Detective Swan [Spiteful]



Lee Ji Eun [IU] | Kim Jong In [Exo]

Criminality, Mistery.

Oneshoot.

Hai :D author lagi demam Sherlock Holmes hehe jadi terinspirasi bikin ff detektif-detektifan. Tapi ceritanya belum nyampe yang ribet-ribet. Otak author terbatas bikin kasus yang belibet #curcol. Ya udah Check it Out.



“Dia ditemukan meninggal pukul 2 siang, tak ada tanda memar ditubuhnya, diduga ia bunuh diri setelah menenggak pil tidur melebihi dosis” namja dengan seragam polisi itu menjelaskan semuanya pada detektif muda yang sedari tadi mondar-mandir memperhatikan setiap jengkal tempat kejadian perkara. Jieun swan nama detektif muda itu namun kerap dipanggil detektif swan.

“Ah ye, bisakah anda tak menganggu ?” polisi itu sedikit melirik Jieun kesal lalu pergi dari hadapan Jieun. Jieun dikenal sebagai detektif yang sedikit arogan, ia tidak suka diganggu jika sedang menyelidiki sesuatu. Jieun bisa menduganya, yeoja itu tergeletak saat akan meraih minuman dimeja yang berjarak 2 meter dari ranjangnya dan akhirnya menghembuskan nafas sebelum akhirnya ia bisa minum. Itu terlihat dari posisi tangan yang menjulur kearah meja yang hanya ada dengan segelas air diatas meja tersebut.     

“Hey kau terlalu serius, kerutan dikeningmu bisa bertambah, kau tahu” Jieun menghela nafas, ia tahu betul suara namja itu. Ia Jongin Black detektif saingan Jieun. Berbeda dengan Jieun, Jongin lebih santai dalam menghadapi sebuah kasus namun ia selalu menemukan jawaban-jawaban dari kasus yang ia tangani. Yah dua orang itu cukup berkompeten meski menangani kasus dengan cara berbeda.

Jieun berbalik menatap pria berjas cokelat dengan rokok mengepul yang sedari tadi menatapnya itu. Jieun heran kenapa mereka selalu ditugaskan bersama. Ia tidak butuh bantuan namja hitam itu, ia bisa dan pasti dapat memecahkan kasus apapun itu sendirian.

“Diamlah kau namja hitam, tak usah mengangguku” Jieun kembali fokus pada pencariannya, mungkin saja ia menemukan suatu petunjuk yang membuktikan bahwa ini bukan kasus bunuh diri.

Jongin tersenyum miring, ia heran kenapa Jieun begitu antusias dengan pekerjaan yang terbilang cukup sulit ini, namun memang Jongin akui ia menyukai pekerjaan sebagai seorang detektif, ini seperti mencari jarum ditumpukan jerami. Teka-teki yang rumit, yang membuatnya tertantang melakoni perkerjaan ini.

Jieun mengeluarkan ponselnya, ia memfoto setiap sudut apartement korban yang ditemukan sudah tak bernyawa. Setidaknya ia bisa menyelidiki dirumahnya, ia cukup lelah menangani banyak kasus hari ini. Jieun beranjak, ia berniat pulang karena malam sudah cukup larut dan otaknya terlalu lelah untuk menduga-duga. Istirahat sangat dibutuhkan untuk membuat otaknya kembali jernih.

“Hey sudah mau pulang ? aku bahkan baru sampai, ah kau bukan rekan yang baik” Jongin mengikuti Jieun. Jieun tak menanggapi ocehan Jongin.

“Mau ku antar ?” namja itu menawarkan diri.

“Aku bawa mobil sendiri”

“Tapi aku tidak bawa mobil”

“Itu artinya kau yang menumpang bodoh”

“Kekeke ... mungkin bisa dibilang begitu” Rumah Jieun memang cukup berdekatan dengan apartment Jongin hanya berjarak beberapa blok saja.

“Tapi bukankah kau baru sampai ? Selidiki saja mayatnya dan laporkan apapun yang mencurigakan"

“Cih, memangnya kau ini siapa ? aku berani bertaruh kalau aku yang akan memecahkan kasus ini sebelum kau”

“In your dream” ucap acuh Jieun. Tak menunggu-nunggu lagi dan langsung beranjak pergi dari sana. Jong In mengedikan bahu seraya berlalu menuju mayat yang masih tergeletak disana.

