suara yang Jieun hafal itu membuat ia menoleh dan berdirilah teman akrabnya yang bernama Lee Hyun Woo, juga disampingnya berdiri pula sang kakak yang tadi tidur disofa ruang tengah.

“Kakak ? Hyun Woo ? sedang apa kalian disini ?”

“Masuklah ini sudah malam” ucap sang kakak.

“Benar, disini dingin Jieun” tambah Hyun Woo.

“Tapi aku masih ingin disini”

“Jieun, ayah dan ibu akan memarahiku jika tak bisa menjagamu dengan benar”

“Kakak sudahlah ..”

“Jieun, kakak mu benar, kami hanya menghawatirkanmu, masuklah”

“Kubilang SUDAHLAH !!” Jieun berteriak dengan nada marah dan tinggi. Menghampiri kedua orang itu namun saat ia meraih mereka, mereka menghilang dan Jieun menatap lengannya sendiri yang penuh darah.

Perlahan semua disekelilingnya mulai digenangi darah yang keluar dari dalam tanah. Bahkan bangunan rumah susun dan taman itu kini dilumuri darah, setiap penjuru yang Jieun lihat hanya darah yang pekat dan amis.

“Ah .. AAARRGHH !”

<<>> 

Ditemukan mayat seorang wanita dengan keadaan mengenaskan, semua isi perutnya terurai dan hanya ditutupi dengan selimut tipis. Setelah diselidiki wanita itu bernama Lee Ji Young usia 32 tahun dan memiliki adik perempuan bernama Lee Ji Eun yang juga tinggal bersamanya namun diduga telah meninggalkan ruangan dirumah susun itu beberapa hari yang lalu. Tak hanya itu, polisi pun menemukan mayat seorang lelaki yang diketahui bernama Lee Hyun Woo disebuah lemari pakaian, keadaannya juga sangat mengenaskan, ia tergantung dengan darah yang terus meneres dari mulutnya.

Sekilas breaking news itu tak membuat Jieun tersadar, ia hanya diam dengan wajah tenang dan diam seraya menyeruput coffee ice nya disebuah kafe yang sudah tampak lengang. Seakan tak ada apapun yang salah. Seakan semuanya berjalan seperti apa adanya.

“Agasshi ..” tegur seorang pelayan.

“Ya ?”

“K kau tidak papa ?”

“Memangnya aku kenapa ?” tanya balik Jieun dengan memiringkan kepala. Dahinya mengernyit seolah memang ia tidak tahu.

“Le lehermu terus menerus mengeluarkan darah” ucap sang pelayan dengan menunjuk sekitar leher Jieun.

“KENAPA SETIAP ORANG SANGAT SUKA MENGGANGGUKU !” pekik Jieun dan pelayan kafe itu tampak ketakutakan dan melaporkan pada bosnya.

<<>> 

“Tidak kah kita menghukumnya mati saja ?” ucap pria dengan seragam cokelat Bername tag Kim Myungsoo. Seorang Polisi muda yang gagah dan tegas.

“Dia itu gila, dia membunuh kakak dan temannya sendiri dengan tidak sadar”

“Tapi cara membunuhnya sangat sadis” balas Myungsoo.

“Tapi hukum menyebutkan kita tidak bisa menghukum orang yang mengalami gangguan mental meski mereka seorang pembunuh berdarah dingin”

“Gila, lihat saja bagaimana caranya menatap kita. Dia akan sangat berbahaya jika dibiarkan”

“Tenang saja, kau tidak lihat jika tangan dan kakinya dirantai ? tenang saja Myungsoo-ya” lelaki dengan seragam yang berbeda itupun meninggalkan Myungsoo seraya menepuk bahunya pelan. Namun Myungsoo masih menatap intens kearah mata Jieun yang juga menatapnya seraya tersenyum miring. Tak lama Myungsoo pun beranjak dari sana.

__

Myungsoo masih belum memejamkan mata, ia bekerja lembur untuk mencari tahu asal usul dan latar belakang dari tawanannya bernama Jieun itu. Berkas tentang riwayat hidup Jieun dan berkas lainnya berserakan dimejanya. Myungsoo tak lelah membaca semuanya sampai rasa ingin tahunya terpenuhi, Bagaimana bisa gadis sepolos Jieun bisa menjadi pembunuh yang kejam ?

“Ah ternyata ayah Jieun yang bernama Lee Ji Sung meninggal akibat dirampok dan terbunuh sedangkan Jieun ditemukan esok harinya disebuah gudang ?”

“Apa mungkin terjadi sesuatu padanya sampai membuat ia trauma ?”

“Ya mungkin saja” gumam Myungsoo. Sekitar 2 jam kurang, Myungsoo bergelut dengan kertas-kertas dimejanya. Matanya mulai mengantuk, bahunya pegal meminta untuk beristirahat.

Myungsoo akhirnya terlelap dikursi empuknya, malam semakin naik, menimbulkan suara denting jarum jam yang semakin terdengar, sunyi senyap yang membuat manusia makin terbuai dengan tidur mereka. Namun hanya satu orang yang masih terjaga, melangkah dengan santai seraya mengumamkan lirik lagu dari lagu kesukaannya.

