Pop Love


Cast     : Lee Jieun [IU], Xiao Luhan etc.

Genre  : Romance, PG 16, Drama. 

Length : Ficlet.

Hai readeul, ini cuma ff selingan sambil ngerjain ambition :) dan nungguin drama IU keluar, haha padahal kan masih lama y -_-
Oke, Hope U like it ~



Kami remaja, kami mempunyai hubungan yang orang bilang pacaran, kami labil seperti remaja lainnya, tapi hubingan kami juga manis, penuh warna.

<><><> 

"Aaak .." Jieun tengah menyuapi Luhan sesendok ice cream begitu pula sebaliknya. Mereka tengah di kantin yang sedang ramai-ramainya namun mereka merasa kantin itu hanya milik mereka berdua. Tahukan rasanya jatuh cinta apalagi sedang hangat-hangat nya ? itulah yang tengah mereka rasakan.

Saling tersenyum manis, sesekali mengusap ujung bibir kekasihnya yang berlumur ice cream.

Adakah yang iri ? Tentu, semua orang yang memandang mereka pasti akan iri. Jieun dan Luhan adalah pasangan yang paling membuat iri tahun ini. Bahkan buletin sekolah pun memberitakan  hubungan mereka. Bukankah itu berlebihan ?

"Baby Lu"

"Hmm ada apa Baby Ji ?"

"Kau ini, kenapa menggunakan dasi selalu tidak benar begitu" Jieun bangkit dari duduknya, sedikit memajukan tubuhnya. Membenarkan dasi yang kurang terlihat sedap di pandang mata milik Luhan. Tangan mungil itu terlihat cekatan membenarkan dasi longgar Luhan.
Kejadian itu sontak membuat kantin yang memang sudah ramai bertambah ramai.

"Yaakk apa ia gila ?"

"Andwae ! jangan lakukan itu pada Luhan ku"

"Omo omo .. Jal*ng itu apa yang sedang ia lakukan eoh ?"

"Aiishh jinjja ! Aku butuh es sekarang"

“Aku akan mengirimnya ke kutub utara !”

Para siswi berbisik-bisik dengan cibiran pedas ke arah Jieun, sebenarnya mereka melakukan itu karena iri. Pandangan tajam seolah diabaikan oleh gadis manis bernama Lee Jieun itu.

"Yaakk si brengsek itu pasti sengaja membuat dasinya berantakan !"

"Jieun ku, oppa disini sayang. jangan membuat tanganmu kotor karena menyentuh namja sialan itu"

"Aku benar-benar ingin menjadi Luhan sekarang"

“Omo .. si ketua club basket itu memang beruntung” ucap salah satu murid namja berkacamata yang malah mendapat tatapan tajam dari murid namja yang mencibir Luhan. Kenapa malah memuji Luhan ? mungkin itu pikiran mereka.

Tak beda jauh, para siswa pun bergumam menyayangkan perlakuan manis Jieun pada Luhan. Oh ayolah, tampaknya Jieun dan Luhan memang selalu menjadi perhatian apalagi setelah mereka jadian. Sudah seperti tontonan yang pasti tak akan terlewat bagi para penghuni Han Yeong High School.

Jieun dan Luhan adalah siswi dan siswa populer pujaan setiap murid disana. Seakan artis mereka mempunyai fans Club masing-masing. Jieun si manis, ia populer bahkan di kalangan junior-juniornya, wajah baby face nya mampu menarik siapapun yang melihatnya. Sedikit polos dan apa adanya, berbakat dibidang musik dan menyanyi tapi tidak untuk tari. Memiliki predikat Miss.Innocent. Kadang ceroboh namun jangan salah, ia adalah siswi berprestasi disekolahnya meski kepintaraannya masih dibawah Luhan.

Tak jauh berbeda dengan Jieun, Luhan adalah siswa kebanggaan Han Yeong High School. Ia menjadi ketua club basket yang telah mengharumkan nama sekolahnya dalam berbagai ajang kompetisi tahunan. Luhan juga mempunyai otak cerdas yang sangat encer dalam mata pelajaran Matematika dan Sains. Seakan pangeran impian dalam cerita komik, Luhan memang terlihat sempurna dari fisik maupun otak, hal itu lah yang membuat ia begitu diidolakan. Wajah memang manis tapi jangan tertipu, Luhan dikenal sebagai namja yang sedikit pervert.

"Cah .. Selesai juga" ucap Jieun bangga merasa puas karena berhasil membenarkan dasi Luhan.

"Gomawo baby" senyum Luhan pada Jieun membuat para yeoja berteriak histeris bahkan ada yang sampai pingsan.