<<>> 

Jieun dengan wajah seriusnya masih mendengarkan pihak forensik menjelaskan tentang mayat wanita yang ditemukan mati diapartemennya itu.

“Dua pil tidur tidak akan membuatnya mati”

“Lalu apakah ditemukan penyebab lain ? seperti racun atau sesuatu yang aneh didalam tubuhnya ?” Tanya Jieun penuh rasa penasaran.

“Tidak ada, sama sekali tidak ada. Tapi bisa saja dua pil itu membuatnya overdosis dan mati jika setiap hari ia meminum dengan dosis yang sama”

“Kenapa kau bisa berkata seperti itu ?”

“Obat tidur itu, obat tidur paling keras namun memiliki efek yang cepat”

“Apakah sama sekali tidak ada luka ?”

“Tidak ada, itu berarti bukan pembunuhan kan, kurasa ini memang bunuh diri detektif swan”

“Jangan mengambil keputusan terlalu cepat, masih banyak yang harus diselidiki”

Jieun berlanjut dengan mewawancarai pihak keluarga korban.

“Eun Sik memang selalu meminum obat tidur karena ia sulit tidur” jelas sang kakak korban bernama Eun mi.

“Ia mengidap imsomnia ?” Eun mi mengangguk.

“Apakah ia memiliki masalah yang membuatnya akhir-akhir ini depresi ?”

“Kalau tidak salah, ia mempunyai namjachingu yang menyelingkuhinya bernama Jun Chun, Jo Jun Chun. Aku sering melihat Eun Sik mabuk saat aku mengunjungi apartementnya kurasa itu bisa jadi yang menyebabkan ia frustasi”

“Lalu apa ia tidak mempunyai masalah dengan keluarga ?”

“Kurasa tidak”

“Lalu dimana anda saat hari kematian Eun Sik ?”

“Satu jam sebelum aku mendengar kematian Eun sik, kami sempat bertemu hanya untuk sekedar makan bersama, makan di caffe sudut jalan young street berjarak 1 kilometer dari apartement ini” Jieun mengangguk paham dengan catatan kecil yang ia tulis dibuku sakunya.

“Setelah itu ?”

“Setelah itu kami berpisah, aku kembali ke kantor dan Eun Sik bilang ia akan pulang ke apartement karena tidak ada jadwal pemotretan”

“Dia tidak menghubungimu lagi setelah itu ?” Eun Mi menggeleng yakin. Jieun menghela nafas kecil, terdiam sejenak memikirkan apa lagi yang harus ia tanyakan.

“Bisakah saya meminta alamat dari namja bernama Jo Jun Chun ?”

“Tentu, Dia tinggal disebuah apartement Apgyeojong lantai 3 nomor 89” ucap Eun Mi lancar. Jieun kembali mencatatnya dan-

“Terimakasih Eun mi-ssi, ini akan sangat membantu”

“Ne, Cheonmaneyo”

“Tapi bolehkah aku menghubungimu jika dibutuhkan ?”

“Tentu, apapun akan kulakukan jika itu membantu” Jieun tersenyum kecil sebelum Eun Mi permisi dan beranjak pergi meninggalkan restoran dimana mereka bertemu.

<<>>

 Jieun mencari tahu semua tentang namja bernama Jo Jun Chun itu. dari sumber yang meyakinkan Jieun mendapat semua informasi yang ia butuhkan.

Jun chun adalah seorang manager hotel di Arzk Hotel. Namja itu tinggi, berbadan tegap, dan memiliki pandangan tegas. Anak ketiga dari empat bersaudara, adiknya perempuan dan dua kakaknya laki-laki. Dikenal sebagai seorang yang dingin namun selalu menuntaskan pekerjaannya dengan baik.

“Cepatlah saya orang sibuk” Jieun memandang datar namja bernama Jun chun itu.

“Baiklah, sekarang kita mulai. Jadi sudah berapa lama kalian berhubungan ?” tanya Jieun.

“Sekitar tiga bulan”

“Dan kenapa anda menyelingkuhinya ?” namja itu mengedikan bahunya. Tidak ada raut bersalah, seolah menyelingkuhi seorang wanita adalah sesuatu hal yang lumrah.

“Aku hanya bosan dengannya”

“Dimana anda mengenalnya ?"

“Eun Sik adalah model ambassador yang kami kontrak untuk mempromosikan Arzk Hotel dan well, kami saling tertarik lalu menjalin hubungan yang cukup dekat”

“Oke, dimana anda saat hari kematian Eun Sik ?”

