Back In Time



Drabble

Lee Jieun / IU | Kim Myungsoo

Sad, Angst



Penyesalan akan selalu ada. Penyesalan yang sama yang juga tengah dirasakan oleh seorang yeoja bernama Lee Jieun. Penyesalan yang menggerayanginya saat ia kembali ke Korea. Pulang setelah bertahun-tahun dinegeri orang. Mengais ilmu yang lebih banyak disana.


"Haruskah aku menemuinya lagi" bergumam pada diri sendiri. Ia adalah peran antagonis dalam cerita cintanya. Meninggalkan namja dengan alasan sebuah beasiswa diluar negeri. Jieun tahu, ia tahu tidak akan pernah bisa melupakan namja itu. Ia pun bingung harus bersikap seperti apa saat bertemu dengan namja itu lagi. Jieun rasa, ia tak cukup mempunyai keberanian untuk menampakan wajahnya didepan lelaki itu. Jieun berfikir jauh, selama ia tak ada. Mungkin saja namja itu sudah mempunyai wanita lain, wanita yang tak seperti dirinya, yang tidak akan pernah meninggalkannya seperti Jieun. Atau mungkin namja itu sudah menikah dan mempunyai anak sekarang. Hidup bahagia selamanya. Jika benar, betapa kasihannya seorang Lee Jieun yang masih berharap kembali padanya.


Berkunjung pada tempat kenangan mereka dulu. Ia Hanya ingin bernostalgia. Duduk dengan secangkir kopi hangat dibawah pohon berbunga kuning itu. Entah apa nama pohonnya pun Jieun tak tahu. Bukan sakura, namun mirip dengan warna berbeda. Jieun tak ingin terlalu mempermasalahkan hal itu.


Kopi ditangannya masih mengepul. Terlihat jelas, pertanda udara memang sedang dingin. Namun tak menghalangi Jieun untuk berlama-lama disana.


Menatap dengan senyuman samar saat bayangan-bayangan itu mulai datang. Bayangan saat Myungsoo menciumnya pertama kali disana. Bayangan saat mereka bercanda dengan jahil menempelkan ice cream dihidung masing-masing. Bayangan saat Myungsoo membenarkan tali sepatu Jieun yang terlepas. Bukankah semua itu terdengar manis ? Namun bayangan itu datang, bayangan akhir dari semua cerita manis Jieun, bayangan sendu saat mereka harus berpisah. Jieun hanya bisa menghela nafas.


Mata itu bertemu saat Jieun mulai beranjak dari kursi kayu yang didudukinya. Saling diam dengan pandangan sejuta arti. Ia harus apa ?


Memilih kembali duduk dan kini ditemani sang namja yang beberapa detik lalu muncul dibayangannya.


"Apa kabar Ji ?" dan suara yang sangat Jieun rindukan itu akhirnya bersuara.


"Aku .. Baik" berucap dengan nada lirih dan ragu. Tersenyum canggung tersungging.

Mungkin lanjut Jieun dalam hati. Myungsoo, namja Tampan itu tersenyum simpul menanggapinya. Sedikit mendongak memandang betapa cerah hari ini. Menghembuskan nafasnya pelan.


"Aku juga masih sering mengunjungi tempat ini" ucapnya dengan nada terdengar biasa namun sulit diartikan.


"Aku kembali dan tempat ini lah yang terfikir olehku pertama kali" balas Jieun.


Kembali hening, suara - suara hewan kecil lebih mendominasi.


"Myungsoo-ya.. Aku .." Jieun menggantung ucapannya, menarik nafas dan memandang sejenak kearah namja itu.


"Aku sudah menikah Ji, namanya Jiyeon. Dia wanita yang baik dan ramah" lanjut Myungsoo yang seketika membuat Jieun tersenyum miris. Tertunduk mengasihani dirinya sendiri. Ia mendapat masa depan yang cerah namun ia sudah tak bisa mendapatkan seorang Kim Myungsoo.


"Selamat" lirih syarat akan pilu, hanya itu yang bisa Jieun ucapkan untuk menanggapi jawaban Myungsoo. Memilih memandang pada daun yang tergelatak ditanah. Menguning dan kering. Seolah menggambarkan hati Jieun saat ini.


Semuanya sudah terlambat


Dan Myungsoo mengangguk kecil dengan senyum simpulnya. Ia sudah menikah tapi masih belum bisa menghilangkan kenangan ditempat kini ia duduk. Hanya bisa menghembuskan nafas dan kembali diam, memilih bergelut dengan pikiran masing-masing.


The end






Comments

Post a Comment