"Cheonma baby Lu" balas Jieun dengan senyum tak kalah manis dengan senyuman Luhan, membuat para namja meleleh dan merasa sedetik lagi akan mimisan yang keluar dari hidung mereka.

"Disini berisik ayo kita keluar" ajak Luhan Seraya menggandeng lengan Jieun.
"Kemana ?" tanya Jieun dengan wajah polosnya.

"Ke tempat yang lebih sepi" bisik Luhan tepat di telinga kiri Jieun, lagi-lagi membuat para gadis berteriak tidak rela melihat idola mereka melakukan itu pada yeoja lain.

Jieun hanya bisa tersipu dengan rona merah yang mulai menguar dari pipinya. Hanya bisa menatap punggung namja yang kini menggandeng lengan putihnya. Berjalan memimpin membuat Jieun merasa terlindungi. Anggaplah Jieun lebay atau apapun tapi sungguh ini membuat hati dan jiwanya meletup seperti popcorn. Ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

---

Duduk paling pojok dengan urutan paling belakang. Saling bertaut tangan Seraya menyuapkan popcorn kedalam mulut masing-masing. Tegang, itulah yang sedang mereka rasakan sekarang.

Jieun bahkan tak bisa membuka matanya dengan lebar sekarang, sesekali menyipit saat penampakan hantu terlihat begitu jelas di layar lebar bioskop itu.

"AAAAA" Berteriak hiateris dan melesak ke dada bidang Luhan saat melihat begitu menyeramkannya hantu dengan wajah rusak dan berlumur darah dihadapannya.

"Kau takut baby ?"

Jieun hanya bisa mengangguk namun terlihat imut. Ia suka saat Luhan mencoba menenangkannya dengan cara membelai pucuk kepalanya berulang-ulang.

"Gwenchana itu hanya film"

"Aku tahu, tapi tetap saja menyeramkan"

"Kau ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan ?"

"Apa itu ?"

"Kemarilah" Jieun mendongak menatap wajah dari namja yang tengah dipeluknya untuk menghilangkan rasa takut.

Chup~ kecupan manis dihadiahkan Luhan tepat di bibir yeoja itu.

"Dasar anak nakal"

"Bukankah ini menyenangkan?" Jieun tersenyum Seraya mengangguk malu.

Chup~ dengan malu-malu Jieun pun membalas kecupan singkat Luhan dan langsung kembali melesak dalam dada Luhan. Lagi-lagi ia merasa letupan didadanya. Tak jauh berbeda Luhan pun merasakan hal yang sama.

Film horror itu sepertinya gagal membuat dua insan yang sedang kasmaran itu ketakutan. Justru sekarang mereka tengah dilanda letupan cinta.

---

Hujan, mobil mogok, larut malam. Sepertinya dewi amor memang menginginkan Jieun dan Luhan merasakan kasmaran.

Duduk didalam mobil, menunggu bantuan dan menunggu hujan reda. Seakan salah tingkah, keduanya hanya terdiam dengan jutaan rasa yang dirasakan.

Mengalihkan pandangan saat mencuri pandang namun malah saling bertemu pandang.

"J ji.." Luhan memanggil nama Jieun tanpa embel-embel baby. Mengusap tengkuk saat merasa suasana memang sedang canggung.

"H hmm ?" Jieun menoleh dan tatapan kembali bertemu. Jieun pun tak kalah canggung.

"Ha haruskah kita pulang naik taksi?" Tanya Luhan memberikan alternatif lain. Luhan takut jika Jieun merasa kurang nyaman apalagi malam sudah larut, Hujan pula. Kenapa mobil kakaknya itu bisa mogok disaat seperti ini ?

"Tapi bagaimana dengan Mobilnya ? Bukankah Luhan sudah menelpon bantuan"

"Ah iya aku lupa" tersenyum lebar Seraya menggaruk pelan kepalanya.

“Tapi-“

“Kita tunggu saja, semoga saja tidak akan lama” Luhan mengangguk paham.

Suasana kembali canggung.

Greep

Jieun mendongak kaget.

"Suasananya tidak enak" Luhan angkat bicara saat Jieun seakan bertanya kenapa tiba-tiba namja itu memegang tangannya.

Jieun mengangguk.

"Benar, menurut Luhan apa yang harus kita lakukan sampai bantuan datang ?" Luhan tampak berfikir.

"Entahlah aku juga tidak tahu, Jieun ada ide ?"

"Eum .. Apa ya ?" Jieun tampak lucu saat sedang berfikir seperti itu. Tanpa sadar Luhan menggigit bibir bawahnya sendiri melihat mulut Jieun mengerucut imut.