“Hari itu saya berada di sebuah foodcourt disalah satu pusat perbelajaan bersama Sun Mi”

“Sun mi ?”

“Dialah wanita yang mengalihkan saya dari Eun Sik”

“Ah jadi dia selingkuhan anda” gumam Jieun yang mendapat tatapan tidak enak dari Jun chun.

“Eun sik itu wanita yang merepotkan, dia selalu mengunjungiku dan berteriak kenapa aku menduakannya, cukup mengganggu. Aku tidak betah berlama-lama dengannya apalagi dengan semua hal membosankan yang ia lakukan”

“Hal apa itu ?”

“Dia selalu menceritakan kepadaku bahwa ia memiliki orang tua yang amat menyayanginya, membanggakannya, mendukungnya sepanjang waktu, bukankah itu hal yang membosankan ?” Jieun tidak menyetujui ataupun menolak. Ia terdiam lalu-

“Tapi bolehkan saya meminta alamat Sun Mi ?”

“Tidak, dia tidak mengenal Eun Sik dan untuk apa kau menyelidiki seseorang yang tidak mempunyai hubungan dengan Eun sik ?” Jieun mengernyit sejenak. Lalu kenapa kau sekhawatir ini ? Pikir Jieun.

“Oke baiklah jika anda tidak mau memberikan alamatnya”

“Kapan ini akan selesai ?”

“Sekarang pun sudah selesai, anda boleh pergi” Dengan wajah cool nya Jun Chun beranjak dari kursi dan meninggalkan Jieun yang masih duduk tenang direstoran Arzk Hotel. Jieun menyenderkan punggungnya, mengetukan jari-jarinya bergantian pada meja seraya masih memandang Jun Chun sampai namja itu tidak terlihat lagi.

<<>> 

“Anda teman baik Eun Sik ?” yeoja dengan syal dilehernya itu mengangguk pelan. Matanya sembab dengan wajah layu. Terlihat gurat kesedihan disana, menunjukan betapa ia sangat kehilangan teman baiknya itu.

“Selain teman, aku adalah managernya, dia sangat baik padaku, tidak memperlakukanku sebagai budak yang bisa ia suruh-suruh sesuka hati. Dia orang yang dingin namun jika kau sudah mengenalnya ia orang yang hangat dan menyenangkan”

“Dimana anda saat hari kematian Eun Sik ?” pertanyaan yang sama yang selalu Jieun tanyakan pada semua orang yang ia wawancarai.

“Aku dirumah, hari itu karena tidak ada jadwal jadi kami tidak bertemu”

“Apakah Eun sik sering membicarakan Jun chun padamu ?” yeoja bermana Bong Ha itu mengangguk.

“Eun sik sangat menyukai namja itu, Jun chun benar-benar tipe pria idaman Eun sik. Ia mapan, tampan, dan berkharisma. Eun sik bilang namja itu bahkan memperlakukan Eun Sik layaknya putri. Memberikannya barang-barang mewah tapi suatu hari kudengar namja itu menyelingkuhi Eun sik dan membuat Eun sik sering mabuk-mabukan karena hal itu”

“Apakah Eun sik sering meminum dua pil obat tidur sekaligus setiap harinya ?”

“Tidak, dia hanya minum satu pil. Dia tidak akan meminum dua pil jika bukan karena sesuatu yang membuatnya ingin cepat tidur”

“Bisa berikan satu contoh kenapa ia ingin cepat tidur ?”

“Selain karena imsomnianya, Eun sik memilih tidur cepat jika sedang frustasi. Dia bilang, itu akan membuatnya lebih baik dari pada menangis dan memikirkan masalahnya”

<<>> 

Kesimpulan akhir dari semua wawancara yang Jieun lakukan adalah mungkin Eun sik memang bunuh diri karena Jun chun menduakannya atau-

“Tidak, ini tidak sesederhana itu" Jieun menggeleng, otaknya tetap kukuh bahwa Eun sik dibunuh tapi bagaimana caranya yeoja itu terbunuh hanya dengan dua pil obat tidur ? itu sulit dipercaya meskipun jenis obat tidur itu keras. Bahkan sudah ada kesaksian bahwa tidak setiap hari Eun sik meminum 2 pil obat tidur. Itu membantah pihak forensik yang mengatakan bahwa bisa saja Eun sik mati jika ia meminum 2 pil setiap hari.