“Lah .. la.. la.. la..” melewati lorong-lorong gelap dan sunyi. Begitu menikmati udara yang begitu ia suka, udara dimalam hari, udara yang selalu membisikan untaian kata yang bersahabat. Ah ia menikmatinya. Iya, Jieun menikmati setiap malam yang Tuhan berikan padanya. Langkah cerianya berhenti, berdiri tanpa melakukan apapun didepan sebuah pintu. Kakinya terasa dingin menapak langsung pada lantai tanpa alas kaki. Ia masih diam disana sekitar 15 menit sebelum akhirnya mengetuk pintu.

Tok tok tok

Ia mengetuk tiga kali, menunggu dengan sabar seraya memainkan jari jemarinya.

“Ah orang ini pasti sedang sibuk, sibuk dengan mimpinya”

__

Sinar itu membuat Myungsoo gusar, matanya yang masih berat terpaksa harus terbuka dengan lampu yang menyala, kenapa jadi menyala ? siapa yang menyalakannya ? hal itu sangat mengganggu jam tidurnya yang hanya sedikit.

“Hai” suara lembut seorang yeoja tiba-tiba menganggetkan Myungsoo. Melebarkan matanya saat menatap sosok tawanannya yang bernama Jieun berdiri dengan senyum manis di sudut ruangan.

“K kau ?”

“Wae ? kau terkejut ? Aaaah aku sangat terkesan ..”

“Ba bagaimana kau bisa lolos ?”

“Eumm sayang sekali, apa kau juga berfikir aku orang yang bodoh ? ah ya benar, tampangku memang terlihat bodoh dan polos kan ?”

“Te tenanglah, kau bisa duduk dulu Jieun-ssi ..”

“TIDAK ! Kau juga sama, semuanya sama. kakak selalu melarangku ini dan itu, Hyun Woo juga selalu mengasihaniku membuatku tampak lemah dan tak berdaya. KENAPA KALIAN SEMUA SAMA SAJA !?”

“IQ ku 170, apa kalian masih menganggapku bodoh dengan IQ setinggi itu ?”

“Ti tidak ada yang menganggapmu begitu Ji-“

“BOHONG ! Kalian semua sama, aku tahu semua isi hati kalian, aku tahu semua yang kalian pikirkan tentangku, aku tahu aku tahu AKU TAHU !” pekik Jieun tak terkendali.

“Ouhhh, aku suka malam ini, aku suka semua malam yang sudah kulewati, apalagi saat aku membunuh Ji Young dan Hyun Woo, aku sangat menikmatinya. Itu adalah pengalaman yang sangat menegangkan dan menarik, aku sudah lama mendambakan momen-momen itu”

“Ja Jadi kau sudah merencanakannya ?”

“Ya, tentu saja. Setiap detiknya aku sangat menyukai kegiatanku itu” ucap Jieun sungguh-sungguh.

“Bagaimana kau melakukannya ?”

“Ouh jadi sekarang kau penasaran ? ya baiklah, tidak apa, aku akan menceritakan semuanya. Obat bius, aku meletakan obat bius diminuman Ji Young dan snack Hyun Woo. Mereka terkapar dan aku mulai menikmati menyayat perut wanita gila itu dengan silet, Aww aku suka darah, aku suka heningnya malam dan aku menggantung Hyun Woo sampai ia terlihat menyedihkan haha .. dan kau tahu sekarang aku juga akan melakukan hal yang sama padamu” ucap Jieun serius setelah ia tertawa lepas.

“M mwo !?”

“Santai, Kim Myungsoo-ssi” ucap Jieun seraya melirik nametag Myungsoo.

“Aku akan melakukannya dengan halus” seringai Jieun.

“AAAA..”

__

Malam menunjukan pukul 02.00 malam. Dan hanya Jieun yang masih terjaga seraya bernyanyi tak lelah.

“Lah .. la.. la.. la..” berdendang seraya memainkan dress cream yang banyak tertutupi darah yang melekat. Jieun menghirup udara dalam-dalam.

“Aaah darah, wanginya menenangkan”

“Jieun” Jieun menoleh.

“Oh ! Hai eonniiiii ..” ucap Jieun ceria.

“Jieun pulanglah sayang”

“Sayang ? kau bilang SAYANG !?”

“Jieun eonni mohon jangan seperti ini” ucap Ji Young dengan badan transparannya.

“Eh tunggu dulu, kenapa eonni masih hidup ? Aaah apa aku perlu membungkamu lagi ?”

“Jieun”

“Oh aku tahu .. apa kau ingin pembunuhan yang lebih sadis, bagaimana jika aku mencopot kedua matamu lalu kugantung kau dengan usus mu sendiri ? Waaww so fantastic !”

“JIEUN !”

“JANGAN BERTERIAK PADAKU EONNI !”

__

Telah terjadi pembantain disebuah kantor polisi disudut kota, semua orang yang berada disana malam itu telah tewas dengan cara-cara yang tidak biasa. Bahkan yang paling mengenaskan adalah polisi bernama lengkap Kim Myungsoo, kepalanya terpenggal lalu dijahit dengan sebuah boneka teddy bear.

Jieun tersenyum mendengar penuturan itu. dengan tenang ia kembali menyeruput ice coffee nya.

“Aaah .. segar”

Fin~ 


Comments

  1. Wow.. Nggak bisa bayangi IU jadi serial killer apalagi dengan wajah imut dan polos gitu ... Keren keren tapi ga enak jieun nya psycho disini hiks :'(

    ReplyDelete

Post a Comment