"Aishh aniya aniya .. " Luhan menggeleng tak jelas membuat Jieun yang sedang berfikir beralih memandang Luhan heran.

"Wae ? Baby Lu kenapa ?" tanya Jieun masih dengan muka polosnya.

Luhan tersenyum paksa Seraya menggelengkan kepala.

"Wae ? Apa baby Lu sakit ?" tanya Jieun yang kini menempelkan punggung tangannya didahi namja itu membuat Luhan semakin berdesir hebat.

Tidak panas

Sreet

"?" Jieun menampakan ekspresi penuh tanya karena tiba-tiba Luhan mencengkram lengan yang tadi berada didahinya.

"Wae ? Luhan tidak suka Jieun menyentuh mu ? Mi Mian" Jieun mengalihkan pandangannya, kembali duduk lurus kearah depan. Menatap tetes air hujan yang membasahi kaca mobil Luhan. Hal itu membuat Luhan menjadi gemas, andai saja Jieun tahu apa yang sedang terjadi dengan Luhan.

Chu~

Tanpa aba-aba, Luhan mencondongkan badannya dan menyudutkan Jieun. Bibir itu menempel cukup lama hingga akhirnya bergerak pelan saat Jieun mulai menutup matanya.
Hujan masih deras, menebar hawa dingin namun berbeda dengan suasana disalah satu mobil yang terparkir tak sengaja di pinggir jalan itu. Disana suasana menjadi panas, menandakan tengah ada aktifitas yang tak bisa untuk dilewatkan.

---

Sejak kejadian malam itu, Jieun selalu saja menghindari Luhan. Membuat Luhan frustasi kenapa Jieun justru malah menghindarinya. Ia tahu ia melakukan kesalahan tapi Luhan hanya terbawa suasana saja, ia tidak ada niat melakukan itu dengan sengaja. 

Satu kesempatan dan Luhan akhirnya bisa menahan Jieun disalah satu kelas yang sudah tak terpakai dan dijadikan gudang.

"Lihat aku"

Jieun masih bertahan dengan sikapnya, ia masih saja menghindari tatapan tajam Luhan.

"Lihat aku !" Merasa diabaikan Luhan sedikit meninggikan nada bicaranya.

Jieun tengah dihimpit antara Luhan dan tembok ruangan gudang itu.

Jieun perlahan menatap namja yang sudah putus asa karena gadis dihadapannya. Raut muka gadis manis itu seakan mengeluarkan rasa cemas dan mungkin sedikit .. takut ?
Luhan menghembuskan nafasnya pelan. Ia tahu ia salah membuat gadisnya kini takut padanya. Tapi Luhan memang merasa benar-benar tak bisa diabaikan apalagi oleh gadis yang disukainya.

"Ada apa denganmu baby Ji ?" suara Luhan melunak. Ia rindu melihat Jieun sedekat ini. Ia rindu semua yang ada pada Jieun.

"..."

Luhan membuang nafas melihat Jieun masih membungkam diri.

"Apa aku berbuat salah padamu ?"

"..."

"Katakan apa salahku dan aku akan memperbaikinya" Luhan tidak menyerah.

"Lu aku ..."

"Kau kenapa baby Ji ?"

Luhan tak sabar namun ia senang Jieun masih Mau membuka mulutnya untuk menjawab Luhan.

"Lu, aku a aku .. Aku hamil" suara Jieun memang lirih dan kecil tapi pendengaran Luhan masih bisa menangkapnya dengan jelas.

Deg .. Tangan Luhan serasa lemas, juga kaki dan tubuhnya. Ha hamil ? Jieun hamil ? Karena ulahnya ?

"M m mwo ?"

"Hiks hiks .. Eottokhae ?" Jieun mulai terisak pelan, menunduk tak lagi mampu menatap Luhan yang kini terlihat kaget. Jieun pun tak kalah kaget saat pertama kali menyadari siklus datang bulannya berubah dan ternyata ia tahu ia sedang hamil.

Luhan perlahan berjalan mundur, memandang kelain arah. Mendudukan dirinya yang serasa hilang tenaga mendengar apa yang baru saja Jieun ungkapkan.

---

Acara kelulusan siswa siswi Han Yeong High School berjalan lancar. Rona bahagia dari setiap siswa yang lulus menjadi ke khasan tersendiri.

Menjadi predikat utama seakan sudah menjadi darah daging dari siswa berprestasi bernama Xi Luhan.

Senyum cerah mengembang dari setiap siswa yang mengabadikan momen berharga saat berakhirnya masa SMA yang telah mereka lewati.