Jieun memandang kertas kusam yang ia terima dari pihak forensik saat menggeledah pakaian yang Eun Sik gunakan saat ia mati.

“Sebuah struk ?” Ya, Kertas itu adalah sebuah struk pembelian minuman bernama bubble tea. Yang menerangkan Eun Sik membelinya disebuah foodcourt. Bertanggal dihari kematian Eun sik. Jieun menduga mungkin Eun sik kesana setelah bertemu dengan kakaknya dan mungkin Eun sik menuju Foodcourt yang sama dengan yang dikunjungi Jun Chun.

"Foodcourt ?"

“Mungkinkah Eun sik melihat Jun chun yang sedang bersama Sun Mi saat mereka disebuah foodcourt dan pulang dengan hati kecewa, yang membuatnya putus asa dan overdosis obat tidur ?”

“Aiishh bukan bukan, bukan ini yang kuharapkan” Jieun kembali terdiam, memandang dengan pandangan kosong pada dinding dihadapannya. Ia sedang memikirkan sesuatu. Memikirkan apakah ada petunjuk yang Jieun lewatkan saat mewawancarai beberapa orang yang dekat dengan Eun sik.

“Mereka baru berhungungan tiga bulan , lalu bagaimana bisa ...”  Jieun menggantung kalimatnya. Memilih meraih ponselnya dan menelpon seseorang. Seseorang yang sebenarnya tidak ingin Jieun hubungi.

“Hallo Jong in”

Hallo, tumben kau menghubungiku ? ada apa ?”

“Bisakah kau mengawasi yeoja bernama Song sun mi ?”

“Dia selingkuhan Jun chun kan ?”

“Benar. Laporkan padaku apapun yang kau lihat dan temukan”

Well akhirnya kau membutuhkanku”

“Ini bukan kasus yang mudah jadi terpaksa aku membutuhkanmu”

“Cih ..”

Satu jam berlalu, Jieun sudah menemukan titik terang namun belum mempunyai bukti yang akurat. Semua informasi tentang Eun Sik ia cari tahu lebih jauh, bahkan sampai mewawancarai tetangga rumah orang tua Eun sik tinggal. Mencari tahu lebih banyak tentang Jun Chun,  dan .. Sun Mi. Mempelajari kebiasaan Eun sik dan tipe orang seperti apa Eun sik itu.

“Hallo Jieun”

“Ya ? kau menemukan sesuatu yang mencurigakan ?”

“Sun mi bertemu dengan Eun mi”

“Eun mi ? kakak Eun sik ?”

“Benar disebuah restoran, tampak Eun mi memberikan amplop besar yang entah apa isinya”

Jieun tersenyum, dugaannya benar.

“Bagus, sekarang aku tahu pelakunya”

“Jinjja ?” Klik, tanpa menjawab pertanyaan Jong In, Jieun menutup sambungan teleponnya itu.

Pelakunya adalah Kim Eun Mi, kakak dari Kim Eun sik. Apa motifnya ? dan kenapa Jieun bisa mencurigai Eun mi ? Ini praduga sementara yang bisa Jieun simpulkan.

Pertama, jika memang Jun chun baru berhubungan tiga bulan dengan Eun sik, itu artinya mereka belum terlalu serius dan yang pasti anggota keluarga Eun sik belum mengetahui bagaimana detail kehidupan Jun Chun, mungkin Eun sik pernah membicarakannya pada Eun mi tentang Jun chun tapi tidak sampai dengan membicarakan alamat lengkap tempat tinggal Jun Chun. Eun mi sangat hafal dan lancar saat Jieun menanyakan alamat Jun chun yang membuat Jieun berspekulasi bahwa Eun mi sudah menyelidiki banyak tentang namjachingu adiknya itu. menyelidiki bagaimana seorang Jun chun itu.

Kedua, Jong in mengatakan bahwa Sun mi bertemu dengan Eun mi dan Eun mi memberikan sebuah amplop yang Jieun duga sebagai uang karena telah berhasil menggoda Jun chun sehingga bisa berpaling dari adiknya yang membuat Eun sik terpukul dan membuatnya frustasi sehingga orang tidak akan curiga jika Eun Mi membunuh adiknya, orang pasti akan mengira Eun sik bunuh diri karena patah hati pada Jun chun yang berpaling darinya. Eun mi cukup pintar karena setelah ia menyelidiki seorang Jun chun ia bisa tahu tipe ideal yang namja itu sukai dan Sun mi adalah wanita yang cocok yang bisa Eun mi temukan untuk menggoda Jun chun.

