Lee Suhyun (Akmu) |
Lee Jieun (IU)
Drama, Family, Sad
Drabble.
Aku tahu, aku tahu semuanya saat aku dewasa. Aku tahu alasan
sikap mereka selalu berbeda padaku. Sekarang aku tahu, hanya bisa terdiam dan
tersenyum miris. Kenapa ? ini terlalu menyakitkan. Menyakitkan karena kakak ku
bersikap baik yang justru berbanding terbalik dengan kedua orang tuaku, oh yang
benar adalah kedua orang tua angkatku. Ya, aku baru tahu jika aku bukan anak
kandung mereka saat kelas satu High School. Kalian tahu bagaimana perasaanku ?
Entahlah, aku bahkan tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata.
Aku bagai angin yang tak tahu arah. Semua yang kulakukan
seakan sia-sia. Seperti serpihan bunga dandelion yang terbang terhempas dan
terlempar oleh takdir.
“Tidak Suhyun itu bukan milikmu, itu untuk eonni mu Jieun”
“Lihatlah kakakmu, contoh dia, kau bahkan hanya bisa main
dan tidur sepanjang waktu”
Selalu ada pertanyaan dibenak ku kala itu. Kenapa aku selalu
dilarang, kenapa aku selalu salah dimata orang tuaku, kenapa mereka lebih
menyayangi kakak ku yang sempurna itu .. Kenapa kenapa dan kenapa.
“Kau mau ? pakailah, eonni bisa membelinya sendiri dengan
uang yang eonni dapat dari menyanyi”
“Jangan marah, ibu hanya ingin kau menjadi lebih baik”
“Ayah menyayangimu, mungkin ia seperti itu karena lelah
bekerja”
Tahukah kau Jieun eonni ? Kau semakin membuatku tersakiti
dengan semua kebaikanmu, akan menjadi lebih mudah jika kau sama dengan mereka,
sama menganggapku tak pernah ada dan tersingkirkan.
Hanya mampu berjalan dalam dinginnya malam, menggendong tas
sekolah yang terisi penuh bukan dengan buku namun penuh dengan baju. Aku sudah
tidak tahan. Kaki ini melangkah namun
hati yang menuntunnya. Hati ini sudah terlalu lama menginginkan kebebasan yang
tak pernah kudapat dalam kata sebuah ‘keluarga’. Anggaplah aku anak durhaka
atau apapun, aku tidak perduli. Aku ingin melangkah kemana hati ini melangkah.
Maafkan aku Jieun
eonni, aku tidak bisa, kau memang selalu ada tapi orang tua kita begitu
membuatku frustasi. Aku ingin hidup, aku pasti bisa hidup seorang diri, aku tak
masalah jika hanya makan nasi dan garam. Aku tidak mau hidupku hanya penuh
tekanan seumur hidup. Aku akan mengabarimu sesekali. Terima kasih dan maafkan
sikap adik angkatmu ini. Ini hidupku dan ini pilihanku. Lee Suhyun.
Gadis manis yang selalu menjadi bintang dikeluarganya itu
hanya menangis membaca sepucuk surat yang tergeletak dinakas kamarnya.
“Semoga kau tidak memilih jalan yang salah Suhyun-a”
memandang nanar ranjang disebelahnya. Kosong, tak lagi terisi, tak lagi
menampakan senyum saat mereka bersama.
“Maafkan eonni”
The end
Comments
Post a Comment