---

"Yaaakk Luhan cepat bangun anakmu menangis, buatkan ia susu sayang !" suara cempreng nan tinggi itu berasal dari arah dapur. Rambut tak terikat rapih, dahi berkeringat dan masih banyak lagi yang menandakan ia adalah seorang ibu rumah tangga.

"Aiisshh aku lelah baru pulang kuliah Jieun sayang !"

"Yaaakk, jangan membantah cepat urusi anak mu dulu !"

"Aiish,, " Luhan terpaksa beranjak dari sofa empuknya, berjalan tak bersemangat menuju kamar anak pertamanya dengan Jieun. Anak hasil kecelakaan yang sempat membuat seorang Xi Luhan syok karena ia akan menjadi ayah pada usia yang masih belia. Yang harus menjaga rahasia bahwa Jieun tengah hamil sampai Ujian Nasional tiba, untungnya tak ada seorang pun yang menyadari hal itu. Luhan dan Jieun lulus dengan nilai diatas rata-rata dan mereka juga lulus karena tak ada satupun yang tahu Jieun hamil saat itu.

Anak itu berjenis kelamin peremuan, dinamai dari perpaduan nama Jieun dan Luhan. Mewarisi mata indah sang ibu dan hidung mancung sang ayah. Ia adalah Xi Ji Han.
Tak menunda-nunda, Luhan yang masih ingusan dan baru lulus SMA langsung melamar Jieun dan menceritakan alasan akan hal itu.

Marah ? Tentu saja, semua orang tua pasti akan marah mengetahui anaknya melakukan hal diluar batas kewajaran.

Tapi semua kemarahan itu luntur setelah berjalannya waktu. Jieun menjadi ibu muda dan Luhan menjadi ayah muda yang masih melanjutkan kuliah.

Hal itu memang tidak patut dicontoh, namun Luhan dan Jieun bangga setidaknya mereka masih punya rasa kemanusiaan karena tidak bertindak semakin bodoh dengan menggugurkan sijabang bayi saat dikandungan.

Inilah Jieun dan Luhan sekarang, menapaki hidup baru akibat kesalahan mereka diwaktu muda.

Luhan sudah selesai melaksanakan tugasnya, berjalan gontai kearah dapur. Menatap sejenak punggung dari yeoja yang tengah menggunakan celemek dan mencuci piring dihadapannya. Luhan tahu, ini bukan perkara mudah bagi yeoja itu, Luhan tahu Jieun pun pasti berat menjalani semua ini diusia yang masih terbilang muda. Bahkan wanita itu kini sedikit lebih galak dari biasanya. Tempramen, jauh dari kesan manis dan lugu seperti saat SMA dulu.

Perlahan Luhan melingkarkan tangannya dipinggang kecil Jieun, membuat Jieun sejenak berhenti dari kegiatannya. Menumpukan kepalanya disela bahu dan leher Jieun. Luhan suka melakukan hal itu karena membuatnya nyaman.

"Baby Ji" Lirih namja itu.

"Ada apa Lu , tumben kau memanggilku begitu ?"

"Hey bukankah itu panggilan sayang kita dulu"

Jieun tersenyum simpul.

"Ku kira kau sudah lupa"

"Mana mungkin aku lupa, apalagi kejadian dimobil waktu itu"

"Dan akhirnya disinilah aku"

Luhan membalikan tubuh Jieun untuk menghadapnya.

"Apa kau menyesal ?"

Jieun menggeleng.

"Aniya, meskipun itu sebuah kesalahan aku tak pernah menyesal" kata-kata itu membuat Luhan tersenyum tulus.

"Gomawo, karena sudah menjadi istri dan ibu yang baik untuk aku dan Ji Han"

"Cheonma, terima kasih juga karena telah menjadi ayah dan suami yang bertanggung jawab untuk ku" Luhan tersenyum dan mengangguk pelan. Menarik yeoja bernama Jieun dalam pelukannya. Luhan memang melakukan kesalahan tapi bertemu dan mencintai Jieun, bukanlah suatu kesalahan baginya.

"Ji berikan aku sebuah kisseu"

"Andwae !" Jieun menolak keras. Baru saja mereka akur sudah seperti itu lagi.

"Wae ?" Luhan membuat ekspresi kesal yang imut seperti anak SD seakan mengabaikan bahwa ia sudah menjadi ayah.

"Sebuah kisseu hanya akan membuat ku berakhir diranjang"

"Bukankah kau juga suka baby Ji" ucap Luhan Seraya mengerling genit kearah Jieun.

"Cih .. "

"Aku tidak ingin penolakan" Luhan secara tiba-tiba menggendong Jieun ala bridal style, membawa ibu muda itu kearah kamar mandi.

"Yaa Yaaakk ! Dasar mesum !"

The end ^^

Comments

Post a Comment