Ketiga, alasan Eun mi membunuh adiknya adalah karena Eun mi adalah anak pungut yang selalu dibeda-bedakan dikeluarganya. Ia iri dengan Eun sik yang selalu dipuji oleh orang tuanya. Hidup dalam keluarga yang seperti itu membuat Eun mi muak dan sangat membenci Eun sik. Yang paling ia ingat adalah saat mereka masih sekolah, Eun sik mendapat peringkat lima dan orang tuanya memberikan sebuah ponsel keluaran terbaru sedangkan Eun mi yang mendapat peringkat satu hanya mendapat ucapan selamat yang terlihat tidak tulus dari kedua orang tua angkatnya. Semua keterangan itu Jieun dapat saat mewawancarai tetangga orang tua Eun sik, para tetangga mendengarnya dari mulut pembantu yang bekerja dirumah orang tua Eun sik. Sudah menjadi gunjingan disana bahwa orang tua Eun sik tidak berlaku adil pada kedua anak gadisnya.

“Tapi bagaimana caranya Eun mi membunuh Eun sik ?” sekarang hanya itu yang berputar dibenak Jieun.

“Aku harus menemukan sesuatu”

“Semangat Jieun !”

<<>> 

Jieun kembali meminta untuk bertemu dengan Eun Mi.

“Ada yang perlu kau tanyakan lagi detektif swan ?”

“Bisakah kau jelaskan Eun sik itu orang yang seperti apa ?”

“Eun sik seorang yang periang, dia itu polos dan kadang terlalu baik hati. Entahlah, aku sempat kaget ia memilih model sebagai profesinya sama sekali tidak mencerminkan anak yang terlihat baik-baik seperti dia

“Bagaimana ia dilingkungan keluarganya ?” Eun Mi menghela nafas sebelum melanjutkan penjelasannya. Terlihat ia malas untuk menceritakannya namun dibalut dengan akting yang lumayan.

“Dia menjadi kesayangan Appa dan Eomma, kami menjadi keluarga yang harmonis dan menyenangkan” ucapnya diakhiri senyuman palsu yang semakin membuat Jieun yakin.  

“Lalu bagaimana dengan anda ?”

“Aku ?”

“Ya”

“A aku kakak yang baik setidaknya itu yang kudengar dari Eun sik, dia selalu mengajaku bermain dan keluar bersama. Selalu menyempatkan waktu hanya untuk sekedar mengobrol dan makan”

“Baiklah mungkin hanya itu Eun mi-ssi” Eun mi tampak mengangguk, mengangkat cangkir kopinya dan menyesapnya pelan. Jieun terlihat mengorek-ngorek sesuatu dari dalam tasnya membuat Eun mi mengernyit.

“Ada apa detektif swan ?”

“Ah sepertinya aku meninggalkan kunci mobilku ditoilet, maaf Eun mi-ssi bisakah kau mengambilkannya ? kunci mobil dengan gantungan kunci sebuah miniatur apel merah” untuk memperlihatkan kesan baik, Eun Mi pun menyetujuinya.

“Oh tentu” Setelah dirasa Eun Mi pergi, Jieun meraih tas Eun mi yang tergeletak dimeja. Meneliti isinya, mencari sesuatu yang mungkin bisa memberi petunjuk tentang kematian Eun sik. Matanya bergerak cepat. Menemukan sesuatu dan langsung memasukannya pada kantung jasnya. Kembali menutup tas Eun mi dan meletakannya seperti semula. Semenit kemudian, Eun Mi datang dengan kunci yang Jieun maksud.

“Aaah terima kasih banyak, kau memang orang yang baik Eun mi-ssi” ucap Jieun dengan nada berlebihannya.

“Ah sama-sama. Kalau begitu saya permisi” ucap Eun mi seraya tersenyum tipis dibalas oleh Jieun yang masih duduk disana menghabiskan latte nya. Yeoja itu pergi sampai tak terlihat lagi, barulah saat itu Jieun merogoh saku jasnya.

Ia kembali mendapat sebuah struk pembelian, namun kali ini pembelian obat dengan nama yang tidak Jieun tahu disebuah apotek. Jieun mengulas senyum. Jieun beranjak dengan dua tangan pada saku jasnya. Ia akan mengunjungi apotek yang Eun mi kunjungi. Apa yang ia beli ? Mungkin bisa menjadi petunjuk selanjutnya.

<<>> 

Setelah semua data terkumpul. Jieun menelpon Jong in untuk menemuinya.

"Bagaimana ?" tanya Jong in.

"Menurut mu siapa pembunuhnya ?"

"Jo Jun chun"

"Yakin ?"

"Belum 100% sih, tapi kemungkinan sepertinya dia"

"Alasannya ?"

"Jun chun bosan selalu diganggu terus oleh Eun sik yang tidak menyerah ketika namja itu memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Ia merasa terganggu dan merencanakan pembunuhan ini semua dengan datang ke foodcourt yang sering mereka kunjungi dulu bersama Sun mi agar Eun sik melihatnya. Jun chun tahu Eun sik sering kesana untuk membeli bubble tea dan Jun Chun sengaja memanas-manasi Eun sik agar yeoja itu kesal dan meminum lebih dari satu pil obat tidurnya karena yang Jun chun tahu kombinasi bubble tea dan pil obat tidur Eun sik menimbulkan senyawa yang mematikan apalagi jika Eun Sik meminum obat tidur lebih dari dosis yang dianjurkan"

"Oke analisa yang bagus tapi Eun sik tidak meminum bubble tea yang dibelinya dan meskipun jika semua itu terjadi, itu terhitung sebuah bunuh diri bukannya pembunuhan"

"Mwo? Bagaimana kau tahu Eun Sik tidak meminum bubble teanya ? Itu memang bukan pembunuhan tapi lebih kepada sebab yang dibuat lebih kuat agar Eun Sik bunuh diri. Aku rasa ini pemikiran yang sangat brilian"

"Dengarkan penjelasan ku dulu, Dilantai paling dasar ada yang mempunyai anak kecil dan karena kesal melihat Jun chun maka Eun sik tak nafsu lagi dan memberikan bubble tea itu pada anak dilantai dasar. Aku mengetahuinya saat menanyakan apakah ada yang aneh dengan Eun sik dihari kematiannya pada ibu sang anak dan yang kudapat malah suatu petunjuk baru"

"Lalu ?"

"Aku menemukan ini" Jieun menunjukan sebuah obat yang entah apa pada Jong in. Menjelaskan bahwa Eun mi membelinya diapotek yang Jieun selidiki berdasarkan struk yang Jieun ambil dari tas yeoja itu saat mereka bertemu. Dan yang mencengangkan adalah obat itu sangat mematikan, hebatnya obat itu tidak akan terdeteksi jika diminum sebelum obat tidur Eun Sik. Eun mi mengetahui kebiasaan Eun sik meminum obat tidur karena imsomnianya jadi ia mencampurkan obat itu saat mereka makan bersama, satu jam sebelum kematian Eun sik"

"Daebak. Tapi apakah kau mempunyai bukti kalau Eun mi yang mencampurkan obat ini dimakanan Eun sik ?"

"Ada cctv dicaffe itu yang bisa menunjukan kalau analisaku benar"

"Wuww bravo" riuh Jong in. Jieun tersenyum bangga. Oke, Eun mi cukup pintar bisa merencakan semua ini. Wajar jika seseorang dengan peringkat satu seperti Eun Mi merencakan ini semua.

"Tu tunggu dulu" Jongin menyela.

"Apa lagi ?"

"Apa Sun mi terlibat ?"

"Tidak, ia hanya dibayar oleh Eun mi untuk menggoda Jun chun, ia tidak tahu rencana tentang pembunuhan yang Eun mi buat" Jong in mengangguk-angguk tak jelas.

<<>> 

Jieun menyaksikan penangkapan Eun mi, kedua orang tuanya menangis tidak menyangka karena Eun mi tega membunuh adiknya sendiri. Adik yang tumbuh bersama dari kecil.
Eun mi memandang Jieun dengan tatapan tajam dan menusuk. Jieun tidak memalingkan muka, ia membalas tatapan Eun mi Seraya tersenyum tipis.
Eun mi dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Namun yeoja itu tidak menyesal sedikitpun. Hanya berdiam diri dibalik jeruji besi dan justru tersulut dendam pada orang yang membawanya sampai kesini.

"Sialan kau detective swan" desisnya penuh kebencian.

The end










Comments